Oleh Kelompok 1:
Dalam pembuatan makalah ini, kami yakin dan percaya bahwasannya terdapat
kesalahan dan kekhilafan baik dalam penulisan maupun isi yang terkandung di dalamnya. oleh
karena itu, kami sebagai penulis sangat berharap partisifasi dari teman selaku pendengar dan ibu
dosen pembimbing untuk memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun, supaya dalam
penulisan makalah kedepannya kami dapat menulisnya dengan lebih baik lagi. Atas perhatiannya
saya ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumus Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
B. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
C. KEPEMIMPINAN UNTUK MUTU KEPENDIDIKAN
D. JENIS-JENIS PEMIMPIN
E. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
F. TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA KEPEMIMPINAN
H. UNSUR-UNSUR KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
I. HAKIKAT KEPEMIMPINAN
J. KELEMAHAN DAN KEMAMPUAN
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Dalam perkembangan ilmu manajemen dewasa ini, ternyata setiap proses manajemen itu
tidak lagi terbatas pada dunia bisnis saja tetapi berkembang juga dalam implementasinya dalam
bidang organisasi pendidikan, organisasi pemerintahan, organisasi proyek-proyek, organisasi bidang
hukum ataupun organisasi lainnya, maka masalah kepemimpinan pun tak akan terlepas, serta akan
mengikuti perkembangannya. Ini mungkin sesekali diakibatkan oleh karena masalah
kepemimpinanitu sendiri merupakan inti dari proses manajemen, sebagaimana yang dikatakan oleh
Terrysebagai berikut; “Leading is a necessary ingredient of management. (George Terry, 1977, hal.
410)
Selanjutnya dikatakan pula bahwa;
Leadership is the relationship in which one person, the leader, influences others to work
together willingly on related tasks to attain that which the leader diseres.
Dalam arti bahwa kepemimpinan itu adalah proses mempengaruhi yang dilakukan oleh
seseorang terhadap orang lain untuk dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan seperti yang telah
ditentukan lebih dahulu.
Di lain pihak, Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard merumuskan, bahwa kepemimpinan
itu merupakan fungsi dari pemimpin, pengikut atau bawahan dan variabel berupa situasi. Gagasan
itu kemudian dirumuskan dengan bentuk seperti berikut:
L=f (L, F, S)
Artinya:
L= Leadership (kepemimpinan)
l= leader (pemimpin)
F= Follower (pengikut/bawahan)
S= Situation (situasi)
Dari pengertian yang dikemukakan oleh Paul Hersey dan Kenneth H. blancehard, dapatlah
kiranya kita katakana, bahwa pemimpin dan pengikut/bawahan itu sebenernya tidak harus selalu
tidak berada didalam kedudukan hierarkis; atasan-bawahan, tetapi seorang pemimpin yang
berpotensi kiranya dapat bekerja sama dengan pengikut yang berpotensi pula, tak perlu atasan,
kolega, atau bawahan.1
B. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Sebelum memberi pengertian kepemimpinan pendidikan akan dikemukakan terlebih dahulu
pengertian kepemimpinan pada umumnya.
Drs. Mukijat didalam bukunya, prinsip-prinsip administrasi management dan
kepemimpinan mengutip beberapa definisi tentang kepemimpinan sebagai berikut:
1. G. R. Terry, principles of management, “Kepemimpinan adalah kegiatan/tindakan yang
mempengaruhi serta mempergerak orang orang dalam usaha bersama dalam mempengaruhi
orang”.
2. Howard W. Hoyt, aspects of modern public administration, “Kepemimpinan/Leadership
adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk mempengaruhi
orang”.
3. Prof. Dr. Sarwono Prawirohardjo, Laporan Seminar Efisiensi Kerja, Dalam Dinas Pemerintah;
“Leadership adalah tingkah laku untuk mempengaruhi orang lain agar mereka memberikan
kerjasamanya dalam mencapai tujuan untuk menuntut pertimbangan mereka adalah perlu dan
bermanfaat.
4. H. N. Casson, efisiensi perusahaan, terjemahan kurnadi, “ kepemimpinan adalah keahlian
mendapatkan bantuan dan kesungguhan orang yang sebesar-besarnya demi pegawai pegawai”.
5. Ordway Tead, thw art leadership, “ kepemimpinan adalah sesuatu yang menjuruska,
mengkoordinasikan dan menggerakkan orang orang guna mencapai tujuan yang diinginkan”.
Dari berbagai definisi diatas tersebut terdapat beberapa unsure yang bersamaan; keinginan
untuk mempengaruhu orang-orang, mengharapkan bantuan orang lain dengan sungguh-sungguh dan
tertib, ada tujuan yang akan dicapai.
Dari definisi tersebut belum nampak secara jelas situasi tempat berlangsungnya
kepemimpinan dan harapan dari pemimpin tentang tanggung jawab personal dalam melakukan
tugas. Agar situasi tempat berlangsungnya kepemimpinan dan tanggung jawab terungkapkan secara
jelas dalam suatu definisi maka kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai berikut: “kepemimpinan
adalah segenap kegiatan dalam usaha mempengaruhi orang lain yang ada dilingkungannya pada
1
Moch. Idochi Anwar, 1987, Kepemimpinan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Angkasa, hal 4-5
situasi tertentu agar orang lain melalui kerjasama mau bekerja dengan penuh tanggung jawab demi
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan”.
Dalam kepemimpinan pendidikan tanggung jawab personal diikuti dengan rasa ikhlas
sehingga personal tidak merasa dipaksa dan ditekan. Oleh karena itu kepemimpinan pendidikan
didefinisikan sebagai berikut: “ Kepemimpinan pendidikan ialah segenap kegiatan dalam usaha
mempengaruhi personal dilingkungan pendidikan pada situasi tertentu agar mereka melalui usaha
kerjasama, mau bekerja dengan penuh tanggung jawab dan ikhlas demi tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan”. 2
2
Moch. Idochi Anwar, 1987, Kepemimpinan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Angkasa, hal 17-18
kemampuan menciptakan dan menawarkan kelulusan. Para pemimpin lembaga pendidikan yang
ingin mengarahkan organisasi ke dalam era baru memerlukan pengertian akan dinamika perubahan
dan pengelola perubahan itu sendiri. Untuk mewujudkan perubahan organisasi dalam manajemen
mutu terpadu, pendidikan sangat tergantung pada efektifitas kepemimpinan yang berorientasi pada
pencapaian mutu lulusan dan pelayanan pelanggan yang terbaik.3
D. JENIS-JENIS PEMIMPIN
Berdasarkan situasi dan usaha pencapain tujuan yang berhak dicapai, menyebab kan
pemimpin berjenis jenis pula. Jika di tinjau dari segi wewenang yang dimiliki oleh seorang
pemimpin, maka pemimpin dapat digolongkan menjadi tiga jenis:
1. Pemimpin Formal
Pemimpin formal adalah pemimpin yang diangkat berdasarkan hukum berupa SK. Ia diangkat
dari suatu lembaga yang mepunyai kegiatan yang berencana sistematis dan terarah yang sengaja
dibentuk untuk mengendalikan usaha kerja sama serta mempunyai kekuatan hukum. Contoh:
Kepala Sekolah, Kepala Kantor Departemen P dan K dan sebagainya.
3. Pemimpin Informal
Pemimpin informal adalah pemimpin yang tidak jelas status nya dalam suatu organisasi atau
kelompoknya, tapi memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap anggota kelomponya walaupun
tidak memiliki wewenang untuk mengendalikan atau mengatur kelompoknya. Didalam suatu
sekolah sering terjadi ada guru yang mempengaruhi temannya yang lain untuk melaksanakan
atau tidak melaksanakan pemerintah yang diberikan kepala sekolah. Demikian pula dalam suatu
3
Syafaruddin, manajemen mutu terpadu dalam pendidikan, Jakarta, Hijri Pustaka Utama, hal 49-50
kelompok belajar ada murid yang mempunyai pengaruhi terhadap temannya yang lain walaupun
ia bukan pemimpin kelompok belajar dan sebagainya. Dalam hal ini seorang pemimpin harus
menyadari bahwa sering terjadi ada pemimpin lain selain dirinya. Pemimpin bijaksana berusaha
mencari dan mendekati pemimpin-pemimpin yang informal tersebut, guna mempengaruhi orang
orang yang ia pimpin. Jika pemimpin seperti ini dijauhi dapat mengakibatkan retaknya persatuan,
dan kerjasama yang tidak efektif. Jika dilihat dari segi fungsi dan kegiatannya sikap menghadapi
persoalannya.4
E. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
Ada beberapa teori kepemimpinan diantaranya adalah:
1. Teori Pembawaan
Teori ini berpedapat seseorang yang menjadi pemimpin karena telah ditakdirkan untuk menjadi
pemimpin tersebut. Mereka telah dilahirkan bakat-bakat kepemimpinan. Karena mereka telah
dilahirkan untuk menjadi pemimpin walaupun sekarang belum menjadi pemimpin sewaktu
waktu mereka akan tampil pemimpin. Aliran ini berpendapat “leaders are bort and not made.”
Tidak semua orang bias menjadi pemimpin karena sesungguhnya pemimpin dilahirkan bukan
dibuat atau dididik untuk memimpin.
2. Teori Pembentukan
Teori ini merupakan kebalikan dari teori pembawaan. Pengamat teori ini berpendapat setiap
orang bias menjadi pemimpin apabila setiap orang yang akan jadi pemimpin itu diberikan
pendidikan dan pengalaman yang cukup. Aliran ini bersemboyan “Leaders are made and not
born.” Oleh karena itu pendidikan dan pengalaman sangat menentukan keberhasilannya menjadi
pemimpin.
3. Teori Pembinaan
Kedua teori yang dikemukakan diatas sangat ekstrim tidak seluruhnya mengandung kebenaran.
Teori pembinaan ini timbul dari reaksi kedua teori yang ekstrim tersebut. Aliran ini berpendapat
bahwa seseorang hanya berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahir memiliki
4
Husna asmara, 1985, pengantar kepemimpinan pendidikan, Jakarta, Ghalia Indonesia, hal 8-9
bakat-bakat kepemimpinan dan kemudian bakat bakat itu berkembang melalui pendidikan yang
teratur dan ditambah dengan pengalaman yang memiliki perkembangan bakat bakat yang telah
dimiliki. Dengan kata lain membina bakat yang telah ada. Teori ini pun belum dapat memberikan
gambaran yang pasti ditimbulnya pemimpin karena banyak faktor yang harus diperhatkan.
F. TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
Hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin akan Nampak dalam suatu pola yang
menggambarkan tipe kepemimpinan seseorang. Proses hubungan antara seseorang yang memimpin
dengan seseorang yang dipimpin juga akan Nampak dalam pribadi seorang pemimpin, dan atas dasar
inilah maka timbul beberapa tipe kepemimpinan, sebagai berikut:
5
Ibid, hal 7-8
1. Tipe Kepemimpinan yang Otoriter
Tipe kepemimpinan yang otoriter biasanya berorientasi kepada tugas. Artinya dengan tugas yang
diberikan oleh suatu lembaga atau suatu organisasi, maka kebijakan dari lembaganya ini akan
diproyeksikan dalam bagaimana ia memerinta kepada bawahannya agar kebijaksanaan tersebuat
akan tercapai dengan baik. Disini bawahannya hanyalah suatu mesin yang dapat bergerak sesuai
dengan kehendaknya sendiri., inisiatif yang dating dari bawahan sama sekali tidak pernah
diperhatikan. Jika seorang guru dikelas melaksanakan tipe kepemimpinan ini maka jelas murid
nyakan menjadi pasif dan mati inisiatifnya, dan guru lah yang selalu paling benar.
6
Moch. Idochi Anwar, 1987, Kepemimpinan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Angkasa, hal 5-6
G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA KEPEMIMPINAN
Sebagaimana sikatakan diawal, bahwa kepemimpinan itu merupakan suatu proses kegiatan
mempengaruhi orang lain agar orang itu melakukan kegiatan sesuai dengan yang mereka kehendaki.
Dan berikut adalah beberapa factor yang mempengaruhi timbulnya kepemimpinan, yaitu 7 :
1. Factor Biologi atau Keturunan
2. Fator Religius atau Agama
3. Factor Kekuatan (power)
4. Factor Sosial-Ekonomi
5. Factor Profesional
1. Unsur Internal
Adalah segala kegiatan yang berhubung dengan kepemimpinan yang berlangsung dalam
organisasi itu sendiri. Unsure tersebut meliputi:
a. Tujuan atau sarana organisasi
b. Perencanaan dan penyusunan program serta pengambilan keputusan
c. Pengorganisasian dan pendayagunaan personal
d. Komunikasi dan human relation
e. Controlling, evaluating, dan supervise.
2. Unsur external
Unsure ini adalah kegiatan diluar organisasi yang turut mempengaruhi kelancaran dan
berkembangnya suatu kepemimpinan. Pemimpin yang mengabaikan unsur ini tidak dapat
menemukan kebijaksanaan mengembang organisasi yang sejalan dengan situasi, politik,
ekonomi dan social budaya (poleksosbud). Dengan dukungan masyarakat dan organisasi lain.
7
Ibid, hal 4-5
Apabila unsure ini diperhatikan organisasi yang di pimpinnya dapat dukungan dari berbagai
pihak.8
I. HAKIKAT KEPEMIMPINAN
Apa sebenernya hakikat kepemimpinan? Kepemimpinan merupakan konsep hubungan
(relation concept) manusia dalam spectrum luas yang esensinya bertumpu pada kemampuan
seseorang atau orang lain. Sejalan dengan itu, dikemukakan oleh Kouzes dan Posner (1993:11)
“Leadership is a relationship, one between constituent and leader that is based in mutual need and
interest.” Sebagai hubungan antara anggota anggota organisasi dan pemimpin, maka kepemimpinan
berlangsung atas dasar adanya saling membutuhkan dan minat yang sama dalam rangka mencapai
tujuan.
Kepala sekolah menjalankan kepemimpinan manajerial karena disekolah ada sejumlah
personel yang berinteraksi dengan kepala sekolah dalam menjalankan tugas-tugas sekolah. Kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, guru-guru, pegawai administrasi, pembantu umum, dan ada pula
dewan sekolah sebagai gabungan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3) dengan komite
sekolah.
2. Kelebihan dan kemampuan yang unik diantaranya semangat, keuletan, keberaniam, kebijakan,
dan berkalu adil, percaya diri kepada diri sendiri, ramah tamah, stabil dalam emosi, jujur, rendah
hati, sederhana dan disiplin.
3. Kelebihan dalam pengetahuan, (terutama dalam merumuskan policy dan menuangkannya dalam
rencana yang diwujudkan dalam pengambilan keputusan).
8
Moch. Idochi Anwar, 1987, Kepemimpinan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Angkasa, hal 18-19
Dari ketiga kemampuan yang dikemukakan diatas jelas bahwa kemampuan dalam
mempengaruhi orang lain ditemukan oleh berbagai elemen yang harus diperhitung secara
keseluruhan dan terpadu.9
9
Husna asmara, 1985, pengantar kepemimpinan pendidikan, Jakarta, Ghalia Indonesia, hal 9.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Seoang pemimpin mampu mempengaruhi orang lain untuk meningkatkan kerjasama dalam
sebuah organisasi atau kelompoknya. Dan jadilah pemimpin islam yang adil, jujur, bijaksana dalam
mengambil keputusan, ramah tamah, bersosialisasi tinggi terhadap bawahan. Seorang pemimpin
pendidikan harus mampu mengayomi dan saling bekerja sama antara satu sama lain, dengan
memperhatikan bawahannya apakah mereka berkerja dengan baik atau tidak. Dam seorang
pemimpin mempunyai tipe tipe tersendiri.
Daftar Pustaka
Moch. Idochi Anwar, 1987, Kepemimpinan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung, Angkasa
Syafaruddin, manajemen mutu terpadu dalam pendidikan, Jakarta, Hijri Pustaka Utama