Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata pelajaran Sejarah
Indonesia dengan judul “Tokoh-Tokoh Pahlawan Nasional Indonesia”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar--besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
guru Sejarah saya yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Samarinda,17 September 2019

Penulis

i|Page
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………................................................................................i
Daftar Isi…………………………………………………………………………ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Tujuan ………………………………………………………………………………………………………….….1
1.2 Manfaat …………………………………………………………………………………………………………..1
1.3 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….................1

BAB II Pembahasan

2.1 Nama-Nama Tokoh Pahlawan Indonesia…………………………………………………………3

 Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani……………………………………………………………….3


 Letnan Jenderal Anumerta R, Suprapto………………………………………………………….3
 Letnan Jenderal Haryono……………………………………………………………………………….4
 Letnan Jenderal Siswondo Parman…………………………………………………………………5
 Mayor Jenderal Pandjaitan…………………………………………………………………………….6
 Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo…………………………………………………………….6
 Kapten Pierre Tendean……………………………………………………………………………..…..7
 Cut Mutia……………………………………………………………………………………………………….8
 Cut Nyak Dhien………………………………………………………………………………………………9
 Idham Chalid…………………………………………………………………………………………………..9
 Jenderal Sudirman……………………………………………………………………………………….....10
 Soekarno………………………………………………………………………………………………………….11
 Kartini………………………………………………………………………………………………………………11
 K.H Ahmad Dahlan…………………………………………………………………………………………..12
 Ki Hajar Dewantara………………………………………………………………………………………….13
 Lafran Pane…………………………………………………………………………………………………….14
 Laksamana Mala……………………………………………………………………………………….……14
 Mohammad Hatta………………………………………………………………………………………….15
 Pangeran Antasari………………………………………………………………………………………....16
 Pangeran Diponegoro…………………………………………………………………………………….16

Bab III Penutupan

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………………………………....18


3.2 Kritik & Saran…………………………………………………………………………………………………..18

Daftar Pustaka

0| P a g e
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pahlawan berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu phala-wan yang berarti orang
yang dari dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa,
negara, dan agama) adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan
pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani.

Pahlawan nasional diberikan kepada para pejuang yang berjasa kepada Negara
Republik Indonesia, berjuang dalam Negara Indonesia, dan merebut kemerdekaan
Republik Indonesia. Menurut data Kementerian Sosial RI, hingga November 2010
tedapat 149 tokoh yang dianugerahi gelar pahlawan nasional.

Mengenal pahlawan nasional sangatlah penting mengingat konteks


kepahlawanan di zaman sekarang, khususnya pada remaja, cenderung bukan lagi
isu yang menarik. Konteks kepahlawanan zaman sekarang seringkali diduga
sudah terlepas dari konsep perang kemerdekaan.sedangkan, menurut penelitian
remaja membutuhkan figur yang seharusnya dapat menjadi role model (panutan)
untuk membantu mereka mengeksplorasi identitas dirinya, sehingga remaja dapat
mengembangkan personal value yang positif. jika remaja memiliki figur ideal
dalam kehidupannya, seperti pahlawan, maka dapat dieksplorasi lebih lanjut
karakteristik khas yang dianggap penting oleh remaja, yang membedakannya
dengan tahapan usia lainnya. Seperti halnya pada anak, remaja umumnya
memiliki figur hero, entah itu dalam dongeng atau imajinasi atau bahkan tokoh
nyata, yang kemudian akan dapat memengaruhi pandangannya pada periode-
periode selanjutnya.menurut penelitian yang sama dibuktikan bahwa remaja
Indonesia cenderung memiliki rasa nasionalisme yang tinggi, hal ini dibuktikan
dengan adanya rasa rela berkorban terhadap bangsa dan Negara.

1.2 Tujuan
Mengenalkan tentang Tokoh-tokoh Pahlawan Nasional Indonesia beserta
biodata, dan perannya dalam usaha memerdekakan dan membesarkan bangsa
Indonesia.

1.3 Manfaat
Dengan memperkenalkan para pahlawan dan menjelaskan perjuangannya,
diharapkan pembaca dapat meneladani hal-hal positif yang dimiliki para tokoh
bangsa tersebut. Misalnya meningkatkan kualitas belajar,memahami pentingnya
persatuam, mengakui keberagaman,serta mencintai bangsa sendiri.

1.4 Rumusan Masalah


Untuk mengkaji dan mengulas tentang Tokoh-tokoh Pahlawan Indonesia,
maka diperlukan subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis
membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Siapa saja tokoh-tokoh pahlawan Indonesia?


