a. Presiden
Masa jabatan Presiden (juga Wakil Presiden) adalah lima tahun, dan
sesudahnya dapat dipilih kembali untuk jabatan yang sama dalam satu
masa jabatan saja (pasal 7 UUD 1945 hasil amendemen).
Kedudukan presiden meliputi dua macam, yakni:
Presiden sebagai Kepala Negara
Sebagai kepala negara, Presiden mempunyai wewenang dan kekuasaan
sebagai berikut.
1. Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat,
Angkatan Laut, dan Angkatan Udara (pasal 10 UUD 1945).
2. Menyatakan perang, membuat perjanjian dan perdamaian
dengan negara lain dengan persetujuan DPR (pasal 11 UUD
1945).
3. Menyatakan negara dalam keadaan bahaya (pasal 12 UUD
1945).
4. Mengangkat duta dan konsul.
2. Memberi pertimbangan kepada DPR atas rancangan undangundang APBN dan rancangan undang-undang yang berkaitan
dengan pajak, pendidikan, dan agama.
3. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan mengenai halhal di atas tadi, serta menyampaikan hasil pengawasannya
kepada DPR untuk ditindaklanjuti. DPD ini bersidang
sedikitnya sekali dalam setahun.
6. BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)
BPK merupakan lembaga pemeriksa keuangan yang bersifat mandiri.
Artinya dalam menjalankan tugasnya badan ini terlepas dari pengaruh
pemerintah. Tugas BPK adalah memeriksa pengelolaan keuangan dan
bertanggung jawab tentang keuangan negara.
Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memerhatikan pertimbanganpertimbangan dari DPD. Hasil kerja dari BPK ini diserahkan kepada
DPR, DPD, juga DPRD sesuai dengan kewenangannya.
Badan ini berdomisili di ibu kota negara, dan memiliki perwakilan di
setiap provinsi. Lembaga ini juga dikenal sebagai lembaga eksaminatif.
7. MA (Mahkamah Agung)
MA (Mahkamah Agung) merupakan salah satu pemegang kekuasaan
kehakiman (Bab IX pasal 24 ayat 2). Keberadaan lembaga ini sebagai
pengadilan negara tertinggi dari semua lingkungan peradilan.
Mengapa MA disebut sebagai lembaga tertinggi? Tidak lain karena
merupakan lembaga peradilan tingkat terakhir. Jika misalnya seseorang
berpekara di peradilan pertama (Pengadilan Negeri) kurang puas
terhadap keputusan yang diperoleh, maka ia akan naik banding ke
peradilan di atasnya lagi (Pengadilan Banding). Jika masih kurang, maka
ia dapat mengajukan lagi ke peradilan MA ini.
MA diketuai oleh seorang Hakim Agung dibantu oleh hakim-hakim
agung. Menurut UU No. 5 Tahun 2004 tentang perubahan atas UU No. 5
Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung. Jumlah Hakim Agung paling
banyak 60 orang. Adapun Hakim Agung merupakan pejabat tinggi
negara setingkat menteri negara yang diangkat oleh Presiden atas usul
DPR. Hakim Agung yang diusulkan oleh DPR tersebut berasal dari
usulan Komisi Yudisial.
8. MK (Mahkamah Konstitusi)
MK (Mahkamah Konstitusi) merupakan pemegang kekuasaan
kehakiman sesudah MA (Bab IX pasal 24 ayat 2). Lembaga negara ini
termasuk baru. Lembaga ini mempunyai wewenang mengadili pada
tingkat pertama dan terakhir serta putusannya bersifat final untuk :
1. menguji undang-undang terhadap undang-undang dasar,
2. memutus sengketa kewenangan,
3. memutus perselisihan hasil pemilu, dan
4. memberi putusan atas pendapat dpr mengenai dugaan
terhadap presiden/wakil presiden terhadap UUD.
MK memiliki 9 hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden. Masingmasing hakim tersebut terdiri atas : 3 orang diajukan oleh MA, 3 orang
diajukan oleh DPR, dan 3 orang diajukan oleh Presiden.
9. KY (Komisi Yudisial)
Seperti MK, KY (Komisi Yudisial) juga merupakan lembaga negara
yang termasuk baru. Dasar hukum: UU No. 22 Tahun 2004 Lembaga ini
dibentuk untuk mengawasi perilaku para hakim. Selain itu lembaga ini
dibentuk untuk mengawasi praktik kotor penyelenggaraan/proses
peradilan. Lembaga ini juga punya kewenangan mengusulkan calon
Hakim Agung.
Dalam UUD 1945 hasil amandemen, kedudukan KY ini diatur dalam
pasal 24 B. Lembaga ini bersifat mandiri, yang keberadaannya dibentuk
dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR. Adanya
komisi ini, diharapkan penyelenggaraan peradilan terhindar dari praktikpraktik kotor.