S
KASUS PENYAKIT ABDOMINAL PAIN
RUMAH SAKIT.HAJI MAKASSAR
…………………. ……………………
adanya bantuan dan dukungan dalam penulisan banyak sekali pihak yang telah
membantu penulis baik dalam memberi motivasi, bimbingan materi, dan lain
sebagainya.
ABDOMINAL PAIN ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dan nantinya
professional.
Penulis
SARWIN SANTOSO
DAFTAR ISI
Daftar isi
Kata Pengantar
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP DASAR ABDOMINAL PAIN
1. Pengertian abdominal pain
2. Patofisiologi
3. Etiologi
4. Panifestasi klinik
5. Komplikasi
6. Penatalasanaan
7. Penunjang kepearawatan
BAB II KONSEP KEPERAWATAN
B. KONSEP KEPERAWATAN ABDOMINAL PAIN
1. Pengkajian
2. Diagnose keperawatan
3. Intervensi
4. Implementasi
5. Evaluasi dan dokumentasi
BAB III ASKEP PENGKAJIAN PASIEN
1. Pengkajian
2. Analisa data
3. Diagnosa keperawatan
4. Rencana asuhan keperawatan
5. Implementasi keperawatan
6. Evaluasi keperawatan
Patofisiologi dan penyimpagan KDM
Daftar Pustaka
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
ABDOMINAL PAIN
2. PATHOFISIOLOGI
Rasa nyeri pada abdominal baik mendadak maupun berulang, biasanya
selalu bersumber pada: visera abdomen (organ yang ada di abdomen), organ
lain di luar abdomen, lesi pada susunan saraf spinal, gangguan metabolik, dan
psikosomatik. Rasa nyeri pada abdomen berasal dari suatu proses penyakit
yang menyebar ke seluruh peritoneum ke ujung saraf, yang lebih dapat
meneruskan rasa nyerinya dan lebih dapat melokalisasi rasa nyeri daripada
saraf otonom. Telah diketahui pula bahwa gangguan pada visera pada
mulanya akan menyebabkan rasa nyeri visera, tetapi kemudian akan diikuti
oleh rasa nyeri somatik pula, setelah peritoneum terlibat. Rasa nyeri somatik
yang dalam akan disertai oleh tegangan otot dan rasa mual yang merupakan
gejala khas peritonitis. Reflek rasa nyeri abdomen dapat timbul karena adanya
rangsangan nervus frenikus ( syaraf diafragma), misalnya pada pneumonia.
Rasa nyeri yang berasal dari usus halus akan timbul didaerah abdomen bagian
atas epigastrium, sedangkan rasa nyeri dari usus besar akan timbul dibagian
bawah abdomen. Reseptor rasa nyeri didalam traktus digestivus terletak pada
saraf yang tidak bermielin yang berasal dari sistem saraf otonom pada
mukosa usus. Jarak syaraf ini disebut sebagai serabut saraf C yang dapat
meneruskan rasa nyeri lebih menyebar dan lebih lama dari rasa nyeri yang
dihantarkan dari kulit oleh serabut saraf A. Nyeri ini khas bersifat tumpul,
pegal, dan berbatas tak jelas serta sulit dilokalisasi. Impuls nyeri dari visera
abdomen atas ( lambung, duodenum, pankreas, hati, dan sistem empedu ),
mencapai medula spinalis pada segmen torakalis 6,7,8 serta dirasakan
didaerah epigastrium. Impuls nyeri yang timbul dari segmen usus yang
meluas dari ligamentum Treitz sampai fleksura hepatika memasuki segmen
torakalis 9 dan 10, dirasakan di sekitar umbilikus. Dari kolon distalis, ureter,
kandung kemih, dan traktus genetalia perempuan, impuls nyeri mencapai
segmen torakal 11 dan 12 serta segmen lumbalis pertama. Nyeri dirasakan
pada daerah suprapubik dan kadang-kadang menjalar ke labium atau skrotum.
