Anda di halaman 1dari 53

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya
praktikan dapat menyusun laporan lengkap ini. Dengan menyusun laporan ini praktikan buat
berdasarkan dari hasil praktikum yang di lakukan di laboratorium mesin fakultas teknik
universitas pancasila.

Praktikum yang diadakan di laboratorium ini, bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja
yang terampil dan terlatih serta siap pakai di dunia kerja.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada para assisten yang telah
membimbing di dalam pelaksanaan praktikum aliran fluida dalam pipa, dan juga kepada para
rekan-rekan yang telah membantu di dalam penyusunan laporan lengkap ini. Dengan besar
harapan semoga laporan ini dapat diterima, juga praktikan berharap agar laporan ini bermanfaat
bagi pembaca dan bagi saya khususnya.

Jakarta, 17 Oktober 2015

Siva Nur Fitria

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

[1] Aliran fluida (cairan atau gas) di dalam sebuah saluran tertutup atau pipa
sangat penting di dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa komponen dasar yang berkaitan
dari suatu sistem perpipaan adalah meliputi pipa-pipa itu sendiri, sambungan pipa (fitting)
yang digunakan untuk menyambung masing-masing pipa guna membentuk sistem yang
diinginkan, peralatan pengatur laju aliran (katup-katup) dan pompa-pompa atau turbin-
turbin yang menambah energi atau mengambil energi dari fluida.

Pada aliran fluida di dalam pipa, lapisan fluida pada dinding mempunyai kecepatan nol.
Lapisan fluida pada jarak yang semakin jauh dari dinding pipa mempunyai kecepatan
yang semakin besar, dengan kecepatan maksimum terbesar terjadi pada pusat pipa.

Pada kenyataannya, distribusi kecepatan aliran fluida dalam pipa bergantung pada jenis
aliran dalam pipa. Jenis aliran juga memegang peranan penting dalam penentuan gaya
friksi yang bekerja pada fluida. Aliran fluida di dalam sebuah pipa mungkin merupakan
aliran laminar atau turbulen.

2 Maksud dan Tujuan

1 Menentukan hubungan pressure drop dengan kecepatan aliran menggunakan suatu


orifice.
2 Mengamati efek perubahan diamater orifice terhadap diameter pipa dengan melihat
penurunan tinggi tekanan pada tiap orifice yang digunakan.
3 Menentukan karakteristik Orificemeter.
4 Menentukan karakteristik Venturimeter.
5 Menentukan aliran pada T 20 pipa 1 inchi.

1
BAB II

TEORI DASAR

2.1 Teori Dasar

Percobaan- percobaan aliran fluida dalam pipa ini mempergunakan FLUID


CIRCUIT SYSTEM EXPERIMENT yang skemanya dapat dilihat pad gambar 1.

Pada dasarnya alat ini terdri dari empat bah piipa yang pada gambar diberi nomer
1 sampai 4, pompa dengan motor (5) tangki penampung air (6), sejumlah katup dan
fiting , alat pengukur aliran (7,8 dan 9), katup-katup pengukur tekanan (22 s/d 43) .

Ukuran pipa adalah

Ukuran nominal Diameter luar Diameter dalam


1 in 1,125 in 1,025 in
in 0.875 in 0,785 in
in 0,625 in 0,545 in
3/8 in 0,430 in 0,430 in
Table 2.1 Ukuran Pipa

Katup-katup 10 sampai 19, fiting tertentu (20,21) dan tangka dapat dihubungkan
satu sama lain oleh pipa-pipa tersebut dengan mengatur katup sedemikian rupa sehingga
jalur aliran dapat berlangsung sepeerti yang dikehendaki, dengan cara ini, dapat disusun
sampai 22 sirkuit baik sirkuit terbuka maupun sirkuit tertutup.

Pengukuran tekanan dilakukan dengan dua pasang manometer (43-43)yang


terpasang dalam satu kerangka. Katup-katup pengukuran ditempatkan pada ujun masing-
masing pipa yaitu katup (22-30), (23-31), (24-32), dan (25-33), sedangkan kalau
diperlukan tersedia katup pengukuran di tengah pipa yaitu katup 26 sampai 29.

Katup 16, T20 dan elbow 21 tersedia pula katup-katup pengukuran untuk
mengukur penurunan tekanan pada fiting-fiting, demikian pula untuk orificemeter dan
venturimeter. Katup 44,45 dan 32 dipakai untuk mengatur sirkuit yang dikehendaki
tertutup dan terbuka. Tangka 47 dibuat transparant untuk mengamati sifat aliran di
dalamnya laminar atau turbulen.

2.2 Pengertian Fluida

[3,4] Fluida adalah zat yang berubah bentuk secara terus-menerus bila terkena tegangan
geser.Gaya geser adalah komponen gaya yang menyinggung permukaan. Tegangan geser
pada suatu titik adalah nilai batas perbandingan gaya geser terhadap luas dengan
berkurangnya luas hingga menjadi titik tersebut. Suatu zat cair ditempatkan di antara dua
buah plat sejajar, dengan jarak antara yang kecil dan besar sedemikian luasnya sehingga
keadaan pada tepi-tepi plat dapat diabaikan. Plat bawah terpasang tetap dan suatu gaya F
ditetapkan pada plat atas, yang mengerahkan tegangan geser F/A pada zat apapun yang
terdapat di antara plat-plat. A ialah luas plat atas satuannya (m2). Bila gaya F menyebabkan
plat bergerak dengan suatu kecepatan (bukan nol) satuannya (N), betapapun kecilnya F, maka
kita dapat menyimpulkan bahwa zat di antara kedua plat tersebut adalah fluida. Termasuk
fluida adalah air, gas dan zat padat. Aliran (flow) fluida ada tiga macam yaitu :
1. Kecepatan fluida mengalir (m/s),

2. Debit (banyaknya volume) fluida mengalir per satuan waktu (l/dtk),

3. Jumlah (volume) fluida yang mengalir untuk selang waktu tertentu (liter, galon).
Jenis alat ukur aliran (flow) sebenarnya sangat banyak, pada dasarnya dapat dibagi
menjadi tiga bagian besar yaitu :
1. Head Flow Meter,

2. Area Flow Meter,

3. Positive Displacement Meter.

2.3 Bilangan Reynolds


[5] Osborne Reynolds FRS (23 Agustus 1842 - 21 Februari 1912) adalah seorang
inovator Anglo-Irlandia yang menonjol dalam memahami dinamika fluida. Secara
terpisah, penelitian tentang perpindahan panas antara padatan dan cairan membawa
perbaikan dalam boiler dan desain kondensor.

Reynolds paling terkenal mempelajari kondisi di mana aliran fluida dalam pipa
beralih dari aliran laminar ke aliran turbulen. Dari percobaan ini datang berdimensi
bilangan Reynolds untuk kesamaan dinamis - rasio gaya inersia kepada pasukan kental.
Reynolds juga mengusulkan apa yang sekarang dikenal sebagai Reynolds - rata-rata arus
bergolak, di mana jumlah seperti kecepatan dinyatakan sebagai jumlah komponen mean
dan berfluktuasi. Rata-rata tersebut memungkinkan untuk deskripsi 'massal' dari aliran
turbulen, misalnya dengan menggunakan Reynolds rata-rata- persamaan Navier - Stokes.
Publikasi dalam dinamika fluida dimulai pada awal 1870-an . Model teoritis
terakhirnya diterbitkan pada pertengahan 1890-an masih merupakan kerangka matematis
standar yang digunakan saat ini.
Kontribusi Reynolds untuk mekanika fluida tidak hilang pada desainer kapal.
Kemampuan untuk membuat model skala kecil kapal, dan ekstrak data prediksi yang
berguna sehubungan dengan kapal ukuran penuh, tergantung langsung pada pencoba
menerapkan prinsip-prinsip turbulensi Reynolds untuk perhitungan hambatan friksi,
bersama dengan aplikasi yang tepat dari teori William Froude tentang energi gelombang
gravitasi dan propagasi. Reynolds sendiri memiliki sejumlah makalah tentang desain
kapal diterbitkan dalam Transaksi Lembaga of Naval Architects.
Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vs)
terhadap gaya viskos (/L) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut
dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan
jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar dan turbulen. Namanya diambil dari Osborne
Reynolds (18421912) yang mengusulkannya pada tahun 1883.

5
Bilangan merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang paling penting
dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya dengan bilangan tak berdimensi
lain, untuk memberikan kriteria untuk menentukan dynamic similitude. Jika dua pola
aliran yang mirip secara geometris, mungkin pada fluida yang berbeda dan laju alir yang
berbeda pula, memiliki nilai bilangan tak berdimensi yang relevan, keduanya disebut
memiliki kemiripan dinamis.

