Anda di halaman 1dari 30

PANDUAN

PELAYANAN SESUAI
DENGAN KEBUTUHAN
PRIVASI PASIEN

RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH WONOSOBO


RS PKU MUHAMMADIYAH WONOSOBO
Jl. Wonosobo – Kertek Km 04 Sudungdewo,
Kertek, Wonosobo, 563771
Telp: (0286) 329185, e-mail: pkuwsb@yahoo.co.id

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA


RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH WONOSOBO
NOMOR : ……………………..

TENTANG
PANDUAN
PELAYANAN SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PRIVASI PASIEN
RS PKU MUHAMMADIYAH WONOSOBO

DIREKTUR UTAMA RS PKU MUHAMMADIYAH WONOSOBO

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu


pelayanan di rumah sakit diperlukan adanya Panduan
Pelayanan sesuai dengan Kebutuhan Privasi Pasien
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosobo;
b. bahwa agar pelayanan pelayanan sesuai dengan
Kebutuhan Privasi Pasien di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Wonosobo dapat terlaksana dengan
baik, perlu adanya kebijakan Direktur Utama Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Wonosobo sebagai
landasan bagi penyelenggaraan pelayanan kerohanian
di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosobo;
c. bahwa sesuai butir a. dan b. diatas perlu
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Utama
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosobo.
Mengingat : 1. Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah
nomor ............... tentang Penetapan Direktur Utama
dan Direktur Penunjang Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Wonosobo;
2. Keputusan Ketua Badan Pelaksana Harian nomor
……………… tentang Pengangkatan Direktur Utama
dan Direktur Bidang masa jabatan 2013 - 2017
3. Keputusan Ketua Badan Pelaksana Harian nomor

2
RS PKU MUHAMMADIYAH WONOSOBO
Jl. Wonosobo – Kertek Km 04 Sudungdewo,
Kertek, Wonosobo, 563771
Telp: (0286) 329185, e-mail: pkuwsb@yahoo.co.id
……………… tentang Struktur Organisasi Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Wonosobo.
Memperhatikan : 1. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan;
2. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang RI Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktek Kedokteran;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 417/MENKES/PER/II/2011 tentang Komisi
Akreditasi Rumah Sakit.

M E M U T U S K AN

Menetapkan : PANDUAN PELAYANAN SESUAI DENGAN


KEBUTUHAN PRIVASI PASIEN RS PKU
MUHAMMADIYAH WONOSOBO.
Pertama : Panduan sesuai dengan Kebutuhan Privasi Pasien RS PKU
Muhammadiyah Wonosobo sebagaimana terlampir dalam
surat keputusan ini.
Kedua : Panduan sesuai dengan Kebutuhan Privasi Pasien RS PKU
Muhammadiyah Wonosobo sebagaimana terlampir dalam
surat keputusan ini dimaksud dalam Diktum pertama harus
dijadikan acuan dalam memberikan pelayanan di RS PKU
Muhammadiyah Wonosobo.
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat hal-hal yang
perlu penyempurnaan akan diadakan perbaikan dan
penyesuaian sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Wonosobo,
Pada Tanggal : ………………..
-------------------------------------------
-
Direktur Utama,

3
RS PKU MUHAMMADIYAH WONOSOBO
Jl. Wonosobo – Kertek Km 04 Sudungdewo,
Kertek, Wonosobo, 563771
Telp: (0286) 329185, e-mail: pkuwsb@yahoo.co.id

dr. Brian Prima Artha, Sp.OG


NBM.

4
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan anugrahnya yang telah diberikan kepada penyusun,
sehingga Buku panduan Pelayanan sesuai dengan Kebutuhan Privasi
Pasien Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Wonosobo ini dapat selesai
disusun.
Buku panduan ini merupakan panduan kerja bagi semua pihak yang
terkait dalam memberikan pelayanan kepada pasien di RS PKU
Muhammadiyah Wonosobo
Dalam panduan ini diuraikan tentang pengertian dan tatalaksana
dalam memberikan pelayanan kepada pasien di RS PKU Muhammadiyah
Wonosobo
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-
dalamnya atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan Panduan Pelayanan sesuai dengan Kebutuhan Privasi
Pasien RS PKU Muhammadiyah Wonosobo
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Wonosobo, Januari 2013

Penyusun

4
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................... i
Surat Keputusan Direktur RS PKU Muhammadiyah
Wonosobo ........................................................................................... ii
Kata Pengantar..................................................................................... iv
Daftar Isi.............................................................................................. v
Bab I PENDAHULUAN......................................................................
A. Latar Belakang .......................................................................
B. Tujuan ....................................................................................
BAB II PELAYANAN SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PRIVASI
PASIEN...............................................................................................
A. Pengertian Privasi ..................................................................
B. Pengertian Ruang Personel ....................................................
C. Pengertian Teritorial................................................................
D.

