Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASI FISIKA
“ VISKOSITAS DAN RHEOLOGI “

OLEH :

NAMA : Nada Rahmatul Balqis


NIM : 1901022
KELAS : S1 2A
KELOMPOK : III
DOSEN PENGAMPU : Nesa Agistia, M.Farm,Apt
ASISTEN DOSEN : Arava Putri Fadhila
Berliani Aprilia
Dechania Samura

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
2020
I. Tujuan praktikum
Tujuan : Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Menerangkan arti viskositas dan reologi
2. Membedakan cairan Newton dan cairan Non Newton
3. Menggunakan alt-alat penentuan viskositas dan reologi
4. Menentukan viskositas dan rheologi cairan Newton dan Non Newton
II. Prinsip Percobaan

Berdasarkan prinsip sifat aliran newton dan non newton.

III. Tinjauan Pustaka

Hukum aliran dari newton perbedaan kecepatan (dv) antara dua bidang cairan
dipisahkan oleh suatu jarak yang kecil sekali (dv) adalah “perbedaan kecepatan” atau
rate of shear, dv/dr. Gaya persatuan luas f ‘/ A diperlukan untuk menyebabkan aliran,
ini disebut shearing stress. Newton adalah orang pertama yang mempelajari sifat sifat
aliran dari cairan secara kuantitatif dia menemukan bahwa semakin besar viskositas
suatu cairan, akan makin besar pula gaya persatuan luas (shearing stress) yang
diperlukan untuk menghasilkan suatu rate of shear tertentu. Oleh karena itu, rate of
shear harus berbanding langsung dengan seharing stress atau

F ' ∩dv
A
= dt

Dimana, ∩ adalah koefisien viskositas, biasanya dinyatakan sebagai viskositas


saja. Persamaan sering kali ditulis sebagai (Martin, 1993)

F
∩= Dimana F = F’/ A dan G = dv/dr
G

Adanya zat terlarut makromolekul akan menaikkan viskositas larutan. Bahkan,


pada konsentrasi rendah pun efeknya besar mempengaruhi aliran flourida pada jarak
jauh. Viskositas diukur dengan beberapa cara. Dalam “viskometer ostwald”, waktu
yang diperlukan oleh larutan untuk melewati pipa kapiler dicatat dan dibandingkan
dengan sampel standar. Metode ini cocok untuk penentuan (n), karena perbandingan
viskositas larutan dan pelarut murni, sebanding untuk perbedaan antara rapatan p dan
p’(Atkins, 1997)
Visometer dalam bentuk silinder konsentrisyang berotasi juga digunakan
untuk pengukuran viskositas. Tenaga putar pada silinder dalam monitor disaat silinder
luas dirotasikan. “Viskometer drum berotasi”ini mempunyai kelebhan dibandingkan
dengan jenis Ostwald yaitu : gradien ges es antara kedua silinder ini lebih sederhana
daripada dalam pipa kapiler ( Atkins, 1997)

Karena bentuk viskositas berubah ubah tergantung pada temperatur, maka


penentuan temperature jadi penting : umumnya viskositas cairan berkurang dengan
meningkatnya temperatur. Penentuan viskositas dalam istilah poise atau centipoise
menghasilkan perhitungan viskositas perhitungan viskositas absolute. Kadang kadang
lebih sesuai memakai skala kinetik. Dimana unit unit viskositas diukur dengan stokes
dan centistokes. Viskositas kinematic terdapat dari viskositas absolut dibagi bobot jenis
cairan pada temperatur yang sama. (Ansel, 1989)

Makin besar viskositas makin lambat aliran cairan viskositas cairan besar turun
dengan meningkatnya suhu dapat dianalogiskan dengan sirup gula panas mengalir lebih
cepat daripada sirup gula dingin . cairan yang mempunyai gaya antar molekul yang
kuat memiliki viskositas yang lebih besar dibandingkan cairan karena, cairan yang
memiliki viskositas yang lebih besar dibandingkan cairan yang memiliki gaya antar
molekul yang lemah. Air memiliki viskositas lebih besar dibandingkan kebanyakan
cairan karena kemampuannya untuk membentuk ikatan hydrogen yang menarik,
viskositas gliserol jauh lebih besar daripada semua cairan.