Gambar 2.1 Eksperimen Osborne Reynolds

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:


v s L v s L Gayainersia
= = =
v Gaya viskos

dengan:
vs : Kecepatan fluida
L : Panjang karakteristik
: Viskositas absolut fluida dinamis
: Viskositas kinematik fluida ( = / )
: Kerapatan (densitas) fluida
6
Misalnya pada aliran dalam pipa, panjang karakteristik adalah diameter pipa, jika
penampang pipa bulat, atau diameter hidraulik, untuk penampang tak bulat.

2.4 Aliran Laminar

[8] Aliran laminar dalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikel-partikel
fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer, partikel-partikel
fluida seolah-olah bergerak sepanjang lintasan-lintasan yang halus dan lancar, dengan satu
lapisan meluncur secara mulus pada lapisan yang bersebelahan. Sifat kekentalan zat cair
berperan penting dalam pembentukan aliran laminer. Aliran laminer bersifat steady
maksudnya alirannya tetap. Tetap menunjukkan bahwa di seluruh aliran air, debit
alirannya tetap atau kecepatan aliran tidak berubah menurut waktu.
Aliran fluida pada pipa, diawali dengan aliran laminer kemudian pada fase berikutnya
aliran berubah menjadi aliran turbulen. Fase antara laminer menjadi turbulen disebut aliran
transisi. Aliran laminar mengikuti hukum Newton tentang viskositas yang menghubungkan
tegangan geser dengan laju perubahan bentuk sudut. Tetapi pada viskositas yang rendah
dan kecepatan yang tinggi aliran laminar tidak stabil dan berubah menjadi aliran turbulen.
Bisa diambil kesimpulan mengenai ciri- ciri aliran laminar yaitu: fluida bergerak mengikuti
garis lurus, kecepatan fluidanya rendah, viskositasnya tinggi dan lintasan gerak fluida
teratur antara satu dengan yang lain.

Gambar 2.2 Aliran Laminer

7
2.5 Aliran Turbulen
Kecepatan aliran yang relatif besar akan menghasilakan aliran yang tidak laminar
melainkan komplek, lintasan gerak partikel saling tidak teratur antara satu dengan yang
lain. Sehingga di dapatkan ciri dari lairan turbulen yaitu tidak adanya keteraturan dalam
lintasan fluidanya, aliran banyak bercampur, kecepatan fluida tinggi, panjang skala aliran
besar dan viskositasnya rendah. Karakteristik aliran turbulen ditunjukkan oleh
terbentuknya pusaran-pusaran dalam aliran, yang menghasilkan percampuran terus
menerus antara partikel-partikel cairan di seluruh penampang aliran. Untuk membedakan
aliran apakah turbulen atau laminar, terdapat suatu angka tidak bersatuan yang disebut
Angka Reynold (Reynolds Number). Angka ini dihitung dengan persamaan reaksi
tersebut.

Re = (4 v R) /

Dimana :
Re = Angka Reynold (tanpa satuan)
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
R = Jari-jari hydraulik (ft atau m)
= Viskositas kinematis, tersedia dalam tabel sifat-sifat cairan (ft2/s atau m2/s)
Menurut hasil percobaan oleh Reynold, apabila angka Reynold kurang dari pada
2000, aliran biasanya merupakan aliran laminer. Apabila angka Reynold lebih besar
daripada 4000, aliran biasanya adalah turbulen. Sedang antara 2000 dan 4000 aliran dapat
laminer atau turbulen tergantung pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi.

Gambar 2.3 Aliran Turbulen


8
2.6 Aliran Transisi
Aliran transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen.
Aliran berdasarkan bisa tidaknya di compres :
a) Compressible flow, dimana aliran ini merupakan aliran yang mampu
mampat.
b) Incompressible flow, aliran tidak mampu mampat.

Empat faktor penting dalam pengukuran aliran fluida dalam pipa adalah :
a) Kecepatan fluida.
b) Friksi/gesekan fluida dengan pipa.
c) Viskositas/kekentalan fluida.
d) Densitas/kerapatan fluida.

2.7 Aliran Mantap (Steady)


[9] Aliran air dikatakan steady (mantap) apabila kelajuan air pada setiap titik tertentu
setiap saat adalah konstan. Hal ini berarti pada titik tersebut kelajuannyaakan selalu
konstan. Hal ini barati pada aliran steady (mantap) kelajuan pada satu titik tertentu adalah
tetap setiap saat, meskipun kelajuan aliran secara keseluruhan itu berubah/berbeda.
Aliran steady ini akan banyak dijumpai pada aliran air yang memiliki kedalaman yang
cukup, atau pada aliran yang yang memiliki kecepatan yang kecil. Sebagai contoh aliran
steady ini adalah aliran laminer, yakni bahwa arus air memiliki arus yang sederhana
(streamline/arus tenang), kelajuan gerak yang kecil dengan dimensi vektor kecepatannya
berubah secara continue dari nol pada dinding dan maksimum pada sumbu pipa (dimensi
linearnya kecil) dan banyak terjadi pada air yang memiliki kekentalan rendah.
Aliran mantap terjadi jika di sembarang titik, kecepatan partikel-partikel fluida yang
bersifat sama pada jangka waktu yang berurutan. Jadi, kecepatannya tetap terhadap waktu
atau dv/dt = 0, tapi bisa berubah-ubah pada titik-titik yang berbeda-bedaatau terhadap
jarak. Contoh aliran yang meliputi keadaan-keadaan aliran mantap, misalnya jalur-jalur
pipa yang mnegalirkan cairan pada keadaan head tetap atau mulut sempit (orifice) yang
mengalir pada keadaan tetap, menggambarkan aliran mantap.

9
2.8 Aliran Tidak Mantap (Non Steady)
Aliran air dikatakan tidak mantap (non steady) apabila kecepatan pada setiap
tempat tertentu dan setiap saat tidak konstan. Hal ini berarti bahwa pada aliran ini
kecepatan v sebagai fungsi dari waktu.
Dalam aliran ini elemen penyusun air akan selalu berusaha menggabungkan diri
satu sama lain dengan elemen air di sekelilingnya meskipun aliran secara keseluruhan
berlangsung dengan lancar. Contoh aliran tidak steady ini adalah aliran turbulen, yakni
bahwa partikel dalam fluida mengalami perubahan kecepatan dari titik ke titik dan dari
waktu ke waktu berlangsung secara tidak teratur (acak). Oleh sebab itu aliran turbulen
biasanya terjadi pada kecepatan air yang tinggi dengan kekentalan yang relatif tinggi serta
memiliki dimensi linear yang tinggi, sehingga terdapat kecenderungan berolak selama
pengalirannya.
2.9 Head loss & Friction loss pada pipa horizontal
[6] Head loss biasanya dinyatakan dengan satuan panjang. Sehingga untuk persamaan
(2), Head Loss adalah harga p yang dinyatakan dengan satuan panjang mmHg atau
inchHg. Harga F sendiri bergantung pada tipe alirannya. Untuk aliran laminar, dimana N
Re < 2100, berlaku persamaan :

f L.V 2
F .
2 g c .D
... (2.1)
Untuk aliran turbulen dengan N Re > 4000, berlaku persamaan:

32. L.V 2
F .
gc D2
.. (2.2)

2.10 Head loss & Friction loss pada Elbow


Sambungan-sambungan didalam pipa, misalnya elbow, kran, valve, tee akan
mengganggu pola aliran fluida dan menyebabkan terjadinya rugi gesekan atau Friction
Loss. Friction Loss ini biasanya dinyatakan sebagai rugi gesekan yang setara dengan
panjang pipa lurus. Untuk 45o Elbow, dengan diameter pipa 1 in 3 in, misalnya, maka
10

setara dengan panjang pipa 15 x D, sedangkan untuk 90o Elbow, dengan diameter 3/8 in
2,5 in, misalnya maka setara dengan panjang pipa 30 x D.
Persamaan-persamaan yang digunakan didalam pipa horizontal, termasuk untuk
menentukan Head Loss juga berlaku untuk elbow dengan catatan elbow juga dalam posisi
horizontal didalam sistem perpipaan. Hasil pengujian head loss menunjukkan bahwa,
sudut sambungan belokkan berbanding lurus dengan head loss. Semakin besar sudut
sambungan belokan pipa, nilai head loss yang dihasilkan semakin besar. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan tinggi tekan pada sebelum dan setelah belokan pipa yang
semakin meningkat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kecepatan air berbanding
terbalik dengan sudut sambungan belokan pipa, semakin besar sudut sambungan belokan
pipa maka kecepatan air semakin kecil, dan sebaliknya semakin kecil sudut sambungan
belokan pipa kecepatan air semakin besar. Hal tersebut disebabkan karenan waktu yang
diperlukan lebih lama untuk sudut belokan yang semakin besar (Haruo
Tahara,Sularso.2000).

