Anda di halaman 1dari 15

PETA KONSEP

Riwayat Hidup

Karya
Namik Pemikiran
Politik
Kemal

Gagasan
Pembaharuan

1
DAFTAR ISI

PETA KONSEP………………………………………………………………….1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..3

A. Latar Belakang ………………………………………………………………..3

B. Rumusan Masalah …………………………………………………………….4

C. Tujuan…………………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN………………………………………….……………..5

A. Riwayat Hidup Namik Kemal …………...…………………………………5

B. Pemikiran Politik Namik Kemal……………………………………………..11

C. Gagasan-Gagasan Pembaharuan Namik Kemal……………………………...11

D. Karya-Karya Dari Namik Kemal ……………………………………………11

BAB III PENUTUP……………………..……………………………………...13

A. Kesimpulan…………………………..………………………………………13

B. Saran………………………………………………………………………….13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..14

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada abad ke 19 di kerajaan Usmani muncul kelompok-kelompok intelektual yang


berusaha menantang kebijkan-kebijakan yang diambil oleh Sultan dalam menata dan
melaksanakan pemerintahan. Kelompok-kelompok tersebut mengadakan gerakan-gerakan
dalam rangka merongrong kekuasaan absoulut yang dimiliki sultan. Mereka mendapat
pendidikan di negara-negara barat yang sudah menerapkan sistem demokrasi dalam
pemerintahannya.

Sistem demokrasi tersebut mereka bawa masuk ke dalam kerajaan Usmani sehingga
kekuasaan absolut Sultan menjadi sasaran sorotan yang amat tajam. Kelompok pertama

3
yang berusaha menantang keabsolutan sultan adalah adalah Usmani muda. Usmani Muda
ini semula merupakan suatu perkumpulan rahasia yang didirikan pada tahun 1865 yang
bertujuan untuk merubah pemerintahan absolut kerajaan Usmani menjadi pemerintahan
konstitusional.

Setelah rahasianya terbuka pemuka-pemukanya lari ke Eropa di tahun 1867. Di Eropa


inilah mereka memperoleh nama Usmani Muda1. Ketika perdana Menteri Ali Pasya
wafat (1871) tekanan terhadap Usmani Muda dipelonggar, bahkan mereka yang di luar
Negeri diperbolehkan pulang ke Turki. Oleh karena itu, sebagian mereka pulang ke Turki
untuk melanjutkan cita-cita mereka membentuk pemerintahan konstitusional. Puncak
keberhasilan perjuangan Usamani Muda adalah ketika konstitusi hasil rumusan
tokoh-tokoh mereka seperti Ziya Pasya akhirnya terpaksa ditandatangani oleh sultan
Abdul hamid II pada tanggal 23 desember 1876.

Anggota Usmani Muda ini berkisar 246 orang yang sebagian besarnya adalah
orang-orang terpandang dan berpengaruh dalam masyarakat. Diantara mereka terdapat
pemikirr-pemikir liberal, para birokrat yang kecewa atas Tanzimat, dan anggota keluarga
penguasa Mesir, nahkan dua pangeran yang nantinya bertahta sebagia sultan, yakni
Murad V (1976) dan Abdul Hamid II (1976-1909), termasuk diantara mereka yang
terlibat dalam diskusi Usmani Muda. Penggerak utama perkumpulan ini adalah Namik
Kemal (1840-1888).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana riwayat hidup Namik kemal?

2. Bagaimana pemikiran Politik Namik Kemal?

3. Apa saja gagasan pembaharuan Namik Kemal?

4. Apa saja karya-karya dari Namik Kemal?

C. Tujuan

1. Mengetahuiriwayat hidup Namik kemal.

4
2. Mengetahui pemikiran Politik Namik Kemal.

