PERSETUJUAN UMUM
( GENERAL CONSENT )
Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadapan Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, serta energi yang positif, sehingga penyusun telah dapat menyelesaikan
buku panduan ini dengan baik. Salam tak lupa penyusun sampaikan kepada setiap inspirasi
dan motivasi yang selalu ada menemani penulis selama menyusun panduan ini.
Buku ini berjudul Panduan Persetujuan Umum ( general concent ) di Rumah Sakit
Umum Muslimat Ponorogo diharapkan dapat menjadi acuan dalam proses pelayanan yang
dapat memenuhi kebutuhan pasien terutama ketika pasien diharuskan untuk mengisi surat
pernyataan umum saat akan dirawat. Selain itu dapat memberikan acuan kepada pasien dan
atau keluarganya mengenai siapa yang berhak melakukan pernyataan persetujuan umum.
Selama penyusunan buku panduan ini penyusun mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, baik berupa bantuan moril, bimbingan, pengarahan, pemikiran dan saran-saran yang
sangat berarti dan bermanfaat bagi penyusun didalam penyusunan buku panduan ini. Untuk
itulah, penyusun ingin mengucapkan banyak terima kasih.
Akhir kata penyusun berharap agar buku panduan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
semua pihak khususnya bagi karyawan Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo, sehingga
dapat tercipta pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Tim Penyusun
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat atas segala karunia dan petunjuk-Nya
sehingga penyusunan Buku Panduan Persetujuan umum ( General Concent ) di Rumah Sakit
Umum Muslimat Ponorogo telah dapat diselesaikan pada waktunya.
Akhirnya kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak atas
bantuan dan perhatiannya yang telah diberikan dalam penyusunan Buku Panduan Persetujuan
Umum ( General Consent) di Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita
sekalian dalam melaksanakan tugas ini.Amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Ponorogo, 2016
Direktur RSU Muslimat Ponorogo
MENGINGAT :
1. Surat Keputusan Pengurus BPPK Nomor : 42.A.SK.P-2.BPPK-NU.IV.2016 tentang
Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo (RSUM) Masa Bakti April
2016 - 2017
2. Surat Keputusan Pengurus BPPK Nomor : tentang Pengesahan
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo.
MEMPERHATIKAN :
1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan No 269 Tahun 2008 Tentang Rekam Medis;
4. Peraturan Menteri Kesehatan No 290 Tahun 2008 Tentang Persetujuan Tindakan Dokter;
5. Keputusan Direktoral Jendral Pelayanan Medik Nomor HK.00.06.3.5.1866 tentang
Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Medik
M E M U T U S KAN
MENETAPKAN : Kebijakan Tentang Tim Penyusun Panduan General Consent di RSU
Muslimat Ponorogo
Ditetapkan di : Ponorogo
Tanggal :
.
RUMAH SAKIT UMUM MUSLIMAT
PONOROGO
MENGINGAT :
1. Surat Keputusan Pengurus BPPK Nomor : 42.A.SK.P-2.BPPK-NU.IV.2016 tentang
Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo (RSUM) Masa Bakti April
2016 - 2017
2. Surat Keputusan Pengurus BPPK Nomor : tentang
Pengesahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo.
MEMPERHATIKAN :
1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan No 269 Tahun 2008 Tentang Rekam Medis;
4. Peraturan Menteri Kesehatan No 290 Tahun 2008 Tentang Persetujuan Tindakan Dokter;
5. Keputusan Direktoral Jendral Pelayanan Medik Nomor HK.00.06.3.5.1866 tentang
Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Medik
M E M U T U S KAN
MENETAPKAN : Kebijakan Tentang Panduan Persetujuan Umum ( General Consent )
di RSU Muslimat Ponorogo
PERTAMA : Ketentuan proses persetujuan umum dilakukan sesuai dengan
lampiran keputusan ini
KEDUA : Pembinaan dan pengawasan pelayanan general concent pasien
Rumah Sakit Umum Muslimat Ponorogo dilaksanakan kepala unit
rekam medis
KETIGA : Ketetapan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan, dan
apabila ada kekeliruan di kemudian hari dalam penetapan ini, akan
diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Ponorogo
Tanggal :
.
