LUKA BAKAR
DOSEN PEMBIMBING :
OLEH :
P07120220001
JURUSAN KEPERAWATAN
BANJARBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : P07120220001
Judul :Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Luka Bakar
Mengetahui,
LAPORAN PENDAHULUAN
Ruangan : IGD
B. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis menurut ( Suriadi, 2010) :
1. Riwayat terpaparnya
2. Lihat derajat luka bakar
3. Status pernapasan; tachycardia, nafas dengan menggunakan otot asesoris, cuping
hidung dan stridor
4. Bila syok; tachycardia, tachypnea, tekanan nadi lemah, hipotensi, menurunnya
pengeluaran urine atau anuri
5. Perubahan suhu tubuh dari demam ke hipotermi
F. KOMPLIKASI
1. Infeksi
2. Pneumonia
3. Selulit
4. Infeksi saluran kencing
5. Kegagalan pernafasan
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG LUKA BAKAR
1. Hitung darah lengkap
2. Leukosit
3. GDA (Gas Darah Arteri)
4. Elektrolit Serum.
5. Natrium Urin
6. Alkali Fosfat
7. Glukosa Serum
8. Albumin Serum.
9. BUN atau Kreatinin
10. Loop aliran volume
11. EKG
12. Fotografi luka bakar
13. Foto rontgen dada
14. Scan paru
15. Kadar karbon monoksida serum
16. Bronkoskopi
H. PENATALAKSANAAN
Tujuan dasar penatalaksanaan adalah untuk membantu proses regenerasi kulit
akibat luka bakar, mengidentifikasi infeksi, serta mengidentifikasi status cairan.
Cara yang biasanya digunakan untuk mengatasi luka bakar adalah :
1. Hidroterapi
Membersikan luka dapat dilakukan dengan cara hidroterapi. Hidroterapi ini
terdiri dari merendam dan dengan shower. Tindakan ini dilakukan selama 30
menit atau kurang untuk klien dengan luka bakar akut, dibersihkan secara
perlahan atau hati-hati dengan menggunakan berbagai macam larutan seperti
sodium hipokloride, profidon iodine dan chlorohexidine. Jika hidroterapi tidak
dilakukan, maka luka dapat dibersihkan dan dibilas diatas tempat tidur klien
dan ditambahkan dengan penggunaan zat antimikroba.
2. Debridemen
Debridemen luka meliputi pengangkatan eschar. Tindakan ini dilakukan untuk
meningkatkan penyembuhan luka melalui pencegahan proliferasi bakteri di
bagian bawah eschar. Debridemen luka pada luka bakar meliputi debridement
secara mekanik, debridement enzimatik dan dengan tindakan pembedahan
3. Obat-obatan
a. Antibiotika : Tidak diberikan bila klien datang <6 jam sejak kejadian
Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan
sesuai hasil kultur.
b. Analgetik : Kuat (Morfin, petidin)
c. Antasida : Kalau perlu
Pengkajian kedalaman luka bakar dibagi menjadi 3 derajat (grade). Grade tersebut
ditentukan berdasarkan pada keadaan luka, rasa nyeri yang dirasanya dan lamanya
kesembuhan luka
1) Grade I :
Luka bakar ini sangat ringan, hanya mengenai lapisan epidermis, terdapat warna
merah pada kulit tidak ada vesikel, tanpa odema, nyeri dan biasanya sembuh tanpa
adanya pengobatan dalam waktu 3-7 hari.
2) Grade II :
Dangkal mengenai lapisan dermis, ada bulla (lepuh), terdapat penumpukan cairan,
intersisiel. Timbul rasa nyeri yang hebat, biasanya sembuh 21-28 hari. tanpa
disertai jaringan parut bila tidak terjadi infeksi.
3) Grade III :
Dalam gambaran klinis sama tetapi gambaran lepuh, pucat dan agak kering,
keluhan nyeri berkurang karena jaringan lemak, otot terkena. Biasanya
penyembuhan agak lama 1bulan atau lebih dan terdapat jaringan granulasi
4) Grade IV :
Sudah mengenai lapisan paling dalam bahkan sampai tulang. Keadaan luka
kering, warna merah, putih, hitam / coklat, tidak nyeri pada grade ini.
Kesembuhannya lama dan memerlukan tindakan skin graft.
