Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP DASAR KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

Mata Kuliah : Kepemimpinan Pendidikan

Dosen : Nur Kholidah Lubis, M. Pd.I

Oleh Kelompok 1:

1. Dinda Zulaikha : 0307172096


2. Kiki Kairani Harahap : 0307172047
3. Nailul Amali Nasution : 0307172052

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
T.A 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikam kesempatan dan kesehatan
kepada kita semua, sehingga kita dapat menjalani rutinitas kita sehari-hari. Shalawat beriringkan
salam marilah kita hadiahkan kepada Rasulullah SAW. Ucapan terima kasih kepada ibu dosen
pembimbing dan kawan-kawan yang turut berpastisipasi dalam pembuatan makalah ini, sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini kami buat dengan berlandaskan kepada
referensi-referensi buku serta pemikiran kami sebagai pemakalah, makalah ini dibuat guna untuk
memenuhi tugas kelompok dari dosen pembimbing mata kuliah kepemimpinan pendidikan.

Dalam pembuatan makalah ini, kami yakin dan percaya bahwasannya terdapat
kesalahan dan kekhilafan baik dalam penulisan maupun isi yang terkandung di dalamnya. oleh
karena itu, kami sebagai penulis sangat berharap partisifasi dari teman selaku pendengar dan ibu
dosen pembimbing untuk memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun, supaya dalam
penulisan makalah kedepannya kami dapat menulisnya dengan lebih baik lagi. Atas perhatiannya
saya ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumus Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
B. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
C. KEPEMIMPINAN UNTUK MUTU KEPENDIDIKAN
D. JENIS-JENIS PEMIMPIN
E. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
F. TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA KEPEMIMPINAN
H. UNSUR-UNSUR KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
I. HAKIKAT KEPEMIMPINAN
J. KELEMAHAN DAN KEMAMPUAN

BAB III PENUTUP


Kesimpulan
Daftar Pustaka
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari tentang kepemimpinan pendidikan, kita harus mengetahui
terlebih dahulu tantang kepemimpinan dan pendidikan. Dan dalam mempelajari
kepemimpinan pendidikan, kita juga harus tau pengertiannya terlebih dahulu. Kita juga
harus mengetahui definisi, teori, jenis dan mutu pendidikan.
Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan
kepemimpinan pendidikan. Kepemimpinan pendidikan juga merupakan sebuah
pengantar untuk mempelajari , memahami dan menyelami studi Kepemimpinan
Kependidikan yang sangat kompleks. Dengan mengenai topik yang ada dalam konsep
dasar kepemimpinan pendidikan, maka hal ini akan dikaji terlebih dahulu secara ilmiah
dan baru dilaksanakan pemahamannya dengan baik dan sesuai dengan aturan yang
berlaku dalam kepemimpinan pendidikan.
B. Rumus Masalah
1. Apa kepemimpinan itu?
2. Apa saja teorinya?
3. Apa saja jenisnya?
4. Apasaja mutunya?
5. Apa saja tipenya?
6. Apakah hakikatnya?
7. Apasaja unsurnya?
8. Kelemahan dan kemampuannya?
9. Apasaja Faktornya ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Dalam perkembangan ilmu manajemen dewasa ini, ternyata setiap proses manajemen itu
tidak lagi terbatas pada dunia bisnis saja tetapi berkembang juga dalam implementasinya dalam
bidang organisasi pendidikan, organisasi pemerintahan, organisasi proyek-proyek, organisasi bidang
hukum ataupun organisasi lainnya, maka masalah kepemimpinan pun tak akan terlepas, serta akan
mengikuti perkembangannya. Ini mungkin sesekali diakibatkan oleh karena masalah
kepemimpinanitu sendiri merupakan inti dari proses manajemen, sebagaimana yang dikatakan oleh
Terrysebagai berikut; “Leading is a necessary ingredient of management. (George Terry, 1977, hal.
410)
Selanjutnya dikatakan pula bahwa;
Leadership is the relationship in which one person, the leader, influences others to work
together willingly on related tasks to attain that which the leader diseres.
Dalam arti bahwa kepemimpinan itu adalah proses mempengaruhi yang dilakukan oleh
seseorang terhadap orang lain untuk dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan seperti yang telah
ditentukan lebih dahulu.
Di lain pihak, Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard merumuskan, bahwa kepemimpinan
itu merupakan fungsi dari pemimpin, pengikut atau bawahan dan variabel berupa situasi. Gagasan
itu kemudian dirumuskan dengan bentuk seperti berikut:
L=f (L, F, S)
Artinya:
L= Leadership (kepemimpinan)
l= leader (pemimpin)
F= Follower (pengikut/bawahan)
S= Situation (situasi)
Dari pengertian yang dikemukakan oleh Paul Hersey dan Kenneth H. blancehard, dapatlah
kiranya kita katakana, bahwa pemimpin dan pengikut/bawahan itu sebenernya tidak harus selalu
tidak berada didalam kedudukan hierarkis; atasan-bawahan, tetapi seorang pemimpin yang
berpotensi kiranya dapat bekerja sama dengan pengikut yang berpotensi pula, tak perlu atasan,
kolega, atau bawahan.1

B. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Sebelum memberi pengertian kepemimpinan pendidikan akan dikemukakan terlebih dahulu
pengertian kepemimpinan pada umumnya.
Drs. Mukijat didalam bukunya, prinsip-prinsip administrasi management dan
kepemimpinan mengutip beberapa definisi tentang kepemimpinan sebagai berikut:
1. G. R. Terry, principles of management, “Kepemimpinan adalah kegiatan/tindakan yang
mempengaruhi serta mempergerak orang orang dalam usaha bersama dalam mempengaruhi
orang”.
2. Howard W. Hoyt, aspects of modern public administration, “Kepemimpinan/Leadership
adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk mempengaruhi
orang”.
3. Prof. Dr. Sarwono Prawirohardjo, Laporan Seminar Efisiensi Kerja, Dalam Dinas Pemerintah;
“Leadership adalah tingkah laku untuk mempengaruhi orang lain agar mereka memberikan
kerjasamanya dalam mencapai tujuan untuk menuntut pertimbangan mereka adalah perlu dan
bermanfaat.
4. H. N. Casson, efisiensi perusahaan, terjemahan kurnadi, “ kepemimpinan adalah keahlian
mendapatkan bantuan dan kesungguhan orang yang sebesar-besarnya demi pegawai pegawai”.
5. Ordway Tead, thw art leadership, “ kepemimpinan adalah sesuatu yang menjuruska,
mengkoordinasikan dan menggerakkan orang orang guna mencapai tujuan yang diinginkan”.
Dari berbagai definisi diatas tersebut terdapat beberapa unsure yang bersamaan; keinginan
untuk mempengaruhu orang-orang, mengharapkan bantuan orang lain dengan sungguh-sungguh dan
tertib, ada tujuan yang akan dicapai.
Dari definisi tersebut belum nampak secara jelas situasi tempat berlangsungnya
kepemimpinan dan harapan dari pemimpin tentang tanggung jawab personal dalam melakukan
tugas. Agar situasi tempat berlangsungnya kepemimpinan dan tanggung jawab terungkapkan secara
jelas dalam suatu definisi maka kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai berikut: “kepemimpinan
adalah segenap kegiatan dalam usaha mempengaruhi orang lain yang ada dilingkungannya pada

1
Moch. Idochi Anwar, 1987, Kepemimpinan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Angkasa, hal 4-5
situasi tertentu agar orang lain melalui kerjasama mau bekerja dengan penuh tanggung jawab demi
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan”.
Dalam kepemimpinan pendidikan tanggung jawab personal diikuti dengan rasa ikhlas
sehingga personal tidak merasa dipaksa dan ditekan. Oleh karena itu kepemimpinan pendidikan
didefinisikan sebagai berikut: “ Kepemimpinan pendidikan ialah segenap kegiatan dalam usaha
mempengaruhi personal dilingkungan pendidikan pada situasi tertentu agar mereka melalui usaha
kerjasama, mau bekerja dengan penuh tanggung jawab dan ikhlas demi tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan”. 2

