LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI MESIN LISTRIK II

PERCOBAAN MOTOR INDUKSI I (ROTOR LILIT)

PENGUKURAN RESISTANSI BELITAN STATOR DAN ROTOR DAN

PERBANDINGAN TRANSFORMASI BELITAN

(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum Operasi Mesin Listrik II)

Nama Praktikan : Meilinda Estevani Hutagalung

NIM : 191724017
Kelas : 3C – TPTL / TKE
Kelompok : III (NIM 17 – 23)
Nama Anggota Kelompok : 1. Meilinda Estevani Hutagalung (191724017)
2. Michael (191724018)
3. Muhamad Rahman Mubarok (191724019)
4. Muhammad Ardhyan Putra (191724020)
5. Muhammad Fachril R (191724021)
6. Muhammad Fadhil S (191724022)
7. Muhammad Khaerul Anwar (191724023)
Dosen Pembimbing : Ir. Ahmad Mudawari, M.T
Tanggal Praktikum : Jumat, 11 Februari 2022
Tanggal Mengumpulkan : Jumat, 18 Februari 2022

PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 TEKNOLOGI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2022
1.1. Tujuan
Setelah percobaan mahasiswa diharapkan dapat:
a. Mengukur resistansi belitan rotor pada motor induksi.
b. Membandingkan transformasi belitan stator dan rotor.

1.2. Dasar Teori

Pada motor induksi rotor lilit, stator mempunyai tiga belitan terpisah (U,V,W) dan
tiga belitan rotor yang dihubungkan bintang pada salah satu sisinya (K,L,M).
seperti pada gambar berikut ini :

Secara teori motor induksi dapat dibandingkan dengan transformator statik.

Kenyataannya, motor induksi juga mempunyai belitan primer (stator) dan belitan
sekunder(rotor). Stator dilewati oleh fluk sinusoidal, gabungan tiap phasa yang
dihasilkan menyebabkan timbulnya fluksi putar (medan putar) pada ruang. Pada motor
induksi dimungkinkan untuk dihitung perbandingan belitan antara stator dan rotor. Dimana
perhitungannya hampir sama dengan pengukuran dan perhitungan perbandingan
transformator statik.
Perbandingan transformasi dengan sumber pada stator :

𝑽
𝑲𝟏 = 𝑽 𝒔 (perbandingan transformasi dengan sumber pada stator)
𝒓

𝑽
𝑲𝟐 = 𝑽 𝒔 (perbandingan transformasi dengan sumber pada rotor)
𝒓

𝑲𝒆𝒇𝒇 = 𝒑𝒆𝒓𝒃𝒂𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 = √𝒌𝟏 𝒌𝟐

1.3. Prosedur Kerja

A. Pengukuran Resistansi Belitan Stator
 1) Hubungkan rangkaian seperti pada gambar dan set control seperti berikut
2) Nyalakan power supply, atur sampai arus terbaca kira kira 10 % INominal.
3) Catat penunjukan alat ukur yang terbaca.
4) Putuskan voltmeter dan matikan power supply.
5) Ulangi langkan pertama hingga kelima untuk belitan stator fasa yang lain.

B. Pengukuran Resistansi Belitan Rotor

1) Hubungkan rangkaian seperti pada gambar dan set control seperti berikut
2) Nyalakan power supply, atur sampai arus terbaca kira kira 10 % INominal.
3) Catat penunjukan alat ukur yang terbaca.
4) Putuskan voltmeter dan matikan power supply.
5) Ulangi langkan pertama hingga kelima untuk belitan rotor fasa yang lain.
C. Pengukuran Transformasi Stator Rotor dengan Sumber pada Stator

1) Hubungkan rangkaian seperti pada gambar.

2) Set kontrol : regulasi tegangan posisi OFF.
3) ON-kan power supply dan alat ukur tegangan sumber ke tegangan nominal.
Ukur ke tiga phasa baik stator maupun rotor, hitung harga tegangan per
phasa.
4) Bila sudah selesai matikan power supply.

D. Pengukuran Transformasi Stator Rotor dengan Sumber pada Rotor

 1) Hubungkan rangkaian seperti pada gambar.
2) Set kontrol : regulasi tegangan posisi OFF.
3) ON-kan power supply ke rotor dan alat ukur tegangan sumber ke tegangan nominal.
Ukur ke tiga phasa baik stator maupun rotor, hitung harga tegangan per phasa.
4) Bila sudah selesai matikan power supply.

1.4. Alat yang Digunakan

a) Voltmeter 2 buah
b) Amperemeter 1 buah
c) Rheostat 1 buah
d) Oto transformator 3 buah
e) Motor induksi rotor lilit 1 buah
f) Kabel penghubung

1.5. Data hasil pengukuran

1.5.1. Data Pengukuran Resistansi Belitan Stator

Pengukuran Resistansi Belitan Stator

U1−U2 V1−V2 W1−W2
No I V I V I V
(Ampere) (Volt) (Ampere) (Volt) (Ampere) (Volt)
1 0.2 0.01 0.2 0.01 0.2 0.01
2 0.4 0.22 0.4 0.22 0.4 0.22
3 0.5 0.3 0.5 0.3 0.5 0.3
4 0.6 0.46 0.6 0.46 0.6 0.46
5 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.72
6 0.8 0.98 0.8 0.98 0.8 1
7 0.9 1.24 0.9 1.22 0.9 1.24
8 1 1.46 1 1.44 1 1.46
9 1.1 1.66 1.1 1.64 1.1 1.68
10 1.2 1.82 1.2 1.82 1.2 1.82