2.11 Friction Loss pada Enlargement dan Contraction


Untuk pipa dimana diameternya berubah kecil kebesar, pipa pertama dengan diameter
D1 dan pipa kedua dengan diameter D2, atau Enlargement, dan pipa masih didalam posisi
horizontal, tidak ada kerja pada sistem, maka Z =0, W = 0 dengan persamaan :

V 2 p
F
2 gc
. (2.3)
p v2
Jika sangat kecil,dan bisa diabaikan terhadap harga dari 2 gc , maka :

v2
=F .................................................... (2.4)
2 gc
11

2.12 Pressure Drop


Pressure menunjukkan penurunan tekanan dari titik 1 ke titik 2 dalam suatu sistem
aliran fluida. Penurunan tekanan,biasa dinyatakan juga dengan P saja. Jika manometer
yang digunakan adalah manometer air raksa,dan beda tinggi air raksa dalam manometer H
ft, maka :

p = H ( Hg) g/g .... (2.5)
Pressure drop adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penurunan
tekanan dari satu titik di dalam pipa atau aliran air. "Penurunan Tekanan" adalah hasil dari
gaya gesek pada fluida seperti yang mengalir melalui tabung. Gaya gesek disebabkan oleh
resistensi terhadap aliran. Faktor utama yang mempengaruhi resistensi terhadap aliran
fluida adalah kecepatan fluida melalui pipa dan viskositas fluida. Aliran cairan atau gas
selalu akan mengalir ke arah perlawanan sedikit (kurang tekanan). Pada aliran satu fase,
pressure drop dipengaruhi oleh Reynold number yang merupakan fungsi dari viskositas,
densitas fluida dan diameter pipa (Deslia Prima. 2011).

2.13 Gesekan dalam pipa

Gesekan pada pipa dapat menyebabkan hilangnya energi mekanik fluida. Gesekan
inilah yang menetukan aliran fluida dalam pipa, apakah laminar atau turbulen. Gesekan
juga dapat menimbulkan panas pada pipa sehingga merubah energi mekanik menjadi
energi panas (kalor).
Dalam aplikasi kesehariannya, ada banyak sekali bentuk dan model pipa, seperti
pipa bentuk elbow, mitter, tee, reducer, cross, dan lainnya. Bentuk serta model yang
beraneka ragam tersebut sangat membantu dalam desain layout sistem perpipaan
didunia industri. Pada saat operasi, bentuk dan model pipa yang bermacam-macam
tersebut akan memiliki karakteristik tegangan yang berbeda-beda sebagai akibat dari
pembebanan yang diterimanya. Akumulasi dari berat pipa itu sendiri dan tekanan fluida
yang mengalir didalamnya, akan menyebabkan tegangan pada pipa yang dikenal sebagai
beban static. Namun efek dari pembebanan seperti ini dapat diminimalisasi dengan
memilih jenis penyangga (support) yang sesuai, dan menggunakan penyangga tersebut
dalam jumlah cukup. Secara umum, beban dinamik dan beban termal pada pipa
merupakan dua hal yang
12

lebih penting, dan lebih sulit untuk ditangani. Pembebanan dinamik terjadi pada pipa yang
berhubungan langsung dengan peralatan bergetar seperti pompa atau kompresor. Beban
dinamik juga terjadi pada pipa yang mengalami beban termal, sehingga beberapa bagian
pipa berekspansi dan menimbulkan tegangan pada pipa. Oleh sebab itu, perlu digunakan
beberapa alat atau mekanisme yang didesain untuk memperkecil tegangan pada system
perpipaan tersebut, agar kelebihan beban yang bisa mengakibatkan kegagalan pada bagian
pipa, atau kerusakan pada alat yang terhubung dengannya dapat dihindari.
Salah satu komponen penyambungan dalam sistem perpipaan adalah pipe bend (pipa
lengkung) atau elbow. Pipe bend berfungsi untuk membelokkan arah aliran fluida didalam
pipa. Namun pipe bend lebih sulit untuk dianalisa karena permukaannya menjadi oval
dibawah pembebanan momen bending. Hal ini menyebabkan pipe bend memiliki
fleksibilitas yang lebih besar dibandingkan dengan pipa lurus yang sama ukuran dan jenis
materialnya. Lebihnya fleksibilitas ini menjadikan pipe bend berfungsi sebagai penyerap
ekspansi thermal. Dengan berbagai karakteristik tersebut, pipe bend menjadi komponen
yang sangat penting di dalam sistem perpipaan dan memerlukan berbagai macam
pertimbangan dalam proses perancangannya(Mc.Cabe.1985)

2.14 Prinsip Bernoulli

[10] Asas Bernoulli adalah tekanan fluida di tempat yang kecepatannya tinggi
lebih kecil daripada di tempat yang kecepatannya lebih rendah. Jadi semakin besar
kecepatan fluida dalam suatu pipa maka tekanannya makin kecil dan sebaliknya makin
kecil kecepatannya fluida dalam suatu pipa maka semakin besar tekanannya.

a) Hukum Bernoulli
Hukum Bernoulli untuk fluida yang mengalir pada suatu tempat maka jumlah
usaha, energi kinetik, energi potensial fluida persatuan volume fluida tersebut
mempunyai nilai yang tetap pada setiap titik. Jadi jumlah dari tekanan, energy
kinetic persatuan volume, dan energy potensial persatuan volume mempunyai nilai
yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.

13

Gambar 2.4 Hukum Bernoulli

Fluida mengalir pada pipa dari ujung 1 ke ujung 2 ,kecepatan pada ujung 1 = V1,
ujung 2 = V2. Ujung 1 berada pada ketinggian h1, ujung 2= h2 tekanan pada ujung
1 = P1 ujung 2 = P2.

persamaan Bernoulli :

P1 : tekanan pada ujung 1, satuannya Pa


P2 : tekanan pada ujung 2, satuannya Pa
v1 : kecepatan fluida pada ujung 1, satuannya m/s
v2 : kecepatan fluida pada ujung 2, satuannya m/s
h1 : tinggi ujung 1, satuannya m
h2 : tinggi ujung 2, satuannya m
14

b) Penerapan Asas Bernoulli

1. Karburator, adalah alat dalam mesin kendaraan yang berfungsi untuk


menghasilkan campuran bahan bakar dengan udara lalu campuran ini
dimasukkan ke dalam silinder mesin untuk pembakaran.

2. Venturimeter, adalah alat untuk mengukur kelajuan cairan dalam pipa.

3. Tabung pitot, adalah alat untuk mengukur kelajuan gas dalam pipa dari
tabung gas.

4. Alat penyemprot nyamuk / parfum.

2.15 Persamaan Kontinuitas


Persamaan kontinuitas mengatakan hubungan antara kecepatan fluida yang
masuk pada suatu pipa terhadap kecepatan fluida yang keluar(White.1988).
Hubungan tersebut dinyatakan dengan :
Q = A V (2.6)
Dimana :
A = Luas penampang (m2)
V = kecepatan (m/det)
Debit adalah besaran yang menyatakan volume fluida yang mengalir tiap satuan
waktu.
Q = V/ t. (2.7)
Dimana :
V = Volume (m3)
t = waktu (detik)
Jika disubtitusikan persamaan 6 dan 7 maka akan dihasilkan persamaan:
V
v= .. (2.8)
t.A

Dimana :
V = volume (m3)
t = waktu (detik)
A = Luas penampang (m2)
v = kecepatan (m/det)

15

Jika fluida bergerak dalam pipa yang mengalir dengan luas penampang yang
berbeda maka volume yang mengalir(Tipler.1998) :
V=A.v. t (2.9)
A1.v1.t1 = A2.v2.t2 ..... (2.10)
2.16 Venturimeter
[11] Sebuah venturimeter pada dasarnya adalah pipa pendek (Gambar 15.1.) Yang
terdiri dari dua bagian berbentuk kerucut dengan porsi pendek seragam penampang di
antara. Bagian singkat ini memiliki luas minimum dan dikenal sebagai tenggorokan. Dua
bagian kerucut memiliki diameter dasar yang sama, tetapi ada yang memiliki panjang
lebih pendek dengan sudut kerucut besar sementara yang lain memiliki panjang lebih
besar dengan sudut kerucut kecil.