C. KEPEMIMPINAN UNTUK MUTU KEPENDIDIKAN


Kelangsungan hidup dan keberhasilan organisasi pada masa ini tergantung pada
kemampuannya dalam mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Dalam konteks ini,
organisasi harus memiliki pimpinan yang efektif dalam menjalankan manajemen untuk mengelola
perubahan yang ada dan berkelanjutan. Tantangan bagi seorang manajer pendidikan yaitu, Kepala
sekolah/madrasah, pimpinan pesantren, rector, atau direktur adalah bagaimana menjadi pendorong
atau pelopor perubahan lembaga pendidikan yang dipimpin.
David F. Salisbury (1996,149) dalam five tecbnologi in educational cbange menjelaskan
“Witbout quality leadership and skillful management, even the ideals are never implemented.
Witbout good management and on goingsupport for their leaders, those lower in the organization
become disillusioned in time, cease to continuethe chage effort.” upaya memperbaiki kualitas dalam
suatu organisasi sangat diperlukan oleh mutu kepemimpinan dan manajemen yang efektif. Dukungan
dibawah hanya akan muncul secara berkelanjutan ketika pemimpinnya benar benar kualitas atau
unggul.
Kepemimpinan sangat penting sekali dalam mengejar mutu yang diinginkan pada setiap
sekolah. Sekolah yang akan maju bila dipimpin oleh kepala sekolah yang visioner, memiliki
keterampilan manajerial, serta integritas keperibadian dalam melakukan perbaikan mutu.
Kepemimpinan kepala sekolah tentu menjelaskan manajemen sesuai dengan iklim organisasinya.
Untuk menciptakan sekolah yang fungsional dan efektif dalam mencapai harapan
pelanggaran, maka perlu diciptakan hal pilihan motode pengajaran, pembiayaan yang efektif,
penggunaan alat alat teknologi pengajaran yang baru, materi pengajaran yang bermutu tinggi, dan

2
Moch. Idochi Anwar, 1987, Kepemimpinan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Angkasa, hal 17-18
kemampuan menciptakan dan menawarkan kelulusan. Para pemimpin lembaga pendidikan yang
ingin mengarahkan organisasi ke dalam era baru memerlukan pengertian akan dinamika perubahan
dan pengelola perubahan itu sendiri. Untuk mewujudkan perubahan organisasi dalam manajemen
mutu terpadu, pendidikan sangat tergantung pada efektifitas kepemimpinan yang berorientasi pada
pencapaian mutu lulusan dan pelayanan pelanggan yang terbaik.3

D. JENIS-JENIS PEMIMPIN
Berdasarkan situasi dan usaha pencapain tujuan yang berhak dicapai, menyebab kan
pemimpin berjenis jenis pula. Jika di tinjau dari segi wewenang yang dimiliki oleh seorang
pemimpin, maka pemimpin dapat digolongkan menjadi tiga jenis:
1. Pemimpin Formal
Pemimpin formal adalah pemimpin yang diangkat berdasarkan hukum berupa SK. Ia diangkat
dari suatu lembaga yang mepunyai kegiatan yang berencana sistematis dan terarah yang sengaja
dibentuk untuk mengendalikan usaha kerja sama serta mempunyai kekuatan hukum. Contoh:
Kepala Sekolah, Kepala Kantor Departemen P dan K dan sebagainya.

2. Pemimpin Non Formal


Pemimpin yang diberi wewenang secara jelas oleh anggota kelompoknya yang mengatur dan
mengendalikan usaha kerjasama dalam kelompoknya tanpa memiliki kekuatan hukum berupa
SK, tapi jelas kedudukannya dalam kelompok dan organisasi. Pemimpin non formal ini muncul
dari kelompok. Contoh pemimpin kelompok belajar disekolah, ketua adat di masyarakat, dan lain
lain.

3. Pemimpin Informal
Pemimpin informal adalah pemimpin yang tidak jelas status nya dalam suatu organisasi atau
kelompoknya, tapi memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap anggota kelomponya walaupun
tidak memiliki wewenang untuk mengendalikan atau mengatur kelompoknya. Didalam suatu
sekolah sering terjadi ada guru yang mempengaruhi temannya yang lain untuk melaksanakan
atau tidak melaksanakan pemerintah yang diberikan kepala sekolah. Demikian pula dalam suatu

3
Syafaruddin, manajemen mutu terpadu dalam pendidikan, Jakarta, Hijri Pustaka Utama, hal 49-50
kelompok belajar ada murid yang mempunyai pengaruhi terhadap temannya yang lain walaupun
ia bukan pemimpin kelompok belajar dan sebagainya. Dalam hal ini seorang pemimpin harus
menyadari bahwa sering terjadi ada pemimpin lain selain dirinya. Pemimpin bijaksana berusaha
mencari dan mendekati pemimpin-pemimpin yang informal tersebut, guna mempengaruhi orang
orang yang ia pimpin. Jika pemimpin seperti ini dijauhi dapat mengakibatkan retaknya persatuan,
dan kerjasama yang tidak efektif. Jika dilihat dari segi fungsi dan kegiatannya sikap menghadapi
persoalannya.4

E. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
Ada beberapa teori kepemimpinan diantaranya adalah:

1. Teori Pembawaan
Teori ini berpedapat seseorang yang menjadi pemimpin karena telah ditakdirkan untuk menjadi
pemimpin tersebut. Mereka telah dilahirkan bakat-bakat kepemimpinan. Karena mereka telah
dilahirkan untuk menjadi pemimpin walaupun sekarang belum menjadi pemimpin sewaktu
waktu mereka akan tampil pemimpin. Aliran ini berpendapat “leaders are bort and not made.”
Tidak semua orang bias menjadi pemimpin karena sesungguhnya pemimpin dilahirkan bukan
dibuat atau dididik untuk memimpin.

2. Teori Pembentukan
Teori ini merupakan kebalikan dari teori pembawaan. Pengamat teori ini berpendapat setiap
orang bias menjadi pemimpin apabila setiap orang yang akan jadi pemimpin itu diberikan
pendidikan dan pengalaman yang cukup. Aliran ini bersemboyan “Leaders are made and not
born.” Oleh karena itu pendidikan dan pengalaman sangat menentukan keberhasilannya menjadi
pemimpin.

3. Teori Pembinaan
Kedua teori yang dikemukakan diatas sangat ekstrim tidak seluruhnya mengandung kebenaran.
Teori pembinaan ini timbul dari reaksi kedua teori yang ekstrim tersebut. Aliran ini berpendapat
bahwa seseorang hanya berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahir memiliki

4
Husna asmara, 1985, pengantar kepemimpinan pendidikan, Jakarta, Ghalia Indonesia, hal 8-9
bakat-bakat kepemimpinan dan kemudian bakat bakat itu berkembang melalui pendidikan yang
teratur dan ditambah dengan pengalaman yang memiliki perkembangan bakat bakat yang telah
dimiliki. Dengan kata lain membina bakat yang telah ada. Teori ini pun belum dapat memberikan
gambaran yang pasti ditimbulnya pemimpin karena banyak faktor yang harus diperhatkan.

4. Teori Hubungan Kekuasaan dan Situasi


Teori ini berpendapat bahwa munculnya pemimpin karena situasi yang memungkinkan
tempilnya seseorang untuk memimpin. Dia mampu mengatasi situasi yang kurang stabil.
Terpilihnya ia sebagai pemimpin karena mampu bertindak cepat dalam mengatasi situasi, hingga
dia dipercaya oleh kelompoknya untuk tetap menjadi pemimpin agar situasi tidak kacau.

5. Teori Beri Memberi


Munculnya dan tampilnya seseorang menjadi pemimpin karena diberi kesempatan kepada pihak
atasannya (pihak ketiga). Pemberian jabatan untuk memegang tambuk pemimpin karena
bermacam-macam alasan. Mungkin untuk menokohkan teman, atau keluarga (spoil system) atau
karena dipandang mampu untuk menjadi pemimpin pada kelompok itu.

6. Teori Kekuasaan dan Harapan


Hamper sama dengan teori beri-memberi, bedanya terletak pada kelangsungan kekuasaan pihak
yang mempercayakan. Karena kekuasaan-kekuasaannya ia punya wewenang untik menentukan
pemimpin pada kelompok lain. Dengan pengaharapan pemimpin yang baru diangkatnya akan
mampu mempertahankan kelangsungan kekuasaan dirinya, dan policy yang telah menentukan
akan tetap berjalan.5

F. TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
Hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin akan Nampak dalam suatu pola yang
menggambarkan tipe kepemimpinan seseorang. Proses hubungan antara seseorang yang memimpin
dengan seseorang yang dipimpin juga akan Nampak dalam pribadi seorang pemimpin, dan atas dasar
inilah maka timbul beberapa tipe kepemimpinan, sebagai berikut:

5
Ibid, hal 7-8
1. Tipe Kepemimpinan yang Otoriter
Tipe kepemimpinan yang otoriter biasanya berorientasi kepada tugas. Artinya dengan tugas yang
diberikan oleh suatu lembaga atau suatu organisasi, maka kebijakan dari lembaganya ini akan
diproyeksikan dalam bagaimana ia memerinta kepada bawahannya agar kebijaksanaan tersebuat
akan tercapai dengan baik. Disini bawahannya hanyalah suatu mesin yang dapat bergerak sesuai
dengan kehendaknya sendiri., inisiatif yang dating dari bawahan sama sekali tidak pernah
diperhatikan. Jika seorang guru dikelas melaksanakan tipe kepemimpinan ini maka jelas murid
nyakan menjadi pasif dan mati inisiatifnya, dan guru lah yang selalu paling benar.

2. Tipe Kepemimpinan yang Demokrasi


Tipe kepemimpinan yang demokrasi merupakan tipe kepemimpinan yang ngacu pada hubungan.
Disini seorang pemimpin selalu mengadakan hubungan dengan yang dipimpinnya. Segala
kebijakan pemimpin akan merupakan hasil musyawarah atau akan merupakan kumpulan ide
yang konstruktif. Pemimpin sering turun kebawah guna mendapatkan informasi yang juga akan
berguna untuk membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan selanjutnya.

3. Tipe Kepemimpinan yang Laissez Faire


Tipe kepemimpinan ini terdapat kebebasan yang tak ada batasnya sedangkan pada tipe
kepemimpinan yang demokrasi tetap terdapat keterikatan antara yang dipimpin dengan
pemimpin guna mencapai tujuan organisasi. Mereka mengambil keputusan keputusan
menetapkan prosedur dan aktifitas kerja. Semua kebijakan, metode dan sebagainya menjadi hak
sepenuhnya dari orang yang dipimpin.

4. Tipe Kepemimpinan yang Pribadi


Tipe kepemimpinan yang pribadi merupakan temu muka yang sering dilakukan antara atasan dan
bawahan yang mengakibatkan perintah diberikan secara lisan. Sebaliknya didalam suatu
organisasi yang besar, siring bawahan tidak mengenal atasannya. Dengan demikian bawahan
hanyalah mengenal peraturan peraturan saja, intruksi intruksi yang dituangkan oleh atasan.6

6
Moch. Idochi Anwar, 1987, Kepemimpinan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Angkasa, hal 5-6
G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA KEPEMIMPINAN
Sebagaimana sikatakan diawal, bahwa kepemimpinan itu merupakan suatu proses kegiatan
mempengaruhi orang lain agar orang itu melakukan kegiatan sesuai dengan yang mereka kehendaki.
Dan berikut adalah beberapa factor yang mempengaruhi timbulnya kepemimpinan, yaitu 7 :
1. Factor Biologi atau Keturunan
2. Fator Religius atau Agama
3. Factor Kekuatan (power)
4. Factor Sosial-Ekonomi
5. Factor Profesional

H. UNSUR-UNSUR KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN


Unsur-unsur kepemimpinan pendidikan yang dimaksud ini ialah segala kegiatan yang turut
mempengaruhi berlangsungnya efektifan kepemimpinan dalam usaha mencapai tujuan. Unsur-unsur
kepemimpinan pendidikan garis besarnya meliputi :

1. Unsur Internal
Adalah segala kegiatan yang berhubung dengan kepemimpinan yang berlangsung dalam
organisasi itu sendiri. Unsure tersebut meliputi:
a. Tujuan atau sarana organisasi
b. Perencanaan dan penyusunan program serta pengambilan keputusan
c. Pengorganisasian dan pendayagunaan personal
d. Komunikasi dan human relation
e. Controlling, evaluating, dan supervise.

2. Unsur external
Unsure ini adalah kegiatan diluar organisasi yang turut mempengaruhi kelancaran dan
berkembangnya suatu kepemimpinan. Pemimpin yang mengabaikan unsur ini tidak dapat
menemukan kebijaksanaan mengembang organisasi yang sejalan dengan situasi, politik,
ekonomi dan social budaya (poleksosbud). Dengan dukungan masyarakat dan organisasi lain.

7
Ibid, hal 4-5
Apabila unsure ini diperhatikan organisasi yang di pimpinnya dapat dukungan dari berbagai
pihak.8

I. HAKIKAT KEPEMIMPINAN
Apa sebenernya hakikat kepemimpinan? Kepemimpinan merupakan konsep hubungan
(relation concept) manusia dalam spectrum luas yang esensinya bertumpu pada kemampuan
seseorang atau orang lain. Sejalan dengan itu, dikemukakan oleh Kouzes dan Posner (1993:11)
“Leadership is a relationship, one between constituent and leader that is based in mutual need and
interest.” Sebagai hubungan antara anggota anggota organisasi dan pemimpin, maka kepemimpinan
berlangsung atas dasar adanya saling membutuhkan dan minat yang sama dalam rangka mencapai
tujuan.
Kepala sekolah menjalankan kepemimpinan manajerial karena disekolah ada sejumlah
personel yang berinteraksi dengan kepala sekolah dalam menjalankan tugas-tugas sekolah. Kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru, pegawai administrasi, pembantu umum, dan ada pula
dewan sekolah sebagai gabungan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3) dengan komite
sekolah.

J. KELEMAHAN DAN KEMAMPUAN


Dalam usaha mempengaruhi orang lain agar orang lain mau bekerja dengan penuh rasa
tanggung jawab, pemimpin diharapkan memiliki beberapa kelebihan dan kemampuan. Kelemahan
dan kemampuan itu adalah:
1. Kelemahan dan kemampuan dalam penggunaan pemikiran dalam mengendalikan organisasi atau
kelompok kerja yang ia pimpin

2. Kelebihan dan kemampuan yang unik diantaranya semangat, keuletan, keberaniam, kebijakan,
dan berkalu adil, percaya diri kepada diri sendiri, ramah tamah, stabil dalam emosi, jujur, rendah
hati, sederhana dan disiplin.

3. Kelebihan dalam pengetahuan, (terutama dalam merumuskan policy dan menuangkannya dalam
rencana yang diwujudkan dalam pengambilan keputusan).

8
Moch. Idochi Anwar, 1987, Kepemimpinan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Angkasa, hal 18-19
Dari ketiga kemampuan yang dikemukakan diatas jelas bahwa kemampuan dalam
mempengaruhi orang lain ditemukan oleh berbagai elemen yang harus diperhitung secara
keseluruhan dan terpadu.9

9
Husna asmara, 1985, pengantar kepemimpinan pendidikan, Jakarta, Ghalia Indonesia, hal 9.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Seoang pemimpin mampu mempengaruhi orang lain untuk meningkatkan kerjasama dalam
sebuah organisasi atau kelompoknya. Dan jadilah pemimpin islam yang adil, jujur, bijaksana dalam
mengambil keputusan, ramah tamah, bersosialisasi tinggi terhadap bawahan. Seorang pemimpin
pendidikan harus mampu mengayomi dan saling bekerja sama antara satu sama lain, dengan
memperhatikan bawahannya apakah mereka berkerja dengan baik atau tidak. Dam seorang
pemimpin mempunyai tipe tipe tersendiri.
Daftar Pustaka

Moch. Idochi Anwar, 1987, Kepemimpinan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Angkasa

Husna asmara, 1985, pengantar kepemimpinan pendidikan, Jakarta, Ghalia Indonesia

Syafaruddin, manajemen mutu terpadu dalam pendidikan, Jakarta, Hijri Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai