Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata pelajaran Sejarah
Indonesia dengan judul “Tokoh-Tokoh Pahlawan Nasional Indonesia”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar--besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
guru Sejarah saya yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Penulis
i|Page
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………................................................................................i
Daftar Isi…………………………………………………………………………ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Tujuan ………………………………………………………………………………………………………….….1
1.2 Manfaat …………………………………………………………………………………………………………..1
1.3 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….................1
BAB II Pembahasan
Daftar Pustaka
0| P a g e
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pahlawan berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu phala-wan yang berarti orang
yang dari dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa,
negara, dan agama) adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan
pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani.
Pahlawan nasional diberikan kepada para pejuang yang berjasa kepada Negara
Republik Indonesia, berjuang dalam Negara Indonesia, dan merebut kemerdekaan
Republik Indonesia. Menurut data Kementerian Sosial RI, hingga November 2010
tedapat 149 tokoh yang dianugerahi gelar pahlawan nasional.
1.2 Tujuan
Mengenalkan tentang Tokoh-tokoh Pahlawan Nasional Indonesia beserta
biodata, dan perannya dalam usaha memerdekakan dan membesarkan bangsa
Indonesia.
1.3 Manfaat
Dengan memperkenalkan para pahlawan dan menjelaskan perjuangannya,
diharapkan pembaca dapat meneladani hal-hal positif yang dimiliki para tokoh
bangsa tersebut. Misalnya meningkatkan kualitas belajar,memahami pentingnya
persatuam, mengakui keberagaman,serta mencintai bangsa sendiri.
1| P a g e
3. Apa saja peran dan sepak terjang para tokoh pahlawan nasional itu?
4. Bagaimana cara kita meneladani para tokoh pahlawan tersebut?
https://kumparan.com/channel/woman
Inilah sub tema pokok yang akan saya bahas dalam makalah ini
walaupun nantinya ada dari pembahsan yang saya uraikan akan timbul
permasalahan – permasalahan lain
2| P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
.
2.1. 20 Nama Tokoh Pahlawan Nasional
3| P a g e
Tanggal Lahir : Purwokerto, 20 Juni 1920
Peran :
Di awal kemerdekaan, ia merupakan salah seorang yang turut serta
berjuang dan berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap. Selepas itu, ia
kemudian masuk menjadi anggota Tentara Keamanan Rakyat di Purwokerto.
Itulah awal dirinya secara resmi masuk sebagai tentara. Selama di Tentara
Keamanan Rakyat (TKR), ia mencatatkan sejarah dengan ikut menjadi salah satu
yang turut dalam pertempuran di Ambarawa melawan tentara Inggris. Ketika
itu, pasukannya dipimpin langsung oleh Panglima Besar Sudirman. Ia juga salah
satu yang pernah menjadi ajudan dari Panglima Besar tersebut.
Akhir Jabatan :
Ia merupakan salah satu korban dalam G30S/PKI dan dimakamkan di
Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Meninggal pada 1 Oktober1965. Saat
Soeprapto –yang ketika itu sudah berpangkat letnan jenderal– dijemput dari
kediamannya oleh pasukan Cakrabirawa dengan alasan dipanggil Presiden
Sukarno, tidak ada anggota keluarga lain yang tahu karena sudah terlelap tidur.
Menurut pengakuan Ratna Purwati, tidak ada pengawal yang menjaga rumah
mereka pada malam tanggal 30 September 1965 itu.
4| P a g e
Haryono dimakamkan dengan rekan-rekannya di Taman Makam Pahlawan di
Kalibata pada tanggal 5 Oktober. Pada hari yang sama, atas perintah Presiden
Soekarno, ia secara anumerta dipromosikan dan menjadi Pahlawan Revolusi.
Pemberian gelar tersebut berdasarkan keputusan Presiden no
111/KOTI/1965. Letjend Haryono ini dikenal menguasai 3 bahasa asing.
D.Letnan Jenderal Siswondo Parman
5| P a g e
E. Mayor Jenderal Pandjaitan
6| P a g e
Tanggal Lahir : Kebumen , 23 Agustus 1922
Peran :
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945,
Sutoyo bergabung ke dalam bagian Polisi Tentara Keamanan Rakyat
(TKR). Pada Juni 1946, ia diangkat menjadi ajudan Kolonel Gatot
Soebroto, komandan Polisi Militer. pada tahun 1954 ia menjadi kepala staf
di Markas Besar Polisi Militer. Dia memegang posisi ini selama dua tahun
sebelum diangkat menjadi asisten atase militer di kedutaan besar Indonesia
di London. Setelah pelatihan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan
Darat di Bandung dari tahun 1959 hingga 1960, ia diangkat menjadi
Inspektur Kehakiman Angkatan Darat, kemudian karena pengalaman
hukumnya, pada tahun 1961 ia menjadi inspektur kehakiman/jaksa militer
utama.
Akhir Jabatan :
Beliau diculik dari rumahnya dalam peristiwa G30S PKI.
Kemudian dibawa ke lubang buaya dibantai dan dimasukkan ke dalam
sumur.
Pada saat itu, para pemberontak membohongi Mayjen Sutoyo dengan
mengatakan dipanggil presiden Soekarno. Mayatnya baru ditemukan pada
tanggal 3 Oktober 1965.
7| P a g e
Taman Makam Pahlawan Kalibata dan bersama enam perwira korban Gerakan
30 September lainnya, ia ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia pada
tanggal 5 Oktober 1965
8| P a g e
I. Cut Nyak Dhien
J. Idham Chalid
(Idham Chalid)
Tanggal Lahir : Satui, Kalimantan Selatan, 27 Agustus 1921
Peran:
Idham Chalid adalah orang pertama dari Nahdlatul Ulama dengan jabatan
tertinggi di pemerintahan. Dia pernah menjadi Sekretaris Panitia Kemerdekaan
Indonesia daerah Hulu Sungai Utara (HSU) di Amuntai dan Ketua Masyumi
Amuntai. Di masa Revolusi, Idham bergabung dalam Sentral Organisasi
Pemberontak Indonesia Kalimantan (SOPIK) yang dipimpin Hasan Basry dari
9| P a g e
ALRI Divisi IV. Keterlibatannya di SOPIK menyebabkan dia ditangkap dan
ditahan tentara NICA pada 27 Maret 1949, dengan tuduhan menjadi penasihat,
pelatih, dan mendalangi gerilya. pada Maret 1950 Idham Chalid diangkat menjadi
anggota parlemen Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai wakil Kalimantan
Selatan untuk menggantikan anggota yang semula dipilih Dewan Daerah Banjar.
Setelah Sukarno lengser, Idham Chalid, yang masih menjabat Ketua Umum
PBNU, tak bisa begitu saja dibuang Soeharto hanya karena pernah dekat dengan
penguasa sebelumnya. Idham Chalid diberi jabatan Menteri Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat dari 1968 hingga 1973. Selain itu, Idham Chalid adalah
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat/Majelis Permusyawaratan Rakyat (DPR/MPR)
dari 1971 hingga 1977.
Akhir Jabatan :
Idham Chalid menjabat presiden PPP, yang dijabatnya sampai
tahun 1989. Ia juga terpilih menjadi ketua MPR/DPR RI sampai tahun
1977. Jabatan terakhir yang diemban Idham Chalid adalah ketua Dewan
Pertimbangan Agung sampai tahun 1983.
K. Jenderal Sudirman
(Jenderal Sudirman)
Tanggal Lahir : Purbalingga, Jawa Tengah, 24 Januari 1916
Peran :
Ketika pendudukan Jepang, ia masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta)
di Bogor yang begitu tamat pendidikan, langsung menjadi Komandan Batalyon di
Kroya. Menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan
akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia
(Panglima TNI). Ia tercatat sebagai Panglima sekaligus Jenderal pertama dan
termuda Republik inI. Pada tanggal 12 November 1945, Sudirman yang kala itu
berumur 29 tahun terpilih sebagai pemimpin TKR. Sudirman kemudian
dipromosikan sebagai seorang Jenderal.
Akhir Jabatan :
Melihat keadaan itu, walaupun Presiden Soekarno sebelumnya telah
menganjurkannya untuk tetap tinggal dalam kota untuk melakukan perawatan.
10| P a g e
tidak ada. Penyakit TBC yang menggerogoti Jenderal Sudirman kala itu
kian parah. Beliau rajin meme
L. Ir. Soekarno
(I.r. Soekarno)
11| P a g e
Peran :
Akhir Jabatan :
(K.H.Ahmad Dahlan)
Tanggal Lahir : Yogyakarta, 1 Agustus 1868
Peran:
Pada tahun 1909 Kiai Dahlan masuk Boedi Oetomo – organisasi
yang melahirkan banyak tokoh-tokoh nasionalis.Pada tahun 1912, Ahmad
Dahlan pun mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan
cita-cita pembaruan Islam di bumi Nusantara. Perkumpulan ini berdiri
bertepatan pada tanggal 18 November 1912. Dan sejak awal Dahlan telah
menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat
12| P a g e
sosial dan bergerak di bidang pendidikan. Gagasan pembaharuan
Muhammadiyah disebarluaskan oleh Ahmad Dahlan dengan mengadakan
tabligh ke berbagai kota, di samping juga melalui relasi-relasi dagang yang
dimilikinya. Atas jasa-jasa K.H. Ahmad Dahlan dalam membangkitkan
kesadaran bangsa Indonesia melalui pembaharuan Islam dan pendidikan,
maka Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan
Nasional dengan surat Keputusan Presiden no. 657 tahun 1961
Akhir Jabatan :
Setelah mendirikan Hizbatul Wathan dan Asiyiyah serta
mengembangkan Muhammadiyah, Pada usia 54 tahun, tepatnya pada
tanggal 23 Februari 1923, Kiai Haji Akhmad Dahlan wafat di Yogyakarta.
