Dibuat oleh :
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Pengertian Kepemimpinan
B. Teori-teori Kepemmpinan
C. Prinsip-prinsip Kepemimpinan
D. Gaya-gaya Kepemimpinan
BAB IV PENUTUP
A. Solusi Yang Untuk Mengatasi Masalah Di Pelayanan Kesehatan RSUD Kuala Pembuang
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kepemimpinan merupakan suatu topik bahasan yang klasik, namun tetap sangat
menarik untuk diteliti karena sangat menentukan berlangsungnya suatu organisasi.
Kepemimpinan itu esensinya adalah pertanggungjawaban. Masalah kepemimpinan masih
sangat baik untuk diteliti karena tiada habisnya untuk dibahas disepanjang peradaban
umat manusia. Terlebih pada zaman sekarang ini yang semakin buruk saja moral dan
mentalnya. Ibaratnya, semakin sulit mencari pemimpin yang baik (good leader).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kepemimpinan?
2. Apa saja teori-teori kepemimpinan?
3. Apa saja prinsip-prinsip kepemimpinan?
4. Apa saja gaya-gaya kepemimpinan?
5. Bagaimana profil di Yankes?
6. Bagaimana gaya kepemimpinan yang diterapkan Yankes?
7. Apa saja masalah-masalah yang terdapat di Yankes?
8. Bagaimana solusi yang diberikan untuk mengatasi masalah-masalah di Yankes?
C. Tujuan
Mengetahui apa itu kepemimpinan dan cara berfikir system kepemimpinan dalam
Kesehatan masyarakat, yang juga berperan dalan pelayan kesehatan, menemukan permaslalahan
yang muncul juga solusi yang di lakukan untuk mengatasi setiap maslah. Serta dapat menambah
pengetahuan juga sebagai informasi yang baik bagi mahasiswa yang membaca makalah ini.
.
BAB II
TINJAUAN TEORI KEPEMIMPINAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin,
mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan adalah suatu proses bagaimana
menata dan mencapai kinerja untuk mencapai keputusan seperti bagaimana yang
diinginkannya. Kepemimpinan adalah suatu rangkaian bagaimana mendistribusikan
pengaturan dan situasi pada suatu waktu tertentu.
some goals which come to find desirable. Artinya: Kepemimpinan adalah kegiatan
mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja samauntuk mencapai beberapa tujuan
yang mereka inginkan.
e) William G. Scott.
B. Teori-teori Kepemimpinan
Pada dasarnya, teori kompetensi kepemimpinan memiliki tiga macam yaitu teori
sifat, teori perilaku, dan teori lingkungan. Ketiga teori kepemimpinan ini merupakan
grand theory kepemimpinan. Ketiga teori tersebut dapat dijelaskan secara rinci sebagai
berikut;
1. Teori Sifat
Teori sifat disebut juga teori genetik, karena menganggap bahwa pemimpin itu
dilahirkan bukan dibentuk. Teori ini menjelaskan bahwa eksistensi seorang pemimpin
dapat dilihat dan dinilai berdasarkan sifat-sifat sejak lahir sebagai sesuatu yang
diwariskan. Teori ini mengatakan bahwa kepemimpinan diidentifikasikan berdasarkan
atas sifat atau ciri yang dimiliki oleh para pemimpin. Pendekatan ini mengemukakan
bahwa ada karakteristik tertentu seperti fisik, sosialisasi, dan intelegensi
(kecenderungan) yang esensial bagi kepemimpinan yang efektif, yang merupakan
kualitas bawaan seseorang.
Berdasarkan teori kepemimpinan ini, asumsi dasar yang dimunculkan adalah
kepemimpinan memerlukan serangkaian sifat, ciri, atau perangai tertentu yang
menjamin keberhasilan setiap situasi. Keberhasilan seorang pemimpin diletakkan pada
kepribadian pemimpin itu sendiri.
2. Teori Prilaku
Teori ini berusaha menjelaskan apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin yang
efektif, bagaimana mereka mendelegasikan tugas, berkomunikasi dan memotivasi
bawahan. Menurut teori ini, seseorang bisa belajar dan mengembangkan diri menjadi
seorang pemimpin yang efektif, tidak tergantung pada sifat-sifat yang sudah melekat
padanya. Jadi seorang pemimpin bukan dilahirkan untuk menjadi pemimpin, namun
untuk menjadi seorang pemimpin dapat dipelajari dari apa yang dilakukan oleh
pemimpin yang efektif ataupun dari pengalaman.
Teori ini mengutarakan bahwa pemimpin harus dipandang sebagai hubungan
diantara orang-orang, bukan sifat-sifat atau ciri-ciri seorang individu. Oleh karena itu,
keberhasilan seorang pemimpin sangat ditentukan oleh kemampuan pemimpin dalam
hubungannya dan berinteraksi dengan segenap anggotanya.
3. Teori Lingkungan
Teori ini beranggapan bahwa munculnya pemimpin – pemimpin itu merupakan
hasil dari waktu, tempat dan keadaan.Kepemimpinan dalam perspektif teori lingkungan
adalah mengacu pada pendekatan situasional yang berusaha memberikan model
normatif. Teori ini secara garis besar menjelaskan bahwa keberhasilan seorang
pemimpin dalam menjalankan tugasnya sangat tergantung terhadap situasi dan gaya
kepemimpinan yang dipakainya. Untuk situasi yang berbeda, maka dipakai gaya yang
berbeda pula. Berdasarkan teori lingkungan, seorang harus mampu mengubah model
gaya kepemimpinannya sesuai dengan tuntutan dan situasi zaman. Oleh karena itu,
situasi dan kondisi yang berubah menghendaki gaya dan model kepemimpinan yang
berubah. Sebab jika pemimpin tidak melakukan perubahan yang sesuai dengan
kebutuhan zaman, kepemimpinannya tidak akan berhasil secara maksimal. Tingkah
laku dalam gaya kepemimpinan ini dapat dipelajari dari proses belajar dan pengalaman
pemimpin tersebut, sehingga seorang pemimpin untuk menghadapi situasi yang berbeda
akan memakai gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi yang dialami.
