Anda di halaman 1dari 11

CONTOH MAKALAH SUMPAH

PEMUDA MENJIWAI KESATUAN
Posted on 8 Oktober 2012 by Sabab Jalal

SUMPAH PEMUDA MENJIWAI KESATUAN


DAN PERSATUAN BANGSA
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….   i

DAFTAR ISI ………………….…………………………………………………   ii

BAB I  PENDAHULUAN ………………………………………………………    1

BAB II SUMPAH PEMUDA …………………………………………………….   2

A. Latar Belakang Sumpah Pemuda …………………………………………   2

B. Lahirnya Sumpah Pemuda …………………………………………………  2

1. Konggres Pemuda I …………………………………………………….   2

2. Konggres Pemuda II ……………………………………………………   3

BAB III NILAI-NILAI SUMPAH PEMUDA DAN PERSATUAN …………….   4

A. Nilai-nilai Sumpah Pemuda …………………………………………….   4

B. Sumpah Pemuda dan Persatuan …………………………………………   5


BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………. 6

BAB I
PENDAHULUAN
 
Sumpah Pemuda merupakan babak baru bagi perjuangan  bangsa Indonesia. Karena,
perjuangan yang bersifat lokal (kedaerahan) berubah menjadi perjuangan yang bersifat
nasional. Para pemuda jaman dahulu sadar bahwa perjuangan yang bersifat lokal sia-
sia belaka. Penjajah dapat mematahkan perlawanan mereka walaupun cukup
merepotkan juga. Mereka juga sadar bahwa hanya dengan persatuan dan kesatuan,
cita-cita kemerdekaan dapat diraih. Oleh karena itu, peristiwa 28 Oktober 1928 tidak
layak dan tidak boleh kita lupakan, terlebih oleh para pemuda. Karena, pemudalah yang
mengucapkan sumpah tersebut  dan dengan sungguh-sungguh mentaatinya. Saat ini,
cita-cita untuk meraih kemerdekaan sudah  tercapai. Lalu, apakah

Sumpah Pemuda masih relevan untuk saat ini? Tentu saja Sumpah Pemuda masih
berperan penting, yaitu untuk kembali menumbuhkan semangat kesatuan dan
persatuan bangsa Indonesia yang kini kian meredup.  Para pemuda sepatutnya kembali
menggali nilai-nilai luhur yang terkandung  di dalamnya. Nilai-nilai yang ditemukan
diharapkan menjadi pendorong dan arah untuk memperkuat kesatuan dan persatuan
tersebut. Oleh karena itu, diperlukan pemaknaan tiada henti (terus-menurus) tentang 
Sumpah Pemuda. Juga, memberi pemaknaan secara baru sesuai dengan perubahan
zaman dan kondisi aktual. Kesatuan dan persatuan amat penting bagi negara kita yang
karakteristik masyarakatnya majemuk berganda, yaitu majemuk secara horisontal dan
majemuk secara vertikal. Penulis berharap melalui tulisan ini masyarakat Indonesia
semakin menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan cita-cita
bersama menuju masyarakat yang adil dan makmur.

BAB II
SUMPAH PEMUDA
A. Latar Belakang Sumpah Pemuda

Pada tahun 1908, bangsa Indonesia mulai bangkit. Kebangkitan ini ditandai dengan
berdirinya Budi Utomo atas inisiatif dan dorongan Dr. Wahidin Sudirohusada. Walaupun
Budi Utomo waktu itu masih dengan corak kesadaran lokal yang tercermin dari
tujuannya, yaitu mau memajukan  dan membangkitkan masyarakat dan kebudayaan
Jawa terutama melalui pendidikan, Budi Utomo membawa peran penting bagi pemuda
waktu itu. Budi Utomo mencoba membantu orang-orang muda yang  tidak mampu
memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. Dampaknya, semakin banyak muncul
organisasi pemuda, seperti Tri Koro Darmo. (Jong Java), Jong Sumatranen Bond, Jong
Ambon, Jong Betawi, Jong Minahasa, Sekar Rukun, dan Pemuda Timor. Organisasi-
organisasi inilah yang nantinya akan

mendorong lahirnya Sumpah Pemuda.

Perhimpunan pemuda yang paling gencar mengumandangkan persatuan bangsa


adalah Perhimpunan Indonesia (PI). PI sendiri sudah memberi teladan terlebih dahulu.
Hal itu nampak jelas di mana pemuda Indonesia dari macam-macam pulau itu sudah
bersatu di Belanda dalam wadah PI. Rasa kesukuan dan kedaerahan sudah hilang. Hal
itu, nampak dalam ideologi PI, yaitu:
1. Kesatuan nasional: mengesampingkan perbedaan-perbedaan sempit yang
berdasarkan kedaerahan kemudian menciptakan kesatuan aksi.
2. Solidaritas: tanpa melihat perbedaan antarsesama bangsa Indonesia,
seharusnya kita sadar bahwa terdapat perbedaan kepentingan yang mendasar
antara penjajah dengan yang dijajah.
3. Non kooperatif: kemerdekaan harus timbul dengan kekuatan sendiri.
4. Swadaya: untuk mengandalkan kekuatan sendiri perlu dikembangkan suatu
struktur alternatif dalam kehidupan nasional politik, sosial, ekonomi, dan hukum
yang kuat berakar pada masyarakat pribumi.
Empat ideologi pokok PI secara eksplisit mendorong bangsa Indonesia untuk bersatu
meraih kemerdekaan.

B. Lahirnya Sumpah Pemuda

1. Konggres Pemuda
Untuk mewujudkan suatu persatuan dan kesatuan antarorganisasi pemuda yang ada,
sudah berkali-kali dicoba diadakan pertemuan sejak tahun 1920. Usaha ini cukup sulit
dilaksanakan karena berusaha untuk menyatukan organisasi yang berbeda-beda
landasannya. Sebelumnya, organisasi-organisasi itu harus bergulat untuk memilih
wadah yang cocok bagi organisasinya.  Setelah itu, masih harus disesuaikan dengan
organisasi lainnya.

Pada tanggal 15 November 1925 organisasi-organisasi pemuda berkumpul dan


menyepakati dibentuknya suatu panitia untuk mempersiapkan kesepakatan besar
pemuda. Diharapkan dengan adanya kesepakatan besar bersama dari para pemuda,
berkembanglah paham persatuan kebangsaan dan berusaha merekatkan
tali persatuan di antara organisasi-organisasi pemuda. Sehingga, pada tanggal 30 April
1926, rapat besar pemuda itu berlangsung dan  kemudian dikenal dengan

nama Konggres Pemuda I. Konggres Pemuda I berhasil merumuskan dasar-dasar 


pemikiran bersama.

Kesepakatan itu meliputi:

A. Cita-citaIndonesia merdeka menjadi cita-cita semua pemuda


Indonesia.
B. Semua perkumpulan pemuda berdaya upaya menggalang
persatuan organisasi pemuda dalam suatu wadah. Dari hasil kesepakatan yang
dicapai ini, sangat tampak kemajuan yang mendukung arti pentingnya kesatuan
dan persatuan antarmereka. Hal ini merupakan suatu prestasi besar pada saat
itu.
2. Konggres Pemuda
Konggres Pemuda II diadakan tanggal 26 – 28 Oktober 1928. Semua perkumpulan
pemuda dan mahasiswa serta partai politik diundang hadir untuk memberikan dukungan
bagi pertemuan pemuda tersebut. Pertemuan selama 3 hari itu diisi dengan sambutan-
sambutan yang mempropagandakan persatuan dalam sanubari para pemuda.

Dalam pertemuan tersebut, sempat terjadi 2 kali insiden hanya karena disebut-sebutnya
“Kemerdekaan Indonesia”. Polisi Belanda sempat menegur ketua rapat agar tidak
menggemakan lagi “Kemerdekaan Indonesia”. Insiden itu justru semakin menyulut
kebencian pemuda pada pihak Belanda.

Setelah sidang ketiga tanggal 28 Oktober 1928, Moh. Yamin menyimpulkan semua
pembicaraan dalam konggres tersebut. Perumusan yang berupa kesimpulan itulah yang
dikenal dengan  Sumpah Pemuda. Kemudian Moh. Yamin dipersilakan untuk
menjelaskan rumusan itu dan disetujui secara aklamasi oleh seluruh peserta sidang.
Inilah kesimpulan dari Moh. Yamin itu yang kita kenal dengan SUMPAH PEMUDA:
Pertama

Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang


satu, tanah Indonesia.

Kedua

Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa  yang satu,


bangsa Indonesia.
Ketiga

Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa  persatuan,


bahasa Indonesia.
 
 
 
 
 
 

 
BAB III
 
NILAI-NILAI SUMPAH PEMUDA DAN PERSATUAN
A. Nilai-Nilai Sumpah Pemuda
Sejarah merupakan modal awal untuk mencari bagaimana wajah Indonesia di masa
depan. Sumpah Pemuda sebagai peristiwa historis juga menjadi salah satu kekuatan
untuk membangun kepribadian bangsa. Kekuatan itu berupa nilai-nilai luhur yang
terkandung di dalamnya. Maka, amat disayangkan jika nilai-nilai luhur dalam Sumpah
Pemuda tidak digali, diperkenalkan, dan disebarluaskan bagi generasi muda saat ini
yang adalah generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, penulis ingin menggali,
memperkenalkan, dan menyebarluaskan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam
Sumpah Pemuda sehingga mendorong generasi muda untuk melestarikannya.

Nilai-nilai itu antara lain:

1.  Kebersamaan dan persaudaraan

Penderitaan akibat penjajahan menimbulkan rasa kesamaan nasib yang semakin


mempererat tali persaudaraan para pemuda. Rasa kebersamaan dan persaudaraan itu
membuka kesadaran bahwa perbenturan kepentingan individu dapat menimbulkan
keretakan yang justru merugikan mereka sendiri. Oleh karena itu, dalam proses hingga
perumusan Sumpah Pemuda, rasa kebersamaan dan persaudaraan menjadi landasan
utamanya.

2. Toleransi

Rasa toleransi dari para pemuda sangat tampak ketika para pemuda terbuka pada
kemajemukan dan keberagaman. Mereka memberi tempat pada pluralitas. Dan, mereka
tidak terbelenggu pada eksistensi agama, suku, dan lokalitas kedaerahan. Dengan
mengembangkan sikap toleransi yang tinggi para pemuda berhasil mengikrarkan
Sumpah Pemuda.

3. Tanggung jawab dan disiplin diri


Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat pengucapan janji, tetapi amatlah jauh lebih
berharga bila janji itu ditepati oleh para pemuda. Dan, ternyata memang benar para
pemuda menepati janji itu. Terbukti dengan perubahan cara berpikir dan tindak mereka.
Dulunya perjuangan mereka masih terbelenggu pada kedaerahan dan kesukuan, tetapi
setelah Sumpah Pemuda, berubah menjadi perjuangan nasional. Hal tersebut
memperlihatkan rasa tanggung jawab dan disiplin diri yang tinggi dari para pemuda dulu
untuk memenuhi janji mereka.

4. Wawasan

Sumpah Pemuda membuka wawasan para pemuda tentang betapa luas dan
beragamnya suatu wilayah yang bernama Indonesia. Selain itu, konsep tentang suatu
negara yang dulunya hanya milik beberapa orang yang terpelajar, menjadi pemahaman
bersama para pemuda yang hadir saat konggres itu.

5. Nasionalisme

Adanya kebersamaan perasaan senasib, kedekatan fisik atau non fisik, terancam dari
musuh yang sama, dan punya tujuan yang sama yaitu

kemerdekaan, mendorong bangkitnya nasionalisme pemuda. Nasionalisme Indonesia


dapat mengatasi ikatan primordial (lokalitas, suku, ras, dan agama) sehingga
nasionalisme Indonesia lahir sebagai sebuah ikatan bersama. Nilai-nilai sumpah
pemuda yang penulis telah paparkan merupakan bekal pendiri (pemuda jaman itu) yang
tak ternilai harganya untuk mengangkat semangat juang, rasa percaya diri, dan
optimisme bangsa (pemuda) untuk menghadapi tantangan saat ini. Tentunya, nilai-nilai
yang diuraikan di atas dilandasi oleh sikap-sikap yang mendukung, seperti saling
menghargai, saling menghormati, saling memperhatikan, setia kawan, dan sikap
mengutamakan dialog untuk menyelesaikan suatu persoalan.