Gambar 2.5 Venturimeter

Cara kerja venturimeter :

1. Venturimeter yang selalu digunakan dengan cara yang bagian hulu aliran berlangsung
melalui bagian kerucut pendek sedangkan bagian hilir aliran melalui satu panjang.
2. Hal ini memastikan sebuah bagian konvergen yang cepat dan bagian divergen
bertahap dalam arah aliran untuk menghindari kehilangan energi akibat pemisahan.
Dalam proses aliran melalui bagian konvergen, kenaikan kecepatan di arah aliran
sesuai dengan prinsip kesinambungan, sementara tekanan menurun sesuai dengan
teori Bernoulli.
3. Kecepatannya mencapai nilai maksimum dan tekanan mencapai nilai minimum di
tenggorokan. Selanjutnya, penurunan kecepatan dan peningkatan tekanan berlangsung
dalam proses aliran melalui bagian yang berbeda. Variasi khas ini dari kecepatan
fluida dan tekanan dengan memungkinkan untuk mengalir melalui suatu bagian
konvergen-divergen terbatas pertama kali ditunjukkan oleh ilmuwan Italia Giovanni
Battista Venturi pada 1797.
4. Gambar 2.6 menunjukkan bahwa venturimeter dimasukkan dalam pipa cenderung
pada bidang vertikal untuk mengukur laju aliran melalui pipa. Mari kita
mempertimbangkan stabil, ideal dan satu dimensi (sepanjang sumbu meter venturi)
aliran cairan. Dalam situasi ini, kecepatan dan tekanan di bagian apapun akan seragam

16

Gambar 2.6 Pengukuran Arus oleh Venturimeter

2.17 Orifice

Orifice adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran volum atau
massa fluida di dalam saluran yang tertutup (pipa) berdasarkan prinsip beda tekanan. Alat
ini berupa plat tipis dengan gagang yang diapit diantara flens pipa. Fungsi dari gagang
orifice adalah untuk memudahkan dalam proses pemasangan dan penggantian. Orifice
termasuk alat ukur laju aliran dengan metode rintangan aliran (Obstruction Device).
Karena geometrinya sederhana, biayanya rendah dan mudah dipasang atau diganti.
Gambar 2.7 Orifice

17

Macam-macam Orifice
Untuk melayani berbagai jenis aliran dan beraneka ragam fluida, maka terdapat beberapa
jenis orifice plate, yaitu:

1. Concentric Orifice
Concentric Orifice merupakan jenis orifice yang paling banyak digunakan. Profil
lubang orifice ini mempuyai takik (bevel) dengan kemiringan 45 pada tepi bagian
downstream. Hal ini akan mengurangi jarak tempuh dari aliran tersebut mengalami
perbedaan tekanan melintang. Setelah aliran melewati orifice akan terjadi penurunan
tekanan dan kemudian mencoba kembali ke tekanan semula tetapi terjadi sedikit
tekanan yang hilang permanen (permanent pressure loss) sehingga perbedaan tekanan
upstream dan downstream tidak terlalu besar. Perbandingan diameter orifice dan
diameter dalam pipa dilambangkan dengan . Orifice jenis ini memiliki ketentuan
untuk nilai yaitu antara 0.2-0.7 karena akurasinya akan berkurang untuk nilai diluar
batas tersebut.
Gambar 2.8 Standard Concentric Orifice

2. Counter Bore Orifice


Counter bore orifice pada prinsipnya sama dengan concentric orifice. Perbedaanya
terdapat pada profil lubangnya, orifice ini tidak mempuyai takik (bevel) tapi diameter
lubangya lebih besar pada bagian downstream daripada diameter lubang pada bagian
upstream.

18

Gambar 2.9 Counter Bored Orifice

3. Eccentric Orifice
Eccentric orifice mempunyai profil lubang yang sama dengan concentric orifice.
Akan tetapi, pada eccentric orifice lubang tidak terletak tepat di tengah. Diameter
takik (bevel) bagian bawah hampir lurus (98%) dengan diameter dalam dari pipa.
Gambar 2.10 Eccentric Orifice

4. Quadrant Bore Orifice


Quadrant bore orifice digunakan untuk mengukur aliran fluida dengan viscositas
tinggi dan direkomendasikan untuk bilangan Reynold di bawah 10000. Profil dari
lubang Quadrant bore orifice dapat dilihat pada gambar di bawah. Radius R
merupakan fungsi dari . Ketebalan orifice sebanding dengan kuadran radius R.

19

Gambar 2.11 Quadrant Bore Orifice

5. Segmental Orifice
Segmental orifice didesain untuk fluida dengan kandungan sedimen yang tinggi.
Profil dari lubang segmental orifice dapat dilihat pada gambar di bawah. Diameter
D bagian bawah hampir lurus (98%) dengan diameter dalam dari pipa. H
merupakan tinggi dari lingkaran lubang. Rasio merupakan diameter lubang D
dibagi dengan diameter dalam dari pipa. Segmental orifice merupakan jenis orifice
yang paling sulit dalam proses manufaktur,diperlukan proses finishing secara manual.

Gambar 2.12 Segmental Orifice


6. Restriction Orifice
Tujuan dari instalasi Restriction orifice adalah untuk menghasilkan presure drop
yang besar. Restriction orifice biasanya ditunjukkan dengan RO atau FO.
Restriction orifice dapat menghasilkan pressure drop sampai 50 % untuk fluida gas.
Profil lubang Restriction orifice berbeda dengan orifice yang lain (lihat gambar di
bawah). Profil lubangnya lurus sehingga tekanan yang hilang secara pemanen cukup

20

besar akibatnya perbedaan tekanan upstream dan tekanan downstream cukup


mencolok.

Orifice Plate yang paling sering digunakan untuk pengukuran kontinu cairan di dalam
pipa. Mereka juga digunakan dalam beberapa sistem sungai kecil untuk mengukur
aliran di lokasi di mana sungai melewati gorong-gorong atau saluran. Hanya sebagian
kecil sungai sesuai untuk penggunaan teknologi sejak piring harus tetap sepenuhnya
terendam yaitu pendekatan pipa harus penuh, dan sungai harus secara substansial
bebas dari puing-puing.
Dalam lingkungan alam pelat orifice besar digunakan untuk mengontrol aliran
bantuan selanjutnya dalam bendungan banjir. dalam struktur sebuah bendungan
rendah
ditempatkan di seberang sungai dan dalam operasi normal air mengalir melalui pelat
orifice leluasa sebagai lubang secara substansial lebih besar dari bagian aliran normal
cross. Namun, dalam banjir, naik laju alir dan banjir keluar pelat orifice yang dapat
kemudian hanya melewati aliran ditentukan oleh dimensi fisik lubang tersebut. Arus
ini kemudian diadakan kembali di belakang bendungan yang rendah dalam reservoir
sementara yang perlahan dibuang melalui mulut ketika banjir reda.
Orifice merupakan alat untuk mengukur laju aliran dengan prinsip beda tekanan
atau disebut juga Bernoullis principle yang mengatakan bahwa terdapat hubungan
antara tekanan fluida dan kecepatan fuida. Jika kecepatan meningkat, tekanan akan
menurun begitu pula sebaliknya.
Pada dasarnya orifice berupa plat tipis dengan lubang di bagian tertentu
(umumnya di tengah). Fluida yang mengalir melalui pipa ketika sampai pada orifice
akan dipaksa untuk melewati lubang pada orifice. Hal itu menyebabkan terjadinya
perubahan kecepatan dan tekanan. Titik dimana terjadi kecepatan maksimum dan
tekanan minimum disebut vena contracta. Setelah melewati vena contracta kecepatan
dan tekanan akan mengalami perubahan lagi. Dengan mengetahui perbedaan tekanan
pada pipa normal dan tekanan pada vena contracta, laju aliran volume dan laju aliran
massa dapat diperoleh dengan persamaan Bernoulli.

BAB III

JURNAL PRAKTIKUM

3.1 Maksud dan Tujuan


a) Menentukan karakteristik orificemeter
b) Menentukan karakteristik venturimeter
c) Menentukan gesekan dalam pipa
d) Menentukan aliran pada gate value pipa inchi
e) emahami macam-macam aliran fluida

3.2 Alat dan Bahan


a) Pipa
b) Pompa dengan motor
c) Tangka penampungan air
d) Katup dan fiting
e) Alat pengukur aliran
f) Katup-katup penukur tekanan

3.3 Percobaan 1
Menentukan karateristik pada oficemeter :
a) Pertama isi tangka dengan air sebnayak 50 sampai 55 liter air.
b) Buka katup 44,45 dan 50 katup yang lain di buka sehinga aliran air melintasi katup
49 dan 51, kemudian nyalakan pompa.
c) Sambungkan pipa karet dengan manometer ke katup 40.41 kemudian buka katup
d) Kemudian ttutup katup 45 dengan perlahan-lahan buka katup 45 mulai dari , ,
dan buka penuh untuk mengatur volume air yang akan keluar daripada pipa 46
yang akan menuju ke tangki air.
e) Tutup tangki 45.
f) Lakukan pengukuran dan amati debit/volume air di tangka penampung.
g) Ulangi pengambilan data sebanyak 4 kali.