RUMAH SAKIT UMUM MUSLIMAT
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL . -
KATA PENGANTAR I
KATA SAMBUTAN . ii
SK DIREKTUR TENTANG TIM PENYUSUN PANDUAN .. iii
SK DIREKTUR TENTANG PENETAPAN PANDUAN V
DAFTAR ISI . vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit wajib untuk merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
klien dan atau pasien, kecuali untuk kepentingan hukum. Hal ini menyangkut privasi
klien yang berada dalam asuhan keperawatan karena disis lain perawat juga wajib
menghormati hak-hak klien dan atau pasien dan profesi lain sesuai dengan ketentuan
dan peraturan yang berlaku.
Di rumah sakit, hubungan antara pasien, keluarga, tenaga kesehatan dan rumah
sakit sebagai lembaga merupakan hubungan yang sangat kompleks dan akan terus
berkembang sesuai dengan perubahan tata nilai dan norma dalam masyarakat. Dengan
semakin meningkatnya pendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap hukum, maka
tertib dalam pelayanan kesehatan yang pada intinya akan memberikan kepastian
hukum kepada pasien, tenaga kesehatan dan rumah sakit perlu dikembangkan.
B. Tujuan
Sebagai panduan untuk pasien mengenai hak dan kewajiban yang diperolehnya
selama mendapatkan perawatan dan pemeriksaan dari Rumah Sakit tempat dirinya
dirawat.
BAB II
DEFINISI
A. Pengertian
Persetujuan Umum Pelayanan Kesehatan ( General Consent for Treatment) adalah
persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat
BAB III
RUANG LINGKUP
Persetujuan meliputi berbagai aspek pada hubungan antara Rumah sakit dan
pasien, diantaranya:
pemeriksaan X-Ray atau radiologi, tes darah , perawatan rutin dan prosedur seperti
cairan infus atau suntikan dan evaluasi ( contohnya wawancara dan pemeriksaan fisik )
Keluarga memberikan persetujuan tidak termasuk untuk persetujuan invasive
medis maka RS Muslimat Ponorogo tidak bertanggung jawab atas hasil yang
merugikan pasien
2. Persetujuan pelepasan informasi
Pasien dan keluarga memahami informasi yang ada di pasien termasuk
diagnosa, hasil laboratorium dan hasil tes diagnosik yang akan digunakan untuk
diperlukan untuk memproses klaim asuransi atau perusahaan dan atau lembaga
pemerintah.
mengenai penyakit pasien, dalam hal ini perawatan medis dan rencana pengobatan.
Pasien telah mendapat informasi tentang Hak Dan Kewajiban Pasien di Rumah
Pasien memahami bahwa Rumah Sakit Muslimat Ponorogo tidak bertanggung jawab
atas kehilangan barang barang pribadi dan barang berharga yang dibawa ke Rumah
ruang rawat inap, jika ada anggota keluarga atau teman harus diminta untuk membawa
pulang uang atau perhiasan, dan Rumah Sakit Muslimat Ponorogo tidak bertanggung
Rumah Sakit dan pasien beserta keluarga bersedia untuk mematuhinya, termasuk akan
pasien
b. Pasien memerlukan atau tidak memerlukan pelayanan kerohanian sesuai dengan
agama pasien.
6. Informasi biaya
sepenuhnya setuju dengan setiap pernyataan yang terdapat dalam formulir general
concent. Dalam keadaan sadar tanpa paksaan dan penuh tanggung jawab
Keluarga atau penanggung jawab pasien dan pemberi informasi
a. Informasi diberikan dalam konteks nilai, budaya dan latar belakang mereka.
yang penting, baik dia seorang profesional ataukah salah seorang anggota
keluarga. Dapat menggunakan alat bantu, seperti leaflet atau bentuk publikasi
lain apabila hal itu dapat membantu memberikan informasi yang bersifat rinci.
