PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut dan kronik (Price & Wilson, 2012). Masyarakat
pada umumnya mengenal gastritis dengan sebutan penyakit maag yaitu penyakit yang
menurut mereka bukan suatu masalah yang besar, gastritis terjadi pada semua usia
mulai dari anak-anak, remaja, dewasa sampai tua. Penyakit ini disebabkan salah
satunya karena sikap penderita gastritis yang tidak memperhatikan kesehatannya,
terutama makanan yang dikonsumsi setiap harinya. Gastritis dapat mengganggu
aktivitas sehari-hari, karena penderita akan merasa nyeri dan rasa sakit tidak enak
pada perut. Banyak penderita gastritis itu berawal dari kesibukan yang berlebihan
sehingga mengakibatkan seseorang lupa makan. Terkadang gejala gastritis pada
awalnya diabaikan saja, padahal jika penyakit gastritis itu dibiarkan maka bias terjadi
kondisi komplikasi yang cukup parah (Putra, 2012).
Penyakit gastritis terjadi karena salah satu akibat masalah yang sering muncul
akibat dari perubahan gaya hidup. Seperti konsumsi makanan yang tinggi asam,
pedas, stress, merokok, mengkonsumsi alkohol yang berlebihan akan memicu
timbulnya gastritis. Pada penderita gastritis biasanya ada reaksi mengeluh sakit
perut ,mual ,muntah . Masalah yang perlu diperhatikan adalah Kurangnya olah
raga,stress psikologi dan pola makan yang tidak teratur(Budiana,2006). Menurut Arif
(2008), terjadinya Gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak baik dan
tidak teratur, yaitu frekuensi makan, jenis dan jumlah makanan, hingga lambung
menjadi sensitive bila asam lambung meningkat penggunaan aspirin atau obat
antiflamasi non steroid (AINS) lainya, obat-obatan kortikosteroid, penyalahgunaan
alkohol, menelan substansi erosi, merokok, atau kombinasi dari factor-faktor tersebut
juga dapat mengancam ketahanan mukosa lambung. Lambung memiliki lapisan epitel
mukosa yang secara konstan terpapar oleh berbagai factor endogen yang dapat
mempengaruhi integritas mukosanya, seperti asam lambung, pepsinogen/pepsin dan
garam empedu. Sedangkan factor eksogenya adalah obat-obatan, alkohol dan bakteri
yang dapat merusak integritas mukosa lambung misalnya Hellycobacter Pylori.
Pelindung integritas mukosa lambung yaitu produksi mucus yang didalamnya terdapat
yang berperan penting dalam mempertahankan dan menjaga integritas mukosa
lambung, kemudian sel-sel epitel yang menstranport ion untuk memelihara pH
intraseluler dan produksi asam bikarbonat serta system mikrovaskuler yang ada di
lapisan subepitelial sebagai komponen utama yang menyediakan ion HCO3 sebagai
penetral asam lambung dan memberikan suplai mikronutrien dan oksigenasi yang
adekuat saat menghilangkan efek toksik metabolic yang merusak mukosa lambung.
Gastritisterjadi sebagai akibat dari mekanisme pelindung ini rusak atau hilang,
sehingga dinding lambung tidak memiliki pelindung terhadap asam lambung (Prie &
Wilson, 2009). Faktor endogen maupun faktor eksogen yang dapat merusak
pertahanan mukosa lambung dapat memungkinkan difusi kembali asam pepsin
kedalam jaringan lambung sehingga menimbulkan peradangan pada lambung. Proses
peradangan ini yang akhirnya merangsang mediator nyeri yaitu bradikinin, histamin,
serotonin dan prostaglandin sehingga tumbuh akan merasa nyeri pada epigastrium.
Penyakit gastritis dapat dicegah dengan menjaga pola makan. Yang salah satunya
dengan melakukan pengurangan makanan yang berasam dan pedas. Pada pasien
gastritis kronis perlu di rawat di RS karena memerlukan perawatan yang memadai
oleh karena itu perawat dapat meningkatkan pengetahuan keluarga dan masyarakat
tentang penyakit gastritis dengan memberikan penyuluhan tentang pentingnya
menjaga pola makan, penyebab gastritis, tanda dan gejalapenyakit gastritis pada
penderita gastritis maupun keluarga.
Dari latar belakang di atas alasan memilih untuk meneliti adalah untuk
mengetahui sejauh mana gastritis dan bagaimana cara pencegahannya, dan dapat
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan penyakit dan keluhan pasien terutama
penyakit gastritis.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut : “Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada pasien Ny. “A” dengan Gastritis
di Ruang Melati RSUD Awal Bros Batam?”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari laporan ini yaitu untk menerapkan teori yang telah di dapatkan
di bangku kuliah khususnya asuhan keperawatan pada pasien Ny. “A” dengan
gastritis di Ruang Melati RSUD Awal Bros Batam.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses
keperawatan pada pasien Ny. “A” dengan Gastritis di Ruang Melati RSUD
Awal Bros Batam mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.
b. Mampu menodkumentasikan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses
keperawatan pada pasien Ny. “A” dengan Gastritis di Ruang Melati RSUD
Awal Bros Batam.
c. Mampu mengidentifikasikan faktor pendukung dan penghambat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Ny. “A” dengan Gastritis di
Ruang Melati RSUD Awal Bros Batam.
D. Ruang lingkup
1. Lingkup Waktu
Waktu pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien Ny.”A” dengan Gastritis di
Ruang Melati RSUD Awal Bros Batam, dilaksanakan selama 3x24 jam, yang
dimulai pada tanggal 6 November sampai 9 November 2020.
2. Lingkup Tempat
Pelaksanaan asuhan keperawatan ini bertempat di Ruang Melati RSUD Awal Bros
Batam.
3. Lingkup keperawatan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien Ny. “A” dengan Gastritis di
Ruang Melati RSUD Awal Bros Batam menggunakan pendekatan proses
keperawatan melalui 5 tahap yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi serta dokumentasi keperawatan
4. Lingkup Mata Kuliah
Laporan studi kasus ini merupakan bagian mata ajar Keperawatan Medikal Bedah
sistem pencernaan.
E. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan laoran studi kasus yang berjudul Asuhan Keperawatan pada pasien
Ny. “A” dengan Gastritis di Ruang Melati RSUD Awal Bros Batam ini adalah :
1. Bagi penulis
Memperoleh pengetahuan, pengalaman, wawasan dalam memberikan Asuhan
Keperwatan pada pasien dengan gastritis di Ruang Melati RSUD Awal Brs
Batam.
2. Bagi Profesi Keperawatan
Hasil laporan studi kasus ini di harapkan dapat memberikan masukan dan bahan
pertimbangan bagi profesi perawat khususnya dalam upaya mengembangkan dan
meningkatkan mutu Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan gastritis di Ruang
Melati RSUD Awal Bros Batam.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Penulisan laporan studi kasus ini di harapkan dapat menjadi bahan acuan bagi
mahasiswa Akademi Perawatan Karya Bakti Husada Yogyakarta dalam
melaksanakan asuhan keperawatan dengan Gastritis serta menambah wawasan
bagi pembaca.
4. Bagi Rumah Sakit
Penulisan laporan studi kasus ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang
berguna bagi tim kesehatan khususnya perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Gastritis dalam upaya meningkatkan dan
mengembangkan pemberian asuhan keperawatan.
F. Metode penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan laporan studi kasus ini adalah metode
deskriptif dengan menggunakan pendekatan proses asuhan keperawatan yaitu mulai
dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan sampai dengan
evaluasi (Sofia, 2012).
G. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan laporan studi kasus asuhan keperawatan pada pasien dengan
Gastritis terdiri dari 5 BAB yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang : Latar Belakang Masalah, rumusa Masalah, Ruang Lingkup,
Tujuan Penulis, Manfaat Penulisan, Metode Penulisan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
a. Gambara Umum Gastritis yang terdiri dari anatomi fisiologi, pengertian,
etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan
penunjang, penatalaksanaan.
b. Tinjauan Umum Asuhan Keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi.
c. Tinjauan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Gastritis yang terdiri
dari data dasar pengkajian, diagnosa keperawatan perencanaan,
implementasi, evaluasi.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Terdiri dari Pengkajian Keperawatan, Analisa Data, Perumusan Diagnosa
Keperawatan, prioritas Diagnosa Keperawatan, Asuhan Keperawatan pada
pasien dengan gastritis. Rencana Asuhan Keperawatan dan Catatan
perkembangan.
BAB IV : PEMBAHASAN
Terdri dari pembahasan Pengkajian Keperawatan, Diagnosa Keperawatan,
Intervensi keperawatan, Implementasi Keperawatan, Evaluasi Keperawatan,
Dokumentasi Keperawatan, dan faktor penghambat dan pendukung.
