Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sanitasi rumah sakit adalah upaya pengendalian semua faktor lingkungan

fisik manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang

merugikan, bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan hidup manusia.

Namun, dalam praktiknya masih banyak rumah sakit yang tidak

menyelenggarakan sanitasi sebagai syarat penyehatan lingkungan, berbagai alasan

adalah karena pendanaan yang tidak cukup, rumah sakit hanya memfokuskan

terhadap pelayanan kesehatan, jumlah dokter spesialis, atau sarana lain penunjang

kesehatan lain yang lebih diutamakan, sementara rumah sakit tidak hanya cukup

dengan hal tersebut saja, karena ada sisi lain yang harus mereka perhatikan yaitu

“sanitasi” (Kemenkes, 2018).

Sanitasi merupakan tindakan pencegahan penyakit dengan memutus atau

mengendalikan faktor lingkungan yang menjadi mata rantai penularan penyakit

sedangkan yang dimaksud lingkungan adalah sesuatu yang ada disekitar, baik

berupa benda hidup, benda mati, benda nyata ataupun abstrak termaksud sesama

manusia serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen–

elemen di alam tersebut. Definisi mengenai sanitasi lingkungan telah dijabarkan

oleh beberapa ahli secara terpisah dengan landasan yang sama, seperti:Sanitasi

lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologis, sosial dan ekonomi

yang mempengaruhi kesehatan manusia, sehingga lingkungan yang berguna


ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki atau

dihilangkan. Menurut WHO sanitasi lingkungan didefinisikan sebagai usaha

mengendalikan dari semua faktor – faktor lingkungan fisik manusia yang

mungkin atau dapat menimbulkan hal – hal yang merugikan bagi perkembangan

fisik kesehatan dan daya tahan hidup manusia (Sianturi, 2019).

Rumah sakit merupakan tempat untuk menyelenggarakan salah satu upaya

kesehatan yaitu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai sarana kesehatan

memegang peranan penting untuk meningkatkan derajat kesehatan. Pada

hakekatnya rumah sakit berfungsi sebagai tempat penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan dan fungsi dimaksud memiliki makna tanggung jawab yang

seyogyanya merupakan tanggung jawab pemerintah dalam meningkatkan taraf

kesejahteraan masyarakat. Ruang rawat inap merupakan ruang untuk pasien yang

memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan pengobatan secara

berkesinambungan lebih dari 24 jam (Tanwil, 2019).

Selain itu, rumah sakit juga merupakan sarana pelayanan kesehatan,

tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat

penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan

gangguan kesehatan.Rumah sakit merupakan suatu tempat dimana orang yang

sakit dirawat dan ditempatkan dalam jarak yang sangat dekat. Ditempat ini pasien

mendapatkan terapi dan perawatan untuk dapat sembuh.Tetapi, rumah sakit selain

untuk mencari kesembuhan, juga merupakan depot bagi berbagai macam penyakit

yang berasal dari penderita maupun dari pengunjung yang berstatus karier.

Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan rumah sakit,
seperti: udara, air, lantai, makanan dan benda-benda medis maupun non medis

(Sianturi, 2019).

Masalah kesehatan banyak ditemukan pada fasilitas pelayanan kesehatan,

dimana mencakup di ruang rawat inap RSUD dr.Fauziah Bireuen. Berdasarkan

data pada bulan Mei 2020, adanya sanitasi di ruang rawat inap Jamsostek dan

RPDP yang kurang diperhatikan. Pada ruang tersebut aliran air kamar mandi

tersumbat, pembuangan pembalut sembarangan yang mengakibatkan aliran

jamban macet, kurangnya penyediaan air bersih dan bocornya aliran pipa AC (air

conditioner) yang membuat ruangan terasa lembab sehingga menimbulkan

ketidaknyamanan dan bau yang tidak enak. Berdasarkan hasil wawancara penulis

dengan pejabat dan petugas terkait, walaupun hal tersebut sering ditangani, namun

ada saja laporan dari kepala ruangan lainnya terhadap masalah sanitasi tersebut.

Keadaan sanitasi ini sangat berpengaruh terhadap pengukuran kepuasan pengguna

jasa kesehatan yang merupakan salah satu indikator untuk mengetahui mutu

pelayanan kesehatan (Setiawati, 2016).

