Anda di halaman 1dari 14

BA 09 KKPL 21 94

BAB I
PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR
POLBAN

Tujuan Pembelajaran Umum:


Mahasiswa memiliki dan mampu menjelaskan definisi dan konsep dasar mesin-
mesin fluida.

Tujuan Pembelajaran Khusus:


Setelah menyelesaikan proses pembelajaran,mahasiswa mampu:
1.1.menjelaskan tentang pengertian mesin fluida ditinjau dari pemanfaatan fluida
secara umum.

1.2. Menjelaskan prinsip konservasi energi dalam penggunaan nya pada mesin fluida

1.3. Menjelaskan konsep dasar mesin fluida disertai contoh-contoh nama sebutannya

Ringkasan Materi:
1. Mesin Fluida merupakan suatu jenis mesin konversi energi, dikelompokkan
berdasarkan penggunaan energy dan jenis fluidanya sebagai media kerjanya.
Sistem satuan Internasional (SI) adalah suatu sistem satuan desimal yang
sederhana dan logis. Penggunaan sistem satuan SI dan konversinya dengan
satuan-satuan lainnya yaitu satuan-satuan Sistem Metriks dan Sistem British
langsung diaplikasikan. Satuan SI untuk gaya adalah newton [N]. Mempunyai
kelebihan sendiri serta memberikan gambaran yang jelas. Satuan daya
mekanis adalah Watt [W] sama seperti satuan daya listrik, juga Watt.
Disajikan dalam bentuk bahan diskusi mengenai hubungannya satuan SI
dengan satuan lainnya.
2. Konversi energi, konsep dasar dan peta pemilihan beserta penggunaan mesin-
mesin fluida disajikan dalam diskusi praktis berupa pendayaan atau
penambahan sejumlah energi ke media kerja (fluida kerja); sehingga fluida
kerja dapat berperan optimal dalam melaksanakan fungsinya. Dalam
pembahasan mesin (alat) lebih banyak difungsikan sebagai konvertor (alat
pengubah ) energi dari bentuk awal ke bentuk lain berupa kerja dan sumber
tenaga.
3. Peta pemilihan dan penggunaan mesin-mesin fluida disertai contoh-
contohnya, klasifikasi dan jenis mesinnya beserta sebutan (nama populernya).

1.1
Pembahasan Materi:

1. Pengertian

1.1 Istilah
Mesin fluida adalah suatu jenis mesin konversi energy, dan fluida sebagai media kerja
di dalam proses.
Mesin Fluida dapat dikelompokkan menjadi kelompok mesin-mesin kerja dan
kelompok mesin-mesin tenaga.
Mesin kerja adalah suatu jenis mesin (alat), dalam melakukan kerja (proses)
membutuhkan tambahan sejumlah energi dari luar . Contoh: pompa, kompresor
dalam melakukan kerja membutuhkan motor penggerak.
Mesin tenaga adalah suatu jenis mesin (alat) dalam melakukan kerja (proses), dengan
memanfaatkan (menyerap) sebagian energi fluida kerja sebagai sumber tenaga.
Contoh: turbin, mesin torak dengan hidro (air), uap (steam), udara (gas) sebagai
fluida kerja.
Zat alir atau fluida (fluid) adalah suatu zat yang tidak mampu menahan tegangan (τ
[N/m2]) atau gaya geser (F [N]) berapapun kecilnya. Selama tegangan atau gaya
tersebut bekerja, maka fluida akan mengalami perubahan bentuk (deformasi) yang
terus-menerus (kontinyu).

Gambar 1.1 Fluida mengalami perubahan bentuk yang terus-menerus

Gambar 1.2 Ilustrasi konsep

1.2
Tabel 1.1. Pengelompokan Mesin Fluida

Fluida Kerja Mesin Fluida


Mesin tenaga Mesin kerja
Taktermampatkan Turbin air; motor Pompa
dp/dv= 0 , ρ tetap hidrolik
Termampatkan Turbin uap, turbin gas, Blower; Fan; Kompresor
Dp/dv ≠ 0 ; ρ berubah mesin uap torak, turbin
angin

