Anda di halaman 1dari 16

RANGKUMAN BUKU “ISLAM DI LANGIT TURKI”

KARYA: M.SYA’RONI ROFII

#MEMBACA TURKI MASA LALU, MASA KINI, DAN MASA DEPAN

 Pada masa lalu, terutama pada pertengahan abad ke-18, Turki dipersepsikan sebagai
bangsa yang mengidap sick man of Europe karena ketertinggalannya diberbagai
bidang terutama bidang militer, ekonomi, dan politik sehingga berakibat pada
kekalahan pada sejumlah peperangan.
 Sadar akan kemundurannya, maka sejak abad ke-19 Turki Utsmani mulai melakukan
modernisasi dengan mengadopsi nilai-nilai Eropa di bidang hukum, militer, ekonomi
dan pendidikan. Periode ini dikenal dengan era Tanzimat (Era Reformasi) yang
melibatkan seluruh elemen dalam imperium Turki Utsmani.
 Era Turki Utsmani berakhir pada tahun 1924 digantikan oleh sistem republic, seketika
modernisasi diambil alih oleh rezim baru yang dimotori Mustafa Kemal Ataturk
dengan mengintrodusir modernisasi model Barat. Sekularisasi ala Turki mengikuti
model Prancis dengan bentuk yang lebih kaku. Perubahan Adzan dari Bahasa Arab ke
Bahasa Turki, pembubaran Lembaga Syaikhul Islam, Pembubaran sekolah2 imam
Hatip Okul, dan pelarangan jilbab merupakan contohnya. Modernisasi versi negara
berjalan begitu keras karena bersifat dari atas ke bawah.

a) Turki Masa Lalu


 “Andaikan Mustafa Kemal Ataturk tidak hadir dengan ide modernisasinya, boleh jadi
Turki hari ini akan seperti Taliban di Afghanistan”. begitulah propaganda yang pernah
dibangun oleh rezim Kemalis untuk mempengaruhi persepsi masyarakat agar bisa
melupakan warisan Turki Utsmani.
 Pada era ini, jejak sejarah emas Turki Utsmani diabaikan dan digantikan oleh sejarah
nenek moyang bangsa Turki dari peradaban Hittit era sebelum masehi(SM) saat
terbentuk di wilayah Anatolia. Sedangkan ketika membahas tentang Turki Utsmani,
seolah terdapat kecenderungan untuk mengulas era kemunduran yang dialami oleh
dinasti dan kekalahan2 dalam peperangan melawan Inggris dan Rusia.
 Pendekatan semacam ini berlangsung secara sistematis karena Turki waktu itu
menganut sistem partai tunggal oleh rezim Partai Rakyat Republik (Cumhuriyet Halk
Parti, CHP).
 Sepanjang periode 1924-1950, rezim Kemalis berhasil menginternalisasi pengaruhnya
di tubuh pemerintahan. Semua sektor strategis di pemerintahan telah dikuasai untuk
menyebarkan ideologi kemalisme yang terdiri dari enam prinsip: Cumhuriyetçilik
(Republik), Miliyetçilik (Nasionalisme) ,Halkçilik (Kedaulatan Rakyat),
Devletçilik (Kenegaraan), Laiklik (Sekularisme), dan İnkilapçilik
(Revolusionisme).
 Ideologi yang diwarisi oleh Kemal Ataturk ini terus dipelihara dan dijaga. Militer
bersama birokrasi dan kejaksaan menjelma sebagai penjaga nilai-nilai ini. Mereka
yang melawan akan berhadapan dengan mereka. Sejarah mencatat kudeta-kudeta yang
dilakukan oleh militer Turki selalu mengatasnamakan penjagaan atas nilai
Ataturkisme.
 Terjadilah pergolakan antara kubu pendukung Kemal Ataturk (Kemalis) yang
memiliki perasaan unggul atas bangsa laindan menganggap sosok Mustafa Kemal
Ataturk sebagai ideolog paripurna tanpa cela. Disisi lain, terdapat kelompok yang taat
beragama yang menganggap islam sebagai ajaran yang juga paripurna dan merasa
islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Turki.
 Secara demografis, kelompok pertama umumnya hidup di perkotaan, sedangkan
kelompok kedua umumnya tinggal di desa-desa.

b) Turki Masa Kini


 Partai yang berkuasa saat ini, Adalet Kalkınma Parti (AK Parti) mempresentasikan
kelompok kedua, yaitu masyarakat konservatif yang telah lama ditekan oleh rezim
Kemalis.
 AK Parti lahir pada 14 Agustus 2001, didirikan oleh Recep Tayyip Erdoğan, Abdullah
Gül, dan Bulent Arınç. Para pendiri partai ini merepresentasikan kelompok islamis
atau konservatif.
 Sebelumnya mereka mengikuti jejak politik Necmettin Erbakan yang sempat menjadi
Perdana Menteri melalui kendaraan politik partai Refah. Namun demikian, gaya
berpolitik Necmettin yang dianggap terlalu kaku dan konservatif perlahan mereka
tinggalkan dan mendirikan partai baru dengan pendekatan lebih modern.
 Kehadiran AK Parti seperti menghadirkan warna baru dalam politik Turki. Sebab,
platform yang mereka munculkan ketika pertama kali muncul di public adalah hendak
menjadikan Turki sebagai bagian dari Masyarakat Uni Eropa, mengampanyekan
kebebasan sipil, serta pro terhadap pasar bebas. Sehingga pendekatan ini dapat
mengambil hati kelompok liberal, sekuler dan para pelaku pasar.
 Kemunculan partai ini, dengan menjadikan figure Recep Tayyip Erdogan sebagai
pemimpin juga turut serta memuluskan jalan mereka dalam menguatkan struktur
partai hingga ke desa-desa.

c) Turki, Rezim AK Parti dan Politik Dunia


 Lahirnya AK Parti lantas menjadi pintu gerbang untuk membangun rezim Turki
Modern. Sejak kemenangannya yang meyakinkan pada tahun 2002, mereka belum
pernah sekalipun kalah dalam pemilu, (2002, 2007, 2011, 2015, termasuk pilpres
2014).
 Selagi berkuasa, Recep Tayyip Erdogan dan AK Parti tergolong sukses membawa
Turki menjadi kekuatan baru ekonomi di Kawasan. Sukses di level domestik menjadi
modal bagi mereka untuk bergerak aktif untuk terlibat di dalam persoalan dunia.
 Turki dibawah rezim AK Parti menjelma menjadi actor penting yang terlibat dalan
isu-isu Kawasan dan isu-isu internasional, termasuk keterlibatannya dalam revolusi
Arab Spring pada tahun 2011.
 Para pemimpin Turki memang sangat dielu-elukan di Timur Tengah, baik karena
keberhasilan mereka di bidang ekonomi maupun karena sikap politik luar negeri
mereka yang sangat aktif di kawasan. Dalam konfigurasi lebih luas, Turki dan Qatar
memiliki kepentingan untuk menyelamatkan muka politik islam.
 Turki memang dalam 15 tahun terakhir terutama, sangat memainkan peran kunci.
Sebab, doktrin politik luar negeri yang dipegang oleh AK Parti adalah Komşulara
sıfır sorun, yaitu membangun pertemanan dengan semua tetangga di Kawasan (zero
problem with neighbors), yaitu dengan tujuan menjaga stabilitas Kawasan untuk
menopang pembangunan level domestic. Kebijakan ini ditopang oleh keberhasilan
sejarah Turki di masa lalu, yang mampu menjadi pemain kunci antara Timur dan
Barat.
 AK Parti awalnya sempat dicurigai sebagai parati aliran islamis yang dapat mengubah
Turki seperti Afghanistan di era Taliban. Citra ini menjadi amunisi Kemalis untuk
membendung popularitas AK Parti. Akan tetapi pada perkembangannya, AK Parti
menjadi pilihan kelompok pemilih liberal dan sekuler karena kebijakan mereka yang
pro-Barat dan pasar bebas.
 Di bidang politik, Turki mengimplementasikan demokrasi dengan merujuk pada
standar Uni Eropa yang merupakan prasyarat bagi seluruh negara kandidat.
 Pencalonan sebagai negara kandidat Uni Eropa juga menyentuh reformasi dibidang
pertahanan-keamanan dengan mengubah pola hubungan sipil-militer sedemikian rupa
agar upaya2 intervensi militer di panggung politik bisa diredam. Lebih dari itu, setipa
upaya reformasi yang ada di Turki terus dikawal dan dipantau oleh Komisi Eropa.

