PENDAHULUAN
fisik manusia yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang
merugikan, bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan hidup manusia.
adalah karena pendanaan yang tidak cukup, rumah sakit hanya memfokuskan
terhadap pelayanan kesehatan, jumlah dokter spesialis, atau sarana lain penunjang
kesehatan lain yang lebih diutamakan, sementara rumah sakit tidak hanya cukup
dengan hal tersebut saja, karena ada sisi lain yang harus mereka perhatikan yaitu
sedangkan yang dimaksud lingkungan adalah sesuatu yang ada disekitar, baik
berupa benda hidup, benda mati, benda nyata ataupun abstrak termaksud sesama
manusia serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi diantara elemen–
oleh beberapa ahli secara terpisah dengan landasan yang sama, seperti:Sanitasi
mungkin atau dapat menimbulkan hal – hal yang merugikan bagi perkembangan
pemulihan kesehatan dan fungsi dimaksud memiliki makna tanggung jawab yang
kesejahteraan masyarakat. Ruang rawat inap merupakan ruang untuk pasien yang
tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat
sakit dirawat dan ditempatkan dalam jarak yang sangat dekat. Ditempat ini pasien
mendapatkan terapi dan perawatan untuk dapat sembuh.Tetapi, rumah sakit selain
untuk mencari kesembuhan, juga merupakan depot bagi berbagai macam penyakit
yang berasal dari penderita maupun dari pengunjung yang berstatus karier.
Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan rumah sakit,
seperti: udara, air, lantai, makanan dan benda-benda medis maupun non medis
(Sianturi, 2019).
data pada bulan Mei 2020, adanya sanitasi di ruang rawat inap Jamsostek dan
RPDP yang kurang diperhatikan. Pada ruang tersebut aliran air kamar mandi
jamban macet, kurangnya penyediaan air bersih dan bocornya aliran pipa AC (air
ketidaknyamanan dan bau yang tidak enak. Berdasarkan hasil wawancara penulis
dengan pejabat dan petugas terkait, walaupun hal tersebut sering ditangani, namun
ada saja laporan dari kepala ruangan lainnya terhadap masalah sanitasi tersebut.
jasa kesehatan yang merupakan salah satu indikator untuk mengetahui mutu
Ruang rawat inap merupakan ruang tempat dimana pasien dirawat. Ruang
rawat inap yang aman dan nyaman merupakan faktor penting yang dapat
terciptanya ruang rawat inap yang sehat sesuai dengan standarnya (Sianturi,
2019), karena Puas dan tidak puas pelanggan atas produk akan mempengaruhi
pola perilaku selanjutnya seperti minat beli ulang produk (Setiawati, 2016).
Kepuasan pasien banyak dipengaruhi secara langsung oleh mutu
fasilitas rumah sakit, proses pelayanan dan sumber daya yang bekerja di rumah
sakit. Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Eka Setiawati tahun
2016 yang berjudul Hubungan Sanitasi Rawat Inap Kelas III dengan Kepuasan
tentang sikap dan perilaku petugas rumah sakit, keterlambatan pelayanan dokter
dan perawat, dokter sulit ditemui, perawat kurang komunikatif dan informatif,
lamanya proses masuk rawat inap, tutur kata, keacuhan serta ketertiban, akan
tetapi kebersihan di lingkungan rumah sakit juga menjadi keluhan prioritas, Pada
fasilitas pelayanan kesehatan rumah sakit masih terdapat masalah, seperti tidak
menjaga fasilitas sanitasi dan tidak adanya tempat sampah. Hal ini yang
Oleh karena itu, berdasarkan kenyataan tersebut diatas, maka peneliti ingin
mengetahui hubungan antara fasilitas sanitasi ruang rawat inap dengan kepuasan
penelitian ini adalah hubungan antara fasilitas sanitasi ruang rawat inap dengan
antara fasilitas sanitasi ruang rawat inap dengan kepuasan pasien rawat inap di
1.4 Hipotesis
Ho: iTidak adanya hubungan antara fasilitas sanitasi ruang rawat inap dengan
Ha: Adanya hubungan antara fasilitas sanitasi ruang rawat inap dengan kepuasan
kamar mandi dan toilet dan ungkapan kepuasan atau tidaknya terhadap
Sebagai masukan bagi petugas IPL-RS untuk rutin memeriksa sanitasi ruang
untuk kepala bidang penunjang non medis agar dapat menjadi bahan
Aceh Darussalam
lanjut tentang standarisasi sanitasi ruang rawat inap pada rumah sakit.