BAB III
DASAR TEORI
Heat engine adalah suatu alat yang mengkonversi energi kalor menjadi energi
mekanis. Turbin uap dapat diklasifikasikan sebagai heat engine. Turbin uap digunakan
di dalam industri untuk beberapa tujuan, seperti: membangkitkan energi listrik dengan
menggerakkan generator listrik, dan untuk menggerakkan peralatan seperti kompresor,
pompa, dan fan. Turbin uap bisa dioperasikan dengan memakai uap panas lanjut atau
memakai uap basah. Turbin uap memakai energi thermal dari steam, yang dihasilkan
oleh boiler, dan mengkonversinya menjadi energi mekanis. Steam berekspansi ketika
mengalir melalui turbin. Steam masuk ke dalam turbin melalui sebuah stationary nozzle,
di mana steam disemprotkan dengan kecepatan tinggi. Proses ini mengkonversi energi
thermal yang ada di dalam steam menjadi energi kinetik ketika steam melalui bukaan
nozzle dan bergerak menuju blade turbin yang dipasang pada rotor.
Untuk memutar turbin uap diperlukan sejumlah masa uap yang dihasilkan dari
ketel uap dengan tingkat keadaan uap tertentu, kemudian uap dialirkan kedalam nozzle
dengan maksud mengubah energi potensial menjadi energi kinetik. Uap yang memancar
dari nozzle diarahkan ke sudu atau blade yang berbebntuk lengkung dan dipasang
mengelilingi roda dan poros turbin yang merupakan satu kesatuan dari sudu jalan atau
rotor turbin. Perubhan kecepatan uap akibat menumbuk sudu jalan menimbulkan
dorongan terhadap sudu jalan sehingga memutar poros turbin. Setelah uap menumbuk
sudu jalan, uap mengalir melalui celah sudu jalan dan dibelokkan arahnya mengikuti
lengkungan sudu jalan tersebut. Untuk memanfaatkan energi kinetik semaksimal
mungkin, diusahakan uap meninggalkan turbin dengan kecepatan serendah mungkin.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka sudu jalan dipasang lebih dari satu baris, setelah
uap meninggalkan sudu yang pertama arah kecepatan uap harus diubah terlebih dahulu
sebelum memasuki sudu jalan yang selanjutnya melalui sudu tetap dengan tekanan yang
tetap. Berikut Cara kerja Turbin berdasarkan Gambar 3.1.
32
Laporan Kerja Praktek Pertamina RU IV Cilacap
Periode November – Desember 2018
33
Laporan Kerja Praktek Pertamina RU IV Cilacap
Periode November – Desember 2018
34
Laporan Kerja Praktek Pertamina RU IV Cilacap
Periode November – Desember 2018
b. Turbin reaksi
Pada turbin reaksi, perubahan entalpi dan perubahan kecepatan terjadi
sekaligus pada rotor dan stator. Gaya reaksi bekerja melawan gaya aksi. Turbin
reaksi terdiri dari beberapa pasang stator (nozzle) dan rotor. Sudu rotor bergerak
akibat tabrakan dan tendangan. Penurunan entalpi tiap tingkat terbagi merata pada
rotor dan stator. Sudu rotor tidak simetris, bentuknya mirip stator tetapi sudunya
terbalik. Kecepatan absolutnya naik-turun berulang kali. Turbin ini cocok untuk
daya besar dan tekanan rendah, namun pada tekanan tinggi ada resiko bahaya
kebocoran pada ujung blade. Terdapat gaya dorong aksial, yang dapat dicegah
dengan thrust bearing, dummy piston, dan double flow. Penjelasan lebih lanjut
dari turbin impuls dan reaksi dapat dilihat pada Gambar 3.5.
35
Laporan Kerja Praktek Pertamina RU IV Cilacap
Periode November – Desember 2018
Gambar 3.5. Diagram dari stage turbin impuls dan reaksi sederhana
b. Turbin Radial
36
Laporan Kerja Praktek Pertamina RU IV Cilacap
Periode November – Desember 2018
Pada jenis turbin ini, fluida kerja mengalir dalam arah yang tegak lurus terhadap
sumbu turbin. Bentuk turbin aliran radial dapat dilihat pada Gambar 3.7.