Jika proses penyakit meluas ke peritorium maka impuls nyeri dihantarkan
oleh serabut aferen somatis ke radiks spinal segmentalis 1,3. nyei yang
disebabkan oleh kelainan metabolik seperti pada keracunan timah, dan
porfirin belum jelas patofisiologi dan patogenesisnya. Jadi permasalahan
keperawatannya adalah nyeri dan ketika nyeri muncul akan mengakibatkan
pola tidur pasien terganggu.
3. ETIOLOGI
a. Nyeri abdomen dapat disebabkan oleh masalah disepanjang saluran
pencernaan atau di berbagai bagian abdomen, yang bisa berupa :
b. Ulkus yang mengalami perforasi
c. Irritable bowel syndrome (gangguan jangka panjang pada sistem
pencernaan yang umum terjadi.)
d. Apendisitis
e. Pankreasitis
f. Batu empedu
4. MANIFESTASI KLINIS
Nyeri abdomen, mual, muntah tidak nafsu makan, lidah dan mukosa bibir
kering ,turgor kulit tidak elastis, urine sedikit dan pekat, lemah dan kelelahan.
5. KOMPLIKASI
a. Perporasi gastrointestinal
b. Obstruksi gastrointestinal
6. PENATALASANAAN
1. pengkajian (pola fungsi kesehatan)
Menurut pengkajian virginie Henderson, masalah yang di temui pada
pasien dengan masalah abdominal pain hanya yang muncul beberapa dari 14
pengkajian tersebut
a. Pola oksigenasi
Biasanya di temukan kondisi pada pasien seperti pernafasan dangkal
karena nyeri pada abdomen, RR meningkat
b. Pola persepsi kesehatan ( pemahaman klien tentang kesehatan dan
bagaimana kesehatan mereka di atur)
c. Pola nutrisi metabolic ( komsumsi relative terhadap kebutuhan
metabolic)
d. Pola eliminasi ( menggambarkan pola fungsi eliminasi dalam
kehidupan sehari-hari apakah ada gangguan atau tidak)
e. Pola aktivitas dan latihan ( menggambarkan pola aktivitas dalam
kehidupan sehari-hari)
f. Pola istirahat dan tidur ( menggambarkan pola tidur dan istirahat
pasien) biasanya ditemukan pemasalahan yaitu gangguan pola tidur yg
di akibatkan nyeri
g. Pola nyeri / kenyamanan
Karakteristik nyeri tergantung pada jenis nyeri, misalkan migren,
ketegangan otot, cluster, tumor otak, dll.
h. Pola konsep diri ( menggambarkan cara menggambarkan diri sendiri,
bagaimana cara seseorang memandang dirinya)
i. Pola peran ( hubungan keterikatan perang dan hubungan)
j. Pola reproduksi (kepuasan atau tidaknya seks)
k. Pola koping ( menggambarkan pola koping pada umumnya)
l. Pola nilai kepercayaan ( keyakinan spiritual klien)
m. Pola gerak dan ketahanan tubuh
n. Suhu tubuh
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan fisik
b. Pemeriksaan DL
c. Amilase Kadar serum >3x batas atas kisaran normal merupakan
diagnostik pankreatitis.
d. β-hcg(serum) : Kehamilan ektopik (kadar β-hcg dalam serum lebih
akurat daripada dalam urine)
e. Gas darah arteri : Asidosis metabolic (iskemia usus, peritonitis,
pankreatitis)
f. Urin
g. EKG:Infark miokard
h. Rotgen thorak:viskus perforasi(udara bebas),pneumonia
i. Rotgen Abdomen :Usus iskemik (dilatasi,usus yang edema dan
menebal),pankreatitis(pelebaran jejunum bagian atas
sentimel),kolangitis(udara dalam cababg bilier),kolitis akut(kolon
mengalami dilatasi,edema dan gambaran menghilang),obstruksi
akut(usus mengalami dilatasi,tanda string of pearl ) Batu Ginjal
(Radioopak dalam saluran ginjal )
j. Ultrasonografi
k. CT scan : merupakan pemeriksaan penunjang pilihan untuk inflamasi
peritonium yang tidak terdiagnosis (terutama pada orang tua yang
didiagnosis bandingnya luas,pada pasien yang dipertimbangkan untuk
dilakukan laparotomi dan diagnosis belum pasti,,pankreatitis,trauma
hati/limpa/mesenterium,divertikulitis,aneurisma
l. IVU (urografi intravena) : batu ginjal,obtruksi saluran ginjal
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN ABDOMINAL PAIN
1. Pengkajian
a. Pasien mengeluh nyeri perut.