BAB V : PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan. Bila melihat
orang makan dan mencium bau makanan maka sekresi lambung akan
terangsang. Rasa makanan merangsang sekresi lambung karena kerja saraf
menimbulkan rangsangan kimiawi yang menyebabkan dinding lambung
melepaskan hormone yang disebut sekresi getah lambung, getah lambung
dihalangi oleh sistem saraf simpats yang dapat terjadi pada waktu
gangguan emosi seperti marah dan rasa takut (Syafuddin, 2010).
Setiap hari lambung mengeluarkan sekitar 2 jliter getah lambung. Sel – sel
yang bertanggung jawab untuk fungsi sekresi, terletak dilapisan mukosa
lambung. Secara umum, mukosa lambung dapat dibagi menjadi dua bagian
terpisah ;
1. Komplikasi
a. Gastritis akut
Muttaqin (2011), komplikasi dari gastritis antara lain :
a) Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan
kedaruratan medis, terkadang pendarahan yang terjadi cukup
bnayak sehingga dapat menyebabkan kematian.
b) Ulkus, jika prosesnya hebat.
c) Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.
b. Gastritis kronis
Muttaqin (2011), komplikasi dari gastritis kronis antara lain :
a) Anemia pernisiosa
b) Ulkus peptikum
c) Keganasan lambung
1. Pemeriksaan penunjang
Apabila pasien terdiagnosis terkena gastritis, biasnya dilanjutkan dengan
pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara jelas penyebabnya.
Antara lain :
a.Esofagogstriduodenoskopi (EGD) : tes diagnostic kunci untu
perdarahan GI atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan/derajat
ulkus jaringan/cedera.
b. Minum barium dengan foto rontgen : dilakukan untuk
membedakan diagnose penyebab/sisi lesi.
c.Analisa gaster : dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah,
mengkaji aktivitas sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam
hidroklorik dan pembentukan asam nocturnal penyebab ulkus
duodenal. Penurunan atau jumlah normal diduga ullkus gaster,
sipersekresi berat dan asiditas menunjukan sindrom Zollinger-elison.
Amylase serum : meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah di duga
gastritis (Wijaya, 2013).
1. Penatalaksanaan
Ardian dan adwan (2013) , terapi yang dilakukan saat peningkatan asam
lambung adalah dengan melakukan pengobatan. Pengobatan yang
dilakukan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengobatan umum dan
pengobatan dengan cara memberi obat.
a.Pengobatan umum
Pengobatan umum bagi penderita dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a) Usahakan dapat beristirahat cukup pada malam hari, usahakan
untuk dapat tdiru selama kurang lebih 8 jam, dan pada siang
hari dapat beristirahat dengan duduk rileks atau berbaring
kurang lebih 1 jam.
b) Maltih diri untuk bekerja dengan tenang, tidak terburu- buru.
c) Hindari stress
d) Mengatur diet makan yang sesuai, jangan minum alcohol dan
hentikan kebiasaan merokok.
e) Syarat diet
Syarat diet penyakit lambung adalah (sinusita, 2008) :
a.Makanan yang mudah di cerna, porsi kecil, dan makan
sering.
b. Energi dan protei cukup, lemah rendah, rendah serat,
cairan cukup, tidak mengandung bahan makanan atau
bumbu yang tajam.
a. Pemberian obat
Macam atau jenis obat yang doat diberikan dalam pengobatan pada
penderita gastritis adalah sebagai berikut menurut Ardian dan Adwan
(2013) :
a) Antasida
Antasida merupakan obat umum yang paling banyak di
gunakan dalam terapi penyakit gastritis meskipun sebenarnya
bukanlah merupakan obat penyembuh tukak yang ada, namun
hanya berfungsi sebagai pengurang rasa nyeri. Antasida
berfungsi untuk mempertahankan pH cairan lambung antara 3-
5. Obat antasida ini harus di berikan minimal satu jam sesudah
makan.
Hal ini disebabkan adanya efek buffer dari makanan dan
merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk mengosongkan
isi lambung. Dengan cara ini, maka pengguna antasida dalam
dosis yang cukup akan daapat menetralisir asam lambung
selama dua jam berikutnya (3 jam sesudah makan).
Namun antasida juga memiliki efek samping.beberapa
efek samping yang muncul adalah diare dan sembelit. Untuk
mengatasi efek samping tersebut banyang pabrik yang
memproduksi obat dengan cara mengkombinasi antara gara
magnesium dan garam alumanium yang masing – masing
dengan dosis yang kecil.
Obat antasida yang banyak beredar dipasaran adalah
alumny, actal, aludona, antimaag, gelusil, neosanmaag, promag
dan masih banyak yang lain. Obat antasida yang berbentuk
suspense ( cairan ), lebih efektif daripada yang berbentuk
tablet.
b) Simetidin dan remitidin
Kedua obat yang tergolong baru jika merupakan obat –
obatan yang tergolong baru jika dibandingkan dengan antasida.
Simetidin mulai digunakan pada tahun 1977, sedangkan
remitidin mulai digunakan pada tahun 1981.
Kedua obat tersebut berfungsi untuk merintangi secara
selektif efe histamin terhadap reseptornya dalam jaringan
lambung. Sehingga dengan demikian, sekresi asam lambung
akan bertambah, tukak lambung berkurang, dan keluhan nyeri
dapar berkurang bahkan hilang.
B. Tinjauan Umum Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah suatu metode dimana suatu konsep diterapkan dalam
praktek keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem solving
yang memerlukan ilmu, teknuk dan keterampilan interpersonal, dan ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan klien/keluarga. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang
sekunsial dan berhubungan : pengkajian, diagnose, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Tahap tersebut berintegrasi terhadap fungsi intelektual “problem solving”
keterampilan dan sikap mendefinisikan suatu tindakan keperawatan (Nursalam, 2013).
Tujuan proses keperawatan secara umum aadalah untuk membuat suatu
kerangka konsep berdasarkan kebutuhan individu dari klien, keluarga, masyarakat
dapat terpenuhi. Proses keperawatan juga ditujukan untuk memnuhi tujuan asuhan
keperawtan yaitu untuk mempertahankan keadaan pasien yang optimal dan jika
pernytaan tersebut berubah, untuk membuat suatu jumlah dan kualitas tindakan
keperawatan terhadap kondisinya guna kembali ke keadaan yang normal.
Seperti yang diuraikan sebelumnya, keperawatan dikelompokkan menjadi 5 tahap :
pengkajian, diagnose, pelaksanaan, evaluasi, dan dokumentasi (Nursalam, 2013).
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai data untuk
megevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam,2013).
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis
yang terorganisasi yang meliputi tiga aktivitas dasar yaitu :
Pertama, mengumpulkan data secara sistematis : kedua, mmeilah dan mengatur
data yang di kumpulkan : ketiga, mendokumentasikan dalam format yang dapat
dibuka kembali (Nursalam, 2013).
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah :
1. Pengumpulan data primer
a. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan pasien. Data yang diambil melalui
wawancara adalah identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan
pasien, identitas keluarga, pola makan, pola eliminasi, kebiasaan
sehari – hari dan aspek fisik, social dan spiritual.
b. Observasi
Observasi meliputi 2S HFT (sight (penglihatan), smell (penciuman),
hearing (pendengaran), feeling ( perasaan) dan taste ( pengecap) ).
Observasi dilakukan pada pasien, dan lingkungan pasien :
c. Pemeriksaan fisik, meliputi :
a) Inspeksi
Aadalah proses observasi dengan mengguakan mata, dapat
dilakukan untuk mendeteksi hal – hal atau tanda – tanda fisik.
b) Palpasi
Adlah suatu Teknik yang menggunakan indera peraba tangan
dan jari – jari.
c) Perkusi
Pemeriksaan fisik dengan cara mengetuk untuk
membandingkan baian kiri dan bagian kanan pada setiap daerah
permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara.
d) Auskultasi
Pemeriksaan dengan jlan mendengarkan suara yang dihasilkan
oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
2. Pengumpulan data sekunder yaitu :
a. Wawancara
Wawancara di lakukan dengan keluarga, perawat, dokter dan tim
kesehatan lainnya untuk mengetahui masalah pada pasien serta dapat
membantu dalam bertindak untuk menangani maslah pasien.
b. Studi dokumentasi
Pengumpulan data disini dikumpulkan dari rekam medik yang
merupakan riwayat penyakit dan keperawatan pasien masa lalu.
1. Diagnosa keperawatan
Diagnose keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individua tau
kelompok dimana perawat sevara kontabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan,
membatasi, mencegah, dan merubah (Nursalam, 2013).
Ada beberapa tipe diagnosis keperawatan diantaranya :
a. Diagnosis keperawatan actual
Adlah menyajikan keadaan secara klinis yang telah divalidasikan
melalui Batasan karakteristik mayir yang diidentifikasikan.
