LAPORAN PENDAHULUAN
INITIAL ASESSMENT
OLEH
Stambuk : 14220200012
Kelas : B1
MAKASSAR
2022
A. Pengertian
Initial assessment merupakan suatu proses penilaian serta pemeriksaan yang
digunakan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang dapat mengancam nyawa
seseorang dan pemeriksaan ini juga sering disebut pemeriksaan primer yang mencakup
beberapa hal yaitu: safety, response, shout fot help, airway, breathing, circulation or chest
compression, disability, dan exposure (Budiman, et al ,2019)
B. Prinsip
Menurut (Putrayudista, 2019) prinsip dalam initial assessment ini ada beberapa yaitu :
1. Prinsip dalam menolong pasien dengan selalu memperhatikan DANGER yang terdiri
dari 3A (Aman penolong, Aman pasien, Aman lingkungan).
2. Petugas kesehatan dapat melindungi diri dari tertularnya penyakit yang menular
dengan menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) seperti masker bedah, apron,
handscoon, kacamata dan lain sebagainya.
2. Triase
Menurut (Zainal, et al, 2020) trise terbagi menjadi 2 yaitu :
Multiple Casualties
Banyaknya korban tidak melewati batas kemampuan RS dan dimana korban yang
mengalami multi trauma atau korban yang mengalami masalah yang mengancam
nyawa pasien akan di prioritaskan penanganannya
Mass Casualties
Banyaknya korban tidak melewati batas kemampuan RS dan prioritas pemberian
tindakan pada pasien dapat di tentukan dengan pemberian label terlebih dahulu
pada kondisi pasien ini ditentukan menurut kejadian yang dialami.
- Label Hijau
Dengan kondisi pasien tidak terluka dan mengalami keluhan yang mengancam
nyawa.
- Label Kuning
Dengan kondisi pasien RR < 30x/menit, capillary refill < 2 menit, dan pasien
dalam kondisi sadar.
- Label Merah
Dengan kondisi pasien RR > 30x/menit, denyut nadi radialis teraba lemah,
capillary refill > 2menit.
- Label Hitam
Dengan kondisi pasien mengalami apnea atau henti nafas lebih dari 6 menit.
3. Primary Survey
Menurut (American College of Surgeons, 2018) primary Survey terdiri dari A-B-C-D-
E serta termasuk penilaian komplit tanda-tanda vital, meliputi :
- Airway (Jalan Nafas) dengan kontrol servikal
Membuka jalan nafas pasien dengan teknik Head Till Chin Left atau dengan
teknik Jaw Thurst (jika pasien di indikasi mengalami trauma spinal), dan jika
di curigai adanya sumbatan di jalan nafas pasien.
- Breathing (Pernafasan) dengan ventilasi
Dengan teknik Look Listen Feel yaitu :
1. Look (melihat), melihat kesimetrisan naik turunnya dada pasien,
pergerakan dada yang adekuat.
2. Listen (mendengar), mendengarkan adanya pergerakan udara pada kedua
sisi dada, jika ada gangguan maka suara nafas terdengar redup
3. Feel (merasakan), rasa nafas pasien apakah terasa adekuat atau lemah
- Circulation dengan kontrol perdarahan
Ada 3 penemuan klinisnya, yaitu :
1. Tingkat Kesadaran
2. Warna Kulit
3. Nadi
Serta pendarahan eksternal harus kita kenali dan di kelola pada primary survey
- Disability (Pemeriksaan Neurologis)
Dengan melakukan pemeriksaan GCS untuk mengetahui gangguan dan tingkat
kesadaran pasien itu sendiri.
- Exposure
Pakaian pasien harus dibuka secara menyeluruh dengan menggunting pakaian
pasien agar kita dapat melihat apakah ada jejas di bagian anggota tubuh pasien
serta memasangkan selimut untuk menghindari hipotermia setelah pakaian
pasien di buka.
4. Resusitasi
Resusitasi bersifat agresif dan pengolahan secara cepat pada kondisi pasien
yang berisiko masalah yang mengancam nyawa merupakan hal yang sangat mutlak
untuk mempertahankan hidup pasien (American College of Surgeons, 2018)
6. Secondary Survey
Secondary survey merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan teliti dan
menyeluruh dari kepala sampai kaki (head to toe), meliputi (American College of,
2018) :
Anamnesis
Riwayat “AMPLE” harus di ingat :
A = Allergy (alergi)
M = Medication (obat yang diminum saat ini)
P = Past Illness (penyakit yang di derita saat ini)
L = Last Meal
E = Event (kejadian trauma yang di alami)
Pemeriksaan Fisik
- Kepala, mata, THT (telinga, hidung, tenggorokan)
- Leher
- Toraks
- Abdomen
- Punggung
- Perineum, rektum, uretra
- Ekstermitas
Pemeriksaan Neurologi
Pemeriksaan neurologi dilakukan dengan teliti meliputi pemeriksaan tingkat
kesadaran, reaksi dan diameter pupil, perubahan status kesadaran neurologis ini
dapat dinilai melalui penilaian skor GCS.
7. Pemantauan dan re evaluasi berkesinambungan
Re evaluasi dilakukan dengan cara melaporkan setiap perubahan kondisi
pasien, respons pasien terhadap resusitasi, mencatat dan memonitor TTV dan jumlah
produksi urine, serta pasien yang ingin dirujuk harus dalam kondisi stabil dan
pemeriksaan penunjang yang telah di lakukan harus ikut dilampirkan (Zainal, et al,
2020)
DAFTAR PUSTAKA