b. Nadi meningkat
c. Tekanan darah meningkat
d. RR meningkat
e. Pasien tampak meringis.
f. Pasien mengatakan nyeri ringan – sedang
g. Pasien mengatakan nyerinya bersifat tumpul, pegal, dan berbatas tak
jelas serta sulit dilokalisasi
h. Pasien hanya minum < 8 gelas sehari
i. Pasien muntah-muntah
j. Pasien tampak lemah.
k. Lidah dan mukosa bibir pasien kering.
l. Turgor kulit tidak elastis.
m. Urine sedikit dan pekat.
n. Pasien mengatakan mual dan tidak nafsu makan.
o. Pasien hanya makan sedikit dari porsi yang diberikan.
p. Berat badan pasien turun
q. Pasien tampak lemah dan kelelahan
r. Kekuatan otot
444 444
444 444
a. Pemeriksaan fisik
Dilaksanakan dengan memeriksa dulu keadaan umum
penderita (status generalis) untuk evaluasi keadaan sistim
pemafasan, sistim kardiovaskuler dan sistim saraf yang
merupakan sistim vital untuk kelangsungan kehidupan.
Pemeriksaan keadaan lokal (status lokalis abdomen) pada
penderita dilaksapakan secara sistematis dengan inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi. Tanda-tanda khusus pada
akut abdomen tergantung pada
penyebabnya seperti trauma, peradangan, perforasi atau obstruksi.
b. Inspeksi
Tanda-tanda khusus pada trauma daerah abdomen adalah :
a. Penderita kesakitan. Pernafasan dangkal karena nyeri didaerah
b. abdomen. Penderita pucat, keringat dingin.
c. Bekas-bekas trauma pads dinding abdomen, memar, luka,prolaps
omentum atau usus. Kadang-kadang pada trauma tumpul
abdomen sukar ditemukan tanda-tanda
khusus, maka harus dilakukan pemeriksaan berulang oleh dokter
yang sama untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya perubahan
pada pemeriksaan fisik.
d. Pada ileus obstruksi terlihat distensi abdomen bila obstruksinya
letak rendah, dan bila orangnya kurus kadang-kadang terlihat
peristalsis usus (Darm-steifung).
c. Palpasi
a) Akut abdomen memberikan rangsangan pads peritoneum
melalui peradangan atau iritasi peritoneum secara lokal atau
umum tergantung dari luasnya daerah yang terkena
iritasi.
b) Palpasi akan menunjukkan 2 gejala :
1. Perasaan nyeri
Perasaan nyeri yang memang sudah ada terus menerus akan
bertambah pads waktu
palpasi sehingga dikenal gejala nyeri tekan dan nyeri lepas.
Pada peitonitis lokal akan timbul rasa nyeri di daerah
peradangan pads penekanan dinding abdomen di daerah lain.
2. Kejang otot (defense musculaire, muscular rigidity)
Kejang otot ditimbulkan karena rasa nyeri pads
peritonitis diffusa yang karena rangsangan palpasi bertambah
sehingga secara refleks terjadi kejang otot.
d. Perkusi
Perkusi pads akut abdomen dapat menunjukkan 2 hal. 1) Perasaan
nyeri oleh
ketokan pads jari. Ini disebut sebagai nyeri ketok. 2) Bunyi
timpani karena meteorismus disebabkan distensi usus yang
berisikan gas pads ileus obstruksi rendah.
e. Auskultasi
Auskultasi tidak memberikan gejala karena pada akut abdomen
terjadi perangsangan
2. Diagnosa Keperawatan :
1. Nyeri akut berhubungan dengan post operasi ditandai
dengan Pasien mengeluh nyeri perut, nadi meningkat,
tekanan darah meningkat, RR meningkat, Pasien tampak
meringis dan pasien mengatakan slaka nyeri ringan - sedang.
