DIARE
I. TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama ± 30 menit, diharapkan Warga Masyarakat Desa
................................................….. dapat memahami dan mengerti tentang Diare.
TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan warga dapat menjelaskan
tentang :
1. Pengertian diare
2. Hal – hal yang bisa menyebabkan diare
3. Akibat dari diare apabila tidak ditangani
4. Cara mencegah diare
5. Pengobatan diare
II. SASARAN
Warga Masyarakat Desa ....................................................
III. MATERI
1. Pengertian diare
2. Hal – hal yang bisa menyebabkan diare
3. Akibat dari diare apabila tidak ditangani
4. Cara mencegah diare
5. Pengobatan diare
IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
A. Kegiatan Penyuluhan
EVALUASI
a. Persiapan :
1. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penyuluhan kesehatan.
2. Media sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan kesehatan
3. Tempat sudah siap 1 jam sebelum penyuluhan kesehatan s
4. SAP sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan kesehatan
b. Proses :
1. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
2. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
3. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
c. Hasil :
1. Peserta dapat menjelaskan tentang pengertian diare.
2. Peserta dapat menyebutkan penyebab diare.
3. Peserta dapat menjelaskan pencegahan diare.
4. Peserta dapat menjelaskan Pengobatan diare.
Lampiran
DIARE
1. Pengertian
a. Diare adalah buang air besar encer atau cair yang lebih dari tiga kali sehari (WHO, 1992).
b. Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-
menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan.
c. Diare adalah buang air besar dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200
ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula
disertai frekuensi BAB yang meningkat.
Identifikasi Masalah
Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang.
Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. WHO
memperkirakan 4 milyar kasus, terjadi di dunia pada sebagian besar anak-anak dibawah umur 5 tahun.
Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita, bila tidak diatasi lebih lanjut akan menyebabkan
dehidrasi yang mengakibatkan kematian. Data terakhir dari Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa
diare menjadi penyakit pembunuh kedua bayi di bawah lima tahun (balita) di Indonesia setelah radang paru
atau pneumonia.
Banyak faktor risiko yang diduga menyebabkan terjadinya penyakit diare pada bayi dan balita di
Indonesia. Salah satu faktor risiko yang sering diteliti adalah faktor lingkungan yang meliputi sarana air
bersih (SAB), sanitasi, jamban, saluran pembuangan air limbah (SPAL), kualitas bakterologis air, dankondisi
rumah.
Data terakhir menunjukkan bahwa kualitas air minum yang buruk menyebabkan 300 kasus diare per 1000
penduduk. Sanitasi yang buruk dituding sebagai penyebab banyaknya kontaminasi bakteri E.coli dalam air
bersih yang dikonsumsi masyarakat. Bakteri E.coli mengindikasikan adanya pencemaran tinja manusia.
Kontaminasi bakteri E.coli terjadi pada air tanah yang banyak disedot penduduk di perkotaan, dan sungai
yang menjadi sumber air baku di PDAM pun tercemar bakteri ini. Hasil penelitian Badan Pengelolaan
Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) propinsi DKI Jakarta menunjukkan 80 persen sampel air tanah dari 75
kelurahan memiliki kadar E.coli dan fecal coli melebihi ambang batas.
2. Penyebab Diare
a. Infeksi
1). Infeksi enteral
Adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab diare.
a). Infeksi bakteri: vibrio, E. coli, Salmonella, Sigela, Campylobakteri, Yersenia, Aerromonas.
b). Infeksi virus : Entro virus, adenovirus, Rotavirus, Astovirus dll.
c). Infeksi parasit : Cacing protozoa dan jamur.
2). Infeksi Parentral
Adalah infeksi diluar alat pencernaan makan seperti otitis media akut (OMA) tonsillitis/ Tonsilo
paringitis, bronkhopnemonia , encepalitis dsb. Keadaan ini terutama tedapat pada anak kurang dari 2 tahun.
Keterangan :
Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus. Dampaknya
makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar. Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap
usus akan menarik air dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat
singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada
diare.
b. Faktor Malabsorsi
1). Malabsorbsi karbohidrat
2). Malabsorbsi lemak
3). Malabsorbsi Protein
3. Klasifikasi Diare
a. Menurut perjalanan penyakit :
1) Akut : jika kurang dari 1 minggu
Penyebab diare akut ( diare mendadak) tersering adalah karena VIRUS , khas berak-berak air
(watery), berbusa, TIDAK ada darah atau lendir, dan berbau asam.
2) Berkepanjangan : jika antara 1 minggu sampai 14 hari
3) Kronis : jika > 14 hari dan disebabkan oleh non infeksi
4) Persisten : Jika >14 hari dan disebabkan oleh infeksi
b. Menurut patofisiologi :
1). Gangguan absorbsi
2). Gangguan sekresi
3). Gangguan osmotik
c. Menurut penyebab
1). Infeksi : Virus, bakteri, parasit,jamur
2). Konstitusi
3). Malabsorbsi
d. klasifikasi berdasasarkan gangguan faal:
1). Dorongan didalam usus normal yang terlalu cepat , yang dapat disebabkan oleh:
a). Rangsangan syaraf yang abnormal terdapat pada : psycogenic diarrhea atau keracunan
mecholyl.
b). Pengaruh zat kimia terhadap motilitas yang abnormal, misalnya pada: sindroma karsinoid,
penyakit addison’s, thirotoksikosis.
c). Iritasi pada intestine misalnya pada: pemakaian oleum recine, colitis ulserative, perikolil
abses.
d).Hilangnya simpanan di kolon misalnya pada: destruksi sphincter ani, ileostomi dll.
4. Pathogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:
a. Gangguan osmotic
Akibat terdapat makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic
dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi
rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkanya sehingga timbul diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsang tertentu ( Misalnya toksin pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air
dan elektrolit kedalam rongga usus selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga
usus
c. Gangguan motilitas usus
Hiperpristaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus menyerap makan seingga timbul
diare. Sebaliknya bila pristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang
menyebabkan diare.
6. Komplikasi
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi
sebagai berikut:
a. Dehidrasi
Cara menilai dehidrasi menurut WHO ( 1992)
b. Renjatan hipovolemik
c. Hipoglikemi
d. Intoleransi sekunder akibat kerusakan filimukosa usus dan defisiensi enzim laktase
e. Hipokalemia
f. Kejang terjadi akibat dehidrasi hipertonik
g. Malnutrisi energi protein
7. Pencegahan Diare
Diare dapat dicegah dengan cara:
a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting: Sebelum makan, setelah
buang air besar, sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan
makanan;
b. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, anntara lain dengan cara merebus,
pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi;
c. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas,
dan lain-lain).
d. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban dengan
tangki septik.
8. Pengobatan Diare
Prinsip penatalaksanaan diare
a. Mencegah terjadinya dehidrasi
b. Mengobati dehidrasi
c. Memberi makan
d. Mencegah masalah lain
Tips atau cara menanggulangi diare
a. Minum Air Putih yang Banyak : Penderita diare harus minum air putih yang banyak karena dengan sering
buang air besar maka tubuh akan kehilangan banyak cairan yang harus selalu digantikan dengan cairan yang
baru. Setiap setelah BAB minumlah satu atau dua gelas air putih atau air mineral yang bersih dan sudah
dimasak.
Minumlah oralit yang merupakan larutan gula garam untuk membantu pembentukan energi dan
menahan diare / berak setelah habis BAB. Hindari minum kopi, teh dan lain sebagainya yang mampu
merangsang asam lambung.
b. Makan Makanan Khusus : Menghindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan buah
karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya baik untuk
penderita susah buang air besar.
Bagi penderita diare sebaiknya makan makanan rendah serat dah halus seperti bubur nasi atau nasi
lemes dengan lauk telur asin. Di sini nasi akan menjadi gula untuk memberikan energi, sedangkan telur asin
akan memberikan protein dan garam untuk menahan mencret dan sebagai zat pembangun tubuh. Hindari
makan makanan di luar sembarangan serta makanan yang pedas mengandung cabai dan lada.
c. Istirahat yang Cukup : Seseorang yang mengalami diare akan merasa lemah, lemas, lesu, kurang
bergairah, dan sebagainya. Istirahat sangata dibutuhkan oleh orang yang menderita diare. Tidur sebanyak-
banyaknya namun tidak melupakan waktu makan makanan dan obat harus teratur, banyak minum, beribadah
dan berdoa dan lain-lain.
d. Minum Obat Dengan Dosis yang Tepat : Setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda dalam
pengobatan diare. Penderita diare harus memeriksakan sakinya ke pelayanan kesehatan agar mendapat obat
yang sesuai. Apabila sudah mendapatkan obat, maka obat harus diminum sesuai ketentuan. Biasanya dokter
akan memberikan obat mules, obat diare, vitamin dan antibiotik. Untuk obat mules dan diare sebaiknya
diminum jika perut mulas dan diare saja dan hentikan jika sudah berhenti mules dan diare. Sedangkan untuk
antibiotik wajib dihabiskan agar kuman dan bibit penyakit lainnya mati total dan tidak membentuk resistensi.
Apabila diare sudah sembuh dan vitamin masih, maka vitamin boleh diminim ataupun dihentikan. Vitamin
diminum dalam jumlah yang cukup jangan sampai berlebihan.