Sejak berdirinya Budi Utomo, bangsa Indonesia mulai bangkit. Mulai saat itu
berdirlah organisasi kepemudaan seperti:
a. Trikoro Dharmo
Didirikan oleh mahasiswa STOVIA pada tahun 1915 yang merupakan embrio dari Jong
Java. Pendirinya R. Satiman Wiryosanjoyo.
a. Mempererat tali persaudaraan antar siswa-siswi Bumi Putra pada sekolah menengah dan
kejuruan.
b. Menambah pengetahuan umum bagi anggotanya.
Dalam kongres pertamanya di Solo pada tanggal 12 Juni 1918, Trikoro Dharmo mengubah
namanya menjadi Jong Java
organisasi ini menghapus sifat Jawa-sentris serta mulai terbuka bekerja sama dengan
pemuda-pemuda bukan Jawa.
c. Jong Ambon
Berdiri pada tahun 1918. Kemudian disusul berdirinya jong Minahasa tahun 1918 dan
Jong Celebes tahun 1919.
Jong Ambon didirikan pada tahun 1918. Selanjutnya, antara tahun 1918–1919, berdiri
Jong Minahasa dan Jong Celebes. Salah satu tokoh yang lahir dari persatuan pemuda
Minahasa adalah Sam Ratulangi
Organisasi kepemudaan yang tidak berlatar belakang suku dan kedaerah an adalah
Perhimpunan Indonesia. Perhimpunan Indonesia paling gencar mengumandangkan
persatuan bangsa Indonesia di Belanda. Perhimpunan Indonesia beranggotakan para
pemuda dari berbagai suku dan pulau di Indonesia. Lahirnya berbagai organisasi pemuda
dan adanya keinginan pemuda untuk bersatu, para pemuda menghimpunkan dirinya
dalam Kongres Pemuda.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis oleh Moehammad Yamin pada selembar kertas ketika
Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres.
Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan secara
panjang lebar oleh Muh. Yamin.
PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah
Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah yang Satu,
Tanah Indonesia).
KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia.
(Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa yang Satu, Bangsa Indonesia).
KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa
Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa
Indonesia).
Adapun nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Sumpah Pemuda adalah sebagai
berikut.
2. Persatuan
Sumpah Pemuda dirumuskan dan diikrarkan oleh pemuda dari daerah, suku, agama, dan
golongan yang berbeda. Perbedaan tidak menjadi penghalang bagi para pemuda untuk
bersatu dalam satu wadah, yakni satu bangsa Indonesia.
Ikrar ini kemudian dilanjutkan dalam bentuk bersatu padu untuk berjuang melawan
penjajah demi mendapatkan kemerdekaan. Para pemuda benar-benar sadar jika berjuang
tanpa persatuan, tak akan menang dan berhasil. Penjajahan tak mungkin berakhir jika
rasa persatuan tidak tercipta antarpemuda dan pemudi di seluruh tanah air Indonesia.
”Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh” itulah gambaran pentingnya persatuan bagi
bangsa Indonesia.
6. Semangat Persaudaraan
Semangat persaudaraan dilandasi oleh semangat kekeluargaan. Kekeluargaan di dasarkan
saling menyayangi dan bertanggung jawab dalam mempertahankan nilai-nilai keluarga.
Sikap kekeluargaan dalam masyarakat Indonesia bukan hanya didasarkan oleh ikatan
darah.
Sumpah Pemuda juga telah meleburkan ambisi kesukuan, keagamaan, golongan menjadi
ambisi nasional.Pada akhirya bangsa kita terbebas dari penjajahan .
Makna dan nilai-nilai dari Sumpah pemuda seperti yang telah disebutkan diatas dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, maupun pada lingkungan masyarakat. Beberapa diantaranya seperti:
1. Lingkungan Keluarga
nilai-nilai Sumpah Pemuda. Beberapa contohnya seperti:
Selalu menjaga sikap saling menghormati dan saling mendukung antar anggota keluarga.
Menerapkan sikap saling tolong-menolong sesama anggota keluarga, artinya jika terdapat
salah satu anggota yang membutuhkan bantuan keluarga sebagai lingkungan terdekat
harusnya bisa menolong satu sama lain.
Saling menghargai pendapat yang dimiliki masing-masing anggota keluarga.
Saling mencintai dan menyayangi sesama anggota keluarga, hal ini sama dengan seperti
mencintai bangsa Indonesia karena seluruh anggota bangsa Indonesia juga merupakan
bagian atau satu keluarga Indonesia.
2. Lingkungan Sekolah
Tidak membeda-bedakan teman karena memang dilingkungan sekolah pasti setiap orang
berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, namun sebagai bangsa Indonesia yang satu
dan memiliki nilai penting seperti dalam Sumpah Pemuda maka kita diajarkan untuk
tidak membeda-bedakan teman.
Mengikuti upacara bendera yang diadakan secara rutin dengan tertib juga merupakan
contoh Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-hari, dimana berarti kita menghormati
bangsa Indonesia serta sejarah perjuang didalamnya.
Mematuhi peraturan sekolah juga dapat mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran
yang dapat mengarah pada suatu konflik atau masalah, dimana dalam Sumpah Pemuda
justru diajarkan untuk tidak menciptakan konflik karena harus berdasar pada satu nilai
persatuan.
3. Lingkungan Masyarakat
Bekerja bakti secara bersama-sama dalam menjaga lingkungan masyarakat yang bersih,
aman, dan juga nyaman bagi seluruh warga masyarakat yang berada atau tinggal
didalamnya.
Menjalin kerjasama sesama anggota masyarakat untuk mencapai suatu tujuan yang sama,
seperti melakukan pembangunan desa, meningkatkan fasilitas desa, dan lain sebagainya.
Menghargai dan menghormati satu sama lain sebagai anggota masyarakat yang sama
walaupun berasal dari latar belakang yang berbeda-beda tetapi tetap menjadi satu bagian
lingkungan masyarakat yang sama, dengan begitu juga dapat mencegah munculnya faktor
penyebab konflik sosial.
Mengikuti kegiatan-kegiatan dalam lingkungan masyarakat yang telah diagendakan,
dengan berpartisipasi didalamnya juga mengandung arti nilai persatuan yang penting
untuk diterapkan.
Semangat Sumpah Pemuda harus tetap ada setelah kemerdekaan bangsa Indonesia diraih.
Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia akan hancur apabila bangsa Indonesia tidak lagi
memiliki semangat bertanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa satu, yaitu Indonesia
BAB 5 SUMPAH PEMUDA DALAM BINGKAI
BHINNEKA TUNGGAL IKA
Inti Sari Bab 5 (Sumpah Pemuda dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika)
Negara Kesatuan Republik Indonesia lahir karena dipertegas oleh sikap dan
komitmen pemuda untuk berbangsa satu dan bertanah air satu, Indonesia. Komitmen
untuk bangsa dan tanah air Indonesia diikrarkan para pemuda dalam Sumpah Pemuda
28 Oktober 1928. Sumpah menjadi sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia
karena telah menjadi penegas arah perjuangan bangsa Indonesia.
1. Trikoro Dharmo
Didirikan pada tahun 1918. Selanjutnya antara tahun 1918-1919. Salah satu
tokoh yang dilahir dari persatuan pemuda Minahasa adalah Sam Ratulangi.
1. Kami Putra dan Putri Indonesia, mengakui Bertumpah Darah yang Satu, Tanah
Indonesia.
Tanah Indonesia adalah seluruh wilayah Indonesia adalah seluruh wilayah
Indonesia baik di darat dan di laut. Tanah Indonesia sangat Indah dan kaya. Bangsa
lain menyebut sebagai Zambrud Khatulistiwa. Kita bangun kecintaan dan kebanggaan
terhadap tanah air Indonesia sekarang ini dengan menjaga lingkungan sekitar kita.
a 2. Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa yang Satu Bangsa
Indonesia.
Rasa kebangsaan Indonesia tumbuh dari sejarah panjang bangsa. Berawal dari
hasrat ingin bersatu penduduk yang mempunyai latar belakang. Untuk menjadi satu
bangsa yang akhirnya dideklarasikan oleh sejumlah pemuda pada saat Kongres
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Kita sebagai generasi penerus mempunyai
kewajiban untuk melestarikannya.
3. Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.
Peserta dan panitia Kongres Panitia Kongres Pemuda II di antaranya: Soegondo
Djojopoespito (PPPI), R.M. Djoko Marsaid (Jong Java), Moehammad Yamin (Jong
Sumateranen Bond), Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond), Djohan Mohammad Tjai
(Jong Islamieten Bond), R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia), Senduk (Jong
Celebes), Johanes Leimena (Jong Ambon), dan Rochjani Soeoed (Pemoeda Kaoem
Betawi).
Makin banyaknya organisasi yang bermunculan seperti Budi Utomo mendorong
kaum intelektual pada saat itu untuk membentuk gerekan yang senada dan turut ambil
bagian dalam sejarah pergerakan nasional. Partai Nasional Indonesia (PNI) didirikan
pada tahun 1927. PNI tumbuh dan berkembang menjadi salah satu partai politik
berpengaruh pada saat itu. PNI sebagai partai nasionalis termasuk mampu
berkembang dengan sangat pesat karena semua golongan dirangkul untuk bergabung
dan bersatu.
Pada tahun 1929, PNI melakukan kongres dan mencetuskan cita cita sosialisme
dan semangat nonkooperasi. Berita ini pun mulai memicu reaksi dari pemerintahan
kolonial Belanda. Pemerintah Belanda menangkap para pemimpin PNI, yakni Ir.
Soekarno, Gatot Mangkupraja, Maskun, dan Suriadinata. Kemudian, keempat tokoh
tersebut disidangkan di pengadilan Bandung pada tahun 1930. Sejarah mencatat
beberapa pejuang nasional yang berjuang dan meninggal usia muda. Para Pahlawan
tersebut diantaranya sebagai berikut.
2.. Chairil Anwar.
Chairil Anwar adalah penyair yang terkenal dengan puisinya yang berjudul
“AKU’”. Chairil lahir di Medan 26 Juli 1922. Ia adalah putra mantan bupati Indragiri,
Riau. Ia bersekolah di Hollandshindlandsche School (HIS) yang kemudian dilanjutkan di
MULO, tetapi tidak sampai tamat. Meskipun latar belakang pendidikannya terbatas,
Chairil dapat menguasai tiga bahasa yaitu Inggris, Belanda, dan Jerman. Ia juga
mengisi jam-jamnya dengan membaca karya pengarang internasional. Chairil mulai
mengenal dunia sastra diusia 19 tahun. Beliau pertama kali membaca puisi “AKU” di
pusat kebudayaan Jakarta pada bula Juli 1943. Belum genap 27 tahun, ia meninggal
dunia walaupun hidupnya sangat singkat namun karya-karya beliau sangat melekat
pada dunia sastra Indonesia.
3. Wolter MonginsidiWolter