Adapun data pengkajian pasien luka bakar tergantung pada tipe, berat dan permukaan
tubuh yang terkena, antara lain :
1. Aktivitas / Istirahat
Tanda : Penundaan kekuatan, tahanan, keterbatasan rentang gerak, perubahan
tonus.
2. Sirkulasi
Tanda : Hipotensi (syok), perubahan nadi distal pada ekstremitas yang cidera,
kulit putih dan dingin (syok listrik), edema jaringan, disritmia.
3. Integritas ego
Tanda dan Gejala : Kecacatan, kekuatan, menarik diri
4. Eliminasi
Tanda : diuresis, haluaran urine menurun fase darurat, penurunan motilitas usus.
5. Makanan / Cairan
Tanda : edema jaringan umum, anoreksi, mual dan muntah
6. Neurosensori
Gejala : area kebas, kesemutan
Tanda : perubahan orientasi, afek, perilaku, aktivitas kejang, paralisis (Cidera
aliran listrik pada aliran saraf)
7. Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri, panas
8. Pernafasan
Gejala : Cidera inhalasi (terpajan lama)
Tanda : serak, batuk, sianosis, jalan nafas atas stridor bunyi nafas gemiricik,
ronkhi secret dalam jalan nafas
9. Keamanan
Tanda : distruksi jaringan, kulit mungkin coklat dengan tekstur seperti : lepuh,
ulkus, nekrosis atau jaringan parut tebal
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola napas
2. Risiko Kekurangan Volume Cairan b.d kehilangan volume airan aktif
3. Gangguan Rasa Nyaman (Nyeri Akut) b.d agen pencidera fisik
4. Kerusakan Integritas Kulit
5. Resiko Infeksi b.d kerusakan integritas kulit
6. Risiko ketidakefektifan perfusi ginjal b.d luka bakar
C. INTERVENSI
Keterangan:
skala 1 = penyimpangan
parah
skala2 = penyimpangan
substansial
skala 3 = penyimpangan
sedang
skala 4 = penyimpangan
ringan
skala 5 = tidak ada
penyimpangan
Hambatan NOC : NIC :
mobilitas fisik Joint Movement Exercise therapy : ambulation
berhubungan Kriteria hasil: 1. Monitoring vital sign
dengan nyeri 1. Leher sebelm/sesudah latihan dan lihat
1 2 3 4 5 respon pasien saat latihan
2. Punggung 2. Konsultasikan dengan terapi
1 2 3 4 5 fisik tentang rencana ambulasi
3. jari-jari kanan sesuai dengan kebutuhan
1 2 3 4 5 3. Bantu klien untuk menggunakan
4. jari-jari kiri tongkat saat berjalan dan cegah
1 2 3 4 5 terhadap cedera
5. bahu kann 4. Ajarkan pasien atau tenaga
1 2 3 4 5 kesehatan lain tentang teknik
6. bahu kiri ambulasi
1 2 3 4 5 5. Kaji kemampuan pasien dalam
7. tumit kanan mobilisasi
1 2 3 4 5 6. Latih pasien dalam pemenuhan
8. tumit kiri kebutuhan ADLs secara mandiri
1 2 3 4 5 sesuai kemampuan
9. lutut kanan 7. Dampingi dan Bantu pasien saat
1 2 3 4 5 mobilisasi dan bantu penuhi
10. lutut kiri kebutuhan
1 2 3 4 5 ADLs
1. Berikan alat Bantu jika klien
Ket : memerlukan.
skala 1 = penyimpangan 2. Ajarkan pasien bagaimana
parah merubah posisi dan berikan
skala 2 = penyimpangan bantuan jika diperlukan
substansial
skala 3 = penyimpangan
sedang
skala 4 = penyimpangan
ringan
skala 5 = tidak ada
penyimpangan
DAFTAR PUSTAKA
Crowin,E.J.2008. BukuSakuPatofisiologi. Jakarta: EGC.
Doenges, Marilynn E, Mary Frances Moorhouse dan Alice C. Geisser. 2009. Rencana
Gloria, Howard, Joanne, Cheryl, 2016. Nursing Interventions Classification (NIC) Sixth
2. Jakarta: EGC.
https://www.scribd.com/doc/80426990/Laporan-Pendahuluan-Luka-Bakar (Diakses