Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN MODUL PENYULUHAN KEGAWATDARURATAN

PADA PEMUDA PEMUDI DI DAERAH BENDO WUKIRSARI IMOGIRI


YOGYAKARTA
Untuk memenuhi tugas kelompok
Praktik D III Keperawatan stase Keperawatan Gawat Darurat

Disusun Oleh :

1. Nanda Agustina (20191280)

2. Natasya Nur Esperanza (20191281)

3. Pintaku Ifada Putri (20191282)

4. Risma Sari Puspita (20191283)

AKADEMI PERAWATAN KARYA BAKTI HUSADA

YOGYAKARTA
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN PADA PEMUDA DIDESA DEMI BENDO
RT02 WUKIRSARI IMOGIRI

Pokok Pembahasan : Keracunan Makanan

Sasaran : Pemuda Demi Bendo rt02 Wukirsari Imogiri

Hari/Tanggal : Rabu,23 Maret 2022

Tempat : Rumah mbk Nanda Agustina

Waktu : 10 Menit

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan,di harapkan dapat mengetahui dan


menjelaskan penatalaksanaan tentang keracunan makanan.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang keracunan makanan


Diharapkan:

1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengertian keracunan makanan


2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang ciri-ciri dari keracunan makanan
3. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang cara mengatasi dari keracunan
makanan
4. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang cara pencegahan dari keracunan
makanan
5. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang cara penyebab dari keracunan
makanan
III. MATERI

1. Pengertian keracunan makanan


2. Ciri-ciri keracunan makanan
3. Cara mengatasi keracunan makanan
4. Cara pencegahan keracunan makanan
5. Cara penyebab keracunan makanan
IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
V. MEDIA

Leaflet

VII. PENYULUH

Mahasiswi akper karya bakti husada

VIII. PROSES KEGIATAN PENYULUHAN

NO WAKTU RENCANA KEGIATAN KEGIATAN


PENYULUHAN PESERTA
1. 3 menit PERSIAPAN 1.Menjawab salam
1.Memberikan salam 2.Mendengarkan
2.Perkenalan dan
3.Menjelaskan materi yang akan memperhatikan
diberikan
4. Kontrak waktu

2. 5 menit ISI 1.Menjawab


1. Menjelaskan tentang pengertian pertanyaan
keracunan makanan penyuluh
2. Menjelaskan tentang ciri-ciri dari 2. Mendengarkan
keracunan makanan dan
3. Menjelaskan tentang cara mengatasi memperhatikan
dari keracunan makanan 3.Bertanya jika ada
4. Menjelaskan tentang cara pencegahan yang belum jelas
dari keracunan makanan
5. Menjelaskan tentang cara penyebab
dari keracunan makanan

EVALUASI
1.Meminta responden untuk menjawab
pertanyaan penyuluh
a. apa pengertian dari keracunan
makanan?
b. apa saja ciri-ciri dari keracunan
makanan?
2. Menyimpulkan hasil penyuluhan

3. 2 menit PENUTUP 1.Memperhatikan


1.Memberikan reward jika jawaban dan mendengarkan
benar 2. Menjawab salam
3.Mengucapkan salam penutup

MATERI PENYULUHAN PADA PEMUDA DIDESA DEMI BENDO RT02


WUKIRSARI IMOGIRI

A. PENGERTIAN KERACUNAN MAKANAN

Keracunan makanan adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya mual, muntah,
atau diare setelah mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi. Kontaminasi
tersebut dapat disebabkan oleh kuman atau racun yang masuk ke dalam makanan.

Gejala keracunan makanan dapat terlihat setelah beberapa menit, jam, atau hari setelah
mengonsumsi makanan yang terkontaminasi. Kecepatannya tergantung dari jenis
makanan dan penyebabnya.Umumnya, keracunan makanan bukanlah kondisi yang serius
dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, kondisi ini terkadang juga dapat
membahayakan dan membutuhkan penanganan khusus oleh dokter.

B. CIRI CIRI KERACUNAN MAKANAN

Gejala yang muncul akibat keracunan makanan bervariasi, tergantung dari zat yang
mengkontaminasi makanan yang dikonsumsi. Gejala yang sering muncul antara lain:

1. Diare
2. Mual, Muntah
3. kram perut
4. Sakit kepala
5. Lemas

C. CARA MENGATASI KERACUNAN

Pengobatan keracunan makanan tergantung pada penyebab dan keparahan gejala yang
muncul. Umumnya, kondisi ini dapat ditangani di rumah tanpa pengobatan ke dokter.
Berikut adalah pertolongan pertama yang dapat dilakukan di rumah untuk mengatasi
keracunan makanan:

1. Penuhi kebutuhan cairan dalam tubuh dengan minum air sedikit demi sedikit.
2. Mulai konsumsi makanan secara perlahan dengan mengkonsumsi makanan yang
hambar (tidak berasa), rendah lemak, dan mudah dicerna, seperti nasi, pisang,
roti, atau biskuit.
3. Hindari makanan dan minuman tertentu, seperti kafein, alkohol, produk yang
mengandung susu, makanan berlemak, makanan yang terlalu manis, makanan
pedas, dan makanan yang digoreng.
4. Istirahat yang cukup.

D. PENYEBAB KERACUNAN MAKANAN

Keracunan makanan disebabkan oleh makanan yang telah terkontaminasi organisme,


seperti bakteri, virus, dan parasit, atau racun, seperti paparan bahan kimia dan logam.
Kontaminasi tersebut dapat terjadi kapan saja, baik saat proses awal produksi, seperti
penanaman hingga distribusi, maupun saat sedang diolah untuk dikonsumsi.