37
Laporan Kerja Praktek Pertamina RU IV Cilacap
Periode November – Desember 2018
38
Laporan Kerja Praktek Pertamina RU IV Cilacap
Periode November – Desember 2018
a. Sudu (blades)
Blades merupakan komponen turbin uap yang berada di bagian luar atau
sekeliling dari disk yang terletak pada poros. Steam yang masuk ke turbin uap
menabrak sudu-sudu (blades) dari turbin, kemudian dikonversi menjadi work
melalui putaran poros. Ada banyak blades pada masing-masing stage dari turbin,
semakin besar turbin akan memiliki stage yang lebih banyak. Efisiensi maupun
performa turbin bergantung pada desain dan konstruksi dari blades. Blades tidak
hanya mengendalikan kecepatan dan temperatur steam, tetapi juga harus dapat
mengendalikan gaya sentrifugal yang disebabkan oleh kecepatan putar yang tinggi
dari turbin.
Gambar 3.11. Blades dari Turbin Uap 051TG101 (Arsip Pertamina, 2012)
39
Laporan Kerja Praktek Pertamina RU IV Cilacap
Periode November – Desember 2018
sepanjang shaft yang dihasilkan oleh perbedaan temperatur dari steam yang melalui
stages dari turbin, thrust bearing digunakan untuk mempertahankan clearances
antara moving blades dan bagian stationary di setiap stages turbin.
Casing merupakan komponen yang pada umumnya terbuat dari besi cor yang
berfungsi untuk menopang bearings dan sebagai permukaan internal yang secara
efisien akan membantu aliran steam melewati turbin. Casing Terdiri dari bagian atas
dan bawah.. Selain itu casing juga berfungsi untuk menopang stationary blades dan
nozzles untuk semua stages. Nozzles berfungsi untuk mengubah energi potensial uap
menjadi energi kinetik.
Gambar 3.12. Upper Casing Turbin Uap 051TG101 (Arsip Pertamina, 2012)
Gambar 3.13. Lower Casing Turbin Uap 051TG101 (Arsip Pertamina, 2012)
40
Laporan Kerja Praktek Pertamina RU IV Cilacap
Periode November – Desember 2018
d. Seals
Sedangkan seal (perapat) dibutuhkan untuk meminimalisir kebocoran
steam dari high pressure stage turbin ke atmosfer dan untuk mencegah masuknya
udara ke low pressure stage turbin, maka dipasang perapat. Gambar seals dapat
dilihat pada Gambar 3.14.
Gambar 3.14. Upper Labyrinth Seal Turbin Uap 051TG101 (Arsip Pertamina, 2012)
e. Katup-katup (Valves)
Turbin uap memiliki beberapa jenis valves yang memiliki tugas dan
fungsinya masing-masing, yaitu:
1. Block valve
Block valve bekerja secara on-off, berfungsi untuk membuka dan menutup
aliran steam yang masuk ke dalam turbin. Pada turbin yang menggunakan steam
bertekanan tinggi, block valve dilengkapi dengan sebuah by pass valve yang
berfungsi untuk membuat tekanan up stream dan down stream dari block valve
menjadi sama, dengan maksud agar block valve lebih mudah dibuka pada awal
pembukaan.
3. Governor Valve
Berfungsi untuk menambah atau mengurangi jumlah steam yang masuk ke
turbin, sesuai perintah governor valve dalam menjaga putaran turbin agar konstan
pada putaran tertentu.
4. Extraction Valve
Merupakan valve yang berfungsi untuk mengatur jumlah steam yang keluar
dari turbin melalui saluran ekstraksi. Valve ini hanya terdapat pada turbin
extraction condensing atau extraction noncondensing.
a. Pastikan bahwa semua safe guard dan control system telah berfungsi dengan baik dan
tidak ada satupun yang di-by pass (over ride).
b. Hindari masuknya butiran air ke dalam turbin karena butiran air ini dapat merusak
wheel bucket, diaphragm, dsb. Butiran air tersebut dapat berasal dari boiler karena
terjadinya high level dalam boiler, pelaksanaan drain saluran steam sebelum operasi
tidak sempurna, steam masuk ke dalam casing pada waktu turbin stop akibat block
valve passing, dsb.
c. Hindari kenaikan temperatur yang berlebihan. Secara umum laju kenaikan temperatur
yang dapat diterima (acceptable) adalah sekitar 25° F / 15 menit (ikuti petunjuk start
up dari manufaktur).