Apabila zat cair tidak kental maka koefisiean nya sama dengan nol sedangkan
pada zat padat , zat cair kental bagian yang menempel didinding mempunyai kecepatan
yang sama dengan dinding aliran zat cair akan bersufat laminar apabila zat cairnya
kental dan di aliran tidak terlalu cepat. Prinsip dasar rheologi telah digunakan dalam
penyelidikan cat, tinta, berbgai adonan, bahan-bahan untuk pembuat jalan, kosmetik,
produk hasil peternakan, serta bahan-bahan lain. Penyelidikan viskositas dari cairan
sejati, larutan, dan sistem koloid baik yang encer maupun yang kental jauh lebih praktis
dari pada bernilai teoritis (Martin, 1963).

Ahli Farmasi kemungkinan lebih besar sering menghadapi cairan non newton
disbanding dengan cairan biasa oleh karna itu, mereka harus mempunyai metode yang
sesuai untuk mempelajari zat zat kompleks. Ini non newton bodies adalah zat zat yang
tidak mengikuti persamaan aliran newton, disperse heterogen cairan dan padatan seperti
larutan koloid, emulsi, suspensi cair, salep dan produk produk serupa masuk dalam
kelas ini. Jika bahan bahan non newton dianalisis dalam suatu viscometer ada yang
dihasilnya diplot, diperoleh berbagai kurva konsentrasi yang menggambarkan adanya
tiga kelas aliran yakni, plastis, pseuda palstis, dan dilatan ( Martin, 1993)

Sifat sifat reologi dari system farmasetik dapat mempengaruhi pemilihan alat
yang akan digunakan untuk memproses produk tersebut dalam pabriknya. Lebih- lebih
lagi. Tidak adanya perhatian terhadap pemilihan alat ini akan berakibat diperolehnya
hasil yang tidak diinginkan, paling tidak dalam karekteristik alirannya (Martin, 1993).

Rheologi meliputi pencampuran dan aliran dari bahan, pemasukan kedalam


wadah, pemindahan sebelum digunakan, apakah dicapai dengan penuangan dari botol,
pengeluaran dari tube atau pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu produk
tertentu yang dapat berkisar dalam konsistensi dari bentuk cair ke semi solid, sampai
kepadatan, dapat mempengaruhi penerimaan bagi si pasien, stabilitas fisika, dan bahkan
availabilitas biologis jadi viskositas telah terbukti mempengaruhi laju absorpsi obat
saluran cerna (Martin,1993).

Beberapa tahun terakhir ini prinsip dasar rheology telah digunakan dalam
penyelidikan cat, tinta,berbagai adonan, bahan-bahan untuk pembuat jalan,kosmetik,
produk hasilpeternakan, sertabahan-bahanlain. Penyelidikan viskositas dari cairan
sejati, larutan dan system koloid baik yang encer maupun kental jauh lebih bersifat
praktis dari pada bernilai teoris (Martin, 1993).

Viskositas adalah suatu pernyataan tentang tahanan dari suatu cairan untuk
mengalir. Semakin tinggi viskositas semakin nesar tahannya. Cairan sederhana dapat
dijelaskan dalam istilah absolut. Akan tetapi sifat sifat absolut rheology dispersi
heterogen lebih kompleks dan tidak dapat dinyatakan dalam suatu satuan tunggal.

( Martin, 1993)

Bila viskositas gas meningkat dengan naik nya temperatu, maka viskositasnya
cairan justru akan menurun jika temperature dinaikkan. Fluiditas dari suatu cairan yang
merupakan kelbihan dari viskositas akan meningkat dengan makin tingginya temperatur
(Bird, 1993)

Berdasarkan hokum Newton tentang sifat aliran cairan, maka tipe aliran
dibedakan menjadi 2, yaitu cairan newton dan cairan non newton. (Wiroatmojo. 1988)

IV. Alat dan Bahan


A. PenentuanViskositas cairan dengan viskometer Ostwald
Objek : Penentuan kekentalan gliserin,propilenglikol,alcohol,dan campuran air-
gliserin dengan viskometer Ostwald