Berikut adalah beberapa perilaku yang dapat menyebabkan terjadinya keracunan


makanan:

1. Tidak menyimpan makanan dengan benar, seperti tidak menyimpan daging dan
susu dalam suhu yang tepat.
2. Tidak memasak makanan hingga matang, sehingga bakteri yang ada di dalam
makanan tidak terbunuh seluruhnya.
3. Menyiapkan makanan tanpa mencuci tangan sebelumnya.
4. Kontaminasi silang akibat penggunaan alat masak yang sama untuk makanan
mentah dan matang.
5. Minum susu dan keju yang tidak dipasteurisasi.

E. CARA PENCEGAHAN KERACUNAN

Cara mencegah keracunan makanan yang paling efektif adalah dengan membuat dan
mengonsumsi makanan yang bersih dan sehat, serta menghindari jenis makanan apapun
yang diragukan kebersihannya. Berikut adalah cara-cara yang dapat diterapkan untuk
menghindari terjadinya keracunan makanan:

1. Bersihkan bahan makanan beserta alat masak

Buah dan sayur harus selalu dicuci sebelum dikonsumsi, bahkan jika kulitnya akan
dikupas. Setelah makan atau memasak, penting untuk selalu mencuci alat makan, alat
masak, dan tangan dengan sabun dan air.

2. Simpan makanan di dalam kulkas


Jika makanan mudah busuk, jangan biarkan makanan di luar tanpa masuk ke kulkas
lebih dari 1-2 jam. Pastikan kulkas selalu pada suhu yang tepat karena hal itu dapat
mencegah tumbuhnya bakteri. Hindari mengisi kulkas terlalu penuh karena dapat
membuat sirkulasi udara menjadi buruk sehingga mempengaruhi suhu di dalam kulkas.

3. Pisahkan antara makanan matang dan mentah

Dalam menyimpan makanan, pisahkan antara makanan matang dan mentah. Makanan
mentah seperti daging sebaiknya disimpan di bagian bawah lemari es agar cairan dari
daging tersebut tidak mengenai makanan lain di dalam kulkas.Sedangkan, saat mengolah
makanan, bedakan juga talenan yang digunakan untuk memotong daging mentah dengan
talenan untuk memotong makanan siap konsumsi agar tidak terkena bakteri dari daging.

4. Masak makanan sampai matang dan merata

Saat memasak, selalu pastikan makanan matang secara merata, terutama saat memasak
makanan hewani, seperti telur, daging, dan sosis. Memasak makanan dengan matang
dapat membunuh seluruh bakteri yang terkandung di dalamnya.

5. Perhatikan tanggal kedaluwarsa

Sebelum mengkonsumsi makanan, selalu perhatikan masa kedaluwarsanya. Jangan


konsumsi makanan tersebut jika sudah melewati masa kedaluwarsa walaupun masih
terlihat baik dan belum berbau. Jika tidak yakin apakah makanan masih layak untuk di
konsumsi, lebih baik membuang makanan tersebut dan jangan dikonsumsi.
SATUAN ACARA PENYULUHAN PADA PEMUDA DIDESA DEMI BENDO
RT02 WUKIRSARI IMOGIRI

Pokok Pembahasan : Strain dan prain (kesleo)

Sasaran : Pemuda Demi Bendo rt02 Wukirsari Imogiri

Hari/Tanggal : Rabu,23 Maret 2022

Tempat : Rumah mbk Nanda Agustina

Waktu : 10 Menit

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan,di harapkan dapat mengetahui dan


menjelaskan penatalaksanaan tentang saat terjadi strain dan prain (kesleo)

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang stain dan prain Diharapkan:

1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengertian dari strain dan prain


(kesleo)
2. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang factor resiko strain dan prain
(kesleo)
3. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang penyebab strain dan prain (kesleo)
4. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang gejala strain dan prain (kesleo)
5. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang cara pengobatan strain dan prain
(kesleo)
III. MATERI

6. Pengertian dari strain dan prain (kesleo)


7. Factor resiko strain dan prain (kesleo)
8. Penyebab strain dan prain (kesleo)
9. Gejala strain dan prain (kesleo)
10. Cara pengobatan strain dan prain (kesleo)
IV. METODE

4. Ceramah
5. Tanya jawab
6. Diskusi
V. MEDIA

Leaflet

VII. PENYULUH

Mahasiswi akper karya bakti husada

VIII. PROSES KEGIATAN PENYULUHAN

NO WAKTU RENCANA KEGIATAN KEGIATAN


PENYULUHAN PESERTA
1. 3 menit PERSIAPAN 1.Menjawab salam
1.Memberikan salam 2.Mendengarkan
2.Perkenalan dan
3.Menjelaskan materi yang akan memperhatikan
diberikan
4. Kontrak waktu

2. 5 menit ISI 1.Menjawab


1. Menjelaskan tentang pengertian dari pertanyaan
strain dan prain (kesleo) penyuluh
2. Menjelaskan tentang factor resiko 2. Mendengarkan
strain dan prain (kesleo) dan
3. Menjelaskan tentang penyebab strain memperhatikan
dan prain (kesleo) 3.Bertanya jika ada
4. Menjelaskan tentang gejala strain dan yang belum jelas
prain (kesleo)
5. Menjelaskan tentang cara pengobatan
strain dan prain (kesleo)

EVALUASI
1.Meminta responden untuk menjawab
pertanyaan penyuluh
a. apa pengertian dari strain dan prain
(kesleo)?
b. apa saja penyebab dari strain dan
prain (kesleo)?
2. Menyimpulkan hasil penyuluhan

3. 2 menit PENUTUP 1.Memperhatikan


1.Memberikan reward jika jawaban dan mendengarkan
benar 2. Menjawab salam
3.Mengucapkan salam penutup

MATERI PENYULUHAN PADA PEMUDA DIDESA DEMI BENDO RT02


WUKIRSARI IMOGIRI

A. PENGERTIAN STRAIN DAN PRAIN (KESLEO)

Kesleo atau sprain (dalam Bahasa medisnya) adalah cedera pada ligament,
sedangkan strain merupakan cedera pada otot atau tendon. Ligamen adalah
jaringan sekitar sendi penghubung tulang yang satu dan lainya, sedangkan tendon
merupakan penghubung tulang dan otot.