1.2. Prinsip Konversi Energi

Gambar 1.3. Contoh Mesin Tenaga dan Mesin Kerja

Sebagai informasi praktis, diangkat dari kegiatan laboratorium Mesin


Fluida, berkenaan dengan pendayaan dan penggunaan daya hidro Daya adalah
energi per waktu [J/s=W]. Pendayaan adalah penambahan sejumlah energi setiap
detik ke fluida kerja (hidro), dan penggunaan daya adalah memanfaatkan
(menyerap) sebagian energi setiap detik dari fluida kerja yang melintas.
Energi listrik diterima dan dikonversi oleh motor penggerak menjadi energi poros,
diteruskan melalui sudu-sudu (impeller)ke hidro menjadi energi aliran hidro H
[J/N]. Penambahan energi (kerja pompa) sebesar Hp = HC-HB [J/N].
Selanjutnya energi aliran hidro dimanfaatkan untuk memutar Turbin
sebesar HT = HD - HE [J/N].

1.3
Neraca energi hidro adalah HC- HB = (HC- HD)+ (HD- HE) + HA) + (HB- HA)

Contoh : Pendayaan Hidro

 
Motor penggerak Pengatur posisi sudu Impeller (rangkaian sudu)
Gambar 1.4 Pengamatan II [B-C] Pendayaan Hidro
Hasil pengamatan II [B-C] setelah diolah disajikan pada tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.2.
SISTEM TENAGA HIDRO, MERUPAKAN PENERAPAN HIDRODINAMIKA
(CONTOH HASIL PENGUKURAN PADA POSISI SUDU (IMPELLER) β = 120,n=1500

V=0.001[m3/s] Htot[J/m] T [Nm] Ps [kW] Ph [kW] ηp


40 11.62 101.559 10.63 4.550392 0.428071
60 8.78 87.05 9.11 5.157372 0.566122
80 8.7 80.178 8.39 6.81384 0.812138
90 8.4 76.36 7.99 7.40124 0.926313
100 7.12 74.833 7.83 6.97048 0.890227
110 7.02 73.687 7.71 7.559838 0.980524

Karakteristik atau ciri khas operasi pendayaan hidro dapat digambarkan


dalam kurva hubungan antara sumbu X dengan sumbu Y sebagai fungsi X. Operasi
dilakukan pada putaran poros n= 1500 [rpm] konstan dengan posisi sudu jalan
(impeller) β =12o. Bilangan peubah x dalam bentuk laju alir volume dengan satuan
liter per sekon atau setara 0,001 [m3/s]. Perubahan laju alir volume dikendalikan oleh
katup pengatur (2) gambar 1.3.dan dimonitor (podimeter = pressur differenceation
orificemeter) alat baca konversi perbedaan tekanan antara sebelum dengan sesudah
lubang lintas (orificemeter [7]) gambar 1.3.

1.4
14

12

10

Htot [m], Ps [kW], Ph [kW]. Efs


8

HTOT [m]
4
Ps[kW]
Ph[kW]
KARAKTERISTIK PENDAYAN HIDRO EFS
2

0
v [m3/S]
35 45 55 65 75 85 95 105 115

Gambar 1. 5 Karakteristik Pendayaan Hidro


Sedangkan fungsi X atau sumbu Y menunjukkan besaran energy total
(Head ) dalam satuan [J/N], laju energi (daya poros) dan laju energi (daya) hidro
masing-masing Ps dan Ph dengan satuan [kJ/s = kW], dan besarnya penambahan
energi yang diserap menjadi usaha (kerja) alir fluida atau dengan sebutan lain
diberi nama efisiensi sistem pendayaan hidro. Gambar karakteristik pendayaan
hidro disajikan pada gambar 1.5
Selanjutnya energi aliran hidro ini digunakan untuk menggerakkan turbin
yaitu : Energi potensial + energi (usaha aliran) diubah menjadi energi kinetik.
Energi kinetik hidro melalui sudu-sudu jalan (runner) turbin diubah menjadi
gerak rotasi (putaran) roda turbin. Roda turbin dipasang menjadi satu dengan
porosnya. Selanjutnya energi yang tersimpan pada roda turbin diteruskan oleh
poros turbin ke penggunaan selanjutnya.

