Laporan disusun
Oleh:
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas Sejarah Indonesia. Tugas ini dibuat dalam rangka memenuhi
tugas Sejarah Indonesia. Selain itu, penulis ingin memberikan pengetahuan kepada pembaca
mengenai Sumpah Pemuda 1928 sebagai penguat nasionalisme menuju proklamasi 1945.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada guru pembimbing
dan teman-teman yang telah membantu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca, khususnya teman-teman dan
guru pembimbing, penulis akan sangat menerima segala kritik dan saran.
Penulis
Halaman Judul………………………………………………………………………….1
Halaman Motto…………………………………………………………………………2
Kata Pengantar…………………………………………………………………………4
Daftar Isi……………………………………………………………………………….5
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….6
A. Latar Belakang……………………………………………………………........6
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………....7
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………..8
D. Manfaat Penulisan………………………………………………………………9
A. Metode Pustakawan…………………………………………………………...10
B. Metode Dokumentasi………………………………………………………….10
C. Metode Internet……………………………………………………………….10
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………….28
A. Kesimpulan………………………………………………………………………28
B. Saran……………………………………………………………………………..29
BAGIAN AKHIR……………………………………………………………………….30
A. Glosarium………………………………………………………………………...30
B. Daftar Pustaka……………………………………………………………………31
C. Lampiran………………………………………………………………………….32
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 Bangsa
Indonesia dilahirkan. Proses kelahiran Bangsa Indonesia merupakan buah dari perjuangan rakyat
yang selama ratusan tahun tertindas dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu, kondisi
ketertindasan inilah yang kemudian mendorong para pemuda pada saat itu untuk membulatkan
tekad demi mengangkat Harkat dan Martabat Hidup Orang Indonesia Asli, tekad inilah yang
menjadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya 17
tahun kemudian yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945.
D. MANFAAT PENULISAN
Sumpah Pemuda sebagai Tonggak Persatuan dan Kesatuan Page 8
Dengan mengetahui sejarah sumpah pemuda kita dapat mengambil makna yang tersirat
dalam ikrar sumpah pemuda salah satunya yaitu persatuan dan kesatuan. Supaya kita
sebagai generasi muda dapat mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
BAB II
A. METODE PUSTAKAWAN
B. METODE DOKUMENTASI
Metode penulisan yang diambil dengan cara melakukan mengambilan gambar
C. METODE INTERNET
Metode penulisan yang diambil dari mecari meteri dari internet
BAB III
PEMBAHASAN
Sumpah Pemuda adalah salah satu kejadian penting dalam pergerakan untuk
kemerdekaan Indonesia. Sumpah atau ikrar sejumlah pemuda inilah yang menjadi penyemangat
bangsa demi cita-cita berdirinya negara Indonesia. Para pemuda di masa itu sadar bahwa
pergerakan organisasi yang bersifat kedaerahan tidak pernah memberikan hasil berarti untuk
kemerdekaan Indonesia karena pergerakan seperti itu sangat mudah dipatahkan oleh penjajah
Belanda.
Sumpah Pemuda lahir dari Kongres Pemuda Kedua yang diadakan selama dua hari
lamanya, tepatnya di tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta. Kongres ini diadakan oleh
Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Anggota PPPI terdiri dari pelajar-pelajar dari
seluruh wilayah Indonesia. Ada sejumlah perwakilan dari berbagai organisasi kepemudaan di
Indonesia yang menghadiri kongres ini, yakni Jong Java, Jong Batak, Jong Celebes, Jong
Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond dan Jong Ambon. Ada juga pengamat dari perwakilan
etnis Tionghoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien
Kwie.
Kongres yang diadakan di tanggal 27 dan 28 Oktober 1928 di Jakarta ini bukanlah
pertemuan yang pertama yang diadakan oleh para pemuda. Pertemuan pertama justru diadakan
pada tahun 1926. Hasil dari pertemuan ini keluar pada tanggal 20 Februari 1927. Di tahun
berikutnya, tepatnya di bulan Mei 1928, pertemuan para pemuda ini kembali diadakan dan
dilanjutkan lagi dengan pertemuan di tanggal 12 Agustus 1928 yang dihadiri oleh seluruh barisan
organisasi pemuda Indonesia. Dari pertemuan tanggal 12 Agustus 1928 inilah yang memutuskan
untuk mengadakan kongres di bulan Oktober 1928. Perihal susunan kepanitiaan diambil dari
masing-masing perwakilan organisasi kepemudaan.
Keputusan inilah yang mengobarkan semangat para pejuang tanah air untuk
memperjuangkan terbentuknya tanah air Indonesia, bangsa Indonesia dan bahasa persatuan,
Bahasa Indonesia.Pada perkumpulan-perkumpulan yang membahas kemerdekaan Indonesia
berikutnya, Sumpah Pemuda selalu dijadikan asas bersama. Selain itu, Sumpah Pemuda juga
selalu disiarkan di semua surat kabar berbahasa Indonesia dan selalu dibacakan sebagai pembuka
rapat perkumpulan-perkumpulan
.
Kongres Pemuda 1
Kongres Pemuda yang pertama ini diadakan pada tanggal 30 April hingga 2 Mei 1928.
Kongres ini dihadiri oleh perwakilan-perwakilan dari Jong Java, Jong Islamieten Bond, Jong
Sumatra Bond Jong Ambon, Sekar Rukun Jong Batak dan para Pemuda Theosofie. Kongres
pertama ini mengedepankan tema pentingnya persatuan dan kesatuan para pemuda yang
kemudian berdiri dalam satu payung untuk mencapai Indonesia merdeka.
Sejumlah tokoh yang menjadi pembicara dalam kongres ini adalah Sumarto, M. Tabrani,
Muh. Yamin, Bahder Johan dan Pinontoan. Meski terbentuk kesepakatan untuk menerima dan
mengakui cita-cita persatuan Indonesia, badan untuk mewadahi semua organisasi pemuda saat
Setelah Kongres Pemuda 1 ini, masih diadakan sejumlah pertemuan lainnya untuk
membahas mengenai wadah tunggal organisasi pemuda dari seluruh Indonesia. Keputusan
penting hasil dari Kongres Pemuda 1 ini adalah:
1) Semua perkumpulan pemuda harus bersatu dalam organisasi yang bernama Pemuda
Indonesia.
2) Perlu segera diadakannya Kongres Pemuda kedua.
Kongres Pemuda 2
Namun, sampai berlangsungnya kongres pemuda II pada tanggal 28 oktober1928
organisasi Pemuda Indonesia belum juga bergerak secara langsung di bidang politik Kongres
Pemuda 1 ini menerima dan mengakui cita-cita persatuan Indonesia,walaupun perumusannya
masih samar-samar dan belum jelas. Oleh karena itu, antara PPPI, Pemuda Indonesia, PI, dan
PNI berencana untuk memfungsikan organisasi mereka dengan alasan untuk mewujudkan
persatuan Indonesia dan persamaan cita-cita. Peleburan (fusi) dari organisasi pemuda itu ternyata
semakin lama semakin diperlukan karena kaum pemuda sangat merasakan bahwa bentuk
organisasi masih bersifat kedaerahan, seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon,
Jong Bataks Bond,Sekar Rukun, Pemuda Kaum Betawi, Jong Islamieten Bond, Studerence
Minahasa, dan pemuda kaum Theosofi. Hal ini jelas tampak adanya perbedaan pada waktu
diselenggarakan Kongres pemuda 1. Dalam pembicaraan ternyata kepentingan daerah masih
sangat menonjol. Masalah bahasa juga menunjukkan masalah yang tak mudah mendapatkan
kesepakatan dalam kongres tersebut. Di samping itu juga masih tampaksifat mementingkan
daerah misalnya tentang adat yang ada di daerah masing-masing. Untuk membentuk cita-cita
bersama seperti rasa persatuan dan kesatuan bangsa, maka hal-hal tersebut sangat menghambat.
Untuk itulah, maka para peserta merasa tidak puas dan ingin melanjutkan Kongres Pemuda yang
berikutnya. Sebenarnya dalam Kongres Pemuda 1 tersebut, para peserta dan pemimpin Kongres
telah menunjukkan usaha yangkeras untuk mencapai suatu cita-cita persatuan. Namun mengingat
baru pertama kali Kongres Pemuda dilaksanakan, maka untuk mencapai cita-cita yang
dikehendaki masih mengalami kesulitan. Fanatisme terhadap adat masih sangat kuat
dan berpengaruh besar terhadap semua pembicaraan. Pemimpin Kongres Moh. Tabrani pandai
menjaga jangan sampai terjadi perpecahan, karena setiap pembicaraan yang menjurus kearah
perbedaan adat dan pandangan, segera diambil jalan tengah untuk dinetralisasi. Oleh karena itu,
dalam kongres banyak pidato yang berjudul “Indonesia Bersatu” para pemuda diharapkan
memperkuat rasa persatuan yang harus tumbuh untuk mengatasi kepentingan golongan, agama,
dan daerah secara jelas diuraikan tentang Sejarah Perjuangan Indonesia dan ditekankan masalah-
masalah yang perlu mendapat perhatian pemuda untuk meresapkan dan dihayati dalam rangka
mencapai cita-cita Indonesia merdeka. Jadi, para peserta memang menyadari bahwa pada saat itu
masih sulit untukmembentuk kebulatan tekad dalam perjuangan mencapai cita-cita nasional.
Saerun (Keng Po) R.M. Djoko Marsaid Mohammad Roem
Pertama : Kami Poetra dan Poetri Indonesia, Mengakoe Bertoempah darah Jang Satoe, Tanah
Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah yang Satu, Tanah
Indonesia).
Kedua : Kami Poetra dan Poetri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa
Indonesia. (Kami Putran dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa yang Satu, Bangsa
Indonesia).
Ketiga : Kami Poetra dan Poetri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa
Indonesia. (Kami Putran dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa
Indonesia)
Melihat isi dari apa yang dituliskan Moehammad Yamin, Soegondo membubuhkan paraf setuju
di secarik kertas tersebut, lalu diteruskan kepada peserta kongres untuk kemudian ikut
membubuhkan paraf setuju. Pada awalnya, sumpah tersebut dibacakan Soegondo dan kemudian
dijelaskan secara lebih mendetail oleh Moehammad Yamin.
Diperdengarkan untuk pertama kalinya di muka publik di tahun 1928, teks lagu Indonesia
Raya juga dipublikasikan pada media cetak surat kabar Sin Po lengkap dengan kalimat dalam
surat kabar tersebut yang menyatakan bahwa lagu ini adalah lagu kebangsaan. Meski sempat
dilarang oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda pada saat itu, namun para pemuda terus
menyanyikan lagu tersebut di setiap ada kesempatan.
Sumpah Pemuda ialah salah satu tonggak sejarah yg penting untuk bangsa Indonesia.
Seperti yg kita telah ketahui, ada tiga pesan penting Sumpah Pemuda, yaitu bertanah air satu,
berbangsa satu, & berbahasa satu. Tiga hal ini adalah faktor penting bagi negara kita.
Sumpah Pemuda adalah bukti otentik bahwasanya pada tanggal 28 oktober 1928 Bangsa
Indonesia dilahirkan, Proses kelahiran Bangsa Indonesia ini adalah buah dari perjuangan rakyat
yg selama ratusan tahun tertindas dan tersiksa dibawah kekuasaan kaum kolonialis pada saat itu,
kondisi ketertindasan inilah yg kemudia mendorong para pemuda pada kala itu untuk
membulatkan tekad demi Mengangkat Harkat & Martabat Hidup Orang Indonesia Asli, tekad
inilah yg jadi komitmen perjuangan rakyat Indonesia hingga berhasil mencapai kemerdekaannya
17 tahun kemudian yaitu pada tgl 17 Agustus 1945.
Lahirnya Sumpah Pemuda merupakan titik awal dimulainya perjuangan Indonesia untuk
mencapai kemerdekaan dari penjajahan. Titik awal perjuangan bangsa Indonesia merupakan
langkah yang tidak main-main. Perlu kita ketahui, Sumpah Pemuda lahir beberapa puluh tahun
sebelum sistem pemerintahan orde lama dimulai. Pemuda dan pemudi pada saat itu rela
berkorban waktu, tenaga, pemikiran, bahkan berkorban secara materiil dan moral untuk membuat
Indonesia bersatu.
Perjuangan yang tidak main-main tentunya menjadi sebuah nilai yang tidak tergantikan.
Jika saja Sumpah Pemuda tidak lahir, mungkin saja Indonesia tidak dapat bersatu seperti
sekarang ini. Semuanya adalah berkat dari perjuangan pemuda dan pemudi Indonesia. Walaupun
mereka tidak mati dalam perang kemerdekaan, mereka layak disebut sebagai pahlawan karena
berani untuk menjaga Indonesia sehingga Indonesia dapat memiliki pemerintahan yang
berdaulat seperti sekarang ini. Berikut contoh makna sumpah pemuda sebagai contoh pelajar:
Sebagai pelajar, sudah barang tentu menghargai perjuangan pemuda dan pemudi yang
menjadi pahlawan dalam mengawali perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Bentuk penghargaan yang diberikan tidak harus secara materiil, tapi juga dapat diberikan
melalui dukungan moral.
Jika kita membaca berita di media massa beberapa waktu lalu, kita sempat miris ketika
melihat beberapa sikap pelajar yang tidak menghargai jasa pahlawan-pahlawan yang
sudah bersusah payah memperjuangkan Indonesia.
Sebagai pelajar yang notabene mengenyam bangku pendidikan, seharusnya dapat
memperlihatkan dan menunjukkan rasa menghargai jasa para pahlawan yang sudah
berjuang melalui perkataan dan perbuatan.
Perkataan dan perbuatan yang mencerminkan sikap menghargai jasa pahlawan setidak-
tidaknya dapat menjadi contoh bagi adik-adik kelasnya, bukan malah jadi bahan
Sumpah Pemuda yang dicetuskan dengan semangat berkobar-kobar oleh pemuda dan pemudi
saat itu memberikan semangat untuk para generasi penerus khususnya pelajar. Semangat yang
ditunjukkan melalui bunyi Sumpah Pemuda dapat menjadi contoh bagi pelajar untuk semangat
dalam melakukan sesuatu. Di eraglobalisasi saat ini, segala fasilitas yang disediakan untuk
menunjang kebutuhan sehari-hari sangat mudah untuk didapatkan. Bahkan, ada kebutuhan yang
dapat kita peroleh dengan mudah hanya dengan menekan tombol, sebagai berikut:
Kita bisa bayangkan pada kondisi pemuda dan pemudi pada era Sumpah Pemuda saat itu.
Pada era Sumpah Pemuda atau tepatnya pada tahun 1928, kehidupan pemuda dan pemudi
tidak makmur seperti sekarang ini.
Mereka harus bersusah payah bekerja dan bersekolah untuk memenuhi kebutuhannya,
karena pandangan pemuda dan pemudi saat mempunyai daya juang yang sangat tinggi
untuk memperoleh sesuatu.
Jika kita bandingkan dengan mental pelajar saat ini, rasanya sudah berbanding
terbalik. Dampak globalisasi yang sudah mencapai di berbagai aspek membuat beberapa
pelajar menjadi kurang mempunyai rasa semangat untuk berjuang.
Kecenderungan untuk menyerah dan mengambil jalan pintas masih sangat mudah ditemui
di beberapa kalangan pelajar.
Kemudahan-kemudahan yang diberikan pada era globalisasi cenderung membuat pelajar
enggan untuk melakukan sesuatu yang lebih untuk mendapatkan sesuatu. Melalui semangat
perjuangan pemuda dan pemudi pada era Sumpah Pemuda, pelajar diajak untuk menghayati
kembali dan menerapkan semangat untuk berjuang dalam mencapai atau mendapatkan sesuatu
sekalipun ada banyak rintangan yang dihadapi.
Sepeti yang sudah kita ketahui, kemerdekaan Indonesia diperoleh bukan dari belas kasihan
dari negara lain, melainkan dari perjuangan dan pengorbanan para pahlawan, termasuk pemuda
dan pemudi Indonesia. Perlu diketahui, pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, jumlah
pemuda yang gugur sudah tidak dapat terhitung. Perjuangan para pemuda saat itu merupakan
bentuk cerminan rasa cintanya terhadap Indonesia. Sebetulnya, latar belakang dari cinta
Indonesia adalah Sumpah Pemuda itu sendiri. Bisa diperhatikan bahwa salah satu bunyi Sumpah
Pemuda adalah pengakuan diri untuk mencintai bangsa Indonesia, sebagai berikut:
Sebagai pelajar yang mengenyam proses pendidikan di Indonesia, sudah barang tentu
diajarkan tentang kiat-kiat mencintai tanah air Indonesia. Kecintaan terhadap bangsa
Segala perbedaan dan perdebatan yang terjadi di kalangan pelajar harus dapat diselesaikan
dengan kepala dingin demi mencerminkan kecintaan kita kepada Indonesia terlebih lagi negara
kita Indonesia adalah negara yang menganutdemokrasi Pancasila dimana segala sesuatu yang
berkaitan dengan perbedaan pendapat dapat diselesaikan denganpenerapan nilai-nilai
Pancasila. Bentuk-bentuk penerapan cinta tanah air Indonesia yang dapat dilakukan oleh pelajar
dalam kehidupan sehari-hari diantaranya adalah sebagai berikut.
Bangga menjadi bagian dari negara Indonesia merupakan salah satu makna dari bunyi
Sumpah Pemuda. Menjadi kebagian dari negara Indonesia merupakan suatu kebanggaan
tersendiri bagi pemuda dan pemudi saat itu. Kita bisa melihat seberapa bangganya pemuda dan
pemudi saat itu ketika mengikrarkan Sumpah Pemuda. Namun di era sekarang ini, apakah
pemuda dan pemudi khususnya pelajar bangga menjadi bagian dari negara Indonesia?
Jawabannya, harus bangga. Indonesia adalah negara yang lain daripada yang lain. Sebagai
negara yang berlandaskan pada Pancasila, Indonesia adalah negara yang menerapkan Pancasila
sebagai kepribadian bangsa. Melalui semboyannya Bhikena Tunggal Ika yang berarti berbeda-
beda tapi satu, sudah dapat mewakili alasan mengapa kita bangga menjadi bagian dari negara
Indonesia. Alasan yang dapat dijabarkan mengapa kita patut bangga sebagai bangsa Indonesia
antara lain:
Semenjak diikarkannya Sumpah Pemuda, maka bahasa Indonesia adalah bahasa yang
dipergunakan oleh masyarakat Indonesia untuk berkomunikasi satu sama lain, baik sesama suku
maupun berbeda suku. Bahasa Indonesia sendiri juga ditetapkan sebagai bahasa resmi negara
Indonesia dan tercantum pada UUD 1945 pasal 36. Namun, seiring dengan perkembangan
zaman, bahasa Indonesia mulai tergeserkan dengan bahasa-bahasa yang timbul akibat
perkembangan zaman tersebut.
Sebut saja adalah bahasa gaul yang kerap digunakan oleh kalangan pelajar dalam
kehidupan sehari-hari. Bahasa gaul adalah produk yang timbul akibat adanya globalisasi. Bahaya
globalisasi dan modernisasi sudah sangat terasa dalam tata bahasa para pelajar era sekarang ini.
Bagi kalangan pelajar masa kini, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dianggap
terlalu kaku dan sudah ketinggalan zaman. Pelajar masa kini lebih senang menyisipkan bahasa
gaul ke dalam percakapan sehari-hari mereka. Kata-kata dalam bahasa Indonesia tidak sedikit
yang merupakan kata serapan dari bahasa asing seperti dari bahasa Belanda, Arab, dan yang
lainnya, sebagai berikut:
Melalui ikrar dalam Sumpah Pemuda, bahasa Indonesia dipergunakan sebagai bahasa
pemersatu bangsa. Bisa kita bayangkan, jumlah bahasa daerah di Indonesia sangat banyak. Jika
kita masing-masing berbicara dengan bahasa daerah masing-masing, tentunya akan memicu
konflik diantara suku bangsa. Contoh konflik sosial dalam masyakarat melalui bahasa Indonesia,
perbedaan bahasa daerah dapat dipersatukan dengan baik. Kita sebagai pelajar harus bangga
karena bahasa Indonesia dapat mempersatukan berbagai macam suku yang tersebar dari Sabang
sampai Merauke.
Proses perumusan Sumpah Pemuda yang dilakukan oleh pemuda dan pemudi saat itu
didasarkan pada keinginan untuk mempersatukan dan menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
Seperti yang kita ketahui, pada saat tercetusnya Sumpah Pemuda, bangsa Indonesia masih dalam
masa penjajahan negara lain. Pemuda dan pemudi dalam Kongres Pemuda II mempunyai inisiatif
untuk mengajak para pemuda dan pemudi di Indonesia untuk menjaga keutuhan Indonesia,
sebagai berikut:
Makna perjuangan dalam menjaga keutuhan Indonesia dalam Sumpah Pemuda sangat
terasa sampai masa sekarang ini.
Sebagai pelajar, sudah seharusnya kita menjaga keutuhan NKRI dari berbagai macam hal
yang memungkinkan perpecahan.
“Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah Indonesia. Kami
putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri
Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia”, isi dari sumpah pemuda yang
dikumandangkan pada 28 Oktober 1928 di di Gedung Oost Java Bioscoop bertujuan untuk
menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang sebelumnya masih bersifat
sangat kedaerahan. Selain itu sumpah setia ini bertujuan untuk mempersatukan pemuda-pemuda
di seluruh tanah air.
Adapun manfaat yang dapat kita petik dari Sumpah Pemuda antara lain sebagai berikut:
Sejarah merupakan modal awal untuk mencari bagaimana wajah Indonesia di masa depan.
Sumpah Pemuda sebagai peristiwa historis juga menjadi salah satu kekuatan untuk membangun
kepribadian bangsa. Kekuatan itu berupa nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Maka,
amat disayangkan jika nilai-nilai luhur dalam Sumpah Pemuda tidak digali, diperkenalkan, dan
disebarluaskan bagi generasi muda saat ini yang adalah generasi penerus bangsa. Oleh karena
itu, penulis ingin menggali, memperkenalkan, dan menyebarluaskan nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam Sumpah Pemuda sehingga mendorong generasi muda untuk melestarikannya.
Penderitaan akibat penjajahan menimbulkan rasa kesamaan nasib yang semakin mempererat tali
persaudaraan para pemuda. Rasa kebersamaan dan persaudaraan itu membuka kesadaran bahwa
perbenturan kepentingan individu dapat menimbulkan keretakan yang justru merugikan mereka
sendiri. Oleh karena itu, dalam proses hingga perumusan Sumpah Pemuda, rasa kebersamaan
dan persaudaraan menjadi landasan utamanya.
2) Toleransi
Rasa toleransi dari para pemuda sangat tampak ketika para pemuda terbuka pada kemajemukan
dan keberagaman. Mereka memberi tempat pada pluralitas. Dan, mereka tidak terbelenggu pada
eksistensi agama, suku, dan lokalitas kedaerahan. Dengan mengembangkan sikap toleransi yang
tinggi para pemuda berhasil mengikrarkan Sumpah Pemuda.
Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat pengucapan janji, tetapi amatlah jauh lebih berharga
bila janji itu ditepati oleh para pemuda. Dan, ternyata memang benar para pemuda menepati janji
itu. Terbukti dengan perubahan cara berpikir dan tindak mereka. Dulunya perjuangan mereka
masih terbelenggu pada kedaerahan dan kesukuan, tetapi setelah Sumpah Pemuda, berubah
menjadi perjuangan nasional. Hal tersebut memperlihatkan rasa tanggung jawab dan disiplin diri
yang tinggi dari para pemuda dulu untuk memenuhi janji mereka.
4) Wawasan
Sumpah Pemuda membuka wawasan para pemuda tentang betapa luas dan beragamnya suatu
wilayah yang bernama Indonesia. Selain itu, konsep tentang suatu negara yang dulunya hanya
milik beberapa orang yang terpelajar, menjadi pemahaman bersama para pemuda yang hadir saat
konggres itu.
5) Nasionalisme
Adanya kebersamaan perasaan senasib, kedekatan fisik atau non fisik, terancam dari musuh
yang sama, dan punya tujuan yang sama yaitu kemerdekaan, mendorong bangkitnya
nasionalisme pemuda. Nasionalisme Indonesia dapat mengatasi ikatan primordial (lokalitas,
suku, ras, dan agama) sehingga nasionalisme Indonesia lahir sebagai sebuah ikatan bersama.
Nilai-nilai sumpah pemuda yang penulis telah paparkan merupakan bekal pendiri (pemuda jaman
itu) yang tak ternilai harganya untuk mengangkat semangat juang, rasa percaya diri, dan
optimisme bangsa (pemuda) untuk menghadapi tantangan saat ini. Tentunya, nilai-nilai yang
diuraikan di atas dilandasi oleh sikap-sikap yang mendukung, seperti saling menghargai, saling
Kesatuan dan persatuan harus menjadi basis ketahanan sebuah bangsa, apalagi bangsa yang
sedang berkembang seperti Indonesia dalam menghadapi arus globalisasi yang makin keras.
Konggres Pemuda II tanggal 26 – 28 Oktober 1928 telah berhasil merumuskan ideologi yang
berhasil mendasari jiwa kesatuan dan persatuan, yaitu bertumpah darah yang satu, tanah
Indonesia; berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; dan memiliki bahasa persatuan, bahasa
Indonesia. Satu tanah air, berarti mereka merasa menikmati hidup dalam satu wilayah yang
sama. Bertumbuh dan berkembang dalam tanah yang sama. Mereka sudah tidak memikirkan
bahwa wilayah yang lain memiliki kekayaan alam yang berlimpah sehingga mengundang
kecemburuan sosial. Semua adalah milik bersama dan untuk bersama.
Bahasa persatuan, berarti mereka sudah mempunyai sarana untuk mengikat persatuan
mereka. Suatu persatuan membutuhkan suatu komunikasi yang terus-menerus. Untunglah hal itu
sudah dijembatani oleh bahasa Melayu yang kemudian diangkat menjadi bahasa Indonesia. Para
pemuda menggunakan bahasa Indonesia dengan bangga tanpa perlu meninggalkan bahasa daerah
masing-masing. Peristiwa Sumpah Pemuda menunjukkan kesatuan dan persatuan Indonesia
terbentuk atas dasar kesadaran bersama bukan paksaan. Jelaslah bahwa kesatuan dan persatuan
amat dibutuhkan bangsa Indonesia untuk mencapai cita-cita bersama.
Dalam kehidupan sehari-hari, wujud cinta tanah air juga dapat berupa penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar dalam percakapan dengan sesame. Kebanyakan dari kita
belakangan ini lebih suka menggunakan bahasa yang –kata banyak orang- disebut bahasa gaul.
Misalnya seperti gue elo dibanding aku kamu. Pada 28 Oktober 1928 telah diikrarkan Sumpah
Pemuda yang salah satunya dari tiga isinya ialah menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa
Indonesia. Selain bahasa gaul, bahasa yang dianggap lebih keren –kata anak muda- ialah bahasa
Inggris. Kita tahu bahwa bahasa Inggris adalah bahasa internasional dan kita boleh
mempelajarinya, bahkan diajarkan di sekolah. Namun tetap saja bangsa kita adalah bangsa
Indonesia, sudah semestinya bahasa kita adalah bahasa Indonesia. Bagaimana mungkin kita
mengaku sebagai bangsa Indonesia jika kita malah jauh lebih fasih berbicara menggunakan
bahasa bangsa lain dibanding bahasa kita sendiri.
Perwujudan lainnya adalah dengan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan kita sehari-
hari. Bagaimana kita tunduk kepada Sang Pencipta, menghargai sesama manusia, bersikap adil
dan beradap, bermusyawarah, dan tidak membeda-bedakan stiap orang dapat juga dikategorikan
sebagai perwujudan cinta tanah air. Hal-hal yang tersebut di atas merupakan hal-hal kecil dan
sederhana. Namun justru itulah perwujudan cinta tanah air yang semestinya. Kita tidak harus
selalu bertempur di medan perang untuk membuktikan kecintaan kita terhadap Indonesia. Namun
mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sudah termasuk cinta kepada tanah air.