3. Mengetahui gagasan-gagasan pembaharuan Namik Kemal.

4. Mengetahui karya-karya dari Namik Kemal

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Riwayat Hidup Namik Kemal

Musthofa Kemal (Namik Kemal) merupakan sosok yang kontroversial. Di satu


sisi, banyak kalangan yang menyebutnya sebagai seorang pembaharu dan reformis
besar yang memberikan sumbangsih dalam kemajuan peradaban Islam dengan ide
pembaharuannya dan nasionalismenya, dangan berperan besar dalam memerdekakan
Turki dari penjajahan imperialisme Inggris. Namun, di lain sisi tidak sedikit kalangan
yang mencercanya, dia disebut sebagai tokoh Nasionalis-sekuler yang menghapuskan
sistem khilafah dari dalam tubuh Islam. Bahkan, ada yang menyebutnya sebagai
boneka Inggris berdarah Yahudi yang sengaja dimunculkan untuk menyerang Turki
sendiri dari dalam.

Musthafa Kemal Atatürk atau Musthafa Kemal Pasha (selanjutnya disebut


Atatürk) lahir dengan nama Musthafa dari rahim seorang ibu bernama Zübeyde
Hanim (seorang ibu rumah tangga)pada tahun 1881 M di Kasim Koca Pasha
kota Selonika atau Selânik (sekarangThessaloniki) Yunani yang saat itu berada di
bawah kekuasaan kesultanan Turki Usmani. Mengenai tanggal kelahirannya, terdapat
beberapa versi, ada yang menyebut tanggal 19 Mei versi lain tanggal 12 Maret.

Ayahnya bernama Ali Riza Efendi, seorang pegawai di salah satu kantor
pemerintahan kota itu. Terkait ayahnya ini, Harun Nasution sedikit mengulas, bahwa
ketika ia dimutasikan ke sebuah desa di lereng gunung Olimpus, ia berhenti dari
pegawai pemerintah dan beralih pekerjaan menjadi pedagang kayu. Namun kemudian
usahanya ini gagal, lalu pindah ke usaha lain, dan lagi-lagi gagal. Dalam kedaan
ekonomi keluarga yang tidak menentu, ia ditimpa penyakit yang menyebabkan
kematiannya.

6
Ada pula yang mengatakan bahwa Musthafa adalah keturunan dari etnis Yahudi
Dunama. Hal ini dikuatkan dengan pengakuan sejumlah etnis Yahudi Selanik yang
juga ditegaskan dalam Ensiklopedia Yahudi, dan juga pendapat golongan Islamis
yang kontra dengannya. Kendati hal ini dibantah oleh pihak pemerintah Turki.
Namun, pernyataan Harold Courtenay Armstrong, seorang agen intelijen Inggris
dalam buku biografi Musthafa yang ditulisnya menyatakan bahwa Musthafa berasal
dari etnis Yahudi Dunama.

Tuweini mengatakan bahwa darah Yahudi mengalir di leluhur keluarga Kemal,


dimana Selanik pernah menjadi tempat pengungsian etnis Yahudi, dan kemudian
mereka masuk Islam. Akan tetapi tabiat Musthafa Kemal, warna matanya dan postur
tubuhnya tidak menunjukkan darah Yahudi mengalir dalam dirinya. Namun, Usamah
Ainay menyebutkan bahwa etnis Yahudi Dunama seringkali membangga-banggakan
Musthafa Ataturk, dan mereka yakin seyakin-yakinya bahwa dia bagian dari etnis
mereka dengan dalih bahwa Ataturk mengungkapkan niatnya vis a vis Islam ketika
menduduki tampuk kekuasaan.

a. Riwayat Pendidikan

Pada usia sekolah dasar, atas dorongan ibunya Musthafa mengikuti sekolah
agama (madrasah), sesuatu yang dilakukannya dengan penuh malas, ia selalu
melawan gurunya, dan tidak lama dia pun drop out. Kemudian dia mengikuti studi
di Şemsi Efendi School, sebuah sekolah swasta modern dengan dominasi kurikulum
sekuler, atas dorongan dari ayahnya. Orang tuanya ingin agar dia belajar cara
berdagang. Namun, dengan tanpa berkonsultasi dengan mereka, Atatürk
mendaftarkan diri di sebuah Sekolah Militer di Salonika (Selanik Askeri Ruştiyesi)
pada tahun 1893, dan lulus dalam usia 14 tahun. Dan pada tahun 1896, dia
mendaftarkan diri di SMA Militer di Monastir.

Pada 14 Maret 1899, dia mendaftar di Akademi Militer Turki Utsmani di sebelah
Pangalti di distrik Şişli Konstantinopel (Istanbul) ibu kota Turki Utsmani, dan lulus
pada tahun 1902. Dan, setelah itu dia melanjutkan ke Utsmani Military College di,
hingga lulus pada tanggal 11 Januari 1905.

7
Semasa studi inilah, Musthafa mendapatkan nama Kemal (berasal dari bahasa
Arab, yang berarti sempurna) dari guru matematikanya, Captain sküplü Mustafa
Efendi atas kekagumannya terhadap kecakapan dan kematangannya. Menurut Ali
Fuat Cebesoy, alasan pemberian nama tambahan ini hanya untuk membendakan
nama muridnya dengan namanya. Meskipun Andrew Mango penuliis biografinya
cenderung menguatkan alasan pemberian nama Kemal tersebut dihubungkan dengan
nama seorang pujangga nationalis Turki, Namik Kemal.

Semasih belajar, Namik Kemal sudah mulai kenal politik melalui temannya, Ali
Fethi Okyar. Dialah yang memperkenalkannya dengan bahasa Perancis dan
mendorongnya untuk mendalaminya, sehingga ia dapat membaca karangan para
filosuf Perancis, seperti Rousseau, Voltaire, Auguste Comte, Montesquieu, dan
lain-lain. Selain itu, sejarah dan sastra juga menarik perhatiannya.

b. Karir Militer Namik Kemal

Setelah lulus dari akademi militer, ia ditugaskan di Angkatan Darat Kelima yang
berbasis di Damaskus sebagai Kapten Staf bersama Ali Fuad (Cebesoy) dan Müfit
(zdeş). Di saat yang sama, ia memimpin sebuah gerakan rahasia masyarakat
revolusioner untuk reformasi, Vatan ve Hurriyet ("Tanah Air dan Liberty").

Pada tanggal 20 Juni 1907, ia dipromosikan ke pangkat Kapten


Senior (Kolağası) dan pada tanggal 13 Oktober 1907 ditugaskan ke markas besar
Angkatan Darat Ketiga di Manastir. Ia bergabung dengan Komite Persatuan dan
Kemajuan, dengan nomor keanggotaan 322, meskipun dalam beberapa tahun
kemudian ia menjadi terkenal karena perlawanannya dan kekritisannya terhadap
kebijakan pimpinan CUP.

Pada tanggal 22 Juni 1908, ia ditunjuk sebagai Inspektur Kereta Api Utsmani di
Timur Rumelia (Dogu Rumeli Bolgesi Demiryolları Mufettişi). Pada bulan Juli 1908,
ia memainkan peran dalam Revolusi Turki Muda yang merebut kekuasaan dari
Sultan Abdulhamid II dan memulihkan konstitusional monarki.

8
Pada tahun 1910 ia dipanggil ke provinsi Utsmania di Albania, yang mana saat
itu sedang terjadi pemberontakan Albania di Kosovo yang dipimpin oleh Isa Boletini.
Kemudian, pada musim gugur tahun itu, ia berada di antara pengamat militer
Utsmania yang menghadiri manuver militer Picardie di Perancis. Pada awal tahun
1911, ia bekerja di Departemen Perang (Harbiye Nezareti) yang berkantor pusat di
Istanbul.

Namik Kemal terlibat pada sejumlah peperangan yang melibatkan Turki Utsmani,
diantaranya yaitu perang Italia-Turki di Benghazi, Darnah (Derne) dan Tobruk
(1911-1912), perang Balkan (1912-1913), perang Dunia I (1914-1918) dan perang
Kemerdekaan Turki (1919-1922).

Pada tahun 1911, ia ditugaskan ke Tripolitania (Kini Libya) untuk berperang


dalam Perang melawan Italia, terutama di wilayah dekat Benghazi,
Darnah (Derne) dan Tobruk. Pada perangan yang berjalan hingga tahun 1912, Italia
menyerbu dengan kekuatan amfibi 150.000 tentara, harus dilawan oleh 20.000 orang
Badui dan 8.000 orang Turki. Sebelum Italia menyatakan perang, sebagian besar
pasukan Turki Utsmani di Libya dikirim ke provinsi Yaman dalam rangka untuk
mengatasi pemberontakan di sana. Ketidakmungkinan Pemerintah Turki Utsmani
untuk mengirim pasukan tambahan ke Libya melalui Mesir menyebabkan tentara
Turki seperti Namik Kemal pergi ke Libya. Meskipun dengan segala keterbatasan
dan kesualitan yang ada, pasukan Namik Kemal di Libya berhasil mengusir Italia
dalam beberapa kesempatan, seperti pertempuran Tobruk pada tanggal 22 Desember
1911.

Selama Pertempuran Darnah pada tanggal 16-17 Januari 1912, ketika Namik
Kemal sedang menyerang benteng Italia yang dikuasai Kasr-i Harun, dua pesawat
Italia menjatuhkan bom di Turki Utsmani dan sepotong kapur dari puing-puing
bangunan yang rusak itu memasuki mata kiri Namik Kemal, yang menyebabkan
kerusakan permanen pada jaringan mata kirinya, meskipun tidak menyebabkan
pandangan matanya kabur total. Setelah menerima perawatan medis, pada 6 Maret
1912 Namik Kemal menjadi Komandan pasukan Utsmani di Darnah. Ia berhasil
mempertahankan dan mempertahankan kota dan wilayah sekitarnya sampai akhir
Perang Italia-Turki pada 18 Oktober 1912.

9
Pada tanggal 1 Desember 1912, Namik Kemal tiba di markas barunya di
Semenanjung Gallipoli dan selama perang Balkan I, ia mengambil bagian dalam
pendaratan amfibi di Bulair di pantai Thrace yang diperintahkan oleh Binbaşı Fethi
Bey.

Pada Juni 1913, selama Perang Balkan II, ia mengambil bagian dalam pasukan
Tentara Utsmani yang diperintah oleh Kaymakam Enver Bey.

Pada tahun 1913, ia diangkat menjadi atase militer Turki Utsmani untuk semua
negara Balkan (kantornya berada di Sofia, Bulgaria) dan pada tanggal 1 Maret 1914,
ia dipromosikan ke peringkat Kaymakam (Letnan Kolonel/ Kolonel).

Pada 1914, Kekaisaran Utsmani memasuki Eropa Timur dan ketika pecah Perang
Dunia I bersekutu dengan Blok Sentral. Namik Kemal diberi tugas mengatur dan
memimpin Divisi ke-19 di Angkatan Darat Kelima selama pertempuran Gallipoli,
dan Namik Kemal menjadi komandan lini depan.

Setelah Pertempuran Gallipoli, Namik Kemal bertugas di Edirne sampai 14


Januari 1916. Ia kemudian ditugaskan untuk Korps Angkatan Darat Kedua.

Setelah kemenangan ini, pemerintah CUP di Konstantinopel mengusulkan untuk


membentuk pasukan baru di Hijaz (Hicaz Kuvve-i Seferiyesi) dan menunjuk Namik
Kemal sebagai kemandan, tetapi ia menolak tawaran tersebut dan korp tentara ini
tidak pernah didirikan. Sebaliknya, pada tanggal 7 Maret 1917, Namik Kemal
dipromosikan untuk mengkomandani Angkatan Darat Kedua, meskipun tentara Csar
segera ditarik ketika Revolusi Rusia meletus.