B. FAKTOR RESIKO STRAIN DAN PRAIN (KESLEO)

1. Bentuk tubuh yang tidak ideal, sehinga membuat otot dan sendi tidak
sepenuhnya menyokong gerakan saat berolahraga.
2. Perlengkapan yang tidak tepat, seperti sepatu yang sudah tidak layak
pakai.
3. Tidak melakukan pemanasan sebelum olahraga, pemanasan berguna untuk
meregangkan otot dan membantu mencegah kesleo saat berolahraga.
4. Tubuh lelah, sehingga saat beraktifitas performanya kurang baik.

C. PENYEBAB STRAIN DAN PRAIN (KESLEO)

1. Berjalan atau berolahraga pada permukaan atau medan yang tidak rata.
2. Melakukan gerakan beputar saat berolahraga, seperti dalam olahraga
atlentik.
3. Melakukan pendaratan atau jatuh pada posisi yang salah.
4. Teknik latihan yang salah saat berolahraga.

D. GEJALA STRAIN DAN PRAIN (KESLEO)

Gejala dari prain, antara lain :

1. Nyeri disekitar sendi


2. Tidak dapat menggunakan sendi
3. Tidak dapat menahan beban pada sendi
4. Bengkak lebam,dan nyeri tekan

Gelaja dari strain antara lain :


1. Bengkak lebam, atau kemerahan
2. Nyeri pada otot yang terkilir saat beristirahat
3. Nyeri pada otot atau sendi yang terkilir saat digunakan
4. Kaku otot atau spasme ketika otot sedang kontraksi dan nyeri
5. Otot lemah hingga kehilangan fungsi otot yang terkilir

E. PENGOBATAN STRAIN DAN PRAIN (KESLEO)

1. Protection yaitu melindungi otot atau ligament yang kesleo


2. Rest, yaitu mengistirahatkan otot atau ligament yang kesleo
3. Ice, yaitu mendinginkan otot ligament yang kesleo
4. Compression, yaitu menekan otot atau ligament yang kesleo
5. Elevation, yaitu meninggikan atau menaikan otot atau ligament yang
kesleo
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERSEDAK

Pokok Bahasan : Tersedak

Sasaran : Pemuda-Pemudi Bendo Rt 02 Imogirj Bantul

Waktu : 15 Menit

Hari/Tanggal : Rabu 23 maret 2022


Tempat : Rumah Sdr. Nanda Agustina

Penyuluh : Mahasiswa akper Karya Bakti Husada

A. Tujuan Intruksional Umum


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 15 menit diharapkan
pasien dapat mengetahui Tersedak

B. Tujuan Intruksional Khusus


1. Menjelaskan pengertian Tersedak
2. Menyebutkan penanganan Tersedak

C. Materi Pembelajaran (Uraian Terlampir)


1. Pengertian Tersedak
2. Penanganan Tersedak

D. Strategi Pelaksanaan
1. Metode : Ceramah, tanya jawab
2. Media : Leaflet

E. Proses Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Metode Media Waktu


1 Pembukaan Ceramah Lisan 2 menit
a. Salam pembuka
b. Menyampaikan tujuan
penyuluhan
c. Melakukan kontrak waktu
d. Apersepsi
2 Kegiatan Inti Ceramah Lisan 7 menit
a.Pengertian Tersedak Leaflet
b.Penanganan Tersedak
c.Memberi kesempatan
pasien untuk bertanya
d.Evaluasi

3 Penutup Ceramah LisaLisan 3 menit


a.Memberikan kesempatan Diskusi
kepada pasien untuk
mengajukan pertanyaan
b.Menjawab pertanyaan
pasien
c.Melakukan evaluasi
materi yang disampaikan
d.Salam penutup
4 Evaluasi
Pasien dapat menjelaskan
tentang tersedak

LAMPIRAN MATERI

TERSEDAK

1. Pengertian Tersedak
Tersedak (choking) merupakan suatu keadaan masuknya benda asing
makanan (makanan, benda dll) ke dalam jalan nafas sehingga menimbulkan
gawat nafas. Pengenalan dini tanda-tanda tersedak merupakan langkah awal
untuk suksesnya penanganan tersedak.

2. Penanganan Tersedak
Untuk tersedak ringan :
Jika korban masih bisa batuk anjurkan untuk batu terus menerus sekeras-
kerasnya. Yang tidak boleh dilakukan yaitu tidak boleh memberi minum
pada korban tersedak dan masukan jari kedalam mulut sebagai usaha
mengeluarkan benda asing
Untuk tersedak berat :
Heimlich Manuever
1. Berdiri atau berlutut dibelakang korban
2. Kepalkan salah satu tangan anda
3. Letakan kepalan tangan anda dengan arah ibu jari menempel
dinding perut korban, posisikan kepalan tangan ada 2 jari diatas
pusatpusat ( tidak memposisikan kepalan tangan dihati)
4. Kencangkan kepalan tangan
5. Lakukan penekanan ke arah belakang dan atas sampai benda
asing keluar atau sampai korban sampai jatuh tidak sadar.

