Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

GEA (GASTROENTERITIS AKUT)

A. PENGANTAR

Program studi :

Topik : GEA (GASTROENTERITIS AKUT)

Sub Topik : Pentingnya pengetahuan tentang GEA

Sasaran : Pasien dan keluarga pasien

Hari/Tanggal : Tahun 2022

Jam : 09.00 wib s/d 09.30 wib

Waktu : 30 menit

Tempat : Ruang Kenanga

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit
diharapkan pasien dapat memahami tentang penyakit gastroenteritis akut.

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

a. pasien dapat menyebutkan definisi, tanda dan gejala, komplikasi,


penatalaksanaan serta cara pencegahan penyakit Gastroenteritis Akut.
b. Keluarga dapat berperan dalam melakukan perawatan terhadap anggota
keluarga yang menderita Gastroenteritis Akut.

D. MATERI
Terlampir
E. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet

F. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab

G. SETING TEMPAT

• Penyaji :
• Pasien :

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Waktu KegiatanPenyuluhan KegiatanPeserta

1. 5 Pembukaan :
menit
1. Memberi salam Menjawab salam

2. Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan


penyuluhan memperhatikan

3. Menyebutkan
materi/pokok bahasan
yang akan disampaikan
2. 20 Pelaksanaan :
menit
Menjelaskan materi Menyimak dan
penyuluhan secara berurutan memperhatikan
dan teratur.

Materi :

1. Pengertian GEA

2. Penyebab GEA

3. Gejala GEA

3. 10 Evaluasi :
menit
- Menyimpulkan inti Menyimak dan
penyuluhan mendengarkan

- Menyampaikan secara
singkat materi penyuluhan

- Memberi kesempatan kepada


pasien untuk bertanya

―Memberi kesempatan kepada


pasien untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan

4. 5 menit Penutup :

- Menyimpulkan materi Menjawab salam


penyuluhan yang telah
disampaikan

- Menyampaikan terimakasih
atas perhatian dan waktu
yang telah di berikan kepada
pasien

- Mengucapkan salam

I. LAMPIRAN MATERI
a) Pengertian GEA
Gastroenteritis akut (diare akut) adalah inflamasi lambung dan usus
yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen parasitic.
Diare adalah defekasi yang tidak normal baik frekuensi maupun
konsistensinya, frekuensi diare lebih dari 4 kali sehari.
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan
seringkali disertai peningkatan suhu tubuh. Gastroenteritis atau diare akut
adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana frekuensinya lebih dari 3
kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 – 250 gram.
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus
halus. Gastroenteritis akut ditandai dengan diare, dan pada beberapa
kasus, muntah-muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit
yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.
(Lynn Betz,2009).
Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus
yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dari
biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen.
b) Penyebab GEA
1. Faktor infeksi
a. Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak, infeksi internal, meliputi:
(1) Infeksi bakteri
Vibrio, E. Coli, salmonella, shigella, campylobacter, yersinia, aeromonas
dan sebagainya.
(2) Infeksi virus
entroviru s(virus ECHO), coxsackie, poliomyelitis, adenovirus, rotavirus,
astovirus dan lain-lain.
(3) Infeksi parasit
Cacing, protozoa, dan jamur.
2. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida, monosakarida pada bayi dan anak,
malabsorbsi lemak, malabsorbsi protein.
3. Faktor makanan
Makanan basi beracun dan alergi makanan.
4. Faktor kebersihan
Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan bakteri tinja, tidak
mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja atau
sebelum mengkonsumsi makanan.
5. Faktor psikologi
Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan diare karena dapat merangsang
peningkatan peristaltik usus.

c) Tanda dan Gejala GEA


1. Diare.
2. Muntah.
3. Demam.
4. Nyeri abdomen
5. Membran mukosa mulut dan bibir kering
6. Mata cowong
7. Kehilangan berat badan
8. Tidak nafsu makan
9. Badan terasa lemah
d) Klasifikasi GEA

Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan:


a. Lama waktu diare:
• Akut : Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15
hari.sedangkan menurut World Gastroenterologi Organisation global
guidelines 2005, diare akut didefinisikan sebagai pasase tinja yang cair/
lemak dengan lebih banyak dari normal,berlangsung kurang dari 14 hari.
(Sudoyo,2007:408).
• Kronik : Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 15 hari.
Sebenarnya para pakar di dunia telah mengajukan beberapa kreteria
mengenai batasankronik pada khasus diare tersebut,ada yang 15 hari, 3
minggu 1 bulan dan 3 bulan,tetapi di Indonesia dipilih waktu lebih15 hari
agar dokter tidak lengah, dapat lebih cepat menginvestigasi penyebab
diare dengan lebih tepat. (Sudoyo,2007:408).
b. Mekanisme patofisilogik:
• Osmotik : diindikasikan dengan adanya faktor malabsorpsi akibat adanya
gangguan absorpsi karbohidrat, lemak, atau protein, dan tersering adalah
malabsopsi lemak. (Mansjoer,2001:502)
• Sekretorik : terdapat gangguan transport akibat adanya perbedaan
osmotik intralumen dengan mukosa yang besar sehingga terjadi penarikan
cairan dan elektrolit ke dalam lumen usus dalam jumlah besar.
(Mansjoer,2001:502).
c. Berat ringan diare: kecil atau besar,
d. Penyebab infeksi atau tidak:
• Infektif dan non Infektif : Diare infektif adalah bila penyebabnya infeksi.
Sedangkan diare non infektif bila tidak ditemukan infeksi sebagai
penyabab pada khasus tersebut. (Sudoyo,2007:408)
e. Penyebab organic atau fungsional : Diare organic adalah bila di temukan
penyabab anatomic, bakteriologik, hormonal atau toksikologik. Diare
fungsional bila tidak dapat di temukan penyabab organik. (Sudoyo,2007:408).
e) Komplikasi GEA
1. Dehidrasi
Dehidrasi terjadi karena banyaknya cairan yang keluar tanpa pemasukan
yang adekuat.
2. Hipokalemia
Dikarenakan banyaknya kalium yang terbuang bersama tinja.
3. Hipokalsemia
Dikarenakan banyaknya kalsium yang terbuang bersamanya.
4. Aritmia jantung
Dikarenakan hipokalemia dan hipokalsemia.
5. Hiponatremi
Dikarenakan banyaknya natrium yang terbuang bersama tinja.
6. Syok hipovolemik
Dikarenakan cairan dan elektrolit yang terbuang bersama tinja tidak dapat
diimbangi dengan pemasukan yang sama.
7. Asidosis
Dikarenakan banyaknya elektrolit yang terbuang maka terjadi perfusi
jaringan.

f) Pencegahan
1. menggunakan air bersih dan santasi yang baik.
2. memasak makanan dan air minum hingga matang.
3. mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan.
4. menghindari makanan yang telah tekontaminasi oleh lalat.
5. tidak mengkonsumsi makanan yang basi.
6. menghindari makanan yang dapat menimbulkan diare.
7. makan dan minum secara teratur.
8. segera mencuci pakaian-pakaian kotor.
g) Pengobatan

1. Rehidrasi: mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut (minum)


maupun melalui infus (pada kasus dehidrasi berat).
2. Pemberian makanan yang adekuat: jangan memuasakan anak, teruskan
memberi ASI dan lanjutkan makanan seperti yang diberikan sebelum sakit.
3. Pemberian obat seminimal mungkin. Sebagian besar diare pada anak akan
sembuh tanpa pemberian antibiotik dan antidiare. Bahkan pemberian
antibiotik dapat menyebabkan diare kronik.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah volume 1. Jakarta : EGC Sudoyo.
2007.
Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik edisi 6. Jakarta : EGC
Masjoer, Arief. 1999. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3. Jakarta : EGC
Doengoes, Marylynn E. Dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Capernito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Ma, O. John. 2004. Emergency Medicine Manual. USA : The Mc.Graw-Hill Companies

Anda mungkin juga menyukai