PEMUDA MENJIWAI KESATUAN
Posted on 8 Oktober 2012 by Sabab Jalal
BAB I
PENDAHULUAN
Sumpah Pemuda merupakan babak baru bagi perjuangan bangsa Indonesia. Karena,
perjuangan yang bersifat lokal (kedaerahan) berubah menjadi perjuangan yang bersifat
nasional. Para pemuda jaman dahulu sadar bahwa perjuangan yang bersifat lokal sia-
sia belaka. Penjajah dapat mematahkan perlawanan mereka walaupun cukup
merepotkan juga. Mereka juga sadar bahwa hanya dengan persatuan dan kesatuan,
cita-cita kemerdekaan dapat diraih. Oleh karena itu, peristiwa 28 Oktober 1928 tidak
layak dan tidak boleh kita lupakan, terlebih oleh para pemuda. Karena, pemudalah yang
mengucapkan sumpah tersebut dan dengan sungguh-sungguh mentaatinya. Saat ini,
cita-cita untuk meraih kemerdekaan sudah tercapai. Lalu, apakah
Sumpah Pemuda masih relevan untuk saat ini? Tentu saja Sumpah Pemuda masih
berperan penting, yaitu untuk kembali menumbuhkan semangat kesatuan dan
persatuan bangsa Indonesia yang kini kian meredup. Para pemuda sepatutnya kembali
menggali nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai yang ditemukan
diharapkan menjadi pendorong dan arah untuk memperkuat kesatuan dan persatuan
tersebut. Oleh karena itu, diperlukan pemaknaan tiada henti (terus-menurus) tentang
Sumpah Pemuda. Juga, memberi pemaknaan secara baru sesuai dengan perubahan
zaman dan kondisi aktual. Kesatuan dan persatuan amat penting bagi negara kita yang
karakteristik masyarakatnya majemuk berganda, yaitu majemuk secara horisontal dan
majemuk secara vertikal. Penulis berharap melalui tulisan ini masyarakat Indonesia
semakin menyadari pentingnya persatuan dan kesatuan untuk mewujudkan cita-cita
bersama menuju masyarakat yang adil dan makmur.
BAB II
SUMPAH PEMUDA
A. Latar Belakang Sumpah Pemuda
Pada tahun 1908, bangsa Indonesia mulai bangkit. Kebangkitan ini ditandai dengan
berdirinya Budi Utomo atas inisiatif dan dorongan Dr. Wahidin Sudirohusada. Walaupun
Budi Utomo waktu itu masih dengan corak kesadaran lokal yang tercermin dari
tujuannya, yaitu mau memajukan dan membangkitkan masyarakat dan kebudayaan
Jawa terutama melalui pendidikan, Budi Utomo membawa peran penting bagi pemuda
waktu itu. Budi Utomo mencoba membantu orang-orang muda yang tidak mampu
memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. Dampaknya, semakin banyak muncul
organisasi pemuda, seperti Tri Koro Darmo. (Jong Java), Jong Sumatranen Bond, Jong
Ambon, Jong Betawi, Jong Minahasa, Sekar Rukun, dan Pemuda Timor. Organisasi-
organisasi inilah yang nantinya akan
1. Konggres Pemuda
Untuk mewujudkan suatu persatuan dan kesatuan antarorganisasi pemuda yang ada,
sudah berkali-kali dicoba diadakan pertemuan sejak tahun 1920. Usaha ini cukup sulit
dilaksanakan karena berusaha untuk menyatukan organisasi yang berbeda-beda
landasannya. Sebelumnya, organisasi-organisasi itu harus bergulat untuk memilih
wadah yang cocok bagi organisasinya. Setelah itu, masih harus disesuaikan dengan
organisasi lainnya.
Dalam pertemuan tersebut, sempat terjadi 2 kali insiden hanya karena disebut-sebutnya
“Kemerdekaan Indonesia”. Polisi Belanda sempat menegur ketua rapat agar tidak
menggemakan lagi “Kemerdekaan Indonesia”. Insiden itu justru semakin menyulut
kebencian pemuda pada pihak Belanda.
Setelah sidang ketiga tanggal 28 Oktober 1928, Moh. Yamin menyimpulkan semua
pembicaraan dalam konggres tersebut. Perumusan yang berupa kesimpulan itulah yang
dikenal dengan Sumpah Pemuda. Kemudian Moh. Yamin dipersilakan untuk
menjelaskan rumusan itu dan disetujui secara aklamasi oleh seluruh peserta sidang.
Inilah kesimpulan dari Moh. Yamin itu yang kita kenal dengan SUMPAH PEMUDA:
Pertama
Kedua
BAB III
NILAI-NILAI SUMPAH PEMUDA DAN PERSATUAN
A. Nilai-Nilai Sumpah Pemuda
Sejarah merupakan modal awal untuk mencari bagaimana wajah Indonesia di masa
depan. Sumpah Pemuda sebagai peristiwa historis juga menjadi salah satu kekuatan
untuk membangun kepribadian bangsa. Kekuatan itu berupa nilai-nilai luhur yang
terkandung di dalamnya. Maka, amat disayangkan jika nilai-nilai luhur dalam Sumpah
Pemuda tidak digali, diperkenalkan, dan disebarluaskan bagi generasi muda saat ini
yang adalah generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, penulis ingin menggali,
memperkenalkan, dan menyebarluaskan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam
Sumpah Pemuda sehingga mendorong generasi muda untuk melestarikannya.
2. Toleransi
Rasa toleransi dari para pemuda sangat tampak ketika para pemuda terbuka pada
kemajemukan dan keberagaman. Mereka memberi tempat pada pluralitas. Dan, mereka
tidak terbelenggu pada eksistensi agama, suku, dan lokalitas kedaerahan. Dengan
mengembangkan sikap toleransi yang tinggi para pemuda berhasil mengikrarkan
Sumpah Pemuda.
4. Wawasan
Sumpah Pemuda membuka wawasan para pemuda tentang betapa luas dan
beragamnya suatu wilayah yang bernama Indonesia. Selain itu, konsep tentang suatu
negara yang dulunya hanya milik beberapa orang yang terpelajar, menjadi pemahaman
bersama para pemuda yang hadir saat konggres itu.
5. Nasionalisme
Adanya kebersamaan perasaan senasib, kedekatan fisik atau non fisik, terancam dari
musuh yang sama, dan punya tujuan yang sama yaitu
Kesatuan dan persatuan harus menjadi basis ketahanan sebuah bangsa, apalagi
bangsa yang sedang berkembang seperti Indonesia dalam menghadapi arus globalisasi
yang makin keras. Konggres Pemuda II tanggal 26 – 28 Oktober 1928 telah berhasil
merumuskan ideologi yang berhasil mendasari jiwa kesatuan dan persatuan, yaitu
bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia; berbangsa yang satu, bangsa Indonesia;
dan memiliki bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Satu tanah air, berarti mereka
merasa menikmati hidup dalam satu wilayah
yang sama. Bertumbuh dan berkembang dalam tanah yang sama. Mereka sudah tidak
memikirkan bahwa wilayah yang lain memiliki kekayaan alam yang berlimpah sehingga
mengundang kecemburuan sosial. Semua adalah milik bersama dan untuk bersama.
Bahasa persatuan, berarti mereka sudah mempunyai sarana untuk mengikat persatuan
mereka. Suatu persatuan membutuhkan suatu komunikasi yang terus-menerus.
Untunglah hal itu sudah dijembatani oleh bahasa Melayu yang kemudian diangkat
menjadi bahasa Indonesia. Para pemuda menggunakan bahasa Indonesia dengan
bangga tanpa perlu meninggalkan bahasa daerah masing-masing. Peristiwa Sumpah
Pemuda menunjukkan kesatuan dan persatuan Indonesia terbentuk atas dasar
kesadaran bersama bukan paksaan. Jelaslah bahwa kesatuan dan
persatuan amat dibutuhkan bangsa Indonesia untuk mencapai cita-cita bersama.
BAB IV
PENUTUP
Segala sesuatu yang kita nikmati keberadaannya kita terima begitu saja tanpa
membayangkan betapa sulitnya meraih, antara lain bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan, kemerdekaan, dan pembangunan-pembangunan yang kita nikmati saat ini.
Maka, tanggung jawab generasi saat ini adalah bagaimana mempertahankan apa yang
telah ada dan jauh lebih penting lagi mengembangkannya. Untuk mengemban misi itu,
kesatuan dan persatuan amat dibutuhkan mengingat begitu banyaknya rintangan-
rintangan yang dihadapi bangsa Indonesia.
Bertitik tolak pada persatuan itulah kita hendaknya berjuang seperti pendahulu kita. Kita
harus sadar bahwa kita masih menderita. Memang, sebab
penderitaan saat ini, berbeda dengan jaman dahulu. Dulu, bangsa kita menderita
karena penjajah, tetapi sekarang bangsa kita menderita karena ketidakberesan di
antara bangsa Indonesia sendiri. Harusnya, masalahnya jauh lebih mudah karena kita
tidak perlu berjuang mati-matian memanggul senapan untuk mengusir penjajah. Lalu,
apa yang salah dengan bangsa Indonesia? Masalahnya adalah bangsa Indonesia
masih terpecah-pecah.
Melalui tulisan ini, penulis ingin menunjukkan bahwa Sumpah Pemuda menjadi roh dan
jiwa bagi kesatuan dan persatuan bangsa. Sampai saat ini, Sumpah Pemuda tetap
bermakna dalam berbangsa dan bernegara karena perumusan Sumpah Pemuda bukan
untuk kebutuhan sesaat jaman itu, namun sebagai suatu ikatan untuk mempersatuakn
bangsa Indonesia selamanya.
Iklan
REPORT THIS AD
REPORT THIS AD