d) Seputar Kudeta 15 Juli 2016


 Upaya kudeta pada 15 Juli 2016 seolah menjadi anti-klimaks dari pencapaian Turki
dalam bidang refoemasi politik. Kejadian malam itu mengulang memori kelam
demokrasi Turki yang sempat mengalami kudeta pada tahun 1960,1971,1980, dan
1997.
 Sebelumnya, kejatuhan Perdana Menteri Necmettin Erbakan dianggap sebagai son
darbe (kudeta terakhir) sehingga ada upaya rakyat untuk mencegah kemungkinan
intervensi militer dikemudian hari.
 Pelaku kudeta sempat unjuk kekuatan dengan menurunkan tank-tank ke jalan-jalan,
melakukan manuver dengan jet tempur, serta pengerahan helicopter yang tak henti
berlalu-lalang untuk menciptakan kepanikan dan ketakutan.
 Upaya itu dapat gagal karena adanya Gerakan kontra kudeta berlangsung secara rapi
oleh pemerintah berkuasa dengan dukungan dari militer dan institusi polisi yang loyal
pada rezim AK Parti.
 Lebih dari itu, kemunculan Recep Tayyip Erdogan lewat sambungan Face Time yang
meminta rakyat Turki untuk turun ke jalan guna mempertahankan demokrasi menjadi
titik balik kemenangan rakyat Turki atas upaya kudeta. Masjid2 yang selama ini jauh
dari ingar-bingar politik juga tak ketinggalan mengumandangkan adzan sebagai
pertanda duka ada didepan mata dan mengimbau untuk terlibat dalam upaya Gerakan
demokrasi. Bahwa hukum di Turki harus dibela dan dihormati sebagai bagian dari
implementasi keimanan.
 Adanya trauma akibat krisis pasca kudeta, meninggalkan ekses berkepanjangan bagi
aspek sosial, ekonomi dan politik Turki.
 Dalam peristiwa ini, sejumlah 250 orang meninggal dan 2000 luka-luka, baik di
Ankara maupun Istanbul.
 Diluar hiruk pikuk perlawanan rakyat, gagalnya kudeta oleh militer di Turki tidak
lepas dari sikap elite politik Turki yang tidak mengambil kesempatan dalam bencana.
Hal ini terlihat dari sikap pemimpin partai oposisi, seperti CHP, kendati dalam situasi
normal tidak pernah sejalan dengan partai penguasa. Walaupun selalu kritis terhadap
rezim Recep Tayyip Erdogan, tetapi ketika melihat demokrasi hendak dibajak, ia
menunjukkan sikap anti dengan sikap militer yang mengupayakan kudeta.

BAB 1: PENDAHULUAN

 Adanya romantisme sejarah bagi umat islam ketika berbicara tentang Turki. Bagi
umat islam seantero dunia, Turki adalah bagian penting dari potongan sejarah
gemilang peradaban islam. Di negeri itu, islam tercatat menjadi pusat kekuasaan
dunia yang tak terkalahkan selam hampir 500 tahun. Jatuhnya Konstantinopel pada
1453 yang kemudian beralih nama menjadi Istanbul, adalah saksi sejarah akan
kebesaran Dinasti Turki Utsmani.
 Secara geografis, Turki memiliki letak yang strategis sehingga menjadikannya sebagai
jembatan antara Timur dan Barat. Negara ini terletak diantara dua benua, Asia dan
Eropa. Dengan luas wilayah 814.578 KM2, 95% wilayahnya terletak di benua Asia
dan sisanya 5% berada di wilayah Eropa.
 Pada tanggal 3 Maret 1924, Rakyat Turki dengan dimotori oleh Mustafa Kemal
Ataturk, secara resmi menghapus sistem kekhalifahan di Bumi Turki setelah
sebelumnya mendeklarasikan diri berbentuk republik. Dibawah kepemimpinannya,
Turki mendeklarasikan diri sebagai negara sekuler.
 Setelah menjadi negara sekuler, otomatis urusan agama terpinggirkan. Agama
digiring menjadi urusan pribadi dan negara berada pada posisi sentral yang
berwenang mengontrol agama. Sekularisme bagi Mustafa Kemal Ataturk, adalah
pilihan paling tepat untuk membawa Turki menjadi negara majudan lebih baik dari
sebelumnya, sejajar dengan negara2 barat, khususnya Eropa.
 Setelah Republik berdiri, Mustafa Kemal memimpin proyek modernisasi secara besar-
besaran. Turki pada periode awal republik, Turki mengadopsi sistem hukum dan tata
negara Eropa.
 Dalam bidang literasi, alfabet arab yang dipakai sepanjang 500 tahun, diganti dengan
alfabet latin dengan beberapa modifikasi pada beberapa huruf.
 Dalam bidang keagamaan, posisi Syaikhul Islam yang sebelumnya memiliki posisi
penting dalam struktur kekhalifahan juga dibubarkan. Atribut-atribut keagamaan yang
menjadi ciri khas Utsmani dihilangkan.
 Pada periode awal juga, para pemimpin Turki juga telah membangun fondasi kokoh
ideologi negara yang tercantum dalam enam prinsip kebangsaan (altı ilke):
Cumhuriyetçilik (Republik), Miliyetçilik (Nasionalisme) ,Halkçilik (Kedaulatan
Rakyat), Devletçilik (Kenegaraan), Laiklik (Sekularisme), dan
İnkilapçilik/Devremçilik (Revolusionisme).
 Sekularisme di Turki berbentuk Asertif, yaitu negara mengintervensi agama dengan
cara mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang sifatnya larangan.
 Bentuk perlawanan kelompok politik terhadap terhadap hegemoni negara yang
memaksakan sekularisme asertif bisa dilihat dari beberapa pemilu yang berlangsung
setiap lima tahun sekali itu. Pada tahun 1950, Partai Demokrat yang menang saat itu
menjadikan isu kebebasan berekspresi sebagai bahan utama untuk menyerang rezim
CHP dalam kontestasi. Yang selanjutnya keberhasilan terus dilanjutkan oleh partai-
partai baru yang merupakan transformasi dari partai demokrat.
 Dari sisi figure, sosok Adnan Menderes, Turgut Özal, Necmettin Erbakan, dan Recep
Tayyip Erdoğan adalah deretan penantang hegemoni rezim sekuler.
 Para penantang rezim sekuler bertarung secara ksatria melalui jalur konstitusional.
Mereka mendirikan partai lalu mengikuti pemilu. Sepanjang sejarah Turki Modern,
mereka melalui siklus muncul, menang, dihabisi, dan muncul lagi dalam bentuk
berbeda.
 AK Parti merupakan salah satu wajah baru di kancah perpolitikan Turki. Partai ini
termasuk dalam kategori para penantang rezim Kemalis. Sejauh ini nasib baik
berpihak pada mereka. Karena mereka melakukan pendekatan politik yang lebih
modern dan berbeda dari partai pendahulunya seperti partai Refah-nya Necmettin
Erbakan. Sehingga bisa diterima oleh berbagai kalangan.
 AK Parti berdiri pada 14 Agustus 2001. Tapi langsung menang pada pemilu pertama
yang diikutinya pada 2002. Prestasi yang fantastis karena dapat mengalahkan partai-
partai lama yang sudah berkecimpung dalam dunia perpolitikan Turki seperti CHP
warisannya Mustafa Kemal Ataturk.
 Penulis buku ini berkesimpulan, bahwa kemenangan AK Parti disebabkan oleh
berbagai faktor antara lain:
o Partai ini merupakan partai baru yang moderat dan menyesuaikan diri dengan
kultur demokrasi militeristik ala Tukri. Dengan komitmen melayani
masyarakat dengan kemasan baru, partai ini dianggap dapat mengakomodir
beragam elemen di Turki.
o Sosok Reccep Tayyip Erdogan cukup berpengaruh dalam perolehan suara.
o Komitmen partai AK Parti akan sekularisme Turki dan program politik yang
ditawarkan -salah satunya menyangkut aksesi keanggotaan Uni Eropa- juga
menjadi daya tawar tersendiri untuk konstituen.
 AK Parti hadir sebagai sebuah representasi kelompok islam yang secara kultur sangat
taat beragama di tengah demokrasi militeristik. Kemenangan AK Parti ini juga berarti
kebangkitan semangat islam politik yang selama ini diredam, “diintimidasi” dan
selalu dicurigai oleh rezim sekuler.

