Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perayaan Hari Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia setiap

tahunnya selalu memberikan kesan mendalam bagi masyarakat Indonesia dari

generasi ke generasi. Kemerdekaan bukan sekadar berarti tidak dijajah, tetapi

makna kemerdekaan adalah kesejahteraan lahir batin. Untuk mencapai

kesejahteraan tersebut, kita harus tetap bekerja keras dan kerja cerdas agar tidak

mengalami penjajahan model baru berupa kemiskinan dan kebodohan.

NKRI memasuki usia ke-72 sebagai negara merdeka, terhitung sejak

Proklamasi Kebangsaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 hingga 17 Agustus

2017. Namun demikian, Indonesia masih tetap berusaha untuk mewujudkan

„kemerdekaan‟ secara utuh. Hal ini diakibatkan masih banyaknya masalah yang

dihadapi oleh bangsa ini. Masalah-masalah yang terkait meliputi masalah politik,

ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain sebagaimana masalah yang pada umumnya

dialami oleh beberapa negara lainnya.

Pemerintah Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang

harus diselesaikan atas masalah-masalah atau konflik internal yang terjadi di

dalam negeri. Namun, di luar hal tersebut, pemerintah juga turut berupaya

menyelesaikan setiap masalah atau konflik yang terjadi antara Indonesia dan

beberapa negara lainnya, seperti konflik antara Indonesia dengan “Negeri Jiran”

Malaysia.

1
2

Di tengah-tengah momentum sukacita kemerdekaan NKRI yang ke-72,

Indonesia kembali „tegang‟ dengan Malaysia. Kali ini, konflik yang melibatkan

kedua negara ini terjadi saat ajang Southeast Asian Games (SEA Games) ke-29 di

Kuala Lumpur, Malaysia. Banyak hal yang menjadi sorotan publik di Indonesia

atas penyelanggaraan SEA Games 2017.

Pada tanggal 19 Agustus 2017, secara mengejutkan Kemenpora RI,

Imam Nahrawi mengunggah sebuah foto di akun sosial instagram pribadinya

(@nahrawi_imam). Berikut ini foto unggahan Kemenpora RI yang mengundang

reaksi publik di Indonesia :

Gambar 1. Unggahan Foto Instagram Kemenpora RI Imam Nahrawi

source : https://www.instagram.com/p/BX-qEKiF_CG/?taken by=nahrawi_imam

Keterangan yang tertera pada foto unggahan instagram Kemenpora RI

Imam Nahrawi : “Pembukaan #SEAgames2017 yg bagus tapi tercederai dg

keteledoran fatal yg amat menyakitkan. Bendera kita....Merah Putih.

Astaghfirullaah...-IN

#seagames2017 #merahputih #indonesia # “.


3

Dalam waktu 2 hari, gambar yang diakses oleh peneliti pada 21 Agustus

2017 ini mendapat 2.510 tanda suka dan 9.635 komentar.

Foto unggahan ini tentu mengundang reaksi publik di Indonesia.

Pasalnya, terdapat kekeliruan pada buku panduan „SEA Games 2017‟ dimana

gambar bendera Indonesia yang seharusnya berwarna merah putih, terbalik

menjadi putih merah.

UUD 1945 pasal 35 menetapkan, bahwa bendera negara Indonesia ialah

Sang Merah Putih. Warna merah melambangkan sifat keberanian dari Bangsa

Indonesia, sedangkan warna putih melambangkan sifat kesucian atau kebenaran

dari bangsa Indonesia. Merah putih adalah simbol perbuatan yang berani karena

benar. Penggunaan warna merah dan putih sudah dikenal dalam sejarah kehidupan

bangsa Indonesia sejak lama dan turun temurun, misalnya adanya budaya

pembuatan bubur merah-putih untuk upacara pemberian nama seorang bayi atau

pengibaran kain merah-putih dalam mendirikan rumah. Dengan demikian Sang

Merah Putih adalah bagian dari identitas nasional Bangsa Indonesia.

Berita tersebut ramai diperbincangkan di berbagai media, baik media

lokal maupun internasional. Respon publik atas insiden ini dinilai mencoreng dan

merendahkan harga diri bangsa di mata internasional, pasalnya insiden ini terjadi

di ajang Southeast Asian Games (SEA Games) 2017. Sebagaimana diketahui

bersama, SEA Games merupakan salah satu ajang olahraga yang diadakan setiap

dua tahun dan melibatkan 11 negara di Asia Tenggara.

Kecepatan akses dan kebutuhan publik akan informasi tidak terlepas dari

perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta berperan


4

aktif dalam penyebarluasan informasi. Salah satu hasil dari perkembangan ini

ialah lahirnya media baru, yaitu media online. Media online berbasis internet yang

mengandalkan kecepatan akses menjadi sebuah hal yang utama dalam

penyebarluasan data dan informasi. Mengingat dunia online merupakan hal yang

sudah dianggap penting bagi masyarakat dunia.

Peneliti memilih media online Republika.co.id dan Kompas.com sebagai

subjek penelitian karena berdasarkan pandangan umum, kedua media ini kerapkali

memiliki perbedaan sudut pandang dalam memberitakan beberapa isu nasional.

Secara implisit, kebijakan redaktur yang menyaring opini dari penulis lepas yang

layak dimuat, juga menjadi salah satu faktor yang menggambarkan sikap dan

pandangan media terhadap isu tertentu.

Pandangan media terhadap suatu realitas atau isu dapat menggambarkan

ideologi yang mereka miliki. Setiap media massa memiliki ideologi yang

tercermin dari visi dan misi yang ada. Visi dan misi tersebut terlihat dari produk

jurnalistik yang dihasilkan. Media online Republika.co.id dan Kompas.com

sebagai bagian dari media massa juga memiliki ideologi masing-masing. Media

online Republika.co.id dibawah bendera PT. Republika Media Mandiri sebagai

media massa yang memiliki ideologi nasionalis agamis (islami) sedangkan

Kompas.com di bawah bendera PT. Kompas Cyber Media sebagai media massa

yang memiliki ideologi nasionalis.

Berkenaan dengan penelitian ini, media online Republika.co.id dan

Kompas.com merupakan dua di antara sekian banyak media yang turut mengamati
5

perkembangan berita dan informasi terkait insiden bendera Indonesia yang

terbalik pada buku panduan „SEA Games‟ ke-29 pada Agustus 2017.

Penerapan konteks analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald

Kosicki dinilai relevan dengan pemberitaan insiden bendera Indonesia yang

terbalik. Secara teoritis, teori framing dibangun berdasarkan asumsi bagaimana

diskusi media merefleksikan atau memilih sudut pandang yang tepat untuk

mengatakan sebuah kisah berita (frame media) yang dapat mempengaruhi

bagaimana publik memandang isu-isu sosial yang penting (frame khalayak),

bukan pada isu yang dipandang penting oleh khalayak.

Berdasarkan kajian di atas, peneliti menganggap bahwa kasus atau

insiden bendera Indonesia yang terbalik pada buku panduan „SEA Games 2017‟

yang dimuat oleh kedua media ini sangat penting diteliti, karena media turut

memberikan informasi yang sangat penting untuk diketahui oleh publik. Begitu

pun cara media mengemas dan membingkai sebuah peristiwa menjadi berita pada

media online Republika.co.id dan Kompas.com dalam kasus ini penting untuk

diteliti.

1.2. Perumusan dan Identifikasi Masalah

Pemberitaan media terkait insiden bendera Indonesia yang terbalik tidak

terlepas dari unsur pandangan subjektif wartawan di lapangan, karena melalui

unsur tersebut sebuah realitas dikonstruksi dan dibingkai oleh media. Dengan

begitu akan terlihat bagian mana yang mendapat sentuhan wartawan. Berdasarkan

latar belakang tersebut maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini

adalah :
6

1. Bagaimana media online Republika.co.id dan Kompas.com dalam

membingkai realitas peristiwa atas insiden bendera Indonesia yang

terbalik pada buku panduan „SEA Games 2017‟ berdasarkan struktur

sintaksis?

2. Bagaimana media online Republika.co.id dan Kompas.com dalam

membingkai realitas peristiwa atas insiden bendera Indonesia yang

terbalik pada buku panduan „SEA Games 2017‟ berdasarkan struktur

skrip?

3. Bagaimana media online Republika.co.id dan Kompas.com dalam

membingkai realitas peristiwa atas insiden bendera Indonesia yang

terbalik pada buku panduan „SEA Games 2017‟ berdasarkan struktur

tematik?

4. Bagaimana media online Republika.co.id dan Kompas.com dalam

membingkai realitas peristiwa atas insiden bendera Indonesia yang

terbalik pada buku panduan „SEA Games 2017‟ berdasarkan struktur

retoris?

1.3. Tujuan Penelitian

Sebagaimana telah diuraikan dalam rumusan masalah maka tujuan

penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui cara media online Republika.co.id dan Kompas.com

dalam membingkai realitas peristiwa atas insiden bendera Indonesia yang

terbalik pada buku panduan „SEA Games 2017‟ berdasarkan struktur

sintaksis.
7

2. Untuk mengetahui cara media online Republika.co.id dan Kompas.com

dalam membingkai realitas peristiwa atas insiden bendera Indonesia yang

terbalik pada buku panduan „SEA Games 2017‟ berdasarkan struktur

skrip.

3. Untuk mengetahui cara media online Republika.co.id dan Kompas.com

dalam membingkai realitas peristiwa atas insiden bendera Indonesia yang

terbalik pada buku panduan „SEA Games 2017‟ berdasarkan struktur

tematik.

4. Untuk mengetahui cara media online Republika.co.id dan Kompas.com

dalam membingkai realitas peristiwa atas insiden bendera Indonesia yang

terbalik pada buku panduan „SEA Games 2017‟ berdasarkan struktur

retoris.

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini meliputi manfaat teoritis dan manfaat praktis.

Secara lebih jelas dapat dikemukakan sebagai berikut:

1.4.1. Kegunaan Teoritis

1. Penelitian ini sebagai bahan referensi dan memperkaya

pengembangan ilmu pengetahuan, terutama di bidang komunikasi

massa pada era media baru.

2. Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu komunikasi

jurnalistik, terutama yang berkenaan dengan jurnalistik online.

3. Dapat memberikan pengembangan ilmu komunikasi di bidang media

online dan informasi.


8

1.4.2. Kegunaan Praktis

1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi profesi

kejurnalistikan dalam bahan menjalankan tugas serta mampu

menarik minat penelitian lain khususnnya dikalangan mahasiswa

jurnalistik, untuk mengembangkan penelitian lanjutan tentang

masalah yang sama atau serupa.

2. Penelitian ini diharapkan sebagai gambaran untuk berpikir kritis

dalam memahami pentingnya menyikapi pemberitaan mengenai

insiden bendera Indonesia yang terbalik pada buku panduan „SEA

Games‟ 2017.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kerangka dan landasan bagi

penelitian lainnya yang memiliki minat yang sama meneliti pada

media online, dengan mengkaji pemberitaan yang kritis tetapi

menggunakan pendekatan yang berbeda.

1.5. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, peneliti mendapat penelitian terdahulu yang dapat

dijadikan acuan untuk penelitian. Terdapat beberapa penelitian serupa mengenai

Analisis Framing yang dapat dilihat dari perbedaan atau kesamaan dari judul

penelitian, objek penelitian, metode penelitian, tujuan penelitian serta hasil

penelitian, sebagai berikut :


9

Judul dan
Nama Metode Tujuan Hasil
No. Tahun
Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian
Penelitian
1. Zahro Analisis Kualitatif, Untuk Republika
Tusti‟anah Framing Analisis mengetahui mengemas kasus
Tajuk Framing bagaimana ini sebagai
masalah
Rencana model Harian
komunikasi
tentang Robert N. Republika internasional yang
Konflik Entman. dalam melibatkan dua
Indonesia- mengemas Negara tetangga
Malaysia tajuk serumpun. Aktor
dalam rencana penyebab masalah
Harian terkait ini ada di pihak
Malaysia yang
Umum konflik
kerapkali tidak
Republika yang menghormati
edisi melibatkan kedaulatan
Agustus Indonesia Indonesia.
2010. dan
(2010) Malaysia.
2. Inri Bingkai Kualitatif, Untuk Pemberitaan
Inggrit Media Analisis mengetahui Kompas mengenai
Indrayani terhadap Framing konstruksi permasalahan
Hubungan model Kompas perbatasan
Bilateral Robert N. online cenderung
Indonesia- Entman. dalam mendorong
Malaysia. meliput dilakukannya
(Analisis perselisihan negosiasi
Framing perbatasan dalam rangka
Terhadap Indonesia pengakuan
Pemberitaan Malaysia kedaulatan
Sengketa tahun 2010. Indonesia.
Perbatasan
Kelautan
dan
Perairan
Indonesia-
Malaysia
Pasca
Insiden 13
Agustus
2010 dalam
Kompas
10

online)
(2010)
3. Nandar Pemberitaan Kualitatif, Untuk Hasil penelitian
Sunandar kasus Analisis mengetahui menunjukkan
Hambalang Framing bagaimana bahwa secara
pada surat model Pan pembingkai sintaksis atau cara
kabar & Kosicki an berita menyusun fakta,
Republika kasus Republika lebih
dan Hambalang mengarah pada
Kompas pada surat fakta yang ada di
edisi kabar lapangan. Kompas,
November - Republika mengkaitkan
Desember dan dengan kasus
2013. Kompas lainnya.Secara
(2013) berdasarkan skrip atau cara
struktur mengkisahkan
sintaksis, fakta, Republika
skrip, lebih lugas atau
tematik dan apa adanya.
retoris. Sementara
Kompas, lebih
mengkaitkan
dengan berita
sebelumnya.
Secara tematik
atau cara
menuliskan fakta,
Republika
cenderung
menampilkan aktor
tertentu dan
menuliskan fakta
apa adanya
dilapangan.
Sementara
Kompas,
cenderung
menonjolkan aspek
dan unsur tertentu
dengan
mengkaitkan kasus
Hambalang
sebagai
penggambaran
dinamika politik.
Secara retoris atau
11

menekankan fakta,
Republika
cenderung
mengkaitkan
dengan pihak
istana dan Cikeas.
Sementara
Kompas, tidak
terlalu
menyinggung
pihak istana dan
Cikeas.
4. Susi Pemberitaan Kualitatif, Untuk Hasil penelitian ini
Julianti Kunjungan Analisis mengetahui menjelaskan,
George W. Framing bagaimana bahwa penekanan
Bush ke model pembingkai isu yang
Indonesia Robert N. an berita ditekankan
dalam Entman kunjungan Kompas lebih
Harian George W. kepada
Umum Bush dalam pendefinisian
Kompas Harian tentang kinerja
dan Harian Umum positif tentang
Umum Kompas Bush dan
Republika. dan Harian pemerintah
Umum Amerika.
Republika Sedangkan, untuk
berdasarkan Republika, lebih
model menekankan isu
framing tentang kinerja
Robert N. negatif
Entman pemerintahan Bush
yang yang dianggap
meliputi 4 tidak layak
dimensi : berkunjung ke
define Indonesia.
problems,
diagnose
causes,
make moral
judgement,
dan
treatment
recommen-
dation.

Tabel 1.1. Penelitian Terdahulu


12

1.6. Kerangka Pemikiran

Media online sebagai media di era baru merupakan buah dari pesatnya

perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. Media online berbasis

internet juga termasuk ke dalam media siber yang dipandang sebagai bentuk cara

komunikasi baru. Pola komunikasi baru pada media siber terjadi many-to-many

dan view-to-view. Komunikasi tersebut terjadi pada intinya terjadi karena ada

koneksi antarperangkat komputer, maka dari hal inilah istilah “internet”-pun

muncul, yaitu menghubungkan (interconnected) komputer secara global.

Terkait dengan koneksi ke internet, kata “portal” dan “web” adalah kata

yang menjadi penting untuk memahami cara kerja sekaligus melihat bagaimana

perkembangan teknologi jejaring global ini.

Situs (website) merupakan satu alamat domain yang berisi informasi,

data, visual, audio, memuat aplikasi bahkan berisi tautan dari halaman web

lainnya. Namun, untuk memberikan perbedaan lebih tegas, maka situs yang

dimaksud adalah situs yang disesuaikan dengan jenis informasi yang disampaikan,

seperti situs portal berita www.republika.co.id dan www.kompas.com.

Berita menurut kalangan ini, merupakan laporan peristiwa yang apa

adanya, dan bukan laporan atas fakta yang seharusnya. Dengan demikian, berita

yang disajikan oleh media adalah objektif dan bebas nilai. Namun tidak demikian

pandangan aliran konstruksionis yang dipelopori oleh Peter L. Berger dan Thomas

Luckman. Berita yang disajikan oleh media merupakan hasil konstruksi, sehingga

realitas itu berifat subjektif.


13

Realitas itu hadir karena dihadirkan oleh konsep subjektif wartawan.

Realitas tercipta lewat konstruksi, sudut pandang tertentu dari wartawan. Fakta

berupa kenyataan itu sendri bukan sesuatu yang terberi, melainkan ada dalam

benak kita, yang melihat fakta tersebut. Medialah yang memberi definisi dan

menentukan fakta tersebut sebagai kenyataan.

Satu metode tentang tinjauan dibalik suatu realitas dan konstruksi fakta
bisa dibuktikan dengan metode analisis framing. Framing merupakan metode
untuk melihat cara bercerita (story telling) media atas peristiwa. Cara bercerita itu
tergambar pada cara melihat pada reaitas yang dijadikan berita. Cara melihat ni
berpengaruh pada hasil akhir konstruksi realitas (Eriyanto, 2004: 10).

Analisis framing merupakan analisis yang dipakai untuk melihat

bagaimana media mengkonstruksi realitas, dan bagaimana peristiwa dipahami dan

dibingkai oleh media (Eriyanto, 2004:10). Proses pembentukan dan konstruksi

realitas tersebut akan menghasilkan aspek realitas atau isu tertentu dan realitas

yang lebih menonjol dan lebih mudah dikenal. Akibatnya, khalayak lebih mudah

mengingat aspek-aspek tertentu yang disajikan secara menonjol oleh media.

Adapun aspek-aspek realitas yang tidak disajikan secara menonjol, bahkan tidak

diberitakan, menjadi terlupakan dan sama sekali tidak terpikirkan oleh khalayak.

Begitu pun alasan peneliti menggunakan metode analisis framing dalam

penelitian atas insiden terbaliknya bendera Indonesia dalam buku panduan „SEA

Games 2017‟. Kecenderungan dan penekanan dalam aspek tertentu yang dibentuk

media kemudian disebarluaskan kepada khalayak dan akan mempengaruhi

pengetahuan khalayak. Selanjutnya menganggap masalah yang sering diberitakan

tersebut menjadi penting.


14

Ada dua esensi utama dari analisis framing yaitu, Pertama, bagaimana

peristiwa dimaknai. Ini berhubungan dengan bagian mana yang diliput dan mana

yang tidak diliput. Kedua, bagaimana fakta ditulis. Aspek ini berhubungan dengan

pemakaian kata, kalimat, dan gambar untuk mendukung gagasan.

Adapun pendekatan framing model Zhongdang Pan dan Gerlad M.

Kosicki ini dibagi menjadi 4 (empat) struktur besar, yaitu : Pertama, Struktur

Sintaksis ; Kedua, Struktur Skrip ; Ketiga, Struktur Tematik, dan Keempat,

Struktur Retoris.

1.7. Metodologi Penelitian

1.7.1. Paradigma Penelitian

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, yaitu

paradigma yang memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas

yang natural tetapi terbentuk dari hasil konstruksi. Paradigma ini

mempunyai posisi dan pandangan tersendiri terhadap media dan teks berita

yang dihasilkannya.

Dalam pandangan konstruktivis, media dianggap sebagai agen

konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas. Media bukanlah sekedar

saluran yang bebas tetapi ia juga subjek yang mengkonstruksi realitas sesuai

dengan pandangan, bias, dan pemihakannya. Lewat berbagai instrumen yang

dimilikinya, media ikut membentuk realias yang tersaji dalam pemberitaan.

Media memilih realitas mana yang diambil dan mana yang tidak diambil.

Media juga memilih aktor peristiwa untuk dijadikan sumber berita sehingga

hanya sebagian saja sumber berita yang tampil dalam pemberitaan.


15

Media juga bukan hanya memilih peristiwa dan menentukan sumber

berita, melainkan juga berperan dalam mendefinisikan aktor dan peristiwa

lewat bahasa yang dipakai. Dalam kasus ini, media dapat menyebut insiden

bendera Indonesia yang terbalik ini merupakan ketidaksengajaan atau

bahkan kesengajaan Panitia Penyelenggara Ajang „SEA Games‟ ke-29 di

Malaysia. Lewat pemberitaan pula, media dapat membingkai peristiwa

revitalisasi dengan bingkai tertentu yang pada akhirnya menentukan

bagaimana khalayak harus melihat dan memahami peristiwa dalam

kacamata tertentu.

Pada prosesnya nanti penelitian skripsi ini akan menjelaskan tentang

bagaimana media online Republika.co.id dan Kompas.com mengkonstruksi

atau menuliskan realitas suatu kejadian yang diangkat menjadi berita.

Pemberitaan yang akan diteliti tentang insiden bendera Indonesia yang

terbalik pada ajang „SEA Games‟ ke-29. Berita ini layak dan pantas

disediakan untuk dikonsumsi masyarakat luas dikarenakan dianggap

mencederai hubungan bilateral antara negara Indonesia dan Malaysia.

1.7.2. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskripstif dengan menggunakan

pendekatan kualitatif. Dengan metode analisis isi menggunakan model

analisis framing, peneliti akan mendeskripsikan secara mendalam terhadap

objek penelitian. Adapun pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif sendiri merupakan jenis pendekatan yang


16

menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai dengan cara

kuantifikasi (pengukuran).

Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk

komunikasi, baik surat kabar, berita radio, iklan televisi, portal berita media

online maupun semua bahan dokumentasi lainnya.

Analisis isi atau content analysis dalam tradisi riset media bisa

dianggap sebagai metode analisis teks yang paling lama mapan diantara

metode lain. Metode ini pada dasarnya mengacu pada metode yang

memusatkan pehatian pada aspek-aspek isi teks yang bisa diperhitungkan

dengan jelas dan langsung.

Hasil analisis dapat berupa deskripsi atau berupa bentuk tema-tema.

Dari data-data itu peneliti membuat perenungan pribadi (self-reflection) dan

menjabarkannya dengan penelitian-penelitian ilmuwan lain yang dibuat

sebelumnya. Hasil akhir penelitian kualitatif dituangkan dalam bentuk

laporan tertulis yang agak fleksibel. Hasil penelitian kualitatif sangat

dipengaruhi oleh pandangan, pemikiran, dan pengetahuan peneliti, karena

data tersebut diinterpretasikan oleh peneliti.

1.7.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini meliputi teks-teks berita yang

berkaitan dengan insiden bendera Indonesia yang terbalik pada buku panduan

„SEA Games‟ pada Agustus 2017, yang dibatasi ke dalam 6 (enam) konten

berita sebagai unit analisis penelitian. Data ini dapat menggunakan kata-kata
17

atau teks yang menggambarkan fakta dan fenomena yang diamati. Adapun

sumber data dalam penelitian ini yaitu :

a. Data primer ; data yang berupa informasi dan berita terkait insiden

bendera Indonesia yang terbalik pada buku panduan‟ SEA Games‟

ke-29 pada Agustus 2017 pada media online Republika.co.id dan

Kompas.com.

b. Data sekunder ; data yang dikumpulkan dari bahan-bahan pustaka

berupa buku yang terkait dengan penelitian ini.

1.7.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, antara lain :

a. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi ini dilakukan dengan cara menghimpun data yang

berkaitan dengan penelitian ini, yaitu perihal berita terkait yang

menjadi garis besar dalam penelitian ini. Penghimpunan data

diperlukan untuk mendapatkan data primer dan data sekunder, yang

kemudian akan dijadikan tinjauan pustaka dan bahan analisis dalam

penelitian ini. Tujuan dihimpunnya data yang berkaitan dengan

penelitian ini adalah untuk melakukan tahap selanjutnya yaitu studi

kepustakaan.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan ini dilakukan dengan cara menghimpun setiap

data guna mendapatkan informasi dengan cara menelaah berbagai


18

sumber acuan yang sesuai dan relevan dengan penelitian ini, seperti

skripsi dan hasil penelitian lainnya.

1.7.5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam melakukan

kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Inventarisasi data penelitian berdasarkan pada perkembangan

informasi yang berkenaan dengan objek penelitian.

b. Melakukan seleksi data yang telah dikumpulkan, baik data primer

maupun data sekunder.

c. Menganalisa data yang telah diklasifikasikan dengan menggunakan

analisis framing.

d. Melakukan interpretasi data sesuai kaidah yang diberlakukan.

e. Menyimpulkan data sesuai dengan prosedur yang ditentukan.

Adapun model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

analisis framing Zhongdang Pan dan Gerald Kosicki. Perangkat framing ini

menganalisis media melalui struktur bahasa dalam mengkonstruksi realitas.

Dalam pendekatan ini framing dibagi menjadi 4 (empat) struktur besar, yaitu

(1) Struktur Sintaksis yang berhubungan dengan bagaimana wartawan

menyusun peristiwa, pernyataan, opini, kutipan, pengamatan, atas peristiwa

kedalam bentuk susunan kisah berita ; (2) Struktur Skrip yang berhubungan

dengan bagaimana strategi bercerita atau bertutur yang dipakai oleh

wartawan dalam mengemas peristiwa ; (3) Struktur Tematik yang


19

berhubungan dengan cara wartawan mengungkap pandangannya atas

peristiwa dan menuliskannya hingga membentuk teks atau naskah berita

secara keseluruhan ; dan (4) Struktur Retoris yang berhubungan dengan cara

wartawan menekankan arti tertentu lebih pada menggunakan pilihan kata,

idiom, grafik, gambar, yang juga dipakai guna memberi penekanan tertentu

Anda mungkin juga menyukai