Disusun Oleh:
Kelompok 4 – PGSD 6A
1. Cici Sri Melati (NIM: 206223036)
2. Heti Juliyanti (NIM: 206223021)
3. Vina Nopianti (NIM: 206223167)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pupuh
Sekar Ageung (Pupuh Dangdanggula) dengan tepat waktu. Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas Bapak Fajar Sukma Nur Alam,M.Pd pada mata kuliah
Pupuh di STKIP Muhammadiyah Kuningan. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Pupuh Sekar
Ageung (Pupuh Dangdanggula).
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak
Fajar Sukma Nur Alam,M.Pd. selaku dosen mata kuliah Pupuh. Tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………… i
DAFTAR ISI………………...…………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN………………...……………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah………………...………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………...……………………………… 1
C. Tujuan Penulisan………………...………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN………………...……………………………… 2
A. Pengertian Pupuh………………………………….......................... 2
B. Karakteristik Pupuh Dangdanggula ................................................. 3
C. Contoh Pupuh Dangdanggula……………………………………… 4
BAB III PENUTUP……………...……………………………………… 8
A. Kesimpulan………………...……………………………………… 8
B. Saran………………...…………………………………………… 8
DAFTAR PUSTAKA………………...…………………………………… 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan
beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan yang akan dibahas dalam
makalah ini, diantaranya:
1. Apa Pengertian Pupuh Sekar Ageung (Pupuh Dangdanggula)?
2. Bagaimana Karakteristik Pupuh Dangdanggula?
3. Apa Saja Contoh Pupuh Dangdanggula?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penulis merumuskan beberapa
tujuan penulisan dari makalah ini, diantaranya:
1. Mengetahui Pengertian Pupuh Sekar Ageung (Pupuh Dangdanggula)
2. Mengetahui Karakteristik Pupuh Dangdanggula
3. Mengetahui Apa Saja Contoh Pupuh Dangdanggula
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Menurut Ruhaliah (2018:67) dangdanggula merupakan pupuh yang
paling sulit, sehingga terkadang ada pembaca yang berusaha menghindari teks
yang berisi banyak pupuh dangdanggula. Menurut Diding (65 tahun, anggota
kelompok beluk asal Ciapus, Banjaran), menyanyikan dangdanggula kupuh di
beluk merupakan pekerjaan berat karena nada dan ritme yang tinggi serta
membutuhkan nafas yang panjang.
3
dangdanggula yaitu jujur, jadi seorang wirausaha harus mempunyai karakter
jujur, karena kejujuran merupakan hal penting dan akan menimbulkan
kepercayaan dari orang lain.
4
sungguh sangat ramai sekali,
sangat ramai bergerumuh,
rasanya kotoran telinga berloncatan,
karena kerasnya orang berteriak,
menandakan setuju.
2. Barang anu tinggorowok tadi,
jeung jarempe anu tingsaroak,
sesepuh deui nyarios,
Raden Dipati lucu,
Wira Wangsa Taruna wangi,
Geus kadangu sanggupna,
Ti rahayat umum,
Dampal dalem geus diangkat,
Tur dijungjung ngasta,
Kabupaten resmi,
Tanah Ukur nu jembar.
Terjemahan:
Ketika yang berteriak tadi,
dan oang-orang menjadi sunyi,
orang tua berkata lagi,
Raden Dipati (yang) lucu,
Wira Wangsa Taruna yang harum (namanya),
sudah terdengar lagi kesanggupan,
dari orang banyak,
serta diakui sebagai pemimpin,
kabupaten (secara) resmi,
tanah ukur yang luas.
Contoh Pupuh Dangdanggula
Endahna Alam
Karya : Gina. A. M
5
ngagulung kahamparan daratan (10-a)
mawa sejuk kana hate (8-e)
hayang ngomong teu cukup (7-u)
anginna meni ngahiliwir (9-i)
ngaguruh ku di dinya (7-a)
semu-semu lucu (6-u)
pas ret ka lebah wetan (8-a)
estu endah jeung nyejuk kana pas diri (12-i)
sonten ieu bengras pisan (7-a)
6
persatuan tangtu tembong (8o)
teu cukup ku disebut (7u)
atawa na apal na biwir (9i)
bhineka tunggal ika (7a)
maksudna gumulung (6u)
kabeh seler-seler bangsa beda-beda (12a)
tatapi asal sa getih (8i)
beda tapi sa asal (7a)
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pupuh adalah lagu yang terikat oleh banyak suku kata dalam satu bait,
jumlah larik, bunyi vokal akhir dalam setiap larik, dan permainan lagu dalam
khazanah budaya sunda. Besar kemungkinan masyarakat Sunda mengenal pupuh
setelah wilayah Priangan “tunduk” kepada Mataram zaman Sultan Agung pada
abad ke-17. Karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti watak. Secara
umum pengertian karakteristik adalah sifat khas yang tetap menampilkan diri
dalam keadaan apapun. Bagaimanapun upaya untuk menutupi dan
menyembunyikan watak itu, ia akan selalu ditemukan sekalipun terkadang dalam
bentuk lain. Pupuh Dangdanggula adalah salah satu jenis puisi tradisional sunda
yang biasanya bertema keceriaan, ketentraman dan keagungan.Pupuh
dangdanggula bercerita tentang keagungan atau kebesaran. Seperti pupuh lainnya,
dangdanggula juga terikat oleh aturan guru lagu dan guru wilangan.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah yang berjudul "Pupuh Sekar Ageung (Pupuh
Dangdanggula)", kami selaku penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan
sehingga belum sempurnanya makalah kami. Maka kami harap kritik dan saran
yang membangun dari Dosen Pengampu dan saudara-saudari khususnya kelas A
semester VI Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
8
DAFTAR PUSTAKA
Komara, E., & Adiraharja, M. I. (2020, September). Integrasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal
dalam Pembelajaran Kewirausahaan di SMK Negeri 10 Kota Bandung. Jurnal
Indonesia untuk Kajian Pendidikan, 5(2), 117-130.
Kusumah, S. D., Kartikasari, T., F, A. H., & Lestariyati, S. (1998). Kajian Nilai Budaya
Naskah Kuna Wawacan Dewi Sekartaji II : Episode Pencarian dan Penyamaran.
Jakarta: Direktorat Jenderal Kebudayaan. Dipetik Januari 01, 1998
Parta, I. B. (2014, Oktober). Analisis Stilistika Dalam Pupuh-Pupuh Karya Sastra Tradisional
Bali. Jurnal Widya Acharya FKIP Universitas Dwijendra, 66-81.
Permana, L., Rifa'i, A. B., & Ridwan, A. (2019, September). Analisi Isi Pesan Dakwah dalam
Buku 17 Sekar Pupuh Anggoeun di Sakola Karya Godi Suwarna. Jurnal Komunikasi
dan Penyiaran Islam, 4, 204-324.
Ruhaliah. (2018). WAWACAN Sebuah Genre Sastra Sunda. Bandung: PT Dunia Pustaka
Jaya.