Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEJARAH MINAT

Menganalisis Perubahan dan Keberlanjutan Sumpah Pemuda

Gambar sumpah pemuda

Disusun oleh :
1. Adelia Salsabila
2. Andrew Hamonangan
3. Fahreza Emery
4. Himal Yusuf
5. Milanda Ilwani
6. Revanza Pireno
7. Yoga Firgiawan

SMA NEGERI 103 JAKARTA


X – IPS 3
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
limpahan rahmat dan karunia nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah yang berjudul “menganalisis perubahan dan keberlanjutan


sumpah pemuda” ini kami buat uuntuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru
mata pelajaran sejarah minat. Dan semoga selain untuk memenuhi tugas
tersebut, makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Selain itu, kami juga
ingin memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai sumpah pemuda
1928 sebagai penguat nasionalisme.

Dlaam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada guru
pembimbing bidang studi dan teman-teman yang telah banyak memberikan
pengetahuan kepada kami dalam menyusun tugas ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam upaya
perbaikan dalam membuat makalah. Karena kami sadari bahwa pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan.

Jakarta, 18 Agustus 2018

Tim Penulis
DAFTAR ISI

A. Pendahuluan
I. Latar Belakang ……………………………………………………………………
II. Rumusan Masalah ………………………………………………………
III. Tujuan …………………………………………………………………………….
B. Pembahasan
I. Sejarah sumpah pemuda…………………………………………………..
II. Arti sumpah pemuda………………………………………………………….
III. Tujuan dan manfaat sumpah pemuda ………………………………..
IV. Pengaruh sumpah pemuda terhadap integrasi bangsa …………….
V. Pengaruh sumpah pemuda hingga masa kini …………………………….
VI. Perubahan dan keberlanjutan sumpah pemuda
1928 hingga masa kini ……………………………………………………………….
C. Penutup
I. Kesimpulan …………………………………………………………………………………
II. Bukti gambar ………………………………………………………………………………
D. Daftar pustaka ………………………………………………………………………………………
A.PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Pada tahun 1908, bangsa Indonesia mulai bangkit. Kebangkitan ini
ditandai dengan berdirinya Budi Utomo atas inisiatif dan dorongan Dr.
Wahidin Sudirohusada. Walaupun Budi Utomo waktu itu masih dengan corak
kesadaran lokal yang tercermin dari tujuannya, yaitu mau memajukan dan
membangkitkan masyarakat dan kebudayaan Jawa terutama melalui
pendidikan, Budi Utomo membawa peran penting bagi pemuda waktu itu.
Budi Utomo mencoba membantu orang-orang muda yang tidak mampu
memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. Dampaknya, semakin banyak
muncul organisasi pemuda, seperti Tri Koro Darmo. (Jong Java), Jong
Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Betawi, Jong Minahasa, Sekar Rukun,
dan Pemuda Timor. Organisasi-organisasi inilah yang nantinya akan
mendorong lahirnya Sumpah Pemuda.

Perhimpunan pemuda yang paling gencar mengumandangkan


persatuan bangsa adalah Perhimpunan Indonesia (PI). PI sendiri sudah
memberi teladan terlebih dahulu. Hal itu nampak jelas di mana pemuda
Indonesia dari macam-macam pulau itu sudah bersatu di Belanda dalam
wadah PI. Rasa kesukuan dan kedaerahan sudah hilang. Hal itu, nampak
dalam ideologi PI, yaitu:
1. Kesatuan nasional: mengesampingkan perbedaan-perbedaan sempit
yangberdasarkan kedaerahan kemudian menciptakan kesatuan aksi.
2. Solidaritas: tanpa melihat perbedaan antarsesama bangsa Indonesia,
seharusnya kita sadar bahwa terdapat perbedaan kepentingan yang
mendasar antara penjajah dengan yang dijajah.
3. Non kooperatif: kemerdekaan harus timbul dengan kekuatan sendiri.
4. Swadaya: untuk mengandalkan kekuatan sendiri perlu dikembangkan
suatu struktur alternatif dalam kehidupan nasional politik, sosial, ekonomi,
dan hukum yang kuat berakar pada masyarakat pribumi.

II. Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah sejarah sumpah pemuda ?
2. apakah arti sumpah pemuda?
3. Apakah tujuan dan manfaat sumpah pemuda?
4. Bagaimanakah pengaruh sumpah pemuda terhadap integrasi
bangsa?
5. Bagaimanakah pengaruh sumpah pemuda bagi bangsa masa kini?
6. Bagaimanakah perubahan serta keberlanjutan sumpah pemuda 1928
sampai masa kini ?
III. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya sumpah pemuda.
2. Untuk mengetahui arti dari sumpah pemuda.
3. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari sumpah pemuda.
4. Untuk mengetahui penaatan makna sumpah pemuda saat ini.
5. Untuk mengetahui pengaplikasian sumpah pemuda pada anak untuk
membangun pendidikan karakter atau watak.