Pada bulan Juli 1917 ia diangkat ke komando Angkatan Darat Ketujuh,


menggantikan Fevzi Pasha pada 7 Agustus 1917, yang berada di bawah komando
dari Grup Erich von Jerman umum Yildirim Army Falkenhayn ini. Namik Kemal
Pasha tidak bisa bergaul baik dengan Jenderal von Falkenhayn dan, bersama-sama
dengan Miralay Ismet Bey, menulis melaporkan ke Grand Wazir Talat Pasha
mengenai situasi buruk dan kurangnya sumber daya yang memadai di garda Palestina,
tetapi Talat Pasha mengabaikan pengamatan dan saran bahwa garis pertahanan yang

10
lebih kuat harus disusun untuk utara, di Utsmani Suriah (di bagian Beirut, Damaskus
dan Aleppo).

Menyusul penolakan laporannya, Namik Kemal mengundurkan diri dari Tentara


VII dan kembali ke Konstantinopel. Di sana, ia ditugaskan untuk mendampingi putra
mahkota Mehmed Vahideddin selama perjalanan kereta ke Austria-Hongaria dan
Jerman. Selama di Jerman, Namik Kemal mengunjungi lini Jerman di garda Eropa
barat dan sampai pada kesimpulan bahwa Blok Sentral akan segera kalah perang. Ia
tidak ragu-ragu untuk secara terbuka menyatakan pendapat ini untuk Kaiser Wilhelm
II. Selama perjalanan pulang, dia sempat tinggal di Karlsbad dan Wina untuk
perawatan medis.

Ketika Mehmed VI menjadi Sultan baru dari Kekaisaran Utsmani pada bulan Juli
1918, ia memanggil Namik Kemal ke Konstantinopel, dan pada Agustus 1918
ditugaskan untuk memimpin Angkatan Darat Ketujuh di Palestina. Namik Kemal tiba
di Aleppo pada tanggal 26 Agustus 1918, kemudian melanjutkan ke markasnya di
Nablus. Angkatan Darat VII memegang sektor tengah dari garis depan. Pada tanggal
19 September, pada awal Pertempuran Megiddo, yang Kedelapan Angkatan Darat
memegang sisi pantai, tapi jatuh terpisah dan Liman Pasha memerintahkan Angkatan
Darat VII mundur ke utara untuk mencegah Inggris ke sungai Yordan. Angkatan
Darat VII mundur menuju Sungai Yordan dalam rangka gencatan senjata dari
Mudros, ditandatangani pada 30 Oktober 1918, semua pasukan Jerman dan
Austria-Hongaria di Kekaisaran Utsmani akan diberikan waktu yang cukup untuk
mundur.

Pada tanggal 31 Oktober, ia diangkat ke komando Grup Tentara Yildirim,


menggantikan Liman von Sanders. Dia mengatur pembagian senjata kepada warga
sipil di Antep dalam kasus konflik defensif terhadap invasi Sekutu.

Pada awal November 1918 Yildirim Army Group resmi dibubarkan dan Namik
Kemal kembali ke Konstantinopel, ibukota Utsmani, pada 13 November 1918. Untuk
periode ia bekerja di markas Departemen Perang (Harbiye Nezareti) di
Konstantinopel dan melanjutkan kegiatannya di kota ini sampai 16 Mei 1919.

11
Sepanjang pembagian Kekaisaran Utsmani, pihak sekutu (Inggris, Italia,
Perancis dan Yunani pasukan) menduduki Anatolia. Pendudukan Konstantinopel,
yang diikuti oleh pendudukan Smyrna (dua kota terbesar Utsmani di masa itu)
memicu pembentukan pergerakan nasional Turki dan Perang Kemerdekaan Turki.