2. Konsep Dasar
2.1 Persamaan Energi (hukum konservasi energi)
Hukum pertama termodinamika adalah hukum konservasi energi. Hukum ini
menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan ataupun dilenyapkan. Energi dari
suatu sistem mengalami perubahan dari bentuk pertama ke bentuk yang lain atau
sebaliknya, adapun bentuk-bentuk energi mekanik (artinya mengabaikan energi
listrik, kimia dan efek-efek lain) adalah sebagai berikut :
Energi potensial adalah
Ep = m . g . z (1)
Energi aliran adalah
Et = m . (2)
Energi kinetik adalah
Ek = . m . c2 (3)

1.5
Dari persamaan-persamaan di atas bila dijumlahkan menjadi persamaan
energinya sebagai berikut ;
W = m . g. z + m . + m . [kJ] (4)
Persamaan energi tiap kilogram massa fluida:
W = g. z + + [kJ/kg] (5)
Persamaan (5) merupakan kerja (work) yang dilakukan oleh 1[kg] massa fluida
disebut kerja spesifik [J/kg= Nm/kg] adakalanya diberi simbol Y [ Nm/kg] = g H
[( Nm/kg ).(m/s2)]. Jika dibagi dengan g [m/s2]. Persamaan Energi menjadi
persamaan energi tiap 1 [N] gaya berat fluida,atau fluida seberat 1[N] bila
dijatuhkan setinggi Z [m] akan memberikan sejumlah energi sebagai berikut :
H=z+ + [kJ/N] (6)
Persamaan (6) dikenal dengan Persamaan Bernouli pada umumnya ditulis dalam
bentuk :

[kJ/N atauJ/N] (7)

2.2 Persamaan Kontinuitas (hukum konservasi massa)


Laju alir massa: m1 = m2 [kg/s] (8)
3 2
ρA1C1 = ρA2C2 [(kg/m ).(m ).(m/s)=kg/s] (9)
Laju alir volume : A1C1 = A2C2 [ (m2). (m/s) = m3/s] (10)

2.3 Persamaan Utama mesin-mesin aliran fluida (persamaan Euler)


Dalam satuan SI (Le Système International d’Unités), head H sering kali dinyatakan
dalam energi spesifik Y, yaitu energi mekanik yang dikandung oleh aliran persatuan
massa (1 kg zat cair.) Satuan Y adalah [J/kg]. Persamaan energi dapat ditulis :
Y = gH = g. z + + (11)
Torsi yang bekerja pada poros pompa diteruskan oleh sudu-sudu pada roda jalan
sehingga menimbulkan kecepatan absolute fluida ν1 danν2 dengan komponen
tangensial ν1u danν2u. Torsi di antara sisi bagian masuk (subskrip 1) dan sisi bagian
keluar (subskrip 2) dapat dihitung menggunakan persamaan :
T = m.r dνu/dt (12)
dengan m = massa fluida yang mengalir , r =jari-jari ( panjang tuas), dνu/dt =
besarnya perubahan ( lihat gambar 1.6 )

1.6
Gambar 1.6 Aliran fluida pada roda jalan (impeller) pompa . u= kecepatan
keliling sudu, v = kecepatan absolut fluida, w = kecepatan relatif, r = panjang
radius (jari-jari) [sumber;]
Torsi dan daya poros
[Nm] (13)

ω [Nm/s=J/s=W] (14)
Kecepatan keliling [m/s] (15)
Didapat persamaan Euler
[(Nm/s ).(s/kg) = Nm/kg=J/kg] (16)
Head( energi per satuan berat) ; [Nm/N=J/N] (17)
Selanjutnya persamaan Euler menyatakan bahwa kecepatan keliling U yang sama,
besarnya head pada dasarnya tergantung pada besarnya ν1u, hal ini menunjukkan
besarnya sudut sudu mempunyai pengaruh. Jika v1 tegak lurus u1 maka ν1u = 0
persamaan menjadi lebih sederhana :

(18)

Persamaan tersebut di atas dapat digunakan pada Fan, Blower. Selanjutnya untuk
Turbin dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.7
Gambar 1.7 Kisi-kisi (deretan) sudu, gaya pada profil sudu, segitiga kecepatan
masuk dan segitiga kecepatan keluar, bagan sudu roda jalan turbin Kaplan [sumber ;2]

Bentuk selengkapnya persamaan Euler untuk turbin adalah


H = (u1.c1u – u2.c2u) / (g . ηt) [J/N] (19)

Bila cu2 = 0, untuk pengeluaran air yang tegak lurus, bentuknya dipermudah
menjadi :
H = (u1 . cu1) / (g . ηt ) [J/N] (20)
Yang membedakan Pompa dan Turbin adalah arah alir fluida, yaitu untuk pompa ,
arah alir fluida dari hilir ke hulu dan untuk turbin arah alir fluida dari hulu ke hilir.