5
PANDUAN PELAYANAN SESUAI DENGAN KEBUTUHAN
PRIVASI PASIEN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia secara umum memiliki tingkatan interaksi atau
keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau
situasi tertentu. Ruang personal (personal space) adalah batas- batas
yang tidak jelas antara seseorang dengan orang lain, dan berdekatan
dengan diri sendiri.
Isu etika administratif rumah sakit menjadi potensi pertama
terkait dengan kepemimpinan dan manajemen rumah sakit. Potensi
isu etika administrative yang sering muncul adalah tentang privasi
pasien, privasi menyangkut hal-hal konfidensial tentang pasien,
seperti rahasia pribadi, kelainan atau penyakit yang diderita, keadaan
keuangan, dan terjaminnya pasien dari gangguan terhadap
kesendirian yang menjadi haknya.
Kewajiban etis rumah sakit untuk menjaga dan melindungi
privasi dan kerahasiaan pasien, harus diakui bahwa hal itu tidak
selalu mudah. Misalnya kerahasiaan rekam medis pasien sukar dijaga,
karena rumah sakit modern data dan informasi yang terdapat
didalamnya terbuka bagi begitu banyak petugas yang memiliki
wewenang atas akses terhadap dokumen tersebut. Dapat juga terjadi
dilema etika administrative, persetujuan tindakan medis (informed
consent) bisa menjadi masalah ketika hal itu tidak dilaksanakan
sebagaimana seharusnya yaitu informed consent dilaksanakan oleh
pasien yang kompeten pada dokter untuk melakukan tindakan medis
Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi
Pasien | 1
tertentu pada dirinya, setelah diberi informasi yang lengkap dan
dimengerti oleh pasien tentang semua dampak dan resiko yang
mungkin terjadi sebagai akibat tindakan medis tersebut. Dalam
berbagai hal memang tidak berdampak pada masalah etika ketika
tindakan medis yang dilakukan berjalan aman dan outcome klinis
sesuai dengan yang diharapkan semua pihak.
Isu etika biomedis dirumah sakit menyangkut persepsi dan
perilaku professional dan institusional terhadap hidup dan kesehatan
manuasia terhadap hidup dan kesehatan manusia dari sejak sebelum
kelahiran, pada saat sejak lahir, selama pertumbuhan, jika terjadi
cedera atau penyakit , menjadi tua sampai saat menjelang akhir hidup,
kematian dan beberapa waktu setelah itu. Dari kesemuanya diatas
membutuhkan perilaku menjaga privasi pasien sesuai dengan
kebutuhan.
Perilaku tenaga medis menyebar informasi secara sengaja
ataupun tidak sengaja melalui media sosial berupa gambar, kondisi
pasien, dan data identitas pasien merupakan hal yang diluar menjaga
privasi pasien dan perlu dilakukan pengontrolan karena akan menjadi
potensi isu administratif dan isu bioetik.

B. Tujuan Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi


1. Tujuan Umum:
Sebagai Panduan bagi manajemen RS PKU Muhammadiyah
Wonosobo untuk dapat melaksanakan Pelayanan Sesuai dengan
kebutuhan Privasi pasien dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit
2. Tujuan Khusus:

Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi


Pasien | 2
a) Sebagai acuan yang jelas bagi manajemen RS PKU
Muhammadiyah Wonosobo didalam pelayanan sesuai
kebutuhan privasi pasien
b) Sebagai acuan bagi para dokter, perawat, bidan dan staf
rumah sakit untuk dapat menjaga privasi pasien.
c) Terlaksananya program pelayanan sesuai dengan kebutuhan
privasi pasien secara sistematis dan terarah.

Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi


Pasien | 3
BAB II
PELAYANAN SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PRIVASI PASIEN

A. Pengertian Privasi
Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang
dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu.
Tingkatan yang diinginkan itu menyangkut keterbukaan atau
ketertutupan, yaitu adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang
lain, atau justru ingin menghindar atau berusaha supaya sukar dicapai
orang lain. Adapun definisi lain dari privasi yaitu sebagai kemampuan
untuk mengontrol interaksi, kemampuan memperoleh pilihan-pilihan
atau kemampuan untuk menjaga interaksi seperti yang diinginkan.
Privasi jangan dipandang hanya sebagai penarikan diri seseorang
secara fisik terhadap pihak-pihak lain dalam rangka menyepi saja.
1. Faktor-faktor privasi
a. Faktor personal
Ada perbedaan jenis kelamin dalam privasi, dalam suatu
penelitian pria lebih memilih ruangan yang terdapat tiga
orang sedaangkan wanita tidak mempermasalahkan isi dalam
ruangan. Menurut Maeshall perbedaan dalam latar belakang
pribadi akan berhubungan dengan kebutuhan privasi.
b. Faktor situasional
Kepuasan akan kebutuhan privasi sangat berhubungan
dengan seberapa besar lingkungan mengijinkan orang orang
didalamnya untuk mandiri.
c. Faktor budaya
Pada penelitian tiap-tiap budaya tidak ditemukan perbedaan
dalam banyaknya privasi yang diinginkan tetapi berbeda
dalam cara bagaimana mereka mendapatkan privasi.
Misalnya rumah orang jawa tidak terdapat pagar dan
Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi
Pasien | 4
menghadap ke jalan, tinggal dirumah kecil dengan dindidng
dari bamboo terdiri dari keluarga tunggal anak ayah dan ibu.

B. Pengertian Ruang Personal


Istilah personal space pertama kali digunakan oleh Katz pada tahun
1973 dan bukan merupakan sesuatu yang unik dalam istilah
psikologi, karna istilah ini juga dipakai dalam bidang biologi,
antropologi dan arsitektur. Beberapa definisi ruang personal secara
implisit berdasarkan hasil-hasil penelitian, antara lain : pertama,
ruang personal adalah batas-batas yang tidak jelas antara seseorang
dengan orang lain. Kedua, ruang personal sesungguhnya berdekatan
dengan diri sendiri. Ketiga, pengaturan ruang personal merupakan
proses dinamis yang memungkinkan diri kita keluar darinya sebagai
perubahan situasi. Keempat, ketika seseorang melanggar ruang
personal orang lain, maka dapat berakibat kecemasan, stres dan
bahkan perkelahian. Dengan inti definisi ruang personal sebagai batas
yang tak terlihat yang mengelilingi kita, dimana orang lain tidak
dapat melanggarnya. Beberapa definisi ruang personal secara
implisit berdasarkan hasil-hasil penelitian, antara lain:
1. Ruang personal adalah batas-batas yang tidak jelas antara
seseorang dengan orang lain.
2. Ruang personal sesungguhnya berdekatan dengan diri sendiri.
3. Pengaturan ruang personal mempakan proses dinamis yang
memungkinkan diri kita keluar darinya sebagai suatu perubahan
situasi.
4. Ketika seseorang melanggar ruang personal orang lain, maka
dapat berakibat kecemasan, stress dan bahkan perkelahian.

Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi


Pasien | 5
5. Ruang personal berhubungan secara langsung dengan jarak-jarak
antar manusia, walaupun ada tiga orientasi dari orang lain:
berhadapan, saling membelakangi, dan searah.

C. Pengertian Teritorial
Pembentukan kawasan teritorial adalah mekanisme perilaku lain
untuk mencapai privasi tertentu. Kalau mekanisme ruang personal
tidak memperlihatkan dengan jelas kawasan yang menjadi pembatas
antar dirinya dengan orang lain maka peda teritorial batas-batas
tersebut nyata dengan tempat yang relatif tetap. Menurut holahan
teritorialitas adalah suatu pola perilaku yang ada hubungannya
dengan kepemilikan atau hak seseorang atau sekelompok orang atas
sebuah lokasi geografis tertentu. Pola perilaku ini mencangkup
personalisasi dan pertahanan terhadap gangguan dari luar. Menurut
Altman, teritorialitas itu individu yang tinggal di daerah tersebut
dapat mengontrol daerah tempat tinggalnya.
1. Elemen Teritorialitas
Ada empat elemen teritorialitas, yaitu :
a. Kepemilikan atau hak dari suatu tempat, misalnya surat-surat
tanah menjadi bukti hak untuk tinggal di atas tanah tersebut.
b. Personalisasi atau penandaan dari suatu area tertentu,
misalnya nomer yang terdapat di setiap rumah menjadi suatu
penandaan atau ciri tertentu.
c. Hak untuk mempertahankan diri dari gangguan luar,
misalnya KTP menjadi suatu hak tanda bukti kita sebagai
WNI.
d. Pengatur dari beberapa fungsi, mulai dari bertemunya
kebutuhan dasar psikologis sampai kepada kepuasan kognitif
dan kebutuhan estetika. Misalnya kegiatan gotong royong
Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi
Pasien | 6
warga di suatu kecamatan sehingga menimbulkan lingkungan
yang asri dan sehat.