Alat Bahan
Viskometer Ostwald Aquadest
B. Stopwatch Propilenglikol
Piknometer Campuran air gliserin (5:1)
Campuran air gliserin (1:1)
Alkohol
Larutangula 10%
Larutangula 20%

Penentuan Kekentalan Cairan Non Newton Menggunakan Viskometer Brookfield


Objek : Penentuan kekentalan dan sifat alir beberapa jenis suspense dengan
viskometer Brookfield

Alat Bahan
Viskometer Digital Brookfield DV 1 Suspensi ibuprofen
Beker gelas Suspensi domperidone
Stopwatch

V. Cara Kerja

A. PenentuanViskositas cairan dengan viskometer Ostwald


a. Penentuan Bobot Jenis
Lakukan penentuan bobot jenis atau massa jenis larutan sampel dan
Pembanding menggunakan piknometer dengan cara sebagai berikut:
1. Timbang berat piknometer kosong yang bersih (W1)
2. Timbang berat piknometer + sampel atau larutan uji (W2)
3. Timbang berat piknometer + larutan pembanding (W3)
4. Tentukan bobot jenis cairan dengan rumus:

b. Menentukan Viskositas
1. Mula-mula Viskometer dibersihkan dan dikeringkan.
2. Cairan yang akan ditentukan kekentalannya dimasukkan melalui pipa A,
sehingga ruang R terisi penuh.
3. Cairan dihisap melalui pipa B agar cairan naik ke kapiler sampai
permukaan melewati garis m.
4. Kemudian cairan dibiarkan turun sampai garis n.
5. Catat waktu yang dibutuhkan oleh cairan untuk mengalir dari garis m ke n.
6. Cucilah Viskometer dan keringkan kembali
7. Ulangi kerja seperti di atas dengan memakai cairan pembanding
8. Hitung viskositas masing-masing sampel dengan menggunakan rumus:

B. Penentuan Kekentalan Cairan Non Newton Menggunakan Viskometer


Brookfield
1. Pilih spindle sesuai dengan viskosstas sampel (contoh : air gunakan
spindel no.1)
2. Pasang spindel pada gantungan spindel
3. Turunkan spndel sedemikian rupa sehingga batas spindel tercelup dalam
cairan yang akan diukur viskositasnya
4. Hidupkan viskometer dengan menekan tombol ON dibelakang alat
5. Biarkan spindel berputar dan perhatikan jarum merah pada skala
6. Catat angka yang ditunjukkan jarum merah tersebut. Untuk menghitung
viskositas, angka pembacaan dikalikan dengan suatu faktor yang dapat
dikutip dari tabel pada brosur alat.
7. Dengan mengubah-ubah rpm nya, akan diperoleh viskositas cairan pada
berbagai rpm.
8. Tentukan rheologinya dengan memplot antara rpm dengan viskositas

VI. Hasil
A. PenentuanViskositas cairan dengan viskometer Ostwald

a. Tabel Hasil Perhitungan Bobot Jenis

No Bahan W1 W2 W3 BobotJenis
(gram) (gram) (gram) (g/L)
1. Propilenglikol 12,54 g 23,60 g 23,18 g 1,0394 g/L
2. Campuran air gliserin 12,53 g 23,48 g 23,18 g 1,0281 g/L
(5:1)
3. Campuran air gliserin 12,55 g 23,58 g 23,18 g 1,0376 g/L
(1:1)
4. Alkohol 12,56 g 20,94 g 23,18 g 0,7890 g/L
5. Larutangula 10 % 12,54 g 25,34 g 23,18 g 1,2030 g/L
6. Larutangula 20 % 12,56 g 26,72 g 23,18 g 1,3333 g/L

Perhitungan Bobot Jenis

1. Propilenglikol
(W1): 12,54 g
(W2): 23,60 g
(W3): 23,18 g
W 2−W 1 23,60−12,54
ρ= = =1,0394 g /L
W 3−W 1 23,18−12,54
2. Campuran air gliserin (5:1)

