Fasilitator:
Bapak Hakim
Disusun Oleh:
AJ-1/B-22
1.2 Etiologi
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energy dari sumber panas ke tubuh
melalui kondusksi atau radiasi elektromagnetik, meliputi: Etiologi luka bakar
dapat dibagi menjadi Scald Burns, Flame Burns, Flash Burns, Contact Burns,
Chemical Burns, Electrical Burns, Frost Bite (Jeschke, 2007).
a. Scald Burns
Luka karena uap panas, biasanya terjadi karena air panas, merupakan
kebanyakan penyebab luka bakar pada masyarakat. Air pada suhu 60°C
menyebabkan luka bakar parsial atau dalam dengan waktu hanya dalam 3
detik. Pada 69°C, luka bakar yang sama terjadi dalam 1 detik (Jeschke,
2007).
b. Flame Burns
c. Flash Burns
Flash burns adalah berikutnya yang paling sering. Ledakan gas alam,
propan, butane, minyak destilasi, alkohol dan cairan mudah terbakar lain
seperti aliran listrik menyebabkan panas untuk periode waktu. Flash burns
memiliki distribusi di semua kulit yang terekspos dengan area paling dalam
pada sisi yang terkena (Jeschke, 2007).
d. Contact Burns
Luka bakar kontak berasal dari kontak dengan logam panas, plastik, gelas
atau bara panas. Kejadian ini terbatas. Balita yang menyentuh atau jatuh
dengan tangan menyentuh setrika, oven dan bara kayu menyebabkan luka
bakar yang dalam pada telapak tangan (Jeschke, 2007).
e. Chemical Burns
Luka bakar yang diakibatkan oleh iritasi zat kimia, apakah bersifat asam
kuat atau basa kuat. Kejadian ini sering pada karyawan industri yang
memakai bahan kimia sebagai bagian dari proses pengolahan atau
produksinya. Penanganan yang salah dapat memperluas luka bakar yang
terjadi. Irigasi dengan NS (NaCl 0.9%) atau akuabides atau cairan netral
lainnya adalah pertolongan terbaik, tidak dengan cara menetralisirnya
(Jeschke, 2007).
f. Electrical Burns
Sel yang teraliri listrik akan mengalami kematian yang bisa menjalar dari
sejak arus masuk sampai bagian tubuh tempat arus keluar. Luka masuk
adalah tempat aliran listrik memasuki tubuh, luka keluar adalah tempat
keluarnya arus dari tubuh menuju bumi/ground. Sulit secara fisik
menentukan berat ringannnya kerusakan yang terjadi, mengingat perlu
banyak pemeriksaan klinis dan penunjang lainnya untuk mengevaluasi
keadaan penderita. Gangguan jantung, ginjal, kerusakan otot sangat
mungkin terjadi. Besarnya luka masuk atau luka keluar tidak berhubungan
dengan kerusakan jaringan sepanjang aliran luka masuk sampai keluar.
Maka dari itu setiap luka bakar listrik dikelompokan pada derajat III
(Jeschke, 2007).
g. Frost Bite
Adalah luka akibat suhu yang terlalu dingin. Pembuluh darah perifer
mengalami vasokonstriksi hebat, terutama di ujung-ujung jari, hidung dan
telinga. Fase selanjutnya akan terjadi nekrosis dan kerusakan yang
permanen. Untuk tindakan pertama adalah sesegera mungkin
menghangatkan bagian tubuh tersebut dengan pemanas dan gerakan-gerakan
untuk memperlancar sirkulasi (Jeschke, 2007).
1.3 Klasifikasi
1. Menurut kedalamannya
a. Luka bakar derajat I
Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis
Tampak merah dan kering seperti luka bakar matahari
Tidak dijumpai bullae
Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari
front =
18%
Perinium = 1%
front = front =
18% 18%
a. Zona koagulan
Terdiri dari jairngan yang mati membentuk sisa-sisa luka bakar yang berlokasi
pada pusat luka bakar yang berhubungan langsung dengan sumber panas
b. Zona statis
Terdiri dari jaringan yang berbatasan dengan luka yang nekrosis dan masih tetap
hidup tetapi ada risiko berupa defisiensi darahg yang terus menerus selama
penurunan perfusi
c. Zona hiperemia
Terdiri dari kulit normal yang mengalami vasodilatasi dan mengisi aliran
pembuluh darah akibat respon luka
Woc. Luka bakar
Terpaparnya kulit
dengan penyebab
Prognosa penyakit:
Kurang
Cemas perawatan jangka Kurang terpajan
panjang LUKA BAKAR MRS informasi pengetahuan
3. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan
pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah
penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi, deformitas dan
kontraktur.
1.8 Penatalaksanaan
Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, karenanya harus
dicek Airway, breathing dan circulation-nya terlebih dahulu.
1. Airway
Apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka segera pasang
Endotracheal Tube (ET). Tanda-tanda adanya trauma inhalasi antara lain adalah:
terkurung dalam api, luka bakar pada wajah, bulu hidung yang terbakar, dan
sputum yang hitam.
2. Breathing
Eschar yang melingkari dada dapat menghambat pergerakan dada untuk bernapas,
segera lakukan escharotomi. Periksa juga apakah ada trauma-trauma lain yang
dapat menghambat pernapasan, misalnya pneumothorax, hematothorax, dan
fraktur costae.
3. Circulation
Luka bakar menimbulkan kerusakan jaringan sehingga menimbulkan edema, pada
luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovolumik karena kebocoran plasma
yang luas. Manajemen cairan pada pasien luka bakar, dapat diberikan dengan
Formula Baxter.
Formula Baxter
Total cairan: 4cc x berat badan x luas luka bakar
Berikan 50% dari total cairan dalam 8 jam pertama, sisanya dalam 16 jam
berikutnya.
4. Obat - obatan:
a. Antibiotika: tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.
b. Analgetik: Antalgin, aspirin, asam mefenamat, dan morfin.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
IDENTITAS PASIEN
1. Nama Pasien : Tn. D
2. Umur : 33 tahun
3. Suku/ Bangsa : Jawa / Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Swasta
7. Alamat : Sidoarjo
8. Sumber Biaya : Mandiri
KELUHAN UTAMA
1. Keluhan Utama: -
4. KeluhanNyeri: √ ya tidak
P : nyeri karena luka bakar
Q : pasien mengerang
R : tangan dan lengan kanan
S :6
T : terus menerus
Pengkajian skala nyeri dengan CPOT
5. Airway dan C Spine Control / Immobilization
a. Jalan Nafas, bebas √ya tidak
b.Obstru ksi/ Sumbatan √tidak sebagian total
c. Benda Asing tidak padat cair: -
d. Mulut terkatup: √ya tidak
6. Breathing
a. Normal ya √tidak
Masalah Keperawatan:
b. Keluhan: sesak tidak ya
nyeri waktu napas: - Pola Napas Tidak Efektif
8. Disability
a. Kesadaran: Somnolen
Masalah Keperawatan:
b. Gelisah: tidak gelisah
c. GCS: E2V2M3
d. Refleks cahaya: +/+
e. Pupil isokor √ anisokor Diameter: 2mm/2 mm
f. Kejang tidak √ya
g. Hemiparese/ plegia √tidak ya (Ekstremitas kiri/ kanan), tetraplegi
h. Refleks fisiologis √patella √triceps √biceps
i. Refleks patologis babinsky (-) oppenheim (-) schaefer (-)
Meningeal Sign kaku kuduk: - brudzinsky: - kernig: -
Lain-lain
j. Tanda PTIK Muntah proyektil nyeri kepala
hebat. Lain-lain .....................
k. Curiga Fraktur cervikal jejas atas klavikula multiple trauma,
Lain-lain .....................
l. Tanda Fraktur Basis Cranii Bloody rinorhoe Bloody otorhoe
Brill Hematoma Batle Sign
m. Data tambahan:
Lokasi/deskripsi:
b. Tumor/benjolan: ada √tidak
Lokasi/deskripsi:
c. Luka: √ada tidak
Lokasi/deskripsi: luka bakar pada tangan dan lengan kanan 9%, luka bakar
tampak hitam dan kering
d. Pergerakan sendi: bebas terbatas
e. Kekuatan otot: Masalah Keperawatan:
Gangguan Integritas
Kulit/Jaringan
o. ROM: -
p. Data Tambahan: -
ALVI
a. Mulut: √bersih kotor berbau
b. Membran mukosa: √lembab kering stomatitis
c. Tenggorokan:
sakit menelan kesulitan menelan
pembesaran tonsil nyeri tekan
d. Abdomen: tegang kembung ascites
e. Nyeri tekan: ya √tidak
l. Peristaltik:. 12 x/menit
m. BAB: - Terakhir tanggal : -
n. Keluhan BAB, jelaskan:………….
