Anda di halaman 1dari 5

PERSETUJUAN DAN PENOLAKAN PENGAMBILAN TINDAKAN

MEDIK

1 Pengertian

. J. Guwandi,S.H

Informed consent merupakan suatu izin atau pernyataan setuju dari pasien yang diberikan secara
bebas, sadar dan rasional, setelah ia mendapat informasi yang dipahaminya dari dokter mengenai

Penyakitnya

Informed Refusal adalah suatu bentuk pernyataan penolakan yang diberikan oleh pasien secara
bebas, sadar dan rasional setelah ia mendapatkan informasi yang dipahaminya dari dokter
mengenai penyakitnya, adapun bentuk pernyataan itu tidak secara Implied (tersirat) melainkan
dalam bentuk tertulis.

c. Jay Katz

Informed consent adalah suatu pemikiran bahwa keputusan pemberian pengobatan atas pasien
harus terjadi secara kolaboratif (kerjasama) antara dokter dan pasien

e. PERMENKES No. 585/ 1989,Pasal 1

Persetujuan Tindakan Medik adalah persetujuan yang diberikan pasien atau keluarganya atas
dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
Didalam Permenkes ini tidak disebutkan mengenai Informed Consent ataupun Informed refusal
melainkan terangkum dalam persetujuan tindkaan medik

Kesimpulan yang dapat diambil dari

pengertian dan pendapat-pendapat di atas dapat diketemukan unsur-unsur dalam Penerimaan dan
penolakan pengambilan tIndakan medik,
antara lain:

1. Dokter yang memberikan tindakan medik

2. Pasien yang menerima tindakan medik

3. Informasi tentang tindakan medik yang diambil dan resiko

Hak untuk menentukan tindakan atas diri sendiri, menolak atau menerima tindakan tersebut.

Penerimaan dan penolakan pengambilan tindakan medik merupakan satu bentuk persetujuan atau
penolakan seorang pasien mengenai tindakan medik atas dirinya di mana sebelumnya telah

diberikan informasi mengenai keadaan diri dan penyakitnya, sebab-sebab dan akibat dari
tindakan medik yang lain di mana dokter tidak boleh memaksakan tindakan medik karena
kaitannya dengan hak atas diri sendiri

2.Latar Belakang Persetujuan dan Penolakan Pengambilan

Tindakan Medik

Latar belakang dari timbulnya Penerimaan dan penolakan pengambilan tindakan medik di mana
dalam hukum Inggris (Common Law) telah lama dikenal hak perorangan untuk bebas dari
bahaya atau serangan yang menyentuhnya. Bahaya yang disengaja atau serangan dari orang lain
yang menyentuhnya tanpa hak, yang mana disebut Battery, yaitu kejahatan atau perbuatan
melawa hukum yang menggunakan kekerasan atau paksaan terhadap orang lain.

3.Bentuk-bentuk Persetujuan dan Penolakan Pengambilan Tindakan

Medik

Secara umum Penerimaan dan penolakan pengambilan tindakan

medik dapat dibagi menjadi 4 :


1. Yang dinyatakan (ekspressed), yaitu yang dinyatakan secara

tertulis maupun secara lisan.

2. Dianggap diberikan, yakni yang dikenal sebagai implied atau tacit

consent.

Izin pasien yang paling sederhana adalah dalam bentuk lisan, yang kemudian menjadi dasar izin
tertulis yang merupakan suatu penegasan dan memudahkan dalam adanya pembuktian kelak atas
diberikannya izin oleh pasien. Izin lisan biasanya hanya untuk tindak medik yang rutin, seperti
misalnya pemeriksaan kesehatan,atau pada tindakan-tindakan pembedahan ringan yang tak
memerlukan pembiusan umum.Sedangkan untuk pembedahan besar atau mayor dan tindakan-
tindakan berisiko lainnya diperlukan izin tertulis untuk memudahkan pembuktian kelak dan
sekaligus melindungi dokter dari kemungkinan pengingkaran izin oleh pasien atau keluarganya.

4. Dasar Yuridis Persetujuan dan Penolakan Pengambilan

Tindakan Medik

Secara materiil Penerimaan dan penolakan pengambilan tindakan medik sebenarnya sudah
diterima di Indonesia dan secara hukum telah berlaku sejak tahun 1981 dengan dikeluarkannya
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1981 tentang Bedah Mayat Anatomi serta Transplantasi
Alat atau Jaringan Tubuh Manusia, khususnya dalam Pasal 15 mengenai donor hidup. Peraturan
Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 585 / MEN/ PER/ IX/ 1989 tentang Persetujuan
Tindakan Medik (informed consent) untuk saat ini merupakan dasar yuridis yang paling kuat
mengatur Penerimaan dan penolakan pengambilan tindakan medik dan digunakan sebagai
pedoman dalam pelayanan medis, karena merupakan peraturan pelaksana paling khusus
mengenai Informed Consent dan Informed Refusal.

5. Persetujuan dan Penolakan Pengambilan Tindakan Medik Ditinjau

Dari Aspek Hukum Perjanjian

Bahwa dalam Penerimaan dan penolakan pengambilan tindakan medik dirumuskan pernyataan
kehendak dari kedua belah pihak yaitu pasien yang menyatakan setuju atas tindakan yang
diusulkan oleh dokter dan formulir persetujuan itu ditandatangani oleh kedua belah pihak. Maka
karena itu merupakan persetujuan dua belah pihak yang saling mengikat, dan tidak dapat ditarik
kembali oleh salah satu pihak tanpa persetujuan pihak yang lain. Hal tersebut di atas memenuhi
unsur perjanjian yaitu Pasal 1338 KUH Perdata di mana disebutkan bahwa suatu perjanjian tidak
dapat ditarik kembali secara sepihak tanpa ditemukan dan disetujui pihak lain. Persetujuan baru
dapat dibatalkan atas kehendak kedua belah pihak atau dianggap cukup oleh undang-undang.

Penerimaan dan penolakan pengambilan tindakan medik mempunyai bentuk sebagai perjanjian
baku karena pihak-pihak yang telah berepakat ditentukan dalam suatu bentuk tertentu yaitu
formulir. Isi dan bentuk perjanjian telah ditentukan sebelumnya, selain itu Penerimaan dan
penolakan pengambilan tindakan medik juga memenuhi ciri dari perjanjian baku yaitu pasien
tidak turut menentukan isi perjanjian, formulir telah ada dalam bentuk tertulis dan dicetak dalam
jumlah yang banyak.

Contoh Format Informed Consent


SURAT PERSETUJUAN/PENOLAKAN MEDIK KHUSUS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Jenis Kelamin(L/P) :

Umur/Tgl Lahir :

Alamat :

Telp :

Menyatakan dengan sesungguhnya dari saya sendiri/*sebagai orang tua/*suami/*anak/*wali dari:

Nama :

Jenis Kelamin(L/P) :

Umur/Tgl Lahir :
Alamat :

Telp :

Dengan ini menyatakan SETUJU/MENOLAK untuk dilakukan Tindakan Medis

berupa……………………………………………………………………………..

Dengan penjelasan yang diberikan ,telah saya mengerti segala hal yang berhubungan dengan
penyakit tersebut,serta tindakan medis yang akan dilakukan dan kemungkinan pasca tindakan
yang dapat terjadi sesuai penjelasan yang diberikan.

Banjarbaru,………………….2021

Bidan/Pelaksana, Yang membuat pernyataan,

Ttd Ttd

(………………..) (…………………)

*coret yang tidak perlu

Anda mungkin juga menyukai