2. Apa saja biodata yang mereka miliki?

1| P a g e
3. Apa saja peran dan sepak terjang para tokoh pahlawan nasional itu?
4. Bagaimana cara kita meneladani para tokoh pahlawan tersebut?
https://kumparan.com/channel/woman
Inilah sub tema pokok yang akan saya bahas dalam makalah ini
walaupun nantinya ada dari pembahsan yang saya uraikan akan timbul
permasalahan – permasalahan lain

2| P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
.
2.1. 20 Nama Tokoh Pahlawan Nasional

A. Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani

(Jend. Ahmad TNI Anumerta Ahmad Yani)


 Tanggal Lahir : Jenar, Purworejo,19 juni 1922
 Peran:
Ahmad Yani merupakan seorang komandan Tentara Nasional
Indonesia Angkatan Darat. Pada tahun 1943, Beliau bergabung dengan dengan
tentara militer yang di sponsori Jepang Peta (Pembela Tanah Air) dan
melanjutkan latihannya di Magelang. Setelah selesai pelatihan ini, Ahmad Yani
minta untuk di lantik sebagai sebagai komandan peleton Peta dan kemudian
dipindahkan ke Bogor, Jawa Barat.
 Akhir Jabatan :
Ahmad Yani dibantai karena Beliau dikenal sebagai seorang yang
sangat menentang terhadap paham komunisme. Akhirnya Ahmad Yani
diculik dari tempat tinggalnya kemudian dibantai dan dimasukkan ke
dalam sumur yang saat ini dikenal dengan nama lubang Buaya dan
meninggal disana pada tanggal 1 Oktober 1965. Diberikan gelar sebagai
pahlawan revolusi berdasarkan Keppres No 111/KOTI/1965 pada tanggal
5 Oktober 1965.

B. Letnan Jenderal Anumerta R Suprapto

( Letnan Jend. Anumerta R Suprapto)

3| P a g e
 Tanggal Lahir : Purwokerto, 20 Juni 1920
 Peran :
Di awal kemerdekaan, ia merupakan salah seorang yang turut serta
berjuang dan berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap. Selepas itu, ia
kemudian masuk menjadi anggota Tentara Keamanan Rakyat di Purwokerto.
Itulah awal dirinya secara resmi masuk sebagai tentara. Selama di Tentara
Keamanan Rakyat (TKR), ia mencatatkan sejarah dengan ikut menjadi salah satu
yang turut dalam pertempuran di Ambarawa melawan tentara Inggris. Ketika
itu, pasukannya dipimpin langsung oleh Panglima Besar Sudirman. Ia juga salah
satu yang pernah menjadi ajudan dari Panglima Besar tersebut.
 Akhir Jabatan :
Ia merupakan salah satu korban dalam G30S/PKI dan dimakamkan di
Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Meninggal pada 1 Oktober1965. Saat
Soeprapto –yang ketika itu sudah berpangkat letnan jenderal– dijemput dari
kediamannya oleh pasukan Cakrabirawa dengan alasan dipanggil Presiden
Sukarno, tidak ada anggota keluarga lain yang tahu karena sudah terlelap tidur.
Menurut pengakuan Ratna Purwati, tidak ada pengawal yang menjaga rumah
mereka pada malam tanggal 30 September 1965 itu.

C.Letnan Jenderal Haryono

(Letnan Jenderal Haryono)


 Tanggal Lahir: Surabaya, 20 Januari 1924
 Peran:
Letnan Jenderal TNI angkatan Darat Mas Tirtodarmo Haryono atau
yang juga dikenal dengan MT Haryono Ketika kemerdekaan RI
diproklamirkan, ia yang sedang berada di Jakarta segera bergabung dengan
pemuda lain untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan. Perjuangan itu
sekaligus dilanjutkannya dengan masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Awal
pengangkatannya, ia memperoleh pangkat Mayor. Beliau pernah mendapat tugas
sebagai Sekretaris Delegasi RI dalam perundingan dengan Inggris dan Belanda.
Suatu kali ia juga pernah ditempatkan sebagai Sekretaris Dewan Pertahanan
Negara dan di lain waktu sebagai Wakil Tetap pada Kementerian Pertahanan
Urusan Gencatan Senjata. Dan ketika diselenggarakan Konferensi Meja Bundar
(KMB), ia merupakan Sekretaris Delegasi Militer Indonesia
 Akhir jabatan ;
M.T.Haryono adalah salah satu pahlawan revolusi Indonesia yang
terbunuh pada persitiwa G30S. Ia dimakamkan di TMP Kalibata - Jakarta.