21
22
3.4 Percobaan 2
Menentukan karakteristik venturimeter
a) Lakukan langkah yang sama dengan cara di atas.
b) Sambungan pipa karet di titik 38 dan 39.
c) Catatlah prasing percobaan 2
Percobaan In Out Debit Air
Pertama orificemeter 97 92 840 ml/10 detik
Kedua venturimeter 100 93 860 ml/10 detik
Ketiga pipa 1 125 95
Pipa 176 173
Pipa 178 174
Tabel 3.1 Data Percobaan

Ukuran nominal Diameter luar Diameter dalam


1 1,125 1,025
0,875 0,785
0,625 0,545
Orificemeter 0,625
Venturimeter 0,625
Tabel 3.2 Data Diameter Pipa

23
a. Venturimeter
3
ml 5 m
Qaktual =860 8,6 10
10 detik s

d=0,625 2,54=1,5875 cm0,015875 m

=100 cm

Out=93 cm

h=100 cm93 cm=7 cm 0,07 m

V = 2 gh
m
V = 2 9,81 0,07 0,971140453
s

0,015875


2

d2
A= =
4

Qideal =A .V

m3
Qideal =1,97932609 104 0,971140453=1,922203636 104
s

Qaktual
Cd=
Qideal

8,6 105
Cd= =0,4474031699
1,922203636 104

D . V . 0,015875 0,971140453 1000


= = =8564,919273(aliran turbulen)
1,8 10
3

b. Orificemeter

ml m3
Qaktual =840 8,4 105
10 detik s

d=0,625 2,54=1,5875 cm0,015875 m

=97 cm

Out=92 cm

h=97 cm92 cm=5 cm 0,05 m

V = 2 gh

m
V = 2 9,81 0,05 0,693671752
s
0,015875 2


2
d
A= =
4

Qideal =A .V

m3
Qideal =1,97932609 104 0,693671752=1,373002597 104
s

Qaktual
Cd=
Qideal

8,4 105
Cd= =0,617978232
1,373002597 104

D . V . 1,97932609 104 0,693671752 1000


= = =76,2779203(aliranlaminer)
1,8 103

24
c. Pipa 1
D=1,125 2,541,125=2,8575 cm 0,028575 m

D=1,025 2,541,025=2,6035 cm 0,026035 m

2
(0,028575)
A 1= =6,413016532104 m
4

(0,026035)2
A 2= =5,323595452 104 m
4

=125 cm

Out=95 cm

h=12595=30 cm 0,3 m

V = 2 9,81 0,3 = 4,162030514

Qideal =A .V
4 m3 3
Qideal =5,32359545210 4,162030514=2,215696672 10
s

A1 A 2
Qaktual = 2 g h
A A
2
1
2
2

3
6,413016532 104 . 5,323595452104 3 m
Qaktual = 4,162030514=3,97377619810
( 6,413016532104)2 (5,323595452 104 )2 s

D . V . 0,026035 4,162030514 1000


= = =60199,14691(aliran turbulen)
1,8 103

d. Pipa
D=0,875 2,540,875=2,2225 cm 0,022225m

D=0,785 2,540,785=1,9939 cm 0,019939 m

(0,022225)2
A 1= =3,877512406 104 m
4

(0,019939)2
A 2= =3,12087521 104 m
4

=176 cm

Out=173 cm

h=176173=3 cm 0,03 m

V = 2 9,81 0,03 = 0,416203051

Qideal =A .V

m3
Qideal =3,12087521104 0,416203051=1,298917784 104
s

A1 A 2
Qaktual = 2 g h
A A
2
1
2
2
25

3
3,877512406 104 3,12087521 104 4 m
Qaktual = 0,416203051=2,188729134 10
(3,877512406 104 )2(3,12087521 104)2 s

D . V . 0,019939 0,416203051 1000


= = =4610,373685(aliran turbulen)
1,8 103

e. Pipa
D=0,625 2,540,625=1,5875 cm 0,015875 m

D=0,545 2,540,545=1,3843 cm 0,013843 m

2
(0,015875)
A 1= =1,97932609 104 m
4

(0,013843)2
A 2= =1,50504789 104 m
4

=178 cm

Out=174 cm

h=178174=4 cm 0,04 m

V = 2 9,81 0,04 = 0,554937401

Qideal =A .V

m3
Qideal =1,50504789 104 0,554937401=8,352073645105
s

A1 A 2
Qaktual = 2 g h
A A
2
1
2
2
3
1,97932609 104 1,50504789 104 4 m
Qaktual = 0,554937401=1,286480683 10
(1,97932609 104 )2 (1,50504789 104)2 s

D . V . 0,013843 0,554937401 1000


= = =4267,776912(aliranturbulen)
1,8 10
3

3.5 Percobaan 3
a) Lakukanlah prosedur sesuai percobaan 1 dan katup 45 dalam keadaan tertutup dan
katup 52 terbuka.
b) Hidupkan motor untuk mengalirkan fluida.
c) Lalu tutup semua katup, kecuali katup yang mengalir melalui pipa 1.

d) Pasang sambungan selang pengatur tekanan fluida pada tiap keran in dan out pipa
1
e) Ukur tekanan yang tertera pada alat ukur dan kemudian catat hasil datanya.

26

3.6 Percobaan 4 (diameter pipa )


a) Lakukan prosedur sesuai percobaan 1, katup 45 dalam keadaan tertutup dan katup
52 terbuka.
b) Lepaskan pipa karet manometer dari titik 38-39 dan hubungkan dengan titik 32
dan 35.
c) Dengan mengatur bukaan gate value 16 (sesuai petunjuk asisten bukaan : 1 put, 2
put, 3 put dan bukaan penuh.
d) Ukur tekanan yang tertera pada alat ukur catat datanya.
3.7 Percobaan 5 (diameter pipa )
a) Lakukan percobaan sesuai dengan percobaan sebelum katup 45 ditutup dan katup
52 dibuka.
b) Tutup semua katup kecuali yang mengalir pada pipa dan katup 52.
c) Nyalakan motor untuk mengalirkan fluida.
d) Pasang selang pengukur tekanan pada fluida masing-masing keran in dan out.
e) Ukur tekanan yang tertera alat ukur dan catat hasilnya.
3.8 Kesimpulan

a. Venturimeter : Nilai Qaktual yang di dapatkan dari hasil praktikum adalah

m3
8,68 105 dengan diameter pipa 0,015875 m dengan kecepatan aliran
s

3
m 4 m
0,97114053 dan dan Q 1,922203636 10 dari hasil perhitungan Re
s ideal
s

= 8564,919273 maka aliran yang terjadi adalah turbulen karna lebih dari 4000.

b. Orificemeter : Nilai Qaktual yang di dapatkan dari hasil praktikum adalah

8,4 105 dengan diameter pipa 0,015875 m dengan kecepatan aliran

3
m m
0,693671752 dan dan Qideal 1,922203636 104 dari hasil perhitungan
s s

Re = 76,2779203 maka aliran yang terjadi adalah laminer karna kurang ari 2000.

c. Pipa 1 : Nilai Qaktual yang di dapatkan dari hasil praktikum adalah

3
3,973776198 10 dengan diameter pipa 0,026035 m dengan kecepatan aliran

m
4,162030514 dan dan Qideal 2,215696672 10
3
dari hasil perhitungan Re =
s

60199,14691 maka aliran yang terjadi adalah turbulen karna lebih dari 4000.

27
d. Pipa 3/4 : Nilai Qaktual yang di dapatkan dari hasil praktikum adalah

m3
2,188729134 104 dengan diameter pipa 0,022225 m dengan kecepatan
s

0,416203051
m m3
aliran dan dan Qideal 1,298917784 104 dari hasil
s s

perhitungan Re = 4610,373685 maka aliran yang terjadi adalah turbulen karna lebih
dari 4000.

e. Pipa 1/2: Nilai Qaktual yang di dapatkan dari hasil praktikum adalah

3
m
1,286480683 104 dengan diameter pipa 0,013843 m dengan kecepatan
s

3
m m
aliran 0,554937401 dan dan Qideal 8,352073645 105
dari hasil
s s

perhitungan Re = 4267,776912 maka aliran yang terjadi adalah turbulen karna lebih
dari 4000.
BAB IV

PEMBAHASAN SOAL

4.1 Pertanyaan
1. Apa perbedaan aliran laminar dan turbulen ?
2. Apa perbedaan pompa displacement dengan pompa sentrifugal ?
3. Sebutkan dan jelaskan sifat-sifat fluida ?

4. Apa yang dimaksud dengan hukum bernoulli, persamaan darcy dan diagram moody ?

4.2 Pembahasan

1. a. Aliran laminar dalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikel-partikel
fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer, partikel-partikel
fluida seolah-olah bergerak sepanjang lintasan-lintasan yang halus dan lancar, dengan
satu lapisan meluncur secara mulus pada lapisan yang bersebelahan. Sifat kekentalan
zat cair berperan penting dalam pembentukan aliran laminer. Aliran laminer bersifat
steady maksudnya alirannya tetap. Tetap menunjukkan bahwa di seluruh aliran air,
debit alirannya tetap atau kecepatan aliran tidak berubah menurut waktu.
Aliran fluida pada pipa, diawali dengan aliran laminer kemudian pada fase
berikutnya aliran berubah menjadi aliran turbulen. Fase antara laminer menjadi
turbulen disebut aliran transisi. Aliran laminar mengikuti hukum Newton tentang
viskositas yang menghubungkan tegangan geser dengan laju perubahan bentuk sudut.
Tetapi pada viskositas yang rendah dan kecepatan yang tinggi aliran laminar tidak
stabil dan berubah menjadi aliran turbulen. Bisa diambil kesimpulan mengenai ciri-
ciri aliran laminar yaitu: fluida bergerak mengikuti garis lurus, kecepatan fluidanya
rendah, viskositasnya tinggi dan lintasan gerak fluida teratur antara satu dengan yang
lain.

28
29

b. Kecepatan aliran yang relatif besar akan menghasilakan aliran yang tidak laminar
melainkan komplek, lintasan gerak partikel saling tidak teratur antara satu dengan
yang lain. Sehingga didapatkan Ciri dari lairan turbulen: tidak adanya keteraturan
dalam lintasan fluidanya, aliran banyak bercampur, kecepatan fluida tinggi, panjang
skala aliran besar dan viskositasnya rendah. Karakteristik aliran turbulen ditunjukkan
oleh terbentuknya pusaran-pusaran dalam aliran, yang menghasilkan percampuran
terus menerus antara partikel partikel cairan di seluruh penampang aliran. Untuk
membedakan aliran apakah turbulen atau laminer, terdapat suatu angka tidak
bersatuan yang disebut Angka Reynold (Reynolds Number). Angka ini dihitung
dengan persamaan reaksi tersebut. [8,9]

2. A. Positive Displacement Pump

Disebut juga dengan pompa aksi positif. Energi mekanik dari putaran poros
pompa dirubah menjadi energi tekanan untuk memompakan fluida. Pada pompa
jenis ini dihasilkan head yang tinggi tetapi kapasitas yang dihasilkan rendah. Yang
termasuk jenis pompa ini adalah :

a. Pompa rotari

Sebagai ganti pelewatan cairan pompa sentrifugal, pompa rotari akan


merangkap cairan, mendorongnya melalui rumah pompa yang tertutup.
Hampir sama dengan piston pompa torak akan tetapi tidak seperti pompa torak
(piston), pompa rotari mengeluarkan cairan dengan aliran yang lancar
(smooth).
Macam-macam pompa rotari :

1. Pompa roda gigi luar

Pompa ini merupakan jenis pompa rotari yang paling sederhana. Apabila
gerigi roda gigi berpisah pada sisi hisap, cairan akan mengisi ruangan yang
ada diantara gerigi tersebut. Kemudian cairan ini akan dibawa berkeliling
dan ditekan keluar apabila giginya bersatu lagi
30

Gambar 4.1 Pompa Roda Gigi Luar

2. Pompa roda gigi dalam

Jenis ini mempunyai rotor yang mempunyai gerigi dalam yang


berpasangan dengan roda gigi kecil dengan penggigian luar yang bebas (idler).
Sebuah sekat yang berbentuk bulan sabit dapat digunakan untuk mencegah
cairan kembali ke sisi hisap pompa.
Gambar 4.2 Lobe Pump

31

3. Pompa Cuping (lobe pump)

Pompa cuping ini mirip dengan pompa jenis roda gigi dalam hal aksin
dan mempunyai 2 rotor atau lebih dengan 2,3,4 cuping atau lebih pada
masing-masing rotor. Putaran rotor tadi diserempakkan oleh roda gigi
luarnya.
Gambar 4.3 Lobe Pump

4. Pompa sekrup (screw pump)

Pompa ini mempunyai 1,2 atau 3 sekrup yang berputar di dalam rumah
pompa yang diam. Pompa sekrup tunggal mempunyai rotor spiral yang
berputar di dalam sebuah stator atau lapisan heliks dalam (internal helix
stator). Pompa 2 sekrup atau 3 sekrup masing-masing mempunyai satu
atau dua sekrup bebas (idler).

Gambar 4.4 Three-Scrow Pump

32

5. Pompa baling geser (vane Pump)


Pompa ini menggunakan baling-baling yang dipertahankan tetap menekan
lubang rumah pompa oleh gaya sentrifugal bila rotor diputar. Cairan yang
terjebak diantara 2 baling dibawa berputar dan dipaksa keluar dari sisi
buang pompa.

Gambar 4.5 Vane Pump

6. Pompa Torak (Piston)

Pompa torak mengeluarkan cairan dalam jumlah yang terbatas selama


pergerakan piston sepanjang langkahnya. Volume cairan yang dipindahkan
selama 1 langkah piston akan sama dengan perkalian luas piston dengan
panjang langkah.

33

Macam-macam pompa torak :

Menurut cara kerja

A. Pompa torak kerja tunggal


Gambar 4.6 Pompa Kerja Tunggal

Pompa torak kerja ganda

Gambar 4.7 Pompa Kerja Ganda

34

Menurut jumlah silinder :


A. Pompa torak silinder tunggal
Gambar 4.8 Pompa Torak Silinder Tunggal

B. Pompa torak silinder ganda

Gambar 4.9 Pompa Torak Silinder Ganda (a) Swashplate Pump (b) Bent Axis Pump

B. Dynamic Pump / Sentrifugal Pump

Merupakan suatu pompa yang memiliki elemen utama sebuah motor dengan sudu
impeler berputar dengan kecepatan tinggi. Fluida masuk dipercepat oleh impeler yang
menaikkan kecepatan fluida maupun tekanannya dan melemparkan keluar volut.
Prosesnya yaitu :

Antara sudu impeller dan fluida energy mekanis alat penggerak diubah menjadi
enegi kinetic fluida
Pada volut fluida diarahkan kepipa tekan (buang), sebagian energi kinetik fluida
diubah menjadi energi tekan.
35

Yang tergolong jenis pompa ini adalah :


1. Pompa radial.
Fluida diisap pompa melalui sisi isap adalah akibat berputarnya impeler yang
menghasilkan tekanan vakum pada sisi isap. Selanjutnya fluida yang telah terisap
terlempar keluar impeler akibat gaya sentrifugal yang dimiliki oleh fluida itu sendiri.
Dan selanjutnya ditampung oleh casing (rumah pompa) sebelum dibuang kesisi
buang. Dalam hal ini ditinjau dari perubahan energi yang terjadi, yaitu : energi
mekanis poros pompa diteruskan kesudu-sudu impeler, kemudian sudu tersebut
memberikan gaya kinetik pada fluida. Akibat gaya sentrifugal yang besar, fluida
terlempar keluar mengisi rumah pompa dan didalam rumah pompa inilah energi
kinetik fluida sebagian
besar diubah menjadi energi tekan. Arah fluida masuk kedalam pompa sentrifugal
dalam arah aksial dan keluar pompa dalam arah radial. Pompa sentrifugal biasanya
diproduksi untuk memenuhi kebutuhan head medium sampai tinggi dengan kapasitas
aliran yang medium. Dalam aplikasinya pompa sentrifugal banyak digunakan untuk
kebutuhan proses pengisian ketel dan pompa-pompa rumah tangga.