2.4. Aliran dalam pipa (saluran tertutup)


Untuk menentukan jenis aliran ;
jika aliran mula-mula turbulen , lalu kecepatan fluida berkurang, aliran akan menjadi
laminar. Nilai bilangan Reynolds ini disebut bilangan Reynolds kritis (Rc).yang lebih
kecil, biasanya berkisar sekitar 2000. Pemasangan pipa pada umumnya mengalami
perubahan aliran laminar menjadi turbulen pada bilangan Reynolds dari 2000 sampai
4000, dengan aliran yang selalu laminar untuk bilangan Reynolds yang lebih kecil
dari 2000, dan selalu turbulen lebih besar dari 4000. Antara kedua nilai tersebut
terdapat daerah yang disebut daerah transisi.Dan aliraannya bisa bersifat laminar atau
turbulen. Dalam daerah transisi, suatu gangguan akan mengakibatkan karakter aliran
berubah dari laminar menjadi turbulen.
Bilangan Reynolds ; bilangan Reynolds merupakan parameter tak berdimensi yang
mencakup garis tengah, kecepatan, kerapatan dan kekentalan. Secara matematis,
hubungan tersebut dinyatakan sebagai :

RE = atau = (21)

Rerugi energy ( Head loss) dapat dihitung dengan :

1.8
hf = f . . [J/N] (22)
Faktor gesekan terbagi lagi menjadi beberapa aliran untuk nilai bilangan Reynolds
dibawah 2000 maka termasuk aliran laminer yang rumusnya adalah
f= (23)

Sedangkan untuk nilai bilangan Reynolds antara 3000 dan 100.000 maka
termasuk aliran turbulen yang rumusnya adalah
f= (24)

2.5. Peta Pemilihan dan Penggunaan


Pemilihan dan penggunaan mesin-mesin fluida ada dua jenis istilah yang perlu
diketahui yakni;
1. Istilah yang didasarkan (diambil) dari karakteristik hidrolik (fluida), cairan
atau gas yang mengalir sebagai pertimbangan,
2. Istilah yang didasarkan (diambil) pada jenis atau penggunaan khusus mesin-
mesin fluida yang dikehendaki.
Sebagai contoh dalam menentukan pemilihan dan penggunaan mesin kerja dipetakan
sebagai berikut:
Tabel 1.2 Klasifikasi dan jenis mesin kerja
Kelas Jenis Catatan
Sentrifugal Ikat , difuser ,Turbin- Satu dan multi tingkat
regeneratif Turbin vertikal,
Aliran campur ,Aliran aksial
(propeller)
Rotari Roda gigi, Baling-baling,
kam dan
piston(torak),skerup,
kuping, kumparan blok
Reciprocating Aksi langsung, Simpleks, dupleks,
Tenaga (termasuk transmisi; tripleks, quadrupleks, dan
poros engkol,roda penerus), seterusnya
diafragma, piston rotari.
Sumber:Hick, Edwards,alih bahasa Zulkifli Harahap,1996, Teknologi Pemakaian Pompa,Penerbit
Erlangga , Jakarta 13740, p.3.
Dalam pemilihan pompa misalnya, kadang-kadang hanya dilihat pada disain terbaik
saja, dilupakan hal-hal yang mendasar berkenaan dengan klasifiksi dan jenisnya.
Contoh ; pompa khusus bahan bakar; di-pilih dan digunakan pompa rotari tiga-skrup
yang tersedia dengan rotor-rotor yang terbuat dari berbagai bahan yang berbeda dan
empat cara penyeimbangan dorongan aksial. Jadi, sebagai pertimbangan dalam
pemilihan dan penggunaan mesin-mesin fluida mencakup aspek-aspek mekanika
fluida dan disain pembuatan mesin-mesin sesuai dengan kekhususannya.
Sebagai contoh pemilihan mesin-tenaga hidro (Turbin Air )