Pastikan bahwa alat bantu tersebut sudah berdasarkan informasi yang terakhir.
Misalnya, sebuah leaflet yang menjelaskan tentang prosedur yang umum. Leaflet
tersebut akan membuat jelas kepada pasien karena dapat ia bawa pulang dan
digunakan untuk berpikir lebih lanjut, tetapi jangan sampai mengakibatkan tidak
ada diskusi.
b. Apabila dapat membantu, tawarkan kepada pasien untuk membawa keluarga
seseorang dianggap kompeten apabila telah berusia 21 tahun atau lebih atau telah pernah
menikah. Sedangkan anak-anak yang berusia 18 tahun atau lebih tetapi belum berusia 21
kompetensinya dalam membuat keputusan. Alasan hukum yang mendasarinya adalah sbb:
tahun atau lebih atau telah menikah dianggap sebagai orang dewasa dan oleh
keluarga terdekat
6. Pasien yang menderita gangguan jiwa, maka penandatangan dilakukan oleh orang tua/
yang berusia 18 tahun atau lebih dianggap sebagai orang yang sudah bukan anak-anak.
maka mereka dapat diperlakukan seperti orang dewasa dan dapat memberikan
persetujuan tindakan kedokteran tertentu, khususnya yang tidak berisiko tinggi. Untuk
itu mereka harus dapat menunjukkan kompetensinya dalam menerima informasi dan
membuat keputusan dengan bebas. Selain itu, persetujuan atau penolakan mereka
dapat dibatalkan oleh orang tua atau wali atau penetapan pengadilan.
kompeten. Seseorang pasien dengan gangguan jiwa yang berusia 18 tahun atau lebih
tidak boleh dianggap tidak kompeten sampai nanti terbukti tidak kompeten dengan
kompeten sementara sebagai akibat dari nyeri hebat, syok, pengaruh obat tertentu atau
keadaan kesehatan fisiknya. Anak-anak berusia 16 tahun atau lebih tetapi di bawah 18
tahun harus menunjukkan kompetensinya dalam memahami sifat dan tujuan suatu
1. Mampu memahami informasi yang telah diberikan kepadanya dengan cara yang
jelas, menggunakan bahasa yang sederhana dan tanpa istilah yang terlalu teknis.
2. Mampu mempercayai informasi yang telah diberikan.
3. Mampu mempertahankan pemahaman informasi tersebut untuk waktu yang cukup
1. Terhadap pasien yang mempunyai kesulitan dalam menahan informasi atau yang
kompetensinya hilang timbul (intermiten), harus diberikan semua bantuan yang dia
diskusi yang terjadi. Setelah beberapa waktu, saat dia kompeten lagi, diskusikan
tersebut konsisten.
orang dewasa lain yang tidak kompeten. Yang dimaksud dengan keluarga terdekat adalah
suami atau istrinya, orangtua yang sah atau anaknya yang kompeten, dan saudara
mertua, ipar, menantu, keponakan dan lain-lain tidak dianggap sebagai keluarga terdekat,
meskipun mereka pada keadaan tertentu dapat diikutsertakan ke dalam proses pemberian
Tidak ada satu ketentuan pun yang mengatur tentang lama keberlakuan suatu
persetujuan umum. Teori menyatakan bahwa suatu persetujuan akan tetap sah sampai
dicabut kembali oleh pemberi persetujuan atau pasien. Namun demikian, bila informasi
baru muncul, misalnya tentang adanya efek samping atau alternatif tindakan yang baru,
BAB IV
DOKUMENTASI
PENUTUP
untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan pelayanan pemberian persetujuan yang dapat
dilakukan oleh pasien yang bersangkutan atau keluarganya. Dengan adanya panduan ini
diharapkan dapat memberikan acuan kepada seluruh staf rumah sakit untuk turut membantu
pasien dan memberikan informasi kepada pasien mengenai apa yang harus dilakukan pasien