PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
organ tubuh yang memilikiototpolos, misalnya usus, kandung empedu, ginjal, dan
lain-lain. Berdasarkan data dari World Health Organitation (WHO) pada tahun
terbanyak 47% dari 810.000 orang penduduk. Data World Health Organization
(WHO) Global Info base tahun 2019, Cause Specific Death Rate (CSDR) penyakit
100.000 penduduk, dan Albania 16 per 100.000 penduduk dan Indonesia 13 per
mengalami peningkatan yaitu 5,1% tahun 2019 menjadi 6,6% tahun 2020 dan 7%
pada tahun 2021. Menurut hasil Survei Kesehatan Nasional (SUKESNAS) tahun
1
2019 diketahui bahwa penyakit saluran pencernaaan yaitu kolik abdomen,
gastritis, dan colon menempati urutan ketiga dari 10 penyakit utama penyebab
dengan jumlah kematian 6.590 dari 225.212 kasus dengan Case Fatality Rate
(CFR) 2,93% tahun 2019 dan 6.825 dari 234.536 kasus dengan CFR 2,91% tahun
2020.
kejadian kolik abdomen masih menjadi kasus yang cukup tinggi di Sultra, pada
tahun 2019 kejadian kolik abdomen mencapai 2.600 kasus, pada tahun 2020 kolik
abdomen mengalami penurunan menjadi 1.430 kasus, dan pada tahun 2021 kasus
kolik abdomen hingga bulan februari tercatat sebanyak 400 kasus (Dinkes Sultra,
2021). Hasil pengambilan data awal di ruang Anggrek RSUD Kota Kendari di
ketahui angka kejadian kolik abdomen pada tahun 2019 sebanyak 730 kasus, pada
tahun 2020 sebanyak 540 kasus, dan pada tahun 2021 dari bulan Januari sampai
Pada pasien dengan kolik abdomen umumnya mengalami rasa nyeri pada
perut yang sifatnya hilang timbul dan bersumber pada organ yang terdapat di
dalam abdomen. Nyeri adalah salah satu bentuk gangguan kebutuhan dasar
rasa nyaman tidak hanya berfokus pada kolaborasi pemberian analgesik tapi
2
diterapkan pada pasien dengan nyeri yaitu kompres air hangat.
kompres air hangat yang diberikan pada pasien nyeri abdomen dengan suhu air
hangat 300C- 320C selama 15- 30 menit sangat efektif dalam menurunkan nyeri
yang dirasakan pasien. Penelitian yang dilakukan oleh Agus Sarwa Prayogi tahun
2020 di RSUD Sleman juga menunjukkan adanya penurunan skala nyeri pada
daerah abdomen setelah diberikan kompres hangat selama 15-20 menit secara
yang juga bisa di kombinasikan dengan terapi farmakologi salah satunya kompres
air hangat. Hal yang sama juga ditemukan pada survey awal juga diketahui bahwa
diagnosa keperawatan utama yang muncul pada pasien kolik abdomen adalah nyeri
akut. Penanganan nyeri yang di lakukan oleh perawat selama ini hanya berbasis
pada kolaborasi yaitu pemberian analgesik atau obat nyeri sedangkan penanganan
3
B. Rumusan Masalah
masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana asuhan keperawatan Ny.R dengan
1. TujuanUmum
Kota Kendari
2. Tujuan khusus
4
e. Melakukan evaluasi pada Ny. R dengan kolik abdomen dalam pemenuhan
pasien kolik abdomen dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman
4. Bagi peneliti