1.5.2. Data Pengukuran Resistansi Belitan Rotor

Pengukuran Resistansi Belitan Rotor

K−L L−M −
No I V I V I V
(Ampere) (Volt) (Ampere) (Volt) (Ampere) (Volt)
1 0.1 0.24 0.1 0.2 0.1 0.18
2 0.2 0.46 0.2 0.35 0.2 0.34
3 0.3 0.58 0.3 0.58 0.3 0.48
4 0.4 0.74 0.4 0.78 0.4 0.64
5 0.5 0.9 0.5 0.92 0.5 0.78
6 0.6 1.08 0.6 1.1 0.6 0.94
7 0.7 1.26 0.7 1.3 0.7 1.12
8 0.8 1.48 0.8 1.46 0.8 1.3
9 0.9 1.64 0.9 1.62 0.9 1.52
10 1 1.8 1 1.7 1 1.7
 1.5.3. Data Pengukuran Transformasi Belitan Stator dan Rotor

Pengukuran Transformasi Belitan Stator dan Rotor

Sumber di Stator Sumber di Rotor
No Vs Vr Vs Vr
(Volt) (Volt) (Volt) (Volt)
1 210 123 180 210
2 300 157.5 162 180
3 380 159 159 150

1.6. Tugas dan Analisa

1. Tabel Percobaan dan Perhitungan serta Grafik
1) Pengukuran Resistansi Belitan Stator

Pengukuran Resistansi Belitan Stator Resistansi Belitan Stator

U1−U2 V1−V2 W1−W2
RU RV RW
No I V I V I V
(Ampere) (Volt) (Ampere) (Volt) (Ampere) (Volt) (Ohm) (Ohm) (Ohm)
1 0.20 0.01 0.20 0.01 0.20 0.01 0.05 0.05 0.05
2 0.40 0.22 0.40 0.22 0.40 0.22 0.55 0.55 0.55
3 0.50 0.30 0.50 0.30 0.50 0.30 0.60 0.60 0.60
4 0.60 0.46 0.60 0.46 0.60 0.46 0.77 0.77 0.77
5 0.70 0.70 0.70 0.70 0.70 0.72 1.00 1.00 1.03
6 0.80 0.98 0.80 0.98 0.80 1.00 1.23 1.23 1.25
7 0.90 1.24 0.90 1.22 0.90 1.24 1.38 1.36 1.38
8 1.00 1.46 1.00 1.44 1.00 1.46 1.46 1.44 1.46
9 1.10 1.66 1.10 1.64 1.10 1.68 1.51 1.49 1.53
10 1.20 1.82 1.20 1.82 1.20 1.82 1.52 1.52 1.52
Resistansi Rata-Rata Belitan Stator (dalam besaran DC) 1.01 1.00 1.01

Grafik pengolahan data dengan regresi linier

Grafik pengukuran resistansi belitan stator motor induksi rotor

lilit
2.00

1.50
Tegangan (Volt)

1.00

0.50

0.00
0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40
Arus (Ampere)
Fasa U Fasa V Fasa W
Linear (Fasa U) Linear (Fasa V) Linear (Fasa W)
y = 1.9773x - 0.5782 y = 1.9604x - 0.5717 y = 1.9855x - 0.5783
R² = 0.9749 R² = 0.9761 R² = 0.9756
 2) Pengukuran Resistansi Belitan Rotor

Pengukuran Resistansi Belitan Rotor Resistansi Belitan Rotor Resistansi Tiap Fasa
K−L L−M K− R R R
RK RL RM
No I V I V I V K−L L−M K−M
(Ampere) (Volt) (Ampere) (Volt) (Ampere) (Volt) (Ohm) (Ohm) (Ohm) (Ohm) (Ohm) (Ohm)
1 0.1 0.24 0.1 0.2 0.1 0.18 2.40 2.00 1.80 1.10 1.30 0.70
2 0.2 0.46 0.2 0.35 0.2 0.34 2.30 1.75 1.70 1.13 1.18 0.58
3 0.3 0.58 0.3 0.58 0.3 0.48 1.93 1.93 1.60 0.80 1.13 0.80
4 0.4 0.74 0.4 0.78 0.4 0.64 1.85 1.95 1.60 0.75 1.10 0.85
5 0.5 0.9 0.5 0.92 0.5 0.78 1.80 1.84 1.56 0.76 1.04 0.80
6 0.6 1.08 0.6 1.1 0.6 0.94 1.80 1.83 1.57 0.77 1.03 0.80
7 0.7 1.26 0.7 1.3 0.7 1.12 1.80 1.86 1.60 0.77 1.03 0.83
8 0.8 1.48 0.8 1.46 0.8 1.3 1.85 1.83 1.63 0.83 1.03 0.80
9 0.9 1.64 0.9 1.62 0.9 1.52 1.82 1.80 1.69 0.86 0.97 0.83
10 1 1.8 1 1.7 1 1.7 1.80 1.70 1.70 0.90 0.90 0.80
Resistansi Rata-Rata Belitan Stator (dalam besaran DC) 0.87 1.07 0.78
Grafik pengolahan data dengan regresi linier

Pengukuran resisitansi belitan rotor

2
Tegangan (Volt)

1.5

0.5

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Arus (Ampere)
Fasa K - L Fasa L - M Fasa K - M
Linear (Fasa K - L) Linear (Fasa L - M) Linear (Fasa K - M)
y = 1.8249x y = 1.8005x y = 1.6447x
R² = 0.9988 R² = 0.9985 R² = 0.999

3) Perngukuran transformasi belitan pada motor

Rasio Transformasi
Sumber di Stator Sumber di Rotor
No Vs Vr Vs Vr K1 K2 Keff
(Volt) (Volt) (Volt) (Volt)
1 210 123 180 210 1.71 0.86 1.21
2 300 157.5 162 180 1.90 0.90 1.31
3 380 159 159 150 2.39 1.06 1.59