Gambar 4.10 Pompa Sentrifugal

36
2. Pompa Aksial (Propeller)
Berputarnya impeler akan menghisap fluida yang dipompa dan menekannya kesisi
tekan dalam arah aksial karena tolakan impeler. Pompa aksial biasanya diproduksi
untuk memenuhi kebutuhan head rendah dengan kapasitas aliran yang besar.
Dalam aplikasinya pompa aksial banyak digunakan untuk keperluan pengair

Gambar 4.11 Pompa Aksial

3. Pompa Mixed Flow (Aliran campur).

Head yang dihasilkan pada pompa jenis ini sebagian adalah disebabkan
oleh gaya sentrifugal dan sebagian lagi oleh tolakan impeler. Aliran buangnya
sebagian radial dan sebagian lagi aksial, inilah sebabnya jenis pompa ini disebut
pompa aliran campur. [9]

3. a. Densitas (massa jenis) dan berat spesifik: Densitas adalah massa per satuan volume,
sedangkan berat spesifik adalah berat per satuan volume.

b. Tekanan: Dalam hal ini, ada tekanan absolut dan ada juga tekanan alat ukur (gauge
pressure). Yang disebut terakhir tidak lain adalah tekanan absolut dikurangi tekanan
atmosfir (1 atm). Tekanan fluida biasanya diukur dengan manometer (cairan) atau
barometer (gas).
37

c. Temperatur (suhu), panas spesifik (specific heat), konduktivitas termal, dan


koefisien ekspansi termal: Panas spesifik adalah jumlah energi panas yang diperlukan
untuk menaikkan satu satuan massa sebesar satu derajat. Konduktivitas termal
menunjukkan kemampuan fluida untuk menghantarkan (mengkonduksikan) panas.
Sedangkan koefisien ekspansi termal menghubungkan antara temperatur dan densitas
pada tekanan konstan

d. Compressibility: Dalam hal ini, fluida bisa dibagi menjadi compressible fluida dan
incompressible fluida. Secara umum, cairan bersifat compressible sedangkan gas
bersifat incompressible. Kemampuan suatu fluida untuk bisa dikompresi biasanya
dinyatakan dalam bulk compressibility modulus. Istilah compressible fluid dan
incompressible fluid hendaknya dibedakan dengan istilah compressible flow dan
incompressible flow. Compressible flow adalah aliran dimana densitas fluidanya tidak
berubah didalam medan aliran (flow field), misalnya aliran air. Sedangkan
incompressible flow adalah aliran dimana densitas fluidanya berubah didalam medan
aliran, misalnya aliran udara.

e. Viskositas: menunjukkan resistensi satu lapisan untuk meluncur (sliding) diatas


lapisan lainnya. Definisi lain dari viskositas dikaitkan dengan ada tidaknya geseran
(shear). Dengan demikian, viskositas berhubungan langsung dengan besarnya friksi
dan tegangan geser yang terjadi pada partikel-partikel fluida. Dalam hal ini, fluida
bisa dibedakan menjadi viscous fluid dan inviscid fluid (kadang kala disebut juga non-
viscous fluid atau frictionless fluid). Sebetulnya, semua fluida pasti memiliki
viskositas betapapun kecilnya. Namun ketika viskositasnya sangat kecil dan bisa
diabaikan, maka biasanya diasumsikan sebagai inviscid fluid.

Fluida yang berada didalam lapis batas (boundary layer) biasanya diperlakukan
sebagai viscous, sedangkan fluida yang berada diluar lapis batas diperlakukan sebagai
inviscid. Fluida yang berada dalam lapis batas, sebagai akibat dari sifat viskositasnya,
akan membentuk gradien kecepatan. Pada fluida Newtonian, gradien kecepatan
berubah secara linier (membentuk garis lurus) terhadap besarnya tegangan geser.

38

Sebaliknya, pada fluida non-Newtonian, hubungan antara gradien kecepatan dan


besarnya tegangan geser tidaklah linier.

f. Tegangan permukaan (surface tension): adalah besarnya gaya tarik yang bekerja
pada permukaan fluida (cair). Definisi lainnya adalah: intensitas daya tarik-menarik
molekular per satuan panjang pada suatu garis manapun dari permukaan fluida.
Dimensi dari tegangan permukaan adalah gaya per panjang. Contoh bagaimana efek
dari tegangan permukaan adalah, jika sebuah pisau silet diletakkan secara perlahan
diatas air maka pisau silet tersebut tidak akan tenggelam akibat adanya tegangan
permukaan air. [8]

4. a) Hukum Bernoulli

Hukum Bernoulli merupakan sebuah konsep dasar dalam mekanika fluida yang
disampaikan oleh seorang ahli matematika yang dilahirkan di Goningen, Belanda sekitar tahun
1700 bernama Daniel Bernoulli.

Hukum Bernoulli menjelaskan tentang konsep dasar aliran fluida (zat cair dan gas) bahwa
peningkatan kecepatan pada suatu aliran zat cair atau gas, akan mengakibatkan penurunan
tekanan pada zat cair atau gas tersebut. Artinya, akan terdapat penurunan energi potensial pada
aliran fluida tersebut.

Konsep dasar hukum Bernoilli berlaku pada fluida aliran termampatkan (compressible
flow), juga pada fluida dengan aliran tak-termampatkan (incompressible-flow). Hukum
Bernoulli sebetulnya dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari konsep dalam mekanika fluida
secara umum, yang dikenal dalam persamaan Bernoulli.

Persamaan Bernoulli menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida yang tertutup,
banyaknya energi suatu fluida di suatu titik sama dengan dengan banyaknya energi di titik lain.
Di awal dikatakan bahwa hukum Bernoulli berlaku pada dua jenis aliran fluida, yaitu
termampatkan dan tak-termampatkan. Suatu fluida dengan aliran termampatkan merupakan
suatu aliran fluida yang mempunyai karakteristik khusus adanya perubahan kerapatan massa
(density) pada sepanjang alirannya. Contoh aliran fluida termampatkan adalah udara atau gas
alam. Adapun fluida dikatakan mempunyai aliran tak-termampatkan adalah fluida yang
mempunyai karakteristik tidak terdapat perubahan kerapatan massa (density) pada sepanjang
aliran fluida

39

tersebut. Contohnya adalah air, macam-macam minyak, campuran lemak dan larutan basa
(emulsi).

Hukum Bernoulli dapat dianggap sebagai konsep dasar yang menyatakan kekekalan
energi, seperti yang telah diungkapkan pada konsep dasar persamaan Bernoulli. Selanjutnya,
lebih jauh kita dapat menyatakan tentang kekekalan energi tersebut berkaitan dengan energi
kinetik dan energi potensial yang terdapat pada suatu aliran fluida. Dengan demikian,
penjumlahan energi kinetik dan energi potensial pada suatu aliran fluida akan konstan di setiap
titik. itulah konsep dasar hukum Bernoulli.

Adapun berkaitan dengan hukum Bernoulli, suatu fluida dikatakan mempunyai


peningkatan kecepatan, jika fluida tersebut mengalir dari suatu bagian dengan tekanan tinggi
menuju bagian lainnya yang bertekanan rendah. Sedangkan suatu fluida dikatakan mempunyai
penurunan

kecepatan, jika fluida tersebut mengalir dari suatu bagian bertekanan rendah, menuju bagian
lain bertekanan tinggi. itulah hukum Bernoulli.

Aplikasi Hukum Bernoulli :

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan aplikasi hukum Bernoulli yang
sudah banyak diterapkan pada sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan manusia masa
kini. Meskipun kenyataannya, tak ada jenis fluida yang memiliki kecairan dan kekentalan
seperti yang disyaratkan dalam konsep dasar hukum Bernoulli tersebut, yaitu kecairan yang
merata dan sedikit kekentalan.

Berikut ini beberapa contoh aplikasi hukum Bernoulli tersebut. Hukum ini digunakan
untuk beberapa bidang. Misalnya, untuk menentukan gaya angkat pada sayap dan badan
pesawat terbang sehingga diperoleh ukuran presisi yang sesuai, dipakai pada penggunaan mesin
karburator yang berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar dan mencampurnya dengan aliran
udara yang masuk. Salah satu pemakaian karburator adalah dalam kendaraan bermotor, seperti
mobil, berlaku pada aliran air melalui pipa dari tangki penampung menuju bak-bak penampung.
Biasanya digunakan di rumah-rumah pemukiman, dan digunakan pada mesin yang
mempercepat laju kapal layar.

40

Hukum Bernoulli pada Penyemprot Parfum

Parfum adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Tapi,
tahukah Anda prinsip kerja penyemprot parfum? Ternyata, prinsip kerja penyemprot parfum
memakai prinsip hukum Bernoulli.