1.9
Sistem turbin terdiri dari dua yaitu bagian diam disebut stator (rumah turbin,
sudu antar/pengarah) dan bagian berputar disebut rotor (poros, roda, sudu). Turbin
adalah salah satu mesin yang berfungsi sebagai penggerak mula, karena turbin
melaksanakan fungsi penggerak bagian-bagian mesin yang lainnya, misalnya; untuk
menggerakkan sebuah poros generator. Begitu juga dengan putaran roda turbin itu
sendiri digerakkan langsung oleh energi fluida kerja. Peranan utama Turbin air adalah
pengubah energi yang diberikan oleh air berupa Head (H [J/N]) menjadi kerja mesin
[Nm/N] berbentuk putaran (π .D.(n/60).(m.g.). [(m/s).(N)].
Tabel 1.3 Klasifikasi Jenis Turbin Air
Jenis/ Head Head Tinggi Head Menengah Head Rendah
Cross-flow
Pelton
Turbin Impuls Multi-jet pelton Cross-flow
Turgo
Turgo
Propeller
Turbin Reaksi Francis
Kaplan

Jenis Turbin Air


Turbin Impuls.
Turbin impuls (aksi) terdiri atas bagian diam disebut stator (statis) dan
bagian bergerak disebut rotor ( runner ) bekerja karena aliran air ; disini beda tinggi
energi (head) diubah menjadi kecepatan keliling (U [m/s]) atau kecepatan sudut (ω
[rad/s]) karena perbedaan tinggi energi. Yang khas dari turbin ini adalah turbin
Pelton, dengan pasangan ember – ember ( buckets ) pada keliling luar rotor yang
bekerja karena pancaran air ( jet discharge ) dari mulutnya ( nozzle ). Turbin aksi
juga disebut turbin tekanan sama, karena perubahan tekanan hanya terjadi pada
nozzel (pipa pancar) atau di stator, sedangkan pada rotor tekanan relatif sama.

Turbin Reaksi.

Turbin reaksi sama halnya terdiri atas stator dan rotor bekerja karena aliran
air yang menyimpan Head (tinggi energi air terjun [Nm/N=J/N]) dalam bentuk energi
beda tekanan (∆p.V/s.[(N/m2/(m3/s)=Nm/s=J/s]) . Yang termasuk jenis ini adalah
turbin Francis, turbin aliran diagonal ( diagonal flow ) dan turbin baling – baling (
propeller turbine ). Turbin Francis adalah turbin dimana air mengalir ke rotor dengan
arah radial dan keluar dengan arah aksial ; perubahan arah terjadi sambil melewati
rotor. Turbin aliran diagonal adalah turbin dimana air melewati rotor dengan arah
diagonal menuju ke poros. Turbin baling – baling adalah turbin di mana air melewati
rotor dengan arah aksial. Turbin reaksi yang dapat dipakai sebagai pompa dengan
membalik arah putaran rotor dinamakan turbin pompa balik ( reversible pump turbine
). Turbin jenis ini terbagi lagi atas jenis Francis, jenis aliran diagonal dan jenis baling
– baling, sesuai dengan konstruksi rotornya.

1.10
Turbin Propeller
Turbin propeller disebut juga turbin baling-baling poros horizontal adalah
turbin yang bekerja di dalam air yang dapat mengubah head kecil/rendah menjadi
power yang besar. Turbin propeler merupakan turbin yang memiliki kecepatan
spesifik (nq) yang tinggi, sehingga cocok untuk head yang rendah dan debit yang
tinggi. Semakin tinggi nilai kecepatan spesifiknya (nq) maka akan lebih ekonomis.
Oleh karena itu , kecepatan yang tinggi berarti unit turbinnya lebih kompak dan
kecepatan roda turbin bergantung pada konstruksi dan kekuatan material turbin dan
generator atau beban. Turbin baling-baling ini mempunyai keuntungan dimana
harganya relatif lebih murah dan dapat dioperasikan pada kondisi kapasitas air yang
relatif konstan. Kelemahan turbin ini dibanding Kaplan adalah sudu turbin (runner)
tidak dapat diubah-ubah sesuai dengan kondisi pergolakan air. effisiensinya akan

Gambar 1.8 Turbin Propeller

Prinsip Kerja Turbin Propeller (ukuran piko hidro beperan sebagai pembangkit
energi)
Turbin propeller bekerja dengan cara menghisap dan atau menyerap
sebagian energi hidro. Pada saat pintu air dibuka, air masuk menuju bak
penampungan, kemudian air masuk melalui guide vane (sudu pengarah) mendorong
rangkaian sudu-sudu turbin, sehingga sudu turbin berputar. Sudu terhubung atau
terpasang langsung dengan roda poros turbin, ketika sudu berputar maka poros akan
mengikuti gerakan sudu. Poros dihubungkan(dipasang langsung) pulley turbin
sehingga pulley dapat dan ikut berputar. Pulley turbin dikopel dengan pulley
generator dengan menggunakan V-belt. Pulley generator akan menggerakkan
generator sehingga menghasilkan listrik.