42
Laporan Kerja Praktek Pertamina RU IV Cilacap
Periode November – Desember 2018
d. Hindari terjadinya shaft bow atau casing deflection. Secara umum shaft bow atau
casing deflection tersebut terjadi karena adanya kondisi sebagai berikut:
e. Harus dihindari agar sealing steam tidak dalam keadaan terbuka pada waktu rotor
masih dalam keadaan diam. Dengan demikian, sealing steam harus segera ditutup
segera pada waktu turbin trip sebelum putaran mencapai 0 rpm. Pada built up rotor
(rotor dengan wheel yang dipasang secara sambungan susut), kejadian di atas dapat
mengakibatkan wheel yang berada dekat packing gland akan mengalami slip terhadap
shaft (sambungan susut wheel terhadap shaft menjadi longgar karena pemuaian).
43
Laporan Kerja Praktek Pertamina RU IV Cilacap
Periode November – Desember 2018
Siklus Rankine ideal tidak dipengaruhi oleh internal irreversibilities dan terdiri dari 4 proses
berikut ini (penomoran proses sesuai Gambar 3.15):
dengan ,
Wact = Daya yang dihasilkan turbin secara aktual
Wpt = Daya yang dihasilkan turbin secara perhitungan
44
Laporan Kerja Praktek Pertamina RU IV Cilacap
Periode November – Desember 2018
Adapun rumus daya yang dihasilkan turbin secara perhitungan dapat diketahui dari
Persamaan (3.2) berikut ini :
Wpt = Wit × ηdT × ηdG (3.2)
dengan,
Sedangkan daya listrik ideal dapat dihitung dengan Persamaan (3.3) berikut ini :
Wit = ṁHP hHP − ṁMP h − ṁLP hLP (3.3)
dengan,
ṁHP = Mass flow rate dari high pressure steam
hHP = Entalpi dari high pressure steam
ṁMP = Mass flow rate dari medium pressure steam
hMP = Entalpi dari medium pressure steam
ṁLP = Mass flow rate dari condensate
hLP = Entalpi dari kondensat
Dalam kenyataannya, siklus sistem turbin uap menyimpang dari Siklus Rankine ideal,
karena beberapa hal sebagai berikut :
a. Kerugian yang terjadi dalam saluran media kerja, seperti kerugian gesekan dan kerugian kalor
oleh atmosfer sekitar.
b. Kerugian tekanan yang terjadi di dalam boiler. Air yang dimasukkan ke dalam boiler harus
bertekanan lebih besar dari tekanan steam yang dihasilkan, sehingga diperlukan kerja pompa
yang lebih besar pula.
c. Kerugian yang terjadi di dalam turbin, terutama karena adanya gesekan antara media kerja
dengan bagian turbin.
d. Kerugian oleh kehilangan panas dari turbin ke atmosfer. Kerugian ini dapat dikatakan tidak
terlalu besar.
e. Kerugian yang timbul akibat pendinginan kondensat di dalam kondenser, yang menghasilkan
temperatur di bawah titik jenuhnya. Kerugian ini relatif kecil.
45
Laporan Kerja Praktek Pertamina RU IV Cilacap
Periode November – Desember 2018
Untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi, pada umumnya kondisi uap keluar dari turbin
berada dalam keadaan campuran cair-uap (uap basah). Namun demikian hendaknya diusahakan
agar kadar airnya tidak terlampau tinggi. Apabila kadar air dari uap di dalam low pressure
stage dari turbin melampaui 12 %, maka selain efisiensi turbin berkurang, hal tersebut akan
memungkinkan terjadinya erosi pada sudu. Hal ini perlu dipertimbangkan dalam usaha
menaikkan efisiensi turbin.
46