PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama bangsabangsa yang tersebar di pertengahan bumi
ini yang terbentang dari tepi laut Afrika sampai tepi laut Pasifik Selatan. Tema
makalah kali ini membahas tentang “ Konsep Pembaruan di Turki” yang dipimpin
oleh Mustafa Kemal Ataturk. Makalah ini dibuat agar menambah pengetahuan
para pembaca, sahabat Muslim khususnya tentang perkembangan sejarah Islam di
negara Mesir, merupakan negara yang kaya akan peradabanya yang sudah
terkenal di dunia.
Munculnya pembaruan Islam di Turki adalah pada masa kepemimpinan
Mustafa Kemal Ataturk, seorang panglima perang ketika terjadinya gejolak
pemerintahan Kesulatanan Ottoman. Kemudian nama Kemal Ataturk yang pada
tahun 1934 dikenal sebagai Gazi Mustafa Kemal Pasha mulai melejit ketika
Kekaisaran Ottoman jatuh ke tangan Sekutu. Ia mengambil peranan penting di
dalam gerakangerakan nasional Turki yang berjuang untuk kemerdekaaan. Ia
juga berhasil untuk mengajak kelompok militer untuk membentunya
memerdekakan negeri itu. Tahun 1923 Mustafa Kemal mendirikan Republik
Turki dan menjadi presiden pertama.
Dalam pemikiran tentang pembaharuan Mustafa Kemal dipengaruhi bukan
oleh ide golongan nasionalis Turki saja, tetapi juga oleh ide golongan Barat. Turki
dapat maju hanya dengan meniru Barat. Selain itu Mustafa Kemal juga
menerapkan sekularisasi dalam pemerintahanya yakni, memisahkan agama dari
negara. Semua aturan yang berdasarkan syari’at agama telah dihapuskan dan di
gantikan dengan hukum Barat. Tidak hanya dalam bidang hukum, kebudayaan
dan sosial masyarakat Turki juga dihapuskan dan diganti dengan kebudayaan
Barat. Sejak saat itulah berakhirlah Kekhalifahan di dunia Islam hingga saat ini,
dan digantikan dengan Negara Republik.
1
B. Rumusan Masalah
1. Siapakah sosok tokoh pembarauan Islam di Turki?
2. Organisasi apa yang terbentuk pada masa pembaruan Islam di
Turki?
3. Apa saja 3 corak kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk di Turki?
C. Tujuan
1. Mengetahui biografi tokoh pembaharu Islam di Turki.
2. Mengetahui organisasi atau gerakan yang muncul pada masa
pembaruan Islam di Turki.
3. Mengetahui 3 corak kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk.
2
BAB II
KONSEP PEMBARUAN DI TURKI (MUSTAFA KEMAL
ATATURK)
1
Munif, Achmad, 50 Tokoh Politik Legendaris Dunia , (Yogyakarta: NARASI, 2007), hal
147.
3
sekolah latihan militer di Monastir. Di tahun 1899, setelah menyelsaikan pelajaran
di Sekolah Menengah Militer, ia memasuki Sekolah Tinggi Militer di Istambul.
Ijazahnya ia peroleh 6 tahun kemudian dan kepadanya diberi pangkat Kapten.
Semasih belajar, Mustafa Kemal sudah mulai kenal dengan politik melalui
seorang sahabatnya yang bernama Ali Fethi2. Teman ini mendorongnya untuk
memperkuat dan memperdalam pengetahuan tentang bahasa Perancis, sehingga ia
dapat membaca karangankarangan filosof Perancis seperti Rousseau, Voltaire,
Aguste Comte, Montesquieu, dan lainlain. Di samping itu sejarah dan sastra juga
menarik perhatianya.
Ia dengan temanya Ali Fethi tidak setuju dengan politik Enver, Talat dan
Jemal dan tidak segan mengeluarkan kritik terhadap keyiga pemimpin itu.
Akhirnya di tahun 1913 Fethi dibuang ke Sofia sebagai Duta dan Mustafa Kemal
ikut sebagai Attase Militer. Di sinilah Mustafa Kemal langsung berkenalan
dengan peradaban Barat yang amat menarik perhatianya, terutama pemerintahan
parlementer. Setelah perang dunia I pecah ia dipanggil kembali untuk menjadi
panglima Divisi 19.
Kemudian nama Kemal Ataturk yang pada tahun 1934 dikenal sebagai
Gazi Mustafa Kemal Pasha mulai melejit ketika Kekaisaran Ottoman jatuh ke
tangan Sekutu. Ia mengambil peranan penting di dalam gerakangerakan nasional
Turki yang berjuang untuk kemerdekaaan. Ia juga berhasil untuk mengajak
kelompok militer untuk membentunya memerdekakan negeri itu. Tahun 1923
Mustafa Kemal mendirikan Republik Turki dan menjadi presiden pertama.3
Mustafa Kemal Ataturk digelari (bapak bangsa Turki), yang oleh
sejarawan dianggap sebagai keturunan Yahudi Dunamah. Apalagi jika dilihat dari
segala kelakuan bejatnya dan sikap anti Islamnya keterlaluan.
2
Nasution, Harun, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran Dan Gerakan,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1975) hal 143.
3
Achmad, 50 Tokoh Politik..., 147
4
B. Ger akan Tur ki Muda
Paham Nasionalisme telah menyebar di seantero negara Ustmani dengan
wujud yang tegas dan tiada bandungannya di negara lain. Para pengusungnya
adalah orangorang Islam dan Kristen yang tergoda oleh Eropa4. Umat Kristen
sendiri berusaha menyebarkan paham ini sebagai cara satusatunya untuk
memperluas hegemoni mereka, juga karena apabila mereka mencoba cara lain,
seperti fanatisme agama misalnya, tentulah mereka tersingkir.
Pasalnya, mereka minoritas jika dibandingkan dengan kaum Muslimin.
Eropa pun mendukung para pengusung gerakan nasionalisme itu, baik melakukan
Kristenisasi ala misionaris maupun dengan membuka negerinegeri mereka
selebarlebarnya agar menjadi markas bagi aneka organisasi dan lembaga yang
mengusung paham nasionalisme.
Dan munculnya Paham Nasionalisme yang terjadi di negara Ustmani
diperkuat dengan adanya gerakan “Turki Muda” yang diprakarsai oleh Mustafa
Kemal Ataturk, yang antara tahun 1917 dan 1918 dia dikirim ke Front Kaukasus
untuk menahan kekuatan Rusia dan mendapat beberapa keberhasilan. Ia pergi ke
Hejaz untuk menghancurkan Revolusi Arab, yang mendapat dukungan Inggris
yang melawan kekuasaan Turki Ottoman. Oktober 1918 Kekaisaran Ottoman
menyerah kepada sekutu. Setelah Perang Dunia I berakhir, kekaisaran Ottoman
kehilangan sejumlah besar wilayah. Dalam perjanjian sevres yang ditandatangani
Turki dan Sekutu, Ottaman harus meninggalkan Anatolia dan digantikan oleh
Inggris, Italia, Perancis, dan Yunani. Yang tersisa hanya sebagian kecil wilayah
Anatolia untuk Turki. Sedang Yunani mendapat hak kontrol atas sebagian wilayah
Anatolia. Pendudukan tersebut mendapat perlawanan dari kaum revolusioner dan
tekanan dari kelompok militan lokal serta banyak organisasi oposisi.
Dalam posisi yang demikian itu, Mustafa Kemal seorang pemimpin yang
berhasil menggerakkan “Kuvai Milliuye” (Kekuatan Nasional) menuju perang
kemerdekaan Turki. Revolusi Nasional yang dipimpin Mustafa dimulai dari
4
Tim Riset dan Studi Islam Mesir, Ensiklopedi Sejarah Islam, (Jakarta: Pustaka AL
Kautsar, 2013) hal 241.
5
Samsun, ketika ia menjadi inspektur tentara angkatan ke19. Mulai sadar akan
kekuatanya, mengontak para gubernur provinsi, komandan militer untuk melawan
pendudukan.
Juni 1919 ia bersama temantemanya mengumumkan “Deklarasi Amasya”
yang tidak mendapat restu Istanbul. Dengan kelompok “Turki Muda”, Mustafa
Kemal mempromosikan pemerintahan dalam pengasingan di Anatolia. Perintah
Istanbul untuk menagkap Kemal datang terlambat. Parlemen baru, Grand National
Assembly terbentuk di Ankara. April 1920. Dewan Nasional menetapkan Mustafa
Kemal sebagai Presiden. Dewan Nasional juga membubarkan pemerintahan
Sultan di Istambul dan juga menolak perjanjian Sevres. Terjadi konflik antara
gerakan Nasionalis dengan kekuatan Inggris, Italia, Perancis, dan Yunani di tiga
front.
Di Sakarya, front Barat, pasukan Kemal berhadapan dengan Yunani.
Agustus 1921, Yunani dikalahkan di front Sakarya. Setahun kemudian pasukan
Kemal menag di Dumlupinar dan bulan berikutnya, september 1922, berhasil
merebut wilayah pantai, Izmir. Mustafa Kemal menandatangani Prjanjian Kars
dengan Uni Soviet, 23 Oktober 1921. Dalam perjanjian persahabatan itu Turki
menyerahkan kota Batuni (kini Georgia) kepada Lenin pemimpin kaum Bolshevik
itu. Sebailknya Lenin menyerahkan kembali kota Kars dan Ardahan yang jatuh ke
tangan Tsar dalam perang TurkiRusia 18771878.
Setelah Kesultanan berakhir, 29 Oktober 1923, Mustafa Kemal
membangun “Turki Baru” dengan memproklamasikan Republik Turki dan
menjadi Presiden pertama5. Sebagai pemimpin besar Turki yang baru, Mustafa
Kemal Ataturk bisa dibilang “sangat nasionalis”, “sangat Turki”, dan “sangat
sekuler”.
5
Ahcmad, 50 Tokoh Politik...,149.
6
C. Tiga Gugus Ideologi Kemalisme, Nasionalisme, Wester nisme dan
Sekular isme.
1. Nasionalisme
Kesadaran Nasionalisme Turki di Kerajaan Ustmani mulai timbul baru di
pertengahan kedua dari abad ke19. Gerakan Nasionalis terbentuk atas usaha
Mustafa Kemal dan temantemmanya dalam Majllis Nasional Agung di tahun
1920. Dalam sidang di Ankara, yang kemudian menjadi ibu kota Republik Turki,
ia dipilih sebagai ketua. Dalam sidang itu diambil antara lain keputusankeputusan
berikut:
a. Kekuasaan tertinggi terletak di tangan rakyat Turki.
b. Majlis Nasional Agung merupakan perwakilan.
c. Majlis Agung Nasional bertugas sebagai badan legislatif dan badan
eksekutif.
d. Majlis negara yang anggotanya dipilih dari Majlis Nasional Agung
akan menjalankan tugas pemerintah.
e. Ketua Majlis Nasional Agung merangkap jabatan Ketua Majlis
Negara.
Demikianlah, Mustafa Kemal dan temantemanya dari golongan nasionalis
bergerak terus dan dengan perlahanlahan dapat menguasai situasi, sehingga
akhirnya sekutu terpaksa mengakui mereka sebagai penguasa defacto dan dejure
di Turki. Pada tanggal 23 juli 1923 ditanda tangani perjanjian Lausanue, dan
pemerintahan Mustafa Kemal mendapat pengakuan Internasional6.
6
Nasution, Pembaruan dalam Islam..., 147.
7
Konferensi Lausanne diselenggarakan pada tahun 1341 H persis tiga hari
setelah Abdul Majid II menjabat sebagai Khalifah. Perwakilan dari pemerintahan
Ankara pun turut menghadirinya dalam konferensi itu, Inggris mengajukan
beberapa syarat agar diakuinya kemerdekaan Turki, yang dikenal sebagai Empat
Syarat Curzon7, yaitu:
1. Dihapuskanya Kekhalifahan Ustmani.
2. Diputuskanya segala hubungan dengn Islam.
3. Diusirnya semua pengusung Kekhalifahan dan Islam dari Turki.
4. Dibuatnya undangundang sipil sebagai pengganti undangundang
lama Turki yang berlandaskan Islam.
Sebenarnya masih ada kelompok yang berupaya mendukung sang
Khalifah. Akan tetapi, kala itu Ataturk sudah kuat. Ia dapat menyingkirkan setiap
orang yang cobacoba menghalanginya.
Pada tahun 1342 H, Ataturk mengumumkan penghapusan Kekhalifahan
dan mendeklarasikan berdirinya Rapublik Turki. Ia pun menghapuskan tugas
tugas keagamaan dari pemerintahan. Bala tentaranya lantas melucuti hijab dari
para penduduk wanita. Salah satu butir undangundang baru menyatakan bahwa
harus ada patung Ataturk di seluruh pelosok Turki. Selain itu, Adzan diharuskan
dalam bahasa Turki. Penulisan bahasa Turki harus dengan huruf Latin, padahal
sebelumnya adalah dengan huruf Arab. Masih bnyak lagi tindakan kriminal paling
keji lain yang bahkan orang kafir sekalipun tidak berani melakukanya.
Demikianlah, dengan segala duka dan luka yang mendalam, tamatlah
riwayat Kekhalifahan terakhir umat Islam, setelah langgeng semenjak wafatatnya
Rasulullah SAW, dan tidak kunjung berdiri lagi hingga zaman kita sekarang.
7
Studi Islam Mesir, Ensiklopedi Sejarah..., 256.
8
2. Wester nisme
‘Westernisasi’ adalah mengadaptasi gaya hidup Barat, meniruniru dan
mengambil alih cara hidup Barat. Jadi orang yang meniruniru, mengambil alih
tata cara hidup Barat, mengadaptasi gaya hidup orang Barat itulah yang lazim
disebut ‘westernisasi’8.
Unsur kebudayaan yang barangkali paling pnting dewasa ini adalah ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang pada mulanya dikembangkan dan berasal dari
dunia Barat. Secara faktual banyak negara yang telah “membeli” teknologi,
mengadaptasi dan mempergunakan teknologi Barat dalam usaha modernisasi yang
dilakukan oleh berbagai bangsa di beberapa belahan dunia.
8
Ismail, Faisal, Paradigma Kebudayaan Islam Studi Kritis Dan Refleksi Historis,
(Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996), hal 126.
9
N. Berkes, The Development Of Secularism in Turkey, (Montreal: McGill University
Press, 1964) hal 465.
10
Ibid, hal 464.
9
kelanjutan hidup di dunia peradaban modern menghendaki dari sesuatu
masyarakat supaya mengadakan perubahan dalam diri sendiri. Di zaman yang
dalamnya ilmu pengetahuan membawa perubahan terusmenerus bangsa yang
berpegang teguh pada pemikiran dan tradisi yang tua lagi usang, tidak akan dapat
mempertahankan wujudnya. Masyarakat Turki harus dirubah menjadi masyarakat
yang mempunyai peradaban Barat, dan segala kegiatan reaksioner harus
dihncurkan.
Dalam upaya Westernisasi di negara Turki, Mustafa Kemal melakukan
perubahan dengan menghilangkan institusi keagamaan yang telah ada dalam
pemerintahan. Di tahun 1924 Biro Syaikh AlIslam dihapuskan dan begitu pula
Kementrian Syari’at. Di zaman Kerajaan Ustmani Kementrian Syari’at tidak ada
dan kementrian ini didirikan oleh Pemerintah Nasionalis Mustafa Kemal.
Bersamaan dihapuskan pula mahkamah syari’at. Hukum syari’at dalam soal
perkawinan digantikan oleh hukum Swiss. Perkawinan bukan lagi dilakukan
menurut syari’at tetapi menurut hukum sipil. Wanita mendapat hak cerai yang
sama dengan kaum pria. Selanjutnya diadakan hukum baru seperti hukum dagang,
hukum pidana, hukum laut daan hukum obligasi. Dalam pembentukan hukum
baru itu, hukum syari’at dan hukum adat ditinggalkan, dan sebagai model diambil
hukum Barat.
Selain itu dalam hal pakaian, rakyat Turki dilarang memakai terbus, dan
sebagai gantinya dianjurkan pemakaian topi Barat. Pakaian keagamaan juga
dilarang dan rakyat Turki harus mengenakan pakain Barat, baik pria maupun
wanita. Di tahun 1935 dikeluarkan juga undangundang yang mewajibkan warga
negara Turki mempunyai nama belakang. Hari cuti resmi mingguan dirubah dari
hari jumat menjadi hari minggu.
10
3. Sekular isme
Dalam skala global, persoalan pokok yang dihadapi agama memang
masalah sekularisasi. Sekularisasi itu menjelajahi kehidupan sosial dalam dua
bentuk, yakni sekularisasi objektif dan sekularisasi subjektif11. Sekularisasi
objektif bersifat konkret dan radikal, biasanya ditandai dengan pemisahan
urusan/bidang agamaruhaniah dengan urusan/bidang materialjasmaniah. Praktik
ini mudah kita temukan dalam sejarah kehidupan masyarakat modern, terutama
negara Barat yang mempunyai pengalaman negatif soal hubugan agama (gereja)
dan keilmuan.
Adapun sekularisasi subjektif bersifat halus, biasanya ditandai dengan
perasaan atau keyakinan batin untuk tidak menghubungkan pengalaman pragmatis
seharihari dengan pengalam keagamaan. Ia cenderung membebaskan diri dari
kontrol ataupun komitmen terhadap nilainilai agama. Begitu halusnya sampai
orangorang yang mempraktikkannya kadangkadang tidak menyadarinya.
Barangkali pernah dalam sanubari kita tertanam keyakinan bahwa saya makan
untuk kenyang, bekerja untuk mencari uang, dan meraih prestasi atas dasar
kemampuan dirinya sendiri. Semua steril dari campur tangan atau kepentingan
Tuhan. Kalau keyakinan kita sampai disitu, kita telah mengidap gejala sekularisasi
subjektif.
Sebelum Mustafa Kemal Ataturk berkuasa, Turki dikenal sebagai negara
Islam dimana Hukum Islam dilaksanakan secara konsisten. Konstitusi Turki
dengan tegas menyatakan “agama negara Turki adalah Islam”. Berdasarkan
konstitusi ini, maka Turki tidak menganut pemisahan agama dari masalah
masalah politik dan kenegaraan. Keberdaan Syaikhul Islam beserta Menteri
Agama dan Wakaf mempertegas Turki sebagai negara yang tidak memisahkan
agama dengan negara.
11
Zubaedi, Islam dan Benturan Antar Peradaban, (Yogyakarta: ARRuzz Media, 2013),
hal 216.
11
Ketika Mustafa Kemal Ataturk berkuasa, perubahan radikal pun terjadi.
Dari tahun 1924 hingga meninggalnya (1938), Kemal Ataturk secara ambisius
melakukan program pembangunan dan “Modernisasi” dengan cara mencontoh
atau menerapkan polapola atau konsep Barat. Segala hal yang berbau Islam
dihapus. Kesultanan Turki dihapus pada tahun 1922. Syaikhul Islam, Menteri
Agama dan Wakaf dicopot dari jabatanya. Undangundang pendidikan dibuat
sekuler, dengan demikian sistem pendidikan islam tradisional tergusur. Di tahun
1924, sistem peradilan agama dilucuti, hakimhakimnya dipensiunkan dan
jurisdiksinya dilebur ke dalam sistem peradilan sekuler. Pada tahun 1926, hukum
islam secara resmi digantikan dengan sistem hukum yang didasarkan pada sistem
hukum Swiss (Esposito, 1984:199). Pendek kata, Kemalisme membangun dan
menciptakan sebuah negara Turki yang sekuler12.
Salah satu contoh adalah politik sekularisasi dalam bidang pendidikan.
Seperti yang telah disinggung diatas, dengan disahkannya undangundang
“Penyatuan Pendidikan”13, maka pelajaran agama (Islam) di sekolah secara
berangsurangsur dikurangi sampai kemudian dihapuskan samasekali pada tahun
1935 sapai dengan tahun 1948, dan pendidikan agama menjadi tanggungjawab
masingmasing orang tua murid. Pada tahun 1931 lembagalembaga pendidikan
imam dan khatib (negeri) ditutup dan pada tahun 1933 fakultas Theologi di
Istambul juga ditutup.
12
Faisal, Paradigma Kebudayaan..., hal 134.
13
Sjadzali, Munawir, Islam dan Tata Negara Ajaran Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta:
Universitas Indonesia UIPress, 1993) hal 226.
14
Lapidus, Ira M. , Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1999),
hal 91.
12
persamaan wanita dalam bidang pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan keluarga.
Dalam dekade mulai abad ini wanita perkotaan mulai mengenakan pakaian
model Eropa. Lycee pertama bagi wanita didirikan pada tahun 1911, dan sekolah
keguruan, sekolah perawat, sekolah bidan, dan sekolah sekretaris mengalami
perkembangan pesat. Selama tahuntahun peperangan yang mengurangi jumlah
lakilaki, membawa sejumlah wanita ke dalam profesi baru dan pekerjaan pabrik.
Dan undangundang keluarga tahun 1916 dan 1917 mengakhiri syari’ah,
mempersulit poligami dan memberi izin kepada wanita mengajukan perceraian
dengan syaratsyarat tertentu.
Demikianlah, langkah awal ini telah mengarah pada prinsip penyamaan
kedudukan wanita di bidang sosial dan hukum, namun semua ini masih perubahan
yang sederhana. Kaum wanita masih ditempatkan di tempattempat umum,
termasuk juga dalam hal transportasi. Tempattempat pertunjukan, pendidikan,
dan dalam beberapa akitivitas lainya masih berlangsung pemerintahan antara laki
laki dan perempuan atau mereka dipisahkan dalam ruangan yang berbeda.
Musatafa Kemal meninggal pada tahun 1938, namun rezimnya dilanjutkan
oleh koleganya yang sangat setia kepadanya, Ismet Inonu. Namun periode antara
kematian Kemal dan akhir masa pemerintahan Inonu membuka jalan bagi sebuah
sistem politik yang baru. Amerika Serikat, setelah Perang Dunia ke II menjadi
penjaga utama pengamanan politik dan Pembangunan ekonomi Turki, juga
berusaha mengurangi sistem paternalistik dan cenderung kepada sistem demokrasi
multipartai. Oleh karena itu, pada tahun 1946 pemerintahan Inonu mengizinkan
pembentukan Democrat Party (Partai Demokrat).
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian makalah diatas, yang membahas tentang “Konsep Pembaruan
di Turki” yang di prakarsai oleh Mustafa Kemal Ataturk dapat disimpulkan bahwa
munculnya gerakan pembaruan di Turki dimulai sejak berkuasanya Mustafa
Kemal di Turki. Yang dengan kepemimpinanya ia mencoba mengubah semua
tatanan negara Turki yang notabene dulu adalah sebuah negara Islam. Pada masa
kepemimpinan Mustafa Kemal, semua tatanan negara diubah, ia menjadikan
negara Turki sebagai negara sekuler yang memisahkan agama dengan negara.
Selain itu ia juga mengadopsi kebudayaan barat baik dari segi kebudayaanya
maupun dari segi politik, karena dia menganggap Turki akan lebih maju dengan
meniru gaya pemerintahan Barat. Sejak itulah berakhirnya Kekhalifahan di Turki
dan menjadi negara Republik pertama setelah berabadabad sebagai Kekhalifahan
sejak kepemimpinan Sultan yang terdahulu.
14
Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
Munif, Achmad, 50 Tokoh Politik Legendaris Dunia , (Yogyakarta: NARASI,
2007), hal 147.
Nasution, Harun, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran Dan Gerakan,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1975) hal 143.
Tim Riset dan Studi Islam Mesir, Ensiklopedi Sejarah Islam, (Jakarta: Pustaka
ALKautsar, 2013) hal 241.
Ismail, Faisal, Paradigma Kebudayaan Islam Studi Kritis Dan Refleksi Historis,
(Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 1996), hal 126.
N. Berkes, The Development Of Secularism in Turkey, (Montreal: McGill
University Press, 1964) hal 465.
Zubaedi, Islam dan Benturan Antar Peradaban, (Yogyakarta: ARRuzz Media,
2013), hal 216.
Sjadzali, Munawir, Islam dan Tata Negara Ajaran Sejarah dan Pemikiran,
(Jakarta: Universitas Indonesia UIPress, 1993) hal 226.
Lapidus, Ira M. , Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
1999), hal 91.
15