1.11
Gambar 1.9 Prinsip Kerja Turbin Propeller

Kecepatan Spesifik (nq)


Kecepatan spesifik dapat didefinisikan bahwa 1[m3]( satu meter kubik ) hidro
mengalir dengan tinggi energy 1[J/N=Nm/N] mengahasil nq putaran turbin tiap
menit. Dalam persamaan matematika dapat ditulis sebagai berikut :
(25)

Kecepatan spesifik inidigunakan untuk menentukan ukuran utama turbin yang dipilih,
adalah sebagai berikut :

Gambar 1.10 Harga perkiraan untuk menentukan ukuran-ukuran utama turbin Kaplan [sumber: ]

Konversi energi tiap detik


Konversi energy yang akan dibahas berkenaan dengan kemampuan konvertor
(mesin) menyerap dan mengubah energy aliran hidro menjadi kerja mesin (turbin).
Dalam melakukan perhitungan dapat digunakan persamaan-persamaan berikut:
Daya hidrolis (Ph) : (26)

Daya poros (Ps) : (27)

Daya Generator (Pgen): (28)


Contoh kasus, dua unit turbin propeller dengan diameter nominal roda jalan (runner) masing-masing
60 [mm] dan 200 [mm] ,disajikan pada gambar 1.11 dan 1.12

1.12
Gambar 1.12 Grafik pengaruh debit air
[m3/s] (sumbu x) terhadap daya hidraulik
Gambar 1.11 Grafik Pengaruh debit air[m3/s] [kW], daya poros [kW] , efisiensi[.] dan
(sumbu x) terhadap daya hidraulik[ kW], daya head [Nm/N=J/N] untuk turbin d = 200 mm
poros [kW], efisiensi [. ] dan head Sumbu X menunjukkan peubah (variable )
[/Nm/N=J/N] (sumbu y) untuk turbin d = 60 yaitu laju alir volume [m3/s] dan sumbu Y
mm. Sumbu X menunjukkan peubah menunjukkan fungsi X
(variable ) yaitu laju alir volume [m3/s] dan
b Y j kk f iX

Berdasarkan diskusi dan analisis hasil eksperimen turbin propeller berdiameter 60


[mm] dan 200 [mm] dapat dirangkum sebagai berikut.
(1). Turbin propeller termasuk pada kelompok turbin aliran aksial dengan kecepatan
spesifik (nq) antara 90 – 240 rpm.
(2)Tubin uji berdiameter 60 mm pada uji awal di dengan debit air 0,005690 m3/s
dengan head total 3,05 m pada ketinggian (z) 2,8 meter Kecepatan spesifik turbin
paling tinggi yaitu 85,57 putaran per menit Kecepatan spesifik ini belum
memenuhi standar kecepatan spesifik turbin Kaplan yaitu 90 putaran per menit
Agar kecepatan spesifik turbin propeller buatan Cihanjuang Inti Teknik ini
memenuhi standar kecepatan spesifik turbin Kaplan maka debit air harus
diperbesar. Debit minimum yang harus diperoleh untuk mencapai standar
kecepatan spesifik Kaplan adalah 0,0063 m3/s. Periksa sumber informasi.
(3)Demikian juga halnya untuk turbin uji berdiameter 200 mm dan lainnya yang
masuk pada kelompok turbin aliran aksial, memerlukan debit minimum 0,075
[m3/s] yang harus tersedia, periksa sumber informasi.
(4).Dengan kecepatan spesifik dinaikan dimana Head, kecepatan dan daya poros
dipertahankan maka akan diperoleh luas penampang bak penampung yang
diperbesar dan akibatnya efisiensi menurun.

Contoh-contoh pembahasan mesin fluida lebih rinci disajikan pada bab- bab
selanjutnya.

1.13
1.14

Anda mungkin juga menyukai