Prinsip kerja hukum Bernoulli pada penyemprot parfum secara garis besar adalah saat
bola karet yang ada di botol parfum diremas, udara yang ada di dalamnya meluncur keluar
melalui pipa bola karet tersebut. Oleh karena itu, pipa ini memiliki laju yang lebih tinggi. Laju
udara yang tinggi membuat tekanan pada pipa tersebut menjadi rendah.
Sementara itu, udara dalam pipa di dalam botol parfum, memiliki laju yang lebih rendah
dan tekanan udara dalam pipa itu lebih tinggi sehingga cairan parfum didorong ke atas. Saat
cairan parfum sampai di pipa selanjutnya (pipa bola karet), udara yang melaju dari dalam bola

karet mendorongnya ke luar. Cairan parfum pun akhirnya menyembur ke tubuh kita. Lubang
penyemprot parfum biasanya berukuran kecil sehingga cairan parfum melaju dengan cepat.
Inilah persamaan kontinuitas, jika luas penampang kecil, fluida akan bergerak lebih cepat.
Sebaliknya,

jika luas penampang pipa besar, fluida akan bergerak pelan. Itulah penerapan hukum Bernoulli
pada penyemprot parfum.

Hukum Bernoulli pada Cerobong Asap

Asap yang dihasilkan dari pembakaran mempunyai suhu tinggi atau panas. Suhu yang
tinggi ini mengakibatkan massa jenis udara kecil dan mudah tergantung atau bergerak ke atas.
Di sinilah prinsip hukum Bernoulli berperan.

Prinsip hukum Bernoulli menyebutkan bahwa jika pergerakan aliran udara tinggi,
tekanannya menjadi kecil. Sebaliknya, jika laju aliran udara rendah, tekanannya akan besar.
bagian atas cerobong berada di luar ruangan dan ada angin yang berhembus di bagian atas
cerobong. Akibatnya, tekanan udara di sekitarnya lebih kecil. Udara bergerak dari tempat yang
bertekanan udara tinggi ke daerah yang bertekanan udara rendah.

Persamaan Bernoulli adalah ,maka

Persamaan Bernoulli : .. (4.1)

41

Dimana :
P1 : tekanan pada ujung 1, satuannya Pa
P2 : tekanan pada ujung 2, satuannya Pa
v1 : kecepatan fluida pada ujung 1, satuannya m/s
v2 : kecepatan fluida pada ujung 2, satuannya m/s

b) Persamaan Darcy

Prinsip yang mengatur bagaimana cairan bergerak di bawah permukaan disebut Hukum
Darcy. Hukum Darcy adalah persamaan yang mendefinisikan kemampuan suatu fluida
mengalir melalui media berpori seperti batu. Hal ini bergantung pada kenyataan bahwa
jumlah aliran antara dua titik secara langsung berkaitan dengan perbedaan tekanan antara
titik-titik, jarak antara titik-titik, dan interkonektivitas jalur aliran dalam batuan antara
titik-titik.Hukum Darcy adalah persamaan yang mendefinisikan kemampuan suatu fluida
mengalir melalui media berpori seperti batu. Hal ini bergantung pada prinsip bahwa
jumlah aliran antara dua titik adalah berbanding lurus dengan perbedaan tekanan antara
titik-titik dan kemampuan mesia melalui yang mengalir untuk menghambat arus. Berikut
tekanan mengacu pada kelebihan tekanan local atas tekanan hidrostatik cairan normal
yang, karena gravitasi meningkat dengan mendalam seperti kolom, berdiri air Ini factor
impedansi aliran ini disebut sebagai permabilitas. Dengan kata lain, hukum Darcy adalah
hubungan proposional sederhana antara tingkat debit sesaat melalui mesia berpori dan
penurunan tekanan lebih dari jarak tertentu.
Dalam format modern, menggunakan konvensi tanda tertentu, hukum Darcy biasanya ditu
lis sebagai:

Q =-KA dh / dl. (4.2)

42
dimana:
Q = laju aliran air (volume per waktu)
K = konduktivitas hidrolik Sebuah kolom = luas penampang lintang
dh / dl = gradien hidrolik, yaitu, perubahan kepala panjang bunga.

Berikut ini adalah ekspresi diagram Hukum Darcy:


Saat menghitung kemungkinan aliran fluida dari zona hidrolik retak ke zona air
tawar penerapan hukum Darcy sangat penting karena akan menetapkan kondisi spesifik di
mana cairan dapat mengalir dari satu zona ke yang lain dan akhirnya akan menentukan
apakah atau tidak rekah hidrolik cairan dapat mencapai zona air segar. Darcy
direferensikan untuk campuran sistem unit. Sebuah medium dengan permeabilitas 1
Darcy memungkinkan aliran 1 cm / s dari cairan dengan viskositas 1 cP (1 MPa s) di
bawah gradien tekanan 1 atm / cm akting di seluruh luas 1 cm . Sebuah millidarcy (mD)
sama dengan 0,001 Darcy.
c) Diagram Moddy

Moody diagram sangat bermanfaat untuk menghitung aliran yang terjadi pada
suatu pipa, sejujurnya saja sangat susah untuk menghitung nilai friction didalam pipa,
apalagi bila pipa tersebut mempunyai panjang yang lumayan, sehingga perbandingan
antara diameter dan panjang pipa sangatlah kecil. Cara yang paling mudah adalah
dengan pembacaan melalui moody diagram, tanpa mengetahui dengan pasti nilai dari
kekasaran pipa, kita dapat memperkirakan dngan mudah melalui pembacaan diagram
ini. [10,11]
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

1) Terdapat perbedaan waktu pada tiap pengulangan percobaan atau praktikum sehingga
menyebabkan perbedaan nilai debit pada masing masing pengulangan.
2) Kita dapat mengetahui kecepatan air atau karakterisrik air di Orificemeter.
3) Kita dapat mengetahui karakterisit venturimeter.
4) Kita dapat mengetahui atau menentukan aliran air pada T 20 pipa inchi.

5) Venturimeter : Nilai Qaktual yang di dapatkan dari hasil praktikum adalah

3
m
8,68 105 dengan diameter pipa 0,015875 m dengan kecepatan aliran
s

0,97114053
m m3
dan dan Qideal 1,922203636 104 dari hasil perhitungan Re =
s s

8564,919273 maka aliran yang terjadi adalah turbulen karna lebih dari 4000.

6) Orificemeter : Nilai Qaktual yang di dapatkan dari hasil praktikum adalah 8,4 105

m
dengan diameter pipa 0,015875 m dengan kecepatan aliran 0,693671752 dan dan
s

m3
Qideal 1,922203636 104 dari hasil perhitungan Re = 76,2779203 maka aliran yang
s

terjadi adalah laminer karna kurang ari 2000.

7) Pipa 1 : Nilai Qaktual yang di dapatkan dari hasil praktikum adalah

3,973776198 103 dengan diameter pipa 0,026035 m dengan kecepatan aliran


m
4,162030514 dan dan Qideal 2,215696672 103 dari hasil perhitungan Re =
s

60199,14691 maka aliran yang terjadi adalah turbulen karna lebih dari 4000.

8) Pipa 3/4 : Nilai Qaktual yang di dapatkan dari hasil praktikum adalah

3
m
2,188729134 104 dengan diameter pipa 0,022225 m dengan kecepatan aliran
s

0,416203051
m m3
dan dan Qideal 1,298917784 104 dari hasil perhitungan Re =
s s

4610,373685 maka aliran yang terjadi adalah turbulen karna lebih dari 4000.

43

44

9) Pipa 1/2: Nilai Qaktual yang di dapatkan dari hasil praktikum adalah

m3
1,286480683 104 dengan diameter pipa 0,013843 m dengan kecepatan aliran
s

0,554937401
m m3
dan dan Qideal 8,352073645 105 dari hasil perhitungan Re =
s s

4267,776912 maka aliran yang terjadi adalah turbulen karna lebih dari 4000.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Maksud dan Tujuan

2.7 Aliran Mantap (steady)

.................................................................................................................. iv
iii

DAFTAR PUSTAKA

1. Panduan Praktikum Rekayasa Dasar Mesin 1, Tim Laboratorium Mesin Fakultas Teknik
Universitas Pancasila

2. http://dokumen.tips/documents/pengertian-fluida.html

3. http://air.eng.ui.ac.id/tiki-index.php?page=Pengertian+Dasar+Fluida

4. http://www.academia.edu/5193912/Bilangan_Reynold

5. https://www.academia.edu/7280881/Atmospheric_Boundary_Layer

6. http://apollo.lsc.vsc.edu/classes/met130/notes/chapter9/scales.html

7. https://www.academia.edu/9717927/aliran_fluida_dalam_sistem_perpipaan

8. http://genius.smpn1mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/fisika/Asas
%20Bernoulli/materi05.html

9. http://www.nptel.ac.in/courses/112104118/lecture-15/15-1_mesure_flow.htm
iv

Anda mungkin juga menyukai