3. Penanganan Tersedak Pada Ibu Hamil

ChestChestthrust yaitu dengan meletakan kepalan tangan ditengah-tengah


tulang dada

4. Penanganan Tersedak Pada Bayi <1 Tahun


a. Gendonglah bayi dengan posisi Anda duduk atau berlutut
b. Buka pakaian bayi
c. Gendong bayi dengan posisi wajah kebawah telungkup diatas pangkuan
tangan Anda. Buat kepala bayi lebih rendah dari kakinya, sangga kepala
dan rahang bawah bayi menggunakan tangan Anda (Hati-hati untuk tidak
menekan leher bayi karena akan menyumbat saluran nafas)
d. Berikan 5x tepukan dipunggung (tepuklah dipunggung antara 2 belikat
bayibayi, jangan menepuk ditengkuk) gunakan pangkal telapak tangan
Anda untuk menepuk
e. Setelah memberikan 5x tepukan punggung sanggalah leher belakang bayi
dengan tangan dan balikan tubuh bayi sehingga dalam posisi terlentang,
buat posisi bayi lebih rendah dari kakinya
f. Lakukan 5x penekanan dada (lokasi penekanan sama dengan posisi
penekanan dada pada proses CPR yaitu di tengah-tengah tulang dada atau
dibawah garis imajiner antara 2 puting susu bayi, hanya gunakan jari saja.
g. Ulangi langkah dari d, e, f sampai benda asing keluar

SATUAN ACARA PENYULUHAN


FRAKTUR (PATAH TULANG)

Pokok Bahasan : Fraktur (Patah Tulang)

Sasaran : Pemuda-Pemudi Bendo

Waktu : 15 Menit

Hari/Tanggal : Rabu 23 maret 2022

Tempat : Rumah Sdr. Nanda

Penyuluh : Mahasiswa akper karya bakti husada

A.Tujuan Intruksional Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 15 menit diharapkan


pasien dapat mengetahui Fraktur (patah tulang)

B.Tujuan Intruksional Khusus

3. Menjelaskan pengertian Patah Tulang


4. Menyebutkan tanda dan gejala Patah Tulang
5. Menyebutkan faktor penghambat penyembuhan patah tulang

C.Materi Pembelajaran (Uraian Terlampir)

1) Pengertian Patah Tulang


2) Tanda dan Gejala Patah Tulang

D.Strategi Pelaksanaan

1. Metode : Ceramah, tanya jawab


2. Media : Leaflet

E.Proses Kegiatan Penyuluhan


No Kegiatan Metode Media Waktu
1 Pembukaan Ceramah Lisan 2 menit
e. Salam pembuka
f. Menyampaikan tujuan
penyuluhan
g. Melakukan kontrak waktu
h. Apersepsi
2 Kegiatan Inti Ceramah Lisan 7 menit
e.Pengertian patah tulang Leaflet
f. Tanda dan gejala patah
tulang
g.Memberi kesempatan
pasien untuk bertanya
h.Evaluasi

3 Penutup Ceramah LisaLisan 3 menit


a.Memberikan kesempatan Diskusi
kepada pasien untuk
mengajukan pertanyaan
b.Menjawab pertanyaan
pasien
c.Melakukan evaluasi
materi yang disampaikan
d.Salam penutup
4 Evaluasi
Pasien dapat menjelaskan
tentang patah tulang
LAMPIRAN MATERI

FRAKTUR (PATAH TULANG)

Pengertian Patah Tulang

Terputusnya jaringan tulang dan tulang rawan yang umumnya disebabkan


oleh cidera, yang menyebabkan patah tulang baik langsunglangsung, tidak
langsung dan patologis

Tanda dan Gejala

Berikut beberapa tanda dan gejala patah tulang :

1. Bentuk organ pada tulang yang patah terlihat aneh (deformitas)


2. Bunyi seperti batu yang bergeser bila digerakan (krepitasi)
3. Nyeri pada bagian yang patah
4. Pembengkakan dan perubahan local pada kulit
5. Ada riwayat trauma atau kecelakaan

Tindakan Yang Harus Dilakukan

1. Pertahan jangan sampai ada pergerakan (pasang bidang sementara)


2. Jika patah tulang menembus kulit terbuka, luka ditutup dengan pembalut
bersih steril
3. Segera bawa ke Rumah Sakit

Tindakan Di Rumah Sakit

1. Pemeriksaan radiologi dari fraktur : menentukan lokasi dan luasnya, X-


ray, CT scan, Bon scanning
2. Reposisi dengan imobilisasi dengan gips
3. Operasi pembersihan dan pemasangan penyanggahan patah tulang
4. Operasi pembersihan dilakukan pada patah tulang yang merobek kulit dan
keluar sehingga sempat terkena udara bebas
5. Operasi pemasangan penyangga tulang dilakukan pada tulang yang tidak
stabil misalnya hancur atau posisi pada sendi

Faktor Yang Mempercepat Penyembuhan Patah Tulang


1. Mengurangi pergerakan pada tulang yang patah
2. Sambungan tulang tertata dengan baik
3. Asupan darah yang memadai
4. Asupan nutrisi yang baik
5. Latihan pembebanan berat badan untuk tulang panjang
6. Hormon-hormon pertumbuha

Faktor Yang Memperlambat Penyembuhan

1. Kehilangan tulang
2. Gerakan pada yang patah terus menerus
3. Terdapat rongga atau jaringan diantara tulang yang patah
4. Keganasan local
5. Infeksi
6. Penyakit tulang
7. Usia (orangtua sembuh lebih lama)

Yang Dilakukan Setelah Penderita pulang

A. Untuk Pemasangan Gips

1. Kontrol ke poli orthoporthopedi


2. Segera kembali ke RS bila timbul warna kebiruan dan dingindingin,
kesemutan hebat dan bengkak dan nyeri yang hebat

B. Untuk Operasi

1. Kontrol ke poli orthopedi


2. Segera kembali ke RS bila ada keluhan perdarahan yang hebat atau nyeri
hebat

Akibat Penanganan Dengan Salah

1. Tulang tidak tersambung

2. Infeksi dan sambungan tidak benar

 
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Bantuan Hidup Dasar


Sasaran : Masyarakat Pemuda dan Pemudi Imogiri
Tempat : Imogiri Rumah Sdr. Nanda
Hari, tanggal : Rabu, 23 Maret 2022
Waktu : 30 menit
Penyuluh : Natasya Nur Esperanza

3. Tujuan Penyuluhan
5. Tujuan Intruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, masyarajat mampu
memahami tentang bantuan hidup dasar pada orang dewasa.
6. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan sasaran
dapat :
a. Menyebutkan pengertian bantuan hidup dasar
b. Menjelaskan tujuan dari BHD
c. Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan sebelum
melakukan tindakan BHD
d. Menjelaskan langkah-langkah untuk melakukan BHD pada
orang dewasa.

4. Kegiatan Penyuluhan
1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
2. Materi
a. Pengertian BHD
b. Tujuan dari BHD
c. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan tindakan
BHD
d. Langkah-langkah melakukan BHD
3. Media
a. Leaflet
4. Langkah Kegiatan
No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran Waktu
a. Penyuluh
mempersiapkan
rencana
pembelajaran
b. Penyuluh
mempersiapkan
media pembelajaran
Pra kegiatan sesuai dengan tujuan
1. 5 menit
pembelajaran pembelajaran
c. Penyuluh
mempersiapkan dan
mencek lingkungan
yang akan
mempengaruhi
proses pembelajaran

a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam


b. Memperkenalkan b. Menanggapi dan
diri memberi respon
c. Menjelaskan tujuan c. Menyimak
Membuka pembelajaran dan penjelasan yang
2. 5 menit
Pembelajaran kontrak waktu diberikan
d. Appersepsi d. Mengungkapkan
pengetahuan
yang dimiliki

e. Menjelaskan materi 3) Mendengarkan


pembelajaran dan menyimak
materi yang
diberikan
f. Memberikan
4) Mengajukan
kesempatan kepada
beberapa
3. Kegiatan inti sasaran untuk 15 menit
pertanyaan dari
bertanya
materi yang
diberikan
g. Menjawab
5) Menyimak
pertanyaan yang
jawaban yang
diberikan
diberikan
4. Kegiatan menutup a. Bertanya sebagai a. Menjawab 5 menit
bahan evaluasi dengan benar
b. Menyimpulkan b. Mendengarkan
pembelajaran materi yang telah dan menyimak
disampaikan
c. Mengucapkan salam c. Menjawab salam

5. Evaluasi
1. Prosedur : Post Test
2. Bentuk : Lisan
3. Jenis : Essay

6. Sumber Belajar
1. Sartono, Masudik & Suhaeni. (2014). Basic Trauma Cardiac Life
Support. Bekasi:Gadar Medik Indonesia
2. Soemitro. M.P.,Andiani & Saputra. (2016). Penanganan Gawat
Darurat Basic I. Bandung:RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung

7. Lampiran
1. Uraian Materi
2. Pertanyaan dan Kunci Jawaban
LAMPIRAN MATERI

BANTUAN HIDUP DASAR

A. Pengertian BHD

Bantuan hidup dasar merupakan suatu rangkaian tindakan yang berurutan

yang dilakukan pada korban yang mengalami suati keadaan henti jantung dan

henti nafas (Soemitro. M.P.,Andiani & Saputra, 2016).

Bantuan hidup dasar adalah serangkaian penyelematan hidup pada korban

henti jantung (Sartono, Masudik & Suhaeni, 2014).

B. Tujuan BHD

 Untuk mengembalikan fungsi jantung dan paru-paru seperti normal

 Mempertahankan aliran oksigen ke otak dan ke seluruh tubuh

 Memberikan bantuan ekternal pada korban yang mengalami henti jantung

atau henti nafas

C. Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum tindakan BHD

1. Dilakukan segera ditempat kejadian bila lokasi aman

2. Penolong harus mendahulukan keselamatan dirinya

3. Jika berada dilokasi yang berbahaya, sebaiknya korban dipindahkan dulu

ketempat aman

4. Korban diletakan pada permukaan yang datar dan keras dengan posisi

terlentang
D. Langkah-langkah melakukan BHD

1. Lakukan cek kesadaran

 Panggil identitas korban

 Tepuk-tepuk didaerah pundak

Gambar 1. Cek kesadaran

2. Bila ada respon

 Minta bantuan pada teman atau orang sekitar untuk menghubungi

ambulan atau orang yang berkompeten

 Hal yang penting disebutkan saat meminta tolong: lokasi dan

keadaan korban

3. Pindahkan korban ketempat aman

4. Periksa nadi karotis (di daerah leher geser 1-2 cm kekanan atau kekiri dari

pertengahan jakun) dan periksa pernafasan dengan melihat pergerakan

dada

5. Bila nadi karotis tidak teraba, lakukan Resusitasi Jantung Paru dengan

cara:

i. Letakan kedua telapak tangan dengan saling menumpuk, satu pangkal

talapak tangan diletakan di tengah tulang dada dan telapak tangan yang
satunya diletakan diatas telapak tangan yang pertama dengan jari-jari

saling mengunci.

j. Dengan posisi badan tegak lurus, penolong menekan dinding dada

korban dengan tenaga dari berat badannya secara teratur sebanyak 30

kali dengan kedalaman sekitar 5 cm.

k. Beri kesempatan dada mengembang maksimal setelah diberi tekanan

l. Tangan tidak boleh dilepas dari permukaan dada atau merubah posisi

tangan pada saat melakukan kompresi.

m. Pemeriksaan jalan napas

Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya sumbatan jalan

napas oleh benda asing. Jika terdapat sumbatan harus dibersihkan

dahulu, kalau sumbatan berupa cairan dapat dibersihkan dengan jari

telunjuk atau jari tengah yang dilapisi dengan sepotong kain,

sedangkan sumbatan oleh benda keras dapat dikorek dengan

menggunakan jari telunjuk yang dibengkokkan. Mulut dapat dibuka

dengan tehnik Cross Finger, dimana ibu jari diletakkan berlawanan

dengan jari telunjuk pada mulut korban.


n. Membuka jalan napas

Setelah jalan napas dipastikan bebas dari sumbatan. Pembebasan jalan

napas dapat dilakukan dengan cara tengadah kepala topang dagu

(Head tilt – chin lift) dan Manuver Pendorongan Mandibula. Teknik

membuka jalan napas yang direkomendasikan untuk orang awam dan

petugas kesehatan adalah tengadah kepala topang dagu.

o. Berikan 2 kali bantuan nafas dari mulut ke mulut, satu kali/detik

Gambar 4.
Pemberian nafas dari mulut kemulut

p. Bantuan nafas yang diberikan harus efektif ditandai dengan dada

korban jelas terangkat saat diberi bantuan nafas


q. Ulangi poin a-g sebanyak 4 kali

6. Evaluasi

Setelah melakukan Resusitasi Jantung Paru sebanyak 5 kali, lakukan

evaluasi dengan memeriksa kembali nadi karotis dan pernafasan

e. Jika nadi karotis tidak teraba, lakukan kembali RJP sebanyak 5 kali

f. Jika nadi karotis teraba, namun tidak bernafas, lakukan bantuan

nafas sebanyak 10-12 kali per menit

g. Jika nadi karotis teraba dan terlihat bernafas, berikan posisi

recovery pada korban

Gambar 5.
Posisi Recovery
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok bahasan : Pertolongan Perdarahan

Sub pokok bahasan : Penanganan pada kasus perdarahan

Sasaran : Masyarakat Pemuda dan Pemudi Imogiri

Hari/Tanggal : Rabu, 22 Maret 2022

Tempat : Rumah Sdr. Nanda

Pukul : 16.30 WIB

Penyuluh : Natasya Nur Esperanza

A.Tujuan

1. Diharapkan kepada masyarakat dapat mengetahui pengertian perdarahan beserta tanda


dan gejalanya.

2. Diharapkan kepada masyarakat dapat memahami klasifikasi perdarahan dan


penatalaksanaanya

3..Diharapkan kepada masyarakat dapat mengaplikasikan dalam petolongan


kegawatdaruratan pada pasien perdarahan

B.Materi (Terlampir)

1.Definisi perdarahan

2. Klasifikasi perdarahan

3.Tanda gejala perdarahan


4. Pertolongan pertama yang tepat pada pasien perdarahan

C.Media

1.leafleat

D.Metode penyuluhan

1.Tanya Jawab

2.Ceramah

3.Praktek

E.Setting tempat

PENYULUH

MODERATOR
ATOR

AUDIENCE

OBSERVER FASILITATOR

F.Pengorganisasian
G.Rincian tugas pengorganisasian

1. Moderator

-Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.

-Memperkenalkan diri.

-Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.

-Menyebutkan materi yang akan diberikan.

-Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan.

-Menulis pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan.

-Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi.

-Mengatur waktu kegiatan penyuluhan.

2.Penyuluh

-Menjelaskan materi tenteng perilaku hidup bersih dan sehat.

-Menjawab pertanyaan peserta.

3.Fasilitator

-Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan.

-Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan.

-Memotivasi keluarga klien agar berpartisipasi dalam penyuluhan.

-Memotivasi keluarga untuk mengajukan pertanyaan saat moderator memberikan


kesempatan bertanya.

-Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta.

-Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan.


4.Observer

-Mengobservasi jalannya proses kegiatan.

-Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan penyuluhan saat
berlangsung.

5.Dokumentasi

-Mengambil foto selama kegiatan berlangsung.

H.Kegiatan Penyuluhan

KEGIATAN

NO WAKTU P PESER
EMBICARA TA

Pembukaan:

1 5 menit 1.Memberikan salam 1.Menjawab salam

2.Memperkenalkan diri 2.Mendengarkan dan


memperhatikan
3.Menyampaikan topik

4.Melakukan kontrak
waktu

Isi : 1.Mendengarkan,menirukan dan


memperhatikan
2 15 menit 1.Menjelaskan materi
defenisi, tanda gejala,
klasifikasi dan
penatalaksanaan
perdarahan

2.Mempraktekkan cara
pertolongan perdarahan

Evaluasi : 1.Bertanya

3 8 menit 1.Memberikan 2.Menjawab


kesempatan bertanya
kepada peserta

2.Memberikan pertanyaan
kepada peserta

3.Meminta peserta untuk


mengulang kembali cara
cuci tangan.

Penutup:

4 2 menit 1.Menyimpulkan materi 1.Mendengarkan dan


memperhatikan
2.Mengucapkan salam
2.Menjawab salam

I.Evaluasi

Masyarakat mampu menjawab beberapa pertanyaan:

1.Sebutkan defenisi dan tanda gejala perdarahan?

2.Bagaimana cara pertolongan pertama pada pasien perdarahan baik dan benar?

Evaluasi pemrograman:

1.Peserta hadir di tempat penyuluhan Tepat waktu,Yaitu jam 08.00 WIB.


2.Penyelenggaraan Penyuluhan dilakukan diruang kelas STIKES HANG TUAH SURABAYA.

3. Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum penyuluhan selesai.

4.Masing-masing anggota tim bekerja sesuai dengan tugas.

5.Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.

7.Hasil : Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh penyuluh.

J.Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah.EGC : Jakarta

Tarwoto & Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses   Keperawatan : Jakarta.
MATERI

5. Defenisi perdarahan

Perdarahan adalah peristiwa keluarnya darah dari pembuluh darah karena pembuluh
tersebut mengalami kerusakan.kerusakan ini bisa disebabkan oleh benturan fisik, sayatan,
atau pecahnya pembuluh darah yang tersumbat. (Brunner & Suddarth 2001). Sebagai seorang
pelaku Pertolongan Pertama selain dapat melakukan tindakan bantuan hidup dasar dan
resusitasi jantung paru, juga harus dapat mengenali dan mengatasi perdarahan. Mengenali
dan mengatasi perdarahan merupakan salah satu ketrampilan utama yang juga harus dikuasai
oleh seorang pelaku Pertolongan Pertama. Bila perdarahan ini tidak diatasi dengan segera
maka nyawa korban dapat terancam maut dengan tanda awal menjadi lemah, syok, dan
akhirnya meninggal.

Untuk mengatasi perdarahan, kita harus tahu dahulu tentang sistem peredaran darah
(sistem sirkulasi) yang bertanggung jawab mengedarkan (mengalirkan) darah ke seluruh
tubuh manusia. Adapun 3 komponen utama dalam sistem ini adalah jantung, pembuluh
darah, dan darah, yang ketiganya harus berfungsi dengan baik agar tidak terjadi gangguan
dalam tubuh.

Jika hal di atas terganggu pada salah satu atau lebih sel dan organ tubuh oleh satu atau
beberapa penyebab, maka sel atau organ tersebut akan mengalami keadaan berbahaya, yaitu
akan berkurangnya pasokan darah, oksigen, dan nutrisi sehingga zat sampah (karbon dioksida
dan sisa pembakaran) akan bertumpuk. Keadaan ini dikenal dengan istilah Hipoperfusi atau
Syok.
6. Klasifikasi perdarahan

1. Perdarahan luar (terbuka)

Kerusakan dinding pembuluh darah yang disertai kerusakan kulit sehingga darah keluar dari
tubuh dan terlihat jelas keluar dari luka tersebut dikenal dengan nama Perdarahan Luar (terbuka).

Bila sebagai seorang pelaku pertolongan pertama menemukan korban dengan kondisi seperti
itu, maka harus berhati-hati dalam melakukan pertolongan karena sebagai penolong harus
menganggap darah ini dapat menulari. Pastikan untuk memakai alat perlindungan diri, segera
membersihkan darah yang menempel baik pada pakaian, tubuh, maupun peralatan.

Berdasarkan pembuluh darah yang mengalami gangguan, perdarahan luar ini dibagi menjadi
tiga bagian:

1. Perdarahan nadi (arteri), ditandai dengan darah yang keluar menyembur sesuai dengan
denyutan nadi dan berwarna merah terang karena kaya dengan oksigen. Perdarahan ini sulit
untuk dihentikan, sehingga harus terus dilakukan pemantauan dan pengendalian perdarahan
hingga diperoleh bantuan medis.

2. Perdarahan Balik (Vena), darah yang keluar berwarna merah gelap, walaupun terlihat luas
dan banyak namun umumnya perdarahan vena ini mudah dikendalikan. Namun perdarahan
vena ini juga berbahaya bila terjadi pada perdarahan vena yang besar masuk kotoran atau
udara yang tersedot ke dalam pembuluh darah melalui luka yang terbuka.

3. Perdarahan Rambut (Kapiler), berasal dari pembuluh kapiler, darah yang keluar merembes
perlahan. Ini karena pembuluh kapiler adalah pembuluh darah terkecil dan hampir tidak
memiliki tekanan. Jika terjadi perdarahan, biasanya akan membeku sendiri. Darah yang
keluar biasanya berwarna merah terang seperti darah arteri atau bisa juga gelap seperti darah
vena.

Pengendalian perdarahan bisa bermacam-macam, tergantung pada jenis dan tingkat


perdarahannya. Untuk perdarahan terbuka, pertolongan yang dapat diberikan antara lain:
1. Tekanan Langsung pada Cedera

Penekanan ini dilakukan dengan kuat pada pinggir luka. Setelah beberapa saat sistem
peredaran darah akan menutup luka tersebut. Teknik ini dilakukan untuk luka kecil yang
tidak terlalu parah (luka sayatan yang tidak terlalu dalam).

Cara yang terbaikpada umumnya yaitu dengan mempergunakan kassa steril (bisa juga
dengan kain bersih), dan tekankan pada tempat perdarahan. Tekanan itu harus
dipertahankan terus sampai perdarahan berhenti atau sampai pertolongan yang lebih baik
dapat diberikan. Kasa boleh dilepas jika sudah terlalu basah oleh darah dan perlu diganti
dengan yang baru.

2. Elevasi

Teknik dilakukan dengan mengangkat bagian yang luka (setelah dibalut) sehingga lebih
tinggi dari jantung. Apabila darah masih merembes, di atas balutan yang pertama bisa
diberi balutan lagi tanpa membuka balutan yang pertama. Elevasi dilakukan hanya untuk
perdarahan pada daerah alat gerak saja dan dilakukan bersamaan dengan tekanan
langsung. Metode ini tidak dapat digunakan untuk korban dengan kondisi cedera otot
rangka dan benda tertancap.

3. Tekanan pada titik nadi

Penekanan titik nadi ini bertujuan untuk mengurangi aliran darah menuju bagian yang
luka. Pada tubuh manusia terdapat 9 titik nadi, yaitu temporal artery (di kening), facial
artery (di belakang rahang), common carotid artery (di pangkal leher, dan dekat tulang
selangka ), brachial artery (di lipat siku), radial artery (di pergelangan tangan), femoral
artery (di lipatan paha), popliteal artery (di lipatan lutut), posterior artery (di belakang
mata kaki), dan dorsalis pedis artery (di punggung kaki).

4. Immobilisasi

Bertujuan untuk meminimalkan gerakan anggota tubuh yang luka. Dengan sedikitnya
gerakan, diharapkan aliran darah ke bagian yang luka tersebut menurun.

5. Torniquet
Teknik ini hanya dilakukan untuk menghentikan perdarahan di tangan atau kaki saja,
merupakan pilihan terakhir, dan hanya diterapkan jika ada kemungkinan amputansi.
Bagian lengan atau paha atas diikat dengan sangat kuat sehingga darah tidak dapat
mengalir. Tempat yang terbaik untuk memasang torniket adalah lima jari di bawah ketiak
(untuk perdarahan lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk perdarahan di kaki).

6. Kompres dingin

Tujuan dilakukannya kompres dingin adalah untuk menyempitkan pembuluh darah yang
mengalami perdarahan (faso konstriksi) sehingga perdarahan dapat dengan cepat terhenti.

2. Perdarahan dalam (tertutup)

Perdarahan dalam umumnya disebabkan oleh benturan tubuh korban dengan benda
tumpul, atau karena jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, ledakan, dan lain sebagainya. Luka
tusuk juga dapat mengakibatkan hal tersebut, berat ringannya luka tusuk bagian dalam sangat
sulit dinilai walaupun luka luarnya terlihat nyata.

Kita tidak akan melihat keluarnya darah dari tubuh korban karena kulit masih utuh, tapi
dapat melihat darah yang terkumpul di bawah permukaan kulit seperti halnya kasus memar.
Perdarahan dalam ini juga bervariasi mulai dari yang ringan hingga yang dapat menyebabkan
kematian. Untuk kasus yang menyebabkan kematian adalah karena:

h. Rusaknya alat dalam tubuh dan pembuluh darah besar yang bisa menyebabkan hilangnya
banyak darah dalam waktu singkat.
i. Cedera pada alat gerak, contohnya pada tulang paha dapat merusak jaringan dan
pembuluh darah sehingga darah yang keluar dapat menimbulkan syok.
j. Kehilangan darah yang tidak terlihat (tersembunyi) sehingga penderita meninggal tanpa
mengalami luka luar yang parah.
k. Mengingat perdarahan dalam berbahaya dan tidak terlihat (tersamar), maka penolong
harus melakukan penilaian dengan pemeriksaan fisik lengkap termasuk wawancara dan
analisa mekanisme kejadiannya. Lebih baik kita menganggap korban mengalami
perdarahan dalam daripada tidak, karena penatalaksanaan perdarahan dalam tidak akan
memperburuk keadaan korban yang ternyata tidak mengalaminya.
C .Tanda dan gejala perdarahan

Tanda-tanda sirkulasi normal :

b. Perfusi perifer : teraba hangat, kering


c. Warna akral : pink/merah muda
d. Capillary refill time : < 2 detik
e. Denyut nadi < 100
f. Tekanan darah sistole >90-100
g. Produksi urine 1 ml/kgBB/jam

Tanda klinis syok :

F. Kulit telapak tangan dingin, pucat, basah


G. Capillary refill time > 2 detik
H. Nafas cepat
I. Nadi cepat > 100
J. Tekanan darah sistole < 90-100
K. Kesadaran : gelisah s/d koma
L. Pulse pressure menyempit
M. JVP rendah
N. Produksi urin < 0,5 ml/kgBB/jam

Tanda gejala lain :

a. Memar disertai nyeri tubuh


b. Pembengkakan terutama di atas alat tubuh penting
c. Cedera pada bagian luar yang juga mungkin merupakan petunjuk bagian dalam yang
mengalami cedera
d. Nyeri, bengkak dan perubahan bentuk pada alat gerak
e. Nyeri bila ditekan atau kekakuan pada dinding perut, dinding perut membesar
f. Muntah darah
g. Buang air besar berdarah, baik darah segar maupun darah hitam seperti kopi
h. Luka tusuk khususnya pada batang tubuh
i. Darah atau cairan mengalir keluar dari hidung atau telinga
j. Batuk darah
k. Buang air kecil bercampur darah

D . Penatalaksanaan

4. Airway (+ lindungi tulang servikal)


5. Breathing (+ oksigen jika ada)
6. Circulation + kendalikan perdarahan

1. Posisi syok

2. Cari dan hentikan perdarahan

3. Ganti volume kehilangan darah

4. Tekan sumber perdarahan

5. Tekankan jari pada arteri proksimal dari luka

6. Bebat tekan pada seluruh ekstremitas yang luka

7. Pasang tampon sub fasia (gauza pack)

8. Hindari tourniquet (torniquet = usaha terakhir)

Anda mungkin juga menyukai