RS BAPTIS BATU
JL RAYA TLEKUNG NO 1
JUNREJO – BATU
DAFTAR ISI
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan.
1.3. Pengertian.
Persetujuan Tindakan Medik atau Informed consent dalam profesi kedokteran adalah
persetujuan dari pasien terhadap tindakan medik yang akan dilakukan terhadap dirinya.
Persetujuan diberikan setelah pasien tersebut diberikan penjelasan yang lengkap dan objektif
tentang diagnosis penyakit, upaya penyembuhan, tujuan dan pilihan tindakan yang akan
dilakukan.
Tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit khususnya yang mempunyai hubungan
langsung dengan pasien adalah dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya. Dalam hal
melakuakn tindakan medis, yang adalah suatu tindakan yang bersifat diagnostik/terapeutik
1
(menentukan jenis penyakit / penyembuhannya) yang dilakukan terhadap pasien, dokter akan
berusaha semaksimal mungkin menjalankan tugas dan kewajiban memberikan pertolongan
penyembuhan bagi pasien berdasarkan ilmu pengetahuan, kemampuan, dan kompetensi yang
dimilikinya.
Persetujuan tindakan kedokteran adalah pernyataan sepihak pasien atau yang sah
mewakilinya yang isinya berupa persetujuan atas rencana tindakan kedokteran atau
kedokteran gigi yang diajukan oleh dokter atau dokter gigi, setelah menerima informasi yang
cukup untuk dapat membuat persetujuan atau penolakan.
Suatu persetujuan atau penolakan dianggap sah apabila:
a) Pasien telah diberi penjelasan/informasi;
b) Pasien atau yang sah mewakilinya dalam keadaan cakap (kompeten) untuk
memberikan keputusan (persetujuan/penolakan); dan
c) Persetujuan harus diberikan secara sukarela (tidak ada paksaan maupun hasutan).
Penandatanganan formulis informed concent maupuan informed refusal sangat penting
dilakukan baik sebagai terpenuhinya etika kedokteran namun juga secara hukum. Tetapi jauh
lebih penting adalah diskusi antara dokter dengan pasien sebelum terjadinya pernyataan
pasien dalam bentuk tandatangan informed concent maupuan informed refusal.
Ketika dokter atau dokter gigi mendapatkan persetujuan tindakan kedokteran, maka
harus diartikan bahwa persetujuan tersebut terbatas pada hal-hal yang telah disetujui. Dokter
atau dokter gigi tidak boleh bertindak melebihi lingkup persetujuan tersebut, kecuali dalam
keadaan darurat, yaitu dalam rangka menyelamatkan nyawa pasien atau mencegah kecacatan.
Oleh karena itu sangat penting diupayakan agar persetujuan juga mencakup apa yang harus
dilakukan jika terjadi peristiwa yang tidak diharapkan dalam pelaksanaan tindakan
kedokteran atau kedokteran gigi tersebut.
2
BAB II
TATA LAKSANA
3
dapat memberikan persetujuan tindakan kedokteran tertentu, khususnya yang
tidak berisiko tinggi. Untuk itu mereka harus dapat menunjukkan kompetensinya
dalam menerima informasi dan membuat keputusan dengan bebas. Selain itu,
persetujuan atau penolakan mereka dapat dibatalkan oleh orang tua atau wali atau
penetapan pengadilan.
4
Dokter dan Rumah Sakit Baptis Batu tidak dibebani kewajiban untuk membuktikan
hubungan kekeluargaan pembuat persetujuan dengan pasien, demikian pula penentuan mana
yang lebih sah mewakili pasien dalam hal terdapat lebih dari satu istri atau suami atau anak.
Dokter dan RS Baptis Batu berhak memeroleh pernyataan yang benar dari pasien atau
keluarganya.
Pada pasien yang tidak mau menerima informasi, perlu dimintakan siapa yang
ditunjuk oleh pasien tersebut sebagai wakil dalam menerima informasi dan membuat
keputusan apabila pasien menghendakinya demikian, misalnya wali atau keluarga
terdekatnya. Demikian pula pada pasien yang tidak mau menandatangani formulir
persetujuan, padahal ia menghendaki tindakan tersebut dilakukan.
Pada pasien yang tidak kompeten yang menghadapi keadaan gawat darurat medis,
sedangkan yang sah mewakilinya memberikan persetujuan tidak ditemukan, maka Dokter
dan RS Baptis Batu dapat melakukan tindakan kedokteran demi kepentingan terbaik pasien.
Dalam hal demikian, penjelasan dapat diberikan kemudian.
2. Bedah Syaraf
1. Tumor Otak
2. Perdarahan Intra Cranial (EDH,SDH, ICH)
3. Kelainan Vascular (Hemangioma/Aneurisma/Aura)
5
4. Tumor Myelum
5. HNP (Hernia Nucleus Pulposus)
6. Canal Stenosis Cervical / Lumbal / Thoracal
7. Fraktur Depressed Calvaria
8. Fraktur Tulang BElakang / Spinal Trauma / Sinal Cord Injury
9. Kelainan Congenital ( Hidrosepalus/Meningocepal/myelocepal)
10. Kelainan Infeksi (Meningitis/encephalitis (ABSES)
3. THT
1. Evakuasi Serumen
2. Tampon Telinga
3. Tampon Hidung
4. Polipektomi
5. Punksi Rahang
6. Lepas Tampon Hidung
7. Ambil benda asing Hidung
8. Ambil Benda Asing Telinga
9. Ambil duri di Tonsil
10. Laringoskop Indirek
4. Bedah Umum
1. Tiroidectomi
2. Apendicitis
3. Herniotomi
4. Explorasi
5. Debridement & Jahit Luka
6. Open Biopsi
7. Vesikolitotomi
8. Sirkumsisi
9. Eksisi soft Tisuetumor
10. Pasang Thorax drain
11. Hemoroidektomi
12. Plate & wire Fraktur tulang wajah
6
5. Kebidanan dan Kandungan
1. SC
2. Histerectomi
3. Operasi Kista Ovarium
4. Operasi Kontrasepsi Wanita Mantap
5. Kuratase
6. Tindakan Circlage
7. Operasi Kista bartholine
8. Tindakan drip Oksitosin
9. Tindakan Vakum Extraksi
10. Tindakan / pertolongan persalinan Sungsang
11. Operasi KET
6. Bedah Orthopedi
7. Bedah Plastik
3. Radiologi
1. BNO + IVP
2. Colon _inloop
7
3. Lopografi
4. Uretro Cystografi
5. Appendicogram
6. CT-Scan Otak dengan Kontras
7. CT-Scan Abdomen dengan Kontras
8. CT-Scan Thorax dengan Kontras
9. CT-Scan Sinus Paranasal dengan Kontras
10. CT-Scan Vertebrae dengan Kontras
11. Cholesistografi
12. OMD/Upper GI
4. Penyakit Dalam
1. Periardiosentesis (Pungsi Perikard)
2. Manajemen Perioperatif Pada Operasi Nonkardiak
3. Test Treadmill
4. Pungsi Cairan Pleura
5. Biopsi Aspirasi Jarum Halus
6. Pleurodesis
7. Biopsi Pleura
8. Penyuntikan Intra-Artikular
9. Aspirasi Cairab Sendi/Artrosentesis
10. Biopsi Ginjal
11. Peritoneal Dialisis Akut
12. Peritoneal Dialisis Mandiri Berkesinambungan
13. Pungsi Sumsum Tulang
14. Biopsi Sumsum Tulang
15. Transfusi Darah
16. Plebotomi
17. Tes Tempel (Patch Test)
18. Tes Tusuk (Skin Prick Test)
19. Kolonoskopi
20. Pemasangan Selang Nasogastrik
21. Esofago-Gastro-Duodenoskopi
22. Biopsi Aspirasi Jarum Halus
8
23. Parasentesis Abdomen
5. Kesehatan Anak
6. Syaraf
7. Jiwa
8. Jantung
9. Anestesia
1. Anestesi Umum
2. Anestesi regional dengan spinal blok
3. Anestesi regional dengan epidural
4. Anestesi local dengan blok perifer
5. Pemasangan infuse vena dalam
6. Pemasangan vena sentral
7. Pemasangan alat bantu nafas dengan endotracheal tube
8. Pemasangan alat bantu nafas dengan ventilator
9. Analgesia epidural untuk persalinan
10. Analgesia epidural untuk pain management
9
BAB III
DOKUMENTASI
1. Pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh seluruh penyelenggara Rumah Sakit Baptis Batu
dengan menggunakan format yang sudah disediakan oleh Rekam Medis.
2. Penjelasan yang diberikan oleh dokter atau tim medis tentang pengobatan atau tindakan ,
pendokumentasian dilakukan dengan format Persetujuan atau Penolakan Tindakan atau
Pengobatan setelah pasien, keluarga, atau wali mendapatkan penjelasan dari dokter atau
tim medis.
3. Formulir Informed Concent atau Informed Refusal tersebut ditandatangani oleh kedua
belah pihak disertai saksi.
4. Seluruh isian dokumen rekam medis disimpan di instalasi Rekam Medis dan diserahkan
dalam waktu 2 x 24 jam bila memungkinkan.
5. Apabila Persetujuan atau Penolakan dilakukan oleh orang yang bukan merupakan
keluarga dekat atau wali pasien maka harus menggunakan Surat Kuasa.
10
BAB IV
PENUTUP
11
DAFTAR PUSTAKA
12