Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok bahasan : Pertolongan Perdarahan

Sub pokok bahasan : Penanganan pada pasien perdarahan

Sasaran : Masyarakat

Hari/Tanggal : Rabu, 22 Maret 20ww

Tempat : Imogiri

Pukul : 16.30 WIB

Penyuluh : Mahasiswa AKPER KARYA BAKTI HUSADA

A.Tujuan

1. Diharapkan kepada masyarakat dapat mengetahui pengertian perdarahan


beserta tanda dan gejalanya.

2. Diharapkan kepada masyarakat dapat memahami klasifikasi perdarahan


dan penatalaksanaanya

3..Diharapkan kepada masyarakat dapat mengaplikasikan dalam petolongan


kegawatdaruratan pada pasien perdarahan

B.Materi (Terlampir)

1.Definisi perdarahan

2. Klasifikasi perdarahan

3.Tanda gejala perdarahan

4. Pertolongan pertama yang tepat pada pasien perdarahan


C.Media

1.leafleat

2. poster

D.Metode penyuluhan

1.Tanya Jawab

2.Ceramah

3.Praktek

E.Setting tempat

PENYULUH

MODERATOR
ATOR

AUDIENCE

OBSERVER FASILITATOR

F.Pengorganisasian

G.Rincian tugas pengorganisasian

1. Moderator
-Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.

-Memperkenalkan diri.

-Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.

-Menyebutkan materi yang akan diberikan.

-Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan.

-Menulis pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan.

-Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi.

-Mengatur waktu kegiatan penyuluhan.

2.Penyuluh

-Menjelaskan materi tenteng perilaku hidup bersih dan sehat.

-Menjawab pertanyaan peserta.

3.Fasilitator

-Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan.

-Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan.

-Memotivasi keluarga klien agar berpartisipasi dalam penyuluhan.

-Memotivasi keluarga untuk mengajukan pertanyaan saat moderator


memberikan kesempatan bertanya.

-Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta.

-Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan.

4.Observer

-Mengobservasi jalannya proses kegiatan.

-Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan


penyuluhan saat berlangsung.
5.Dokumentasi

-Mengambil foto selama kegiatan berlangsung.

H.Kegiatan Penyuluhan

KEGIATAN

NO WAKTU P PESER
EMBICARA TA

Pembukaan:

1 5 menit 1.Memberikan salam 1.Menjawab salam

2.Memperkenalkan diri 2.Mendengarkan dan


memperhatikan
3.Menyampaikan topik

4.Melakukan kontrak
waktu

Isi : 1.Mendengarkan,menirukan dan


memperhatikan
2 15 menit 1.Menjelaskan materi
defenisi, tanda gejala,
klasifikasi dan
penatalaksanaan
perdarahan

2.Mempraktekkan cara
pertolongan perdarahan

Evaluasi : 1.Bertanya

3 8 menit 1.Memberikan 2.Menjawab


kesempatan bertanya
kepada peserta

2.Memberikan
pertanyaan kepada
peserta

3.Meminta peserta untuk


mengulang kembali cara
cuci tangan.

Penutup:

4 2 menit 1.Menyimpulkan materi 1.Mendengarkan dan


memperhatikan
2.Mengucapkan salam
2.Menjawab salam

I.Evaluasi

Masyarakat mampu menjawab beberapa pertanyaan:

1.Sebutkan defenisi dan tanda gejala perdarahan?

2.Bagaimana cara pertolongan pertama pada pasien perdarahan baik dan benar?

Evaluasi pemrograman:

1.Peserta hadir di tempat penyuluhan Tepat waktu,Yaitu jam 08.00 WIB.

2.Penyelenggaraan Penyuluhan dilakukan diruang kelas STIKES HANG TUAH


SURABAYA.

3. Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum penyuluhan


selesai.

4.Masing-masing anggota tim bekerja sesuai dengan tugas.


5.Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.

7.Hasil : Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh


penyuluh.

J.Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah.EGC : Jakarta

Tarwoto & Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses  


Keperawatan : Jakarta.

MATERI

A. Defenisi perdarahan
Perdarahan adalah peristiwa keluarnya darah dari pembuluh darah karena
pembuluh tersebut mengalami kerusakan.kerusakan ini bisa disebabkan oleh
benturan fisik, sayatan, atau pecahnya pembuluh darah yang tersumbat.
(Brunner & Suddarth 2001). Sebagai seorang pelaku Pertolongan Pertama
selain dapat melakukan tindakan bantuan hidup dasar dan resusitasi jantung
paru, juga harus dapat mengenali dan mengatasi perdarahan. Mengenali dan
mengatasi perdarahan merupakan salah satu ketrampilan utama yang juga
harus dikuasai oleh seorang pelaku Pertolongan Pertama. Bila perdarahan ini
tidak diatasi dengan segera maka nyawa korban dapat terancam maut dengan
tanda awal menjadi lemah, syok, dan akhirnya meninggal.