Diagnosis keperawatan actual penulisannya adalah adanya
pernyataan maslah (P), adanya pernyataan etiologi (E) dan
pernyataan tanda dan gejala (symptom).
a) Problem (masalah), dapat ditentukan dari data yang terkumpul
yang tela divalidasi dan diindetifikasi pola.
b) Etiologi (penyebab), dengan cara menghubungkan factor yang
berhubungan dengan masala keperawatan yang dapat
mempengaruhi perubahan status kesehatan. Factor yang
berhubungan atau dapat digunakan dalam etiolgi terdiri dari
empat komponen meliputi: patfisiologi ( biologi atau
psikologi), tindakan yang berhubungan, situasional (lingkungan
personal), dan maturasional.
c) Symptom (tanda/gejala), dalam menentukan symptom yang
merupakan tanda dan gejala dari masalah keperawatan yang
terjadi dapat diperoleh dari hasil pengelompokan data yaitu
data subyektif dengan memperhatikan Batasan karakteristik
dari pernyataan masalah.
b. Diagnose keperawatan risiko atau risiko tinggi
Adalah keputusan klinis tentang individu, keluarga atau komunitas
sangat rentan untuk mengalami masalah disbanding yang lain pada
situasi yang sama atau hampir sama. Validasi untuk menunjang
diagnosis risiko tinggi adalah factor risiko yang memperlihatkan
keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau kelompok
dan tidak menggunakan Batasan karakteristik.
c. Diagnosis keperawatan kemungkinan
Adalah pernyataan tentang masalah yang di duga masih memerlukan
data tambahan, dengan harapan masih diperlukan untuk memastikan
adanya tanda dan gejala utama factor risiko.
d. Diagnosis keperawatan sehat – sejahtera
Adalah keputusan klinis mengenai individu, kelompok atau
masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ke tingkat
kesehatan yang lebih baik. Cara pembuatannya dengan
menggabungkan pernyataan fungsi positif dalam masing – masing
pola kesehatan fungsional sebagai alat pengkajian yang di sahkan.
e. Diagnosis keperawatan sindrom
Adalah diagnosis keperawatan yang terdiri dari sekelompok
diagnosis keperawatan actual atau risiko tinggi yang diduga akan
tampak karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
3. Perencanaan
Perencanaan adalah meliputi pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi, atau mengoreksi masalah – masalah yang didefinisikan
pada diagnose keperawatan, dan menyimpulkan rencana dokumentasi
(Nursalam, 2013).
Menurut Nikmatur dan Walid, (2009) menetapkan kriteria hasil :
Kriteria hasil adalah Batasan karakteristik atau indicator keberhasilan dari tujuan
yang telah di tetapkan.
S : Spesifik, berfokus pada pasien, singkat dan jelas
M : Measurable, dapat diukur
A : Achievable, realistic
R : Reasonable, ditentukan oleh perawat dan klien
T : Time, kontrak waktu
Menurut Nikmatur dan Walid, (2009) merumuskan rencana tindakan
keperawatan :
Rencana tindakan keperawatan adalah desain spesifik untuk membantu pasien
dalam mencapai tujuan dan kriteria hasil. Tipe rencana tindakan keperawatan :
a) Diagnostic/observasi
Rencana tindakan keperawatan diagnostic adalah rencana tindakan untuk
mengkaji atau melakukan observasi terhadap kemajuan klien dengan
pemantauan secara langsung yang dillakukan secara kontinu. Dengan
observasi ini diharapkan hal yang ditetapkan dalam kriteria hasil dapat
dipantau secara sinambung sampai tujuan berhasil dicapai.
b) Terapeutik/Nursing Treatment
Rencana tindakan teraupetik adalah rencana tindakan yang ditetapkan
untuk mengurangi, memperbaiki, dan mencegah perluasan masalah.
Rencana tindakan ini berupa intervensi mandiri perawat yang bersumber
dari ilmu, kiat, dan seni keperawatan.
c) Penyuluhan/ Health Education/ Pendidikan kesehatan
Rencana tindakan yang berbentuk Pendidikan kesehatan adalah rencana
yang di tetapkan bertujuan untuk meningkatkan perawatan diri klien
dengan penekanan pada partisipasi klien untu bertanggungjawab terhadap
perawatan diri terutama untuk perawatan diri dirumah. Penyuluhan atau
Pendidikan kesehatan diperlukan terutama bila masalah keperawatan dan
keriteria hasil berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan
psikomotor.
d) Rujukan/ kolaborasi medical treatment
Rencana tindaan kolaboratif adalah tindaan medis yang dilimpahkan
kepada perawat. Rencana kolaboratif ini disesuaikan dengan masalah
yang terjadi, masalah yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotor
mungkin tidak memerlukan tindakan medis.
4. Implementasi
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yag
spesifik (Nursalam,2013). Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai
tujuan yang di harapkan. (Nursalam, 2013).
Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri (independen) dan tindakan
kolaborasi :
a) Tindakan mandiri (independen) perawat yang didasarkan pada
kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau
perintah dari petugas kesehatan yang lain.
b) Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan pada hasil
keputusan Bersama seperti dokter dan petugas kesehatan lain (Nursalam,
2013)
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaan sudah berhasil dicapai (Nursalam, 2013).
Menurut Nursalam (2013) kriteria evaluasi ada 2 yaitu :
a. Kriteria proses : focus tipe evaluasi ini adalah aktivitas dari proses
keperawatan dan hasil dari kualitas pelayanan tindakan keperawatan.
Evaluasi proses harus dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan
dilaksanakan untuk membantu keefektifan terhadap tindakan.
b. Kriteria hasil : focus evaluasi hasil adlah perubaan perilaku atau status
kesehatan klien pada akhir tindakan perawatan klien. Tipe evaluasi ini
dilaksanaan pada ahir tindakan keperawatan secara paripurna.
Keadaan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan
kwadran epigastrik.
a. B1(breath) : takhipnea
b. B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian
perifeer lambat, warna kulit pucat.
c. B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu,
disorientasi, nyeri epigastrum.
d. B4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
e. B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak
toleran terhadap makanan pedas.
f. B6 (bone) : kelelahan, kelemahan
Focus pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardi, takipnea / hiperventilasi (respon terhadap aktivitas).
Adanya gangguan pada sistem pencernaan, pola nutrisi dan cairan
menjadi terganggu mengakibatkan anoreksia, mual, muntah, kurangnya
asupan nutrisi sehingga pasien mengalami kelemahan dan kelelahan
dalam beraktivitas (Smeltzer, 2013).
b. Sirkulasi
Gejala : kelemahan, berkeringat
Tanda :
a) Hipotensi (termasuk postural)
b) Takikardia, disritmia (hypovolemia / hipoksemia)
c) Nadi perifer lemah
d) Pengisian kapiler lambat / perlahan (vasokonstriksi)
e) Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan
darah)
f) Kelemahan kulit / membrane mukosa, berkeringat (menunjukkan
status syok, nyeri akut, respons psikologik)
c. Integritas ego
Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja),
perasaan tak berdaya.
Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit,gemetar, suara gemetar.
d. Eliminasi
Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan
gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan dengan GE,
misalnya luka peptic atau gester, gastritis,bedah gaster, iradiasi area
gsater.
Perubahan pola defektan / karakteristik feses.
Tanda :
a) Nyeri tekan abdomen, distensi
b) Bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah
perdarahan
c) Karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau
kadang.
d) Kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea), konstipasi
dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida).
e) Haluaran urine : menurun, pekat.
e. Makanan / cairan
Gejala :
a) Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga
obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).
b) Masalah menelan : cegukan
c) Nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah
Tanda : muntah denganwarna kopi gelap atau merah cerah
dengan atau tanpa bekuan darah, membrane mukosa kering,
penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk ( perdarahan
kronis)
f. Neurosensi
Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.
Tanda : tingkat kesadaran dapat tergnggu, rentang dari agak cenderung
tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergnatung pada
volume sirkulasi / oksigenasi).
g. Nyeri / kenyamanan
Gejala :
a) Nyeri, digambarkan sebagi tajam, dangkal, rasa terbakar, perih,
nyeri hebat tiba.
b) Tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan / distress
samar
c) Samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan (gastritis
akut).
d) Nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar eke
punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan
antasida ( ulkus gaster)
e) Nyeri epigastrium kiri sampai / atau menyebar ke punggung
terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong
dan hilang dengan makanan atau antasida ( ulkus duodenal).
f) Tak ada nyeri (varises esofegenal atau gastritis).
g) Faktor pencetus : makanan, rokok, alcohol, penggunaan obat –
obatan tertentu (salisilat, reserpine, antibiotic, ibuprofen),
stressor psikologis.
Tanda : wajah berkerut, berhati – hati pada area yang sakit, pucat,
berkeringat, perhatian menyempit.
h. Keamanan
Gejala : alergi terhadap obat / sensitive misal : ASA
Tanda : peingkatan suhu, spider angioma, eritema palmar (menunjukkan
sirosis / hipertensi portal).
i. Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang mengandung
ASA, alcohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI.
Keluhan saat ini dapat diterima karena (misal : anemia) atau diagnose
yang tak berhubungan (misal : trauma kepala), flu usus, atau episode
muntah berat. Masalah kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme,
hepatitis, gangguan makan (Muttaqin, 2011).
2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa yang mungkin muncul pada pasien gastritis adalah sebagai
berikut :
a. Ansietas berhubungan dengan pengobatan
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intaje
nutrisi yang tidak adekuat.
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan tidak
cukup dan kehilangan berlebihan karena muntah.
d. Nyeri berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi (Wijaya,
2013).
3. Intervensi Keperawatan
a. Ansietas berhubungan dengan pengobatan
Kriteria hasil :
a) Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas.
b) Mengidentifikasi, mengungkspkan dan menunjukkan tehnik untuk
mengontrol cemas.
c) Vital sign dalam batas normal .
d) Postur tubuh, ekpresi wajah, Bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan.
Intervensi :
a) Libatkan keluarga dalam persiapan pemeriksaan
Rasional :
Untuk menemani pasien agar mengurangi kecemasan.
b) Siapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostic (endoskopi)
Rasional :
Untuk mengetahui ketidaknormalan pada saluran cera bagian atas
c) Lakukan pendekatan dengan komunikasi teraupetik
Rasional :
Membuat hubungan terapeutik
d) Berikan informasi tentang prosedur yang akan dijalani pasien sesuai
dengan tingkat pemahaman pasien
Rasional :
Agar pasien mengetahui prosedur yang akan di lakukan untuk
mengurangi kecemasan
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berubungan dengan
intake nutrisi yang tidak adekuat.
Kriteria hasil :
a) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
b) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
c) Mampu mengidentisikasi kebutuhan nutrisi
d) Tidak ada tanda – tanda malnutrisi
e) Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
f) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Intervensi :
a) Berikan dukungan fisik dan emosi pada pasien terutama pada
psien gastritis akut dalam menghadapi perasaan mual, muntah,
nyeri ulu hati dan kelelahan.
Rasional :
Agar pasien dapat menghilangkan perasaan mual, muntah, nyeri
ulu hati dan kelelahan
b) Hentikan intake makanan melalui mulut selama beberapa jam
atau beberapa hari sampai gejala berkurang
Rasional :
Agar mengurangi tanda dan gejala iritasi pada saluran cerna
c) Pantau terapi IV jika dilakukan
Rasional :
Untuk menyeimbangkan kebutuhan cairan yang di perlukan oleh
pasien
d) Menimalkan pemenuhan kebutuhan melalui terapi IV
Rasional :
Untuk menyeimbangkan kebutuhan cairan
e) Laporan segera apabila gejala muncul setelah pemberian
makanan
Rasional :
Untuk mengetahui adanya tanda dan gejala yang muncul setelah
makan
f) Jelaskan pada pasien hal – hal yang harus di hindari seperti
kafein, alcohol, dan merokok.
Rasional :
Untuk mencegah iritasi pada lambung
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan
tidak cukup dan kehilangan berlebihan karena muntah.
Kriteria hasil :
a) Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ
urine normal, HT normal
b) Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
c) Tidak ada tanda – tanda dehidrasi
d) Elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada
rasa haus yang berlebihan
Intervensi :
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identifikasi Keperawatan
Nama pasien : Tn.D
No. Rekam medis : 349718
Tempat tanggal lahir : Bantul, 26 Mei 1958
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMP
Alamat : Tegalsari RT 45 Donotirto Kretek
Pekerjaan : Buruh
Jenis kelamin : Laki – laki
Diagnosa medis : Gastritis
Tanggal masuk RS : 14 Juli 2020
Tanggal pengkajian : 16 Juli 2020
Sumber informasi : Pasien, keluarga pasien, RM, dokter, perawat ruangan
Alat pengumpulan data :Wawancara,observasi,pemeriksaan fisik, studi
dokumentasi
Penanggung jawab
Nama : Ny.E
Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jaten Triharjo pandak Bantul
Jenis kelamin : Perempuan
Hubungan dengan pasien : Anak
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan sesak nafas, mual munta sudah 3 kali dengan bentuk cair
bening seperti ludah. Pasien mengatakan nyeri pada ulu hati, P : iritasi mukosa
lambung, Q : seperti di tusuk – tusuk, R : di ulu hati, S : 6, T : saat ditekan.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan badan terasa lemas, mual muntah kurang lebih 10 kali
yang di rasakan pada tanggal 13 juli 2020. Pada tanggal 14 juli pasien dibawa
kerumah sakit karena mual muntah yang tidak berhenti – berhenti dan disertai
sesak nafas.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan seminggu yang lalu dirawat di rumah sakit karena penyakit
asam lambung dan menjalani pengobatan atau perawatan yang sama saat ini.
d. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien mengatakan didalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit seperti yang dialami oleh pasien dan tidak ada penyakit menurun
seperti DM, Hipertensi, jantung.
e. Genogram
X
X
Gambar 3 Genogram
Keterangan :
: Laki – laki
: Perempuan
X : Meninggal
: Pasien
: Garis keturunan
: Garis perkawinan
: Tinggal serumah
3. Pengkajian pemenuhan kebutuhan dasar manusia
a) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan bahwa penyakit yang dideritanya saat ini adalah cobaan dari
Tuhan. Pasien mengatakan jika sakit langsung periksa ke klinik ataupun
puskesmas terdekat.
b) Pola nutrisi
Sebelum sakit
Pasien mengatakan makan tiga kali sehari dengan porsi satu piring sedang, jenis
makanan yang di makan sehari – hari adalah nasi, lauk, sayur dan terkadang
ditambah buah. Pasien minum 8-9 gelas perhari ddengan jenis minuman air putih,
dan terkadang teh manis.
Selama sakit
Pasien mengatakan selama di rumah sakit nafsu makan berkurang karena pasien
mual muntah. Pasien makan tiga kali sehari dengan porsi 2 sendok makan dan
kadang setengah porsi dari rumah sakit. Jenis makanan adalah bubur, sayur, lauk
dan terkadang ditamba buah. Pasien minum 3-5 gelas per haro dengan jenis
minuman air putih ataupun terkadang susu, kacang hijau dan the. Pasien
mengatakan berat badan turun dari 55 kg menjadi 53 kg.
IMT : BB(TB)2
: 53(1,67)2
: 18,10
c) Pola eliminasi
Sebelum sakit
Pasien mengatakkan BAB satu kali sehari dengan waktu yang tidak tentu, dengan
konsistensi lembek, warna kuning, bau khas feses, pasien BAK 6-7 kali sehari
dengan warna kuning jernih, bau khas urine.
Selama sakit
Pasien mengatakan tadi pagi baru dapat BAB dengan konsistensi lembek, warna
kuning, bau khas feses. Pasien BAK 4-5 kali sehari dengan warna kuning, bau
khas urine.
d) Aktivitas dan latihan
No Aktivitas dan latihan 0 1 2 3 4
1.
Makanan / minum
2.
Toileting
3.
Berpakaian
4.
Mobilitas ditempat tidur
5.
Berpindah
6.
ROM
Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Dengan alat bantu
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan alat
4 : Tergantung total
e) Tidur dan istirahat
Sebelum sakit
Pasien mengatakan biasa tidur malam dari jam 22.00-05.00 WIB lamanya kurang
lebih 7-8 perhari. Pasien mengatakan tidur siang kadang – kadang.
Selama sakit
Pasien mengatakan selama dirumah sakit tidur malam kurang lebih 6 jam perhari dan
tidur siang kadang – kadang.
f) Sensori, persepsi dan kognitif
Sensori : fungsi perabaan dan pendengaran masih baik dan tidak mengalami
gangguan. Pasien mengatakan jika melihat jaraak jauh dan saat petang, penglihatan
menjadi kabur.
Persepsi : pasien mengatakan bahwa penyakit yang dideritanya saat ini adalah cobaan
dari Tuhan.
Kognitif : pasien mengatakan belum mengetahui pasti tentang penyakit gastritis yang
diderita saat ini. Pasien tampak kebingungan saat ditanya penyakitnya.
g) Konsep diri
a) Identitas diri
Pasien menyadari bahwa dirinya adalah seorang laki – laki dan seorang suami
dan istrinya. Pasien juga seorang ayah dari kedua anaknya dan kakek dari kedua
cucunya.
b) Gambaran diri
Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya karena ituu karunia dari
Allah.
c) Ideal diri
Pasien berharap dengan dirawat di RSUD penembahan senopati ini dirinya akan
mendapatkan perawatan, segera sembuh, dan cepat pulang.
d) Harga diri
Pasien mengatakan dicintai dan dihargai oleh semua keluarganya karena istri dan
anaknya selalu menunggunya dirumah sakit, dan juga tetangganya ada yang
menjenguk saat dirawat dirumah saki.
e) Peran diri
Pasien berperan sebagai seorang suami, ayah dan juga kakek dari cucu –
cucunya.
a) Seksual dan reproduksi
Pasien tidak terpasang dower kateter dan pasien mengatakan tidak ada benjolan pada
alat kelaminnya.
b) Pola peran hubungan
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga baik, dibuktikan istri dan anaknya
selalu menunggu pasien saat dirumah sakit dan hubungan dengan tetangganya juga
baik dibuktikan tetangga pasien setiap hari ada yang menjenguknya selama dirumah
sakit.
c) Manajemen koping stress
Pasien mengatakan jika mempunyai masalah pasien selalu menceritakakn kepada
istri dan anaknya, berusaha untuk memecahkan ersama anggota keluarganya.
d) Sistem nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan beragama islam dan tidak sholat selama sakit, pasien sellau berdoa
untuk kesembuhannya.
e) Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Composmentis
Tingkat kesadaran : Sedang
Nilai GCS : E4V5M6
b. Tanda – tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 94 x/menit
Respirasi : 28 x/menit
Suhu : 36,6C
c. Kepala
Bentuk kepala mesochepal, rambut sudah banyak dirumbuhi uban, tidak ada
bekas luka, tidak nyeri tekan, rambut terlihat lepek.
d. Mata , telinga , hidung
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, pupil isokor, pandangan mata
kabur saat petang hari.
Telinga : bentuk simetris kanan kiri, bersih, tidak ada luka, tidak nyeri
tekan, tidak ada gangguan pendengaran.
Hidung : lubang hidung simetris, tidak ada cairan yang keluar dari hidung,
tidak ada cuping hidung, terpasang kanul O2 3 liter/menit, fungsi penciuman
baik.
e. Mulut
Mukosa bibir lembab, tidak ada perdarahan digusti, terdapat kurang gigi.
f. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada luka.
g. Jantung
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Tidak Nyeri tekan
Perkusi : Pekak
Auskultassi : Bunyi lub dub
h. Paru
Inspeksi : Simetris, menggunakan otot banti pernafasan
Palpassi : gerakan simetris, tidak nyeri tekan
Perkusi : Suara sonor
Auskultasi : Suara Whezing
i. Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada kesi, tidak ada massa
Auskultasi : peristaltic usus 20 x/menit
Palpasi : Nyeri tekan pada ulu hati
Perkusi : Suara Tympani
j. Genetalia
Genetalia pasien tidak terpasang dowe chateter dan pasien mengatakan tidak
ada benjolan.
k. Ekstermitas
Atas : Anggota gerak lengkap, tidak ada lesi dan masa. Pad tangan
kanan terpasang IV kateter dengan jenis infus asering 20 tpm, tidak terdapat
kemerahan, tidak odema, pasien terpasang infus sejak hari sabtu tanggal 14
juli 2018.
Bawah : Anggota gerak lengkap, tidak ada lesi, tidak ada odeme pada
kedua kaki.
l. Kulit
Warna kulit sawo matang, kulit kering, turgor kulit baik. Pasien mengatakan
selama dirawat dirumah sakit tidak pernah mandi dan hanya dilap 2 hari
sekali.
m. Pemeriksaan penunjang
a) Laboratorium
b) Pemeriksaan endoskopi
Hasil Laboratorium
HEMATOLOGI
HITUNG JENIS
32.8 42.0 – 52.0 Vol%
Eosinophil
0 2-4 %
Basophil
Batang 0 1-1 %
Segmen 6 2-5 %
Limfosit
62 51-67 %
Monosit
28 20-35 %
KIMIA KLINIK
ELEKTROLIT
129.2 137.0-145.0 Mmol/L
Natrium
Kalium 4.46 3.50-5.10 Mmol/L
Klorida
95.2 98.0-107.0 Mmol/L
HEMATOLOGI
Eosinofil
Basofil 0 2-4 %
Batang 1 0-1 %
Segmen 7 2-5 %
Limfosit 68 51-67 %
%
Monosit 12 20-35
%
12 4-8
Hasil pemeriksaan Gastroscopy
Hasil :
a. Esofagus :
Mukosa dan lumen normal, LES normal, mucosal break (-)
b. Gaster
Mukosa dan lumen fundus, corpus normal, gastrik fold normal, mukosal anthrum
tampak hiperemis dan bintik-bintik, perdarahan kecil, pylorus normal, dilakukan
biopsi.
c. Duodenum
Mukosa dan lumen bulbus dan pars descenden normal.
Kesimpulan :
Anthral gastritis
Saran :
Tunggu hasil biopsi PA H,Pylori
a. Terapi
1. Ds :
a. Pasien mengatakan nyeri Nyeri akut Agen cidera
b. P : iritasi mukosa biologis
lambung
c. Q : seperti ditusuk –
tusuk
d. R : diulu hati
e. S : 6
f. T : saat di tekan
Do:
a. Pasien tampak meringis
kesakitan
b. Pasien tampak
memegang ulu hati saat
nyeri
2. Ds :
Pasien mengatakan sesak Pola nafas tidak Hiperventilasi
nafas efektif
Do :
a. Pasien tampak sesak
nafas
b. RR : 28x/menit
c. Pasien tampak memakai
kanul O2 3 liter/menit
d. Suara wheezing
e. Bernafas menggunakan
otot bantu pernafasan
3. Ds: Ketidakseimbangan
a. Pasien mengatakan mual nutrisi kurang dari Masukan nutrisi
muntah sudah 3 kali kebutuhan tubuh yang tidak
dengan bentuk cair adekuat
bening seperti ludah
b. Pasien mengatakan nafsu
makan berkurang
Do:
a. Pasien tampak
menghabiskan 2 sendok
makan
b. Pasien tampak lemah
c. Berat badan 55 kg
menjadi 53 kg
d. IMT : BB/(TB)2
: 53/(1,67)2
: 18,10
Do :
a. Pasien tampak
menggunakan baju
yang sama
b. Rambut pasien
tampak lepek
c. Kulit pasien kering
d. Pasien tampak di
bantu keluarga saat
beraktivitas
5. Ds : Deffesiensi Kurangnya
Pasien mengatakan belum pengetahuan informasi
mengetahui tentang
penyakit yang di derita saat
ini
Do :
Pasien tampak kebingungan
B. Diagnosa keperawatan
Dalam menentukan prioritas masalah penulis meggunakan teori Hierarki Maslow
yaitu dengan membuat 5 hierarki kebutuhna dasar manusia, dimana hierarki yang
menjadi prioritas pemenuhan terletak pada kebutuhan dasar yang bersifat fisiologis.
Kebutuhan ini meliputi : oksigenasi, cairan dan elektrolit, eliminasi, nutrisi, istirahat
tidur, aktivitas dan mobilitas. Serta rasa aman dan nyaman meliputi : kenyamanan,
kebersihan, perlindungan dari gangguan fisik, perlindungan dari tekanan psikologi,
bebas dari nyeri, dan bersifat duniawi (Nursalam, 2013)
Intervesi keperawatan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrisi yang tidak
adekuat
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan Senin, 16 Juli 2020 Senin, 16 Juli 2020
dengan hiperventilasi Pukul 14.00 Pukul 19.00
(ttd)
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan Senin, 16 Juli 2020 Selasa, 17 Juli 2020
dengan hiperventilasi Pukul 20.00 Pukul 07.00
(ttd)
06.00
Mengobservasi keadaan umum pasien
(ttd)
4. Pola nafas tidak efektif berhubungan Selasa, 17 Juli 2020 Selasa, 17 Juli 2020
dengan hiperventilasi Pukul 80.00 Pukul 13.00
(ttd)
5. Pola nafas tidak efektif berhubungan Selasa, 17 Juli 2020 Selasa, 17 Juli 2020
dengan hiperventilasi Pukul 14.00 Pukul 19.00
(ttd)
6. Pola nafas tidak efektif berhubungan Selasa, 17 Juli 2020 Rabu, 18 Juli 2020
dengan hiperventilasi Pukul 20.00 Pukul 07.00
7. Pola nafas tidak efektif berhubungan Rabu, 17 Juli 2020 Rabu, 18 Juli 2020
dengan hiperventilasi Pukul 08.00 Pukul 14.00
(ttd)
8. Pola nafas tidak efektif berhubungan Rabu, 18 Juli 2020 Rabu, 18 Juli 2020
dengan hiperventilasi Pukul 14.00 Pukul 19.00
P : lanjutkan intervensi
(ttd) a. Observasi adanya sesak nafas
15.00 b. Monitor tanda – tanda vital
Mengobservasi aliran oksigen c. Monitor suara nafas tambahan
Mengauskultasi suara nafas d. Monitor oksigen terapi
Mengatur posisi nyaman duduk e. Posisikan pasien untuk
(ttd) memaksimalkan ventilasi
17.00 f. Ajarkan tehnik nafas dalam
Mengobservasi keadaan umum g. Edukasi pentingnya melakukan
tehnik nafas dalam.
