Anda di halaman 1dari 14

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA PASIEN KEHAMILAN EKTROPIK


DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN NYERI AKUT DI RUANG RAWAT INAP
RUMAH SAKIT UMUM BUNDA MARGONDA

Disusun Oleh :

Nama : Dini Dwi Septiyani

NPM: 144012413

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

POLITEKNIK KARYA HUSADA

JAKARTA 2022

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses alamiah dan normal yang di idam - idamkan para
wanita. Perubahan yang terjadi pada wanita hamil merupakan fisiologis dan bukan patologis,
dan pada saat kehamilan berlangsung banyak terjadinya beberapa kasus kompolikasi pada
kehamilan salah satunya adalah Kehamilan Ektropi Terganggu (KET). Kehamilan ektopik
terganggu adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh
diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik dapat mengalami abortus atau ruptur
pada dinding tuba dan peristiwa ini disebut sebagai kehamilan ektopik terganggu (Dewi,
2016).
Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia, terdapat kematian ibu sebesar
500.000 jiwa per tahun dan kematian bayi khususnya neonatus 10.000.000 jiwa per tahun.
Kematian ibu hingga saat ini masih menjadi masalah utama di dalam bidang kesehatan Ibu
dan Anak. Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam penilaian kesehatan
suatu bangsa (Lyndon, 2015). Sedangkan di Indonesia angka kematian ibu mencapai 330
atau100.000 persalinan yang hidup. Kematian ibu diperkirakan sekitar 16.500-17.500 per
tahun. Sepertiga diantaranya akibat pelayanan gugur-kandungan (Manuaba, 2017). Sekitar
20% wanita dengan kehamilan ektopik terganggu yang datang ke rumah sakit dalam
keadaan syok dan membutuhkan pengobatan darurat. Pengobatan bisa secara medis atau
Tindakan bedah, berdasarkan stadium dan tempat kehamilan (Lyndon, 2015). Dari sekian
banyak kasus kehamilan ektropi dapat terjadi karna beberapa faktor.
Faktor penyebab kehamilan ektropi ini terjadi karna faktor usia yang merupakan
faktor resiko yang penting terhadap terjadinya kehamilan ektopik. Sebagian besar wanita
mengalami kehamilan ektopik berumur 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun (Arnolu
2015). Ibu dengan pendidikan lebih tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatannya
selama kehamilan bila dibanding dengan ibu yang tingkat pendidikannya lebih rendah.
Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor penting dalam usaha menjaga kesehatan ibu,
anak dan juga keluarga (Conectique 2013). Ada beberapa faktor lain seperti pekerjaan,
riwayat kehailan yang tidak bagus, riwayat kontrasepsi merokok dan sebagainya. Dan salah
satu masalah yang sering terjadi dari kehamilan ekropik iyaitu nyeri.

2
Nyeri yaitu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
kerusakan jaringan baik aktual, maupun potensial, atau digambarkan dalam bentuk
kerusakan (Rasjidi,2010). Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari tiga bulan (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Nyeri yang timbul dari kehamilan ektropik disebabkan karna perdarahan yang
berasal dari pecahnya pembulu darah yang menyebabkan perdarahan tuba yang dapat
mengalir terus ke rongga peritoneum dan akhirnya terjadi ruptur, nyeri pelvis yang hebat dan
akan menjalar ke bahu. Untuk itu nyeri pada kehamilan ektropik sangat berbahaya dapat
menimbulkan ruptura tuba, abortus tuba, bahkan sapai menyebabkan kematin (Dewi, 2016).
Berdasarkan uraian diatas, perawat mempunyai peranan penting dalam penanganan
asuhan keperawatan yaitu berperan penting untuk memenuhi kebutuhan klien dalam
mengurangi nyeri dengan memberikan tindakan seperti teknik relaksasi nafas dalam untuk
mengurangi rasa nyeri yang dialami pasien. Untuk memenuhi hal tersebut maka penulis
turut berperan aktif dalam melakukan asuhan keperawatan dengan proses keperawatan pada
klien kehamilan ektropik yang akan disusun dalam bentuk studi kasus yang berjudul Asuhan
Keperawatan Maternitas Pada Pasien Kehamilan Ektropik Dengan Diagnosa Keperawatan
Nyeri Akut Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bunda Margonda

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, Rumusan masalah dalam studi kasus ini
adalah Bagaimana Asuhan Keperawatan Ny. D Dengan kehamilan esktropik yang
Mengalami Nyeri Akut Di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan Asuhan Keperawatan Ny. D Dengan kehamilan esktropik Yang
Mengalami Nyeri Akut Di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok
2. Tujuan Khusus

3
a. Mampu melakukan pengkajian ibu post operasi dengan tindakan kehamilan esktropik
di RSU Bunda Margonda Depok.
b. Mampu menentukan masalah keperawatan ibu post operasi dengan tindakan
kehamilan esktropik di RSU Bunda Margonda Depok.
c. Mampu merencanakan asuhan keperawatan ibu post operasi dengan tindakan
kehamilan esktropik di RSU Bunda Margonda Depok.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan
pada ibu post operasi tindakan kehamilan esktropik di RSU Bunda Margonda Depok.
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan sesuai dengan asuhan keperawatn yang
telah diberikan pada ibu post operasi dengan tindakan miomektomi di RSU Bunda
Margonda Depok.
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan praktik asuhan
keperawatan ibu post operasi dengan tindakan kehamilan esktropik di RSU Bunda
Margonda Depok
g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta mencari
solusi/alternatif pemecahan masalah asuhan keperawatan ibu post operasi dengan
tindakan kehamilan esktropik di RSU Bunda Margonda Depok
h. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan ibu post operasi dengan tindakan
kehamilan esktropik di RSU Bunda Margonda Depok
i. Mampu membandingkan asuhan keperawatan diantara dua klien
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam mempersiapkan,
mengumpulkan, dan menginformasikan data hasil Asuhan Keperawatan Pada Ny.D
kehamilan esktropik Di Rumah Sakit Wilayah Dki Jakarta
2. Bagi Institusi Pendidikan
Manfaat penelitian ini bagi institusi pendidikan diharapkan dapat menjadi bahan
pembelajaran dan referensi bagi kalangan yang akan melakukan penelitian lebih lanjut
dengan topik yang berhubungan dengan judul penelitian di atas.
3. Bagi Pelayanan Kesehatan

4
Penulisan ini dapat dijadikan masukan yang sangat berharga bagi pengembangan
dan kemajuan bagi pelayanan kesehatan dalam memberikan Asuhan Keperawatan Pada
Ny.D kehamilan esktropik Di Rumah Sakit Wilayah Dki Jakarta.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Studi kasus ini akan dilakukan pada bulan April 2022 pada pasien ibu post operasi
miomektomi. Yang melakukan penelitian kasus ini adalah mahasiswa dari DIII
Keperawatan Politeknik Karya Husada.

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dibuat untuk membantu memberikan gambaran umum
tentang penelitian yang akan dilakukan. Secara garis besar sistematika penulisan sebagai
berikut:
BAB I Pendahuluan
Memuat latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Menjelaskan dekskripsi tentang pengertian post operasi miomektomi,
tahapan, jenis penyakit, pengertian tindakan miomektomi, indikasi,
manifestasi klinis, komplikasi.
BAB III Metode Penelitian
Berisi tentang jenis dan sumber data penelitian, populasi, dan sempel,
teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi oparasional
variabel, dan teknik analisis data.
BAB IV Analisis data dan pembahasan
Bab ini mengemukakan tentang gambaran umum objek penelitian, analisis
data, dan pembahasan.
BAB V Penutup
Berisi tentang kesimpulan, saran-saran, dan kata penutup.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kehamilan


1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu keadaan di dalam rahim seorang wanita terdapat hasil
konsepsi (pertemuan ovum dan spermatozoa). Kehamilan merupakan suatu proses yang
alamiah dan fisiologis (Yanti, 2017).
2. Penyakit Kehamilan
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri. Kehamilan ektopik dapat
mengalami abortus atau ruptur pada dinding tuba dan peristiwa ini disebut sebagai
kehamilan ektopik terganggu. Kehamilan ektopik dapat terjadi diluar rahim misalnya
dalam tuba, ovarium atau rongga perut, tetapi dapat juga terjadi didalam rahim misalnya
dalam cervix, pars interstitialis tuba atau dalam tanduk rudimenter rahim. Sebagian besar
kehamilan ektopik terganggu berlokasi di tuba (90%) terutama di ampula dan isthmus
(Dewi, 2016).
Sedangkan Mioma uteri merupakan tumor jinak pada rahim, selain bisa ganas, lebih
sering muncul tumor jinak pada rahim atau mioma uteri. Jenis tumornya tidak hanya satu.
Bisa tumbuh dibagian dinding luar rahim, pada otot rahimnya, atau bisa juga dibagian
dinding dalam rahim sendiri. Ini jenis tumor yang lebih banyak ditemukan. Rata-rata
pada wanita di atas usia 30 tahun (Irianto, 2015).

3. Etiologi

6
Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar
penyebabnya tidak diketahui. Trijatmo Rachimhadhi dalam bukunya menjelaskan beberapa
faktor yang berhubungan dengan penyebab kehamilan ektopik terganggu:

1.Faktor mekanis

Hal-hal yang mengakibatkan terhambatnya perjalanan ovum yang dibuahi ke dalam kavum
uteri, antara lain:

a. Salpingitis, terutama endosalpingitis yang menyebabkan aglutinasi silia lipatan


mukosa tuba dengan penyempitan saluran atau pembentukan kantong-kantong buntu.
Berkurangnya silia mukosa tuba sebagai akibat infeksi juga menyebabkan implantasi
hasil zigot pada tuba falopii.
b. Adhesi peritubal setelah infeksi pasca abortus/ infeksi pasca nifas, apendisitis, atau
endometriosis, yang menyebabkan tertekuknya tuba atau penyempitan lumen
c. Kelainan pertumbuhan tuba, terutama divertikulum, ostium asesorius dan hipoplasi.
Namun ini jarang terjadi
d. Bekas operasi tuba memperbaiki fungsi tuba atau terkadang kegagalan usaha untuk
memperbaiki patensi tuba pada sterilisasi
e. Tumor yang merubah bentuk tuba seperti mioma uteri dan adanya benjolan pada
adneksia
f. Penggunaan IUD

2. Faktor Fungsional

a. Migrasi eksternal ovum terutama pada kasus perkembangan duktus mulleri yang
abnormal

b. Refluks menstruasi

c. Berubahnya motilitas tuba karena perubahan kadar hormon estrogen dan progesterone

d. Peningkatan daya penerimaan mukosa tuba terhadap ovum yang dibuahi.

e. Hal lain seperti; riwayat KET dan riwayat abortus induksi sebelumnya.

4. Patofisiologi

7
Salah satu fungsi saluran telur yaitu untuk membesarkan hasil konsepsi (zigot)
sebelum turun dalam rahim, tetapi oleh beberapa sebab terjadi gangguan dari perjalanan
hasil konsepsi dan tersangkut serta tumbuh dalam tuba. Saluran telur bukan tempat ideal
untuk tumbuh kembang hasil konsepsi. Disamping itu penghancuran pembuluh darah oleh
proses proteolitik jonjot koreon menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Gangguan
perjalanan hasil konsepsi sebagian besar karena infeksi yang menyebabkan perlekatan
saluran telur. Pembuluh darah pecah karena tidak mempunyai kemampuan berkontraksi
maka perdarahan tidak dapat dihentikan dan tertimbun dalam ruang abdomen. Perdarahan
tersebut menyebabkan perdarahan tuba yang dapat mengalir terus ke rongga peritoneum
dan akhirnya terjadi ruptur, nyeri pelvis yang hebat dan akan menjalar ke bahu.

Ruptur bisa terjadi pada dinding tuba yaitu darah mengalir antara lapisan dari
mesosalping dan kemudian ke ligamentum latum. Perubahan uteru dapat ditemukan juga
pada endometrium. Pada suatu tempat tertentu pada endometrium terlihat bahwa sel-sel
kelenjar membesar dan hiperskromatik sitoplasma menunjukkan vaskularisasi dan batas
antara sel-sel kurang jelas. Perubahan ini disebabkan oleh stimulasi dengan hormon yang
berlebihan yang ditemukan dalam endometrium yang berubah menjadi desidua. Setelah
janin mati desidua mengalami degenerasi dan dikeluarkan sepotong demi sepotong
Pelepasan desidua ini disertai dengan perdarahan dan kejadian ini menerangkan gejala
perdarahan pervaginam pada kehamilan ektopik terganggu (Dewi, 2016)

5. Pathway

6. Klasifikasi

Klasifikasi kehamilan ektopik berdasarkan tempat terjadinya implantasi dari


kehamilan ektopik (Tarigan, 2016), dapat dibedakan menurut :

a. Kehamilan tuba Merupakan kehamilan ektopik pada setiap bagian tuba fallopi.
Merupakan bagian jenis terbanyak gestasi ekstra uterin yang paling sering terjadi
sekitar 95% dari kehamilan ektopik. Kehamilan tuba akan menghasilkan salah satu
dari ketiga hal ini :

8
1) Kematian hasil konsepsi dalam stadium dini : hasil konsepsi ini kemudian
bisa di absorpsi seluruhnya atau tetap tinggal sebagai mola tuba.
2) Abortus tuba, yaitu hasil akhir yang paling sering ditemukan, bersama-
sama hasil konsepsi (dan kemungkinan pula darah) akan dikeluarkan dari
tuba untuk masuk ke dalam uterus atau keluar ke dalam kavum peritoneum.
3) Ruptura tuba : erosi dan akhirnya rupture tuba terjadi kalau hasil konsepsi
terus tumbuh hingga melampaui kemampuan peregangan otot tuba.

b. Kehamilan ovarial
Merupakan kehamilan pada ovarium, perdarahan terjadi bukan saja
disebabkan oleh pecahnya kehamilan ovarium tetapi juga rupture tuba korpus
luteum, torsi dan endometriosis. Meskipun daya akomodasi ovarium terhadap
kehamilan lebih besar daripada daya akomodasi tuba, kehamilan ovarium
umumnya mengalami ruptur pada trimester awal.
c. Kehamilan uterus
Merupakan kehamilan pada uterus tidak pada tempat yang tepat, pada
endometrium kavum uteri sebab implantasi terjadi pada kanalis servikalis (gestasi
pada servikal uteri), diverticulum (gestasi pada invertikulum uteri), kurnua (gestasi
pada kornu uteri), tanduk rudimenter (gestasi pada tandukrudimenter).
d. Kehamilan servikal
Kehamilan servikal adalah jenis dari kehamilan ektopik yang jarang terjadi. Nidasi
terjadi dalam selaput lendir serviks. Dengan tumbuhnya hasil konsepsi, serviks
mengembang. Kehamilan serviks jarang melewati usia gestasi 20 minggu sehingga
umumnya hasil konsepsi masih kecil.
e. Kehamilan Abdominal
Terbagi menjadi dua yaitu :
1) Primer, dimana impantasi sesudah dibuahi langsung di peritoneum atau
cavum abdominal.
2) Sekunder, yaitu pembentukan zigot terjadi ditempat yang lain misalnya
didalam saluran telur atau ovarium yang selanjutnya berpindah ke dalam
rongga abdomen oleh karena terlepas dari tempat asalnya. Hampir semua

9
kasus kehamilan abdominal merupakan kehamilan ektopik sekunder akibat
rupture atau aborsi kehamilan tuba atau ovarium ke dalam rongga
abdomen.

Walaupun ada kalanya kehamilan abdominal mencapai umur cukup bulan,


hal ini jarang terjadi, yang lazim ialah bahwa janin mati sebelum tercapai
maturitas (bulan ke 5 atau ke 6) karena pengambilan makanan kurang sempurna.

f. Kehamilan Heterotopik
Adalah kehamilan intrauterin yang dapat terjadi dalam waktu berdekatan
dengan kehamilan ektopik. Kehamilan heterotopik dapat di edakan atas :
1) Kehamilan kombinasi (Combined Ectopik Pregnancy) yaitu kehamilan yang
dapat berlangsung dalam waktu yang sama dengan kehamilan intrauterin
normal.
2) Kehamilan ektopik rangkap (Compound Ectopic Pregnancy) yaitu
terjadinya kehamilan intrauterin setelah lebih dahulu terjadi kehamilan
ektopik yang telah mati atau pun ruptur dan kehamilan intrauterin yang
terjadi kemudian berkembang seperti biasa.

g. Kehamilan interstisial
Kehamilan interstisial yaitu implantasi hasil konsepsi terjadi dalam par
interstitialis tuba. Kehamilan ini juga disebut sebagai kehamilan
kornual(kahamilan intrauterin, tetapi implantasi plasentanya di daerah kornu, yang
kaya akan pembuluh darah. Karena lapisan miometrium di sini lebih tebal maka
rupture terjadi lebih lambat kira-kira pada bulan ke 3 atau ke 4.
h. Kehamilan intraligamenter
Kehamilan ini berasal dari kehamilan ektopik dalam tuba yang pecah (bagian
yang berada di antara kedua lapisan peritoneum visceral yang membentuk
ligamentum latum).
i. Kehamilan tubouterina

10
Merupakan kehamilan yang semula mengadakan implantasi pada tuba pars
interstitialis, kemudian mengadakan ekstensi secara perlahan-lahan ke dalam
kavum uteri.
j. Kehamilan tuboabdominal
Kehamilan ini berasal dari tuba, dimana zigot yang semula mengadakan
implantasi di sekitar bagian fimbriae tuba, secara berangsur mengadakan ekstensi
ke kavum peritoneal.
k. Kehamilan tuboovarial
Kehamilan ini biasanya digunakan bila kantung janin sebagian melekat pada
tuba dan sebagian pada jaringan ovarium.

7. Manifestasi Klinis

Gambaran kehamilan ektopik yang belum terganggu tidak khas dan penderita maupun
petugas medis biasanya tidak mengetahui adanya kelainan dalam kehamilan. Pada
umumnya penderita menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:

a. Amenorhoe
b. Nyeri perut bagian bawah
c. Gejala kehamilan muda
d. Level hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) rendah
e. Perdarahan pervaginam berwarna coklat tua
f. Pada pemeriksaan pervagina terdapat nyeri goyang bila serviks digoyangkan dan
kavum douglasi menonjol karena ada pembekuan darah.

Gejala dan tanda kehamilan ektopik sangat berbeda-beda dari perdarahan banyak
tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala tidak jelas, sehingga sukar
membuat diagnosisnya, gejala dan tanda bergantung pada lamanya kehamilan ektopik,
abortus atau ruptur tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi dan keadaan
umum penderita sebelum hamil (Norma dan Mustika, 2018)

B. Konsep Nyeri Akut

11
1. Pengertian Nyeri Akut

Nyeri yaitu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat
kerusakan jaringan baik aktual, maupun potensial, atau digambarkan dalam bentuk
kerusakan (Rasjidi,2010). Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari tiga bulan
(PPNI, 2017).

2. Jenis Nyeri

a. Nyeri Akut

Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak


menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
atau digambarkan dalam hal kerusakan jaringan; awitan yang tiba – tiba atau
lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yag dapat diantisipasi atau
diprediksi dan berlangsung (NANDA, 2014).

b. Nyeri Kronik

Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal
yang disebabkan oleh stimulus tertentu yang bersifat subjektif dan individual.
Menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) 2017, pengalaman
sensorik atau emosional yang berkaitan dengan keruskan jaringan aktual tau
fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga
berat dan konstan, yang berlangsung lebih dari 3 bulan.

12
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu rencana tentang bagaimana mengumpulkan dan


mengolah data agar penelitian penelitian yang diharapkan dapat tercapai. Pendekatan
yang digunakan dalam makalah ini adalah pendekatan studi kasus. Studi kasus
merupakan desain mengenai manusia (dapat suatu kelompok, organisasi maupun
individu). Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian
satu unit penelitian secara intensif misalnya satu klien, keluarga, kelompok,
komunitas atau institusi (Nursalam, 2015).

B. Subyek Penelitian

Kriteria subyek studi kasus ini adalah :

1. Klien yang mengalami penyakit Kehamilan Ektopik terganggu


2. Klien yang memiliki kesadaran composmentis.
3. Klien mampu berkomunikasi secara verbal serta kooperatif.
C. Batasan Istilah

Definisi Oprasional dilakukan untuk membatasi ruang lingkup variable yang


diteliti dan juga dapat mengarahkan kepada pengukurn atau pengamatan terhadap
variable yang bersangkutan. Berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang
didefinisikan tersebut (Nursalam, 2015).

Dalam mempermudah memahami proses penelitian ini, maka penulis


membuat penjelasan sebagai berikut :
1. Asuhan keperawatan adalah rangkaian interaksi perawat dengan klien dan
lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan
kemandirian.

13
2. Klien atau pasien adalah perseorangan, keluarga, kelompok, atau
masyarakat yang menggunakan jasa pelayanan keperawatan.
3. Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uteri.
4. Nyeri akut adalah nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan
tegangan otot.
5. Ruang rawat inap adalah salah satu ruangan untuk merawat pasien yang
datang dan dirawat lebih dari 1 hari.

14

Anda mungkin juga menyukai