2. Altman Membagi Teritorialitas Menjadi Tiga, Yaitu:

a. Territorial Primer

Teritori ini dimiliki serta dipergunakan secara khusus bagi


pemiliknya. Pelanggaran terhadap teritori utama ini akan
mengakibatkan timbulnya perlawanan dari pemiliknya dan
ketidakmampuan untuk mempertahankan teritori utama ini
akan mengakibatkan masalah yang serius terhadap aspek
psikologis pemiliknya, yaitu dalam hal harga diri dan
identitasnya.

b. Territorial Sekunder

Jenis teritori ini lebih longgar pemakaiannya dan pengotrolan


oleh perorangan, dapat digunakan oleh orang lain yang masih
di dalam kelompok atau pun orang yang mempunyai
kepentingan kepada kelompok itu

Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi


Pasien | 7
c. Territorial Umum

Teritori ini dapat digunakan oleh setiap orang dengan


mengikuti aturan-aturan yang lazim di dalam masyarakat
dimana teritorial umum itu berada dan digunakan secara
sementara dalam jangka waktu lama maupun singkat.
Berdasarkan pemakaiannya, teritorial umum dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu:

3. Hubungan Antara Privasi, Ruang Personal Dan Teritorialitas

Dari ke 3 hal teresebut semua saling berhubungan semua ini


adalah contoh yang ada dalam setiap diri masing masing individu
ke 3 hal ini membentuk karakter individu dan mempengaruhi
prilaku seseorang yang menjadi ke arah positif maupun negatif
semua tergantung bagaimana kita menyikapinya. Antara privasi
rung lingkup maupun teritorialitas. Hal ini juga dapat
menggambarkan hubungan antara individu dengan dunia luar,
bagaimana cara dia berinteraksi dengan orang lain dan dapat
menjalani hubungan baik. Dari 3 hal ini karakter setiap individu
akan terlihat secara natural karna secara tidak langsung mereka
menceritakan hal apa saja yang di shared kepada public dan yang
tidak, bagaimana ruang gerak mereka dalam ruang personalnya,
maupun daerah kekuasaan teritorialitasnya. Karna daerah itu
tidak lebih kalah penting nya dengan privasi.

Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi


Pasien | 8
D. Hak Privasi Pasien
Hak adalah kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki seseorang
atau badan hukum untuk mendapatkan atau memutuskan untuk
berbuat sesuatu. Sedang kewajiban adalah sesuatu yang harus
dilakukan. Dalam buku Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan (Joko
Wiyono, 2000), hak pasien yaitu hak pribadi yang dimiliki setiap
manusia sebagai pasien.
Hak-hak pasien antara lain:
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit.
2. Memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
3. Memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan
standar profesi kedokteran, kedokteran gigi dan tanpa
diskriminasi.
4. Memperoleh asuhan keperawatan setara sesuai dengan
keinginannya dan sesuai peraturan di rumah sakit
5. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginan dan
peraturan di rumah sakit.
6. Dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat
klinis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
7. Meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah
sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang
dideritanya, sepengetahuan dokter yang merawat.
8. Berhak atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang dideritanya
termasuk data-data mediknya.
9. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi:
a. Penyakit yang dideritanya.
b. Tindakan medik apa yang hendak dilakukan
c. Kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan
tindakan untuk mengatasinya.
d. Alternatif terapi lainnya.
Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi
Pasien | 9
e. Prognosanya
f. Perkiraan biaya pengobatan.
10. Pasien berhak menyetujui atau memberikan izin tindakan yang
akan dilakukan oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang
diderita.
11. Pasien berhak menolak tindakan yang akan dilakukan terhadap
dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas
tanggungjawab sendiri setelah memperoleh informasi yang jelas
dalam keadaan kritis.
12. Pasien berhak didampingi keluarga dalam keadaan kritis.
13. Berhak atas menjalankan ibadah.
14. Berhak atas keamanan dan keselamatan diri.
15. Berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah
sakit terhadap dirinya.
16. Berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun
spiritual.
17. Pasien berkewajiban mentaati segala peraturan dan tata tertib di
rumah sakit.
18. Pasien wajib mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam
perawatan.
19. Pasien wajib memberikan informasi dengan jujur dan lengkap
tentang penyakit kepada dokter yang merawat.
20. Pasien wajib melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan rumah
sakit atau dokter.
21. Pasien wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati atau
perjanjian yang telah dibuatnya.

Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi


Pasien | 10
Hak dan Kewajiban Dokter
1. Berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan profesinya.
2. Berhak untuk bekerja menurut standar profesi serta berdasar hak
otonomi.
3. Berhak menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
4. Menghentikan jasa profesionalnya kepada pasien.
5. Berhak atas privasi (berhak menuntut apabila nama baiknya
tercemarkan oleh pasien).
6. Berhak mendapatkan informasi secara lengkap dari pasien.
7. Berhak memperoleh informasi atau pemberitahuan pertama
dalam menghadapi pasien yang tidak puas terhadap
pelayanannya.
8. Berhak untuk diperlakukan adil dan jujur, baik oleh rumah sakit
maupun pasien.
9. Berhak mendapatkan imbalan jasa berdasarkan peraturan di
rumah sakit.
10. Dokter wajib mematuhi peraturan di rumah sakit.

Hak dan Kewajiban Pemberi Pelayanan Kesehatan (Provider)


1. Provider berhak membuat peraturan-peraturan sesuai dengan
kondisi yang ada (Hospital By Laws).
2. Berhak mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala
peraturan rumah sakit.
3. Berhak mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala
instruksi yang diberikan dokter kepadanya.
4. Berhak memilih tenaga dokter yang akan bekerja di rumah sakit
melalui panitia kredensial.
5. Berhak menuntut pihak-pihak yang telah melakukan wanprestasi
(termasuk pasien, pihak ketiga, dll).
Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi
Pasien | 11
6. Berhak mendapatkan perlindungan hukum.
7. Wajib mematuhi perundangan dan aturan-aturan yang
dikeluarkan pihak pemerintah.
8. Wajib memberikan pelayanan kepada pasien tanpa membedakan
suku, ras, agama, sex dan status sosial pasien.
9. Wajib merawat pasien sebaik-baiknya dengan tidak membedakan
kelas perawatan (duty of care).
10. Wajib menjaga mutu keperawatan dengan tidak membedakan
kelas perawatan (quality of care).
11. Wajib memberikan pertolongan pengobatan di UGD tanpa
meminta jaminan materi terlebih dahulu.
12. Wajib menyediakan sarana dan prasarana umum yang
dibutuhkan.
13. Wajib menyediakan sarana peralatan medik sesuai dengan
standar.
14. Menjaga agar semua sarana dan peralatan senantiasa dalam
keadaan siap pakai (ready for use).
15. Wajib merujuk kepada rumah sakit yang lain jika rumah sakit
tersebut tidak memiliki sarana dan prasarana yang lengkap.
16. Mengusahakan adanya sistem sarana dan prasarana pencegahan
kecelakaan dan penanggulangan bencana.
17. Wajib melindungi dokter dan memberikan bantuan administrasi
dan hukum jika dokter tersebut mendapatkan tuntutan hukum dari
pasien atau keluarga.
18. Mengadakan perjanjian tertulis dengan para dokter.
19. Membuat standar dan prosedur tetap baik untuk pelayanan medik,
penunjang medik dan non medik.

The Medical Records Institute merumuskan hak-hak pasien tersebut


seperti berikut ini:
1. Hak dan Kewajiban Pasien
Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi
Pasien | 12
a. Hak privasi-pasien memiliki hak untuk menjaga kerahasiaan
informasi kesehatan mereka. Informasi yang terkandung
dalam berkas rekam medis harus dijaga kerahasiaan dan
keamanannya. Penggunaan rekam medis berbasis komputer/
elektronik selayaknya harus lebih terjaga kerahasiaan dan
keamanannya dibandingkan dengan rekam medis berbasis
kertas.
b. Hak untuk mengakses/melihat informasi kesehatan pribadi.
Meskipun perdebatan tentang kepemilikan rekam medis
masih sering diperdebatkan, namun secara umum telah mulai
disepakati bahwa pihak provider (rumah sakit, klinik, dll)
berhak atas kepemilikan rekam medis secara fisik. Fisik atau
media rekam medis ini dapat berupa lembaran berkas atau
media penyimpanan di komputer. Isi/kandungan informasi
dari rekam medis dimiliki secara bersama oleh pihak
provider dan pasien. Beberapa provider mungkin belum siap
untuk mengizinkan pasiennya melihat/mengakses berkas
rekam medisnya atau melayani permintaan fotokopi untuk
itu. Namun secara umum, pihak provider akan melayani
kebutuhan hak pasien ini. Jadi, pasien berhak melihat,
mengakses, atau meminta fotokopi/salinan dari berkas rekam
medis mereka. Tentu saja hal ini akan berkaitan dengan
konsekuensi adanya biaya penggantian fotokopi dan
pengelolaannya. Hak untuk memasukkan/menambahkan
catatan dalam rekam medis pelaksanaan hak ini tentu melalui
prosedur dan alur yang telah ditentukan oleh pihak provider,
misalnya melalui unit atau komite yang bersangkutan. Pasien
Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi
Pasien | 13
memiliki hak untuk menambahkan catatan atau
menambahkan penjelasan kedalam berkas rekam medis
mereka.
c. Hak untuk tidak mencantumkan identitas (anonim)
Hak ini berlaku apabila pasien tersebut membayar sendiri
biaya pelayanan kesehatannya (tidak melalui penjaminan atau
asuransi). Dalam hal ini pasien berhak untuk
menutup/menjaga informasi dirinya selama pelayanan
kesehatan (termasuk juga rencana kesehatannya). Beberapa
informasi hanya boleh dibuka untuk kepada dokter atau pihak
tertentu saja dengan pernyataan tertulis dan spesifik dari
pasien yang bersangkutan.
d. Hak untuk mendapatkan riwayat kehidupan medis yang baru
Beberapa pasien akan merasa terperangkap dalam diagnosis
medis tertentu atau catatan tertentu dalam rekam medis
mereka, misalnya saja pasien kesehatan mental. Pasien
memiliki hak untuk memulai kehidupan medis yang baru
dengan mulai membuat rekam medis yang baru.
Kaidah turunan moral bagi tenaga kesehatan adalah privacy,
confidentiality, fidelity dan veracity. Privacy berarti
menghormati hak privacy pasien, confidentialty berarti
kewajiban menyimpan informasi kesehatan sebagai rahasia,
fidelity berarti kesetiaan, dan veracity berarti menjunjung
tinggi kebenaran dan kejujuran.
Menurut Permenkes RI No. 269 tentang rekam medis pasal 10,
hal yang harus diperhatikan bagi profesional MIK dalam
pengelolaan informasi pasien adalah :
Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi
Pasien | 14
1. Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit,
riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus
dijaga kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga
kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan sarana
pelayanan kesehatan
2. Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit,
riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka
dalam hal :
a. Untuk kepentingan kesehatan pasien;
b. memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam
rangka penegakan hukum perintah pengadilan;
c. Permintaan dan / atau persetujuan pasien sendiri;
d. Permintaan institusi atau lembaga berdasarkan ketentuan
perundang-undangan dan;
e. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit
medis, sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien.
Aturan yang mengatur privasi yang ketat adalah kode etik
administrator perekam medis dan informasi kesehtan (PORMIKI,
2006) adalah :
1. Selalu menyimpan dan menjaga data rekam medis serta
informasi yang terkandung di dalamnya sesuai dengan
ketentuan prosedur manajemen, ketetapan pimpinan institusi
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Selalu menjunjung tinggi doktrin kerahasiaan dan hak atas
informasi pasien yang terkait dengan identittas individu atau
social.
3. Administrator informasi kesehtan wajib mencegah terjadinya
tindakan yang menyimpang dari kode etik profesi.
Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi
Pasien | 15
Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi
Pasien | 16
BAB III
PRIVASI DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT

A. PROSEDUR PROSEDUR YANG MEMBUTUHKAN PRIVASI


PASIEN
Prosedur pesedur yang dilakukan dalam pelayanan di rumah sakit
beberapa memang menimbulkan isu etika biomedis dirumah sakit
menyangkut persepsi dan perilaku professional dan institusional
terhadap hidup dan kesehatan manuasia terhadap hidup dan kesehatan
manusia dari sejak sebelum kelahiran, pada saat sejak lahir, selama
pertumbuhan, jika terjadi cedera atau penyakit, menjadi tua sampai
saat menjelang akhir hidup, kematian dan beberapa waktu setelah itu.
Dari kesemuanya diatas membutuhkan perilaku menjaga privasi
pasien sesuai dengan kebutuhan. Privasi pasien penting, khususnya
pada waktu wawancara klinis, pemeriksaan, prosedur / tindakan,
pengobatan, dan transportasi. Pasien mungkin menghendaki privasi
dari staf lain, dari pasien yang lain, bahkan dari keluarganya.
Mungkin mereka juga tidak bersedia difoto, direkam atau
berpartisipasi dalam wawancara survei akreditasi. Meskipun ada
beberapa cara pendekatan yang umum dalam menyediakan privasi
bagi semua pasien, setiap individu pasien dapat mempunyai harapan
privasi tambahan atau yang berbeda dan kebutuhan berkenaan dengan
situasi, harapan dan kebutuhan ini dapat berubah dari waktu ke
waktu. Jadi, ketika staf memberikan pelayanan kepada pasien,
mereka perlu menanyakan kebutuhan dan harapan pasien terhadap
privasi dalam kaitan dengan asuhan atau pelayanan. Komunikasi

Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi


Pasien | 17
antara staf dan pasien membangun kepercayaan dan komunikasi
terbuka dan tidak perlu didokumentasi.

