Anda di halaman 1dari 69

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini adalah

penyakit saluran pencernaan seperti gastritis. Masyarakat pada umumnya

mengenal gastritis dengan sebutan penyakit maag yaitu penyakit yang menurut

mereka bukan suatu masalah yang besar, misalnya jika merasakan nyeri perut

maka mereka akan langsung mengatasinya dengan makan nasi, kemudian

nyerinya hilang. Gastritis bukanlah penyakit tunggal, tetapi beberapa kondisi

yang mengacu pada peradangan lambung yang merupakan akibat dari infeksi

bakteri yaitu Helicobacter Pylory (Sudoyo, 2009). Namun masih banyak juga

penyebab lain yang dapat mengakibatkan penyakit gastritis antara lain adalah

pola makan yang tidak sehat, obat-obatan, alkohol, kondisi stress dan

penyakit, ditambah lagi dengan beban kerja yang tinggi serta berbagai

persoalan hidup yang tak kunjung selesai membuat orang cenderung

dihinggapi penyakit gastritis (Masriadi, 2016).

Gastritis merupakan suatu proses peradangan pada lapisan mukosa dan

sub-mukosa lambung, ditandai dengan nyeri pada daerah perut dan kadang

disertai dengan mual dan muntah yang dapat berujung pada perdarahan saluran

cerna yang berupa ulkus peptikum bahkan dapat menyebabkan perforasi pada

lambung apabila tidak segera dilakukan tindakan keperawatan (NANDA,

2016).

1
2

Badan penelitian kesehatan dunia World Health Organitation (WHO)

pada tahun 2012, mengadakan tinjauan terhadap beberapa negara di dunia dan

mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian gastritis didunia, diantaranya

Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%.

Didunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap

tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah

penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi melalui

endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial

lebih tinggi daripada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat

asimptomatik (WHO, 2012).

Persentase dari angka kejadian gastritis diIndonesia menurut WHO

didapatkan mencapai angka 40,8%. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia

tahun 2010, gastritis merupakan peringkat ke lima dari 10 besar penyakit

terbanyak pasien rawat inap yaitu 24.716 kasus dan peringkat ke enam dari 10

besar penyakit terbanyak rawat jalan dirumah sakit diIndonesia yaitu 88.599

kasus. Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah diIndonesia cukup tinggi

dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk.

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan oleh Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, angka kejadian gastritis tertinggi mencapai

91,6% yaitu di kota Medan, lalu dibeberapa kota lainnya seperti Surabaya

31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,35%,

Aceh 31,7%, dan Pontianak 31,2% (Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, 2018).
3

Berdasarkan data Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah Ade

Muhammad Djoen Sintang penderita Gastritis yang dirawat inap tahun 2017

adalah sebanyak 172 kasus dan meningkat pada tahun 2018 menjadi 194 kasus.

Angka kejadian Gastritis mengalami peningkatan pada tahun 2018 apabila

kita bandingkan dengan tahun sebelumnya, hal ini mengindikasikan bahwa

masalah Gastritis memang ada ditegah-tengah masyarakat kita. Untuk

pencegahan itu, peran pelaksanaan kesehatan sangat penting yaitu dengan

memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang gastritis, baik

cara mencegahnya maaupun cara menanganinya. Karena apabila penyakit ini

tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan komplikasi yang mengarah

kepada keparahan seperti kanker lambung dan peptic ulcer.

Berdasarkan fenomena diatas tersebut maka penyusun tertarik untuk

mengambil judul “Gambaran Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan

Sistem Pencernaan. Studi Kasus Klien Ny. D Dengan Gangguan Sistem

Pencernaan : Gastritis di Ruang Perawatan Penyakit Dalam Rumah Sakit

Umum Daerah Ade Muhammad Djoen Sintang Tahun 2019”

B. Rumusan Masalah

Untuk melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan asuhan

keperawatan gastritis dengan membuat rumusan masalah sebagai berikut

“Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan gastritis di Rumah Sakit

Umum Daerah Ade Muhammad Djoen Sintang Tahun 2019?”

C. Tujuan Penulisan
4

1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi asuhan keperawatan pada klien dengan gastritis di

Ruang Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Ade Muhammad

Djoen Sintang tahun 2019.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu mendeskripsikan konsep dasar teori (pengertian, etiologi,

anatomi fisiologi, patofisiologi, pathway dan masalah keperawatan yang

dapat terjadi akibat proses penyakit) pada klien dengan gastritis di

Ruang Perawatan Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Ade

Muhammad Djoen Sintang tahun 2019.

b. Mampu mendeskripsikan pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana

Asuhan keperawatan, tindakan keperawatan. dan hasil tindakan

keperawatan pada klien dengan gastritis di Ruang Perawatan Penyakit

Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Ade Muhammad Djoen Sintang

tahun 2019.

D. Manfaat Penulisan

Terkait dengan tujuan, maka Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat

memberi manfaat :

1. Bagi Akademisi.

Hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi ilmu pengetahuan

khususnya dalam hal asuhan keperawatan pada klien dengan gastritis di


5

Ruang Perawatan Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Ade

Muhammad Djoen Sintang.

2. Bagi Pelayanan keperawatan di Rumah Sakit.

Hasil studi kasus ini, dapat menjadi masukan dan tambahan bagi

pelayanan di Rumah Sakit agar dapat melakukan asuhan keperawatan klien

dengan gastritis dengan baik.

3. Bagi Profesi kesehatan.

Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dan memberikan

pemahaman yang lebih baik tentang asuhan keperawatan pada klien dengan

Gastritis.

4. Bagi Peneliti.

Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti

berikutnya, yang akan melakukan studi kasus pada asuhan keperawatan

pada klien dengan gastritis.

E. Ruang Lingkup Penulisan

Ruang lingkup pada Karya Tulis Ilmiah ini mencakup Gambaran

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan. (Studi

kasus pada klien Ny. D Dengan Gangguan Sistem Pencernaan : Gastritis di

Ruang Perawatan Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Ade

Muhammad Djoen Sintang). Studi Kasus dilaksanakan tanggal 22 Februari

2019 sampai dengan 24 Februari 2019.


6

F. Sistematika Penulisan

Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami

studi kasus ini, secara keseluruhan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Bagian awal, memuat halaman judul, persetujuan komisi pembimbing,

pengesahan, kata pengantar, daftar isi.

2. Bagian inti, terdiri dari lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub

bab berikut :

BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah,

tujuan,manfaat penelitian, metode dan sistematika

penulisan Karya Tulis Ilmiah.

BAB II Tinjauan Pustaka, berisi tentang konsep masalah

keperawatan, tinjauan teori Gasritis, pengertian,

penyebab, anatomi dan fisiologi, pathway, masalah

keperawatan yang terjadi.

BAB III Tinjauan Kasus, berisi tentang deskripsi data hasil

pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi.

BAB IV Pembahasan

BAB V Penutup, berisi tentang simpulan dan saran.

3. Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka dan lampiran.


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Masalah Keperawatan

1. Nyeri akut

a. Pengertian

Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan

dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional dengan onset

mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berta yang

berlangsung kurang dari 3 bulan (Standar Diagnosis Keperawatan

Indonesia, 2016)

b. Penyebab

1) Agen pencedera fisiologis (misalnya inflamasi, iskemia,

neoplasma)

2) Agen pencedera kimiawi (misalnya terbakar, bahan kimia iritan)

Agen pencedera fisik (misalnya abses, amputasi, terbakar,

terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, taruma, latihan

fisik berlebihan).

(Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, 2016)


8

c. Gejala dan tanda

1) Gejala dan tanda mayor

a) Subjektif : klien mengeluh nyeri

Pengkajian nyeri dapat menggunakan instrumen skala nyeri

seperti : FLACC behavioral pain scale untuk usia kurang dari

3 tahun, Baker-Wong_FACES scale untuk usia 3-7 tahun atau

Visual analogue scale atau numeric rating untuk usia diatas 7

tahun.

b) Objektif : klien tampak meringis, bersikap protektif

(misalnya waspada, posisi menghindari nyeri), gelisah,

frekuensi nadi meningkat dan sulit tidur

2) Gejala dan tanda minor

a) Subjektif : tidak tersedia

b) Objektif : tekanan darah meningkat, pola nafas berubah

B. Tinjauan Teoritis Gastritis

1. Pengertian
9

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan

mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal. Dua

jenis gastritis yang sering terjadi adalah gastritis superficial akut dan

gastritis atropik kronis (North American Nursing Diagnosis Association,

2016)

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut,

kronik difuse, atau lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa penuh, tidak

enak pada epigastrium, mual dan muntah (Suratun & Lusianah, 2010).

Penyakit gastritis bisa disebabkan oleh serangan bakteri yang

mengakibatkan gangguan pada saluran pencernaan. Namun, penyakit ini

juga dapat disebabkan oleh ketidak sesuaian perut dengan makanan yang

dimakan, misalnya makanan yang pedas (cabai atau merica) ataupun

makanan yang memiliki kadar lemak tinggi.