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
pembatasan intake cairan insisi bedah ditandai dengan
pasien tampak lemah, lidah dan mukosa bibir pasien
kering, turgor kulit tidak elastis, urine sedikit dan pekat,
minum < 8 gelas.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat nyeri
insisi bedah ditandai
3. Intervensi
1. Nyeri akut yang berhubungan dengan post operasi tujuan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan 2 x 24 jam di harapkan
nyeri dapat berkurang atau terkontrol dengan kriteria hasil :
1. Nyeri pasien dapat berkurang
6. Peningkatan nadi
7. Observasi skala nyeri
menunjukkan adanya nyeri.
Intervensi Rasional
1. Pantau dan catat tanda-tanda vital 1. Takikardia, dispnea, atau
setiap 2 jam atau sesering mungkin hipotensi dapat
sesuai keperluan sampai stabil. mengindikasikan
Kemudian pantau dan catat tanda- kekurangan volume cairan
tanda vital setiap 4 jam. atau ketidakseimbangan
elektrolit.
2. Selimuti pasien hanya dengan kain 2. Untuk mencegah
yang tipis. Hindari terlalu panas vasodilatasi, terkumpulnya
darah di ektremitas, dan
berkurangnyavolume darah
sirkulasi.
3. Ukur asupan dan haluaran setiap 1
sampai 4 jam. Catat dan laporkan 3. Haluaran urineyang
perubahan yang signitifikan rendah dan berat jenis
termasuk urine, feses, muntahan, urine yang tinggi
drainase luka. mengindikasikan
hopovolemia.
4. Berikan cairan, darah atau produk
darah, atau ekspander plasma 4. Untuk mengganti cairan
dan kehilangan darah serta
mempermudah pergerakan
cairan ke dalam ruang
intravaskular, pantau dan
catat keefektifan dan semua
efek yang tidak diharapkan.
aktivitas
4. Pasien menyatakan rasa puas dengan setiap tingkat aktivitas baru yang
dapat dicapai
Intervensi Rasional
1. Jelaskan kepada klien tindakan yang 1. klien mengetahui dan dapat
akan di lakukan. mengikuti tindakan yang akan
di lakukan
4. Observasi dan catat asupan pasien 4. untuk mengkaji zat gizi yang
di konsumsi dan suplemen
yang diperlukan
5. Tindakan ini memberikan
5. Timbang berat badan pasien pada
data akurat dan memberikan
jam yang sama setiap hari. Beri
pengendalian pada pasien
penguatan penambahan berat badan
tentang makanan yang akan
dengan pujian atau penghargaan
dimakan dan pujian atau
penghargaan yang di
dapatkan
3. Implementasi
Adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan
IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI
Memantau dan mencatat tanda-tanda vital setiap 2 jam atau sesering mungkin sesuai
keperluan sampai stabil. Kemudian pantau dan catat tanda- tanda vital setiap 4 jam.
Menyelimuti pasien hanya dengan kain yang tipis. Menghindari kain yang
terlalu panas
Mengukur asupan dan haluaran setiap 1 sampai 4 jam. Catat dan laporkan
perubahan yang signitifikan termasuk urine, feses, muntahan, drainase luka.
Memberikan cairan, darah atau produk darah, atau ekspander plasma
IMPLEMENTASI
Distensi
Nyeri akut abdomen
BAB III
ASKEP PENGKAJIAN PASIEN
KASUS PENYAKIT ABDOMINAL PAIN
Keterangan:
Laki-laki : tidak di ketahui : ?