1. PELAKSANAAN ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN


FISIK
Salah satu keterampilan yang paling penting saat
berhadapan dengan pasien adalah kemampuan anamnesa dan
melakukan pemeriksaan fisik, sehingga bisa menyingkirkan
different diagnosis (dd) yang kemudian menegakkan diagnosis.
Ketidakmampuan dalam mencari informasi ketika meng-
anamnesa pasien membuat kita tidak bisa menentukan
pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk menyingkirkan different
diagnosis. Kesalahan mendiagnosis juga berarti kesalahan
melakukan terapi yang tepat. Perlu diingat lagi bahwa
keterampilan anamnesa sudah memenuhi 70% dalam penegakan
diagnosis. Untuk itu buat sejawat yang bekerja di perifer dengan
keterbatasan alat pemeriksaan penunjang, ada baiknya
mempelajari lagi bagaimana menganamnesa pasien yang baik dan
bagaimana melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan untuk
menyingkirkan different diagnosis.
Beberapa hal yag perlu sejawat persiapkan ketika
melakukan anamnesa kepada pasien adalah sebagai berikut:
Identitas Pasien, sebelum memulai anamnesa kepada
seorang pasien, pastikan bahwa identitasnya sesuai dengan
catatan medis yang sejawat bawa. Sebenarnya hal ini dianggap
ringan, tetapi sering terjadi kesalahan fatal dan terkadang
berakhir ke meja hijau karena melakukan tindakan medis kepada
Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi
Pasien | 18
orang yang salah. Ada baiknya juga sejawat memperkenalkan
diri, walau hal ini jarang dilakukan oleh dokter di Indonesia.
Privasi, Pasien yang berhadapan dengan sejawat
merupakan orang terpenting saat itu. Oleh karena itu, pastikan
bahwa anamnesa dilakukan ditempat yang tertutup dan menjaga
kerahasiaan pasien. Terlebih ketika sejawat melakukan
pemeriksaan fisik pada bagian tertentu.
Pendamping, hadirkan pendamping pasien dan
pendamping sejawat (paramedis). Hal ini dibutuhkan untuk
menghindari hal-hal yang mungkin kurang baik untuk pasien dan
juga untuk sejawat terutama ketika dokter dan pasiennya
berlainan jenis kelamin. Selain itu, pendamping pasien juga bisa
membantu memperjelas informasi yang sejawat butuhkan
(terutama pasien lansia dan anak-anak yang susah diajak
berkomunikasi).
Aseptic dan disinfeksi, tangan dokter adalah perantara
penularan kuman dari satu pasien ke pasien yang lain. Untuk itu,
sebaiknya sejawat mencuci tangan sebelum atau sesudah
memeriksa seorang pasien agar tidak terjadi penularan antar
pasien. Pastikan juga stetoskop dan pakaian, seperti jas dokter,
didisinfeksi secara teratur.
2. PEMBERIAN TERAPI
Kode Etik Rumah Sakit (Kodersi) dalam kaitannya manajemen
informasi kesehatan :
a. Pasal 9 : Rumah sakit harus mengindahkan hak- hak
asasi pasien

Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi


Pasien | 19
b. Pasal 10 : Rumah sakit harus memberikan penjelasan apa
yang diderita pasien dan tindakan apa yang hendak dilakukan
c. Pasal 11 : Rumah sakit harus meminta persetujuan pasien
(informed consent) sebelum melakukan tindakan medik.
Semua terapi pengobatan, tindakan medis dan informasi
medis yang berkaitan pada status kesehatan pasien harus
dikomunikasikan dengan pasien terutama penjelasan apa yang
diderita dan tindakan yang hendak dilakukan. Dan meminta
persetujuan pasien (informed consent) untuk tindakan medis yang
akan dilakukan pada pasien tersebut. Semua tindakan medis
ataupun terapi wajib dirahasiakan sesuai dengan ”Declaration on
the Rights” of the Patients yang dikeluarkan oleh WMA memuat
hak pasien terhadap kerahasiaan sebagai berikut:
1. Semua informasi yang teridentifikasi mengenai status
kesehatan pasien, kondisi medis, diagnosis, prognosis, dan
tindakan medis serta semua informasi lain yang sifatnya
pribadi, harus dijaga kerahasiaannya, bahkan setelah
kematian. Perkecualian untuk kerabat pasien mungkin
mempunyai hak untuk mendapatkan informasi yang dapat
memberitahukan mengenai resiko kesehatan mereka.
2. Informasi rahasia hanya boleh dibeberkan jika pasien
memberikan ijin secara eksplisit atau memang bisa dapat
diberikan secara hukum kepada penyedia layanan kesehatan
lain hanya sebatas “apa yang harus diketahui” kecuali pasien
telah mengijinkan secara eksplisit.

Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi


Pasien | 20
3. Semua data pasien harus dilindungi. Perlindungan terhadap
data harus sesuai selama penyimpanan. Substansi manusia
dimana data dapat diturunkan juga harus dilindungi.
Dalam kasus dimana pasien tidak kompeten dalam
membuat keputusan medis, orang lain harus diberi informasi
mengenai pasien tersebut agar dapat mewakili pasien tersebut
dalam membuat keputusan. Dokter secara rutin
menginformasikan kepada anggota keluarga pasien yang sudah
meninggal tentang penyebab kematian. Pembeberan terhadap
kerahasiaan ini dibenarkan namun harus tetap dijaga seminimal
mungkin, dan bagi siapa yang mendapatkan informasi rahasia
tersebut harus dipastikan sadar untuk tidak mengatakannya lebih
jauh lagi dari pada yang diperlukan untuk kebaikan pasien. Jika
mungkin pasien harus diberitahu bahwa telah terjadi pembeberan.
3. TRANSPORTASI PASIEN
Transportasi merupakan tindakan yang dilakukan pada
pasien. Pada tindakan ini pemindahan pasien dilakukan oleh dua
sampai tiga orang perawat. Membicarakan metode yang akan
ditempuh dan kerja sama yang baik merupakan suatu keharusan,
baik bagi pasien maupun bagi perawat. Untuk dapat melakukan
metode mengangkat dengan baik berlaku ungkapan : ”latihan
yang terus-menerus melahirkan seni”.
Pemindahan ini dapat dari tempat tidur ke brankar atau dari
satu tempat tidur ke tampat tidur lain. Pemindahan ini biasanya
dilakukan pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh
melakukan pemindahan sendiri.

Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi


Pasien | 21
Pada waktu mengangkat atau memindahkan pasien dari
satu tempat ketempat lainnya maka kita menggunakan otot-otot
tungkai atas, panggul dan bahu. Bila kita mengangkat dengan
kedudukan tulang belakang tidak menngunakan cara yang tepat
maka akan timbul keluhan-keluhan mengenai tulang belakang.
Ketentuan mengangkat atau memindahkan pasien
1. Jelaskan kepada pasien prosedur kerja dan apa yang akan
terjadi
2. Sediakan pakaian penutup bagi pasien
3. Siapkan tempat di mana pasien akan dipindahkan (misalnya
kereta dorong, brankar dan kursi)
4. Perhatikan bagian-bagian tubuh pasien yang terdapat rasa
nyeri
5. Tempatkan kaki anda (perawat) dengan jarak satu telapak
tangan satu sama lainnya
6. Menjaga privasi pasien dengan cara menyelimuti pasien
hingga bagian dada.

Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi


Pasien | 22
BAB IV
PENUTUP

Buku panduan pelayanan sesuai dengan kebutuhan privasi pasien di


RS PKU Muhammadiyah Wonosobo disusun untuk menjadi acuan dalam
pelaksanaan pelayanan privasi mengutamakan hak pasien dan keluarga di
RS PKU Muhammadiyah Wonosobo, sehingga dapat tercipta pelayanan
kebutuhan privasi pasien yang tepat sesuai kebutuhan pasien di RS PKU
Muhammadiyah Wonosobo.
Buku panduan ini merupakan panduan bagi seluruh staf rumah
sakit, dan bukan buku standar yang bersifat mutlak oleh karena itu untuk
pelaksanaan dilapangan dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan masing – masing di rumah sakit.

Panduan Pelayanan Sesuai dengan Kebutuhan Privasi


Pasien | 23
RSPKU MUHAMMADIYAH
WONOSOBO
Jl. Wonosobo-Kertek Km 04 Sudungdewo,
Kertek, Wonosobo 563771
Telp: (0286) 329185
e-mail: pkuwsb@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai