Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMIKIRAN ISLAM NAMIK KEMAL


Dodi Setia Budi, S.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 7 : 1. Ikhsan Adilla Maulana
2. Agus Ridwan Padilah
3. Cep Andrian
4. M Zaki Jaelani

SMA NEGERI 2 MAJALAYA


KAB. BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang maha
pengasih dan juga maha penyayang. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada junjunan kita, Nabi Muhammad SAW beserta keluarga-Nya yang telah
menuntun umat-Nya ke jalan yang benar. Atas berkat rahmat Allah SWT penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemikiran islam Namik Kemal”.
Makalah ini berisi riwayat hidup Namik Kemal, pemikiran politik Namik
Kemal, gagasan-gagasan pembaharuan Namik Kemal, dan karya-karya Namik
Kemal. Penyusunan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam.. Makalah ini disusun oleh penulis dari
berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah
SWT akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusun juga terimakasih kepada Guru kami yaitu Bapak Dodi Setia
Budi, S.Pd yang membimbing penulis agar dapat mengerti tentang bagaimana
cara kami menyusun makalah ini.

Bandung, Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Riwayat Hidup Namik Kemal.....................................................................3
B. Pemikiran Politik Namik Kemal.................................................................8
C. Gagasan-Gagasan Pembaharuan Namik Kemal..........................................9
D. Karya-Karya Namik Kemal........................................................................9
BAB III PENUTUP.............................................................................................11
A. Kesimpulan................................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada abad ke 19 di kerajaan Usmani muncul kelompok-kelompok
intelektual yang berusaha menantang kebijkan-kebijakan yang diambil oleh
Sultan dalam menata dan melaksanakan pemerintahan. Kelompok-kelompok
tersebut mengadakan gerakan-gerakan dalam rangka merongrong kekuasaan
absoulut yang dimiliki sultan. Mereka mendapat pendidikan di negara-negara
barat yang sudah menerapkan sistem demokrasi dalam pemerintahannya.
Sistem demokrasi tersebut mereka bawa masuk ke dalam kerajaan Usmani
sehingga kekuasaan absolut Sultan menjadi sasaran sorotan yang amat tajam.
Kelompok pertama yang berusaha menantang keabsolutan sultan adalah adalah
Usmani muda. Usmani Muda ini semula merupakan suatu perkumpulan rahasia
yang didirikan pada tahun 1865 yang bertujuan untuk merubah pemerintahan
absolut kerajaan Usmani menjadi pemerintahan konstitusional.
Setelah rahasianya terbuka pemuka-pemukanya lari ke Eropa di tahun
1867. Di Eropa inilah mereka memperoleh nama Usmani Muda1. Ketika perdana
Menteri Ali Pasya wafat (1871) tekanan terhadap Usmani Muda dipelonggar,
bahkan mereka yang di luar Negeri diperbolehkan pulang ke Turki. Oleh karena
itu, sebagian mereka pulang ke Turki untuk melanjutkan cita-cita mereka
membentuk pemerintahan konstitusional. Puncak keberhasilan perjuangan
Usamani Muda adalah ketika konstitusi hasil rumusan tokoh-tokoh mereka
seperti Ziya Pasya akhirnya terpaksa ditandatangani oleh sultan Abdul hamid II
pada tanggal 23 desember 1876.
Anggota Usmani Muda ini berkisar 246 orang yang sebagian besarnya
adalah orang-orang terpandang dan berpengaruh dalam masyarakat. Diantara
mereka terdapat pemikirr-pemikir liberal, para birokrat yang kecewa atas
Tanzimat, dan anggota keluarga penguasa Mesir, nahkan dua pangeran yang
nantinya bertahta sebagia sultan, yakni Murad V (1976) dan Abdul Hamid II

1
2

(1976-1909), termasuk diantara mereka yang terlibat dalam diskusi Usmani


Muda. Penggerak utama perkumpulan ini adalah Namik Kemal (1840-1888).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana riwayat hidup Namik kemal?
2. Bagaimana pemikiran Politik Namik Kemal?
3. Apa saja gagasan pembaharuan Namik Kemal?
4. Apa saja karya-karya dari Namik Kemal?

C. Tujuan
1. Mengetahuiriwayat hidup Namik kemal.
2. Mengetahui pemikiran Politik Namik Kemal.
3. Mengetahui gagasan-gagasan pembaharuan Namik Kemal.
4. Mengetahui karya-karya dari Namik Kemal
BAB II
PEMBAHASAN

A. Riwayat Hidup Namik Kemal


Musthofa Kemal (Namik Kemal) merupakan sosok yang kontroversial. Di
satu sisi, banyak kalangan yang menyebutnya sebagai seorang pembaharu dan
reformis besar yang memberikan sumbangsih dalam kemajuan peradaban Islam
dengan ide pembaharuannya dan nasionalismenya, dangan berperan besar dalam
memerdekakan Turki dari penjajahan imperialisme Inggris. Namun, di lain sisi
tidak sedikit kalangan yang mencercanya, dia disebut sebagai tokoh Nasionalis-
sekuler yang menghapuskan sistem khilafah dari dalam tubuh Islam. Bahkan, ada
yang menyebutnya sebagai boneka Inggris berdarah Yahudi yang sengaja
dimunculkan untuk menyerang Turki sendiri dari dalam.
Musthafa Kemal Atatürk atau Musthafa Kemal Pasha (selanjutnya disebut
Atatürk) lahir dengan nama Musthafa dari rahim seorang ibu bernama Zübeyde
Hanim (seorang ibu rumah tangga)pada tahun 1881 M di Kasim Koca Pasha
kota Selonika atau Selânik (sekarangThessaloniki) Yunani yang saat itu berada
di bawah kekuasaan kesultanan Turki Usmani. Mengenai tanggal kelahirannya,
terdapat beberapa versi, ada yang menyebut tanggal 19 Mei versi lain tanggal 12
Maret.
Ayahnya bernama Ali Riza Efendi, seorang pegawai di salah satu kantor
pemerintahan kota itu. Terkait ayahnya ini, Harun Nasution sedikit mengulas,
bahwa ketika ia dimutasikan ke sebuah desa di lereng gunung Olimpus, ia
berhenti dari pegawai pemerintah dan beralih pekerjaan menjadi pedagang kayu.
Namun kemudian usahanya ini gagal, lalu pindah ke usaha lain, dan lagi-lagi
gagal. Dalam kedaan ekonomi keluarga yang tidak menentu, ia ditimpa penyakit
yang menyebabkan kematiannya.
Ada pula yang mengatakan bahwa Musthafa adalah keturunan dari etnis
Yahudi Dunama. Hal ini dikuatkan dengan pengakuan sejumlah etnis Yahudi
Selanik yang juga ditegaskan dalam Ensiklopedia Yahudi, dan juga pendapat

3
4

golongan Islamis yang kontra dengannya. Kendati hal ini dibantah oleh pihak
pemerintah Turki. Namun, pernyataan Harold Courtenay Armstrong, seorang
agen intelijen Inggris dalam buku biografi Musthafa yang ditulisnya menyatakan
bahwa Musthafa berasal dari etnis Yahudi Dunama.
Tuweini mengatakan bahwa darah Yahudi mengalir di leluhur keluarga
Kemal, dimana Selanik pernah menjadi tempat pengungsian etnis Yahudi, dan
kemudian mereka masuk Islam. Akan tetapi tabiat Musthafa Kemal, warna
matanya dan postur tubuhnya tidak menunjukkan darah Yahudi mengalir dalam
dirinya. Namun, Usamah Ainay menyebutkan bahwa etnis Yahudi Dunama
seringkali membangga-banggakan Musthafa Ataturk, dan mereka yakin seyakin-
yakinya bahwa dia bagian dari etnis mereka dengan dalih bahwa Ataturk
mengungkapkan niatnya vis a vis Islam ketika menduduki tampuk kekuasaan.
1. Riwayat Pendidikan
Pada usia sekolah dasar, atas dorongan ibunya Musthafa mengikuti sekolah
agama (madrasah), sesuatu yang dilakukannya dengan penuh malas, ia selalu
melawan gurunya, dan tidak lama dia pun drop out. Kemudian dia mengikuti
studi di Şemsi Efendi School, sebuah sekolah swasta modern dengan dominasi
kurikulum sekuler, atas dorongan dari ayahnya. Orang tuanya ingin agar dia
belajar cara berdagang. Namun, dengan tanpa berkonsultasi dengan mereka,
Atatürk mendaftarkan diri di sebuah Sekolah Militer di Salonika (Selanik Askeri
Ruştiyesi) pada tahun 1893, dan lulus dalam usia 14 tahun. Dan pada tahun 1896,
dia mendaftarkan diri di SMA Militer di Monastir.
Pada 14 Maret 1899, dia mendaftar di Akademi Militer Turki Utsmani di
sebelah Pangalti di distrik Şişli Konstantinopel (Istanbul) ibu kota Turki Utsmani,
dan lulus pada tahun 1902. Dan, setelah itu dia melanjutkan
ke Utsmani Military College di, hingga lulus pada tanggal 11 Januari 1905.
Semasa studi inilah, Musthafa mendapatkan nama Kemal (berasal dari
bahasa Arab, yang berarti sempurna) dari guru matematikanya, Captain sküplü
Mustafa Efendi atas kekagumannya terhadap kecakapan dan kematangannya.
Menurut Ali Fuat Cebesoy, alasan pemberian nama tambahan ini hanya untuk
membendakan nama muridnya dengan namanya. Meskipun Andrew Mango
5

penuliis biografinya cenderung menguatkan alasan pemberian nama Kemal


tersebut dihubungkan dengan nama seorang pujangga nationalis Turki, Namik
Kemal.
Semasih belajar, Namik Kemal sudah mulai kenal politik melalui
temannya, Ali Fethi Okyar. Dialah yang memperkenalkannya dengan bahasa
Perancis dan mendorongnya untuk mendalaminya, sehingga ia dapat membaca
karangan para filosuf Perancis, seperti Rousseau, Voltaire, Auguste Comte,
Montesquieu, dan lain-lain. Selain itu, sejarah dan sastra juga menarik
perhatiannya.
2. Karir Militer Namik Kemal
Setelah lulus dari akademi militer, ia ditugaskan di Angkatan Darat Kelima
yang berbasis di Damaskus sebagai Kapten Staf bersama Ali Fuad (Cebesoy) dan
Müfit (zdeş). Di saat yang sama, ia memimpin sebuah gerakan rahasia
masyarakat revolusioner untuk reformasi, Vatan ve Hurriyet ("Tanah Air dan
Liberty").
Pada tanggal 20 Juni 1907, ia dipromosikan ke pangkat Kapten
Senior (Kolağası) dan pada tanggal 13 Oktober 1907 ditugaskan ke markas besar
Angkatan Darat Ketiga di Manastir. Ia bergabung dengan Komite Persatuan dan
Kemajuan, dengan nomor keanggotaan 322, meskipun dalam beberapa tahun
kemudian ia menjadi terkenal karena perlawanannya dan kekritisannya terhadap
kebijakan pimpinan CUP.
Pada tanggal 22 Juni 1908, ia ditunjuk sebagai Inspektur Kereta Api
Utsmani di Timur Rumelia (Dogu Rumeli Bolgesi Demiryolları Mufettişi). Pada
bulan Juli 1908, ia memainkan peran dalam Revolusi Turki Muda yang merebut
kekuasaan dari Sultan Abdulhamid II dan memulihkan konstitusional
monarki.Pada tahun 1910 ia dipanggil ke provinsi Utsmania di Albania, yang
mana saat itu sedang terjadi pemberontakan Albania di Kosovo yang dipimpin
oleh Isa Boletini. Kemudian, pada musim gugur tahun itu, ia berada di antara
pengamat militer Utsmania yang menghadiri manuver militer Picardie di
Perancis. Pada awal tahun 1911, ia bekerja di Departemen Perang (Harbiye
Nezareti) yang berkantor pusat di Istanbul.
6

Namik Kemal terlibat pada sejumlah peperangan yang melibatkan Turki


Utsmani, diantaranya yaitu perang Italia-Turki di Benghazi, Darnah (Derne) dan
Tobruk (1911-1912), perang Balkan (1912-1913), perang Dunia I (1914-1918)
dan perang Kemerdekaan Turki (1919-1922).
Pada tahun 1911, ia ditugaskan ke Tripolitania (Kini Libya) untuk
berperang dalam Perang melawan Italia, terutama di wilayah dekat Benghazi,
Darnah (Derne) dan Tobruk. Pada perangan yang berjalan hingga tahun 1912,
Italia menyerbu dengan kekuatan amfibi 150.000 tentara, harus dilawan oleh
20.000 orang Badui dan 8.000 orang Turki. Sebelum Italia menyatakan perang,
sebagian besar pasukan Turki Utsmani di Libya dikirim ke provinsi Yaman
dalam rangka untuk mengatasi pemberontakan di sana. Ketidakmungkinan
Pemerintah Turki Utsmani untuk mengirim pasukan tambahan ke Libya melalui
Mesir menyebabkan tentara Turki seperti Namik Kemal pergi ke Libya.
Meskipun dengan segala keterbatasan dan kesualitan yang ada, pasukan Namik
Kemal di Libya berhasil mengusir Italia dalam beberapa kesempatan, seperti
pertempuran Tobruk pada tanggal 22 Desember 1911.
Selama Pertempuran Darnah pada tanggal 16-17 Januari 1912, ketika
Namik Kemal sedang menyerang benteng Italia yang dikuasai Kasr-i Harun, dua
pesawat Italia menjatuhkan bom di Turki Utsmani dan sepotong kapur dari
puing-puing bangunan yang rusak itu memasuki mata kiri Namik Kemal, yang
menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan mata kirinya, meskipun tidak
menyebabkan pandangan matanya kabur total. Setelah menerima perawatan
medis, pada 6 Maret 1912 Namik Kemal menjadi Komandan pasukan Utsmani di
Darnah. Ia berhasil mempertahankan dan mempertahankan kota dan wilayah
sekitarnya sampai akhir Perang Italia-Turki pada 18 Oktober 1912.
Pada tanggal 1 Desember 1912, Namik Kemal tiba di markas barunya di
Semenanjung Gallipoli dan selama perang Balkan I, ia mengambil bagian dalam
pendaratan amfibi di Bulair di pantai Thrace yang diperintahkan oleh Binbaşı
Fethi Bey.
Pada Juni 1913, selama Perang Balkan II, ia mengambil bagian dalam
pasukan Tentara Utsmani yang diperintah oleh Kaymakam Enver Bey. Pada
7

tahun 1913, ia diangkat menjadi atase militer Turki Utsmani untuk semua negara
Balkan (kantornya berada di Sofia, Bulgaria) dan pada tanggal 1 Maret 1914, ia
dipromosikan ke peringkat Kaymakam (Letnan Kolonel/ Kolonel). Pada 1914,
Kekaisaran Utsmani memasuki Eropa Timur dan ketika pecah Perang Dunia I
bersekutu dengan Blok Sentral. Namik Kemal diberi tugas mengatur dan
memimpin Divisi ke-19 di Angkatan Darat Kelima selama pertempuran Gallipoli,
dan Namik Kemal menjadi komandan lini depan.
Setelah Pertempuran Gallipoli, Namik Kemal bertugas di Edirne sampai 14
Januari 1916. Ia kemudian ditugaskan untuk Korps Angkatan Darat Kedua.
Setelah kemenangan ini, pemerintah CUP di Konstantinopel mengusulkan untuk
membentuk pasukan baru di Hijaz (Hicaz Kuvve-i Seferiyesi) dan menunjuk
Namik Kemal sebagai kemandan, tetapi ia menolak tawaran tersebut dan korp
tentara ini tidak pernah didirikan. Sebaliknya, pada tanggal 7 Maret 1917, Namik
Kemal dipromosikan untuk mengkomandani Angkatan Darat Kedua, meskipun
tentara Csar segera ditarik ketika Revolusi Rusia meletus.
Pada bulan Juli 1917 ia diangkat ke komando Angkatan Darat Ketujuh,
menggantikan Fevzi Pasha pada 7 Agustus 1917, yang berada di bawah komando
dari Grup Erich von Jerman umum Yildirim Army Falkenhayn ini. Namik Kemal
Pasha tidak bisa bergaul baik dengan Jenderal von Falkenhayn dan, bersama-
sama dengan Miralay Ismet Bey, menulis melaporkan ke Grand Wazir Talat
Pasha mengenai situasi buruk dan kurangnya sumber daya yang memadai di
garda Palestina, tetapi Talat Pasha mengabaikan pengamatan dan saran bahwa
garis pertahanan yang lebih kuat harus disusun untuk utara, di Utsmani Suriah (di
bagian Beirut, Damaskus dan Aleppo).
Menyusul penolakan laporannya, Namik Kemal mengundurkan diri dari
Tentara VII dan kembali ke Konstantinopel. Di sana, ia ditugaskan untuk
mendampingi putra mahkota Mehmed Vahideddin selama perjalanan kereta ke
Austria-Hongaria dan Jerman. Selama di Jerman, Namik Kemal mengunjungi lini
Jerman di garda Eropa barat dan sampai pada kesimpulan bahwa Blok Sentral
akan segera kalah perang. Ia tidak ragu-ragu untuk secara terbuka menyatakan
8

pendapat ini untuk Kaiser Wilhelm II. Selama perjalanan pulang, dia sempat
tinggal di Karlsbad dan Wina untuk perawatan medis.
Ketika Mehmed VI menjadi Sultan baru dari Kekaisaran Utsmani pada
bulan Juli 1918, ia memanggil Namik Kemal ke Konstantinopel, dan pada
Agustus 1918 ditugaskan untuk memimpin Angkatan Darat Ketujuh di Palestina.
Namik Kemal tiba di Aleppo pada tanggal 26 Agustus 1918, kemudian
melanjutkan ke markasnya di Nablus. Angkatan Darat VII memegang sektor
tengah dari garis depan. Pada tanggal 19 September, pada awal Pertempuran
Megiddo, yang Kedelapan Angkatan Darat memegang sisi pantai, tapi jatuh
terpisah dan Liman Pasha memerintahkan Angkatan Darat VII mundur ke utara
untuk mencegah Inggris ke sungai Yordan. Angkatan Darat VII mundur menuju
Sungai Yordan dalam rangka gencatan senjata dari Mudros, ditandatangani pada
30 Oktober 1918, semua pasukan Jerman dan Austria-Hongaria di Kekaisaran
Utsmani akan diberikan waktu yang cukup untuk mundur.
Pada tanggal 31 Oktober, ia diangkat ke komando Grup Tentara Yildirim,
menggantikan Liman von Sanders. Dia mengatur pembagian senjata kepada
warga sipil di Antep dalam kasus konflik defensif terhadap invasi Sekutu. Pada
awal November 1918 Yildirim Army Group resmi dibubarkan dan Namik Kemal
kembali ke Konstantinopel, ibukota Utsmani, pada 13 November 1918. Untuk
periode ia bekerja di markas Departemen Perang (Harbiye Nezareti) di
Konstantinopel dan melanjutkan kegiatannya di kota ini sampai 16 Mei 1919.
Sepanjang pembagian Kekaisaran Utsmani, pihak sekutu (Inggris, Italia,
Perancis dan Yunani pasukan) menduduki Anatolia. Pendudukan Konstantinopel,
yang diikuti oleh pendudukan Smyrna (dua kota terbesar Utsmani di masa itu)
memicu pembentukan pergerakan nasional Turki dan Perang Kemerdekaan
Turki.

B. Pemikiran Politik Namik Kemal


Pokok-pokok pikiran Namik Kemal Pasya terhadap pemerintahan adalah
negara harus konstitusional dan didasarkan kepada syariat Islam, dan
pelaksanaannya melalui aplikatif dari tiga badan, yakni: Syura-i Devlet (Majelis
9

Negara, yang bertugas untuk membuat peraturan dan undang-undang), Syura-i


Ummet (Majelis Umat, yang bertugas mengawasi belanja negara dan
mengesahkan undang-undang), dan Meclis-i Ayan (Senat, bertugas sebagai
perantara dari Syura-i Devledan Syura-i Ummet).

C. Gagasan-Gagasan Pembaharuan Namik Kemal


Beberapa gagasan pembaharuan Namik Kemal Pasya di antaranya adalah:
1. Kemunduran Kerajaan Usmanidisebabkan karena keadaan ekonomi dan
politik yang tidak baik. Untuk itu kerajaan Usmani harus berusaha mengubah
sistem pemerintahan yang absolut menjadi sistem pemerintahan yang lebih
konstitusional.
2. Piagam Gulhane dan Humayun dinilai sudah baik tetapi belum merupakn
konstitusi yang memisahkan antara kekuasaan eksekutif, legislaif dan
yudikatif. Namik kemal menghendaki pemerintahan yang lebih demokratis.
3. Menurutnya, sistem bai’at yang terdapat dalam kekhalifahan mempunyai
corak demokrasi.
4. Cinta tanah air sangat dibutuhkan sebagai modal untuk menggalang dukungan
rakyat guna mewujudkan demokrasi, tanah air yang ia maksud adalah seluruh
wilayah Kerajaan Usmani.

D. Karya-Karya Namik Kemal


1. Novel
a. İntibah yahut Ali Beyin sergüzeşiti (1874), (Awakening, or, Ali Bey’s
Experiences).
b. Cezmi (1887/88), a historical novel based on the life of a 16th-century
khan of the Crimean Tatars.
2. Teater
a. Vatan yahut Silistre
b. Akif Bey
c. Gülnihal
10

d. Kara Bela
e. Zavallı Çocuk
f. Celaleddin Harzemşah
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Namik Kenal, sapaan akrabnya, terkenal dengan jiwa keislamannya yang
kuat, tetapi pada saat yang sama tidak menutup dirinya terhadap pikiran-pikiran
Barat. Karya-karya Namik banyak dipengaruhi oleh pemikiran Barat, terutama
dalam bidang sastra, pemikiran politik, kemajuan sains, dan teknologi.
Pokok-pokok pikiran Namik Kemal Pasya terhadap pemerintahan adalah
negara harus konstitusional dan didasarkan kepada syariat Islam, dan
pelaksanaannya melalui aplikatif dari tiga badan, yakni: Syura-i Devlet (Majelis
Negara, yang bertugas untuk membuat peraturan dan undang-undang), Syura-i
Ummet (Majelis Umat.
Beberapa gagasan pembaharuan Namik Kemal Pasya di antaranya adalah ;
1. Kemunduran Kerajaan Usmani, Piagam Gulhane dan Humayun,
sistem bai’at yang terdapat dalam kekhalifahan mempunyai corak demokrasi,
Cinta tanah air sangat dibutuhkan.
2. Karya- karya nya meliputi Novel yaitu salah satunya, İntibah yahut Ali Beyin
sergüzeşiti (1874), dan Teater yaitu salah satunya Vatan yahut Silistre.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini pemakalah berharap kepada kita semua agar
selalu ingat akan perjuangan para pencetus dan penyebar pembaharuan-
pembaharuan yang mempengaruhi kehidupan kita saat ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dewan Redaksi (1997). Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.


hlm. 29.  ISBN 979-8276-64-7. 10 Agustus 2019.
Dewan Redaksi (1997). Ensiklopi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.
hlm. 30. ISBN 979-8276-64-7. 10 Agustus 2019.
Fadil, SJ (2008). Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah.
Malang: UIN-Malang Press. hlm. 262. 10 Agustus 2019.

12

Anda mungkin juga menyukai