(ttd) h. Kolaborasi pemberian terapi
13.00 oksigen
Mengauskultasi suara nafas
(ttd)
(ttd)
9. Pola nafas tidak efektif berhubungan Rabu, 18 Juli 2020 Kamis, 19 Juli 2020
dengan hiperventilasi Pukul 20.00 Pukul 07.00
(ttd)
(ttd)
(ttd)
(ttd)
(ttd)
06.00
Mengobservasi keadaan umum pasien
(ttd)
(ttd) (ttd)
18.00
Mengbservasi keadaan umum pasien
(ttd)
(ttd)
(ttd)
06.00
Mengobservasi keadaan umum pasien
(ttd)
4. Nyeri akut berhubungan dengan Selasa, 17 Juli 2020 Selasa, 17 Juli 2020
agen cedera biologis Pukul 08.00 Pukul 13.00
5. Nyeri akut berhubungan dengan Selasa, 17 Juli 2020 Selasa, 17 Juli 2020
agen cedera biologis Pukul 14.00 Pukul 19.00
6. Nyeri akut berhubungan dengan Selasa, 17 Juli 2020 Rabu, 18 Juli 2020
agen cedera biologis Pukul 20.00 Pukul 07.00
7. Nyeri akut berhubungan dengan Rabu, 18 Juli 2020 Rabu, 18 Juli 2020
agen cedera biologis Pukul 08.00 Pukul 14.00
(ttd)
8. Nyeri akut berhubungan dengan Rabu, 18 Juli 2020 Rabu, 18 Juli 2020
agen cedera biologis Pukul 14.00 Pukul 19.00
(ttd)
9. Nyeri akut berhubungan dengan Rabu, 18 Juli 2020 Kamis, 19 Juli 2020
agen cedera bilogis Pukul 20.00 Pukul 07.00
(ttd)
(ttd)
3. Defisit diri mandi berhubungan Selasa, 17 juli 2020 Rabu, 18 Juli 2020
dengan kelemahan Pukul 20.00 Pukul 07.00
(ttd)
4. Defisit perawatan diri mandi Rabu, 18 Juli 2020 Rabu, 18 Juli 2020
berhubungan dengan kelemahan Pukul 08.00 Pukul 14.00
(ttd)
5. Defisit perawatan diri mandi Rabu, 18 Juli 2020 Rabu, 18 Juli 2020
berhubungan dengan kelemahan Pukul 14.00 Pukul 19.00
(ttd)
(ttd)
(ttd)
3. Defisiensi pengetahuan berubungan Selasa, 17 Juli 2020 Rabu, 18 Juli 2020
dengan kurangnya informasi Pukul 20.00 Pukul 07.00
(ttd)
4. Defisiensi pengetahuan berhubungan Rabu, 18 Juli 2020 Rabu, 18 Juli 2020
dengan kurangnya informasi Pukul 08.00 Pukul 14.00
(ttd)
P : lanjutkan intervensi
(ttd) a. Observasi keadaan umum pasien
16.00 b. Identifikasi kurangnya
Mengedukasi pentingnya mengetaui pengetahuan yang di pahami oleh
tentang penyakit yang dialami oleh pasien dan keluarga
pasien c. Berikan penyuluhan tentang
penyakit yang dialami oleh pasien
(ttd) d. Sediakan materi yang akan
18.00 diberikan
Mengobservasi keadaan umum pasien e. Edukasi pentingnta memahami
penyakit yang sedang dialami oleh
(ttd) pasien
f. Kolaborasikan dengan keluarga
untuk membanatu jalannya
penyuluhan
(ttd)
(ttd)
(ttd)
Asuhan keperawatan pada Ny.A dengan gastritis di ruang melati RSUD Awal
Bross Batam telah didokumentasikan didalam rekam medis pasien. Dilaporan study
kasus ini sebagai pertanggung jawaban dan pertanggung gugatan penulis dalam
melakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam yang dilaksanakan pada tanggal 16
Juli sampai 18 juli 2020.
PEMBAHASAN
Asuhan Keperawatan pada pasien Tn. “D” dengan Gastritis di Ruang Flamboyan RSUD
Awal Bross Batam, dilakukan dengan proses keperawayan yang terdiri dari pegkajian,
diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta dokumentasi keperawatan.
Adapun tujuan pembahasan ini untuk membandingkan antara kasus dan teori yang terjadi
pada pasien. Pembahasan untuk tiap – tiap tahap proses keperawatan sebagai berikut :
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan ini terdiri dari data subjektif dari pasien atau keluarga dan data
objektif yang diperoleh dari hasil tes diagnostic dan pengamatan secara langsung.
Pengkajian ini mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan
riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik.
1. Data yang sesuai dengan teori dan ada dalam kasus :
a. Aktivitas/istirahat
Pada pengkajian aktivitas/istirahat diteori muncul gejala :
Kelemahan, kelelahan karena adanya gangguan pada sistem pencernaan, pola
nutrisi dan cairan menjadi terganggu mengakibatkan anoreksia, mual, muntah,
kurangnya asupan nutrisi sehingga pasien mengalami kelemahan dan kelelahan
dalam beraktivitas. Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 16 Juli 2020 data ini
muncul karena pasien mengalami kelemahan fisik seperti toileting, berpakaian dan
berpindah dibantu oleh keluarganya serta pasien mengalami gangguan pola tidur
karena pasien tidur kurang lebih 6 jam.
b. Makanan/cairan
Pada pengkajian makanan/cairan diteori muncul gejala : anoreksia, mual, muntah
(muntah yang memanjang diduga obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan
luka duodenum). Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 16 Juli 2020 data ini
muncul karena pasien mengalami mual muntah dan nasu makan berkurang. Passion
hanya menghabiskan 2 sendok makan dari rumah sakit dengan jenis bubur. Pasien
minum air putih kurang lebih 3-5 gelas perhari.
c. Nyeri/kenyamanan
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 16 Juli 2020 data ini muncul karena pasien
mengatakan nyeri pada uku hati, P : iritasi mukosa lambung, Q : seperti ditusuk –
tusuk, R : di ulu hati, S : 6, T : saat di tekan. Pada pengkajian nyeri/kenyamanan
muncul menurunnya barrier lambung terhadap asam dan pepsin akan terjadi
inflamasi disebabkan karena kelainan organ didalam rongga perut sehingga nyeri
pada epigastrium.
d. Penyuluhan/pembelajaran
pada saat dilakukan pengkajian tanggal 16 Juli 2020 data ini muncul karena pasien
belum mengetahui pasti tentang penyakit yang diderita.saat ini. Diteori ini muncul
bagi orang yang tingkat Pendidikan rendah maka akan menganggap remeh
penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan
memakan makanan yang dapat menimbulkan sertta memperparah penyakit ini.
2. Data yang ada diteori tetapi tidak ada dikasus
a. Sirkulasi
Pada sirkulasi diteori muncul gejala : kelemahan, berkeringat, nadi perifer lemah.
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 16 Juli 2020 data ini tidak muncul karena
pasien tidak mengalami kenaikan tekanan darah dan tekanan darah pasien normal
yaitu 120/80 mmHg dan nadi 94 x/menit karena pasien pernah dirawat dirumah
sakit dengan penyakit yang sama jadi pasien tidak kaget data harus menjalani
pengobatan di rumah sakit.
3. Data yang tidak ada diteori tetapi ada di kasus
a. Pernapasan
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 16 Juli 2020 data ini muncul karena pasien
mengalami sesak nafas, pasien tampak menggunakan otot bantu pernafasan,
respirasi 28 x/menit, suara wheezing, dan terpasang terapi oksigen 3 liter/menit
dengan nasal kanul. Sesak nafas disebabkan karena adanya gas dalam lambung
meningkat sehingga menekan epigastrium/ulu hati sehingga menyebabkan sesak
nafas.
B. Diagnose keperawatan
Diagnose keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi
kebutuhan masalah yang dialami oleh pasien terhadap masalah yang actual dna resiko
tinggi.
1. Diagnose keperawatan yang sesuai dengan kasus dan teori :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
Diagnose ini muncul di dukung dengan data pasien mengatakan nyeri, P : agen
injuri biologis, Q : seperti di tusuk – tusuk, R : di ulu hati, S : 6, T : saat di tekan.
Pasien tampak meringis kesakitan, pasien tampak memegang ulu hati saat nyeri.
Sehingga menunjang untuk muncul diagnose tersebut. Pada dianose nyeri
akut/kenyamanan muncul karena terjadi inflamasi mengakibatkan nyeri pada
epigastrium.
b. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
Diagnose ini muncul didukung dengan data pasien mengatakan belum
mengetahui tentang penyakit yang di derita saat ini, pasien tamoak kebingungan.
Sehingga menunjang untuk muncul diagnose tersebut.
c.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan nutrisi yang tidak adekuat
Diagnose ini muncul didukung dengan data pasien mengatakan mual muntah
sudah 3 kali dengan bentuk cair bening seperti ludah. Pasien mengatakan nafsu
makan berkurang, pasien tampak menghabiskan 2 sendok makan,pasien tampak
lemah, berat badan 55 kg menjadi 53 kg. sehingga menunjang untuk muncul
diagnose tersebut. Pada diagnose ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubu muncul karena menurunnya sensori untuk makan terjadi
anoreksia.
2. Diagnosa keperawatan yang tidak ada dalam teori tetapi ada dalam kasus :
a. Pola nafas ti5`dak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
Diagnosa ini muncul didukung dengan data passion mengatakan sesak nafas.
Pasien tampak sesak nafas, RR : 28 x/menit, pasien tampak memakai kanul O2 3
liter/menit, suara wheezing, bernafas menggunakan otot bantu pernafasan.
Sehingga menunjang untuk muncul diagnose tersebut.
b. Deficit perawatan diri mandi berhubungan dengan kelemahan
Diagnose ini muncul di dukung dengan data pasien mengatakan tidak pernah
mandi selama dirawat dirumah sakit dan anya dilap 2 hari sekali. Pasien tampak
menggunakan baju yang sama, kulit pasien kering, pasien tampak dibantu
keluarga saat beraktivitas. Sehingga menunjang untuk muncul diagnose tersebut.
3. Diagnosa keperawatan yang ada pada teori, tetapi tidak ada pada kasus :
a. Ansietas berhubungan dengan pengobatan
Diagnosa ini muncul di dukung dengan data pasien mengatakan seminggu yang
lalu dirawat di rumah sakit karena penyakit asam lambung dan menjalani
pengobatan/perawatan yang sama saat ini.
b. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan tidak cukup
dan kehilangan berlbihan karena muntah
Diagnosa ini muncul didukung dengan data pasien minum 3-5 gelas per hari
dengan jenis minuman air putih ataupun terkadang susu, kacang hijau dan the,
pasien BAK 4-5 kali sehari dengan warna kuning, bau khas urine, turgor kulit
baik dan mendapatkan cairan infus 500 mg (Tpm).
C. Perencanaan keperawatan
Pada perencanaan disususn berdasarkan pada masalah yang ada. Dalam
menetapkan intervensi penulis mengambil dari beberapa teori yang saling melengkapi.
Masing – masing diagnose yang juga mengacu pada teori yang dimodifikasikan dengan
mengacu pada teori Muttaqin dan kasus pada NIC NOC.
Dalam perencanaan disusun berdasarkan prioritas masalah yang dihadapi oleh
pasien. Dalam kasus ini penulis menetapkan tujuan, kriteria hasil yang mengacu SMART
sehingga evaluasi keperawatan akan mudah dilaksanakan menurut prioritas masalah. Dari
tiga diagnose yang sama antara teori dengan kasus, maka tersusunlah renana keperawatan
pada masing - masing diagnose keperawatan yaitu :
1. Rencana keperawatan sesuai dengan kasus dan teori :
a.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan nutrisi yang tidak adekuat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan mual pasien
berkurang dengan kriteria hasil :
a. Asupan makan meningkat dengan menghabiskan 1 porsi
b. Mual muntah berkurang bahkan tidak mual muntah
Intervensi yang penulis rencanakan yaitu :
a) Observasi keadaan umum pasien
Intervensi dibuat untuk mengetahui kondisi pasien
b) Monitor mual muntah
Intervensi dibuat karena pasien mengalami mual muntah
c) Anjurkan pasien makan sedikit demi sedikit tetapi sering
Intervensi dibuat agar nutrisi pasien tercukupi
d) Anjurkan pasien istirahat
Intervensi dibuat agar pasien tidak ada gangguan pola tidur
e) Edukasi pentingnya makan sedikit demi sedikit tetapi sering
Intervensi dibuat agar pasien mengetahui pentingnya makan sedikit tapi
sering
f) Kolaborasi pemberian obat
Intervensi dibuat agar mual muntah pasien berkurang
a.Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien menunjukkan
penurunan tingkat nyeri dengan kriteria hasil :
a. Klien mengatakan nyeri berkurang / hilang (skala 3)
b. Ekspresi wajah tampak cerah
c. Mampu mendemonstrasikan teknik – teknik untuk mengurangi nyeri dengan
benar
d. Klien dapat tidur / istirahat dengan tenang
D. Implementasi keperawatan
Pada dasarnya rencana keperawatan yang disusun sudah dilaksanakan seluruhnya.
Adapun rencana yang telah diimplementasikan dalam perencanaan yaitu :
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
Rencana yang di buat dan dapat dilaksanakan didalam kasus ini antara lain :
mengobservasi adanya sesak nafas, memonitor tanda – tanda vital,, memonitot suara
nafas tambahan, memonitor oksigen terapi, memposisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi, mengajarkan tehnik nafas dalam, mengedukasi pentingnya
melakukan tehnik relaksai nafas dalam, mengkolaborasikan pemberian terapi oksigen.
Implementasi ini dilaksanakan dengan adanya kerja sama dengan oasien juga kerja
sama dengan dokter dengan kolaborasi pemberian oksigen.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan nutrisi yang tidak adekuat
Rencana yang dibuat dan dapat dilaksanakan didalam kasus ini antara lain :
mengobservasi keadaan umum pasien, memonitor mual muntah, menganjurkan pasien
makan sedikit demi sedikit tetapi sering, menganjurkan pasien istirahat, mengedukasi
pentingnya makan sedikit demi sedikit tetapi sering, mengkolaborasikan pemberian
obat. Implementasi ini dilaksanakan dengan adanya kerja sama denan pasien juga
kolaborasi dengan dokter.
c. Nyeri akur berhubungan dnegan agen cedera bilogis
Rencana yang dibuat dan dapat dilaksanakan didalam kasus ini antara lain :
mengobservasi keadaan umum pasien, mengaji nyeri secara (lokasi, frekuensi, durasi
dan intensitas nyeri), menciptakan lingkungan yang tenang, memberikan posisi tidur
yan nyaman yang dpat mengurangi nyeri, mengajarkan/anjurkan teknik relaksasi
nafas dalam/distraksi, mengkolaborasikan pemberian analgetik sesuai kebutuhan
nyeri. Implementasi ini dilaksanakan dengan adanya kerja sama dengan pasien,
keluarga pasien dan lingkungan sekitar pasien untuk menciptakan lingkungan yang
tenang dan juga kolaborasi dengan dokter pemberian obat analgetik.
d. Defisit perawatan diri mandi berhubungan dnegan kelemahan
Rencana yang dibuat dan di dapat dilaksanakan di dalam kasus ini antara lain :
mengobservasi keadaan umum pasien, membantu pasien untuk mandi, mengganti
verbed, membantu pasien untuk menjaga kebersihan, mengedukasi pentingnya
menjaga kebersihan, mengkolaborasikan dengan keluarga untuk membantu
memandikan. Implementasi ini dilaksanakan dnegan adanya kerja sama dengan
pasien, keluarga pasien untuk membantu memandikan pasien.
e. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
Rencana yang dibuat dan dapat dilaksanakan di dalam kasus ini antara lain :
mengobservasi keadaan umum pasien, mengidentifikasi kurangnya pengetahuan yang
di pahami oelh pasien dan keluarga, memberikan penyuluhan tentang penyakit yang
di alami oleh pasien, menyediakan materi yang akan diberikan, mengedukasi
pentingnya memahami penyakit yan sedang dialami oleh pasien, mengkolaborasikan
dengan keluarga untuk membantu jalannya penyuluhan. Implementasi ini
dilaksanakan dengan adanya kerja sama dengan pasien, dna juga keluarga pasien.
E. Evaluasi
Dalam melaksanakan evaluasi disesuaikan dengan tujuan yang telah di tetapkan.
Sifatnya menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau belum tercapai.
Evaluasi yang dilakukan oleh penulis adalah evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses adalah evaluasi yang diketahui secara langsung atau beberapa saat setelah
pelaksanaan. Sedangkan evaluasi hasil dapat dilihat atau diketahui setelah asuhan
keperawatan di anggap selesai. Hasil evaluasi didapat oleh penulis dilakukan dengan
metode SOAP. Diagnose keperawatan dengan masalah belum teratasi yaitu :
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah teratasi sebagian
dengan evaluasi hasil : pasien mengatakan sesak nafas berkurang, keadaan umum
sedang, pasien memakai kanul O2 3 liter/menit, posisi pasien setengah duduk,
respirasi 25 x/menit, suara tambahan wheezing.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan nutrisi yang tidak adekuat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah teratasi sebagian
dengan evaluasi hasil : pasien mengatakan mual muntah berkurang, pasien
mengatakan makan habis setengah porsi dari rumah sakit, keadaan umum sedang,
pasien tampak menghabiskan setengah porsi makan dari rumah sakit, posisi pasien
setengah duduk.
c. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam massalah teratasi sebagian
dengan evaluasi hasil : pasien mengatakan nyeri berkurang, P : iritasi mukosa
lambung, Q : seperti di tusuk tusuk, R : di ulu hati, S : 5, T : hilang timbul, keadaan
umum sedang, posisi pasien setengah duduk, TD : 120/70 mmHg, N : 86 x/menit,
RR : 25 x/menit, S : 36,60 C.
d. Defisit perawatan diri mandi berhubungand engan kelemahan
Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama 3 x 24 jam masalah teratasi sebagian
dengan evaluasi hasil : pasien mengatakan lebih segar dan nyaman setelah di lap,
keadaan umum sedang, pasien tampak bersih dan rapi.
e. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah teratasi sebagian
dengan evaluasi hasil : pasien mengatakan tambah pengetahuan tentang penyakit yang
sedang dialaminya, keadaan umum sedang, pasien tampak paham saat dijelaskan.
F. Dokumentasi keperawatan
Pendokumentasian asuhan keperawatan ini merupakan bukti dari pelaksanaan dan
merupakan catatan tentang tanggapan atau respon pasien terhadap tindakan keperawatan
dari reaksi pasien terhadap penyakit. Kegiatan dokumentasi ini dilakukan pada setiap
tindakan dan juga setiap 1 x 24 jam. Penulis mendokumentasikan hasil dari asuhan
keperawatan dari catatan medik sampai dengan evaluasi serta status pasien dan laporan
studi kasus pada asuhan keperawatan yang dibuat.
G. Faktor pendukung dan penghambat
Proses keperawatan yang telah dilakukan pada tanggal 16 Juli 2020 sampai dnegan 19
Juli 2020 pada pasien Tn.”D” dengan gastritis di Ruang flamboyant RSUD Awal Bross
Batam. Terdapat faktor pendukung dan penghambat, yaitu :
a. Faktor pendukung
Adapun hal – hal yang mendukung dan memperlancar pelaksanaan asuhan
keperawatan ini antara lain :
a) Adanya kerja sama yang baik dengan pasien dan keluarga pasien.
Dengan kerja sama ini penulis dapat memperoleh data dengan melakukan
pengkajian pada pasien dan juga tambahan data dari keluarga.
b) Adanya kerja sama perawat dan petugas kesehatan lain dalam melengkapi data
pada pasien, menfapatkan informasi dan data tambahan dari perawat lain dan
juga petugas kesehatan. Dengan kerja sama ini maka penulis mendapatkan data
yang lebih valid.
c) Adanya sarana yang menunjang dalam pelaksanaan asuhan keperawatan ini.
b. Faktor penghambat
Faktor penghambat dalam asuhan keperawatan ini adalah terbatasnya referensi buku
terbaru untuk ilmu keperawatan khususnya tentang penyakit gastritis di
perpustakaan kampus.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Asuhan Keperawatan pada pasien tn. “D” dengan gastritis di Ruang
Flamboyan RSUD Awal Bross Batam, selama 3 x 24 jam, penulis memperoleh
pengalaman nyata mengenai proses keperawatan yang terdiri dari : pengkjain,
diganosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dapat di simpulkan
sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian pada pasien Tn. “D” dengan gastritis di ruang
Flamboyan RSUD Awal Bross Batam. Penulis telah memperoleh penglaman
nyata dalam melaksnakan pengkajian yang terdiri dari pengumpulan data,
analisis data dan akhirya dapat merumuskan diagnosa keperawatan.
Pada waktu melakukan pengkajian tidak semua tanda dan gejala
penyakit muncul pada pasien seperti dalam tinjauan pustka sehingga tindakan
keperawatan harus disesuaikan dengan keadaan pasien.
2. Diagnose keperawatan
Pada Asuhan keperawatan pada pasien Tn.”D” dengan gastritis di Ruang
Flamboyan RSUD Awal Bross Batam muncul 3 diagnosa sesuai teori yaitu :
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan masukan nutrisi yang tidak adekuat
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
c. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
Diagnosa keperawatan yang tidak ada dalam teori tetapi ada dalam kasus :
Diagnose keperawatan yang ada pada teori, tetapi tidak ada pada kasus :
B. Saran
Setelah penulis melaksanakan Asuhan Keperawatan pada pasien Tn.”D” dengan
gastritis maka penulis ingin menyampaikan beberapa saran yang kiranya bermanfaat
yaitu :
1. Bagi penulis
Setiap melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien sebaiknya dipersiapkan
secara matang dari berbagai macam ilmu pengetahuan mengenai penyakit agar
dapat meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien.
2. Bagi profesi keperawatan
Diharapkan lebih memperdalam lagi ilmu keperawatan yang terbaru guna
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
3. Bagi institusi
a. Bagi institusi Pendidikan
Diharapkan untuk melengkapi buku – buku perpustakaan sebagai
acuan mahasiswa dalam mengerjakan tugas.
b. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan tenaga medis memeprtahankan kualitas pelayanan yang
diberikan. Dalam pengkajian dan pendokumentasian asuhan
keperawatan lebih diperhatikan dan ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, R & Adwan, G. M. 2013. Penyakit Hati, Lambung, Usus, dan Ambeien.
Yogyakarta:Nuha Medika.
Depkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2013.
Jakarta:Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Hirlan. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam Jilid II Edisi Ketiga. Jakarta:FKUI.
Nikmatur & Walid. 2012. Proses Keperawatan Maag. Jakarta:Bee Media Indonesia.
A. Identitas Pasien
No. RM : ……………………………………...
Umur : ………………………………………
Agama : ………………………………………
Pendidikan : ………………………………………
Alamat : ………………………………………
Pekerjaan : ………………………………………
Penanggung Jawab :
Nama : ……………………………………….
Umur : ……………………………………….
Agama : ……………………………………….
Alamat : ……………………………………….
Jenis kelamin : ……………………………………….
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………..
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
………………………………..
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
………………………………...
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………..
5. Genogram
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………
Pola Nutrisi
Sebelum sakit :
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………..
Selama sakit :
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………….
2. Pola Eliminasi
Sebelum sakit :
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Selama sakit :
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Skoring
1 Makan/minum
2 Toileting
3 Berpakaian
5 Berpindah
6 ROM
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
3. Konsep Diri
a. Identitas Diri
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
b. Gambaran Diri
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..
c. Ideal Diri
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
d. Harga Diri
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………
e. Peran Diri
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
D. Pemeriksaan Fisik
2. TTV :
S : ………………….. N : …………………….
TD : ………………… RR : …………………….
3. Kepala
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
5. Mulut
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
6. Leher
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
7. Dada/toraks
Inspeksi : ………………………………………………………………..
Palpasi : ………………………………………………………………..
Perkusi : ………………………………………………………………...
Auskultasi : ………………………………………………………………..
8. Abdomen
Inspeksi : ………………………………………………………………..
Palpasi : ………………………………………………………………..
Perkusi : ………………………………………………………………...
Auskultasi : ………………………………………………………………..
9. Genetalia
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
10. Ekstermitas
Atas : …………………………………………………………………………
Bawah : …………………………………………………………………………
11. Kulit
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
E. Pemeriksaan Penunjang
Data Obyektif :
J. Impelentasi Keperawatan
Waktu : 40 menit
dapat :
C. Pokok materi
1. Pengertian gastritis.
2. Penyebab gastritis.
3. Klasifikasi gastritis.
6. Penatalaksanaan gastritis.
D. Kegiatan penyuluhan
E. Metode
F. Media
Leaflet
G. Evaluasi
Lampiran materi
A. Pengertian gastritis
Gastritis adalah pandangan atau perdarahan pada mukosa lambung (Price &
Wilson, 200).
B. Penyebab gastritis
Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman helicobacter pylory dan pada awal terjadi
infeksi pada mkosa lambung biasanya terjadi peradangan akut dan jika diabaikan
C. Klasifikasi gastritis
1. Gastritis akut
Biasanya terjadi karena makan terlalu banyak atau terlalu cepat, makan –
2. Gastritis kronik
Akibat peradangan pada lambung dalam waktu yang lama disebabkan oleh
3. Gastritis bacterial
1. Gastritis akut
c. Muntah
d. Perdarahan
2. Gastrtitis kronis
a. Tukak lambung
c. Anemia pernisiosa
1. Pemeriksaan darah
Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dnegan bakteri
tersebut. Tes darah juga dapat dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi
2. Pemeriksaan pernafasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri helicobacter
3. Pemeriksaan feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri helicobacter pylory atau tidak.
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian
atas.
menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini akan
F. Penatalaksanaan gastritis
4. Makan – makanan yang kaya akan buah dan sayur, namun hindari sayur
dan buah yang sifat asam seperti jeruk, lemon, nanass, dll.
asam lambung
melalui usus.
8. Makan dalam porsi sedang (tidak banyak) tetapi sering, berupa makanan
Sumber :
Yogyakarta:MediAction.
Price & Wilson. 2008. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – proses Penyaki.
Jakarta:EGC
1. Standar Persiapan
Untuk pengaturan waktu dimulai dari jam 16.00 sampai 16.40 WIB. Untuk
pengaturan waktu sendiri tidak jauh dari target rencana yaitu 40 menit. Klien dan
60% sudah ada kesiapan dari mulai materi, leaflet, SAP, alat tulis dan kontrak
2. Standar proses
Strategi yang di gunakan dalam penyuluhan ini adalah tanya jawab langsung,
3. Standar Hasil :
a. Kriteria Hasil :
penyuluhan ini