BAB 2: ISLAM DAN SEKULARISME DI TURKI MODERN

a) Sejarah lahirnya Turki sebagai negara modern


 Kasus di Turki, ide negara modern di Eropa tertransmisi lewat Mustafa Kemal
Ataturk. Pengalamannya mengenyam pendidikan di Prancis, tepatnya di Picardie
Maneuvers, sangatlah berpengaruh pada ide-ide pembaruannya.
 Kemudian muncul kelompok pelajar yang pada masa Turki Utsmani dikirim belajar
ke Prancis, Inggris dan Austria secara selektif. Namun dalam perkembangannya,
mereka terpengaruh oleh peradaban Eropa. Revolusi Perancis menginspirasi mereka
untuk memperluas cakrawala pengetahuan yang berorientasi pada nila2 Eropa.
Mereka ini disebut sebagai Jön Türk (Young Turks). Mereka akhirnya menjadi faksi
penting dalam penyebaran ide nasionalisme dan negara-bangsa di Turki Modern.
 Sebagai bentuk reaksi, Turki Utsmani melalui Sultan Mahmud II, mengeluarkan
sebuah kebijakan reformasi yang kemudian dikenal dengan Tanzimat. Kebijakan
reformasi ini ditujukan untuk meredam gejolak internal yang mulai muncul di
provinsi2 yang selama ini berada di bawah kontrol dan perlindungan Turki Utsmani.
 Selain masifnya gelombang Nasionalisme, Turki Utsmani juga berhadapan dengan
tekanan dari Inggris dan Prancis di Kawasan Timur Tengah dan Eropa Timur. Kondisi
demikian membuat kondisi Internal kesultanan harus merespon dengan cepat.
 Semangat yang diusung oleh para pembela nasionalisme adalah agar mereka segera
mendapatkan kedaulatan untuk mengurus diri sendiri dan berpisah dari Turki
Utsmani. Gelombang ini kemudian perlahan menjadi titik tolak lahirnya negara-
negara modern di Timur Tengah dan Eropa Timur, sekaligus membuka jalan bagi
berdirinya Republik Turki.
 Sebagai salah satu faksi didalam masyarakat Turki Utsmani, Young Turks
menganggap nasionalisme adalah jalan terbaik untuk menyelamatkan bangsa Turki
dari kacaunya pentas sejarah. Sebab, jika Turki masih berjalan dengan konsep
kesultanan yang saat itu ada dibawah bayang2 tentara Inggris dan sekutu, eksistensi
mereka bisa pudar.
 Mereka terlibat dalam upaya perlawanan di beberapa titik yang menjadi pintu masuk
tantara Inggris. Ia juga (Mustafa Kemal) terlibat dalam adu taktik diplomasi dengan
pihak Inggris dan Prancis demi menyelamatkan masa depan Turki.
 Sejak tahun 1924 sampai pada wafatnya pada tahun 1938, Mustafa Kemal melakukan
serangkaian pembaruan secara radikal dan memutus hubungan dengan masa lalu.
Kebijakan yang diambil bersama dengan Committee of Union and Progress(CUP)
yang menguasai Majelis nasional adalah mengontrol penuh agama- menjadikan
agama dibawah kontrol negara.
 Diawali dengan desakralisasi institusi sakral, seperti posisi Syaikhul Islam. Majlis
nasional juga memutuskan menghapuskan gelar khalifah dari sultan Turki pada 1922.
Selanjutnya posisi Syaikhul Islam yang selama ini menjadi pemegang otoritas
keagamaan, fungsinya diamputasi dengan hanya menjadi subordinat dari Kementrian
Urusan Agama saja.
 Urusan Keagamaan banyak dilimpahkan pada pemerintahan sekuler. Negara
memperkenalkan konsep baru dalam mengatur konten keagamaan di mimbar2 masjid.
Pemerintah mengangkat imam dan mufti sebagai pegawai dan digaji oleh pemerintah.
Sehingga, setiap pesan yang disampaikan dari mimbar2 masjid harus sesuai dengan
keinginan negara.
 Dan pada tahun 1928, Amandemen UU secara resmi menghapuskan kalimat “Agama
resmi dalam negara Turki adalah Islam” dan hal2 lain yang berkaitan dengan islam.
Selanjutnya, konstitusi mengumumkan bahwa Republik Turki adalah negara sekuler.
 Keberhasilan elite Kemalis melalui partai tunggal, CHP, memberi peluang mereka
untuk mengontrol secara utuh semua alat negara dan menggerakkan instrument negara
untuk menjalankan misi mereka, yaitu mengubah struktur sosial dan kultur
masyarakat Turki sesuai blue print-nya CHP (Mustafa Erdoğan bahkan menyebutnya
Homo Kemalikus).
 Dengan alasan yang sama, kebebasan pers diredam; sistem pendidikan dimonopoli
negara melalui UU Penyatuan Pendidikan tahun 1924; Rumah ibadah dibawah
kendali negara; Setiap perkumpulan sipil yang berpotensi kritis atau melawan negara
dilarang. Sejumlah perkumpulan dibubarkan dengan alasan melawan ideologi negara.
 Untuk mempercepat upaya kontrol, pemerintah juga menciptakan jaringan rumah
rakyat, guna melancarkan proses indoktrinasi nilai sekularisme versi negara.
 Penjelasan Ideologi mereka yang 6 (Altı İlke) adalah sebagai berikut:
o Cumhurıyetçilik(Republikanisme): Bertujuan untuk mengalihkan garis
demarkasi yang sebelumnya berbentuk kesultanan menjadi Republik yang
kekuasaannya ada di tangan rakyat.
o Milliyetçilik(Nasionalisme): Semangat kebangsaan, bukan kesultanan dan
keislaman, menurut Kemal Ataturk, hanya ideologi dan bendera kebangsaan
yang dapat membangkitkan bangsa Turki untuk mempertahankan identitas dan
kehormatannya di hadapan ancaman Eropa, terutama Inggris.Rakyat Turki lah
pemilik sesungguhnya, pewaris dan penerus perjuangan bangsa Turki.
o Halkçilik(Kerakyatan): Prinsip Populisme, Pemerintah dari rakyat, oleh
rakyat, untuk rakyat. Prinsip ini bertolak belakang dari saat dipegang
kesultanan. Dimana yang mengatur urusan politik adalah sultan, bukan rakyat.
o Devletçilik(Kenegaraan): Campur tangan negara terhadap perencanaan dan
pengaturan ekonomi rakyat. Dan di Turki, tidak hanya pada ekonomi, campur
tangan negara ada juga pada aspek sosial dan politik.
o Laikçilik(Sekularisme): Mengganti posisi agama yang selama ini dominan
dengan ideologi sekularisme. Walaupun tidak menghilangkan islam seutuhnya
diatas bumi Turki, tetapi islam yang selama ini dicitrakan dengan bangsa arab
tradisional, digantikan dengan konsepsi Turki Islam yang modern.
o İnkilapçilik(Revolusionisme): Proses ini dilakukan penciptaan sejarah baru,
dan meninggalkan sejarah masa lalu yang dianggap tradisional serta tertinggal
jauh dari Barat. Dilakukannya modernisasi besar-besaran oleh Ataturk.
Penulisan sejarah yang didominasi oleh narasi kemajuan yang dimulai oleh
kalangan nasionalis Turki yang berbasis pada identitas etnis dan Nasionalisme
Turki. Pemindahan ibukota dari Istanbul ke Ankara merupakan pesan simbolik
tentang transformasi Turki Modern.
 Salah satu tokoh yang bermain penting pada perumusan utama konsep Turkisme
adalah Ziya Gokalp (1876-1924). Sebagai pemikir Turki abad ke-19, ia berpandangan
bahwa Turki Modern harus berdiri diatas nilai-nilai yang menggabungkan antara
warisan Turki Utsmani dan nilai2 modern.
 Ziya Gokalp juga berpendapat bahwa setiap etnis di Turki harus memiliki perasaan
yang sama dalam mempertahankan kedaulatan Turki. Perasaan yang sama ini juga
sebagai wadah bagi bangsa-bangsa Turki yang tercerai berai setelah runtuhnya
kekhilafahan.

b) Pergulatan Ideologi Islam dan Sekularisme di Turki Modern


 Sebelum itu, perlu dipahami pengertian dan konsep-konsep sekularisme. Sekularisasi
merupakan transformasi masyarakat dari yang sebelumnya mengidentifikasi diri
dengan nilai-nilai dan institusi agama menjadi masyarakat yang “tidak religious” serta
berpegang pada institusi sekuler.
 Sekularisasi memahami bahwa ketika masyarakat telah mencapai kemajuan, terutama
melalui modernisasi dan rasionalisasi, agama lantas kehilangan otoritasnya dalam
segala aspek kehidupan sosial dan pemerintahan.
 Sekuler adalah subjeknya, Sekularisasi adalah pola transformasi yang berlangsung,
sedangkan Sekularisme adalah ideologi dan konsepsi nya. Bisa disimpulkan
Sekularisasi menempati posisi tertinggi.
 Bryan Wilson mendeskripsikan sekularisasi adalah “Proses dimana pemikiran,
praktik, dan institusi keagamaan kehilangan pengaruh dan signifikannya dalam
kehidupan sosial mereka”.
 Mirip-mirip, Peter L.Burger menyebutkan bahwa Sekularisasi adalah “Proses dimana
elemen2 dalam tubuh masyarakat dan kebudayaannya dijauhkan atau dihilangkan dari
dominasi symbol dan institusi agama”.
 Dalam sejarahnya, Sekularisme pertama kali lahir idenya di Inggris, tatkala terjadi
pertarungan antara kelompok religious dari kalangan gereja dengan para penentang
intervensi agama dalam urusan2 publik. Sosok pelopornya gagasan sekulerisme
adalah George Holyoake (1817-1906).
 Dalam pelaksanaannya, Sekularisme terbagi menjadi 2, yaitu Sekularisme Pasif dan
Sekularisme Asertif.
 Sekularisme Pasif dalam pelaksanannya, masih memberikan tempat bagi agama,
kegiatan keagamaan, serta symbol agama muncul di ruang publik tanpa ada intervensi
negara. AS adalah contohnya. Sedangkan sekularisme Prancis dan Turki bersifat
Asertif, yang memiliki ciri intervensi pada agama, praktik keagamaan serta symbol
agama dengan cara mengeluarkan kebijakan2 yang bersifat larangan. Sehingga
Sekularisme Asertif tidak berpandangan netral dalam memandang eksistensi agama.
 Ada beberapa tokoh yang mendukung gagasan sekularisme Turki seperti Presiden
pertama RI, Soekarno. Serta pemikir muslim Prancis Mohammed Arkoun, dengan
alasan bahwa sekularisme merupakan proses yang tepat untuk memerdekakan agama
dari negara dan negara dari agama.
 Soekarno yang dikenal sebagai pengagum Mustafa Kemal Ataturk, dalam tulisannya
mendukung gagasan sekularisme Turki karena adanya pemisahan negara dari agama,
maka eksistensi agama khususnya Islam, mengarah pada hal-hal yang lebih segar,
tidak kolot, modernis, dan menyesuaikan dengan semangat zaman. Justru kalau
agama berada dibawah tangan pemerintah, maka akan terjadi ketergantungan.
 Kemudian Soekarno mengutip perkataan Mustafa Kemal Ataturk: “Saya
memerdekakan islam dari ikatannya terhadap negara, supaya agama islam bukan
tinggal agama memutarkan tasbih dalam masjid saja, tetpai menjadilah satu Gerakan
yang membawa pada perjuangan”.
 Lebih jauh lagi, Soekarno menganggap Langkah sekularisme yang diambil adalah
Langkah yang tepat kala itu, yakni periode masa2 pasca perang dunia 1. Sehingga jika
Turki dibawah komando Ataturk tidak mengambil Langkah dengan cepat, serta dari
segi militer tidak memperkuat diri, dan dari segi spiritual tidak menguatkan mental
dengan semangat nasionalisme realistis untuk membebaskan Turki dari serangan
asing, maka ceritanya akan lain, Turki malah akan habis oleh kekuatan militer asing.
 Soekarno mengutip Mustafa Kemal Ataturk, mengatakan bahwa Islam sebagai agama
dan Ulama sebagai penjaga moralnya cenderung melemahkan perlawanan karena
tidak mampu memberikan tawaran yang tepat untuk keluar dari krisis transisi di
tengah situasi perang. Alih2 mendukung, mereka malah memakruhkan hal2 yang
bersifat modernis. Apalagi khalifah saat itu secara de facto terkooptasi oleh pihak
Inggris.
 Ataturk hendak menjadikan Turki sebagai negara yang membebaskan rakyatnya
menentukan sendiri agama apa yang hendak dianut dan dipilih. Negara hanya
bertindak akomodatif. Bagi Soekarno, Penilaian tentang Ataturk biarlah sejarah yang
membuktikan apakah Ataturk benar atau salah, apakah ia durhaka pada islam atau
bijaksana? Sebenarnya Soekarno sendiri merupakan seorang yang cenderung
mengambil jalan tengah. Ia sendiri merupakan seorang yang agamis sekaligus
nasionalis. Ia menghendaki islam yang segar, modern dan tidak loyo.
 Oleh warga Turki, Mustafa Kemal Ataturk dianggap sebagai pahlawan, dianggap