klien : meningga:
satu rumah: . . . . Kawin :
Perempuan :
Komentar:
Generasi I : klien memilki orang tua yang sudah meninggal
Generasi II : klien anak ke 2 dari 3 bersaudara
Generasi III : klien sdh menikah dan memiliki 2 orang anak dan tinggal
suami dan anaknya
1. Kesadaran : lemah
2. Keadaan umum : compos mentis
a. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmhg
P : 24x/m
N : 75 x/m
S : 36 c
3. Kepala
a. bentuk : simetris
b. warna rambut : kulit kepala brsih tidak ada lesi
4. mata
a. bentuk bola mata : bulat
b. kongjungtiva : anemis
c. tekanan bola : tidak ada nyri tekan
d. fungsi penglihatan : normal
5. hidung
a. reaksi alergi : tidak ada
b. frekuensi : sferik
c. pernah mengalami flu : iya
6. mulut dan tenggorokan
a. gigi geligi : tidak ada lesi dan bersih
b. kesulitan menelan : tidak ada kesulitan dalam menelan
c. kulit/gangguan bicara : normal
7. dada dan paru-paru
a. bentuk dada : normal
b. suara nafas : bernada rendah versikuler
c. palpasi : getaran sama
8. jantung dan sirkulasi
a. nadi : 75 x/m
b. cappiling reffyling : 36,2 detik
c. destensi vena : -
d. suara : getaran sama
e. nyeri : uluh hati
f. perubahan warna kulit : -
g. monitoring hemodinamik : tidak di kaji
9. abdomen
a. perstaltik : 22 x/m
b. infeksi: simetris
c. perkusi : identitas batas organ
d. palpasi : -
10. genetalia dan status produksi
a. kehamilan: tidak sedang hamil
b. buah dada :normal
c. pendarahan : tidak ada pendarahan
d. pemeriksaan pap dan smear terakhir : -
e. hasil : tidak ada pemeriksaan hasil kehamilan
f. flour albus : tidak di kaji
g. prostat : tidak di kaji
h. pengunaan kateter :-
11. status neologis
a. GCS E= 4 M=5 V=6 =15
b. reflex patologis : kerning sing (-) laseng sing (-)
brunsky (-) chaddok (+) babinsky (-)
c. reflex fisiologis : bisep (+) trisep (-) patella (+)
12. Ekstremitas
Keadaan ekstremitas :
a. Bentuk : simetris
b. Atropi : tidak ada tumor
c. Rom : kurang
d. Edema : tidak ada edema
e. Kekuatan otot : 444
f. Nyeri : ada
g. Akral : dingin
X. TERAPI MEDIS
1. Obat-obatan
a. injeksi raditine
b. injeksi ketrolacs
c. injeksi ondesetron
2. Analisa data
NO DATA PROBLEM ETIOLOGI
.
1. DS : klien mengatakan nyeri Nyeri akut Agen biologis (iritasi
uluh hati, bagian perut kiri mulkosa lambung)
O: pasien mengatakan nyeri
dirasakan sejak kemarin
P: pasien mengatakan nyeri
yang dirasakan selama 2 hari
Q: Klien mengatakan nyeri
dirasakan bagian uluh hati
R: Klien mengatakan sperti di
remas-remas
S: skla nyeri 4
T: pasien berusaha
mengurangi gerakan agar nyeri
tidak terasa
U: klien mengerti akan
penyakitnya
V:klien berharap cepat sembuh
dan pulang
Dan pasien tampak gelisah dan
cemas
2. Pasien mengatakan lemas Ketidak Menurunya nafsu
mual dan muntah lemas dan seimbangan makan yang
hanya minum air putih nutrisi kurang mengakibatkan mual
dari kebutuhan dan muntah
tubuh
3. Pasien terpasang infus 20tpm Resiko infeksi Agen cidera fisik
di tangan kanan tindakan ifashif
3. Diagnosa keperawatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO.
3. Resiko infeksi dengan factor agen cidera fisik (tindakan infashif) yang
ditandai dengan terpasangnya infus 28tpm di tangan kanan
4. Rencana keperawatan
No. Diagnose keperawatan Rencana tindakan keperawatan
Tujuan dan
kriteria hasil intervensi rasional
5. Implementasi keperawatan
Tgl/ diagnosa keperawatan Implementasi Respon
No.
waktu
6. Evaluasi keperawatan
Tgl/waktu Evaluasi SOAP
Resiko
ketidakseimbangan Mual muntah
nutrisi