Abstrak
Laparotomi menginjak paling sedikit 1.920.498 kasus di dunia dari 23 juta pasien yang
menjalani pembedahan setiap tahun di dunia (WHO, 2014). Di Indonesia (2014) angka yang
di dapat cukup tinggi yaitu 16% dari total seluruh pembedahan. Di provinsi Lampung pada
tahun 2015, dari total 1.137.226 pembedahan. RSD Mayjen HM. Ryacudu ditahun 2017
terdapat 93 angka kejadian pembedahan laparatomi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka pada pasien post operasi laparatomi
di ruang bedah RSD Mayjend HM Ryacudu Kotabumi Lampung Utara 2018. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan desain analitik dengan menggunakan metode
pendekatatan cross sectional study. Waktu penelitian telah dilaksanakan pada Juni-Juli 2018.
Besar sampel penelitian ini adalah 34 responden. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan tehnik Total Sampling. Dari hasil analisis didapatkan p value
0.003 dimana pada nilai α ≤ 0.05 dapat disimpulkan terdapat hubungan antara usia dengan
proses penyembuhan luka. hasil analisis didapatkan p value 0.001 dimana pada nilai α ≤ 0.05
dapat disimpulkan terdapat hubungan antara anemia dengan waktu penyembuhan luka. Hasil
analisis didapatkan p value 0.001 dimana pada nilai α ≤ 0.05 dapat disimpulkan terdapat
hubungan antara obesitas dengan proses penyembuhan luka.
Abstract
Laparotomy accounts for at least 1,920,498 cases in the world from 23 million patients who
undergo surgery every year in the world (WHO, 2014). In Indonesia (2014) the figure
obtained is quite high, namely 16% of all surgeries. In Lampung province in 2015, out of a
total of 1,137,226 surgeries. In RSD Major General HM. Ryacudu himself in 2017 there were
93 incidence of laparotomy surgery. The purpose of this study was to determine the factors
that influence wound healing in post-laparotomy patients in the surgical room of RSD
Mayjend HM Ryacudu Kotabumi, North Lampung 2018. In this study, researchers used an
analytic design using a cross sectional study approach. The research time was conducted in
June-July 2018. The population in this study was 34 respondents. The sample size of this
study was 34 respondents. The sampling technique used in this study was the total sampling
technique. From the analysis results obtained p value 0.003 where at α ≤ 0.05 it can be
concluded that there is a relationship between age and the wound healing process. The results
of the analysis obtained p value 0.001, where the value of α ≤ 0.05, it can be concluded that
there is a relationship between anemia and wound healing time. The analysis results obtained
p value 0.001 where at α ≤ 0.05, it can be concluded that there is a relationship between
obesity / obesity and the wound healing process.
didapatkan data riwayat lama rawat inap dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel
selama 5-8 hari sebanyak 96 kasus, penelitian semuanya (Aprina, 2017).
ditahun 2017 terdapat 93 angka kejadian
pembedahan laparatomi. Untuk tahun HASIL DAN PEMBAHASAN
2018, angka kejadian dari bulan januari Tabel 1.
sampai maret yaitu sebanyak 22 kasus. Distribusi frekuensi Waktu Penyembuhan Luka
Waktu Penybuhan Luka F %
Dari total angka tersebut, operasi
Cepat 5-20 hari 16 47.1
laparotomi mempunyai berbagai macam Lambat 21-30 hari 18 52. 9
latar belakang dan faktor pendukung Total 34 100%
diagnosa-diagnosa penyakit pendukung
pembedahan tersebut. Tingginya kejadian Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa
operasi laparotomi pada rumah sakit dari 34 responden, lebih banyak responden
tersebut, peneliti berkeinginan untuk dengan waktu penyembuhan luka
meneliti dengan judul “faktor-faktor lambat21-30 hari yaitu sebanyak 18 (52.
berhubungan dengan penyembuhan luka 9%) dibandingkan dengan waktu
pada pasien post operasi laparotomi di penyembuhan luka cepat 5-20 hari yaitu 16
ruang Bedah RSD Mayjen HM Ryacudu (47.1%).
Kotabumi Lampung Utara tahun 2018”. Tabel 2. Distribusi Karakteristik Usia
Katagori Usia F %
BAHAN DAN METODE >41 tahun 10 29.4
21-40 tahun 18 52.9
Peneliti menggunakan desain analitik
<20 tahun 6 17.6
untuk mengetahui hubungan sebab akibat Total 34 100
antara dua variabel secara observasional, Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa
dengan menggunakan metode dari 34 responden, jumlah responden yang
pendekatatan cross sectional study. berusia >41 tahun yaitu sebanyak 10
Penelitian Analitik Cross sectional adalah (29.4%) dan jumlah responden yang
penelitian di mana variabel independent berusia 21-40 tahun yaitu sebanyak 18
dan variabel dependen diambil dalam satu (52.9%) dan jumlah responden yang
kali waktu pada saat yang bersamaan berusia <20 tahun yaitu sebanyak 6
(Notoadmodjo, 2012). (17.6%).
Populasi dalam penelitian ini adalah Tabel 3.
semua pasien yang menjalani post operasi Distribusi Frekuensi Anemia Responden
laparatomi rawat inap di ruang bedah RSD Katagori F %
Mayjen HM Ryacudu Kotabumi Lampung Anemia 21 61.8
Tidak Anemia 13 38.2
Utara dan terdiagnosa post operasi
Total 34 100%
laparatomi dari bulan Januari - April
2018sebanyak 34 responden. Sampel yang
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa
di ambil dalam penelian ini adalah pasien
dari 34 responden, lebih banyak responden
dengan post operasi laparatomi dari bulan
yang mengalami anemia yaitu sebanyak 21
Januari sampai April 2018 yaitu sebanyak
(61.8%) dibandingkan dengan tidak
34 responden.
mengalami anemia yaitu 13 (38.2%).
Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan tehnik Total Tabel 4.
Sampling yaitu teknik pengambilan sampel Distribusi Frekuensi Kegemukan Responden
yang di mana jumlah sampel sama dengan Katagori F %
populasi. Jumlah populasi yang kurang Kegemukan 23 67.6
Tidak Kegemukan 11 32.4
Total 34 100
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa Usia adalah lama waktu hidup atau
dari 10 responden yang berumur >41 tahun ada sejak dilahirkan atau diadakan
sebanyak 9 responden (90%) waktu (Hoetomo, 2005). Agustina (2015) Dari
penyembuhan lukanya Lambat (21-30 hasil uji chi square menunjukkan bahwa 39
Hari) dan 1 responden (10%) waktu responden dengan usia tua penyembuhan
penyembuhan lukanya Cepat (5-20 Hari). luka yang berlangsung lama (69,2%)
Dan dari 18 responden yang berumur 21- dengan P=0,025. Berdasarkan hasil
40 tahun sebanyak 5 responden (27.8%) penelitian dapat disimpulkanbahwa nutrisi,
waktu penyembuhan luka Lambat (21-30 mobilisasi, usia berpengaruh terhadap
Hari) dan 13 responden (72.2%) waktu penyembuhan luka. Menurut peneliti,
penyembuhan lukanya Cepat (5-20 Hari), kasus laparatomi di usia 21-40 tahun
sedangkan dari 6 responden yang berumur disebabkan oleh produktivitas masyarakat
<20 tahun sebanyak 4responden (66.7%) dimana di usia tersebut masih sanggup dan
waktu penyembuhan luka cepat (5-20 hari) enerjik untuk bekerja yang terkadang tidak
dan 2 responden (33.3%) waktu teraturnya pola makan.
penyembuhan lukanya lambat (21-31 hari).
Tabel 6. Hubungan Faktor Anemia Dengan Waktu Penyembuhan Luka
Penyb. Luka Total P value OR 95 % CI
Anemia Lambat (21-30 Hari) Cepat (5-20 Hari)
n % n % n %
Anemia 16 76.2 5 23.8 21 100.0
17.6
Tidak Anemia 2 15.4 11 84.6 13 100.0 0.001
(2.8-107.6)
Total 18 52.9 16 47.1 34 100.0