Kalau penyebabnya adalah makanan maka penyakit ini dapat diatasi

dengan menjauhkan atau setidaknya mengurangi asupan makanan tersebut

dari menu sehari-hari.Selain karena makanan, penyakit gastritis dapat pula

disebabkan oleh gerakan usus yang lambat saat mengosongkan makanan

di lambung (Yuliarti & Nurheti, 2009).

2. Etiologi

Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman helicobacter pylori dan pada

awal infeksi mukosa lambung menunjukkan respon inflamasi akut dan jika

diabaikan akan menjadi kronik (Sudoyo, 2009)

Klasifikasi gastritis :
10

a. Gastritis akut yaitu gastritis tanpa perdarahan dan gastritis akut

dengan perdarahan (gastritis hemoragic atau gastritis erosiva)

gastritis akut berasal dari makan terlalu banyak atau terlalu cepat,

makan makanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung

mikroorganisme penyebab penyakit, iritasi bahan semacam alkohol,

aspirin, NSAID, lisol serta bahan korosif lain, refluks empedu atau

cairan pankreas)

b. Gastritis Kronis

Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus beningna

atau maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobacter pylory ( H.

Pylory)

c. Gastritis bacterial

Gastritis bacterial yang disebut juga gastritis infektiosa disebabkan

oleh refluks dari duodenum

3. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan

Salah satu organ traktus gastrointestinal adalah gaster. Gaster terletak

pada bagian superior sinistra rongga abdomen dibawah diafragma seperti

terlihat pada gambar 1. Secara anatomi, gaster terdiri dari 3 bagian yaitu

kardia, fundus, korpus, dan pilorus (Ellis, 2006).


11

Gambar 2. 1 : Anatomi fisiologi gaster ( Ellis, 2006 )

Fungsi gaster diantaranya; absorbsi nutrisi seperti glukosa, sekresi

asam klorida (HCl), produksi kimus, mencerna protein, produksi mukus

dan produksi faktor intrinsik yaitu suatu glikoprotein yang disekresikan

oleh 7 sel parietal. Secara histologis, terdapat beberapa kelenjar pada

bagian gaster diantaranya:

a. Kelenjar kardia hanya mensekresi mukus

b. Kelenjar fundus - korpus yang terdiri dari sel utama (chief cell)

mensekresi pepsinogen, sel parietal mensekresi HCl dan faktor

intrinsik, serta mensekresi mukus.

c. Kelenjar pilorus terletak di antrum pilorus berfungsi untuk mensekresi

mukus dan gastrin (Ellis, 2006).


12

Tahap fisiologis sekresi HCl pada mukosa gaster, terdiri dari 3 tahap

diantaranya:

a. Tahap yang diinisiasi dengan melihat, merasakan, membaui, dan

menelan makan, yang dimediasi oleh aktivitas vagal disebut tahap

sefalik.

b. Tahap gastrik meliputi stimulasi reseptor regangan oleh otot pada

gaster dan dimediasi oleh impuls vagal serta sekresi gastrin dari sel

endokrin (sel G) di kelenjar–kelenjar antral. Sekresi Gastrin dipicu

oleh asam amino dan peptida di lumen.

c. Tahap intestinal terjadi setelah kimus menuju duodenum dan memicu

sekresi enzim–enzim pencernaan yang di sekresi oleh pankreas, hepar,

dan kandung empedu. (Guyton, 2006).

4. Patofisiologi

Mukosa barier lambung umumnya melindungi lambung dari

pencernaan terhadap lambung itu sendiri, yang disebut proses auto digesti

acid, prostaglandin yang memberikan perlindungan ini. Ketika mukosa

barier ini rusak maka timbul gastritis. Setelah barier ini rusak terjadilah

perlukaan mukosa dan diperburuk oleh histamin dan stimulasi saraf

colinergic. kemudian HCL dapat berdifusi balik kedalam mukus dan

menyebabkan luka pada pembuluh yang kecil, yang mengakibatkan

terjadinya bengkak, pendarahan, dan erosi pada lambung. Alkohol, aspirin

dan refluk isi duodenal diketahui sebagai penghambat difusi barier.


13

Perubahan – perubahan patologi yang terjadi pada gastritis termasuk

kongesti vaskular, edema, peradangan sel supervisial.

Manifestasi patologi awal dari gastritis adalah penebalan, kemerahan

pada membran mukosa dengan adanya tonjolan / terlipat. Sejalan dengan

perkembangan penyakit dinding dan saluran lambung menipis dan

mengecil, atropi gastrik progresif karena perlukaan mukosa kronik

menyebabkan fungsi sel utama dan pariental memburuk. Ketika fungsi sel

sekresi asam memburuk, sumber – sumber faktor intrisiknya hilang.

Vitamin B12 tidak dapat terbentuk lebih lama, dan penumpukan vitamin

B12 dalam badan menipis secara merata yang mengakibatkan anemi yang

berat. Degenerasi mungkin ditemukan pada sel utama dan pariental sekresi

lambung menurun secara berangsur, baik jumlah maupun konsentrasi

asamnya sampai hanya tinggal mucus dengan air. Resiko terjadinya kanker

gastrik yang berkembang dikatakan meningkat setelah 10 tahun gastritis

kronik. Perdarahan mungkin terjadi setelah satu episode gastritis akut atau

dengan luka yang disebabkan oleh gastritis kronis (Dermawan Deden dan

Tutik Rahayuningsih, 2010)

Gastritis erosif dapat terjadi karena pajanan beberapa faktor termasuk

OAINS, kokain, refluk garam empedu, iskemia, radiasi yang

mengakibatkan kondisi hemoragi, erosi dan ulkus. Akibat pengaruh

gravitasi,agen ini akan berada pada sebagian kurvatur lambung dan

memberikan manifestasi terjadinya gastritis pada bagian distal atau yang

dekat dengan daerah akumulasi agen. Mekanisme utama dari injuri adalah
14

penurunan sintesis prostaglandin yang bertanggung jawab memproteksi

mukosa dari pengaruh asam lambung. Pengaruh pada kondisi lama akan

menyebabkan terjadinya fibrosis dan striktur pada bagian distal

(Dermawan Deden dan Tutik Rahayuningsih, 2010).

5. Masalah keperawatan yang dapat terjadi akibat proses penyakit

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan masukan nutrien yang tidak adekuat

b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak

cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah

c. Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi

d. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan diet dan

proses penyakit

C. Asuhan Keperawatan Pada Gastritis

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan proses yang dinamis yang terorganisasi dan

meliputi tiga aktivitas dasar yaitu : mengumpulkan data secara sistematis,

memilah data yang dikumpulkan, mendokumentasikan data dalam

format yang dapat dibuka kembali (Wartonah & Tarwoto, 2010).

a. Data Dasar

Adapun data dasar yang di kaji meliputi :

1) Identitas klien
15

Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa,

agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit

dan diagnosa. medis.

2) Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya klien mengeluh nyeri uluh hati dan perasaan tidak mau

makan, mual dan muntah serta mengalami kelemahan.

3) Riwayat kesehatan masa lalu

Kaji tentang peyakit apa yang pernah diderita oleh klien, apakah

klien memang mempunyai rwayat penyakit maag sebelumnya

4) Riwayat kesehatan keluarga

Lakukan pengkajian tentang riwayat penyakit keturuanan yang

berhubungan dengan penyakit gastritis, dan riwayat penyakit

keturunan lain yang ada dalam keluarga. Untuk penyakit gastritis

bukanlah termasuk penyakit keturunan.

5) Riwayat psikososial

Meliputi mekanisme koping yang digunakan klien untuk mengatasi

masalah dan bagaimana motivasi kesembuhan dan cara klien

menerima keadaannya.

6) Pola kebiasaan sehari-hari

Meliputi cairan, nutrisi, eliminasi, personal hygiene, istirahat tidur,

aktivitas dan latihan serta kebiasaan yang mempengaruhi

kesehatan.

b. Pemeriksaan Fisik
16

Pemeriksaan yang dilakukan mualai dari ujung rambut sampai ujung

kaki dengan menggunakan 4 teknik yaitu palpasi, inspeksi,

auskultasi dan perkusi.

Tanda yang diketahui selama pemeriksaan fisik mencakup nyeri

tekan abdomen, dehidrasi (perubahan turgor kulit, membran mukosa

kering), dan bukti adanya gangguan sistemik dapat menyebabkan

gejala gastritis. Lamanya waktu dimana gejala saat ini hilang dan

metode yang digunakan oleh pasien untuk mengatasi gejala serta

efek –efeknya juga diidentifikasi.

1. Diagnosa keperawatan

Sebelum membuat diagnosa keperawatan maka data yang terkumpul

diidentifikasi untuk menentukan masalah melalui analisa data,

pengelompokkan data dan menentukan diagnosa keperawatan. Diagnosa

keperawatan adalah keputusan atau kesimpulan yang terjadi akibat dari hasil

pengkajian keperawatan.
17

Berdasarkan semua data pengkajian diagnosa keperawatan utama, masalah

keperawatan yang lazim timbul adalah sebagai beikut :

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan masukan nutrien yang tidak adekuat

b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan tidak

cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah

c. Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi

d. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan diet dan

proses penyakit

2. Perencanaan

Tujuan : tujuan utama mencakup mempertahankan keseimbangan nutrisi,

menghindari makanan pengiritasi dan menjamin masukan nutrien adekuat,

menghilangkan nyeri dan meningkatkan kesadaran tentang penatalaksanaan

diet.

Rencana intervensi keperawatan :

a. Meningkatkan nutrisi. Untuk gastritis akut dukungan fisik dan emosi

diberikan dan pasien dibantu untuk menghadapi gejala, yang dapat

mencakup mual, muntah, sakit ulu hati dan kelelahan. Makanan dan

cairan tidak diijinkan melalui mulut selama beberapa jam atau beberapa

hari sampai gejala akut berkurang. Bila terapi intavena diperlukan,

pemberiannya dipantau dengan teratur, sesuai dengan nilai elektrolit

serum. Bila gejala berkurang, pasien diberikan es batu diikuti dengan

cairan jernih. Makanan padat diberikan sesegera mungkin untuk


18

memberikan nutrisi oral, menurunkan kebutuhan terhadap terapi

intravena dan meminimalkan iritasi pada mukosa lambung. Bila

makanan diberikan, adanya gejala yang menunjukkan berulangnya

episode gastritis dievaluasi dan dilaporkan.

b. Meningkatkan keseimbangan cairan. Masukan dan haluaran cairan

setiap hari dipantau untuk mendeteksi tanda-tanda awal dehidrasi

(haluaran urin minimal 30 ml/jam, masukan minimal 1,5 L/hari). Bila

makanan dan minuman ditunda, cairan intravena (3 L/hari) biasanya

diberikan. Masukan cairan ditambah nilai kalori diukur (1 L 5%

dekstrose dalam air = 170 kalori karbohidrat). Nilai elektrolit (natrium,

kalium, klorida) dapat dikaji setiap 24 jam untuk mendeteksi indikator

awal ketidakseimbangan. Perawat harus selalu waspada terhadap

adanya indikator gastritis hemoragi : hematemesis (muntah darah)

takikardia dan hipotensi. Bila ini terjadi, dokter diwaspadakan, tanda

vital dipantau sesuai kebutuhan kondisi pasien, dan ikuti pedoman

penatalaksanaan perdarahan saluran gastrointestinal.

c. Menghilangkan nyeri. Pasien diinstruksikan untuk menghindari

makanan dan minuman yang dapat mengiritasi mukosa lambung.

Perawat mengkaji tingkat nyeri dan kenyamanan pasien setelah

penggunaan obat-obatan dan menghindari zat pengiritasi.

d. Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah. Pengetahuan

pasien tentang gastritis dievaluasi sehingga rencana penyuluhan dapat

bersifat individual. Diet diresepkan dan disesuaikan dengan jumlah


19

kebutuhan kalori harian pasien, makanan yang disukai dan pola makan.

Pasien diberi daftar zat-zat untuk dihindari (misalnya kafein, nikotin,

bumbu pedas, pengiritasi atau makanan sangat merangsang seperti

alkohol). Antibiotik, garam bismut, obat-obatan untuk menurunkan

sekresi lambung, dan obat-obatan untuk melindungi sel-sel mukosal

dari sekresi lambung diberikan sesuai resep. Pasien dengan anemia

pernisiosa diberi instruksi tentang kebutuhan terhadap injeksi vitamin

B12 jangka panjang.

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan rencana keperawatan adalah kegiatan atau tindakan

yang diberikan kepada klien sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan.Tindakan yang diberikan tergantung pada situasi dan kodisi

klien saat ini (Debora, 2011). Implementasi adalah tindakan pemberian

keperawatan yang dilaksanakan untuk membantu mencapai tujuan pada

rencana tindakan keperawatan yang telah disusun. Setiap tindakan

keperawatan yang dilaksanakan dicatat dalam catatan keperawatan yaitu

cara pendekatan pada klien efektif, teknik komunikasi terapeutik serta

penjelasan untuk setiap tindakan yang diberikan kepada pasien. Dalam

melakukan tindakan keperawatan menggunakan 3 tahap pendekatan,

yaitu independen, dependen, interdependen. Tindakan keperawatan

secara independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh

perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan

lainnya. Interdependen adalah tindakan keperawatan yang menjelaskan


20

suatu kegiatan dan memerlukan kerja sama dengan tenaga kesehatan

lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi, dan dokter. Sedangkan

dependen adalah tindakan yang berhubungan dengan pelaksanaan

rencana tindakan medis. Keterampilan yang harus dipunyai perawat

dalam melaksanakan tindakan keperawatan yaitu kognitif, sikap dan

psikomotor. Dalam melakukan tindakan khususnya pada klien dengan

gastritis yang harus diperhatikan adalah pola nutrisi, skala nyeri klien,

serta melakukan pendidikan kesehatan pada klien (Dongoes, 2000)

3. Evaluasi

Evaluasi merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai efek

dari tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus

pada respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.

Evaluasi dapat dibagi menjadi dua yaitu evaluasi proses atau formatif

dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan keperawatan, evaluasi hasil

atau sumatif dilakukan dengan membandingkan respon klien pada tujuan

khusus dan umum yang telah ditentukan (Nursalam, 2011).

Pada bagian ini ditentukan apakah perencanaan sudah tercapai atau

belum, dan dapat juga timbul masalah baru dan setelah dilakukan tindakan

keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi,

mempertahankan keseimbangan cairan, melaporkan nyeri berkurang dan

pasien mematuhi program pengobatan dengan memilih makanan dan

minuman bukan pengiritasi dan menggunakan obat-obatan sesuai resep.


21

BAB III

LAPORAN STUDI KASUS

A. Gambaran Lokasi Studi Kasus

Lokasi dimana penemuan kasus untuk laporan studi kasus ini dilakukan

adalah diwilayah kabupaten Sintang tepatnya diRumah Sakit Umum Daerah

Ade Muhammad Djoen Sintang Ruang Perawatan Penyakit Dalam Kelas III/C.

Asuhan Keperawatan dilakukan selama 3 x 24 jam yaitu dari tanggal 22

Februari 2019 sampai dengan tanggal 24 Februari 2019.

B. Prinsip Etika

Dalam pengambilan kasus ini, penyusun mendapatkan rekomendasi

dari institusi tempat laporan studi kasus ini diambil. Penyusun menggunakan

etika sebagai berikut :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Penyusun perlu mempertimbangkan hak-hak klien untuk mendapatkan

informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya pembuatan laporan

studi kasus, memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari


22

paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan laporan studi kasus.

Penerapan dari prinsip etika ini penyusun realisasikan dengan meminta

persetujuan dari responden sebelum penyusun melibatkan responden

sebagai klien. Dalam menerapkan prinsip etika menghormati harkat dan

martabat manusia ini penyusun mempersiapkan formulir persetujuan

responden (informed consent) yang diisi oleh responden / klien yang

menyatakan bahwa dirinya setuju menjadi klien dari laporan studi kasus

yang akan penyusun buat.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek laporan studi kasus (respect

for privacy and confidentiality)

Laporan studi kasus ini akan memberikan akibat terbukanya informasi

individu, termasuk informasi yang bersifat pribadi. Tidak semua orang

menginginkan informasinya diketahui oleh orang lain, sehingga penyusun

perlu memperhatikan privasi dan kebebasan individu tersebut. Penyusun

tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas klien, baik nama

maupun alamat dalam kuesioner/alat ukur. Dalam menerapkan prinsip

etika ini, penyusun menutupi identitas klien dengan hanya menuliskan

inisial dari namanya saja dan dalam penulisan alamat penyusun hanya

menuliskan alamat kecamatan klien saja.

3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice and

inclusiveness)

Prinsip keadilan mempunyai makna keterbukaan dan adil. Laporan studi

kasus harus dilakukan secara jujur, hati – hati, profesional,


23

berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan,

keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis, serta perasaan religius

klien. Prinsip keadilan menekankan sejauh mana kebijakan laporan studi

kasus membagikan keuntungan dan beban secara merata atau menurut

kebutuhan, kemampuan, kontribusi, dan pilihan bebas masyarakat. Prinsip

etika ini penyusun realisasikan dengan cara mempertimbangkan aspek

keadilan gender dan hak klien untuk mendapatkan perlakuan yang sama,

baik sebelum, selama, maupun sesudah berpartisipasi dalam proses

pembuatan laporan studi kasus.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harms and benefits)

Penyusun harus melaksanakan proses pembuatan laporan studi kasus

sesuai dengan prosedur agar hasilnya bermanfaat semaksimal mungkin

bagi klien dan dapat digeneralisasikan di tingkat populasi. Penyusun juga

harus meminimalisasi dampak yang merugikan klien. Apabila intervensi

dalam proses penyusunan laporan studi kasus ini berpotensi

mengakibatkan cedera atau stres tambahan, maka klien dikeluarkan dari

kegiatan pembuatan laporan studi kasus untuk mencegah terjadinya

cedera, kesakitan, stres, maupun kematian. Dalam menerapkan prinsip

etika ini penyusun selalu berkonsultasi dengan Dokter Penanggung Jawab

Pasien (DPJP) dan ketua Tim perawat untuk memastikan bahwa kondisi

klien benar-benar memungkinkan apabila dilibatkan selama proses asuhan

keperawatan berlangsung.
24

C. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan

Gambaran Asuhan Keperawatan Pasien Ny. D dengan gangguan sistem

pencernaan : Gastritis. Asuhan Keperawatan dilakukan selama tiga hari mulai

dari tanggal 22 Februari 2019 sampai dengan tanggal 24 Februari 2019

diRuang Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Ade Muhammad Djoen

Sintang Tahun 2019.

1. Pengkajian / format pengkajian data

a. Identitas Subjek Penelitan :

Klien bernama Ny. D, klien masuk Rumah Sakit Umum Daerah Ade

Muhammad Djoen Sintang di Ruang Perawatan Penyakit Dalam Kelas

III/C pada hari Kamis tanggal 21 Februari 2019 jam 22.00 WIB, nomor

register KL (kartu lama), dengan diagnosa medis Gastritis. Klien

berumur 38 tahun, jenis kelamin perempuan, beragama Islam, suku

Melayu. Bahasa sehari-hari yang klien pakai adalah bahasa Indonesia

dan bahasa Melayu. Pekerjaan klien adalah sebagai petani penyadap

karet. klien dan keluarga tinggal di desa Nanga Jetak, Kecamatan

Kelam Kabupaten Sintang. Sumber biaya yang pasien gunakan adalah

dengan menggunakan dana dari Badan Penyelenggara Jaminan

Kesehatan (BPJS), sumber informasi didapat dari klien dan suami klien.

Telah dilakukan pengkajian pada tanggal 22 Februari 2019 dan

pengkajian diambil dari klien sendiri yaitu Ny. D dan suami klien yaitu

Tn. P.

b. Data Fokus terkait dengan kasus :


25

Waktu pengumpulan data dilakukan selama 3 hari untuk

mengumpulkan data secara komprehensif dan mengetahui perubahan-

perubahan yang terjadi sehingga data yang diperoleh selalu

diperbaharui dan dilaporkan setiap hari selama tiga hari. Adapun data-

data yang penyusun kumpulkan berasal dari sumber data sebagai

berikut :

1) Klien

Ny. D mengatakan saat ini uluhatinya terasa sakit sekali, nyeri

dirasakan apabila ada makanan yang masuk keperutnya, klien

mengatakan uluhatinya terasa seperti ditusuk-tusuk, perih dan

panas. Klien mengatakan nyerinya hanya dibagian uluhatinya saja.

Klien mengatakan skala nyerinya 7 diantara rentang 0-10. Klien

mengatakan nyeri dirasakannya sewaktu-waktu dengan durasi yang

tidak menentu. Klien mengatakan dirinya masih merasa mual tapi

sejak berada diruang perawatan dirinya sudah tidak ada muntah

lagi, tidak seperti waktu dirinya dirumah. Klien mengatakan

lidahnya terasa pahit sampai kebagian tenggorokan. Klien

mengatakan selera makannya tidak ada sama sekali. Klien

mengatakan awal penyakitnya dia rasakan pada saat dirinya sedang

bekerja menyadap karet sekitar jam 09.00 pagi, hari itu klien sudah

berangkat dari subuh untuk bekerja, seperti kebiasaan klien

sebelumnya, hari itu klien hanya berbekal air kopi saja tapi tidak

membawa makanan. Klien mengatakan kebiasaan sehari-hari dia


26

dan suaminya baru makan pada jam sebelas siang. klien

mengatakan kebiasaannya itu sudah dirinya lakukan sejak lama.

Siang itu dia merasakan ulu hatinya sakit dan merasa mual tapi

keluhan tersebut masih bisa dia tahan. Sesampainya dirumah sekitar

jam 10.00 pagi klien mandi lalu memasak untuk menyiapkan makan

siang bagi keluarganya. Klien mengatakan saat itu uluhatinya

dirasakan semakin perih, tapi pasien berpikir kalau dirinya sudah

makan nanti pasti nyerinya hilang sendiri. Lalu klien pun

memaksakan dirinya makan bersama suaminya sekitar jam 11.30

siang, tetapi baru beberapa suapan saja klien mengatakan merasa

mual yang hebat dan perih sekali pada daerah uluhatinya. Setelah

itu pasien muntah beberapa kali dan merasakan kesakitan yang

hebat pada daerah uluhatinya sampai keringat dingin. klien

meminta tolong suaminya membelikan obat maag yang dijual

diwarung didekat rumahnya, tapi kemudian obat itu tidak bisa

masuk karena klien muntahkan kembali.

2) Keluarga klien

Suami klien yaitu Tn.P mengatakan istrinya memang sudah sering

sakit seperti ini, tapi tidak pernah sampai separah ini sebelum-

sebelumnya. Suami klien mengatakan dia dan keluarganya memang

tidak pernah sarapan dan langsung berangkat bekerja pada subuh

hari dengan berbekalkan air kopi saja. Kebiasaan itu sudah mereka

lakukan sejak lama. Suami klien mengatakan tidak tahu apakah


27

kebiasaan itu yang menyebabkan istrinya sakit seperti ini. Pada saat

kejadian kemarin, suami klien mengatakan dia sudah berusaha

mengoleskan minyak kayu putih kedaerah ulu hati istrinya tetapi

tidak membantu, klien terus kesakitan. Dia juga sudah berusaha

memberikan klien obat maag yang dibeli diwarung dekat rumah

mereka tetapi juga tidak membantu karena obat tersebut

dimuntahkan oleh klien. Tn. P mengatakan dirinya bingung tidak

tahu harus berbuat apa lagi melihat istrinya terus kesakitan sambil

memegang daerah uluhatinya tersebut lalu diselingi dengan muntah

sampai terlihat lemas sekali sampai berkeringat dingin. Makanan

dan minuman yang diberikan tidak ada yang bisa masuk karena

istrinya mengatakan uluhatinya terasa perih dan panas. Tn. P

kemudian berinisiatif memanggil petugas kesehatan yang bertugas

dikampung mereka, setelah melihat kondisi klien, petugas

kesehatan tersebut akhirnya menyarankan agar klien dibawa

kerumah sakit saja untuk dilakukan penanganan dan pemeriksaan

lebih lanjut.

3) Tenaga kesehatan

Berdasarkan keterangan yang didapatkan dari perawat yang

bertugas diruang penyakit dalam didapatkan keterangan bahwa Ny.

D merupakan pasien baru yang diantar oleh petugas Instalasi Gawat

Darurat (IGD) pada tanggal 22 Februari 2019 pukul 02.00 Wib

dengan diagnosa Gastritis. Berdasarkan buku laporan dinas malam


28

didapatkan data bahwa pada saat klien diantar keruangan, keadaan

umum klien lemah, klien tampak seperti kelelahan, klien tampak

kesakitan dan memegangi bagian ulu hatinya terus, posisi baring

klien seperti meringkuk. Selama berada diruang perawatan klien

tidak ada muntah, klien mengatakan masih mual saja dan lidahnya

terasa pahit sampai kebagian tenggorokan. Klien mengatakan tidak

ada selera makan sama sekali.

4) Catatan keperawatan/medical record :

Dari catatan keperawatan pada tanggal 21 Februari 2019 ditemukan

data bahwa klien sudah mendapatkan terapi sebagai berikut :

a) Injeksi Ondancentron 4 mg per 8 jam melalui intravena line

b) Injeksi Ranitidine 50 mg per 12 jam melalui intravena line

c) Syrup Sukralfat 1 sendok takar/ 8 jam 30 menit sebelum makan

d) Intravenous Fluid Drip / infus Ringer Laktat 20 tetes/menit

e) Paracetamol tablet 500 mg/8jam bila perlu

c. Tehnik pengumpulan data

1) Wawancara mendalam

Salah satu cara yang penyusun gunakan dalam tehnik pengumpulan

data adalah dengan melakukan wawancara mendalam kepada klien

dan keluarga klien. Tehnik ini penyusun lakukan agar mendapatkan

data sedetail mungkin dari klien dan keluarganya, juga untuk

membina hubungan saling percaya antara penyusun dan klien juga

keluarganya agar dalam proses asuhan keperawatan selanjutnya


29

klien dan keluarga dapat terlibat dan kooperatif sehingga proses

asuhan keperawatan dan program pengobatan dapat berjalan lancar

sesuai rencana.

2) Observasi

Dengan melakukan tehnik observasi, penyusun dapat

memvalidasi data yang diperoleh pada saat penyusun melakukan

observasi dengan hasil data yang penyusun peroleh pada saat

wawancara mendalam.

3) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum :

Keadaan umum klien tampak lemah, kesadaran klien

compos mentis. Pupil isokor, Glasgow Coma Scale 15 (Eye

: 4, Motorik : 6, Verbal : 5). Klien tampak terbaring lemah

ditempat tidur.

b) Tanda-tanda vital

Pada pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan data sebagai

berikut : Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 92 kali/menit,

respirasi rate 22 kali/menit dan suhu klien 37,0°C. Capilarry

Refill Time ≤ 3 detik.

c) Sistem pernafasan

Bentuk hidung simetris nasal ditengah, tidak terdapat

pernafasan cuping hidung, fungsi penciuman dan kepatenan

hidung baik. Bentuk dada simetris, pengembangan paru-paru


30

simetris anterior-posterior. Tidak terlihat penggunaan otot-

otot nafas tambahan, vibrasi kiri dan kanan anterior posterior

seimbang pada kedua paru. Pada perkusi terdengar resonan

pada seluruh daerah paru, suara nafas murni vesikuler

dengan frekuensi nafas 22 kali/menit

d) Sistem kardiovaskuler

Tidak ada peningkatan Jugular Venous Pressure atau

tekanan vena jugularis. Capilarry Refill Time ≤ 3 detik. Iktus

kordis teraba pada ICS 6 kanan mid klavikula peranjakan 2

cm, bunyi jantung murni reguler pasa S1 dan S2, tidak ada

bunyi jantung tambahan. Nadi radialis 92 kali/menit. Pada

perkusi jantung dullness.

e) Sistem pencernaan

Pada pemeriksaan abdomen tidak ditemukan adanya massa.

Pada auskultasi peristaltik ± 4 kali/ menit. Lidah dan gusi

tidak ada stomatitis. Pergerakan lidah baik, jumlah gigi 32

lengkap, tidak ada caries, reflek menelan baik. Klien

mengatakan area mulut sampai kebagian kerongkongannya

terasa pahit. Klien mengatakan mual. Terdapat keluhan nyeri

pada daerah epigastrium. Tidak terdapat pembesaran hati

dan lien.

f) Sistem Perkemihan
31

Tidak terdapat keluhan nyeri pada genito urinaria, tidak

teraba pembesaran ginjal, tidak terdengar suara bruits pada

arteri renalis, tidak ada nyeri tekan pada simpisis, tidak

terdapat nyeri ketuk pada perkusi ginjal.

g) Integumen

Warna rambut hitam, penyebaran rambut merata, keadaan

kulit kepala bersih, lesi (-) tidak ditemukan adanya ketombe.

Tidak ada nyeri tekan pada daerah kepala, dan rambut tidak

mudah rontok. Warna kulit sawo matang, kuku tampak

bersih dan pendek. Kulit tampak bersih dan tidak lengket.

Turgor kulit kembali dalam 3 detik , suhu klien 37,0°C.

h) Sistem persyarafan

(1) Tes serebral fungsi

Klien dapat berorientasi dengan tempat, orang dan

waktu. Klien dapat berespon dengan baik.., klien dapat

berkomunikasi dengan normal, GCS (E=4, M=6, V=5)

(2) Syaraf cranial

(a) Nervus I (Olfaktorius)

Klien dapat membedakan antara bau minyak kayu

putih dan kopi dengan mata tertutup

(b) Nervus II (Optikus)


32

Klien dapat membaca papan nama perawat dalam

jarak ± 30 cm. Tidak terdapat penyempitan lapang

pandang

(c) Nervus III (Okulomotorius)

Adanya kontraksi pupil 3 mm bentuk pupil bulat

isokor pada kedua mata

(d) Nervus IV (Trochlearis)

Pada kedua mata tidak terdapat nistagmus, diplopia

dan deviasi mata

(e) Nervus V (Trigeminus)

Mata klien mengedip saat bulu mata disentuh dengan

kapas, klien dapat merasakan usapan pada mata, dahi

dan dagu

(f) Nervus VI (Abducend)

Klien mampu menggerakkan mata kekanan dan

kekiri

(g) Nervus VII (Facialis)

Klien dapat membedakan rasa asin dan manis dengan

mata tertutup, bentuk wajah simetris

(h) Nervus VIII (Akustikus)

Fungsi pendengaran baik

(i) Nervus IX (Glosofaringeus)


33

Reflek menelan klien baik dan dapat membedakan

rasa pahit

(j) Nervus X

Uvula klien simetris ketika klien membuka mulut

dan berkata “ah”

(k) Nervus XI

Klien dapat mengangkat bahu dan melawan tahanan

(l) Nervus XII

Bentuk lidah simetris, klien mampu menjulurkan

lidah dan menggerakkannya kesegala arah

i) Sistem endokrin

Tidak terdapat moonface, tidak ada pembesaran tiroid dan

kelenjar paratitoid, riwayat poliuri tidak ada, riwayat poli

pagia tidak ada, riwayat poli dipsi tidak ada.

j) Sistem Muskuloskeletal

pada ekstremitas atas terpasang infus RL 20 tetes per menit

pada tangan kiri. Ekstremitas bawah tidak ada oedem.

Kedua lengan dan kaki klien simetris.

4) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang perlu dilakukan dalam rangka

menguatkan dan memvalidasi data yang sudah diperoleh.

Tabel 3.1 Hasil Pemeriksaan Laoratorium


34

Tanggal 21 Februari 2019


Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
Leukosit 9.3 x 10³/ui 4.000-11.000 sel/ui
Eritrosit 4.6 x 106/ui, 3 - 4 juta sel/ui
Hematokrit 40.9 % 35 – 47 %
Hemoglobin 14.5 g/dl 11,5 – 16 g/dl
Trombosit 1700³/ui. 150 – 450 x10³/ui.

d. Analisa Data

1) Diagnosa keperawatan 1 : nyeri akut berhubungan dengan

mukosa lambung teriritasi.


35

Data Subjektif : klien mengatakan nyeri dirasakan apabila ada

makanan yang masuk keperutnya (P), klien mengatakan

uluhatinya terasa ditusuk-tusuk, perih dan panas (Q), klien

mengatakan nyeri terasa dibagian uluhatinya (R), klien

mengatakan skala nyerinya 7 diantara rentang 0-10 (S), klien

mengatakan nyerinya dirasakan sewaktu-waktu atau kadang-

kadang dengan durasi yang tidak menentu (T).

Data objektif : klien tampak meringis kesakitan, klien tampak

bersikap protektif (melindungi daerah uluhatinya yang sakit),

klien tampak gelisah, frekuensi nadi meningkat yaitu 92 kali per

menit.

2) Diagnosa keperawatan 2 : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan nutrient yang tidak

adekuat.

Data subjektif : klien mengatakan mual, klien mengatakan

lidahnya terasa pahit sampai kebagian tenggorokannya, klien

mengatakan tidak ada selera makan sama sekali.

Data objektif : keadaan umum klien tampak lemah, makanan

yang disajikan pagi ini (bubur) tampak tidak dimakan sama

sekali oleh klien.

3) Diagnosa keperawatan 3 :defisiensi pengetahuan berhubungan

dengan penatalaksanaan diet dan proses penyakit


36

Data subjektif : klien dan suaminya mengatakan mereka

mempunyai kebiasaan minum kopi setiap pagi dan mereka tidak

pernah sarapan dan kemudian baru makan pada jam sebelas

siang, klien dan suaminya mengatakan mereka tidak tahu kalau

kebiasaan tersebut bisa menyebabkan sakit seperti yang dialami

klien sekarang

Data objektif : klien dan suaminya tampak antusias bertanya

tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan penyakit yang

diderita klien saat ini

e. Diagnosa Keperawatan
37

Diagnosa Keperawatan : berdasarkan hasil analisa data maka diagnosa

keperawatan pada Ny. D adalah sebagai berikut :

1) Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi

2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan masukan nutrient yang tidak adekuat

3) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan diet dan

proses penyakit

2. Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi (hari pertama, Jumat tanggal 22

Februari 2019)

a. Diangnosa Keperawatan 1 : Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung

teriritasi

1) Perencanaan

a) Tujuan :

Klien mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu

menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,

mencari bantuan)

b) Kriteria hasil :

Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan

manajemen nyeri

2) Rencana Tindakan

a) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi


38

Rasional : Untuk mengetahui secara terperinci nyeri yang

dialami klien yang bertujuan untuk menentukan intervensi

selanjutnya

b) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

Rasional : Reaksi nonverbal merupakan respon atau refleks

tubuh yang tidak disadari klien, hasil observasi ini kemudian

kita gunakan untuk mencocokkan data subjektif yang kita

dapatkan dari klien

c) Kaji tipe dan sumber nyeri

Rasional : Untuk menentukan intervensi selanjutnya

d) Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi

Rasional : Upaya untuk mengurangi nyeri tanpa bantuan obat-

obatan

e) Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi

pemberian obat

Rasional : untuk memastikan pemberian terapi tepat sesuai jenis

obat, dosis dan frekuensi pemberian obat tepat waktu dan tidak

ada yang terlewatkan

f) Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri

tidak berhasil

Rasional : Untuk menentukan intervensi selanjutnya

3) Pelaksanaan / Implementasi (jam 10.30 Wib)

a) Data : klien mengeluh nyeri uluhati


39

b) Action :

(1) Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif

(2) Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

(3) Mengukur tanda-tanda vital

(4) Mengajarkan tehnik nonfarmakologi dengan tehnik distraksi

nafas dalam

(5) Memberikan klien buli-buli panas

(6) Mengecek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan

frekuensi pemberian obat

c) Respon :

(1) Data Subjektif :

(a) Klien mengatakan nyeri dirasakan apabila ada makanan

yang masuk keperutnya (P)

(b) Klien mengatakan uluhatinya terasa ditusuk tusuk, perih

dan panas (Q)

(c) Klien mengatakan nyeri terasa dibagian uluhatinya (R)

(d) Klien mengatakan skala nyerinya 7 diantara rentang angka

0-10 (S)

(e) Klien mengatakan nyeri dirasakan sewaktu waktu atau

kadang kadang dengan durasi yang tidak menentu (T)

(f) Klien menanyakan apakah dia tidak diberikan obat siang

ini

(2) Data Objektif :


40

(a) Klien tampak meringis kesakitan

(b) Klien tampak gelisah

(c) Klien tampak bersikap protektif (melindungi bagian

uluhatinya)

(d) Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah

120/80 mmHg, Frekuensi nadi meningkat : 92 kali/menit,

respirasi rate 22 kali/menit, suhu tubuh 37,0°C.

(e) Klien tampak mempraktekkan tehnik distraksi nafas

dalam

(f) Klien tampak memegangi buli-buli panas dibagian

uluhatinya

(g) Klien mendapatkan terapi oral Paracetamol 500 mg/ 8 jam

pada jam 12.00 wib

4) Evaluasi Keperawatan / SOAP (jam 14.00 Wib)

a) Subjektif :

(1) Klien mengatakan nyerinya agak berkurang

(2) Klien mengatakan skala nyerinya 4 diantara rentang 0-10

b) Objektif :

(1) Keadaan umum klien lemah

(2) Klien tampak mulai tenang

(3) Klien tampak mempraktekkan tehnik distraksi nafas dalam

(4) Klien tampak memegangi buli-buli panas dibagian

uluhatinya
41

(5) Nadi klien 82 kali/menit

c) Analisa Keperawatan (Assesment) :

Masalah keperawatan nyeri berhubungan dengan mukosa

lambung teriritasi belum teratasi

d) Perencanaan Keperawatan (Planning) :

Semua intervensi keperawatan untuk masalah keperawatan

nyeri dilanjutkan

b. Diagnosa Keperawatan 2 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrient yang tidak

adekuat

1) Perencanaan

a) Tujuan :

Klien mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

Klien mampu menunjukkan peningkatan fungsi

pengecapan dan menelan

b) Kriteria hasil :

Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

2) Rencana tindakan

a) Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan

dengan ahli gizi)

Rasional : Untuk menentukan jenis makanan yang sesuai

dengan kondisi penyakit klien saat ini


42

b) Anjurkan klien makan dengan porsi kecil tapi sering

Rasional : Meningkatkan proses pencernaan dan toleransi

klien terhadap nutrisi yang diberikan

c) Monitor keluhan mual dan muntah

Rasional : Untuk menentukan intervensi yang tepat

d) Monitor turgor kulit

Rasional : Untuk mengetahui tanda-tanda dehidrasi yang

mungkin terjadi

e) Monitor lingkungan selama makan

Rasional : Agar klien merasa nyaman saat makan

f) Jadwalkan pengobatan atau tindakan tidak selama jam

makan

Rasional : Agar klien tidak terganggu pada saat makan

g) Monitor adanya penurunan berat badan (timbang berat

badan klien per hari)

Rasional : Mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan

mengubah pemberian nutrisi

h) Berikan perawatan oral teratur

Rasional : Memberikan perasaan nyaman sebelum klien

makan

i) Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi

pemberian obat
43

Rasional : untuk memastikan pemberian terapi tepat sesuai

jenis obat, dosis dan frekuensi pemberian obat tepat waktu

dan tidak ada yang terlewatkan

3) Pelaksanaan / implementasi keperawatan (jam 11.20 Wib)

a) Data :

(1) Klien mengatakan masih merasa mual

(2) Klien mengatakan tidak ada nafsu makan sama sekali

(3) Klien mengatakan lidahnya terasa pahit sampai kebagian

tenggorokannya

(4) Klien menanyakan apakah dirinya dapat obat anti mual siang

ini

b) Action :

(1) Monitor keluhan mual dan muntah

(2) Monitor turgor kulit

(3) Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi

pemberian obat

(4) Menganjurkan kepada klien untuk melakukan perawatan

oral (menyikat gigi) sebelum makan agar klien merasa lebih

nyaman pada saat makan


44

(5) Mengajak suami klien merapikan tempat tidur klien dan

lingkungan sekitar klien agar pada saat makan dapat tercipta

suasana yang nyaman

(6) Menganjurkan klien segera makan selagi makanan yang

disajikan masih hangat

(7) Menganjurkan klien makan sedikit demi sedikit

(8) Menemani klien pada saat klien makan

c) Respon :

(1) Data Subyektif :

(a) Klien mengatakan tidak ada muntah hanya mual saja

(b) Klien mengatakan dirinya muntah waktu dirumah dan di

IGD saja setelah ada diberikan obat suntikan dirinya

sudah tidak muntah lagi

(c) Klien mengatakan mulutnya terasa pahit sehingga tidak

berselera untuk makan

(d) Klien mengatakan akan mengikuti yang disarankan oleh

perawat

(2) Data Obyektif :

(a) Keadaan umum klien tampak lemah

(b) Klien tampak menyikat gigi dibantu oleh suaminya

(c) Klien mendapatkan therapi Sukralfat syrup 1 sendok

takar sebelum makan


45

(d) Klien mendapatkan injeksi Ranitidine 50 mg pada jam

12.00 wib

(e) Tempat tidur dan lingkungan sekitar klien sudah rapi

(f) Klien tampak makan dengan perlahan

(g) Klien mendapatkan injeksi Ondancentron 4 mg pada jam

14.00 wib

4) Evaluasi keperawatan / SOAP (jam 14.30 Wib)

a) Subyektif :

(1) Klien mengatakan rasa mualnya sedikit berkurang setelah

menyikat gigi, minum obat dan disuntik

(2) Klien mengatakan senang karena didampingi perawat pada

saat minum obat dan makan

(3) Klien mengatakan akan mencoba untuk makan dua jam lagi

apabila nyeri ulu hati dan mualnya sudah berkurang

b) Obyektif

(1) Klien tampak menghabiskan sepertiga dari porsi makanan

(bubur) yang disajikan

(2) Klien tampak makan dengan perlahan

(3) Klien dan keluarga tampak kooperatif dan mau bekerja sama

serta tampak menuruti saran yang diberikan perawat


46

c) Analisa keperawatan (Assesment) :

Masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrient yang

tidak adekuat belum teratasi

d) Perencanaan keperawatan (Planning) :

Semua intervensi keperawatan untuk masalah nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh dilanjutkan

c. Diagnosa Keperawatan 3 : Defisiensi pengetahuan berhubungan

dengan penatalaksanaan diet dan proses penyakit

1) Perencanaan

a) Tujuan :

Klien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang

penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan

b) Kriteria hasil :

Klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang

dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya

2) Rencana tindakan

a) Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan klien tentang

proses penyakit yang spesifik

Rasional : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien

tentang penyakit yang dialaminya saat ini

b) Jelaskan proses perjalanan penyakit dengan cara yang tepat


47

Rasional : Agar klien dan keluarga mendapatkan gambaran

secara sederhana bagaimana proses perjalanan penyakit yang

klien alami

c) Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit

dengan cara yang tepat

Rasional : Klien dan keluarga dapat mengenali tanda dan gejala

dari penyakit yang klien alami

d) Identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat

Rasional : Klien dapat menyimpulkan hal yang bisa

menyebabkan sakit yang dialaminya saat ini

e) Sediakan informasi pada klien tentang kondisi dengan cara yang

tepat

Rasional : Klien mendapatkan informasi yang tepat tentang

kondisi kesehatannya

f) Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan

untuk mencegah komplikasi dimasa yang akan datang dan atau

proses pengontrolan penyakit

Rasional : Klien dan keluarga dilibatkan untuk berpartisipasi

dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan penyakitnya

g) Dukung klien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second

opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan

Rasional : Klien dan keluarga merasa dilibatkan dalam

mengambil keputusan terkait dengan penyakitnya


48

3) Pelaksanaan / Implementasi keperawatan (jam 12.00 Wib)

a) Data :

(1) Klien dan keluarga mengatakan tidak tahu tentang penyakit

yang dialami oleh klien

(2) Klien dan keluarga menanyakan apa yang harus mereka

lakukan dirumah nanti agar penyakit klien tidak kambuh lagi

b) Action :

(1) Menjelaskan proses perjalanan penyakit kepada klien dan

suaminya dengan cara yang tepat

(2) Memberikan gambaran tanda dan gejala yang biasa muncul

pada penyakit dengan cara yang tepat

(3) Mengidentifikasi kemunginan penyebab dengan cara yang

tepat

(4) Menyediakan informasi untuk klien tentang kondisi dengan

cara yang tepat

c) Respon

(1) Data subyektif :

(a) Klien dan keluarga mengatakan mulai mengerti tentang

penyakit gastritis dan mendapatkan gambaran tentang

proses penyakit gastritis

(2) Data obyektif :

(a) Klien dan keluarganya tampak mendengarkan dengan antusias

penjelasan yang diberikan


49

(b) Klien dan keluarganya tampak aktif dalam bertanya kepada

perawat tentang penyakit gastritis

4) Evaluasi keperawatan / SOAP (jam 14.00 Wib)

a) Subyektif :

(1) Klien dan keluarga mengatakan mengerti tentang pengertian

penyakit yang dialami klien

(2) Klien dan keluarga mengatakan mengerti tentang tanda dan gejala

penyakit gastritis

(3) Klien dan keluarga mengatakan ingin tahu lebih banyak tentang

penyakit yang dialami klien

b) Obyektif :

Klien dan keluarga tampak antusias untuk mengetahui tentang penyakit

yang dialami klien

c) Analisa keperawatan (Assesment) :

Masalah keperawatan defisiensi pengetahuan berhubungan dengan

penatalaksanaan diet dan proses penyakit belum teratasi

d) Perencanaan (Planning) :

Intervensi keperawatan yang akan dilanjutkan :

Identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat


50

Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk

mencegah komplikasi dimasa yang akan datang dan atau proses

pengontrolan penyakit

3. Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi (hari kedua, Sabtu tanggal 23

Februari 2019)

a. Diangnosa Keperawatan 1 : Nyeri berhubungan dengan mukosa

lambung teriritasi

1) Perencanaan

a) Tujuan :

Klien mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu

menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,

mencari bantuan)

b) Kriteria hasil :

Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan

manajemen nyeri

2) Rencana Tindakan

a) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

Rasional : Untuk mengetahui secara terperinci nyeri yang

dialami klien yang bertujuan untuk menentukan intervensi

selanjutnya

b) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan


51

Rasional : Reaksi nonverbal merupakan respon atau refleks

tubuh yang tidak disadari klien, hasil observasi ini kemudian kita

gunakan untuk mencocokkan data subjektif yang kita dapatkan

dari klie

c) Kaji tipe dan sumber nyeri

Rasional : Untuk menentukan intervensi selanjutnya

d) Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi

Rasional : Upaya untuk mengurangi nyeri tanpa bantuan obat-

obatan

e) Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi

pemberian obat

Rasional : untuk memastikan pemberian terapi tepat sesuai jenis

obat, dosis dan frekuensi pemberian obat tepat waktu dan tidak

ada yang terlewatkan

f) Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri

tidak berhasil

Rasional : Untuk menentukan intervensi selanjutnya

3) Pelaksanaan / Implementasi keperawatan (jam 08.30 Wib)

a) Data : Klien masih mengeluh nyeri uluhati

b) Action :

(1) Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif

(2) Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan


52

(3) Mengingatkan klien tehnik nonfarmakologi dengan tehnik

distraksi nafas dalam

(4) Menanyakan kepada klien apakah ingin menggunakan

buli-buli panas?

c) Respon :

(1) Data Subjektif

(a) Klien mengatakan nyeri dirasakan apabila ada makanan

yang masuk keperutnya (P)

(b) Klien mengatakan uluhatinya terasa ditusuk tusuk, perih

dan panas (Q)

(c) Klien mengatakan nyeri terasa dibagian uluhatinya (R),

Klien mengatakan skala nyerinya 4 diantara rentang

angka 0-10 (S)

(d) Klien mengatakan nyeri dirasakan sewaktu waktu atau

kadang kadang dengan durasi yang tidak menentu (T)

(e) Klien mengatakan dia lupa mempraktekkan tehnik nafas

dalam

(f) Klien mengatakan nyerinya hilang bila uluhatinya

ditekan

(g) Klien mengatakan tidak ingin menggunakan buli-buli

panas

(2) Data Objektif :

(a) Klien tampak sesekali meringis kesakitan


53

(b) Klien tampak tidak terlalu gelisah

(c) Klien tampak menekan daerah uluhatinya

(d) Frekuensi nadi meningkat : 84 kali/menit

(e) Klien tampak mempraktekkan tehnik distraksi nafas

dalam

(f) Klien mendapatkan terapi oral Paracetamol 500 mg/ 8

jam pada jam 12.00 wib

4) Evaluasi Keperawatan / SOAP (jam 14.00 Wib)

a) Subjektif :

(1) Klien mengatakan nyerinya agak berkurang setelah

minum obat siang dan disuntik

(2) Klien mengatakan skala nyerinya 4 diantara rentang 0-

10

b) Objektif :

(1) Keadaan umum klien tampak masih lemah

(2) Klien tampak mulai tenang

(3) Klien tampak memegangi daerah uluhatinya sesekali

(4) Klien tampak mempraktekkan tehnik distraksi nafas

dalam

(5) Nadi klien 82 kali/menit

c) Analisa Keperawatan (Assesment) :

Masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan

mukosa lambung teriritasi belum teratasi


54

d) Perencanaan Keperawatan (Planning) :

Intervensi keperawatan untuk masalah keperawatan nyeri

yang dilanjutkan :

(1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif

termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,

kualitas dan faktor presipitasi

(2) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

(3) Kaji tipe dan sumber nyeri

(4) Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan

nyeri tidak berhasil

b. Diagnosa Keperawatan 2 : Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan

nutrient yang tidak adekuat

1) Perencanaan

a) Tujuan :

(1) Klien mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

(2) Klien mampu menunjukkan peningkatan fungsi

pengecapan dan menelan

b) Kriteria hasil :

Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

2) Rencana tindakan

a) Berikan makanan yang terpilih (sudah

dikonsultasikan dengan ahli gizi)


55

Rasional : Untuk menentukan jenis makanan yang

sesuai dengan kondisi penyakit klien saat ini

b) Anjurkan klien makan dengan porsi kecil tapi sering

Rasional : Meningkatkan proses pencernaan dan

toleransi klien terhadap nutrisi yang diberikan

c) Monitor keluhan mual dan muntah

Rasional : Untuk menentukan intervensi yang tepat

d) Monitor turgor kulit

Rasional : Untuk mengetahui tanda-tanda dehidrasi

yang mungkin terjadi

e) Monitor lingkungan selama makan

Rasional : Agar klien merasa nyaman saat makan

f) Jadwalkan pengobatan atau tindakan tidak selama

jam makan

Rasional : Agar klien tidak terganggu pada saat

makan

g) Monitor adanya penurunan berat badan (timbang

berat badan klien per hari)

Rasional : Mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan

mengubah pemberian nutrisi

h) Berikan perawatan oral teratur

Rasional : Memberikan perasaan nyaman sebelum

klien makan
56

i) Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan

frekuensi pemberian obat

Rasional : untuk memastikan pemberian terapi tepat

sesuai jenis obat, dosis dan frekuensi pemberian obat

tepat waktu dan tidak ada yang terlewatkan

3) Pelaksanaan / implementasi keperawatan (jam 09.00 Wib)

a) Data : klien mengatakan masih merasa mual

b) Action :

(1) Menanyakan kepada klien apakah sudah sarapan pagi

ini?

(2) Menanyakan kepada klien apakah therapi oralnya sudah

diminum tadi pagi sebelum sarapan?

(3) Menanyakan kepada klien apakah sudah malakukan

perawatan oral sebelum makan?

(4) Menanyakan kepada klien apakah klien mengkonsumsi

makanan selain yang disediakan oleh rumah sakit?

(5) Memberikan injeksi Ondancentron 4 mg/8 jam melalui

intravena line

c) Respon :

(1) Data Subyektif :


57

(a) Klien mengatakan dirinya sudah sarapan bubur tadi

pagi dan menghabiskan sepertiga dari porsi yang

disajikan

(b) Klien mengatakan tidak tahu kalau obat syrupnya

diminum sebelum makan jadi klien meminum

obatnya sesudah makan

(c) Klien mengatakan sudah menyikat gigi begitu bangun

tidur

(d) Klien mengatakan ada meminum air kopi milik

suaminya sedikit saja

(2) Data Obyektif :

1) Klien tampak mulai tenang

4) Evaluasi keperawatan / SOAP (jam 14.30 Wib)

a) Subyektif :

(1) Klien mengatakan rasa mualnya sudah berkurang jauh

siang ini setelah berapa kali disuntik

(2) Klien mengatakan tadi siang sudah berhasil

menghabiskan setengah dari porsi yang disediakan

(3) Klien mengatakan tidak akan minum kopi milik

suaminya lagi

b) Obyektif

(1) Klien tampak tenang


58

(2) Porsi bubur yang disediakan untuk klien tadi siang

tampak sudah dihabiskan setengah porsi

(3) Klien dan keluarga tampak kooperatif dan mau bekerja

sama serta tampak menuruti saran yang diberikan

perawat

c) Analisa keperawatan (Assesment) :

Masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

masukan nutrient yang tidak adekuat belum teratasi

d) Perencanaan keperawatan (Planning) :

Semua intervensi keperawatan untuk masalah nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh dilanjutkan

c. Diagnosa Keperawatan 3 : Defisiensi pengetahuan berhubungan

dengan penatalaksanaan diet dan proses penyakit

1) Perencanaan

a) Tujuan :

Klien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang

penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan

b) Kriteria hasil :

Klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang

dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya


59

2) Rencana tindakan

a) Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan klien tentang

proses penyakit yang spesifik

Rasional : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien

tentang penyakit yang dialaminya saat ini

b) Jelaskan proses perjalanan penyakit dengan cara yang tepat

Rasional : Agar klien dan keluarga mendapatkan gambaran

secara sederhana bagaimana proses perjalanan penyakit yang

klien alami

c) Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada

penyakit dengan cara yang tepat

Rasional : Klien dan keluarga dapat mengenali tanda dan

gejala dari penyakit yang klien alami

d) Identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat

Rasional : Klien dapat menyimpulkan hal yang bisa

menyebabkan sakit yang dialaminya saat ini

e) Sediakan informasi pada klien tentang kondisi dengan cara

yang tepat

Rasional : Klien mendapatkan informasi yang tepat tentang

kondisi kesehatannya
60

f) Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan

untuk mencegah komplikasi dimasa yang akan datang dan

atau proses pengontrolan penyakit

Rasional : Klien dan keluarga dilibatkan untuk berpartisipasi

dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan

penyakitnya

g) Dukung klien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan

second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan

Rasional : Klien dan keluarga merasa dilibatkan dalam

mengambil keputusan terkait dengan penyakitnya

3) Pelaksanaan / Implementasi keperawatan (jam 10.00 Wib)

a) Data :

(1) Klien dan keluarga menanyakan apa yang menjadi

pantangan dari penyakitnya

(2) Klien dan keluarga menanyakan apa yang harus mereka

lakukan dirumah nanti agar penyakit klien tidak kambuh

lagi

b) Action :

(1) Menyediakan informasi untuk klien tentang kondisi

dengan cara yang tepat

(2) Mengidentifikasi kemungkinan penyebab yang tepat


61

(3) Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin

diperlukan untuk mencegah komplikasi dimasa yang akan

datang dan atau proses pengontrolan penyakit

c) Respon :

(1) Data subyektif :

(a) Klien dan keluarga mengatakan mulai mengerti

makanan atau minuman apa saja yang sebaiknya

dihindari oleh penderita gastritis

(b) Klien dan keluarganya mengatakan bahwa kebiasaan

hidup mereka selama ini bisa saja menjadi penyebab

dari penyakit yang dialami klien sekarang

(2) Data obyektif :

(a) Klien dan keluarganya tampak mendengarkan dengan

antusias penjelasan yang diberikan

(b) Klien dan keluarganya tampak aktif dalam bertanya

kepada perawat tentang penyakit gastritis

4) Evaluasi keperawatan / SOAP (jam 14.00 Wib)

a) Subyektif :

(1) Klien dan keluarga mengatakan senang karena diajak

berdiskusi tentang segala sesuatu tentang penyakit klien

(2) Klien dan keluarga mengatakan sudah memahami

penjelasan perawat tentang segala sesuatu tentang

penyakit gastritis
62

b) Obyektif :

(1) Klien dan keluarga tampak antusias pada saat berdiskusi

tentang penyakit klien

(2) Klien dan keluarga tampak sudah puas dan mengerti

tentang penyakit gastritis

c) Analisa keperawatan (Assesment) :

Masalah keperawatan defisiensi pengetahuan berhubungan

dengan penatalaksanaan diet dan proses penyakit teratasi

d) Perencanaan (Planning) :

Intervensi keperawatan untuk diagnosa defisiensi

pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan diet dan

proses penyakit dihentikan

4. Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi (hari ketiga, Minggu tanggal 24

Februari 2019)

a. Diangnosa Keperawatan 1 : Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung

teriritasi

1) Perencanaan

a) Tujuan :

Klien mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu

menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri,

mencari bantuan)

b) Kriteria hasil :
63

Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan

manajemen nyeri

2) Rencana Tindakan

a) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

Rasional : Untuk mengetahui secara terperinci nyeri yang dialami

klien yang bertujuan untuk menentukan intervensi selanjutnya

b) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

Rasional : Reaksi nonverbal merupakan respon atau refleks tubuh

yang tidak disadari klien, hasil observasi ini kemudian kita

gunakan untuk mencocokkan data subjektif yang kita dapatkan

dari klien

c) Kaji tipe dan sumber nyeri

Rasional : Untuk menentukan intervensi selanjutnya

d) Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi

Rasional : Upaya untuk mengurangi nyeri tanpa bantuan obat-

obatan

e) Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi

pemberian obat

Rasional : untuk memastikan pemberian terapi tepat sesuai jenis

obat, dosis dan frekuensi pemberian obat tepat waktu dan tidak

ada yang terlewatkan


64

f) Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri

tidak berhasil

Rasional : Untuk menentukan intervensi selanjutnya

3) Pelaksanaan / Implementasi keperawatan (jam 08.30)

a) Data :

a. Klien masih mengatakan nyeri uluhatinya sudah jauh

berkurang

b. Klien mengatakan skala nyerinya 2 diantara rentang 0-10

c. Klien menanyakan apakah hari ini dirinya boleh pulang

b) Action :

(1) Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif

(2) Menyarankan agar klien menunggu sampai dokter datang

dan memeriksa keadaannya kemudian bertanya kepada

dokter apakah klien sudah boleh pulang atau belum

c) Respon :

(1) Data Subjektif :

i. Klien mengatakan nyeri uluhatinya sudah jauh berkurang

ii. Klien mengatakan skala nyerinya 2 diantara rentang 0-10

(2). Data Obyektif :

(a) Klien tampak tenang

(b) Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital :

(c) Frekuensi nadi : 80 kali/menit

(d) Tekanan darah klien 110/70 mmHg


65

(e) Respirasi rate 20 x / menit

4) Evaluasi Keperawatan / SOAP (jam 12.00 Wib)

1) Subjektif :

(1) Klien mengatakan nyerinya sudah jauh berkurang

(2) Klien mengatakan hari ini dirinya sudah boleh pulang

(3) Klien mengatakan skala nyerinya 2 diantara rentang 0-10

2) Objektif :

(1) Klien tampak tenang

(2) Klien tampak sudah tidak memegangi daerah uluhatinya lagi

(3) Klien tampak bersemangat karena dibolehkan pulang oleh

dokter

3) Analisa Keperawatan (Assesment) :

Masalah keperawatan nyeri berhubungan dengan mukosa

lambung teriritasi teratasi

4) Perencanaan Keperawatan (Planning) :

Intervensi keperawatan untuk masalah keperawatan nyeri

berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi dihentikan

b. Diagnosa Keperawatan 2 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrient yang tidak

adekuat

1) Perencanaan

a) Tujuan :

(1) Klien mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi


66

(2) Klien mampu menunjukkan peningkatan fungsi

pengecapan dan menelan

b) Kriteria hasil :

Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

3) Rencana tindakan

a) Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan

dengan ahli gizi)

Rasional : Untuk menentukan jenis makanan yang sesuai dengan

kondisi penyakit klien saat ini

b) Anjurkan klien makan dengan porsi kecil tapi sering

Rasional : Meningkatkan proses pencernaan dan toleransi klien

terhadap nutrisi yang diberikan

c) Monitor keluhan mual dan muntah

Rasional : Untuk menentukan intervensi yang tepat

d) Monitor turgor kulit

Rasional : Untuk mengetahui tanda-tanda dehidrasi yang

mungkin terjadi

e) Monitor lingkungan selama makan

Rasional : Agar klien merasa nyaman saat makan

f) Jadwalkan pengobatan atau tindakan tidak selama jam makan

Rasional : Agar klien tidak terganggu pada saat makan

g) Monitor adanya penurunan berat badan (timbang berat badan

klien per hari)


67

Rasional : Mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah

pemberian nutrisi

h) Berikan perawatan oral teratur

Rasional : Memberikan perasaan nyaman sebelum klien makan

i) Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi

pemberian obat

Rasional : untuk memastikan pemberian terapi tepat sesuai jenis

obat, dosis dan frekuensi pemberian obat tepat waktu dan tidak

ada yang terlewatkan

4) Pelaksanaan / implementasi keperawatan (jam 08.30 Wib)

a) Data :

(1) Klien mengatakan sudah tidak mual lagi

(2) Klien mengatakan hari ini dirinya sudah diperbolehkan

dokter untuk pulang

b) Action :

Menanyakan kepada klien apakah klien sudah mampu

menghabiskan bubur yang disajikan untuknya?

c) Respon :

(1) Data Subyektif :

(a) Klien mengatakan makanan (bubur) yang tadi pagi

disajikan untuknya sudah mampu dia habiskan


68

(b) Klien mengatakan selera makannya sudah mulai membaik

(2) Data Obyektif : Klien tampak sudah jauh lebih membaik dan

bertenaga

4) Evaluasi keperawatan / SOAP (jam 12.00 Wib)

a) Subyektif :

(1) Klien mengatakan rasa mualnya sudah berkurang

(2) Klien mengatakan dokter memperbolehkan dirinya

pulang

b) Obyektif :

(1) Klien tampak sudah membaik dan segar

(2) Klien tampak bersemangat untuk pulang

3) Analisa keperawatan (Assesment) :

Masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan nutrient

yang tidak adekuat teratasi

4) Perencanaan keperawatan (Planning) :

Semua intervensi keperawatan untuk masalah nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh dihentikan


69

Anda mungkin juga menyukai