4| P a g e
Haryono dimakamkan dengan rekan-rekannya di Taman Makam Pahlawan di
Kalibata pada tanggal 5 Oktober. Pada hari yang sama, atas perintah Presiden
Soekarno, ia secara anumerta dipromosikan dan menjadi Pahlawan Revolusi.
Pemberian gelar tersebut berdasarkan keputusan Presiden no
111/KOTI/1965. Letjend Haryono ini dikenal menguasai 3 bahasa asing.
D.Letnan Jenderal Siswondo Parman

(Letnan Jend. S. Parman)


 Tanggal Lahir :Wonosobo, 4 Agustus 1918
 Peran :
Setelah kemerdekaan Indonesia, Parman bergabung Tentara Keamanan
Rakyat (TKR), cikal bakal Tentara Nasional Indonesia. Pada akhir Desember 1945,
ia diangkat kepala staf dari Polisi Militer di Yogyakarta. Empat tahun kemudian ia
menjadi kepala staf untuk gubernur militer Jabodetabek dan dipromosikan
menjadi mayor. Dalam kapasitas ini, ia berhasil menggagalkan plot oleh "Hanya
Raja Angkatan Bersenjata" (Angkatan Perang Ratu Adil, APRA), kelompok militer
pemberontak yang dipimpin oleh Raymond Westerling, untuk membunuh
komandan menteri pertahanan dan angkatan bersenjata.
Pada tahun 1951, Parman dikirim ke Sekolah Polisi Militer di
Amerika Serikat untuk pelatihan lebih lanjut, dan pada tanggal 11
November tahun itu, diangkat menjadi komandan Polisi Militer Jakarta. ia
kemudian menduduki sejumlah posisi di Polisi Militer Nasional HQ, dan
Departemen Pertahanan Indonesia sebelum dikirim ke London sebagai
atase militer ke Kedutaan Indonesia di sana. [2] Pada tanggal 28 Juni,
dengan pangkat Mayor Jenderal, ia diangkat menjadi asisten pertama
dengan tanggung jawab untuk intelijen untuk Kepala Staf Angkatan Darat
Letnan Jenderal Ahmad Yani.
 Akhir Jabatan :
Beliau merupakan salah satu perwira intelegen yang cukup dekat
dengan Partai Komunis Indonesia dan cukup banyak tahu tentang rahasia
mereka. Namun sayangnya saat ditawari untuk bergabung masuk ke dalam
paham komunisme, S.Parman menolakAkhirnya S.parman pun ikut gugur
dalam peristiwa G30S PKI tersebut. Yang kemudian mendapat gelar
sebagai letnan Jenderal Anumerta. Otak pembantaian yang terjadi adalah
IR.Sakirman yang tidak lain merupakan kakak kandungnya sendiri.

5| P a g e
E. Mayor Jenderal Pandjaitan

(Mayor Jenderal Pandjaitan)


 Tanggal Lahir : Balige, Sumatera Utara, 9 Juni 1925
 Peran:
Ketika Indonesia sudah meraih kemerdekaan, ia bersama para
pemuda lainnya membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang
kemudian menjadi TNI. Di TKR, ia pertama kali ditugaskan menjadi
komandan batalyon, kemudian menjadi Komandan Pendidikan Divisi
IX/Banteng di Bukittinggi pada tahun 1948. Seterusnya menjadi Kepala
Staf Umum IV (Supplay) Komandemen Tentara Sumatera. Dan ketika
Pasukan Belanda melakukan Agresi Militernya yang Ke II, ia diangkat
menjadi Pimpinan Perbekalan Perjuangan Pemerintah Darurat Republik
Indonesia (PDRI).
 Akhir Jabatan :
Setelah mengikuti kursus Militer Atase (Milat) tahun 1956, ia
ditugaskan sebagai Atase Militer RI di Bonn, Jerman Barat. Ketika masa
tugasnya telah berakhir sebagai Atase Militer, ia pun pulang ke Indonesia.
Namun tidak lama setelah itu yakni pada tahun 1962, perwira yang pernah
menimba ilmu pada Associated Command and General Staff College,
Amerika Serikat ini, ditunjuk menjadi Asisten IV Menteri/Panglima
Angkatan Darat (Men/Pangad). Jabatan inilah terakhir yang diembannya
saat peristiwa G 30/S PKI terjadi.

F. Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo

(Mayor Jend. Sutoyo Siswomiharjo)

6| P a g e
 Tanggal Lahir : Kebumen , 23 Agustus 1922
 Peran :
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945,
Sutoyo bergabung ke dalam bagian Polisi Tentara Keamanan Rakyat
(TKR). Pada Juni 1946, ia diangkat menjadi ajudan Kolonel Gatot
Soebroto, komandan Polisi Militer. pada tahun 1954 ia menjadi kepala staf
di Markas Besar Polisi Militer. Dia memegang posisi ini selama dua tahun
sebelum diangkat menjadi asisten atase militer di kedutaan besar Indonesia
di London. Setelah pelatihan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan
Darat di Bandung dari tahun 1959 hingga 1960, ia diangkat menjadi
Inspektur Kehakiman Angkatan Darat, kemudian karena pengalaman
hukumnya, pada tahun 1961 ia menjadi inspektur kehakiman/jaksa militer
utama.
 Akhir Jabatan :
Beliau diculik dari rumahnya dalam peristiwa G30S PKI.
Kemudian dibawa ke lubang buaya dibantai dan dimasukkan ke dalam
sumur.
Pada saat itu, para pemberontak membohongi Mayjen Sutoyo dengan
mengatakan dipanggil presiden Soekarno. Mayatnya baru ditemukan pada
tanggal 3 Oktober 1965.

G. Kapten Pierre Tendean

(Kapten Pieree Tendean)


 Tanggal Lahir : Batavia, 21 Februari 1939
 Peran :
Setelah lulus dari akademi militer pada tahun 1961 dengan pangkat
letnan dua, Tendean menjadi Komandan Pleton Batalyon Zeni Tempur 2 Kodam
II/Bukit Barisan di Medan. Setahun kemudian, ia mengikuti pendidikan di
sekolah intelijen di Bogor. Setamat dari sana, ia ditugaskan di Dinas Pusat
Intelijen Angkatan Darat (DIPIAD) untuk menjadi mata-mata ke Malaysia
sehubungan dengan konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia; ia bertugas
memimpin sekelompok relawan di beberapa daerah untuk menyusup ke
Malaysia. Pada tanggal 15 April 1965, Tendean dipromosikan menjadi letnan
satu, dan ditugaskan sebagai ajudan Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution.
 Akhir Jabatan :
Mengawali karier militer dengan menjadi intelijen dan kemudian ditunjuk
sebagai Ajudan Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution menggantikan Kapten
Kav Adolf Gustaf Manullang dengan pangkat Letnan Satu Czi, ia dipromosikan
menjadi Kapten Anumerta setelah kematiannya. Tendean dimakamkan di

7| P a g e
Taman Makam Pahlawan Kalibata dan bersama enam perwira korban Gerakan
30 September lainnya, ia ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia pada
tanggal 5 Oktober 1965

H. Cut Nyak Mutia

(Cut Nyak Mutia)


 Tanggal Lahir :Keureutoe, Pirak, Aceh Utara,1870
 Peran:
Pada awalnya Cut Mutia merupakan pahlawan dalam perlawanan
Belanda bersama suaminya yaitu Teuku Muhammad atau Teuku Tjik
Tunong. Cut Meutia melawan Belanda dimulai pada tahun 1901. Cut Nyak
Meutia diketahui kemudian menikah dengan Pang Nangroe sesuai wasiat dari
suaminya terdahulu sebelum meninggal. Setelah menikah, perjuangan melawan
Belanda kembali dimulai dengan basis perlawanan di daerah Buket Bruek
Ja. Di tahun 1907, Pasukan Pang Nangroe bersama Cut Meutia menyerang
pos dari pasukan Belanda yang mengaawal para pekerja kereta api.
Penyerangan itu membuat beberapa serdadu Belanda tewas dan yang
lainnya luka-luka (Taktik perang Gerilya)
 Akhir Jabatan:
Di bulan Oktober 1910, Pasukan Belanda semakin
mengintensifkan pengejaran terhadap pasukan Cut Meutia. Merasa
posisinya semakin terjepit membuat Cut Meutia memindahkan
pasukannya dari gunung ke gunung untuk menghindari pengepungan yang
dilakukan Belanda.

Namun pada tanggal 24 oktober 1910 di daerah Alue Kurieng, Pasukan


Belanda pertempuran sengit terjadi antara pasukan yang dipimpin oleh Cut
Meutia dan pasukan Belanda. Dalam pertempuran itu Cut Meutia akhirnya
gugur. Sebelum wafat, Cut Meutia menitipkan anaknya kepada teuku
Syech Buwah untuk dijaga. dan wafat pada tanggal 24 Oktober 1910

Atas jasa-jasanya, Cut Meutia kemudian dianugerahi gelar Pahlawan


Indonesia oleh pemerintah Indonesia melalui SK Presiden Nomor
107/1964 di tahun 1964. Pemerintah Indonesia juga mengabadikannya
dalam pecahan uang mata uang rupiah pada tahun 2016.

8| P a g e
I. Cut Nyak Dhien

(Cut Nyak Dien)


 Tanggal Lahir : Aceh Besar, 1848
 Peran :
Pada awalnya Cut Nyak Dien menolak untuk menikah dengan Teuku
Umar. Namun, karena Teuku Umar mempersilakannya untuk ikut bertempur
dalam medan perang, Cut Nyak Dien akhirnya menerimanya dan menikah lagi
dengan Teuku Umar pada tahun 1880. Perjuangan Cut Nyak Dien kemudian
dengan memimpin perlawanan melawan Belanda di daerah pedalaman Meulaboh
bersama pasukan kecilnya dan mencoba melupakan suaminya.
 Akhir Jabatan :
Cut Nyak Dien sudah semakin tua. Matanya sudah mulai rabun, dan ia
terkena penyakit encok dan juga jumlah pasukannya terus berkurang, serta
sulitnya memperoleh makanan. Hal ini membuat iba para pasukan-pasukannya.
Anak buah Cut Nyak Dien yang bernama Pang Laot melaporkan lokasi
markasnya kepada Belanda karena iba. Akibatnya, Belanda menyerang markas
Cut Nyak Dien di Beutong Le Sageu. Mereka terkejut dan bertempur mati-
matian. Cut Nyak Dien ditangkap dan dibawa ke Banda Aceh. Ia ditahan bersama
ulama bernama Ilyas yang segera menyadari bahwa Cut Nyak Dien
merupakan ahli dalam agama Islam, sehingga ia dijuluki sebagai “Ibu
Perbu”. Pada tanggal 6 November 1908, Cut Nyak Dien meninggal karena
usianya yang sudah tua.

J. Idham Chalid

(Idham Chalid)
 Tanggal Lahir : Satui, Kalimantan Selatan, 27 Agustus 1921
 Peran:
Idham Chalid adalah orang pertama dari Nahdlatul Ulama dengan jabatan
tertinggi di pemerintahan. Dia pernah menjadi Sekretaris Panitia Kemerdekaan
Indonesia daerah Hulu Sungai Utara (HSU) di Amuntai dan Ketua Masyumi
Amuntai. Di masa Revolusi, Idham bergabung dalam Sentral Organisasi
Pemberontak Indonesia Kalimantan (SOPIK) yang dipimpin Hasan Basry dari

9| P a g e
ALRI Divisi IV. Keterlibatannya di SOPIK menyebabkan dia ditangkap dan
ditahan tentara NICA pada 27 Maret 1949, dengan tuduhan menjadi penasihat,
pelatih, dan mendalangi gerilya. pada Maret 1950 Idham Chalid diangkat menjadi
anggota parlemen Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai wakil Kalimantan
Selatan untuk menggantikan anggota yang semula dipilih Dewan Daerah Banjar.
Setelah Sukarno lengser, Idham Chalid, yang masih menjabat Ketua Umum
PBNU, tak bisa begitu saja dibuang Soeharto hanya karena pernah dekat dengan
penguasa sebelumnya. Idham Chalid diberi jabatan Menteri Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat dari 1968 hingga 1973. Selain itu, Idham Chalid adalah
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat/Majelis Permusyawaratan Rakyat (DPR/MPR)
dari 1971 hingga 1977.
 Akhir Jabatan :
Idham Chalid menjabat presiden PPP, yang dijabatnya sampai
tahun 1989. Ia juga terpilih menjadi ketua MPR/DPR RI sampai tahun
1977. Jabatan terakhir yang diemban Idham Chalid adalah ketua Dewan
Pertimbangan Agung sampai tahun 1983.

K. Jenderal Sudirman

(Jenderal Sudirman)
 Tanggal Lahir : Purbalingga, Jawa Tengah, 24 Januari 1916
 Peran :
Ketika pendudukan Jepang, ia masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta)
di Bogor yang begitu tamat pendidikan, langsung menjadi Komandan Batalyon di
Kroya. Menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan
akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia
(Panglima TNI). Ia tercatat sebagai Panglima sekaligus Jenderal pertama dan
termuda Republik inI. Pada tanggal 12 November 1945, Sudirman yang kala itu
berumur 29 tahun terpilih sebagai pemimpin TKR. Sudirman kemudian
dipromosikan sebagai seorang Jenderal.
 Akhir Jabatan :
Melihat keadaan itu, walaupun Presiden Soekarno sebelumnya telah
menganjurkannya untuk tetap tinggal dalam kota untuk melakukan perawatan.

Namun anjuran itu tidak bisa dipenuhinya karena dorongan hatinya


untuk melakukan perlawanan pada Belanda serta mengingat akan
tanggungjawabnya sebagai pemimpin tentara.

Maka dengan ditandu, ia berangkat memimpin pasukan untuk


melakukan perang gerilya. Kurang lebih selama tujuh bulan ia berpindah-
pindah dari hutan yang satu ke hutan yang lain, dari gunung ke gunung
dalam keadaan sakit dan lemah sekali sementara obat juga hampir-hampir

10| P a g e
tidak ada. Penyakit TBC yang menggerogoti Jenderal Sudirman kala itu
kian parah. Beliau rajin meme

Diketahui setelah berjuang keras melawan penyakitnya, Pada


tangal 29 Januari 1950, Panglima Besar Sudirman wafat di Magelang.
Pemakamannya ke Yogyakarta diiringi oleh konvoi empat tank serta 80
kendaraan bermotor.riksakan diri di rumah sakit Panti Rapih.

L. Ir. Soekarno

(I.r. Soekarno)

 Tanggal Lahir : Blitar, 6 Juni 1901


 Peran :

Soekarno/ Sukarno/ Ir. Soekarno adalah presiden pertama kali di


Indonesia bersama wakilnya Drs. Muhammad Hatta pada periode 1945-
1466. Soekarno juga merupakan Proklamator Kemerdekaan Indonesia
bersama Muh Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945. Soekarno berperan
penting dalam memerdekakan bangsa Indonesia.
Selain beliau menjadi tokoh proklamator dan menjabat presiden
yang pertama kali, Soekarno dikenal juga sebagai pencetus Dasar Negara
Indonesia yaitu Pancasila. Tidak hanya itu saja, beliau juga seorang orator
yang sangat handal dan juga sebagai politikus yang cerdas dan menguasai
delapan bahasa.
 Akhir Jabatan :
Akhir masa jabatan Ir. Soekarno pasca-Supersemar cukup pelik
dan kelam, beliau tidak mendapat kejelasan mengenai pembayaran gaji
serta uang pension seorang Presiden.hingga Soekarno berada pada titik
tidak memiliki uan, Pada awal 1968, Soekarno dikenai tahanan rumah dan
dibatasi aktivitasnya termasuk untuk bertemukeluarga. Hinggs skhirnya
Soekarno mengidap penyakit gagal ginjal dan wafat pada 21 Juni 1970.
M. Raden Ajeng Kartini

( Raden Ajeng Kartini)


 Tanggal Lahir: Jepara Jawa Tengah , Senin, 21 April 1879

11| P a g e
 Peran :

R.A Kartini adalah tokoh Emansipasi wanita yang terkenal. Kartini


tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya
untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa
perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah. Perhatiannya
tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tetapi juga masalah
sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh
kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan
yang lebih luas, Kartini banyak membaca buku dan mengirimkan surat-
surat pada temannya di Eropa. Pada tahun 1922, Balai Pustaka
menerbitkannya dalam bahasa Melayu dengan judul yang diterjemahkan
menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran, yang merupakan
terjemahan oleh Empat Saudara

 Akhir Jabatan :

Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, Soesalit Djojoadhiningrat, lahir


pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September
1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa
Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.

Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh


Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya,
Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah
tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh
keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.

N. Kyai Haji Ahmad Dahlan

(K.H.Ahmad Dahlan)
 Tanggal Lahir : Yogyakarta, 1 Agustus 1868
 Peran:
Pada tahun 1909 Kiai Dahlan masuk Boedi Oetomo – organisasi
yang melahirkan banyak tokoh-tokoh nasionalis.Pada tahun 1912, Ahmad
Dahlan pun mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan
cita-cita pembaruan Islam di bumi Nusantara. Perkumpulan ini berdiri
bertepatan pada tanggal 18 November 1912. Dan sejak awal Dahlan telah
menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat

12| P a g e
sosial dan bergerak di bidang pendidikan. Gagasan pembaharuan
Muhammadiyah disebarluaskan oleh Ahmad Dahlan dengan mengadakan
tabligh ke berbagai kota, di samping juga melalui relasi-relasi dagang yang
dimilikinya. Atas jasa-jasa K.H. Ahmad Dahlan dalam membangkitkan
kesadaran bangsa Indonesia melalui pembaharuan Islam dan pendidikan,
maka Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan
Nasional dengan surat Keputusan Presiden no. 657 tahun 1961
 Akhir Jabatan :
Setelah mendirikan Hizbatul Wathan dan Asiyiyah serta
mengembangkan Muhammadiyah, Pada usia 54 tahun, tepatnya pada
tanggal 23 Februari 1923, Kiai Haji Akhmad Dahlan wafat di Yogyakarta.
Beliau kemudian dimakamkan di kampung Karangkajen, Brontokusuman,
wilayah bernama Mergangsan di Yogyakarta.

O.Ki Hajar Dewantara

(Ki Hajar Dewantara)


 Tanggal Lahir : Pakualaman, 2 Mei 1889
 Peran :
Beliau merupakan aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia,
kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia
dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa,
suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para
pribumi untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi
maupun orang-orang Belanda. Tanggal kelahirannya sekarang diperingati
di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan
ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan
Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal
perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan
pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun edisi 1998. Ia dikukuhkan
sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Sukarno, pada 28
November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305
Tahun 1959, tanggal 28 November 1959)
 Akhir Jabatan :
Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, KHD diangkat
menjadi Menteri Pengajaran Indonesia (posnya disebut sebagai Menteri
Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan) yang pertama. Pada tahun 1957
ia mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari
universitas tertua Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Atas jasa-jasanya
dalam merintis pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai Bapak

13| P a g e
Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari
Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959,
tanggal 28 November 1959). Ia meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 26
April 1959 dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata.
P. Lafran Pane

(Lafran Pane)
 Tanggal Lahir : Padang Sidempuan, 5 Februari 1922
 Peran :
Lafran Pane merupakan salah satu pendiri Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) pada tanggal 5 Februari 1947. Perihal perannya dalam HMI, Kongres
XI HMI tahun 1974 di Bogor menetapkan Lafran Pane sebagai pemrakarsanya
berdirinya HMI dan disebut sebagai pendiri HMI
 Akhir Jabatan :
Setiap 25 Januari, sebuah organisasi bernama Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) akan mengenang satu orang: Prof. Drs. H. Lafran Pane. Dia
pemrakarsa berdirinya HMI, organisasi yang banyak melahirkan sumber daya
manusia (SDM) terbaik di negeri ini, juga punya andil besar terhadap lahirnya
proklamasi. Pada 25 Januari 1991, beliau meninggal dunia. Singkat kata,
Lafran Pane Layak dijadikan tokoh nasional bahkan pahlawan nasional.
Q.Laksamana Malahayati

(Laksana Mala)
 Tanggal Lahir : Aceh Besar, 1550
 Peran :
Pada tahun 1585–1604, dia memegang jabatan Kepala Barisan
Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari
Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV.Malahayati memimpin
2.000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah
syahid) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda
tanggal 11 September 1599 sekaligus membunuh Cornelis de Houtman
dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal. Dia mendapat gelar
Laksamana untuk keberaniannya ini, sehingga ia kemudian lebih dikenal
dengan nama Laksamana Malahayati

14| P a g e
 Akhir Jabatan:
Memimpin pasukan dan Saat meninggal dunia, jasad Malahayati
dikebumikan di bukit Krueng Raya, Lamreh, Aceh Besar
R.Mohammad Hatta

(Mohammad Hatta)
 Tanggal Lahir: Fort de Kock, Hindia Belanda, 12 Agustus 1902
 Peran :

Bung Hatta merupakan negarawan dan ekonom Indonesia yang menjabat


sebagai Wakil Presiden Indonesia pertama. Ia bersama Soekarno
memainkan peranan sentral dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dari
penjajahan Belanda sekaligus memproklamirkannya pada 17 Agustus
1945. Ia pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dalam Kabinet Hatta I,
Hatta II, dan RIS. Pada 1956, ia mundur dari jabatan wakil presiden karena
berselisih dengan Presiden Soekarno.

Hatta dikenal akan komitmennya pada demokrasi. Ia mengeluarkan


Maklumat X yang menjadi tonggak awal demokrasi Indonesia. Di bidang
ekonomi, pemikiran dan sumbangsihnya terhadap perkembangan koperasi
membuat ia dijuluki sebagai Bapak Koperas

 Akhir Jabatan :

Pada Tahun 1978 bersama-sama Jenderal Abdul Haris Nasution, Bung


Hatta mendirikan Yayasan Lembaga Kesadaran Berkonstitusi yang
bertujuan mengkritik penggunaan Pancasila dan UUD 1945 untuk
kepentingan rezim otoriter Suharto.[73]

Dan pada tahun 1979, dimana tahun tersebut merupakan tahun ke-5 Bung
Hatta masuk ke rumah sakit. Kesehatan Bung Hatta semakin menurun.
Walaupun begitu, semangatnya tetap saja tinggi. Ia masih mengikuti
perkembangan politik dunia. Hatta wafat pada tanggal 14 Maret 1980
pk18.56 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta setelah sebelas hari
ia dirawat di sana

15| P a g e
S.Pangeran Antasari

(Pangeran Antasari)
 Tanggal Lahir : Kayu Tangi, Kesultanan Banjar, 1797 atau 1809
 Peran :
Pangeran Antasari adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia
adalah Sultan Banjar. Pada 14 Maret 1862, dia dinobatkan sebagai
pimpinan pemerintahan tertinggi di Kesultanan Banjar (Sultan Banjar)
dengan menyandang gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin
dihadapan para kepala suku Dayak dan adipati (gubernur) penguasa
wilayah Dusun Atas, Kapuas dan Kahayan yaitu Tumenggung
Surapati/Tumenggung Yang Pati Jaya Raja.

 Akhir Jabatan:

Setelah berjuang di tengah-tengah rakyat, Pangeran Antasari kemudian


wafat di tengah-tengah pasukannya tanpa pernah menyerah, tertangkap,
apalagi tertipu oleh bujuk rayu Belanda pada tanggal 11 Oktober 1862 di
Tanah Kampung Bayan Begok, Sampirang, dalam usia lebih kurang 75
tahun. Menjelang wafatnya, dia terkena sakit paru-paru dan cacar yang
dideritanya setelah terjadinya pertempuran di bawah kaki Bukit
Bagantung, Tundakan. Perjuangannya dilanjutkan oleh puteranya yang
bernama Muhammad Seman.

T. Pangeran Diponegoro

(Pangeran Diponegoro)

 Tanggal Lahir : Ngayogyakarta Hadiningrat, 11 November 1785


 Peran :

Beliau merupakan salah seorang pahlawan nasional Republik


Indonesia. Pangeran Diponegoro terkenal karena memimpin Perang
Diponegoro/Perang Jawa (1825-1830) melawan pemerintah Hindia
Belanda. Perang tersebut tercatat sebagai perang dengan korban paling
besar dalam sejarah Indonesia.

16| P a g e
 Akhir Jabatan :

Pada tahun 1827, Belanda melakukan penyerangan terhadap


Diponegoro dengan menggunakan sistem benteng sehingga Pasukan
Diponegoro terjepit. Pada tahun 1829, Kyai Maja, pemimpin spiritual
pemberontakan, ditangkap. Menyusul kemudian Pangeran Mangkubumi
dan panglima utamanya Sentot Alibasya menyerah kepada Belanda.
Akhirnya pada tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De Kock berhasil menjepit
pasukan Diponegoro di Magelang. Di sana, Pangeran Diponegoro
menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota
laskarnya dilepaskan. Maka, Pangeran Diponegoro ditangkap dan
diasingkan ke Manado, kemudian dipindahkan ke Makassar hingga
wafatnya di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.

17| P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan informasi dan data tentang nama dan biodata dari tokoh-
tokoh pahlawan Indonesia kita sebagai pembaca seharusnya dapat
meneladani hal hal positif yang telah dikorbandkan para pahlawan
terdahulu demi kemajuan bangsa kita, itulah mengapa istilah “JAS
MERAH” atau jangan sekali sekali melupakan sejarah selalu digaungkan,
hal ini dilakukan akan kita terus menghargai para pahlawan tersebut,
sebagai motivasi diri dan untuk Indonesia yang lebih baik lagi.
3.2 Saran
Sebagai pemuda dan pemudi yang cerdas , mengenal para pahlawan sangat
amatlah penting sebagai bahan pelajaran dan evaluasi diri agar senantiasa
bersyukur, mau berusaha dan rela berkorban layaknya para pahlawan
tersebut.

18| P a g e
DAFTAR PUSTAKA

 LKS Sejarah Indonesia Nurani Sri Surya Grafika Mandiri


 Buku Paket Sejarah Indonesia Platinum’
 www.google.com
 https://www.wikipedia.org/
 http://wwwilmuduniaku.blogspot.com/2016/11/makalah-
sejarah-indonesia.html
 https://kumparan.com/@kumparanmom/manfaat-mengenalkan-
anak-pada-para-pahlawan-1541645664788408761
 http://www.sumbarprov.go.id/details/news/14035

19| P a g e

Anda mungkin juga menyukai