Untuk mengatasi perdarahan, kita harus tahu dahulu tentang sistem


peredaran darah (sistem sirkulasi) yang bertanggung jawab mengedarkan
(mengalirkan) darah ke seluruh tubuh manusia. Adapun 3 komponen utama
dalam sistem ini adalah jantung, pembuluh darah, dan darah, yang ketiganya
harus berfungsi dengan baik agar tidak terjadi gangguan dalam tubuh.

Jika hal di atas terganggu pada salah satu atau lebih sel dan organ tubuh
oleh satu atau beberapa penyebab, maka sel atau organ tersebut akan
mengalami keadaan berbahaya, yaitu akan berkurangnya pasokan darah,
oksigen, dan nutrisi sehingga zat sampah (karbon dioksida dan sisa
pembakaran) akan bertumpuk. Keadaan ini dikenal dengan istilah Hipoperfusi
atau Syok.

B. Klasifikasi perdarahan
1. Perdarahan luar (terbuka)

Kerusakan dinding pembuluh darah yang disertai kerusakan kulit sehingga


darah keluar dari tubuh dan terlihat jelas keluar dari luka tersebut dikenal dengan
nama Perdarahan Luar (terbuka).

Bila sebagai seorang pelaku pertolongan pertama menemukan korban dengan


kondisi seperti itu, maka harus berhati-hati dalam melakukan pertolongan karena
sebagai penolong harus menganggap darah ini dapat menulari. Pastikan untuk
memakai alat perlindungan diri, segera membersihkan darah yang menempel baik
pada pakaian, tubuh, maupun peralatan.

Berdasarkan pembuluh darah yang mengalami gangguan, perdarahan luar ini


dibagi menjadi tiga bagian:

1. Perdarahan nadi (arteri), ditandai dengan darah yang keluar menyembur


sesuai dengan denyutan nadi dan berwarna merah terang karena kaya dengan
oksigen. Perdarahan ini sulit untuk dihentikan, sehingga harus terus dilakukan
pemantauan dan pengendalian perdarahan hingga diperoleh bantuan medis.

2. Perdarahan Balik (Vena), darah yang keluar berwarna merah gelap,


walaupun terlihat luas dan banyak namun umumnya perdarahan vena ini
mudah dikendalikan. Namun perdarahan vena ini juga berbahaya bila terjadi
pada perdarahan vena yang besar masuk kotoran atau udara yang tersedot ke
dalam pembuluh darah melalui luka yang terbuka.

3. Perdarahan Rambut (Kapiler), berasal dari pembuluh kapiler, darah yang


keluar merembes perlahan. Ini karena pembuluh kapiler adalah pembuluh
darah terkecil dan hampir tidak memiliki tekanan. Jika terjadi perdarahan,
biasanya akan membeku sendiri. Darah yang keluar biasanya berwarna merah
terang seperti darah arteri atau bisa juga gelap seperti darah vena.

Pengendalian perdarahan bisa bermacam-macam, tergantung pada jenis


dan tingkat perdarahannya. Untuk perdarahan terbuka, pertolongan yang dapat
diberikan antara lain:
1. Tekanan Langsung pada Cedera

Penekanan ini dilakukan dengan kuat pada pinggir luka. Setelah beberapa
saat sistem peredaran darah akan menutup luka tersebut. Teknik ini
dilakukan untuk luka kecil yang tidak terlalu parah (luka sayatan yang
tidak terlalu dalam).

Cara yang terbaikpada umumnya yaitu dengan mempergunakan kassa


steril (bisa juga dengan kain bersih), dan tekankan pada tempat
perdarahan. Tekanan itu harus dipertahankan terus sampai perdarahan
berhenti atau sampai pertolongan yang lebih baik dapat diberikan. Kasa
boleh dilepas jika sudah terlalu basah oleh darah dan perlu diganti dengan
yang baru.

2. Elevasi

Teknik dilakukan dengan mengangkat bagian yang luka (setelah dibalut)


sehingga lebih tinggi dari jantung. Apabila darah masih merembes, di atas
balutan yang pertama bisa diberi balutan lagi tanpa membuka balutan yang
pertama. Elevasi dilakukan hanya untuk perdarahan pada daerah alat gerak
saja dan dilakukan bersamaan dengan tekanan langsung. Metode ini tidak
dapat digunakan untuk korban dengan kondisi cedera otot rangka dan
benda tertancap.

3. Tekanan pada titik nadi

Penekanan titik nadi ini bertujuan untuk mengurangi aliran darah menuju
bagian yang luka. Pada tubuh manusia terdapat 9 titik nadi, yaitu temporal
artery (di kening), facial artery (di belakang rahang), common carotid
artery (di pangkal leher, dan dekat tulang selangka ), brachial artery (di
lipat siku), radial artery (di pergelangan tangan), femoral artery (di lipatan
paha), popliteal artery (di lipatan lutut), posterior artery (di belakang mata
kaki), dan dorsalis pedis artery (di punggung kaki).

4. Immobilisasi
Bertujuan untuk meminimalkan gerakan anggota tubuh yang luka. Dengan
sedikitnya gerakan, diharapkan aliran darah ke bagian yang luka tersebut
menurun.

5. Torniquet

Teknik ini hanya dilakukan untuk menghentikan perdarahan di tangan atau


kaki saja, merupakan pilihan terakhir, dan hanya diterapkan jika ada
kemungkinan amputansi. Bagian lengan atau paha atas diikat dengan
sangat kuat sehingga darah tidak dapat mengalir. Tempat yang terbaik
untuk memasang torniket adalah lima jari di bawah ketiak (untuk
perdarahan lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk perdarahan di
kaki).

6. Kompres dingin

Tujuan dilakukannya kompres dingin adalah untuk menyempitkan


pembuluh darah yang mengalami perdarahan (faso konstriksi) sehingga
perdarahan dapat dengan cepat terhenti.

2. Perdarahan dalam (tertutup)

Perdarahan dalam umumnya disebabkan oleh benturan tubuh korban


dengan benda tumpul, atau karena jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, ledakan,
dan lain sebagainya. Luka tusuk juga dapat mengakibatkan hal tersebut, berat
ringannya luka tusuk bagian dalam sangat sulit dinilai walaupun luka luarnya
terlihat nyata.

Kita tidak akan melihat keluarnya darah dari tubuh korban karena kulit
masih utuh, tapi dapat melihat darah yang terkumpul di bawah permukaan kulit
seperti halnya kasus memar. Perdarahan dalam ini juga bervariasi mulai dari yang
ringan hingga yang dapat menyebabkan kematian. Untuk kasus yang
menyebabkan kematian adalah karena:

a. Rusaknya alat dalam tubuh dan pembuluh darah besar yang bisa
menyebabkan hilangnya banyak darah dalam waktu singkat.
b. Cedera pada alat gerak, contohnya pada tulang paha dapat merusak
jaringan dan pembuluh darah sehingga darah yang keluar dapat
menimbulkan syok.
c. Kehilangan darah yang tidak terlihat (tersembunyi) sehingga penderita
meninggal tanpa mengalami luka luar yang parah.
d. Mengingat perdarahan dalam berbahaya dan tidak terlihat (tersamar),
maka penolong harus melakukan penilaian dengan pemeriksaan fisik
lengkap termasuk wawancara dan analisa mekanisme kejadiannya. Lebih
baik kita menganggap korban mengalami perdarahan dalam daripada
tidak, karena penatalaksanaan perdarahan dalam tidak akan memperburuk
keadaan korban yang ternyata tidak mengalaminya.

C .Tanda dan gejala perdarahan

Tanda-tanda sirkulasi normal :

a. Perfusi perifer : teraba hangat, kering


b. Warna akral : pink/merah muda
c. Capillary refill time : < 2 detik
d. Denyut nadi < 100
e. Tekanan darah sistole >90-100
f. Produksi urine 1 ml/kgBB/jam

Tanda klinis syok :

a. Kulit telapak tangan dingin, pucat, basah


b. Capillary refill time > 2 detik
c. Nafas cepat
d. Nadi cepat > 100
e. Tekanan darah sistole < 90-100
f. Kesadaran : gelisah s/d koma
g. Pulse pressure menyempit
h. JVP rendah
i. Produksi urin < 0,5 ml/kgBB/jam

Tanda gejala lain :

a. Memar disertai nyeri tubuh


b. Pembengkakan terutama di atas alat tubuh penting
c. Cedera pada bagian luar yang juga mungkin merupakan petunjuk bagian
dalam yang mengalami cedera
d. Nyeri, bengkak dan perubahan bentuk pada alat gerak
e. Nyeri bila ditekan atau kekakuan pada dinding perut, dinding perut
membesar
f. Muntah darah
g. Buang air besar berdarah, baik darah segar maupun darah hitam seperti
kopi
h. Luka tusuk khususnya pada batang tubuh
i. Darah atau cairan mengalir keluar dari hidung atau telinga
j. Batuk darah
k. Buang air kecil bercampur darah

D . Penatalaksanaan

a. Airway (+ lindungi tulang servikal)


b. Breathing (+ oksigen jika ada)
c. Circulation + kendalikan perdarahan

1. Posisi syok

2. Cari dan hentikan perdarahan

3. Ganti volume kehilangan darah

4. Tekan sumber perdarahan

5. Tekankan jari pada arteri proksimal dari luka

6. Bebat tekan pada seluruh ekstremitas yang luka


7. Pasang tampon sub fasia (gauza pack)

8. Hindari tourniquet (torniquet = usaha terakhir)

Anda mungkin juga menyukai