PUSKESMAS WANGISAGARA
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kegiatan kelas ibu Hamil merupakan untuk belajar kelompok tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tata muka yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, melalui praktik
dengan buku KIA.
B. TUJUAN
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil menganai
kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, dengan
menggunakan buku kia.
II. MATERI
Kehamilan
Tanda Kehamilan
Perubahan fisik dan psikologis dan ketidaknyamanan fisiologis saat hamil
Pemeriksaan kehamilan
Aktifitas yang baik selama hamil
Hal-hal yang perlu dihindari selama hamil
Mitos selama hamil
Persiapan persalinan / P4K
III. PELAKSANAAN
Tanggal 11-07-2016 : RW 10 Desa Neglasari dan RW 02 Desa Wangisagara
Tanggal 12-07-1016 : RW 07 Desa Neglasari dan RW 09 Desa Wangisagara
Tanggal 13-07-2016 : RW 05 Desa Sukamukti
Tanggal 14-07-2016 : RW 07 Desa Sukamukti
IV. METODE
Curah Pendapat
Cramah, Tanya jawab, diskusi
Penugasan
Partisipatif dan praktek
V. ALAT BANTU
Food Model, Piramida makanan
Buku pegangan : Buku pedoman pelaksanaan kelas Ibu Balita, Buku KIA,
Lembar balik
VI. SASARAN
Kelompok kelas Ibu
PERINCIAN KEGIATAN KELAS IBU HAMIL
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kegiatan kelas ibu Hamil merupakan untuk belajar kelompok tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tata muka yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan,
persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, melalui praktik
dengan buku KIA.
B. TUJUAN
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil menganai
kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, dengan
menggunakan buku kia
II. MATERI
Tanda-tanda awal persalinan
Tanda-tanda persalinan (inpartu)
Proses persalinan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
KB pasca persalinan
Pelayanan nifas
Aktifitas selama nifas
Hal-hal yang harus dihindari selama nifas
Mitos
III. PELAKSANAAN
Tanggal 02-08-2016 : RW 09 Desa Wangisagara
Tanggal 06-08-1016 : RW 02 Desa Wangisagara
Tanggal 11-08-2016 : RW 06 Desa Sukamukti dan RW 10 Desa Neglasari
Tanggal 12-08-2016 : RW 07 Desa Sukamukti dan RW 07 Desa Neglasari
1. Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam Rahim seorang perempuan. Itu terjadi
karena adanya pembuahan diaman bertemunya cairan mani suami dengan sel telur istri.
Kehamilan normal lamanya 280 hari ( 40 minggu) atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari pertama
haid terakhir.
Kehamilan dibagi atas 3 trimester yaitu:
- Trimester ke 1 : kehamilan hingga 12 minggu
- Trimester ke 2 : kehamilan 12 – 24 minggu
- Trimester ke 3 : Kehamilan 24 – 36 minggu-lahir
2. Tanda hamil
Tanda awal hamil yaitu terlambat haid paling sedikit 1-2 minggu berturut-turut, walaupun
terkadang ada bercak darah. Untuk lebih pasti dapat melakukan test kehamilan, atau dengan
memeriksakan diri ke bidan/dokter.
Selain itu dapat juga timbul gangguan emosional selama hamil diantaranya:
- depresi
- Stress
- ansietas (kecemasan)
- insomnia (sulit tidur)
4. Pemeriksaan kehamilan
Pemeriksaan kehamilan dilakukan paling sedikit 4 kali selama hamil.
Sedangkan setiap memeriksaakan hamil, terdapat standar pelayanan yang harus diperoleh
seorang ibu hamil diantaranya:
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
b. Pemeriksaan tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
d. Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
f. Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila
diperlukan.
g. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
h. Test laboratorium (rutin dan khusus)
i. Tatalaksana kasus
j. Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K) serta KB paska persalinan
Lebih dari 60% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia. Anemia adalah kondisi dimana
kadar Hb dalam sel darah merah sangat kurang. Normalnya kadar Hb dalam darah seseorang
sekitar 11 g/100 ml. Bila kadar Hb dalam darah berkisar 9-11 g/100 ml, penderita
digolongkan anemia ringan, sedangkan bila kadar HB 6-8 g/100 ml berarti menderita anemia
sedang. Penderita dimasukkan ke dalam kelompok anemia berat bila kadar Hb kurang dari 6
g/100 ml
Anemia disebabkan karena kekurangan zat besi disebut anemia defisiensi besi. Selain itu
dapat juga kekurangan asam folat dan vitamin B12 (anemia megablostik). Anemia dapat juga
terjadi akibat sumsum tulang belakang yang kurang mampu membuat sel-sel darah
baru(anemia hipoplastik), dan akibat penghancuran sel darah merah lebih cepat dari
pembuatannya(anemia hemolitik). Dalam kehamilan, yang paling sering di jumpai adalah
anemia kekurangan zat besi.