A. PEMBAHASAN
I. Sejarah Sumpah Pemuda
Peristiwa sejarah Soempah Pemoeda atau Sumpah Pemuda merupakan suatu
pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu
bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober
1928. Hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi atau Kongres Pemuda II
Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah
Pemuda Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh
organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan
pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai
wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong
Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari
pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang
dan Tjoi Djien Kwie.

Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan


Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota
pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga
gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.

Rapat pertama, Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen


Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya,
ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat
semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan
uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda.
Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu
sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan

Rapat kedua, Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop,


membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoela dan Sarmidi
Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan
kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di
rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya


106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan
kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa
dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-
anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkandalam perjuangan.

Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :


Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

Peserta:Abdul Muthalib Sangadji; Purnama Wulan; Abdul Rachman; Raden


Soeharto; Abu Hanifah; Raden Soekamso; Adnan Kapau Gani; Ramelan; Amir
(Dienaren van Indie); Saerun (Keng Po); Anta Permana; Sahardjo; Anwari; Sarbini;
Arnold Manonutu; Sarmidi Mangunsarkoro; Assaat; Sartono; Bahder Djohan; S.M.
Kartosoewirjo; Dali; Setiawan; Darsa; Sigit (Indonesische Studieclub); Dien
Pantouw; Siti Sundari; Djuanda; Sjahpuddin Latif; Dr.Pijper; Sjahrial (Adviseur voor
inlandsch Zaken); Emma Puradiredja; Soejono Djoenoed Poeponegoro; Halim; R.M.
Djoko Marsaid; Hamami; Soekamto; Jo Tumbuhan; Soekmono; Joesoepadi;
Soekowati (Volksraad); Jos Masdani; Soemanang; Kadir; Soemarto; Karto
Menggolo; Soenario (PAPI & INPO); Kasman Singodimedjo; Soerjadi; Koentjoro
Poerbopranoto; Soewadji Prawirohardjo; Martakusuma; Soewirjo; Masmoen
Rasid; Soeworo; Mohammad Ali Hanafiah; Suhara; Mohammad Nazif; Sujono
(Volksraad); Mohammad Roem; Sulaeman; Mohammad Tabrani; Suwarni;
Mohammad Tamzil; Tjahija; Muhidin (Pasundan); Van der Plaas (Pemerintah
Belanda); Mukarno; Wilopo; Muwardi; Wage Rudolf Soepratman; Nona Tumbel.

Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas


ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir
kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh soegondo dan kemudian
dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin. Isi dari Sumpah pemuda Hasil Kongres
Pemuda Kedua adalah sebagai berikut:

PERTAMA: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang
Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah
Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDOEA: Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe,
Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu,
Bangsa Indonesia).

KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean,


Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan,
Bahasa Indonesia).

Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan


lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R.
Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928
pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan
bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah
kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.

II. Arti Sumpah Pemuda


Ketika beraneka-ragam kecenderungan permusuhan atau perpecahan
mulai nampak membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa kita, maka
mengisi Hari Sumpah Pemuda dengan jiwa aslinya adalah amat penting.
Suara-suara negatif sebagai akibat interpretasi yang salah tentang otonomi
daerah sudah mengkhianati jiwa Sumpah Pemuda. Demikian juga
pernyataan dan kegiatan-kegiatan sebagian dari golongan Islam reaksioner,
seperti yang dipertontonkan oleh organisasi/gerakan semacam Front
Pembela Islam, Ahlussunah Waljemaah, Majelis Mujahidin Indonesia, KISDI
dan lain-lain sebagainya.

Perlulah kiranya selalu kita ingat bersama-sama bahwa Sumpah


Pemuda, yang dilahirkan sebagai hasil Kongres Pemuda II yang
diselenggarakan tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta adalah manifestasi
yang gemilang dari hasrat kuat kalangan muda Indonesia, yang terdiri dari
berbagai suku dan agama, untuk menggalang persatuan bangsa dalam
perjuangan melawan kolonialisme Belanda. Mereka ini adalah wakil-wakil
angkatan muda yang tergabung dalam Jong Java, Jong Islamieten Bond, Jong
Sumatranen Bond, Jong Batak, Jong Celebes, Jong Ambon, Minahasa Bond,
Madura Bond, Pemuda Betawi dan lain-lain. Atas prakarsa Perhimpunan
Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) inilah kongres pemuda itu telah melahirkan
Sumpah yang berbunyi : “Kami putera dan puteri Indonesia mengaku
bertumpah-darah yang satu : tanah Indonesia. Kami putera dan puteri
Indonesia mengaku berbangsa yang satu: bangsa Indonesia. Kami putera dan
puteri Indonesia menjunjung bahasa yang satu : bahasa Indonesia “.

Dalam sejarah bangsa Indonesia, sudah terjadi banyak perlawanan


terhadap kolonialisme Belanda, yang dilakukan oleh berbagai suku di
berbagai daerah, baik di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Maluku dan pulau-pulau
lainnya. Namun, karena perjuangan itu sebagian besar bersifat lokal dan
kesukuan, maka telah mengalami kegagalan. Pembrontakan PKI di Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dalam tahun 1926 merupakan gerakan yang
menimbulkan pengaruh politik yang lintas-suku dan lintas-agama yang
penting (karena juga terjadi di Sumatera Barat). Sumpah Pemuda lahir dalam
tahun 1928, ketika puluhan ribu orang telah ditahan dan dipenjarakan oleh
pemerintah Belanda sebagai akibat pembrontakan PKI dalam tahun 1926.
Berbagai angkatan muda dari macam-macam suku dan agama telah
menyatukan diri dalam perlawanan terhadap kolonialisme Belanda lewat
Sumpah Pemuda, ketika ribuan orang digiring dalam kamp pembuangan di
Digul. Adalah penting untuk sama-sama kita perhatikan bahwa tokoh-tokoh
nasional seperti Moh. Yamin (Jong Sumatranen Bond), Amir Syarifuddin
(Jong Batak), Senduk (Jong Celebes), J. Leimena (Jong Ambon), adalah
peserta-peserta aktif dalam melahirkan Sumpah Pemuda. Dan perlulah juga
kita catat, bahwa Sumpah Pemuda dicetuskan oleh kalangan muda, ketika
Bung Karno aktif melakukan beraneka kegiatan lewat PNI (yang dua tahun
kemudian ditangkap Belanda dan diajukan di depan pengadilan Bandung, di
mana ia mengucapkan pidato pembelaannya yang terkenal “Indonesia
Menggugat”).

Jadi, jelaslah bahwa Sumpah Pemuda adalah semacam kontrak-politik


berbagai suku bangsa Indonesia, yang diwujudkan secara kongkrit oleh
wakil-wakil angkatan muda mereka. Sumpah Pemuda adalah fondasi penting
kebangkitan bangsa Indonesia dan landasan utama bagi pembentukan
negara Republik Indonesia.

III. Tujuan dan Manfaat


Sumpah pemuda bertujuan untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia yang sebelumnya masih bersifat sangat kedaerahan. Selain itu
sumpah setia ini bertujuan untuk mempersatukan pemuda-pemuda di seluruh
tanah air.

Adapun manfaat yang dapat kita petik dari Sumpah Pemuda antara lain sebagai
berikut:

1. Semangat kekeluargaan, persatuan, dan persaudaraan antar sesama.


2. Terwujudnya kerukunan antar masyarakat, berbangsa dan bernegara,
sehingga tidak mudah dipecah belah (di adu domba)
3. Menumbuhkan kesadaran bahwa ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan terhadap disintegrasi bangsa yang merupakan tanggung jawab
seluruh rakyat Indonesia.

IV. Pengaruh Sumpah Pemuda Terhadap Integrasi Bangsa


Wawasan kebangsaan Indonesia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan pada masa lalu seirama dengan dinamika pertumbuhan dan
perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia. Oleh karena itu, sifat dan corak
perkembangannya tampil sesuai dengan sifat dan corak organisasi pergerakan
yang mewakilinya. Dari pertumbuhan dan perkembangan organisasi pergerakan
kebangsaan Indonesia seperti Boedi Uetomo, Sarekat Islam, Indische Partji,
Perhimpunan Indonesia, dan lain-lain, tampak bahwa proses pendewasaan
konsep nasionalisme kultural, berkembang menjadi sosio ekonomis, dan
memuncak menjadi nasionalisme politik yang merupakan aspek
multidimensional. terbentuknya sebuah “Nation-State” telah disepakati adanya
kehendak bersama untuk bersatu itu akan mengatasi alasan-alasan seperti
kedaerahan, kesukuan, keturunan, keagamaan, dan sejenisnya dengan tetap
menghormati perbedaan-perbedaan yang ada. Sejak peristiwa tahun 1928 itu,
dunia dikejutkan oleh kemampuan dan kesanggupan bangsa Indonesia untuk
bersatu padu dalam kemajuan.
Mengenai integrasi Indonesia, munculnysa isu-isu
disintegrasi Indonesia.mulai dari ketegangan di Irian Jaya, kerusuhan di Ambon
dan Madura baru-baru ini, serta gerakan-gerakan sparatis daerah seperti di Aceh
dan masih banyak yang lainnya. Sumpah pemuda berisikan jiwa persatuan yang
berlatar belakang Bhineka Tunggal Ika. Dengan demikian persatuan dapat
tercapai dan dipertahankan kalau ke-bhinekaan diperhitungkan sebagai realitas
yang memilki elemen mutlak yaitu toleransi.
Pada hakekatnya Sumpah Pemuda adalah Nasionalisme Indonesia,
Patriotisme Indonesia, yang seiring dengan makna lagu Indonesia Raya, bendera
Sang Saka Merah Putih, kemudian falsafah Pancasila dan Mukadimah Undang-
Undang Dasar 1945 dan Sumpah Pemuda sangat menentukan artinya bagi
pergerakan kemerdekaan nasional kita yang memuncak pada Proklamasi
Kemerdekaan dari 17 Agustus 1945.
Menurut M. Yamin, pendidikan disebut sebagai faktor utama persatuan.
Tentunya pendidikan yang diperkaya dengan nilai bertanah air dan berbangsa
Indonesia.sedangkan untuk faktor kemauan bagi kepentingan persatuan Yamin
menganut teori dari Ernest Renan (1823-1892) ahli filsafat bangsa Perancis,
bahwa bangsa (nation) itu timbul karena sejarah yang dialami bersama-sama dan
juga karena kemauan akan hidup bersama. Namun demikian, sepantasnya harus
dihargai bahwa dalam proses penyatuan dari berbagai sifat kedaerahan menjadi
sifat nasional merupakan suatu proses integrasi yang nilainya sangat dalam.

V. Pengaruh Sumpah Pemuda Hingga Masa Kini


1. Sebagai bukti otentik kelahiran bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan
2. Sebagai instrumen untuk membangkitkan dan menjaga rasa nasionalisme
bagi bangsa Indonesia
3. Sebagai instrumen untuk mendorong semangat persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia dalam menghadapi gangguan, ancaman, baik dari
dalam maupun luar negeri
4. Sebagai instrumen untuk mengingatkan bangsa Indonesia bahwa
keberagaman suku, etnis, bahasa, budaya, daerah, ras, agama
merupakan pemersatu bangsa Indonesia sehingga tercipta kerukunan
dalam berbangsa maupun bernegara.
VI. Perubahan dan Keberlanjutan Sumpah Pemuda 1928 Hingga
Masa Kini
Peubahannya adalah para pemuda yang sebelumnya berjuang melawan
penjajah dengan membedakan kedaerahan, kesukuan, keturunan,
keagamaan, setelah terjadinya peristiwa sumpah pemuda, para pejuang
(pemuda) bersatu danberjuang melawan penjajahan secara
serentak/bersama – sama.
Sedangkan keberlanjutannya yang pertama adalah diresmikannya
lagu Indonesia Raya karya W.R Supratman menjadi lagu kebangsaan
nasional pada kongres pemuda, sehingga lagu Indonesia raya menjadi lagu
kebangsaan Indonesia sampai saat ini, yang kedua, diikrarkannya sumpah
pemuda sehingga menjadi pedoman pemuda bangsa Indonesia, dan
diresmikannya bendara merah putih menjadi bendera indonesia hingga
saat ini.
B. Penutup
I. Kesimpulan
Pada hakekatnya Sumpah Pemuda adalah Nasionalisme Indonesia,
Patriotisme Indonesia, yang seiring dengan makna lagu Indonesia
Raya, bendera Sang Saka Merah Putih, kemudian falsafah Pancasila
dan Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945.Melihat segala bentuk
permasalahan ketahanan negara kita pada mulanya bermuara dalam
konteks nasionalisme.Dalam kemelut perpecahan antar daerah yang
semakin lama semakin menjadi-jadi di negeri ini, pemerintah sendiri
juga selalu berusaha agar sekelompok golongan yang bersengketa
mengadakan persatuan.
Persatuan dan kesatuan suatu negara tidak hanya mampu di
kendalikan oleh birokrasi pemerintahan dan pertahanan negaranya
saja, akan tetapi pemuda-pemuda bangsalah yang harus menetapkan
dasar kuat bagi persatuan Indonesia agar persatuan itu menjadi
kekal abadi.Namun demikian, sepantasnya harus dihargai bahwa
dalam proses penyatuan dari berbagai sifat kedaerahan menjadi sifat
nasional merupakan suatu proses integrasi yang nilainya sangat
dalam.

II. Bukti Gambar


C. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai