Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR LATIHAN/PRAKTIKUM

Dalam konteks Mata Kuliah Metodologi Penelitian dan Bio Statistik

PRAKTIKUM KE :3

KELOMPOK/INDIVIDU : Individu

HARI/TANGGAL : Rabu/13 Maret 2013

TUJUAN PRAKTIKUM : Merumuskan Latar belakang, rumusan makalah, tujuan, dan manfaat
penelitian

PEMBIMBING :

TANGGAL PENYERAHAN: 18 Maret 2013


A. Judul Penelitian

Judul penelitian merupakan pencerminan dari tujuan penelitian. Oleh karena tujuan penalitian
itu dirumuskan dari masalah penelitian, atau dengan kata lain, tujuan penelitian merupakan
jawaban sementara dari pertanyaan-pertanyaan penelitian, maka judul penelitian juga
mencerminkan masalah penelitian.

B. Latar Belakang Masalah

Dalam latarbelakang masalah penelitian, akan diuraikan fakta-fakta, pengalaman-pengalaman si


peneliti, hasil-hasil penelitian dari orang lain, atau teori-teori yang melatarbelakangi masalah
yang ingin diteliti. Dengan uraian tentang fakta, pengalaman dan teori-teeori tersebut maka
orang lain (pihak pemberi dana atau pembimbing) diyakinkan bahwa masalah yang akan
diajukkan tersebut cukup penting, dan cukup ”Justified”. Dalam latar belakang harus dengan
jelas diuraikan: Mengapa masalah tersebut dipilih? Apa justifikasinya, mengapa penelitian itu
diadakan di wilayah tertentu?

Agar masalah yang akan ditentukan tersebut cukup “justified” uraian latar belakang tersebut
harus didukung atau disertai dengan data atau fakta-fakta empiris.

C. Perumusan Masalah

Masalah adalah kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan, antara apa yang
diinginkan atau yang dituju dengan apa yang terjadi atau faktanya. Merumuskan masalah
penelitian ini dapat dilakukan dalam bentuk pernyataan (problem statement), dan juga dalam
bentuk pertanyaan (research question).

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah suatu indikasi kea rah mana, atau data (informasi) apa yang akan dicari
melalui penelitian itu. Tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang kongkret
dapat diamati (observasi) dan dapat diukur (measurable).

Biasanya tujuan penelitian ini dibedakan menjadi 2, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan khusus pada hakikatnya adalah penjabaran dari tujuan umum.

Apabila tujuan umum suatu penelitian tidak dapat atau tidak perlu dispesifikasikan lagi, maka
tidak perlu adanya tujuan umum dan khusus, cukup buat “Tujuan Penelitian” saja.

E. Manfaat Penelitan

Manfaat penelitan merupakan uraian tentang kegunaan penelitian bagi masyarakat dan
pengembangan ilmu. Mengandung manfaat teori maupun praktis.

Sumber: Notoatmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya
LATIHAN : Merumuskan Latar belakang, rumusan makalah, tujuan, dan manfaat penelitian

JUDUL : Hubungan Berat Badan Lahir Dengan Ruptur Perineum Persalinan Normal Pada Primigravida

ISI :

1. Latar Belakang

Menurut Word Health Organization (WHO) memperkirakan ada 500.000 kematian ibu melahirkan di
seluruh dunia setiap tahun. 99% tejadi di negara berkembang, dan salah satu negara berkembang itu
adalah indonesia.

Berdasarkan data SDKI 2010, Angka Kematian Ibu atau Maternal Mortality Ratio(MMR) di Indonesia
ialah sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini bahkan tergolong sangat tinggi jika
dibandingkan dengan Negara-negara lain di ASEAN. Menurut depkes pada tahun 2010, penyebab
langsung kematian maternal di Indonesia terkait kehamilan dan persalinan terutama yaitu perdarahan
28%. Sebab lain, yaitu eklampsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5%, dan abortus 5%.

Berdasarkan data statistik tersebut dapat dilihat bahwa infeksi dan perdarahan menyumbangkan angka
yang cukup tinggi terhadap besarnya Angka Kematian Ibu di Indonesia. Penyebab dari pendarahan pada
ibu hamil biasanya karena terbukanya pembuluh darah. Sedangkan salah satu penyebab mengapa
kejadian infeksi pada ibu bersalin sangat tinggi ialah karena besarnya keterpaparan jaringan dibawah
epidermis, yang mana jaringan ini sangatlah rentan untuk terjadi infeksi.

Ruptur perineum menjadi salah satu alasan mengapa pendarahan dan infeksi dapat terjadi pada ibu
bersalin. Ruptur perineum adalah perlukaan jalan lahir yang terjadi pada saat kelahiran bayi baik
menggunakan alat maupun tidak menggunakan alat. Ruptur perineum disebabkan paritas, jarak
kelahiran, berat badan bayi, pimpinan persalinan tidak sebagaimana mestinya, ekstraksi cunam,
ekstraksi fakum, trauma alat dan episiotomi. (Nasution, 2007).

Dampak dari terjadinya rupture perineum pada ibu antara lain terjadinya infeksi pada luka jahitan
dimana dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat
pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir. Selain itu juga dapat
terjadi perdarahan karena terbukanya pembuluh darah yang tidak menutup sempurna sehingga
perdarahan terjadi terus menerus. Penanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya
kematian pada ibu post partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah (Manuaba, 1998).

Sebuah kajian deskriptif tentang profil kematian persalinan dan evaluasi kasus ruptur di RS Hasan
Sadikin dan 3 rumah sakit jejaringnya pada periode 1999-2003. Hasilnya, insiden kasus ruptur di RS
Hasan Sadikin 0,09% (1 : 1074). Insiden di rumah sakit jejaring sedikit lebih tinggi yaitu 0,1% (1: 996). Di
RSHS, tidak didapatkan kematian ibu, sedangkan di 3 rumah sakit jejaring didapatkan sebesar 0,4%.
Maka dari itu dapat disimpulkan, kasus ruptur perineum memberi dampak yang negatif baik pada ibu
maupun bayi (Farmacia, 2007).
Penelitian yang pernah dilakukan Fitariyanti (2007) di BPS Dwi Yuni angka kejadian Ruptur perineum
yang dialami ibu primigravida tahun 2007 masih sangat tinggi yaitu sebanyak 41 orang (65%) dari 63
persalinan normal. Sedangkan yang tidak mengalami Ruptur perineum berjumlah 22 orang. Jumlah bayi
yang lahir dengan berat badan > 3100 gr yaitu 32 bayi sedangkan yang < 3.100 gr sebanyak 31 bayi. Dari
32 orang ibu yang melahirkan dengan berat badan bayi > 3.100 gr yang mengalami Ruptur perineum
berjumlah 30 orang dan yang tidak mengalami Ruptur perineum 2 orang. Sedangkan dari 31 orang ibu
yang melahirkan bayi dengan berat badan < 3.100 gr yang mengalami Ruptur perineum sebanyak 11
orang dan yang tidak sebanyak 20 orang.

Persalinan dengan berat badan janin besar dapat meningkatkan resiko komplikasi kehamilan dan
persalinan seperti hipertensi dalam kehamilan, polihidramnion (cairan ketuban berlebih), persalinan
lama, persalinan sulit misalkannya karena bahu macet, perdarahan pasca persalinan dan Ruptur
perineum (Krisnadi, 2009), selain itu resiko berat badan janin besar pada janin itu sendiri adalah
terjadinya patah tulang selangka pada saat persalinan (Partiwi, 2009).

Melihat masih besarnya angka kejadian rupture perineum ketika ibu bersalin mendorong peneliti untuk
meneliti tentang “Hubungan Berat Badan Lahir Dengan Ruptur Perineum Persalinan Normal Pada
Primigravida”.

2. Rumusan Masalah

Apakah kejadian rupture perineum pada persalinan normal primigravida memiliki hubungan dengan
berat badan lahir?

3. Tujuan Penelitan

3.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara Berat Badan Lahir Dengan Ruptur Perineum Persalinan Normal
Pada Primigravida.

3.2. Tujuan Khusus :

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini ialah:

3.2.1. Mengidentifikasi kuantitas dan kualitas kejadian Ruptur Perinium pada ibu bersalin
primigravida.
3.2.2. Mengidentifikasi kuantitas berat badan lahir bayi.
3.2.3. Mengkaji hubungan antara berat badan lahir dengan kejadian rupture perineum
persalinan normal pada primigravida.

4. Manfaat Penelitian

4.1. Manfaat Teori: Sebagai bahan sumber literatur untuk penelitian selanjutnya mengenai topik
yang terkait.
4.2. Manfaat praktis: Sebagai bahan acuan bagi bidan dalam mengambil keputusan ketika
melakukan pertolongan persalinan

Pembimbing Mahasiswa

Anda mungkin juga menyukai