Anemia pada ibu hamil disebabkan volume darah dalam tubuh meningkat 50%, ini karena
tubuh memerlukan tambahan darah untuk mensuplai oksigen dan makanan bagi
pertumbuhan janin. Meningkatnya volume darah berarti meningkat pula jumlah zat besi
sebanyak 800 mg, dimana 500 mg untuk pertumbuhan sel darah merah ibu sedang 300 mg
untuk janin dan plasenta
Kondisi anemia ibu hamil tidak diatasi dapat mengakibatkan mudah pingsan, mudah
mengalami keguguran atau proses melahirkan yang berlangsung lama akibat kontraksi yang
tidak bagus
b. Perawatan Kehamilan
- Psikologis
Kesiapan psikologis adalah saat dimana seorang perempuan dan pasangannya merasa
telah ingin mempunyai anak dan merasa telah siap menjadi orang tua termasuk
mengasuh dan mendidik anaknya. Hasil penelitian menunjukkan ibu yang mengalami
masalah emosional selama hamil misalnya depresi akan mempengaruhi proses
perkembangan otak janin dan membawa dampak emosi serta perilaku anak setelah
lahir. Kesehatan dan kesiapan psikologis sangat penting bagi masing-masing pihak baik
istri maupun suami (Depkes RI, 2009).
Dukungan dan peran serta suami dalam masa kehamilan terbukti meningkatkan
kesiapan ibu hamil dalam menghadapi proses persalinan, bahkan juga memicu produksi
ASI. Keterlibatan suami sejak awal masa kehamilan sudah pasti akan mempermudah
dan meringankan ibu dalam menjalani dan mengatasi berbagai perubahan yang terjadi
pada tubuhnya akibat hadirnya janin di dalam perutnya
Libido dan keinginan untuk menikmati hubungan intim selama masa kehamilan sangat
bervariasi. Umumnya dorongan seksual agak menurun di triwulan pertama. Hal ini
disebabkan perubahan hormon yang menimbulkan mual-mual membuat ibu tidak ada
dorongan untuk melakukan hubungan seks. Triwulan kedua dorongan seksual wanita
hamil akan kembali meningkat, sejalan dengan hilangnya keluhan mual. Libido ini turun
kembali di triwulan ke 3 akibat ukuran dan berat janin yang semakin meningkat
Tidak ada batasan waktu kapan saat tepat untuk bersenggama selama hamil, asalkan
kehamilan dinyatakan tidak memiliki risiko apapun, lakukan senggama kapanpun
menginginkannya, bahkan sampai menjelang persalinan. Dengan tetap menikmati
aktivitas hubungan seksual, ibu dapat saling berbagi rasa takut maupun kekhawatiran,
serta stress yang mungkin muncul selama masa kehamilan. Jika kehamilan beresiko
misalnya plasenta tidak pada posisi yang seharusnya (plasenta previa) lebih baik
berkonsultasi dulu dengan dokter. Begitu juga apabila ibu mengalami pendarahan
ringan seperti keluarnya flek-flek pada kehamilan triwulan pertama, tunda dulu
keinginan melakukan hubungan intim. Hubungan seksual selama kehamilan juga
bermanfaat sebagai persiapan bagi otot panggul untuk menghadapi proses persalinan.
Setelah melahirkan sebaiknya senggama dilakukan setelah masa nifas (40 hari)
Berikut beberapa hal yang wajib dilakukan sebelum menelan suatu obat
Biasakan untuk selalu memberitahu petugas kesehatan bahwa ibu sedang hamil.
Jangan segan-segan bertanya apakah obat yang diberikan benar-benar aman bagi
ibu hamil atau tidak.
Kalaupun mengkonsumsi obat bebas seperti obat flu atau batuk tanyakan dosis
aman untuk ibu hamil.
Bila terpaksa mengkonsumsi obat untuk penyakit ibu tanyakan efek samping obat
tersebut terhadap janin.
Berkonsultasi lebih dulu dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat-obatan
tradisional.
Ibu beserta suami dan anggota keluarga yang lain harus sudah merencanakan persalinan yang
aman oleh tenaga kesehatan dengan menentukan tempat untuk bersalin atau melahirkan,
menentukan penolong persalinan, menginformasikan riwayat kehamilan, tanda-tanda ibu hamil
yang akan bersalin atau melahirkan, dan suami mendampingi selama proses persalinan
berlangsung dan mendukung upaya rujukan bila diperlukan
Keluarga harus dapat menghindari keterlambatan dalam mencari pertolongan medis. Suami
atau keluarga harus dapat menghindari 3T (terlambat) yaitu terlambatr mengambil keputusan,
terlambat ke tempat pelayanan dan terlambat memperoleh pertolongan medis sehingga suami
atau keluarga waspada dan bertindak atau mengantisipasi jika melihat tanda bahaya kehamilan.
Suami atau kelaurag merencanakan system angkutan (ambulan desa) dan menyiapkan
pendonor darah potensial jika diperlukan serta mendampingi ibu pada saat selesai persalinan .
MATERI PERTEMUAN KELAS IBU HAMIL KE II
3. Proses persalinan
Ibu berhak memilih proses persalinan yang sesuai dengan keinginannya, tetapi kondisi
janin maupun kehamilan yang seringkali tidak diduga akan membuat ibu menjalani
penanganan persalinan dengan proses tertentu. Pada saat ini penolong akan
memberitahukan kepada ibu dan keluarga untuk meminta persetujuan tindakan atau
rujukan.
Ibu sebaiknya menyusui bayinya dengan cara alami, karena air susu ibu (ASI)
merupakan menu utama bagi seorang bayi. Sebaiknya ibu memberikan ASI kepada
bayi setiap 2-3 jam. Menyusui bayi dengan ASI adalah tradisi yang sangat mulia, baik
dari sudut pandang agama dan sosial maupun dunia ilmu kedokteran modern, karena
ASI disamping sebagai makanan utama bayi, juga penguat jalinan jiwa. Misalnya saja
saat disusui bayi menggenggam kepalan tangannya, dan menempatkan dibawah dagu
dan menggerakkan jari kakinya kontak mata antara ibu dan bayi juga terjadi yang dapat
meningkatkan komunikasi antara ibu bayi.
5. KB pasca persalinan
Pemilihan jenis KB sampai saat ini belum ditemukan suatu metode kontrasepsi yang
ideal atau sempurna. Ideal dalam arti aman dan tidak berbahaya, dapat diandalkan,
sederhana, murah dan dapat diterima oleh orang banyak dan dapat dipakai dalam
waktu lama secara efektif.
Calon akseptor (peserta KB) harus mendapat penjelasan mengenai efektivitas dan
keamanan alat kontrasepsi tersebut. Faktor yang dapat berakibat buruk terhadap
akseptor KB misalnya spiral tidak boleh dipasang pada ibu yang mengalami infeksi
panggul atau perdarahan dari jalan lahir yang tidak diketahui penyebabnya.
Kontrasepsi terpilih untuk pasca salin harus mempertimbangkan beberapa hal seperti
berikut ini:
- Pastikan ibu menyusukan bayinya atau tidak.
- Pilih jenis kontrasepsi yang sesuai
- Tidak ada masalah gangguan pembekuan darah, produksi ASI dan tumbuh
kembang bayi bila ibu menggunakan kontrasepsi.
- Tidak harus menghentikan pemberian ASI untuk menggunakan suatu alat
kontrasepsi.
- Kontrasepsi terpilih harus tidak mempengaruhi kualitas dan jumlah ASI atau
mengganggu kesehatan bayi.
6. Pelayanan nifas
Pelayanan kesehatan pada masa nifas (Kf) paling sedikit dilakukan sebanyak 3 kali,
yaitu:
a. KF 1: masa 6 jam – 3 hari setelah persalinan
b. KF 2 : masa hari ke 4 – 28 setelah persalinan
c. KF 3 : masa hari ke 29 – 42 setelah persalinan
Adapun pelayanan yang didapatkan diantaranya meliputi :
- Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernafasan dansuhu tubuh
- Pemnatauan umlah darah yang keluar
- Pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina
- Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan
- Pemberian kapsul vitamin A 2 kali yaitu satu kapsul segera setalah melahirkan
dan satu kapsul setalah 24 jam pemberian kapsul vit A pertama.
- Minum tablet tambah dara setiap hari
- Pelayanan KB pasca lahir.
7. Aktifitas selama nifas
a. Gizi
Saat hamil, kebutuhan gizi ibu hamil sangatlah penting. Begitu juga dengan hal yang
penting bagi ibu ketika masa nifas. Hal itu dikarenakan saat masa nifas ibu hamil
membutuhkan berbagai macam makanan bergizi untuk memulihkan tenaganya dan
menjaga kesehatan ibu hamil.
Berikut ini cara mencukupi gizi bagi ibu yang menjalani masa nifas :
- Mengkonsumsi kalori sebanyak 500 setiap hari.
- Makan dengan menu diet yang seimbang misalnya saja protein, vitamin dan mineral
yang cukup.
- Minum air putih sedikitnya sebanyak 3 liter setiap harinya.
- Memakan makanan sehat untuk ibu hamil yang kaya akan zat besi.
- Mengkonsumsi pil penambah darah agar ibu tidak mengalami anemia setelah
menjalani proses persalinan.
b. Mobilisasi
Kendati merasa letih ibu tidak boleh bersikap malas-malasan dengan hanya berbaring
sepanjang waktu, ibu harus mulai bergerak supaya sirkulasi darahnya menjadi baik.
c. Kebersihan Diri.
Saat masa nifas, ibu hamil harus pintar-pintar dalam merawat kebersihan dirinya. Hal itu
dikarenakan saat masa nifas ibu hamil rentan terkena kuman dan bakteri yang akan masuk
ke dalam vagina. Berikut ini cara menjaga dan merawat kebersihan diri ketika masa nifas :
- Mandi dua kali sehari dengan membersihkan seluruh tubuh.
- Yang penting diperhatikan adalah kebersihan alat kelamin. Ibu bisa membersihkannya
dengan air yang mengalir, hindari pemakaian sabun pembersih kewanitaan. Cara
membersihkannya di bagian vulva terlebih dahulu depan ke belakanag jangan
kebalikan, barulah setelah itu membersihkan daerah di sekitar dubur. Sehabis BAB dan
BAK vulva harus selalu bersih.
- Mengganti pembalut sesering mungkin, mengganti pembalut ini bisa dilakukan
sebanyak 4 jam sekali. Meski belum 4 jam namun jika pembalut sudah penuh ibu
harus segera menggantinya.
- Ketika hendak makan sebaiknya ibu hamil cuci tangan menggunakan sabun. Ketika
akan menyentuh kelamin harus mencuci tangan dengan sabun begitu pula setelah
menyentuh kelamin
d. Istirahat
Istirahat sangat penting dilakukan bagi ibu paska melahirkan. Sehabis melahirkan, ibu akan
merasakan kelelahan yang amat sangat. Berikut ini cara beristirahat yang benar sehabis
masa nifas:
- Istirahat cukup 8 jam sehari
- Melakukan kegiatan rumah tangga dengan cara yang perlahan-lahan
- Untuk menjaga pola tidur bayi, saat ia tidur maka ibu juga harus ikut tidur.
- Saat kekurangan tidur, ibu hamil akan dirugikan dalam berbagai hal. ASI jumlahnya
berkurang, proses involusi uterus menjadi lambat dan pendarahan semakin banyak,
membuat ibu hamil depresi, tidak mampu merawat dirinya sendiri dan juga bayinya.
e. Periksa kesehatan selama nifas secara teratur ke bidan/dokter
f. Jika ada keluhan, kelainan atau sakit segera mencar pertolongan bidan/dokter
9. Mitos
Ada berbagai macam pantangan saat masa nifas yang tidak diketahui oleh ibu yang habis
melahirkan. Sama seperti pantangan makanan ibu hamil, yang tentu saja tidak boleh dilakukan
Jika dilakukan akan ada dampak buruk yang terjadi pada ibu yang menjalani masa nifas
tersebut. Berikut ini adalah berbagai macam pantangan yang harus dihindari paska melahirkan
atau saat masa nifas :