B. Sumpah Pemuda dan Persatuan

Kesatuan dan persatuan harus menjadi basis ketahanan sebuah bangsa, apalagi
bangsa yang sedang berkembang seperti Indonesia dalam menghadapi arus globalisasi
yang makin keras. Konggres Pemuda II tanggal 26 – 28 Oktober 1928 telah berhasil
merumuskan ideologi yang berhasil mendasari jiwa kesatuan dan persatuan, yaitu
bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia; berbangsa yang satu, bangsa Indonesia;
dan memiliki bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Satu tanah air, berarti mereka
merasa menikmati hidup dalam satu wilayah

yang sama. Bertumbuh dan berkembang dalam tanah yang sama. Mereka sudah tidak
memikirkan bahwa wilayah yang lain memiliki kekayaan alam yang berlimpah sehingga
mengundang kecemburuan sosial. Semua adalah milik bersama dan untuk bersama.

Berbangsa satu, berarti mereka terlebih dahulu menanggalkan identitas-identitas


primordial seperti etnis, suku, dan ras. Doktrin-doktrin yang melekat pada suatu
kelompok yang merasa memiliki perbedaan budaya, sejarah, maupun prinsip-prinsip
hidup sendiri juga dicoba untuk dihargai dan dihormati karena memiliki rasa ”berbangsa
satu”.

Bahasa  persatuan, berarti mereka sudah mempunyai sarana untuk mengikat persatuan
mereka. Suatu persatuan membutuhkan suatu komunikasi yang terus-menerus.
Untunglah hal itu sudah dijembatani oleh bahasa Melayu yang kemudian diangkat
menjadi bahasa Indonesia. Para pemuda menggunakan bahasa Indonesia dengan
bangga tanpa perlu meninggalkan bahasa daerah masing-masing.  Peristiwa Sumpah
Pemuda menunjukkan kesatuan dan persatuan Indonesia terbentuk atas dasar
kesadaran bersama bukan paksaan. Jelaslah bahwa kesatuan dan
persatuan amat dibutuhkan bangsa Indonesia untuk mencapai cita-cita bersama.

BAB IV
PENUTUP

Segala sesuatu yang kita nikmati keberadaannya kita terima begitu saja tanpa
membayangkan betapa sulitnya meraih, antara lain bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan, kemerdekaan, dan pembangunan-pembangunan yang kita nikmati saat ini.
Maka, tanggung jawab generasi saat ini adalah bagaimana mempertahankan apa yang
telah ada dan jauh lebih penting lagi mengembangkannya. Untuk mengemban misi itu,
kesatuan dan persatuan amat dibutuhkan mengingat begitu banyaknya rintangan-
rintangan yang dihadapi bangsa Indonesia.

Bertitik tolak pada persatuan itulah kita hendaknya berjuang seperti pendahulu kita. Kita
harus sadar bahwa kita masih menderita. Memang, sebab

penderitaan saat ini, berbeda dengan jaman dahulu.  Dulu, bangsa kita menderita
karena penjajah, tetapi sekarang bangsa kita menderita karena ketidakberesan  di
antara bangsa Indonesia sendiri. Harusnya, masalahnya jauh lebih mudah karena kita
tidak perlu berjuang mati-matian memanggul senapan  untuk mengusir penjajah. Lalu,
apa yang salah dengan bangsa Indonesia? Masalahnya adalah bangsa Indonesia
masih terpecah-pecah.

Sumpah Pemuda mempunyai nilai-nilai strategis yang mendukung ke arah kesatuan


dan persatuan bangsa seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Kalau
sekarang nilai-nilai itu sepertinya terabaikan dalam berbangsa, itu adalah kesalahan
transformasi nilai. Maka, yang kita butuhkan di masa depan adalah sejarah sebagai
pembelajaran moral untuk kepentingan kebangsaan. Masa lalu sebagai pengalaman
adalah guru dan darinya kita dapat berefleksi dan memperoleh banyak nilai yang
terkandung di dalamnya.

Melalui tulisan ini, penulis ingin menunjukkan bahwa Sumpah Pemuda menjadi roh dan
jiwa bagi kesatuan dan persatuan bangsa. Sampai saat ini, Sumpah Pemuda tetap
bermakna dalam berbangsa dan bernegara karena perumusan Sumpah Pemuda bukan
untuk kebutuhan sesaat jaman itu, namun sebagai suatu ikatan untuk mempersatuakn
bangsa Indonesia selamanya.

Iklan
REPORT THIS AD

REPORT THIS AD

Anda mungkin juga menyukai