Kesimpulan dari teori ini bahwa prestasi kerja adalah fungsi dari motivasi untuk
memproduksi dengan tingkatan tertentu. Motivasinya ditentukan kebutuhan yang
mendasari tujuan yang bersangkutan dan merupakan alat dari tingkah laku produktif itu
terhadap tujuan yang dinginkan.
4. Teori Implisit
Teori kepemimpinan implisit merupakan keyakinan dan asumsi tentang
karakteristik dari pemimpin yang efektif. Teori implisit biasanya melibatkan stereotipe
dan prototipe tentang ciri, keterampilan atau perilaku yang relevan. Tujuan utamanya
bisa untuk membedakan para pemimpin diantara berbagai jenis pemimpin (misalnya
manajer, politikus, perwira militer).
Teori ini dikembangkan dan dimurnikan seiring waktu sebagai hasil dari
pengalaman aktual dengan para pemimpin, keterpaparan terhadap literatur tentanng
pemimpin yang efektif, dan pengaruh sosial budaya lainnya.
5. Teori Great Man
Menurut teori ini seorang pemimpin besar terlahir sebagai pemimpin yang
memiliki berbagai ciri-ciri individu yang sangat berbeda dengan kebanyakan manusia
lainnya. Ciri-ciri individu tersebut mencakup karisma, intelegensi, kebijaksanaan, dan
dapat menggunakan kekuasaan yang dimilikinya untuk membuat berbagai keputusan
yang memberi dampak besar bagi sejarah manusia. Karisma sendiri menunjukkan
kepribadian seseorang yang dicirikan oleh pesona pribadi, daya tarik, yang disertai
dengan kemampuan komunikasi interpersonal dan persuasi yang luar biasa. Menurut
Carlyle, pemimpin besar akan lahir saat dibutuhkan oleh situasi sehingga para
pemimpin ini tidak bisa dibuat.
6. Teori Transformasi
Teori ini didasari oleh hasil penelitian mengenai adanya perilaku kepemimpinan
dimana para pemimpin yang kemudian dikategorikan sebagai pemimpin transformasi
(transformational leader) memberikan inspirasi kepada sumber daya manusia yang lain
dalam organisasi untuk mencapai sesuatu melebihi apa yang direncanakan oleh
organisasi. Pemimpin transformasi juga merupakan pemimpin visioner yang mengajak
sumber daya manusia organisasi bergerak menuju visi yang dimiliki oleh pemimpin.
Para pemimpin transformasi lebih mengandalkan kharisma dan kewibawaan dalam
menjalankan kepemimpinannya.
7. Teori Neokharismatik
Teori kepemimpinan yang menekankan simbolisme daya tarik emosional dan
komitmen pengikut yang luar biasa.
8. Teori kepemimpinan kharismatik
Teori ini mengemukakan bahwa para pengikut membuat atribut dari kemampuan
kepemimpinan yang heroik bila mereka mengamati perilaku- perilaku tertentu dari
pemimpinnya.
C. Prinsip-prinsip Kepemimpinan
Ketika menjadi seorang pemimpin di tempat kerja, ada beberapa prinsip yang perlu
kamu ketahui supaya cara dan gaya kepemimpinan berjalan efektif. Tujuannya sederahana,
supaya pegawai dapat bekerja dengan baik dan membantu perusahaan untuk mencapai
tujuan bisnis. Terdapat 11 prinsip kepemimpinan yaitu:
D. Gaya-gaya Kepemimpinan
Pada teori Path-Goal menerangkan bagaimana perilaku seorang pemimpin
memengaruhi motivasi dan prestasi kerja para bawahannya, dalam situasi kerja yang
berbeda-beda. Teori ini lahir dari teori motivasi pengharapan (espectancy), di mana
motivasi seorang pekerja tergantung pada pengharapannya bahwa prestasi tinggi
merupakan alat untuk mendapatkan hasil-hasil positif. Dan untuk menghindari diri dari
hasil-hasil negatif. Teori Path menerangkan bagaimana perilaku (gaya) seorang
pemimpin memengaruhi prestasi kerja bawahannya.Dalam teori Path-Goal disebutkan
empat gaya kepemimpinan:
a) Directive leadership, Tipe ini sama dengan bentuk kepemimpinan
autokratis Lipit, dan White. Para anggota mengetahui secara pasti apa yang
diinginkan pemimpin terhadap dirinya dan pengarahan yang diberikan. Anggota
tidak diberi kesempatan berpartisipasi dalam mengemukakan pendapat.
b) Supportive leadership, adalah gaya kepemimpinan yang menunjukkan
keramahan seorang pemimpin, mudah ditemui dan menunjukkan sikap
memerhatikan anggotanya.
c) Partisipative leadership, adalah gaya kepemimpinan yang mengharapkan
saran-saran atau pendapat para anggotanya, tetapi ia yang menentukan dalam
pengambilan keputusan.
d) Achievement oriented ledearship, artinya pemimpin memberikan
kepercayaan para anggota untuk mencapai tujuan atau hasil dan prestasi yang
baik.
Franklyn (1951) dalam Onong Effendy (1993: 200) mengemukakan ada tiga gaya
pokok kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan otokratis (outoctatic/authoritarian
leadership), kepemimpinan demokratis (democratic/participative leadership), kepemimpinan
karismatik dan kepemimpinan yang bebas (free-rein / laissez faire leadership).
1. Tipe Otokratik
2. Tipe Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik hanya terdapat di lingkungan masyarakat yang
bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri utama masyarakat
tradisional ialah rasa hormat yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota masyarakat
kepada orang tua atau seseorang yang dituakan. Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai
tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tokoh - tokoh adat, para ulama dan guru.
Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.
3. Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dan literatur yang ada tentang kriteria
kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya
tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya
kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah
seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak
selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tersebut dikagumi.
a) Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan partisipasi minimal
dari pemimpin.
b) Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pemimpin yang membuat orang
selalu siap bila dia akan memberi informasi pada saat ditanya.
c) Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas.
d) Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan anggota atau pertanyaan
dan tidak bermaksud menilai atau mengatur suatu kejadian.
· Pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah dan
kepada petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyata-nyata menuntut
keterlibatannya langsung.
· Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja
yang memadai, intervensi pimpinan dalam organisasi berada pada tingkat yang minimum.
5. Tipe Demokratik
Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator
dan berbagai unsur dan komponen organisasi. Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus
disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan
yang tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan. Melihat kecenderungan adanya
pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya.
BAB III
PROFIL PELAYANAN KESEHATAN
Rumah Sakit Umum Daerah Kuala Pembuang secara historis padamulanya merupakan
sebuah puskesmas. Setelah terbentuknya KabupatenSeruyan hasil dari pemekaran Kabupaten
Kotawaringin Timur maka sesuai dengan Keputusan Bupati Seruyan Nomor 32 Tahun 2003
tentang pembentukan Rumah Sakit Persiapan Kuala Pembuang dan Keputusan
Bupati Seruyan Nomor 17 Tahun 2005 Tentang Pembentukan Rumah Sakit Umum Daerah
Kuala Pembuang Type D, berdirilah Rumah Sakit Umum Daerah Kuala Pembuang Kelas D yang
sekarang sudah menjadi Type C.
1. Struktur Orgabisasi RSUD Kuala Pembuang
1. Direktur
3. Seksi Pelayanan
4. Seksi Keperawatan
5. Kelompok jabatan fungsional : Komite medik, Staf, medik fungsional, Komite
Keperawatan dan Satuan Pemeriksa internal.
Terdiri dari 3 TT untuk tindakan, 3 TT untuk resusitasi dan 2 TT untuk One Day Care
(observasi) siap melayani kasus kegawat daruratan selama 24 jam.
3. Poliklinik yang terdiri dari Poli Spesialis Penyakit Dalam, Poli Spesialis Kandungan dan
Kebidanan, Poli Spesialis Anak, Poli Bedah Umum, Poli Rehabilitasi Medik, Poli umum,
Poli jiwa dan Poli Gigi.
4. Ruang Perawatan (Rawat Inap) yang terdiri dari Ruang VIP dua Ruangan, Ruang
perawatan kelas I satu Ruangan, Ruang perawatan kelas II satu Ruangan, Ruang
perawatan kelas III satu Ruangan, Ruang perawatan Anak satu Ruangan dan Ruang
Isolasi dua Ruangan.
5. Ruang Kebidanan dan Kandungan yang terdiri dari Ruang Bersalin/Partus satu
Ruangan dengan Tiga tempat tidur, dan Ruang Rawat Kebidanan satu Ruangan dengan
fasilitas empat tempat tidur.
a. Hematologi
b. Kimia darah
c. Urinalisa
9. Instalasi Gizi untuk pemenuhan nutrisi pasien, instalasi gizi juga melayani konsultasi
gizi bagi pasien dan keluarga serta masyarakat umum
11. Instalasi AmbulanceAmbulance terdiri dari 3 unit yang siap untuk pelayanan rujukan
dan 1 unit mobil jenazah
A. Solusi Yang Diberikan Untuk Mengatasi Masalah Dilayanan Kesehatan RSUD Kuala
Pembuang
Berdasarkan pembahasan pada BAB III tentang masalah-masalah yang terjadi pada
layanan Kesehatan RSUD Kuala Pembuang, solusi yang diberikan untuk masalah-masalah itu
adalah:
1. Pemimpin harus memberikan dasar argument yang jelas tentang pembagian tugaas dan
pencapaian kinerja anggota akan sangat berdampak untuk tujuan Bersama.
2. Anggota harus mendengatrkan lebih focus arahan yang diberikan pimpinan saat penjelasan
pembagian tugas masing-masing.
3. Setiap pekerjaan yang dibagikan kepada anggota harus di sesuaikan dengan latar belakang
kopetensi masing-masing anggota. Hal ini sangat berpengaruh dengan hasil dan cara kerja
yang sudah di kuasai pegawai untuk menyelesaikan target mereka sesuai bidangnya.
4. Pemimpin atau direktur harus melakukan evaluasi kinerja secara berkala kepada masing-
masing pegawai yang sudah diberikan tugas untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanudin. 2018. Kepemimpinan Dalam Budaya Organisasi .Universitas Brawijaya : Malang
Syahil, sultan. 2019. Teori-teori kepemimpinan. Jusnal universitas islam negri raden intan:
lampung
Hasibuan S.P Malayu. 2006. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Cetakan kelima.
Jakarta: bumi aksara.
Siagian P. Sondang. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta. 2003 Solihin, Ismail.
Pengantar Manajemen. Jakarta: Erlangga. 2009
https://karyatulisilmiah.com/makalah-gaya-kepemimpinan/#google_vignette
https://id.scribd.com/document/356571512/Profil-Layanan-Rsud-Kuala-Pembuang-2016
MADANI Jurnal Politik dan Sosial Kemasyarakatan
Vol 10 No. 1 2018 (1-11) ISSN 2085-143X
LAMPIRAN I
Abstrak
Abstrack
PENDAHULUAN
Kinerja organisasi dijadikan sebagai salah satu ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi,
baik organisasi profit maupun organisasi non profit. Organisasi tak lepas dari masalah
sumberdaya manusia karena sampai saat ini sumberdaya manusia menjadi pusat perhatian dan
tumpuan bagi organisasi atau perusahaan untuk bertahan dalam persaingan yang semakin ketat di
era globalisasi ini. Tuntutan yang semakin ketat tersebut membuat manajemen sumberdaya
manusia harus dikelola dengan baik dengan memperhatikan segala kebutuhan demi tercapainya
tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Menurut Mulyadi dan Rivai (2009) dalam organisasi terdapat pihak-pihak yang saling
terkait antara lain pemimpin sebagai atasan, dan pegawai atau karyawan sebagai bawahan.
Pentingnya kepemimpinan dalam organisasi menurut Suranta (2002) dikarenakan pemimpin
memiliki peran strategis dalam usaha mencapai tujuan organisasi sesuai visi dan misi organisasi .
Siagian (2002) mengutarakan bahwa Kepemimpinan merupakan individu yang menduduki suatu
jabatan tertentu dimana individu tersebut memiliki kemampuan dan keterampilan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain yakni bawahannya untuk berfikir dan bertindak sehingga
melalui perilaku yang positif tersebut dapat memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan
organisasi.
Feedback
Pemimpin Bawahan
/
karyawan
Patokan
Dengan diberlakukannya teori ini maka seorang pemimpin tidak selalu berorientasi pada
diri sendiri sebagai seorang pemimpin namun juga penting untuk melihat sisi manusia yang
membentuk budaya dalam organisasi. Artinya, seorang pemimpin bekerja berpatokan pada sifat
dan perilaku para bawahan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Sisi kemanusiaan menurut
Mc Gregor inilah yang menjadi tujuan penulisan untuk dianalisis dalam menentukan tidakan
yang harus dilakukan oleh pemimpin serta gaya kepemimpinan yang sesuai dalam menjalankan
kehidupan berorganisasi. Hal tersebut sangatlah penting mengingat organisasi dijalankan tidak
hanya melalui satu gaya kepemimpinan saja dan dalam organisasi terdapat unsur manusia yang
saling terikat baik secara tugas maupun ikatan sebagai manusia alami.
2
PEMBAHASAN
Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Arahan
+
-
Arahan
67
Gambar 2. Gaya dasar kepemimpinan
Sumber: olahan penulis
a. Gaya 1 merupakan perilaku pimpinan yang banyak memberikan pengarahan dan sedikit
dukungan. Pemimpin ini memberikan instruksi yang spesifik tentang peranan dan tujuan
bagi bawahannya dan secara ketat mengawasi pelaksanaan tugas bawahan.
b. Gaya 2 merupakan pemimpin yang banyak mengarahkan dan banyak memberikan
dukungan. Pemimpin ini mau menjelaskan keputusan dan kebijakan yang diambil dan
mau menerima pendapat dari bawahannya akan tetapi pemimpin seperti ini tetap
memberikan pengawasan dan pengarahan dalam menyelesaikan tugas para
bawahannya.
c. Gaya 3 perilaku pemimpin banyak memberikan banyak dukungan dan sedikit
memberikan pengarahan. Pemimpin menyusun keputusan bersama-sama dengan
bawahannya dan mendukung usaha-usaha mereka dalam menyelesaikan tugas.
d. Gaya 4 perilaku pemimpin memberikan sedikit dukungan dan sedikit pengarahan.
Pemimpin dengan gaya seperti ini mendelegasikan keputusan dan tanggungjawab
pelaksanaan tugas kepada bawahan.
Adanya tindakan tertentu untuk pemenuhan kebutuhan yang bervariasi merupakan naluri
alamiah dari sifat manusia sehingga Abraham H. Maslow beranggapan bahwa semua motivasi
terjadi sebagai reaksi atas persepsi seseorang individu atas lima macam tipe dasar kebutuhan.
Menurut Maslow (1984) ada 5 macam kebutuhan dasar, yang senantiasa dialami oleh seseorang
individu.
a. Kebutuhan fosiologis (Physiological Needs)
Kebutuhan fisiologis berasal dari kebutuhan dasar yang bersifat primer dari manusia.
Terkadang dinamakan kebutuhan-kebutuhan biologikal dalam lingkungan kerja modern.
Termasuk juga terdapat keinginan untuk mendapatkan pembayaran (upah/gaji), libur,
rencana-rencana pensiun, masa istirahat, lingkungan kerja yang menyenangkan, penerangan
yang baik dan pada tempat-tempat kerja fasilitas tertentu. Kebutuhan fisiologis adalah
kebutuhan yang paling kuat dan mendesak yang harus dipenuhi paling utama oleh manusia
dalam menjalankan kehidupan kesehariannya. Ini menunjukkan bahwa pada diri manusia
yang sangat merasa kekurangan atas segalanya dalam menjalani kehidupan, besar sekali
kemungkinan bahwa motivasi yang paling besar ialah kebutuhan fisiologis dan bukan yang
lainnya. Maka dari itu, individu yang kehidupannya kurang sejahtera, kemungkinan besar
akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya fisiologis.
Seteleh kebutuhan fisiologikal dan keamanan selasai dipenuhi, maka perhatian dari
individu beralih pada keinginan untuk mendapatkan kawan, rasa cinta dan perasaan diterima
secara sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia senang apabila mereka disenangi, dan
berusaha memenuhi kebutuhan sosial pada waktu mereka bekerja, yaitu dengan membantu
kelompok-kelompok formal maupun informal, dan mereka bekerja sama dengan rekan-rekan
mereka, dan mereka ikut terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan dimana
mereka bekerja.
Pada tingkatan keempat selanjutnya, terlihat kebutuhan individu akan penghargaan, atau
sering disebut orang yaitu kebutuhan “ego”. Kebutuhan ini berhubungan dengan hasrat yang
untuk memiliki citra positif dan menerima, pengakuan, dan apresiasi dari orang lain. Dalam
organisasi, kebutuhan untuk dihargai menunjukan motivasi untuk diakui, tanggung jawab
yang besar, status tinggi, dan pengakuan dari organisasiatas kontribusi yang telah diberikan.
8
e. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization)
Kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk pemenuhan diri, yang merupakan kategori
kebutuhan tertinggi dalam hierarki kebutuhan manusia. Kebutuhan ini diantaranya adalah
kebutuhan untuk mengembangkan potensi pada diri sendiri secara menyeluruh,
meningkatkan kapasitas diri, dan menjadi manusia yang lebih baik. Kebutuhan aktualisasi
diri dalam organisasi dapat dipenuhi dengan jalan memberikan kesempatan orang-orang
untuk tumbuh dan mengembangkan kreativitas, dan mendapatkan pelatihan untuk
mendapatkan tugas yang relatif baru serta melakukan pencapaian.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa pemimpin selalu berupaya untuk memuaskan
berbagai jenis kebutuhan para bawahannya. Tekniknya terdapat pada motivasi yang dirasa
tepat agar terjadi sikap yang mengarah pada penuntasan tujuan organisasi serta pemuasan
kebutuhan bagi para bawahan itu sendiri.
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Gustomo dan Silvianita. 2009. Pengaruh Nilai-Nilai Personal, Gaya Kepemimpinan dan
Budaya Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Kelompok
Keahlian Manajemen Manusia dan Kewirausahaan Sekolah Bisnis dan
Manajemen Institut Teknologi Bandung. Vol. 8, No. 1, 1-6.
Hasibuan S.P Malayu. 2006. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Cetakan
kelima.
Jakarta: bumi aksara.
Mc. Gregor, D. 1960. The Human Side Of Enterprise. New york: mc graw-hill
Mulyadi, D., Rivai, V. 2009. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali
Predictors Of Decision
Making Styles. African Journal of Business Management 6 (15): 52265233.
Robbins, Stephen P., 2003, Organizational Behavior, Concept Contropversies and
Applications,
Prentice Hall Inc. USA. Terjemahan. Jakarta: P.T. Indeks Kelompok Gramedia
West, R. dan Turner, Lynn H. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan
Aplikasi.
11
Jakarta: Salemba Humanika.
LAMPIRAN II
Sulthon Syahril
Abstract
Leadership is a classic topic of discussion, but it is still very interesting to be researched
because it is very decisive for an organization. Leadership is essentially the
responsibility. Strong leadership is needed so that the organization can achieve its goals.
Leadership is a process of influencing others to do their work according to the expected
goals. Leadership has a broader understanding of power because leadership is an effort to
influence people not just to do what the boss wants but also to achieve the goals of the
organization's goals. This study aims to determine how the notion of leadership and
leadership in Islam and how leadership theories. These results show leadership a process
of how to organize and achieve performance to achieve: Leadership decisions in the
Islamic view of trust that must be carried out in accordance with the objectives well and
accountable not only in the world but also before God later in the hereafter
Keyword: Leadership
Abstrak
Kepemimpinan adalah topik diskusi klasik, tetapi masih sangat menarik untuk diteliti
karena sangat menentukan bagi suatu organisasi. Kepemimpinan pada dasarnya adalah
tanggung jawab. Diperlukan kepemimpinan yang kuat agar organisasi dapat mencapai
tujuannya. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk melakukan
pekerjaan mereka sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kepemimpinan memiliki
pemahaman yang lebih luas tentang kekuasaan karena kepemimpinan merupakan upaya
untuk mempengaruhi orang tidak hanya untuk melakukan apa yang diinginkan bos
tetapi juga untuk mencapai tujuan dari tujuan organisasi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana pengertian kepemimpinan dan kepemimpinan dalam Islam
dan bagaimana teori-teori kepemimpinan. Hasil ini menunjukkan kepemimpinan proses
bagaimana mengatur dan mencapai kinerja untuk mencapai: Keputusan kepemimpinan
dalam pandangan Islam tentang kepercayaan yang harus dilakukan sesuai dengan
tujuan dengan baik dan bertanggung jawab tidak hanya di dunia tetapi juga di hadapan
Tuhan di akhirat nanti.
E. Pendahuluan
Kepemimpinan merupakan suatu topik bahasan yang klasik, namun tetap
sangat menarik untuk diteliti karena sangat menentukan berlangsungnya suatu
organisasi. Kepemimpinan itu esensinya adalah pertanggungjawaban. Masalah
kepemimpinan masih sangat baik untuk diteliti karena tiada habisnya untuk dibahas
disepanjang peradaban umat manusia. Terlebih pada zaman sekarang ini yang
semakin buruk saja moral dan mentalnya. Ibaratnya, semakin sulit mencari
pemimpin yang baik (good leader).
Kepemimpinan yang kuat diperlukan agar organisasi dapat mencapai
sasarannya. Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi orang lain
untuk melakukan pekerjaannya sesuai dengan sasaran yang diharapkan.
Kepemimpinan adalah sebuah alat/sarana atau suatu proses dalam organisasi untuk
membujuk orang lain agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela/sukacita
dalam mencapai sasaran organisasi.
Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai sekedar kekuasaan untuk
menggerakkan dan mempengaruhi orang lain. Ada beberapa faktor yang dapat
menggerakkan orang yaitu ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan. Dengan
adanya ancaman, maka bawahan akan takut dan mematuhi semua perintah atasan.
Kepemimpinan itu pengertiannya lebih luas daripada kekuasaan karena
kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi orang bukan sekedar melakukan apa
yang atasan inginkan tapi juga untuk mencapai tujuan
/ sasaran organisasi. Kalau ditelusuri lebih lanjut, betapa pentingnya pemimpin dan
kepemimpinan dalam suatu kelompok organisasi. Contohnya bila terjadi suatu
konflik atau perselisihan antara orang-orang dalam kelompok tersebut, maka
pemimpin organisasi mencari alternative pemecahannya supaya terjadi kesepakatan
dan aturan untuk dapat ditaati bersama. Pendidikan memiliki posisi penting dalam
kehidupan manusia. Mengingat pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia,
maka Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin, memberikan perhatian serius
terhadap perkembangan pendidikan bagi kelangsungan hidup manusia.
Pendidikan merupakan ladang investasi terbesar dalam membangun dan
membentuk manusia seutuhnya (insanul kamil). Sentuhan pendidikan diyakini
mampu membentuk sumberdaya manusia (human resources) yang beradab dan
berkualitas. Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama bagi anak,
memiliki peran yang cukup besar dalam mewujudkan cita-cita tersebut.
F. Pembahasan
F.1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang kompleks
dimana seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya dalam melaksanakan dan
mencapai visi, misi, dan tugas, atau objektif-objektif yang dengan itu membawa
organisasi menjadi lebih maju dan bersatu. Seorang pemimpin itu melakukan proses
ini dengan mengaplikasikan sifat-sifat kepemimpinan dirinya yaitu kepercayaan,
nilai, etika, perwatakan, pengetahuan, dan kemahiran kemahiran yang dimilikinya.
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau
pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan
tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan adalah suatu proses
bagaimana menata dan mencapai kinerja untuk mencapai keputusan seperti
bagaimana yang diinginkannya. Kepemimpinan adalah suatu rangkaian bagaimana
mendistribusikan pengaturan dan situasi pada suatu waktu tertentu.1
Harbani mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi pihak lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak
langsung dengan maksud untuk menggerakkan orang-orang agar dengan penuh
pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak pimpinan
1Kristiadi. Kepemimpinan (Jakarta: LAN RI, 1996), h. 83
itu.2 Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan
berbagai tugas yang berhubungan dengan aktivitas anggota kelompok.
Kepemimpinan juga diartikan sebagai kemampuan mempengaruhi berbagai strategi
dan tujuan, kemampuan mempengaruhi komitmen dan ketaatan terhadap tugas
untuk mencapai tujuan bersama, dan kemampuan mempengaruhi kelompok agar
mengidentifikasi, memelihara, dan mengembangkan budaya organisasi. Faktor
kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team leader dalam memberikan
dorongan, semangat, arahan dan dukungan kerja pada bawahannya. Kepemimpinan
dalam organisasi memiliki peran yang sangat besar dalam membangun hubungan
antar individu dan pembentuk nilai organisasi yang dijadikan sebagai pondasi dasar
bagi pencapaian tujuan organisasi.3
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar
mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan diartikan
sebagai kemampuan menggerakkan atau memotivasi sejumlah orang agar secara
serentak melakukan kegiatan yang sama dan terarah pada pencapaian tujuannya.
Kepemimpinan juga merupakan proses menggerakkan grup atau kelompok dalam
arah yang sama tanpa paksaan.
Kepemimpinan (leadership) merupakan inti sari manajemen. Dengan
kepemimpinan yang baik, proses manajemen akan berjalan lancar dan karyawan
bergairah melaksanakan tugas-tugasnya. Gairah kerja, produktivitas kerja, dan
proses manajemen suatu perusahaan akan baik, jika tipe, gaya, cara atau style
kepemimpinan yang diterapkan manajernya baik.Tegasnya baik atau buruknya,
tercapai atau tidaknya tujuan suatu perusahaan sebagian besar ditentukan oleh
kecakapan manajer dalam melaksanakan kepemimpinannya untuk mengerahkan
para bawahannya. Kecakapan dan kewibawaan seorang manajer melakukan
kepemimpinanya akan mendorong gairah kerja, kreativitas, partisipasi dan loyalitas
para bawahan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Leader / pemimpin adalah
orangnya, sedangkan leadership ialah gaya seorang manajer untuk mengarahkan,
mengkoordinasi dan membina para bawahannya agar mau bekerja sama dan bekerja
produktif mencapai tujuan perusahaan.4
Definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh para penulis adalah sebagai
berikut:
a) Menurut Pancasila. Kepemimpinan yang berdasarkan Pancasila ialah
kepemimpinan yang memiliki jiwa Pancasila, yang memiliki wibawa
dan daya untuk membawa serta dan memipin masyarakat lingkungannya
ke dalam kesadaran kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan
berdasarkan Pancasila dan Undanng-Undang Dasar 1945. Aspek
kepemimpinan Pancasila adalah sikap konsisten dan konsekuen dalam
menghayati dan mengamalkan Pancasila. Semangat kekeluargaan
merupakan unsur penting dari kepemimpinan Pancasila.
b) Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan. Kepemimpinan adalah seni seorang
pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan
bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
ر من ولى منSلمين أمSSيئا المسSSولى شS S ال فS يجد وهو رج
رسوله و هلال خان قف د منه لمسلمين أصلح هو من
Barang siapa yang memimpin suatu urusan kaum muslimin lalu ia mengangkat
seseorang pada hal ia menemukan orang yang lebih pantas untuk kepentingan ummat
islam dari orang itu, maka dia telah berhianat kepada Allah dan Rasul-Nya. ( HR. Hakim)
Tidak ada seorangpun pemimpin yang diminta oleh Allah memimpin rakyat yang mati
sedang dia curang terhadap rakyatnya kecuali Allah mengharamkan atas dirinya
mencium bau surga. (HR. Muslim)
8Ibid, h. 117
Oleh karena itu, keberhasilan seorang pemimpin sangat ditentukan oleh kemampuan
pemimpin dalam hubungannya dan berinteraksi dengan segenap anggotanya.
iii. Teori Lingkungan
Teori ini beranggapan bahwa munculnya pemimpin – pemimpin itu
merupakan hasil dari waktu, tempat dan keadaan.9 Kepemimpinan dalam perspektif
teori lingkungan adalah mengacu pada pendekatan situasional yang berusaha
memberikan model normatif.10
Teori ini secara garis besar menjelaskan bahwa keberhasilan seorang
pemimpin dalam menjalankan tugasnya sangat tergantung terhadap situasi dan gaya
kepemimpinan yang dipakainya. Untuk situasi yang berbeda, maka dipakai gaya
yang berbeda pula.
Berdasarkan teori lingkungan, seorang harus mampu mengubah model gaya
kepemimpinannya sesuai dengan tuntutan dan situasi zaman. Oleh karena itu,
situasi dan kondisi yang berubah menghendaki gaya dan model kepemimpinan yang
berubah. Sebab jika pemimpin tidak melakukan perubahan yang sesuai dengan
kebutuhan zaman, kepemimpinannya tidak akan berhasil secara maksimal.
Tingkah laku dalam gaya kepemimpinan ini dapat dipelajari dari proses
belajar dan pengalaman pemimpin tersebut, sehingga seorang pemimpin untuk
menghadapi situasi yang berbeda akan memakai gaya kepemimpinan yang sesuai
dengan situasi yang dialami.
Pada teori Path-Goal menerangkan bagaimana perilaku seorang pemimpin
memengaruhi motivasi dan prestasi kerja para bawahannya, dalam situasi kerja yang
berbeda-beda. Teori ini lahir dari teori motivasi pengharapan (espectancy), di mana
motivasi seorang pekerja tergantung pada pengharapannya bahwa prestasi tinggi
merupakan alat untuk mendapatkan hasil-hasil positif. Dan untuk menghindari diri
dari hasil-hasil negatif. Teori Path menerangkan bagaimana perilaku (gaya) seorang
pemimpin memengaruhi prestasi kerja bawahannya.Dalam teori Path-Goal
disebutkan empat gaya kepemimpinan:11
e) Directive leadership, Tipe ini sama dengan bentuk kepemimpinan
autokratis Lipit, dan White. Para anggita mengetahui secara pasti apa
yang diinginkan pemimpin terhadap dirinya dan pengarahan yang
diberikan. Anggota tidak diberi kesempatan berpartisipasi dalam
mengemukakan pendapat.
f) Supportive leadership, adalah gaya kepemimpinan yang menunjukkan
keramahan seorang pemimpin, mudah ditemui dan menunjukkan sikap
memerhatikan anggotanya.
g) Partisipative leadership, adalah gaya kepemimpinan yang mengharapkan
saran-saran atau pendapat para anggotanya, tetapi ia yang menentukan
dalam pengambilan keputusan.
h) Achievement oriented ledearship, artinya pemimpin memberikan
kepercayaan para anggota untuk mencapai tujuan atau hasil dan prestasi
yang baik.
9Atmosoedirdjo, 1976
10Vroom dan Yettom, 1964
11Connie Chairunnisa, Loc. Cit. h. 120-121
Kesimpulan dari teori ini bahwa prestasi kerja adalah fungsi dari motivasi
untuk memproduksi dengan tingkatan tertentu. Motivasinya ditentukan kebutuhan
yang mendasari tujuan yang bersangkutan dan merupakan alat dari tingkah laku
produktif itu terhadap tujuan yang dinginkan.
iv. Teori Implisit
Teori kepemimpinan implisit merupakan keyakinan dan asumsi tentang
karakteristik dari pemimpin yang efektif. Teori implisit biasanya melibatkan
stereotipe dan prototipe tentang ciri, keterampilan atau perilaku yang relevan.
Tujuan utamanya bisa untuk membedakan para pemimpin diantara berbagai jenis
pemimpin (misalnya manajer, politikus, perwira militer).
Teori ini dikembangkan dan dimurnikan seiring waktu sebagai hasil dari
pengalaman aktual dengan para pemimpin, keterpaparan terhadap literatur tentanng
pemimpin yang efektif, dan pengaruh sosial budaya lainnya.12
v. Teori Great Man
Menurut teori ini seorang pemimpin besar terlahir sebagai pemimpin yang
memiliki berbagai ciri-ciri individu yang sangat berbeda dengan kebanyakan
manusia lainnya. Ciri-ciri individu tersebut mencakup karisma, intelegensi,
kebijaksanaan, dan dapat menggunakan kekuasaan yang dimilikinya untuk
membuat berbagai keputusan yang memberi dampak besar bagi sejarah manusia.
Karisma sendiri menunjukkan kepribadian seseorang yang dicirikan oleh pesona
pribadi, daya tarik, yang disertai dengan kemampuan komunikasi interpersonal dan
persuasi yang luar biasa. Menurut Carlyle, pemimpin besar akan lahir saat
dibutuhkan oleh situasi sehingga para pemimpin ini tidak bisa dibuat.13
vi. Teori Transformasi
Teori ini didasari oleh hasil penelitian mengenai adanya perilaku
kepemimpinan dimana para pemimpin yang kemudian dikategorikan sebagai
pemimpin transformasi (transformational leader) memberikan inspirasi kepada
sumber daya manusia yang lain dalam organisasi untuk mencapai sesuatu melebihi
apa yang direncanakan oleh organisasi. Pemimpin transformasi juga merupakan
pemimpin visioner yang mengajak sumber daya manusia organisasi bergerak
menuju visi yang dimiliki oleh pemimpin. Para pemimpin transformasi lebih
mengandalkan kharisma dan kewibawaan dalam menjalankan kepemimpinannya.14
vii. Teori Neokharismatik
Teori kepemimpinan yang menekankan simbolisme daya tarik emosional dan
komitmen pengikut yang luar biasa.
viii. Teori kepemimpinan kharismatik
Teori ini mengemukakan bahwa para pengikut membuat atribut dari
kemampuan kepemimpinan yang heroik bila mereka mengamati perilaku- perilaku
tertentu dari pemimpinnya.15
12Gary Yuki, Kepemimpinan dalam Organisasi (Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang, 2005), h.
156
13Ismail Solihin, Pengantar Manajemen (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 142
14Ibid, h. 150
15Sondang P. Siagian, Teori dan Praktek Kepemimpinan (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 210
G. Kesimpulan
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin,
mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Kepemimpinan adalah suatu proses bagaimana menata
dan mencapai kinerja untuk mencapai keputusan seperti bagaimana yang diinginkannya.
Kepemimpinan diartikan sebagai proses mempengaruhi dan mengarahkan berbagai tugas
yang berhubungan dengan aktivitas anggota kelompok.Kepemimpinan dalam pandangan
Islam adalah amanah yang harus dijalankan dengan baik dan dipertanggungjawabkan
bukan saja di dunia tapi juga di hadapan Allah nanti di akhirat. Kepemimpinan seharusnya
tidak dicari apalagi diperebutkan, kecuali dalam kondisi tertentu dan untuk kemaslahatan
yang lebih luas.
Referensi
Anoraga, Pandji. Manajemen Bisnis. Jakarta: Rineke Cipta. 2004
Hasibuan, Malayu s.p. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung. 1996
Nawawi, Hadari & Hadari, M. Martini. Kepemimpinan yang Efektif. Yogyakarta: Press.
Gadjah Mada University. 2004
Cemerlang. 2005
219
LAMPIRAN III
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan organisasi, gaya kepemimpinan seorang pemimpin adalah hal yang
penting diperhatikan. Kepemimpinan dalam sebuah organisasi dituntut untuk bisa
membuat individu-individu dalam organisasi yang dipimpinnya bisa berperilaku
sesuai dengan yang diinginkan oleh pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi.
Maka dari itu seorang pemimpin haruslah bisa memahami perilaku individu-individu
di dalam organisasi yang dipimpinnya untuk bisa menemukan gaya kepemimpinan
yang tepat bagi organisasinya. Perilaku individu berbeda satu dengan yang lainnya.
Hal ini tergantung dari stimulus atau hal-hal yang bisa memotivasi individu tersebut
untuk berprilaku dan juga bagaimana individu tersebut mengelola menindaklanjuti
stimulus tersebut. Perbedaan inilah yang memunculkan adanya perilaku yang bersifat
positif dan negative.
Perilaku individu yang bersifat positif dan negative tersebut tentunya juga
berhubungan dengan gaya kepemimpinan. Hal tersebut dapat dilihat pada teori
perilaku yang dipaparkan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human Side of
Enterprises (1983) yaitu teori X dan Y. Teori ini menyebutkan bahwa individu terbagi
menjadi dua karakteristik yang berbeda. Teori X mengasumsikan individu bersifat
negative dan teori Y mengasumsikan individu bersifat positif. Salah satu asumsi dari
teori X adalah kebanyakan orang harus dikontrol secara ketat dan seringkali dipaksa
untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan asumsi teori Y adalah kebanyakan
orang bersifat self-directed dalam pekerjaannya jika motivasi diberikan dengan cara
yang tepat.
220
BAB II
PEMBAHASAN
Holistik atau humanisme memandang bahwa perilaku itu bertujuan, yang berarti
aspek-aspek intrinsik (niat, motif, tekad) dari dalam diri individu merupakan faktor
penentu untuk melahirkan suatu perilaku, meskipun tanpa ada stimulus yang datang
dari lingkungan. Holistik atau humanisme menjelaskan mekanisme perilaku individu
dalam konteks what (apa), how (bagaimana), dan why (mengapa). What (apa)
menunjukkan kepada tujuan (goals/incentives/purpose) apa yang hendak dicapai
dengan perilaku itu. How (bagaimana) menunjukkan kepada jenis dan bentuk cara
mencapai tujuan (goals/incentives/pupose), yakni perilakunya itu sendiri. Sedangkan
why (mengapa) menunjukkan kepada motivasi yang menggerakan terjadinya dan
berlangsungnya perilaku (how), baik bersumber dari diri individu itu sendiri (motivasi
instrinsik) maupun yang bersumber dari luar individu (motivasi ekstrinsik)
2. Motivasi Individu
221
Dengan kekuatan bersaing begitu banyak, mudah untuk melihat bagaimana konflik
mungkin timbul antara ego, id dan superego. Freud menggunakan kekuatan ego istilah
untuk merujuk kepada kemampuan ego berfungsi meskipun kekuatan-kekuatan duel.
Seseorang dengan kekuatan ego yang baik dapat secara efektif mengelola tekanan ini,
sedangkan mereka dengan kekuatan ego terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat
menjadi terlalu keras hati atau terlalu mengganggu.
Perilaku individu terdiri dari berbagai macam bentuk, tergantung dari aspek mana
dilihatnya, seperti perilaku termotivasi, perilaku tidak termotivasi, perilaku reflek,
perilaku otomatis, perilaku yang dipelajari, perilaku instingtif, dan sebagainya.
Franklyn (1951) dalam Onong Effendy (1993: 200) mengemukakan ada tiga gaya
pokok kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan otokratis (outoctatic/authoritarian
leadership), kepemimpinan demokratis (democratic/participative leadership),
kepemimpinan karismatik dan kepemimpinan yang bebas (free-rein / laissez faire
leadership).
1. Tipe Otokratik
Dilihat dan persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang
sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang
menonjolkan keakuannya. antara lain dalam bentuk:
222
o Menuntut ketaatan penuh dan para bawahannya
2. Tipe Paternalistik
Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya
tokoh - tokoh adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap
kebersamaan.
3. Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dan literatur yang ada tentang kriteria
kepemimpinan yang kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya
tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang
jumlahnya kadang-kadang sangat besar. Tegasnya seorang pemimpin yang
kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para
pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang
tersebut dikagumi.
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan
sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dan orang-orang yang sudah dewasa
yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin
dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing-masing anggota dan pemimpin
tidak tertalu sering intervensi.
223
keputusan dan menyelesaikan pekerjaan menurut cara yang menurut karyawannya
paling sesuai (Robbins dan Coulter, 2002, p. 460).
o Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas.
· Bawahan dapat mengambil keputusan yang relevan untuk mencapai tujuan dalam
segala hal yang mereka anggap cocok.
· Pengambilan keputusan diserahkan kepada para pejabat pimpinan yang lebih rendah
dan kepada petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyata-nyata
menuntut keterlibatannya langsung.
· Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi
kerja yang memadai, intervensi pimpinan dalam organisasi berada pada tingkat yang
minimum.
224
5. Tipe Demokratik
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Gaya kepemimpinan menurut Kenneth Blanchard (1988, p.1) adalah pola perilaku
pada saat seseorang mencoba mempengaruhi orang lain dan mereka menerimanya.
Kepemimpinan dalam sebuah organisasi dituntut untuk bisa membuat individu-
individu dalam organisasi yang dipimpinnya bisa berperilaku sesuai dengan yang
diinginkan oleh pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi. Maka dari itu seorang
pemimpin haruslah bisa memahami perilaku individu-individu di dalam organisasi
yang dipimpinnya untuk bisa menemukan gaya kepemimpinan yang tepat bagi
organisasinya.
B. SARAN
225
3. Pemimpin harus berupaya untuk memberikan pengertian tentang hasil yang didapat
dalam menyelesaikan pekerjaan, sehingga bawahan akan berusaha untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan lebih baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://docs.google.com/document/d/1O5c_RdTwN2knk6J2oDCN-
oNj6BSoxP3nksGWpr4Rxvo/edit?pli=1
http://farizsasongko.blogspot.com/2014/01/pengertian-kepemimpinan-tipe-dan-
gaya.html
https://felixdeny.wordpress.com/2012/01/07/definisi-kepemimpinan-dan-macam-
macam-gaya-kepemimpinan/
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekma5309/fproses_certod.htm
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/handle/123456789/2399
http://leadhership.blogspot.com/
226