B. Pemikiran Politik

Pokok-pokok pikiran Namik Kemal Pasya terhadap pemerintahan adalah


negara harus konstitusional dan didasarkan kepada syariat Islam, dan pelaksanaannya
melalui aplikatif dari tiga badan, yakni: Syura-i Devlet (Majelis Negara, yang
bertugas untuk membuat peraturan dan undang-undang), Syura-i Ummet (Majelis
Umat, yang bertugas mengawasi belanja negara dan mengesahkan undang-undang),
dan Meclis-i Ayan (Senat, bertugas sebagai perantara dari Syura-i Devledan Syura-i
Ummet).

C. Gagasan Pembaharuan

Beberapa gagasan pembaharuan Namik Kemal Pasya di antaranya adalah:


1. Kemunduran Kerajaan Usmanidisebabkan karena keadaan ekonomi dan politik
yang tidak baik. Untuk itu kerajaan Usmani harus berusaha mengubah sistem
pemerintahan yang absolut menjadi sistem pemerintahan yang lebih
konstitusional.
2. Piagam Gulhane dan Humayun dinilai sudah baik tetapi belum merupakn
konstitusi yang memisahkan antara kekuasaan eksekutif, legislaif dan yudikatif.
Namik kemal menghendaki pemerintahan yang lebih demokratis.
3. Menurutnya, sistem bai’at yang terdapat dalam kekhalifahan mempunyai corak
demokrasi.
4. Cinta tanah air sangat dibutuhkan sebagai modal untuk menggalang dukungan
rakyat guna mewujudkan demokrasi, tanah air yang ia maksud adalah seluruh
wilayah Kerajaan Usmani.

D. Karya-karya

12
a. Novel
 İntibah yahut Ali Beyin sergüzeşiti (1874), (Awakening, or, Ali Bey’s
Experiences)
 Cezmi (1887/88), a historical novel based on the life of a 16th-century khan of
the Crimean Tatars

b. Teater

 Vatan yahut Silistre

 Akif Bey

 Gülnihal

 Kara Bela

 Zavallı Çocuk

 Celaleddin Harzemşah

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Namik Kenal, sapaan akrabnya, terkenal dengan jiwa keislamannya yang


kuat, tetapi pada saat yang sama tidak menutup dirinya terhadap pikiran-pikiran Barat.
Karya-karya Namik banyak dipengaruhi oleh pemikiran Barat, terutama dalam
bidang sastra, pemikiran politik, kemajuan sains, dan teknologi.

Pokok-pokok pikiran Namik Kemal Pasya terhadap pemerintahan adalah


negara harus konstitusional dan didasarkan kepada syariat Islam, dan pelaksanaannya
melalui aplikatif dari tiga badan, yakni: Syura-i Devlet (Majelis Negara, yang
bertugas untuk membuat peraturan dan undang-undang), Syura-i Ummet (Majelis
Umat.

Beberapa gagasan pembaharuan Namik Kemal Pasya di antaranya adalah ;


Kemunduran Kerajaan Usmani, Piagam Gulhane dan Humayun, sistem bai’at yang
terdapat dalam kekhalifahan mempunyai corak demokrasi, Cinta tanah air sangat
dibutuhkan.
Karya- karya nya meliputi Novel yaitu salah satunya, İntibah yahut Ali Beyin
sergüzeşiti (1874), dan Teater yaitu salah satunya Vatan yahut Silistre.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini pemakalah berharap kepada kita semua agar
selalu ingat akan perjuangan para pencetus dan penyebar pembaharuan-pembaharuan
yang mempengaruhi kehidupan kita saat ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Dewan Redaksi (1997). Ensiklopedi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve. hlm. 29.
ISBN 979-8276-64-7. 10 Agustus 2019.
Dewan Redaksi (1997). Ensiklopi Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve. hlm. 30.
ISBN 979-8276-64-7. 10 Agustus 2019.
Fadil, SJ (2008). Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah. Malang:
UIN-Malang Press. hlm. 262. 10 Agustus 2019.

15

Anda mungkin juga menyukai