Ruang rawat inap merupakan ruang tempat dimana pasien dirawat. Ruang

rawat inap yang aman dan nyaman merupakan faktor penting yang dapat

mempengaruhi proses penyembuhan pasien, oleh karena itu dalam merancang

ruang rawat inap harus memenuhi persyaratan tertentu yang mendukung

terciptanya ruang rawat inap yang sehat sesuai dengan standarnya (Sianturi,

2019), karena Puas dan tidak puas pelanggan atas produk akan mempengaruhi

pola perilaku selanjutnya seperti minat beli ulang produk (Setiawati, 2016).
Kepuasan pasien banyak dipengaruhi secara langsung oleh mutu

pelayanan yang diberikan rumah sakit terutama yang berhubungan dengan

fasilitas rumah sakit, proses pelayanan dan sumber daya yang bekerja di rumah

sakit. Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Eka Setiawati tahun

2016 yang berjudul Hubungan Sanitasi Rawat Inap Kelas III dengan Kepuasan

Pasien di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong, didapatkan hasil bahwa

dalam pengalaman sehari-hari, ketidakpuasan pasien tidak hanya mengungkapkan

tentang sikap dan perilaku petugas rumah sakit, keterlambatan pelayanan dokter

dan perawat, dokter sulit ditemui, perawat kurang komunikatif dan informatif,

lamanya proses masuk rawat inap, tutur kata, keacuhan serta ketertiban, akan

tetapi kebersihan di lingkungan rumah sakit juga menjadi keluhan prioritas, Pada

fasilitas pelayanan kesehatan rumah sakit masih terdapat masalah, seperti tidak

menjaga fasilitas sanitasi dan tidak adanya tempat sampah. Hal ini yang

menyebabkan fasilitas menjadi bau dan kotor.

Oleh karena itu, berdasarkan kenyataan tersebut diatas, maka peneliti ingin

mengetahui hubungan antara fasilitas sanitasi ruang rawat inap dengan kepuasan

pasien rawat inap di RSUD dr.Fauziah Bireuen Tahun 2021

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang ditetapkan dalam

penelitian ini adalah hubungan antara fasilitas sanitasi ruang rawat inap dengan

kepuasan pasien rawat inap di RSUD dr.Fauziah Bireuen Tahun 2021.


1.3 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan umum

Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara fasilitas sanitasi ruang rawat inap dengan kepuasan pasien rawat inap di

RSUD dr.Fauziah Bireuen Tahun 2021

1.4.2 Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui sanitasi pada ruang rawat inap RSUD dr.Fauziah

Bireuen Tahun 2021.

b. Untuk mengetahui sanitasi lingkungan pada ruang rawat inap RSUD

dr.Fauziah Bireuen Tahun 2021.

c. Untuk mengetahui kebersihan ruangan pada ruang rawat inap RSUD

dr.Fauziah Bireuen Tahun 2021.

d. Untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap sanitasi ruang rawat inap

RSUD dr.Fauziah Bireuen Tahun 2021.

1.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho: iTidak adanya hubungan antara fasilitas sanitasi ruang rawat inap dengan

kepuasan pasien rawat inap di RSUD dr.Fauziah Bireuen Tahun 2021

Ha: Adanya hubungan antara fasilitas sanitasi ruang rawat inap dengan kepuasan

pasien rawat inap di RSUD dr.Fauziah Bireuen Tahun 2021.


1.5 Manfaat penelitian

1.5.1 Bagi responden

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian kepada responden

tentang keluhan terhadap penyediaan air bersih, kenyamanan penggunaan

kamar mandi dan toilet dan ungkapan kepuasan atau tidaknya terhadap

sanitasi ruang rawat inap.

1.5.2 Bagi penelitian

Sebagai masukan bagi petugas IPL-RS untuk rutin memeriksa sanitasi ruang

rawat inap sehingga dapat meningkatkan kenyamanan pasien. Selain itu,

untuk kepala bidang penunjang non medis agar dapat menjadi bahan

pertimbangan, pengambilan kebijakan untuk perencanaan program

berikutnya agar sanitasi ruang rawat inap terstandarisasi dengan baik.

1.5.3 Bagi institusi

Sebagai dokumentasi di perpustakaan STIKES Yayasan Payung Negeri

Aceh Darussalam

1.5.4 Penelitian selanjutnya

Peneliti selanjutnya dapat meneruskan penelitian ini dengan meneliti lebih

lanjut tentang standarisasi sanitasi ruang rawat inap pada rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai