Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kolik abdomen yaitu keadaan darurat non trauma, yang mana si


penderitanya sangat memerlukan pertolongan secepat mungkin untuk bisa
mencegah buruknya keadaan penderitanya, terganggunya aliran normal isi usus
disepanjang traktus intestinal. Kerusakan dapat timbul jika adanya gangguan yang
disebabkan tersumbatnya aliran pada usus ke depan, rasa nyeri diperut yang bersifat
hilang timbul yang berasal dari organ yang terletak didalam abdomen, yang
dikarnakan peradangan yang terjadi didalam organ perut (Bare, 2011). Kasus kolik
abdomen sering terjadi di dunia khususnya di Indonesia.

Data dari World Health Organitation (WHO) ditahun 2012 sekitar kurang
lebih ada 7 miliar jiwa. Sementara data yang ditemukan oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia (Depkes) pada tahun 2012 lalu didapat penderita kolik abdomen
di Indonesia tercatat lumayan tinggi ada sekitar 91,6%. Tetapi berdasarkan hasil
penelitian di RS Pasar Rebo pada rentang waktu 3 bulan terakhir yang dilakukan
pada bulan januari sampai maret terdapat 8 orang penderita kolik abdomen

Faktor yang menyebabkan kolik abdomen dari konstipasi tidak segera


diobati dan gejala yang timbul misalnya kram didaerah abdomen, lalu distensi, ada
muntah, dan nyeri pada saat ditekan disekitaran abdomennya. Kolik abdomen
disebabkan karna aktivitas hidup yang tidak baik contohnya makan yang sangat
pedas dan biji seperti kacang, jambu, dan lain sebagainya (Depkes, 2012). Penderita
kolik abdomen dapat diketahui dari berbagai macam pemeriksaan.

Penatalaksanaan kolik abdomen diketahui dengan melakukan pemeriksaan


seperti radiologi yang hasilnya ada masalah aspirasi abses diabdomen dan
menggunakana terapi antibiotik. Pencegahan kolik abdomen dilakukan dengan klien
seperti cara mengurangi dan menghindari makanan yang asam, pedas, mie instan,
lalu ada beberapa sayuran yang dihindari seperti sayur sawi dan kol, ada juga
mencegahnya dengan beraktivitas yang sangat berat (Suyatno, 2011). Kolik
abdomen identik dengan rasa nyeri yang bersumber dari organ yang terdapat dalam
abdomen. Penyakit ini juga biasa dikenal dengan kram perut.

Nyeri merupakan mekanisme protektif yang dapat timbul dari kesadaran


akan rasa sakit yang dimana terjadi kerusakan pada beberapa jaringan. Dikarenakan
nilai bagi kelangsungan hidup dapat terganggu, reseptor nyeri tidak dapat
beradaptasi terhadap stimulasi yang dapat berulang bahkan berkepanjangan.
Simpanan pengalaman ini dapat menimbulkan rasa nyeri dengan mengingat itu kita
dapat menghindari kejadian yang dapat menimbulkan bahaya di masa depan
(Sherwood, 2015). Penegakkan diagnosis banyak jenis dari kondisi yang dapat
mengancam jiwa contohnya nyeri tak terhingga yang hilang mendadak. Walaupun
etiologi nyeri ini pada dasarnya belum bisa diketahui, tetapi untuk mengenali kasus
ini diperlukan operasi yang bahkan dapat membahayakan jiwa mungkin ada hal
sangat diprioritaskan untuk mengambil diagnosis itu (Mahadevan, 2015).

Nyeri kolik abdomen dapat dirasakan seperti tertusuk benda yang tajam.
Mekanisme nyeri ini dikarena adanya sumbatan, dari segi parsial ataupun segi total
dari organ tubuh yang berongga bahkan organ yang terlibat didalamnya yang
mempengaruhi peristaltik usus. Nyeri abdomen ini bermula dari organ abdomen
digolongkan dengan nyeri viseral dibagian susunan dinding perut. Lokasi nyeri ini
dapat mengarah ke penyebab terjadinya nyeri, mungkin sebagian nyeri yang
dirasakan berasal dari penjalaran ditempat lain. Nyeri yang tidak cepat diobati dapat
menyebabkan kolik usus, kolik peritonitis, kolik biller, dan kolik ginjal, dan sampai
menimbulkan kematian untuk itu penulis mengangkat nyeri pada pasien kolik
abdomen dikarnakan rata – rata penderita kolik abdomen mengeluh nyeri pada
daerah abdomen (Barbara, 2011).

Frekuensi kolik abdomen yang bisa dipengaruhi oleh faktor usia, jenis
kelamin (Chang, 2013). Mengurangi rasa nyeri pada kolik abdomen dapat dengan
cara seperti menggunakan non-farmakologi contohnya terknik relaksasi nafas dalam
dan dengan cara farmakologi. Dilakukannya teknik relaksasi nafas dalam bertujuan
untuk menenagkan pikiran dan ketegangan dari stres sehingga rasa nyeri yang
dirasakan berkurang (Andarmoyo, 2013).

Berdasarkan uraian diatas, perawat mendapatkan peran yang penting untuk


memenuhi asuhan keperawatan dalam memberikan kebutuhan dasar pasien dan
mampu mengurasi rasa nyeri dengan melakukan tindakan non-farmakologi. Untuk
itu dalam memenuhi tujuan tersebut maka penulis ikut berperan aktif tindakan
asuhan keperawatan dengan proses pada pasien kolik abdomen yang disusun dalam
sebuah studi kasus yang bernama “Asuhan Keperawatan Pada Klien Kolik
Abdomen Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut Di Ruang Flamboyan RSUD
Pasar Rebo Jakarta”.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Menggambarkan pengalaman yang nyata dalam memenuhi Asuhan


Keperawatan Pada Pasien Kolik Abdomen Dengan Masalah Keperawatan Nyeri
Akut Di Ruang Flamboyan RSUD Pasar Rebo.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan anamnesa keperawatan susai dengan masalah yang teliti.


b. Dapat menenemukan masalah keperawatan pasien sesuai dengan masalah yang
diteliti.
c. Dapat melakukan tindakan yang diberikan sesuai asuhan keperawatan dengan
masalah yang diteliti.
d. Dapat menjalankan tindakan keperawatan intervensi sesuai dengan masalah
yang diambil.
e. Dapat mengevaluasi keperawatan sesuai dengan masalah yang diambil.
f. Dapat mengidentifikasi masalah yang diambil.
g. Dapat mengidentifikasi beberapa faktor dari masalah yang diambil.
h. Dapat mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien sesuai masalah
yang diambil.
i. Dapat membandingkan asuhan keperawatan di antara dua klien.

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan dalam peningkatan ilmu
keperawatan sesuai asuhan keperawatan pada pasien kolik abdomen dengan
masalah nyeri akut agar bisa mencukupi kebutuhan dasar pada pasien selama
di rawat di rumah sakit.
1.3.2 Manfaat Praktis
1. Praktis bagi pendidikan
Adapaun hasil diinginkan untuk membagikan informasi, dan
pengetahuan, serta kebaikan kepada pasien juga keluarga pasien dalam
memahami penyakit kolik abdomen.
2. Praktis bagi pelayanan
Untuk dijadikan tumpuan dalam pengembangan, melaksanakan praktik
keperawatan, pemecahan masalah dengan kasus kolik abdomen.
3. Praktis bagi peneliti selanjutnya
Untuk dijadikan tumpuan dan tambahan dalam keputusan bagi penelitian
lainnya.

1.4 Ruang Lingkup

Asuhan keperawatan pada pasien Kolik Abdomen dengan masalah


keperawatan Nyeri Akut di ruang Flamboyan RSUD Pasar Rebo Jakarta dari
tanggal 04 sampai dengan 13 Januari 2022.

1.5 Sistematika Penulisan


Laporan studi kasus merupakan dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada
pasien Kolik Abdomen dengan masalah keperawatan Nyeri Akut yang terdiri dari 6
bab, sistematika penulisannya seperti:

1) Dibagian awal terdiri dari halaman judul, kata pengantar, daftar isi, surat
pernyataan keaslian, lembar persetujuan, dan lembar pengesahan.
2) Bagian inti
Laporan ini terdiri enam bab, dan setiap bab terdiri dari beberapa sub sebagai
berikut :
 Bab 1 :
Pendahuluan, yang isinya seperti latar belakang masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan, mafaat, ruang lingkup dan sistematika penulisan.
 Bab 2 :
Tinjauan teoritis, yang isinya seperti pengertian, etiologi, patofisiologi,
penatalaksanaan medis, anamneses, diagnosa keperawatan, perencanaan
dalam keperawatan, pelaksanaan dalam keperawatan, dan evaluasi dalam
keperawatan.
 Bab 3 :
Metode penelitian, yang isinya seperti desain penelitian, subyek penelitian,
batasan istilah, lokasi dan waktu penelitian, teknik dan instrumen
pengumpulan data, keabsahan data, dan analisis data.
 Bab 4 :
Tinjauan kasus, yang isinya seperti gambaran lokasi studi kasus, pengkajian
keperawatan, diagnosa Keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
 Bab 5 :
Pembahasan, yang isinya seperti pengkajian keperawatan, diagnosa
Keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan
evaluasi keperawatan
 Bab 6 :
Kesimpulan dan saran, yang isinya seperti kesimpulan yang menjawab
tujuan penulisan dan saran merupakan bentuk dari tanggapan penulis
terhadap kesenjangan teoritis dengan tinjauan kasus lapangan.
3) Bagian akhir diisi dengan daftar pustaka dan lampiran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kolik Abdomen
1. Pengertian
Kolik Abdomen merupakan kerusakan dialiran isi usus sejauh traktus
intestinal, kerusakan ini diakibatkan karna gangguan yang menimbulkan terhentinya
saluran usus tetapi peristaltiknya itu berjalan lancar (Amin, 2015). Nyeri pada kolik
abdomen yang sifatnya timbul hilang yang berasal dari organ didalam abdomen. Hal
ini dikarnakan adanya peradangan diorgan dalam abdomen, dan terhentinya organ
abdomen (Kusuma, 2015).
Nyeri kolik abdomen dapat diketahui dan dirasakan seperti tertusuk benda
yang tajam. Dari mekanisme terjadinya nyeri ini disebabkan adanya sumbatan dari
secara parsial atau total, dari oragan tubuh berongga dan organ yang dipengaruhi
oleh peristaltik (Gilroy, 2013). Nyeri kolik abdomen kadang muncul secara
mendadak dan kadang hilang begitu saja, nyeti ini salah satu ragam kondisi nyeri
dari yang ringan sampai yang sifatnya fatal (Amin, 2015).

2. Etiologi
Penyebab timbulnya kolik abdomen seperti :
a. Secara mekanis:
1) Adhesi.
2) Karsinoma.
3) Volvulus.
4) Obstipasi.
5) Polip.
6) Striktur.
b. Secara fungsional:
1) Ileus paralitik.
2) Lesi medula spinalis.
3) Enteritis regional.
4) Ketidakseimbangan elektrolit.
5) Uremia (Reeves, 2011).

3. Klasifikasi
Kolik abdomen visceral dari organ dalam, yang mana intrusi sumber saraf
dapat menpunyai respon, terpenting pada distensi dan pengencangan otot, sobekan
luka. Nyeri visceral sulit diketahui, terasa tumpul, terasa samar, dan bahkan
mengarah ke tempat bentuk benih yang sama (Amin, 2015).
Jenis nyeri dibagi dua seperti menurut adanya nyeri dan lamanya nyeri, yaitu
akut dan kronik, lalu dibagi seperti yang bedah, dan non bedah. Kemudian dapat
dibagi kembali didasarkan dari usianya, mulai usia rendah seperti dua tahun dan
diatas dua tahun, lalu dikelompokkan lagi menjadi agen dari gastrointestinal dan
luar gastrointestinal (Reeves, 2011).
Hal ini dibagi dari nyeri perut yabg berulang menjadi dua golongan ada
organik, dan ada psikogenik. Biasanya kali ini dapat dicari dari penyebab
organiknya, jika belum ditemukan bisa jadi dari masalah psikogenik. Dengan cara
seperti ini mungkin banyak membuang waktu dan biaya yang banyak. Pada awalnya
batu empedu itu dibagi dalam tiga tipe :
a. kolesterol.
b. pigmen empedu.
c. campuran.
Batu kolesterol disebabkan karna terganggunya liver yang dapat membuang
kolesterol yang kebanyakan sehingga kolestrolnya diatas jumlah larutan kolesterol
diempedu. Pigmen terjadi akibatkan reaksi hemolitik dan investasi E. Coli didalam
empedu yang bisa menggatin bilirubin di glukuronida membentuk bilirubin yang
bebas dan bisa menjadi kristal kalsium bilirubin (Amin, 2015).

4. Patofisiologi
Kolik abdomen merupakan kerusakan dialiran usus sejauh traktus intestinal.
Rasa nyeri yang sifatnya hilang muncul, yang berasal dari organ didalam abdomen.
Hal ini diawali karna infeksi didalam organ perut. Nyeri akut diabdomen itu suatu
prioritas pada abdomen yang diakibatkan adanya rasa nyeri diabdomen yang terjadi
mendadak. Terkait rasa nyeri ini selalu menimbukan gejala contohnya muntah,
konstipasi, diare, gejala gastrointestinal yang mendasar. Nyeri kolik abdomen ini
bermula dari organ didalam abdomen, dan juga dikatakan nyeri viseral. Area nyeri
diabdomen ini selalu mengarah ke tempat organ yang jadi faktor penyebab nyeri
tersebut. Tetapi ada sebagian nyeri dirasakan dari penyebaran dari tempat lain
(Gilroy, 2013).

5. Manifestasi Klinis
a. Mekanik biasa dari usus halus bagian atas
Kolik abdomen dari tengah menuju ke atas terjadinya, mual, muntah,
empedu  awal, kenaikan bising usus, lalu nyeri saat tekan ringan.
b. Mekanika biasa dari usus halus bagian bawah
Kolik yang relevan ditengah abdomen, mual serius, muntah sedikit dan tidak
ada lalu ada ampasnya, kenaikan bising usus, dan bunyi “hush” tinggi, nyeri
tekan terasa sedang.
c. Mekanika biasa bagian kolon
Abdomen ditengah sampai kebawah, mual yang keluar terakhir, kemudian
muntah, bising usus meningkat, nyeri tekan sangat sakit.
d. Obstruksi mekanik parsial
Keadaan ini sama dengan granulomatosa usus dipenyakit Crohn. Gejala
yang timbul nyeri diabdomen, mual ringan dan diare.
e. Strangulasi
Gejala yang dapat berubah dengan aktif seperti terasa sangat nyeri, secara
berlanjut dan selalu ditempat, mual yang lumayan, terdapat muntah, lalu bising
usus turun serta nyeri tekan ditempat sangat dahsyat. Feses ataupun vomitus
kemudian berwarna gelap bahkan berdarah dan bisa juga menyimpan darah
samar.
6. Pathway Kolik Abdomen

Apendesitis Akut Hernia Strangulate Kehamilan Ektopik Anuerisma


Kolesistitis Akut Hernia Inkarserata Yang Pecah,Perdarahan Limpa
Pancreatitis Volvulus Usus Hati, Perforasi Organ Dalam

Peradangan Obstruksi Perdarahan

Hambatan Pasase Dalam Organ Peningkatan


Regangan/ tarikan,
oragn kontrasi
berlebih

Mual, Muntah Peningkatan Tekanan Intra Luminer Merangsang Peritoneum Viseral

Anoreksia Penuruna Aliran Darah Nyeri Viseral

Intake Kurang Hipoksia Jaringan Dinding Saluran Respon Nyeri

Peningkatan Metabolisme An Aerob


Gangguan Pemenuhan Nyeri
Nutrisi Kurang Dari
Penumpukan Asam Laktat
Kebutuhan

Kelemahan Intoleransi Aktivitas

Faktor Psikologis

Penanggulangan Dalam Periode Waktu Kecemasan

Sumber : (Nuratif, 2015)


7. Komplikasi
a. Kolik ureter (Terhentinya aliran diginjal ke usus)
b. Kolik biliaris
c. Kolik intestinal (Obstruksi usus, isi usus yang tersumbat)
d. Gangren
e. Peritonitis
Peritonitis dapat terjadi karna radang dirongga perut, penyebabnya rongga
abdomen yang bersih tercemat akibat cairan dari empedu dari fistula ke rongga
perut.
f. Ileus
Ilues terjadi akibat batu yang menghalangi isi usus. Hal ini terjadi apabila
batu berukuran lumayan besar (Amin, 2015).
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Sinar X diabdomen memperlihatkan gas ataupun cairan didalam usus.
b. Barium enema memperlihatkan usus besar yang distensi, isinya udara atau
sigmoid yang tersumbat.
c. Turunnya kadar serum natrium, kalium, dan klorida karna muntah. Kenaikan
nekrosis, strangulasi, peritonitis, dan tingginya kadar serum amilase disebabkan
iritasi pada pankreas karna lipatan usus.
d. Arteri gas darah yakni untuk menandakan asidosis ataupun alkalosis metabolis
(Amin, 2015).
9. Penatalaksanaan
a. Memperbaiki ketidak seimbangan cairan dan elektrolit.
b. Terapi untuk Na, K, komponen darah.
c. Ringer laktat dapat memperbaiki kurangannya cairan interstisial.
d. Dekstrosa dapat mengoreksi kekurangan cairan intraseluler.
e. Dekompresi selang nasoenteral yang panjang daripada proksimal usus ke area
tersumbatnya selang dikarnakan masuknya itu lebih berpengaruh dengan pasien
berbaring miring ke kanan.
f. Mengeimplemtasi pengobatan untuk syok dan peritonitis.
g. Hiperalimentasi untuk memperbaiki defisiensi protein ke obstruksi kronik,
ileus paralitik atau infeksi.
h. Reseksi usus dengan anastomosis diseluruh usus.
i. Ostomi barrel ganda karna anastomosis diseluruh usus beresiko tinggi.
j. Kolostomi lingkaran dapat memindahkan aliran feses dan mendekompresi usus
untuk itu reseksi usus yang menepati posisi prosedur kedua.

B. Konsep Nyeri

1. Pengertian Nyeri

Nyeri yaitu suatu mekanisme protektif pada tubuh, nyeri muncul karna
jaringan yang rusak dan mengakibatkan individu itu bereaksi dalam mengurangi
rasa nyeri itu. Nyeri ialah pengalaman sensasi emosional yang tidak memuaskan
dikarnakan terjadi suatu kerusakan aktual bahkan potensial, juga menceritakan
kondisi masalah nyeri (Lukman, 2013).

2. Jenis Nyeri

a. Nyeri Akut

Menurut Nanda (2012) nyeri akut iyaitu sebuah rasa refleksi yang tidak
memuaskan timbul karna adanya obstruksi pada jaringan yang aktual ataupun
potensial.

b. Nyeri Kronik

Nyeri ialah dimana kondisi yang banyak dari rasa singular yang diawali
dari dorongan tertentu yang sifatnya perorang. Menurut Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia (2017), pemahaman persepsi atau emosional ada
kaitannya dengan keruskan pada jaringan aktual ataupun fungsional, dengan
hanya spontan maupun lama dan intensitas kecil sampai berat dan juga stabil,
bahkan berlangsung lebih dari 3 bulan.
C. Konsep Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas
Diawali dari identitas pasien, yang berisi nama, umur, alamat, status
perkawinan, bahkan ada identitas penanggung jawab misal anak.
b. Status kesehatan saat ini
Data dari keluhan waktu masuk rumah sakit serta keluhan yang dirasakan
sekarang.
c. Kebutuhan Dasar Khusus
1) Pola nutrisi
Nafsu makan naik, tetapi berat badan turun sekitar 5,5 kg.
2) Pola eliminasi/sistem urogenital
a) Konstipasi , tidak bisa berkemih, retensi urine.
b) Edema dikandung kemih , uretra dan meatus urinarius terjadi akibat
trauma.
c) Pada fungsi ginjal proteinuria, diuresis sekitar 12 jam
3) Pola personal Hygiene
Berapa kali pasien personal hygien, seperti mandi, pral hygiene, maupun cuci
rambut.
4) Pola istirahat dan tidur
Waktu tidur kurang, dan mengantuk
5) Pola Aktivitas dan latihan
Terhambat karena nyeri
6) Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Apakah pasien itu merokok, minum-minuman berakohol, ataupun kecanduan
obat-obatan.
7) Seksualitas / reproduksi
Adanya rasa takut untuk berhubungan seksual akibat nyeri
8) Peran
Perubahan peran sebagai anggota keluarga.
9) Persepsi diri/konsep diri
Penilaian citra tubuh terhambat.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
a) Glasgow coma scale
b) Tingkatan Kesadaranya
c) TTV
Jam I : setiap 20 menit, Jam II : setiap 35 menit, Jam III : setiap 3 jam,
Setelah satu hari :setiap 6 jam
d) BB
e) TB
2) Head to toe
a) Kepala
Pemeriksaan ini dilakukan mencari adanya edema atau tidak pada wajah
b) Wajah
Pemeriksaan ini dilakukan apakah kongjungtiva klien pucat, dan apakah
skeleranya ikterus.
c) Leher
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara meraba leher klien untuk mengetahui
apakah terdapat kelenjar tiroid membesar, pembuluh limfe, dan pelebaran
vena jungularis.
d) Thoraks
1. Payudara
a. Adanya perubahan pada payudara, serta payudara membesar, dan
putingnya mulai erektil,
2. Jantung
a. Volume darah
Turunnya voleme darah akibat hilangannya darah dan kembali normal
sekitar 3-4 minggu.
e) Abdomen
1. Pemeriksaan bising usus di empat kuadran
2. Pemeriksaan fundus uteri, konsistensi, kekuatan kontraksi, posisi, tinggi
fundus.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut The North American Nursing Diagnosis
Association yakni pandangan klinis pada reaksi individu, keluarga atau kornunitas
mengarah ke permasalah kesehatan atau berjalan dikehidupan yang aktual, dan
potensial. Standar asuhan keperawatan indonesia ini memiliki tiga komponen
seperti: diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan dan luaran keperawatan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah mengeluarkan standar diagnosis
keperawatan (SDKI), dan standar intervensi keperawatan (SIKI). Agar bisa
menyempurnakan asuhan keperawatan, Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI) kembali mengeluarkan standar luaran keperawatan (SLKI). Diagnosa
keperawatan agar dasar dalam memilih perencaan keperawatan untuk tercapainya
tujuan perawat yang bertanggung jawab.
Diagnosa yang sering terjadi pada kasus Kolik Abdomen iyaitu :
a. Nyeri akut (D.0077)
b. Resiko ketidak seimbangan cairan (D.0036)
c. Gangguan rasa nyaman (D.0074)
3. Rencana Keperawatan
a. Nyeri akut D.0077
Tabel 2.1 Intervensi nyeri akut
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Tujuan: Setelah di Observasi
lakukan tindakan  Identifikasi
keperawatan 3x24jam lokasi,karakteristik,
diharapkan dapat menurun durasi,
nyeri Kriteria Hasil: frekuensi,kualitas,inte
 Keluhan nyeri nsitas nyeri
tidak ada • Identifikasi skalanyeri
 Tidak merasa • Identifikasi respon
gelisah nyeri non verbal
 Terasa nyaman • Identifikasi faktor
 Tidak kesulitan yang membuat dan
tidur memreringan kan nyeri
• Identifikasi
pengetahuan tentang nyeri
• Identifikasi pengaruh
nyeri ada kualitas hidup
• Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
• Berikan teknik non
farmakologi untuk
mengurangi_rasa nyeri
• Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa nyeri
• Fasilitasi istirahat dan
tidur
• Pertimbangan jenis
dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri

Edukasi

• Jelaskan penyebab,
periode , dan permicu
nyeri
• Jelaskan strategi
meredakan nyeri
• Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi_rasa nyeri

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
anagetik jika perlu
b. Resiko ketidak seimbangan cairan D.0036
Tabel 2.2 Intervensi Resiko ketidak seimbangan cairan
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Tujuan: Setelah dilakukan Manajemen Cairan
tindakan keperawatan 3x24 jam Observasi:
diharapkan keseimbangan  Monitor status hidrasi
cairan meningkat Kriteria Hasil:  Monitor berat badan
 Asupan cairan harian
 Haluaran urine  Monitor berat badan
sebelum dan sesudah
dialisis
 Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
 Monitor status dinamik
Terapeutik:
 Catat intake output dan
hitung balance cairan
 Berikan asupan cairan,
sesuai kebutuhan
 Berikan cairan intravena,
jika perlu
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
diuretik, jika perlu

c. Gangguan rasa nyaman D.0074


Tabel 2.5 intervensi gangguan rasa nyaman
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Tujuan: Setelah dilakukan Terapi Relaksasi
tindakan keperawatan 3x24 Observasi:
jam diharapkan status  Identifikasi penurunan
kenyamanan meningkat tingkat energi,
Kriteria Hasil: ketidakmampuan
 Keluhan tidak nyaman berkonsentrasi, atau
hilang gejala lain yang
 Keluhan sulit tidur tidak mengganggu kemampuan
ada kognitif
 Tidak gelisah  Identifikasi teknik
relaksasi yang pernah
efektif digunakan
 Periksa ketegangan otot,
frekuensi nadi, tekanan
darah, dan suhu sebelum
dan sesudah latihan
Terapeutik
 Ciptakan lingkungan
tenang, dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang nyaman, jika
memungkinkan
 Berikan informasi tertulis
tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
 Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
Edukasi
 Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan, dan jenis
relaksasi yang
tersedia(mis. Musik,
meditasi, napas dalam,
relaksasi otot progresif)
 Anjurkan mengambil
posisi yang nyaman
 Anjurkan sering
mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih
4. Implementasi
Implementasi ialah sebuah kegiatan yang berproses keperawatan,
implementasi sudah mendapat empat aspek seperti observasi, tindakan individu,
Health Education (HE), dan kolaborasi. Implementasi dilakukan sesuai intervensi
yang sudah disetujui dan disesuaikan berdasarkan situasi dan kondisi klien.
5. Evaluasi
Evaluasi yakni hasil dari sebuah kasus keperawatan diawali dari diagnosa
nyeri akut, resiko ketidakseimbangan cairan, serta gangguan rasa nyaman yang
diatasi.
6. Penelitian Terkait
Penelitian ini diambil dari dua pasien yang berbeda dari jenis kelamin dan
usia, resiko sangat besar dimiliki oleh orang dewasa yang berusia 65 tahun lebih .
Dari jenis kelamin disimpulkan bahwa laki-laki tecantitum ada (68,4%) sedangkan
perempuan ada sekitar (31,6%). Maka dapat dilihat bahwa banyak penderita kolik
abdomen dapat dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin (Chang, 2013).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Pendekatan dalam penelitian yakni pendekatan dari sebuah studi kasus.
Kejadian atau latar yang didalam dari adanya kasus yang sedang diteliti. Studi kasus
ialah jenis penelitian yang beraktivitas dalam meneliti suatu masalah melalui
individual sampai ke publik. Dari mulai individual, dan kelompok masyarakat yang
terdapat permasalahan kesehatan. Agar penelitian berjalan lancar, maka harus
adanya perencanaan secara matang dengan membuat sebuah desain penelitian.
Desain penelitian seperti perencanaan tentang apa yang harus dilakukan seperti
halnya untuk merangkum dan memilih data untuk penelitian yang diinginkan dapat
tercapai. Penelitian ini sifatnya deskriptif dalam bentuk sebuah studi kasus.
(Nursalam, 2014).

Adapun penelitian ini bertujuan agar dapat menelusuri permasalahan asuhan


keperawatan pada pasien dengan masalah nyeri akut dengan diagnosa medis kolik
abdomen di Ruang Flamboyan RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur. Pendekatan ini
ditunjukan pada asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian data, diagnosa
keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi
keperawatan.

3.2 Subyek Penelitian


Untuk kriteria subyek penelitian ini ialah : Pasien yang mempunyai penyakit
kolik abdomen, pasien dengan kesadaran composmentis, pasien yang mampu dalam
berkomunikasi secara verbal serta kooperatif.

3.3 Batasan Istilah


Dalam mempermudah dalam memahami penelitian ini, maka dibuatlah
penjelasan sebagai berikut :
1. Asuhan keperawatan ialah rangkaian dari interaksi perawat ke pasien
dan lingkungan agar tercapainya kebutuhan dasar dan kemandirian.
2. Pasien yakni individual, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang
menjadi pihak kedua dari pelayanan keperawatan.
3. Kolik abdomen ialah gangguan pada aliran isi usus sejauh traktus
intestinal, terjadinya obstruksi karna adanya gangguan yang
disebabkan tersumbatnya aliran isi usus tetapi peristaltik berjalan
normal.
4. Nyeri akut yakni nyeri yang nuncul secara spontan dan cepat hilang,
nyeri ini tidak lebih dari 6 bulan serta adanya peningkatan rasa
tegang diotot.
5. Ruang Flamboyan adalah salah satu ruangan medikal bedah milik
RSUD Pasar Rebo, yang bertempat digedung B lantai 3 RSUD Pasar
Rebo Jakarta Timur.
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.4.1 Lokasi

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo adalah Rumah


sakit dengan akreditasi B milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang
bertempat didaerah Jakarta Timur. Posisi RSUD Pasar Rebo gampang
dijangkau dengan semua jenis kendaraan karena letaknya yang strategis
dijalan TB Simatupang No. 30. Gedong – Jakarta Timur 13760. RSUD
Pasar Rebo menempatkan dirinya menjadi rumah sakit rujukan untuk
berbagai golongan masyarakat, baik kelas atas bahkan kelas kebawah.

RSUD Pasar Rebo melayani beberapa layanan untuk masyarakat


seperti Layanan Kesehatan : Rawat Jalan (Poli Klinik Penyakit Dalam,
Gizi, Bedah Umum, Bedah Syaraf, Orthopedi, Psikiatri, Urologi, Jantung,
Paru, Kulit dan Kelamin, Gigi Mulut, Mata, THT, Kandungan, Check Up);
Rawat Inap( Kelas PVIP, VIP, 1, 2 dan 3); IGD 24 Jam; Pelayanan Kamar
Operasi; Pelayanan Kamar Intensif. dan Layanan Penunjang : Laboratorium,
Radiologi, Gizi, Rekam Medik, Rehab Medik, Penunjang Medis. Penelitian
ini diambil dari salah satu ruangan yang berada di RSUD Pasar Rebo yaitu
ruang rawat inap medikal bedah yang diberi nama ruang Flamboyan yang
berada di lantai 3 gedung B, RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur.

3.4.2 Waktu
Penelitian ini dijalani pada bulan januari tahun 2022 di ruang rawat
inap medikal bedah Flamboyan, RSUD Pasar Rebo Jakarta Timur.
3.5 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ialah susunan usulan penelitian dengan metode studi
kasus. Setelah melewati proses uji oleh penguji proposal maka melanjutkan dengan
merangkum data. Data ini berupa hasil dari aktivitas yang dilakukan seperti
observasi, dan wawancara terhadap kasus yang diambil.
3.6 Metode Dan Instrumen Pengumpilan Data
Sebelum melakukan merangkum data, harus memperhatikan cara
pengumpulan data yang baik agar hasil penelitian ini dapat divalidasidasi. Bukti
atau data harus ada dalam studi kasus bisa diambil dari sumber, seperti:
dokumentasi, wawancara, observasi aktif, observasi pasif dan juga perangkat fisik
(Aziz, 2012).
3.6.1 Teknik pegumpulan data
Pada kali ini penulis menjelaskan beberapa hal terkait metode
pengumpulan data diantaranya: Wawancara (hasil anamnesis berupa
personalitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
dahulu, keluarga, dan lain - lain yang didapat dari pasien, keluarga,
dan perawat). Observasi pemeriksaan fisik berupa IPPA: Inspeksi,
Palpasi, Perkusi, Auskultasi pada tubuh pasien. Dan studi
dokumentasi hasil dari pemeriksaan diagnosa dan juga data lain yang
relevan.
3.6.2 Instrument pengumpulan data
Instrument pengumpulan data diambil dengan fomat
pengkajian asuhan keperawatan yang sama dengan ketentuan yang
berlaku.
3.7 Keabsahan Data
Pembuatan data studi kasus ini dengan metode tidak statistik, yakni analisis
kualitatif yang dilaksanakan dengan metode naratif induktif contohnya pegambilan
keputusan umum, didasari dari hasil observasi dan wawancara. Keabsahan data
ditujukan dalam memvalidasi kualitas data yang didapat dari penelitian hingga data
ini memiliki validitas yang cukup tinggi.
Disamping itu, keabsahan data dapat menggunakan sumber informasi
mencakup triangulasi dari 3 sumber data utama yakni pasien, perawat, dan keluarga
pasien yang ada kaitannya dengan masalah yang diambil.
3.8 Analisa
Analisis data diambil saat dirumah sakit, pada waktu pengumpulan data
sampai beberapa data yang didapa. Dalam proses ini data bisa diubah dan dianalisis
dengan cara tertentu. Analisis data dilakukan seperti teknik menggunakan bukti, lalu
setelah itu membandingkan 1 diagosa yang sama tetapi 2 pasien.
Cara analisis itu diambil dengan mendeskiriptifkan balasan dari penelitian
tersebut diambil dari wawancara yang dilakukan dalam perumusan masalah ini.
Cara analisis ini diambil dengan menggunakan pengamatan yang dilakukan peneliti
dan asuhan keperawatan yang mendapat data agar kemudian didefinisikan dan
dibandingkan secara filosofi yang selaku bahan untuk memberi rekomendasi untuk
intervensi tersebut.
Daftar Pustaka
Amin, H. N. (2015). Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC - NOC.
Jakarta: Medication Publishing.
Andarmoyo, S. (2013). Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Barbara, K. G. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses & Praktik Volume
2. Jakarta: ECG.
Bare, S. (2011). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bunner & Suddarth Edisi 8 Volume 2.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Indonesia ECG.
Chang, C. L. (2013). Herbal Therapies for Type 2 Diabetes Mellitus : Chemistry, Biology, and
Potential Application of Selected Plants and. Hindawi Journal.
Depkes, R. (2012). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012.
Gilroy, A. a. (2013). Anatomy An Essential Book. New York: Theime.
Karlinawati, E. (2013). Pengaruh Distraksi Dengan Spiritual Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri
Pada Pasien Colic Abdomen Instalasi Gawat Darurat RSUD Pasar Rebo Jakarta Tahun
2013. Skripsi Colic Abdomen.
Kusuma, H. (2015). Aplikasi Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC - NOC. .
Yogyakarta: Media Action.
Lukman, N. (2013). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal.
Jakarta: Salemba Medika.
Mahadevan, N. (2015). Hibiscus sabdariffa Linn. An Overview. Natural Product Radiance.
NANDA. (2012). Diagnosa Keperawatan. Jakarta: ECG.
Nuratif, K. H. (2015). Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda (North
American Nursing Diagnosis Assosiation) Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 2. . Yogyakarta:
Medication.
Nursalam. (2014). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
PPNI, S. D. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik.
Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Reeves, G. R. (2011). Keperawatan Medikal Bedah, Setyomono Joko (Penterjemah). Jakarta:
Salemba Medika.
Sherwood, L. I. (2015). Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Jakarta: ECG.
Suyatno. (2011). Metodeologi Dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
WHO. (2012). Word Health Organization. Word Health Organization Statistic.

Anda mungkin juga menyukai