Terpasang Ya 20 20
Infus/ terapi Tidak 0
intravena
Gaya Berjalan Terganggu/ kerusakan 20
kelemahan 10
Normal/ tirah baring/ 0
imobilisasi 0
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
PENGKAJIAN SPIRITUAL
a. Kebiasaan beribadah
- Sebelum sakit sering kadang- kadang tidak
pernah
- Selama sakit sering kadang- kadang tidak pernah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DL
Hb 15,5 gr/dl
Leukosit 11.000 u/L
Trombosit 458.000 u/L
Ht 38%
Kimia Darah
Albumin 3,1
Na : 135meq/L
K : 3,3 meq/L
Cl : 107 meq/L
Ureum : 32 mg/dL
Creatinin : 1,5 mg/dL
GDS : 150 mg/dL
TERAPI:
I. IVFD RL 1080 ml + 480 ml (maintenance) = 1560 ml dalam 8 jam dilanjutkan
dalam 8 Jam
II. IVFD RL 1080 + 960 ml (maintenance ) = 2140 cc dalam 16 jam dilanjutkan
Ketorolac 3x30 mg IV
Ceftazidime 2x1gr IV
Metronidazol 3x500mg
Gentamicin 3x80mg
Ranitidin 2x50 mg
ANALISIS DATA
Data Etiologi Masalah
Data Subjektif :- Agens cedera fisik Nyeri akut
(luka bakar)
Data Objektif :
Data Etiologi Masalah
P : nyeri karena luka bakar.
Q : pasien tampak
mengerang
S : 6 (CPOT)
DS : - - Risiko hipovolemia
DO :
KU : lemah
Kesadaran : somnolen
GCS : 223
N : 80x/menit
TD : 160/80x/menit
CRT : >3 det
PU : 10mL/jam
Turgor kulit : sedang
Akral :
dingin/basah/pucat
Pitting edema : +/-
Orthopnea : (+)
Dyspnea : (+)
Hb : 15,5 g/dL
Ht : 38%
Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan Hambatan upaya nafas (nyeri saat
bernafas) (D.0005)
2. Risiko Hipovolemia (D.0034)
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (luka bakar) (D.0077).
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan cedera kimiawi kulit (luka bakar)
(D.0129)
5. Konfusi akut berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran (D.0064)
Intervensi Keperawatan
Implementasi
No Hari/ Jam No Dx Implementasi TTD
tang
gal
1 26.0 11.00 1 1. Memertahankan
9.20 kepatenan jalan nafas
2. Monitor pola
nafas RR :22x/menit
GCS 223memakai O2 masker 5 lpm
11.10 3. Monitor saturasi
oksigen SpO2 : 95 x /menit
4. Monitor tingkat
kesadaran, batuk, muntah dan kemampuan
menelan
5. Mengatur posisi
untuk mengurangi sesak
Posisi 30 head up
6. Memberi
Informasisaat akan melakukan perubahan
posisi
2 26.0 Jam 2 1. Monitor elastisitas kulit
9.20 11.30 2. Monitor jumlah, warna dan berat jenis urine
3. Monitor intake dan output cairan dalam 24
jam
EVALUASI KEPERAWATAN
No Waktu & Diagnosa Jam Evaluasi keperawatan Ttd
tanggal
1 26.09.20 Pola nafas 12.00 S:-
tidak efektif O:
berhubungan - Jalan nafas pasien
dengan paten
Hambatan - RR 22x/menit
upaya nafas - Spo2 : 95%
(nyeri saat - Dipnea berkurang
bernafas) A : masalah teratasi
(D.0005) sebagian
P : lanjutkan intervensi
2 26.09.20 Risiko S:
Hipovolemia O:
(D.0034) - Turgor kulit baik
- Balance cairan +360
- TD: 140/90
- N: 100x/menit
- S: 37,3
A : masalah teratasi
sebagian
P : lanjutkan intervensi