Beliau kemudian dimakamkan di kampung Karangkajen, Brontokusuman,
wilayah bernama Mergangsan di Yogyakarta.
13| P a g e
Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari
Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959,
tanggal 28 November 1959). Ia meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 26
April 1959 dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata.
P. Lafran Pane
(Lafran Pane)
Tanggal Lahir : Padang Sidempuan, 5 Februari 1922
Peran :
Lafran Pane merupakan salah satu pendiri Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) pada tanggal 5 Februari 1947. Perihal perannya dalam HMI, Kongres
XI HMI tahun 1974 di Bogor menetapkan Lafran Pane sebagai pemrakarsanya
berdirinya HMI dan disebut sebagai pendiri HMI
Akhir Jabatan :
Setiap 25 Januari, sebuah organisasi bernama Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) akan mengenang satu orang: Prof. Drs. H. Lafran Pane. Dia
pemrakarsa berdirinya HMI, organisasi yang banyak melahirkan sumber daya
manusia (SDM) terbaik di negeri ini, juga punya andil besar terhadap lahirnya
proklamasi. Pada 25 Januari 1991, beliau meninggal dunia. Singkat kata,
Lafran Pane Layak dijadikan tokoh nasional bahkan pahlawan nasional.
Q.Laksamana Malahayati
(Laksana Mala)
Tanggal Lahir : Aceh Besar, 1550
Peran :
Pada tahun 1585–1604, dia memegang jabatan Kepala Barisan
Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari
Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV.Malahayati memimpin
2.000 orang pasukan Inong Balee (janda-janda pahlawan yang telah
syahid) berperang melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda
tanggal 11 September 1599 sekaligus membunuh Cornelis de Houtman
dalam pertempuran satu lawan satu di geladak kapal. Dia mendapat gelar
Laksamana untuk keberaniannya ini, sehingga ia kemudian lebih dikenal
dengan nama Laksamana Malahayati
14| P a g e
Akhir Jabatan:
Memimpin pasukan dan Saat meninggal dunia, jasad Malahayati
dikebumikan di bukit Krueng Raya, Lamreh, Aceh Besar
R.Mohammad Hatta
(Mohammad Hatta)
Tanggal Lahir: Fort de Kock, Hindia Belanda, 12 Agustus 1902
Peran :
Akhir Jabatan :
Dan pada tahun 1979, dimana tahun tersebut merupakan tahun ke-5 Bung
Hatta masuk ke rumah sakit. Kesehatan Bung Hatta semakin menurun.
Walaupun begitu, semangatnya tetap saja tinggi. Ia masih mengikuti
perkembangan politik dunia. Hatta wafat pada tanggal 14 Maret 1980
pk18.56 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta setelah sebelas hari
ia dirawat di sana
15| P a g e
S.Pangeran Antasari
(Pangeran Antasari)
Tanggal Lahir : Kayu Tangi, Kesultanan Banjar, 1797 atau 1809
Peran :
Pangeran Antasari adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia
adalah Sultan Banjar. Pada 14 Maret 1862, dia dinobatkan sebagai
pimpinan pemerintahan tertinggi di Kesultanan Banjar (Sultan Banjar)
dengan menyandang gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin
dihadapan para kepala suku Dayak dan adipati (gubernur) penguasa
wilayah Dusun Atas, Kapuas dan Kahayan yaitu Tumenggung
Surapati/Tumenggung Yang Pati Jaya Raja.
Akhir Jabatan:
T. Pangeran Diponegoro
(Pangeran Diponegoro)
16| P a g e
Akhir Jabatan :
17| P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan informasi dan data tentang nama dan biodata dari tokoh-
tokoh pahlawan Indonesia kita sebagai pembaca seharusnya dapat
meneladani hal hal positif yang telah dikorbandkan para pahlawan
terdahulu demi kemajuan bangsa kita, itulah mengapa istilah “JAS
MERAH” atau jangan sekali sekali melupakan sejarah selalu digaungkan,
hal ini dilakukan akan kita terus menghargai para pahlawan tersebut,
sebagai motivasi diri dan untuk Indonesia yang lebih baik lagi.
3.2 Saran
Sebagai pemuda dan pemudi yang cerdas , mengenal para pahlawan sangat
amatlah penting sebagai bahan pelajaran dan evaluasi diri agar senantiasa
bersyukur, mau berusaha dan rela berkorban layaknya para pahlawan
tersebut.
18| P a g e
DAFTAR PUSTAKA
19| P a g e