(W1): 12,53 g

(W2): 23,48 g

(W3): 23,18 g

W 2−W 1 23,48−12,53
ρ= = =1,0281 g /L
W 3−W 1 23,18−12,53

3. Campuran air gliserin (1:1)

(W1): 12,55 g

(W2): 23,58 g

(W3): 23,18 g

W 2−W 1 23,58−12,55
ρ= = =1,0376 g / L
W 3−W 1 23,18−12,55

4. Alkohol

(W1): 12,56 g

(W2): 20,94 g

(W3): 23,18 g

W 2−W 1 20,94−12,56
ρ= = =0,7890 g /L
W 3−W 1 23,18−12,56

5. Larutan gula10 %

(W1): 12,54 g

(W2): 25,34 g

(W3): 23,18 g
W 2−W 1 23,34−12,54
ρ= = =1,2030 g /L
W 3−W 1 23,18−12,54

6. Larutan gula 20 %

(W1): 12,56 g

(W2): 26,72 g

(W3): 23,18 g

W 2−W 1 26,72−12,56
ρ= = =1,3333 g / L
W 3−W 1 23,18−12,56

b. Penentuan viskositas
Table hasil pengumpulan viskositas

No Nama cairan BobotJenis t yang t rata-rata Kekentalan yang


dibutuhkan didapat
1 Propilenglikol 1,0394 g/ml 14,54 14,54 2,0505 cps
14.63
14,46
2 Campuran air 1,0281 g/ml 8,21 8,28 1,1550 cps
gliserin (5:1) 8,30
8,35
3 Campuran air 1,0376 g/ml 10,25 10,27 1,4458 cps
gliserin (1:1) 10,36
10,22
4 Alkohol 0,7890 g/ml 7,1 7,08 0,7579 cps
7,05
7,11
5 Larutangula 1,2030 g/ml 10,34 10,34 1,6879 cps
10% 10,32
10,38
6 Larutangula 1,3333 g/ml 12,57 12,55 2,2704 cps
20% 12,49
12,60
Perhitungan penentuan viskositas:

1. Propilenglikol

14,54+14,63+14,46
t rata−rata= =14,54 detik
3

Diket :

P1 = 1,0394 g/ml

P2 = 1 g/ml

n2 = 1,00 cps

t2 = 7,37 detik

Ditanya= n1 ?

η 1 ρ 1 .ι 1 1,0394 g /ml ×14,54 detik


= = =2,0505 cps
η 2 ρ 2 .ι 2 1 g/ml × 7,37 detik

2. Campuran air gliserin (5:1)


8,21+ 8,30+8,35
t rata−rata= =8,28 detik
3

Diket :

P1 = 1,0281 g/ml

P2 = 1 g/ml

n2 = 1,00 cps

t2 = 7,37 detik

Ditanya= n1 ?

η 1 ρ 1 .t 1 1,0281 g /ml ×8,28 detik


= = =1,1550 cps
η 2 ρ 2 .t 2 1 g /ml ×7,37 detik

3. Campuran air gliserin (1:1)


10,25+ 10,36+10,22
t rata−rata= =10,27 detik
3
Diket :

P1 = 1,0376 g/ml

P2 = 1 g/ml

n2 = 1,00 cps

t2 = 7,37 detik

Ditanya= n1 ?

η 1 ρ 1 .t 1 1,0376 g/ml × 10,27 detik


= = =1,4458 cps
η 2 ρ 2 .t 2 1 g/ ml ×7,37 detik

4. Alkohol
7,1+7,05+ 7,11
t rata−rata= =7,08 detik
3

Diket :

P1 = 0,7890 g/ml

P2 = 1 g/ml

n2 = 1,00 cps

t2 = 7,37 detik

Ditanya= n1 ?

η 1 ρ 1 .t 1 0,7890 g/ml × 7,08 detik


= = =0,7579 cps
η 2 ρ 2 .t 2 1 g/ml ×7,37 detik

5. Larutan gula 10%

10,34+10,32+10,38
t rata−rata= =10,34 detik
3

Diket :

P1 = 1,2030 g/ml
P2 = 1 g/ml

n2 = 1,00 cps

t2 = 7,37 detik

Ditanya= n1 ?

η 1 ρ 1 .t 1 1,2030 g/ml ×10,34 detik


= = =1,6877 cps
η 2 ρ 2 .t 2 1 g/ml ×7,37 detik

6. Larutan gula 20%

12,57+12,49+12,60
t rata−rata= =12,55 detik
3

Diket :

P1 = 1,3333 g/ml

P2 = 1 g/ml

n2 = 1,00 cps

t2 = 7,37 detik

Ditanya= n1 ?

η 1 ρ 1 .t 1 1,3333 g/ml ×12,55 detik


= = =2,2704 cps
η 2 ρ 2 .t 2 1 g /ml ×7,37 detik

B. Penentuan Kekentalan Cairan Non Newton Menggunakan Viskometer


Brookfield
a. Tabel hasil pengukuran viskositas dengan viskometer brookfield

Sampel Kecepatan No Viskositas yg Faktor Viskositas


(rpm) Spindel ditunjukkan Pengali sebenarnya
pada alat (cP)
Suspensi 3 1 12 20 240
ibuprofen
6 1 22 10 220

12 1 41 5 205
30 1 92 2 184

60 1 163 1 163

Gel Natrium 3 3 0 400 0


diklofenak
6 3 0 200 0
12 3 0 100 0

30 3 11 40 440

60 3 23 20 460

LV Series Viskometer

viskositas=nilai yang ditunjukkan pd jarum merah viskometer ×faktor pengali ygsesuai

1. Suspensi Ibu profen 2. Gel natrium diklofenak


12 x 20 = 240 cp 0 x 400 = 0 cp
22 x 10 = 220 cp 1 x 200 = 0 cp
41 x 5 = 205 cp 1 x 100 = 0 cp
92 x 2 = 184 cp 11 x 40 = 440 cp
162 x 1 = 163 cp 23 x 20 = 450 cp
Grafik pengukuran viskometer brookfield
suspensi ibu profen Column1
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
3 6 12 30 60

suspensi ibu profen


300

250

200

150

100

50

0
3 6 12 30 60

suspensi ibu profen

gel natrium diklofenak


500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
3 6 12 30 60

gel natrium diklofenak


VII. Pembahasan

Pada praktikum kali ini ialah penentuan kekentalan ciran non newton dengan
viscometer dan penentuan kekentalan cairan newton dengan viscometer Ostwald.
Prinsip pada penenrtuan kekentalan cairan non newton adalah menentukan kekentalan
dan sifat alirannya dengan metode rotasi. Pada viskometer stromer terdapat 3
komponen penting dalam perhitungan viskositas. Yaitu waktu, putaran, dan beban.
Pada saat melakukan pengukuran dengan viskometer stromer, waktu diperlukan hingga
putaran ke 50 harus lebih dari 30 detik. Jika waktu kurang dari 30 detik, maka
pengukuran harus diulang dengan cara menaikkan putaran menjadi 100 kali. Dan
apabila lebih dari 60 detik, maka bebannya harus ditambahkan. Dengan demikian angka
angka yang dihasilkan dari 3 komponen tersebut kita dapat menghitung nilai RPM dan
KV.

Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar


kecilnya gesekan didalam fluida. Semakin besar viskositas suatu fluida maka makin
sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda begerak didalam fluida tersebut.

Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat
cair. Oleh karena itu, semakin besar viskositas zat cair maka semakin susah benda padat
bergerak di dalam zat cair tersebut. Akibat adanya kekentalan zat cair di dalam pipa
maka besarnya kecapatan gerakpartikel pada penampang melintang tersebut tidak sama,
hal ini disebabkan adanya gesekan antar molekul pada cairan kental. Besaran viskositas
berbanding terbalik dengan perubahan temperatur karena kenaikan temperatur akan
melemahkan ikatan antar molekul suatu jenis cairan sehingga akan menurunkan nilai
viskositasnya. Penentuan viskositas larutan dilakukan dengan menggunakan viskometer
Ostwald dan juga menggunakan piknometer.

Percobaan ini menggunakan viskometer Ostwald, yang mana pada metode ini
dilakukan dengan mengukur waktu alir yang dibutuhkan oleh suatu cairan (fluida) pada
konsentrasi tertentu untuk mengalir antara dua tanda pada pipa viskometer. Keunggulan
dari metode ini adalah lebih cepat, lebih mudah, alatnya murah serta perhitungannya
lebih sederhana. Prinsip dari penentuan viskositas dengan metode viskometer Ostwald
ini dilakukan dengan memasukkan cairan (gliserin) ke dalam alat viskometer melalui
pipa A kemudian dengan cara menghisap cairan dibawa ke B sampai garis atas.
Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir bebas dan waktu yang diperlukan untuk mengalir
dari garis atas ke bawah diukur. Masing-masing perlakuan di ulangi tiga kali, hal ini
dilakukan karena untuk mendapatkan nilai yang mendekati benar sebab alat yang
digunakan tidak dapat menentukan hasilnya secara pasti. Dari ketiga hasil tersebut
kemudian dirata-ratakan.

Pada penentuan kekntalan percobaan ini cairan newton dengan viscometer


Ostwald bertujuan untuk menentukan kekentalan viscometer Ostwald bertujuan untuk
menentukan kekentalan suatu cairan newton bertujuan untuk menentukan kekentalan
suatu cairan newton tersebut dengan metode kapiler. Viskositas yang didapat dengan
menggunakan viscometer ini merupakan viskositasnya. Yaitu air, pada percobaan kali
ini cairan yang akan di tentukan viskositasnya adalah propilengilokl, alcohol, larutan
gula 10 % dan larutan gula 20 %, sedangkan pada cairan non newton dengan
viskometer Brookfield yang akan ditentukan adalah suspense ibu profen dan juga gel
natrium diklofenak.

Viskometer dapat diketahui dengan membandingkan bj zat dan waktu alir zat,
maka terlebih dahulu ditentukan kecepatan masing masing cairan yang diuji
menggunakan piknometer. Piknometer yang digunakan harus kering dan bersih, agar
didapat bobot piknometer yang sebenarnya. Pertama dengan menimbang piknometer
corong beserta tutup. Tujuannya agar dapat diketahui berat dan cairan yang akan
ditimbang dengan piknometer.
Hasil yang diperoleh pada percobaan ini, pada propilenglikol dibutukan waktu
14,54 , pada gliserin 5:1 waktu yang diperlukan adalah 8,38, pada gliserin 1:1 waktu
yang diperlukan adalah 10, 27 , pada alkohol dibutuhkan waktu7,08 pad alar gula 10%
membutuhkan waktu 10,34 dan pad alar gula 20% membutuhkan waktu 12,55 .

Secara teori, semakin lama waktu yang diperlukan untuk mengalirnya suatu
fluida dari gaeris atas ke garis bawah, maka semakin besar pula nilai viskositas cairan.
Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yaitu gliserin dengan knsentrasi yang diperoleh.
Gliserin yang mempunyai konsentrasi besar memerlukan waktu yang relatif lebih lama
untuk mengalir dalam pipa viskometer dibandingkan dengan cairan gliserin yang
mempunyai konsentrasi yang lebih rendah, sehingga cairan yang memiliki konsentrasi
yang lebih tinggi cenderung memiliki nilai viskositas yang besar pula. Hal tersebut
dikarenakan konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap
satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin
tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.

Dari data yang didapatkan pada penentuan viskositas saat praktikum, maka
diperoleh hasil larutan gula 20% mempunyai viskositas yang tinggi denga nnilai 2,2704
cps. Dalam hal ini larutan gula 20% mempunyai kekentalan yang tinggi yang
mengakibatkan larutan gula 20% akan lebih sulit dituang dan sifat alirannya rendah.
Larutan gula 20% memiliki sifat alir yang tinggi dibandingkan sifat aliran larutan lain,
ini disebabkan karena banyaknya partikel yang menyebabkan terjadinya gesekan
partikel yang semakin tinggi. Selanjutnya partikel cairan yang memiliki viskositas
tinggi yaitu propilenglikol, dengan viskositas 2,0505 cps. Selanjutnya yaitu larutan gula
10% dengan viskositas yaitu 1,6877 cps. Selanjutnya yaitu campuran air gliserin (5:1).
Gliserin merupakan cairan kental yang kekentalan yang diketahui yaitu akan tetapi
penambahan air kedalam cairan ini menyebabkan terjadinya penurunan viskositas dari
larutan gliserin sehingga larutan ini memiliki kekentalan yaitu 1,1550 cps. Selanjutnya
adalah campuran air gliserin (1:1) memiliki kekentalan sebesar 1,4458 cps, dan yang
terakhir yaitu alcohol memiliki kekentalan yang paling rendah yaitu 0,7579 cps.

Dalam bidang farmasi, prinsip-prinsip rheologi di aplikasikan dalam


pembuatan krim, suspensi, emulsi, lotion, pasta, penyalut tablet dan lain-lain. Selain itu,
prinsip rheologi digunakan juga untuk karakteristik produk sediaan farmasi sebagai
penjamin kualitas yang sama untuk setiap batch. Rheologi juga meliputi pencampuran
aliran dari bahan, penuangan, pengeluaran dari tube atau pelewatan jarum suntik.

Pada percobaan kali ini dilakukan penentuan percobaan dengan pembuatan


suspense ibuprofen dan gel natrium diklofenak yang memiliki viskositas yang berbeda
sesuai kecepatan yang digunakan .

Dari data yang didapatkan pada saat praktikum, maka dihasilkan viskositas
sebenarnya dari suspense ibu profen dan gel natrium diklofenak, suspensi ibu profen
dengan kecepatan 3 rpm didapatakn viskositasnya sebanyak 240 cp, selanjutnya
suspensi ibu profen dengan kecepatan 6 rpm didapatkan viskositas 220 cp, suspensi ibu
profen dengan kecepatan 12 rpm didapatkan viskositas 205 cp, , suspensi ibu profen
dengan kecepatan 30 rpm didapatkan viskositas 184 cp, , suspensi ibu profen dengan
kecepatan 60 rpm didapatkan viskositas 163 cp. Selanjutnya gel natrium dikofenak, gel
natrium diklofenak dengan kecepatan 3 rpm, 6 rpm dan juga 12 rpm, menghasilkan
viskositas sebesar 0 karena faktor yang ditunjukkan pada alat adalah 0 cp. Selanjutnya
gel natrium diklofenak dengan kecepatan 30 rpm dihasilkan viskositas sebesar 440 cp,
yang terakhr adalah gel natrium diklofenak dengan kecepatan 60 rpm dihasilkan
viskositas sebesar 460 cp.

VIII. Kesimpulan
1. Viskositas adalah suatu cara untuk menyatakan berapa daya tahan dari aliran
yang diberikan oleh suatu cairan. Kebanyakan viscometer mengukur
kecepatan dari suatu cairan mengalir melalui pipa gelas (gelaskapiler), bila
cairan itu mengalir cepat maka berarti viskositas dari cairan itu rendah
(misalnya air).
2. Penentuan kekentalan cairan newton dilakukan dengan menggunakan
viskometer Ostwald, sedangkan penentuan kekentalan cairan non newton
digunakan menggunakan viskometer Brookfield.
3. Prinsip menggunakan viskometer Ostwald adalah mengukur waktu yang
dibutuhkan cairan untuk melewati antara 2 garis yaitu m dan n pada suatu
tabung kapiler partikel
4. Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran cairan dan deformasi.
5. Pada penentuan kekentalan menggunakan viskometer Ostwald didapatkan
hasil larutan gula 20% mempunyai viskositas yang paling tinggi denga nnilai
2,2704 cps. Sedangkan, alcohol memiliki kekentalan yang paling rendah yaitu
0,7579 cps.
6. pada penentuan kekentalan menggunakan viscometer Brookfield didapatkan
hasil gel natrium diklofenak yang kecepatannya 60 rpm dengan nomor
spindle 3 memiliki viskositas sebenarnya paling tinggi yaitu sebesar 460 cp.
IX. Daftar Pustaka
1. Atkins. P. W. 1997, Kimia Fisika 2 , Erlangga Jakarta
2. Ansel 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi : VI. Jakarta
3. Kosman 2007, sikap terhadap sains dan sikap saintifik dikalangan pelajar
sains
4. Martin a. Swarbisk 1993, Farmasi Fsik II : VI. Press Jakarta
5. Bird. T 1993 Kimia Fisika untuk universitas : Jakarta PT. Penerbit Gramedia
Pustaka Umum
6. Wiroatmojo 1988 Kimia Fisika : Jakarta : Depdikbud

Anda mungkin juga menyukai