Pengamalan Pancasila dikatakan sebagai bentuk cinta tanah air karena Pancasila merupakan
ideologi nasional. Dan kita, sebagai bangsa Indonesia, tentunya berkewajiban untuk –tidak hanya
menghafalkannya, tetapi juga- mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari kita.
Ada lagi yang dapat kita lakukan untuk melawan keprihatinan kita terhadap penerapan
Sumpah Pemuda,yaitu dengan menulis. Sebuah karya tulis bisa memmbangkitkan rasa cinta
terhadap tanah air, misalnya saja melawan sms-an dengan bloger. Bisa juga dengan
mengumpulkan tulisan-tulisan yang bisa mengangkat jiwa nasionalisme kita.
Minat guru
Maka, pemilihan dan penggunaan buku teks tidak sepenting yang diyakini guru mengenai
bahan ajarnya. Minat dan kepedulian guru jauh lebih menentukan pendekatan materi ajar. Dalam
tujuan kurikulum nasional yang kini dipakai, disebutkan potensi sosial, budaya, dan alam sebagai
dasar pembelajaran yang kontekstual.
Jika potensi yang pasti beragam menjadi dasar kegiatan, semangat Sumpah Pemuda tentu mudah
ditangkap. Masalahnya, seberapa jauh tujuan kurikulum dipahami sebagai bagian penting proses
pembelajaran?
Kurikulum tersembunyi berpengaruh kuat melalui contoh sehari-hari yang tertangkap
indera siswa. Oleh karena itu, penting untuk menemukan kembali kegiatan sekolah yang
mencerminkan pemahaman ”bersatu dalam perbedaan” atau perspektif keberagaman itu.
Sekolah-sekolah homogen dalam status sosial-ekonomi, etnis, atau agama perlu dengan
kesadaran penuh menciptakan berbagai kesempatan itu. Beberapa sekolah mewujudkannya
melalui kegiatan kesenian dan olahraga. Sekolah lain memiliki program tinggal bersama (live in)
berbagai kelompok masyarakat.
Sejumlah LSM mengupayakan ajang berbagi bersama guru seperti dilakukan oleh
Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia, Rahima dan Association for Critical
Thinking, Paras Foundation, Persekutuan Sahabat Gloria, Jaringan Intelektual Muda
Muhammadiyah, ataupun Lembaga Bantuan Hukum Jakarta bekerja sama dengan Yayasan
Cahaya Guru melalui Komunitas Guru, Kebangsaan dan Keberagaman.
BAB IV
PENUTUP
Sumpah Pemuda sebagai Tonggak Persatuan dan Kesatuan Page 27
A. Kesimpulan
Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang
mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda adalah fondasi
penting kebangkitan bangsa Indonesia dan landasan utama bagi pembentukan negara Republik
Indonesia.Dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 yang hingga kini setiap tahunnya diperingati
sebagai Hari Sumpah Pemuda.
B. Saran
Sebaiknya pemuda pada jaman saat ini lebih menjunjung tinggi nilai nasionalisme. Namun
peran orang tua dan guru diperlukan untuk membentuk karakter dan kepribadian anak. Terlebih
Sumpah Pemuda sebagai Tonggak Persatuan dan Kesatuan Page 28
pendidikan karakter harusnya diberikan pada pendidikan tingkat rendah. Hal ini bertujuan agar
nilai positif dari pendidikan karakter tersebut dapat ditanamkan dan diaplikasikan sejak dini
hingga anak tumbuh dewasa. Karena setiap perkembangan jaman akan terjadi banyak perubahan
terutama dalam pembentukan sikapnya.
BAGIAN AKHIR
A. Glosarium
B. DAFTAR PUSTAKA
Annafis,Asyifah.(2014).MakalahSejarahSumpahPemuda.(Online),
(https://www.academia.edu/9746516/Makalah_sejarah_.sumpah_pemuda,diaksespadatanggal08
November 2017).
https://sababjalal.wordpress.com/2012/10/08/contoh-makalah-sumpah-pemuda-menjiwai-
kesatuan/