mampu untuk membawa Turki mencapai peradaban besar dan dengan tanpa raguu
melepaskan Turki dari belenggu konservatisme Turki Utsmani, serta mengantarkan
Turki menjadi negara modern dengan suatu metode yang cenderung bisa
diperdebatkan.
 Berbeda dari Soekarno dan Mohammed Arkoun, Nurcholis Madjid justru
menyalahkan Mustafa Kemal Ataturk yang terlalu mengkambinghitamkan Islam
sebagai penyebab utama kemunduran Turki. Kaum modernis, menurutnya telah
menghukum islam sebagai agama yang tidak kompatibel dengan modernitas.
 Seharusnya Islam tidak dipersalahkan, menurutnya Islam sebagai ideologi keagamaan
semestinya diinterprestasikan untuk menggali sumber autentik yang lebih dinamis
didalamnya. Sehingga dapat memberikan kontribusi pada peradaban. Argumen ini
dikuatkan oleh argument pemikir islam lain seperti Jamaluddin Al-Afghany dan
Muhammad Abduh.
 Permusuhan terhadap islam terjadi sejak kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk yang
kemudian dilanjutkan oleh para loyalisnya atau dikenal dengan sebutan Kemalis.
Kelompok kemalis adalah para penjaga ajaran Mustafa Kemal Ataturk yang
memegang tampuk kepemimpinan di institusi kehakiman, kejaksaan, dan militer.
Mereka menunjukkan ekspresi permusuhannya pada islam dengan klaim sebagai
penjaga prinsip sekularisme republik.
 Kebijakan2 Turki dengan narasi pembelaan nilai secularism republik antara lain;
o Mengeluarkan kebijakan penghapusan sistem Khalifah
o Menutup tempat2 bersejarah yang menjadi pusat kegiatan sufi
o Menghilangkan kata islam dari konstitusi dan digantikan dengan sistem
hukum Eropa Kontinental yang dalam hal ini, hukum Swiss.
o Menutup sekolah2 keagamaan Imam Hatip okul
o Mengambil alih pengelolaan rumah2 ibadah untuk dikelola dibawah
Kementrian Urusan Agama (Diyanet İşleri Bakanlığı).
o Merekrut Imam dan Khatib masjid untuk menjadi pegawai pemerintah yang
menyampaikan khutbah2 di seluruh penjuru Turki dengan naskah yang telah
disiapkan oleh Kemenag pusat.
o Melarang penggunaan Jilbab bagi perempuan di Universitas, kantor
pemerintah, dan ruang public milik negara.
o Penggantian Adzan menjadi bahasa Turki pada tahun 1932.
 Kelompok keagamaan seperti Mevlawi (Pengikut Jalaluddin Rumi), Bektasi, Nurcu
(Pengikut Bediuzzaman Said Nursi) berupaya bertahan dengan identitas yang mereka
yakini. Mereka berusaha menggalang perlawanan secara sembunyi-sembunyi.
 Sejak Turki mulai membuka keran kebebasan berpolitik pada tahun 1946 dengan
mengizinkan berdirinya partai politik selain CHP, membuka peluang terwujudnya
pemilu yang lebih demokratis. Keberadaan para oposan dalam kontestasi memberikan
ruang bagi kestabilan politik Turki.
 Kebijakan yang sama juga memberikan kesempatan bagi kelompok2 keagamaan yang
selama ini aspirasinya terpinggirkan untuk bertarung melalui jalur politik.
 Hasilnya pada pemilu 1950, Partai Demokrat melalui pimpinan Adnan Menderes
muncul sebagai pemenang. Selama 2 periode berkuasa, 1950-1960, Adnan Menderes
muncul sebagai figure pemimpin yang berupaya menggemakan suara2 rakyat yang
selama ini diredam.
 Partai Demokrat mengklaim bahwa partai mereka mewakili kehendak rakyat dengan
mengangkat narasi bahwa selama ini rezim CHP telah bertindak otoriter serta
menegasikan hak2 dasar masyarakat.
 Semua kebijakan yang selama ini dianggap mengancam kebebasan beragama, dianulir
oleh Partai Demokrat. Adzan kembali ke Bahasa Arab. Fakultas2 keagamaan kembali
dibuka, Makam2 yang selama ini ditutup, dibuka kembali. Rezim partai Demokrat
juga menjadikan masyarakat dari bagian Timur Turki yang mewakili kelompok
miskin diberdayakan dengan memberikan modal usaha.
 Tapi kebijakan2 mereka inilah yang mengantarkan mereka menuju keruntuhan oleh
kudeta melalui intervensi militer pada tahun 1960. Kudeta serupa terjadi pada tahun
1971, 1980, dan 1997. Pola intervensi militer pada tahun 1960-an dan 1997 memiliki
kemiripan , yakni militer hadir untuk mengambil peran sebagai penjaga prinsip
sekularisme republik.
 Setelah Intervensi militer pada 28 Februari 1997, Partai Refah resmi dibubarkan.
Pembubaran ini diikuti oleh penangkapan dan penculikan. Namun pembubaran partai
Refah lantas tidak memadamkan api perjuangan perlawanan kelompok muslim untuk
memperjuangkan aspirasi politik mereka melalui jalur demokratis.
 Salah satu partai politik yang belakangan muncul sebagai penantang rezim Kemalis
setelah Partai Refah tumbang adalah AK Parti yang didirikan oleh Reccep Tayyip
Erdoğan.

BAB 3: PROFIL AK PARTI

a) Sejarah berdirinya AK Parti


 Dilihat dari sejarah, tidak bisa dipungkiri bahwa AK Parti memiliki kaitan langsung
dengan partai islam terdahulu. Yaitu Partai Refah pimpinan Necmettin Erbakan yang
sebelumnya cukup konfrontatif terhadap rezim Kemalis.
 Dalam sejarah perpolitikan Turki, Necmettin Erbakan merupakan salah satu tokoh
penting dalam motor pergerakan politik Turki melalui Gerakan sosial masyarakat
maupun partai politik. Ia mewakili pemikiran politik islam yang rigid tanpa
kompromi. Akibatnya, partai-partai yang dipimpinnya beberapa kali dibubarkan oleh
Pengadilan Turki, terutama pada masa darurat militer.
 Kekurangannya, Ia(Necmettin Erbakan) merefleksikan sebuah pandangan politik yang
tidak cukup membantu untuk berkompetisi di perpolitikan Turki. Sebab, caranya
cenderung konservatif dan tgidak terlalu akomodatif terhadap kelompok yang
bersebrangan visi dengannya.
 Kendati tidak terlibat langsung dalam pendirian AK Parti, Necmettin tetap tidak bisa
dihindarkan perannya. Para pendiri AK Parti merupakan mantan pengikutnya dulu di
Partai Refah. Sosok Reccep Tayyip Erdoğan, Abdullah Gül, dan Bulent Arinç adalah
kader Partai Refah yang memilih mencari jalan perjuangan sendiri dengan
mengundurkan diri dari partai Refah dan mendirikan AK Parti.
 Necmettin Erbakan sendiri telah terlibat dalam dunia perpolitikan Turki sejak tahun
1960-an, terutama semenjak rezim Adnan Menderes telah berhasil membuka ruang
bagi kebebasan berekspresi kelompok yang memilih Islam sebagai bagian dari
perjuangan mereka. Dilanjutkan juga ketika rezim Türgüt Özal berkuasa, yang
dikatakan memiliki hubungan baik dengan kelompok taat beragama.
 Pencapaian tertingginya adalah ketika terpilih menjadi perdana Menteri Turki pada
pemilu Desember 1995. Tapi koalisi yang ditungganginya, (Partai Refah-Doğru Yol
Parti) hanya bertahan selama setahun sebelum akhirnya dikudeta militer pada 28
Februari 1997.
 14 Agustus 2001, AK Parti didirikan oleh Reccep Tayyip Erdoğan, Abdullah Gül, dan
Bulent Arinç. Mereka menjadikan Necmettin sebagai guru politik yang mereka
hormati. Namun demikian sering terjadi pertentangan antara Necmettin dan Erdogan
sendiri.
 Reccep Tayyip Erdogan memaparkan argumentasi bahwa hanya ada satu tujuan
politik dan itu adalah usaha menjunjung tinggi moralitas. Maka, ia dan beberapa
orang kader partai mengusung semanagat perubahan dengan Gerakan Kebajikan
(Erdemliler Hareketi). Gerakan ini kelak menjadi dasar formasi politik AK Parti.

b) Tokoh-tokoh AK Parti
1. Reccep Tayyip Erdoğan
 Lahir pada tahun 1954 di Kasimpasa, sebuah Kawasan padat penduduk di tengah kota
Istanbul.
 Erdogan kecil tumbuh di keluarga yang tidak terlalu berkecukupan. Ayahnya seorang
nahkoda dan ibunya hanyalah ibu rumah tangga. Untuk membantu kebutuhan
keluarga, ia menjual lemon, rempah2, roti, dan air minum di jalanan. Sehingga ia
cukup familiar dengan kehidupan rakyat kecil beserta kesusahannya. Hal ini jugalah
yang menjadi salah satu faktor yang membawa diri dan partainya memenangi
pemilihan kepala daerah.
 Hidupnya banyak dipengaruhi oleh 4 faktor; Ayahnya, lingkungan Kasimpasa,
gurunya dan ajaran sufisme.
 Ia merupakan tamatan dari SMA Imam Hatip Okul, dan lulusan sarjana Jurusan
Ekonomi dan Perdagangan di Universitas Marmara, Istanbul pada 1980. Selain
Bahasa Turki, ia juga menguasai Bahasa Arab dan Inggris. Ia pernah bekerja sebagai
eksekutif manajer di beberapa perusahaan swasta yang bergerak dibidang penjualan
makanan.
 Erdogan mulai tertarik pada dunia politik ketika umurnya 15 tahun. Ia pernah menjadi
pimpinan Partai Refah cabang Beyoglu dan cabang Istanbul. Pada 1994, ia terpilih
menjadi Walikota Istanbul. Kemampuannya dibidang manajemen sangat
membantunya dalam mengemban beban yang ditugaskan padanya. Hal ini juga
membawa angin segar pada partai Refah kala itu. Istanbul yang dipimpinnya menjadi
lebih cerah, bersih, dan berkembang pesat dengan insfratruktur yang memadai. Ketika
menjabat sebagai walikota Istanbul, ia menganggap dirinya sebagai imam kota itu.
Karena baginya, imam dalam islam tidak hanya imam dalam masjid, tapi imam adalah
orang-orang yang memiliki otoritas untuk mengatur dan memimpin.
 Pada 1998, Komisi Pemilihan Umum (KPU) membekukan kekuasaan Erdogan karena
telah dianggap melakukan SARA di muka umum dan kejahatan melawan negara.
Karena tuduhan yang diarahkan padanya pula, ia dijebloskan ke dalam penjara. Tapi
berhasil bebas 4 bulan kemudian karena dianggap telah beritikad baik dalam
menjalani masa hukuman.
 Di penjara, ia banyak bergaul dengan para narapidana dan mendiskusikan banyak hal
tentang kemungkinan2 yang akan dilakukannya untuk membawa Turki kearah yang
lebih baik. Ia menjelma bak seorang martir sejarah dengan ribuan mendukung. Ia
kemudian mengidentikkan dirinya sebagai Nelson Mandela-nya Turki.
 Reccep Tayyip Erdogan dikenal sebagai sosok dengan karakter keislaman yang kuat.
Ia mencoba menegaskan identitas dirinya sebagai muslim dan dalam batas-batas
tertentu, mengikuti alur pemikiran elite sekularisme.

2. Abdullah Gül
 Ia lahir pada tahun 1950 di Kayseri. Ia merupakan seorang Ph.D di bidang ekonomi
yang diraihnya dari Universitas Istanbul pada tahun 1983. Ia juga sempat mengenyam
pendidikan di Exter dan London.
 Ia lahir dari keluarga menengah keatas. Kayseri, tempat ia lahir memang terkenal
sebagai kota yang melahirkan banyak pengusaha.
 Ia sempat menjadi pengajar di Jurusan Teknik Industri Universitas Sakarya pada
rentang tahun 1980-1983. Karirnya mengalami perkembangan ketika bergabung
dengan Islamic Development Bank yang bermarkas di Jeddah antar tahun 1983-1991.
 Tahun 1991, Ia terpilih jadi salah satu anggota Komisi Perencanaan dan
Penganggaran di Parlemen Partai Refah. Kemudian seterusnya ia ditunjuk diberbagai
komisi, termasuk komisi urusan Luar Negeri Partai Refah sebagai Ketua. Kemudian
pada 1996-1997, ia dipercaya memegang jabatan Menteri negara dan pemerintah
sekaligus sebagai juru bicara.
 Pada Agustus 2001, Ia bersama Reccep Tayyip Erdoğan, mendirikan AK Parti. Ia
kemudian ditunjuk oleh Presiden Ahmet Necdet Sezer sebagai Perdana Menteri Turki
yang baru pada tanggal 16 November 2002.
 Selama di lingkaran pemerintahan, Abdullah Gul memiliki pengalaman yang luas. Ia
pernah menjabat sebagai Menteri luar negeri, anggota parlemen, Dewan Pimpinan AK
Parti di bidang politik dan hukum. Serta menjadi salah satu anggota parlemen NATO.
 Pada Agustus 2007, ia terpilih sebagai Presiden Turki yang ke-11. Di bidang politik,
sosoknya tidak banyak mendapat sorotan dan permusuhan berlebihan dari lawan
politiknya. Berbeda dengan Reccep Tayyip Erdogan. Namun demikian, mereka
berdua memiliki kesamaan pandangan dalam hal modernisasi nilai-nilai keislaman
dalam konfigurasi perpolitikan warisan Kemalisme-Turkisme yang telah
disalahartikan dan disalahgunakan oleh sebagian besar elite.

3. Bulent Arinç
 Ia lahir pada tahun 1948 di Bursa, Turki. Setelah menyelesaikan pendidikan
menengah di Manisa, ia kemudian melanjutkan studinya di Universitas Ankara dan
meraih gelar Sarjana Hukum pada tahun 1970.
 Bulent Arinc mulai tertarik bergelut di dunia politik sejak ia berada di lingkungan
universitas. Ia memulai karir politiknya dengan menjabat sebagai Kepala Daerah
Manisa pada pilkada tahun 1995. Kemudian melalui Partai Refah, ia diangkat sebagai
anggota Majlis Permusyawaratan Rakyat Turki. Di Partai Refah, ia duduk di komisi
bidang hukum atau yuridiksi.
 Bulent Arinc yang dekat dengan Reccep Tayyip Erdogan menjadi salah satu pelopor
berdirinya AK Parti pada 14 Agustus 2001. Setelah memenagkan pemilu, para kader
AK Parti yang duduk di parlemen kemudian menunjuknya sebagai Ketua Parlemen.

c) Karakteristik AK Parti
 Sejak pertama kali muncul ke public, Ak Parti hadir dengan narasi reformis.
Kehadirannya di pentas demokrasi Turki diawali dengan spirit ingin mengubah wajah
Turki yang tertutup menjadi bangsa yang besar serta mampu menjangkau seluruh
penjuru dunia sebagaimana para pendahulu mereka. Dengan semangat hendak
mengubah konstelasi politik Turki, partai ini menawarkan proposal Reformasi
ekonomi dan menjadikan Turki sebagai anggota Uni Eropa.
 Secara tampilan, AK Parti dikemas secara professional, berusaha membangun kesan
bahwa AK Parti bukan merupakan penerus partai Refah dan partai2 islam sebelumnya
yang kerap dibubarkan karena dianggap melawan ideologi negara.
 AK Parti dijadikan ruang terbuka yang dapat menampung banyak orang dari berbagai
elemen dan latar belakang, baik kaum islamis, sekuler, liberal, maupun kelompok kiri
yang merasa cocok dengan platform yang ditawarkan. Mereka lebih dicitrakan
sebagai partai muslim moderat, yang berada pada garis kanan-tengah. Ia menamakan
ideologinya sebagai konservatif democrat. Sebuah mainstream politik yang
diinginkan generasi baru Turki yang menghargai universalisme versi mayoritas
bangsa di dunia tanpa menafikan atau bahkan menghilangkan sama sekali nilai2
lokalitas warisan sejarah.
 Sebagai lambing, AK Parti menggunakan symbol bola lampu yang terang benderang.
Simbol itu merupakan lambang kekuatan untuk keluar dari cahaya gelap menuju jalan
yang terang-benderang.
 AK Parti mencoba meyakini publik bahwa mereka adalah partai pembaruan yang
berkomitmen mengeluarkan Turki dari persoalan ekonomi yang saat itu mengalami
krisis, menjunjung tinggi moralitas, dan berkomitmen pada Kemalisme. Hal ini
dilakukan dengan cara menampilkan Bendera Turki dan foto Mustafa Kemal Ataturk
yang selalu melatarbelakangi bendera partai pada setiap pertemuan.

d) Manifestasi Politik AK Parti


 AK Parti dalam berbagai kesempatan berusaha menjangkau pemilih sebanyak
mungkin dari berbagai elemen. Pendekatan dilakukan sesuai dengan setiap segmen
yang hendak dijangkau. Meliputi perebutan suara rakyat di Kawasan Anatolia yang
konservatif. Dan juga perebutan suara di Kawasan Turki Eropa yang cenderung
Liberal, rasional dan sekuler. Sejauh ini, AK Parti dapat menjangkau semua segmen
sesuai dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh masing2 segmen itu.
 Berdasarkan butir2 manifesto perjuangan AK Parti, dapat ditarik kesimpulan bahwa
AK Parti berada dalam garis islam moderat yang berupaya meletakkan nilai2
moralitas Islam yang dikombinasikan dengan sekularisme moderat. Hal ini semata-
mata dilakukan untuk menyesuaikan diri dengan kultur dan perilaku politik mayoritas
publik Turki.
 Faktor Reccep Tayyip Erdogan yang pintar dalam berorasi yang mampu menghipnotis
jutaan pendukungnya di daerah2 yang ia kunjungi juga menjadi faktor penting. Selain
itu, AK Parti juga dilihat sebagai partai baru yang menawarkan program kerja konkret
dan sangat menjanjikan bagi kemajuan Turki. Mengingat, tahun 2001 merupakan
tahun yang sulit bagi Turki. Utang luar negeri yang menumpuk, sementara neraca
perdagangan stagnan. Rezim yang korupsi, dan masalah internal lainnya.
 Kemenangan mereka pada pemilu November 2002, setahun setelah pendirian partai
seperti menjadi “Gempa Politik” di Turki. Kemenangan mereka dengan 34% suara
yang diperoleh sudah cukup untuk mereka membentuk pemerintahan tunggal. Ini
adalah peluang mereka dalam menulis sejarah Turki Modern dan bisa menjadi titik
balik perjuangan AK Parti dalam mengubah wajah Turki pada dekade2 berikutnya.

BAB 4: KIPRAH AK PARTI DALAM DUNIA PERPOLITIKAN TURKI

a) Kiprah AK Parti dalam Pemerintah


a. Kebijakan Politik
 Setelah terpilihnya AK Parti, mereka langsung bergerak cepat dalam mempersiapkan road
map politics mereka tentang kebijakan-kebijakan apa yang hendak dilaksanakan untuk
mengawal perubahan Turki masa depan.
 Mereka berfokus dalam janji nya untuk menyejahterakan rakyat, terutama tentang pekerjaan
dan makanan. Hal ini karena pemerintahan sebelumnya dianggap telah gagal dalam
menyejahterakan rakyatnya. Apalagi dengan korupsi yang merajalela menyebabkan krisis
ekonomi yang mencekik untuk rakyat Turki (2001)
 Untuk menanggapi kekhawatiran kaum sekuler, Reccep Tayyip Erdogan menanggapinya
dengan bijaksana, ia menyebut partainya akan berkomitmen terhadap sekularisme Turki.
 Untuk urusan luar negeri, mereka memfokuskan pada persiapan lamaran untuk menjadi salah
satu anggota Uni Eropa. Dengan bergabung ke Uni Eropa, diharap dapat memberikan dampak
signifikan bagi kultur politik maupun kemajuan ekonomi di Turki. Turki yang sebelumnya
tertutup dalam kebijakan luar negeri kini menjadi lebih terbuka pada dunia luar.
 Militer kemudian dibatasi keterlibatannya dalam intervensi aktivitas politik negara demi
terwujudnya demokratisasi.
 Turki juga memulai perbaikan hubungan dengan Negara lain. Mereka memperkenalkan
konsep, zero problems with neighbors yang berarti menghindari permusuhan dengan negara2
tetangga. Salah satu aktor penting dalam politik luar negeri Turki adalah Ahmet Davutoğlu.
 Mereka menepis dugaan banyak kalangan bahwa AK Parti akan banyak mengangkat isu
islam, seperti diperbolehkannya Jilbab di umum dll. Nyatanya, mereka sudah dilibatkan
dahulu pada isu ekonomi dan politik yang pelik kala itu.

b. Kebijakan Ekonomi
 Turki berharap, dengan bergabungnya mereka dengan Uni Eropa, mereka dapat
masuk ke salah satu pasar terbesar di dunia. Tarif yang mahal akan bisa diatasi.
Produk Turki dapat bersaing di pasar global. Selain itu, mereka juga mulai menarik
investor asing untuk menanam modal mereka di Turki. Untuk memperlancar, izin
mereka dipermudah. Dan para investor juga makin dimanjakan dengan kemajuan
teknologi yang kini jadi perhatian pemerintahan Turki.
 Setelah banyaknya investor yang masuk, seakan menjadi angin segar bagi
perekonomian Turki. Banyak muncul Kawasan-kawasan ekonomi baru. Dan pastinya
ini dapat mengurangi permasalahan pekerjaan di Turki.
 Parameter impor bergerak signifikan kearah yang lebih baik. Sebab, impor juga
disandingkan dengan tingkat ekspor terus-menerus yang juga meningkat. Kekuatan
industry di Turki juga kian menguat, yang berpotensi mendatangkan investasi dan
jumlah pekerja yang tidak sedikit. Otomatis ini juga berdampak positif pada naiknya
nilai tukar Lira turki.
 Turki juga memberi kemudahan visa perjalanan bagi para pelaku bisnis di Kawasan
Uni Eropa yang sebelumnya selalu menghabiskan banyak waktu. Ini bukanlah
masalah ketika mereka telah menjadi anggota Uni Eropa.

c. Kebijakan Sosial-Keagamaan
 Untuk kondisi ini, mereka dihadapkan pada situasi sulit. Sebab, di satu sisi, konstituen
yang mereka bela adalah kelompok muslim yang taat beragama. Sementara disisi lain,
mereka harus berhati-hati dengan manuver para penjaga garda sekularisme dari
kelompok militer dan kejaksaan.
 Dilema mereka adalah memikirkan cara untuk mengakomodasi aspirasi konstituen
mereka tentang isu jilbab misalnya, tentang sekolah Imam Hatip Okul, serta kursus
pengajaran Al-Qur’an.
 Mereka dihadapkan pada situasi, dimana konstituen yang mereka bela berharap besar
pada mereka (tentang isu jilbab, dll). Terlebih kebanyakan istri dan saudara petinggi
AK Parti kebanyakan memakai Jilbab. Sedangkan disisi lain, para Elite Kemalis tanpa
ada kompromi beranggapan bahwa jilbab adalah symbol perlawanan kelompok
konservatif Islam terhadap negara. Dikhawatirkan Jilbab sebagai symbol islamis dapat
membahayakan sekularisme Turki.
 Sebagaimana diketahui, isu jilbab merupakan isu sensitif pada masa itu. Bukanlah
gampang untuk menyelesaikan masalah ini karena persoalan jilbab juga merupakan
isu sensitive yang selama ini sering membahayakan partai2 islam di Mahkamah
Konstitusi. MK telah beberapa kali membekukan partai karena isu jilbab, sebut saja
Partai Refah atau Partai Fazilet. Dilema semacam ini juga mereka hadapi ketika
mereka coba menyelesaikan isu Imam Hatip Okul, dan Kursus pengajaran Qur’an.
 Namun, dengan perlahan, AK Parti menggunakan pendekatan yang lebih logis dan
moderat dalam mengadvokasi tiga isu tersebut. Mereka menyelesaikannya lewat jalur
legislasi.

b) AK Parti vis a vis 1Partai lain


 Lahirnya AK Parti juga mengulang kembali sejarah Politik Turki yang kerap
memunculkan pembaru. Pembaru muncul ketika Turki sedang mengalami krisis, baik
Krisis Ekonomi maupun politik.
 Jika dulu ada Partai Demokrat pimpinan Adnan Menderes yang muncul sebagai
penyelamat bagi sebagian warga Turki yang merasa dipinggirkan, atau kemunculan
Turgut Özal yang memiliki pendekatan yang sama dengan Adnan Menderes melalui
Ana Vatan Partisi yang menjadi pembaru yang mengangkat derajat ekonomi
kelompok2 yang selama ini terpinggirkan. AK Parti dan Erdogan juga muncul pada
saat ekonomi Turki tengah babak belur.
 Mereka bertiga mewakili 3 generasi yang berbeda, tapi memiliki kisah yang dengan
menghadapi kaum Kemalis yang tidak pernah mau melakukan reformasi dan
cenderung tertutup dengan pihak lain. Rezim Kemalis cenderung melihat ke barat,
sedangkan negara2 di sekitarnya terutama Timur Tengah diabaikan. Rezim Kemalis
menggunakan pendekatan militeristik dalam mengawal kebijakan2 negara untuk
mengelola isu domestic. Sebaliknya, tiga tokoh itu memilih pendekatan pembangunan
untuk mengakomodasi kepentingan semua warga.
 AK Parti sering dianggap sebagai Neo-Ottoman di era modern oleh Golongan
Sekuler. Stigma tersebut terus berlangsung, meskipun sejak awal AK Parti telah
mengkampanyekan diri sebagai partai non-agama.
 Basis pemilih AK Parti adalah kalangan muslim yang taat beragama, kelompok
liberal, sebagian kelompok kiri, serta etnis Kurdi.
 Rival paling kuat AK Parti adalah CHP, sebuah partai yang didirikan oleh bapak
Turki, Mustafa Kemal Ataturk. CHP menganut aliran Kiri-Nasionalis. Sedangkan AK
Parti cenderung di posisi Kanan-Tengah dalam menjalankan aktivitas politiknya.
Selain CHP, rival lainnya adalah Mili Halk Partisi (MHP) dan Halk Demokratik
Partisi (HDP). Ada juga partai Saadet yang merupakan transformasi dari Partai Refah.
 Partai politik di Turki cenderung untuk bertahan dengan garis ideologi masing. Dalam
beberapa kesempatan, mereka bahkan lebih memilih untuk bertahan padaa garis
perjuangan politik mereka ketimbang ikut dalam pemerintahan. Pada masa lalu,
situasi ini kerap membuat kebuntuan politik dengan diulangnya pemilu sedemikian
rupa sehingga pemerintahan tunggal terbentuk atau koalisi partai rezim jadi tidak
solid.

c) AK Parti vis a vis Golongan Sekuler


 Kata reformasi yang diusung oleh AK Parti sangat dinantikan oleh rakyat Turki demi
menyegarkan kembali aura republik yang terlihat salah urus dibawah rezim Kemalis
yang disokong oleh militer.
 Ia merekonstruksi ulang ideologi Partai. Jika sebelumnya partai2 yang berideologi
islam -setelah dibekukan- melakukan transformasi dengan kemasan yang berbeda,
tapi tetap berhaluan islam, AK Parti berupaya menjauhkan diri dari pelibatan unsur
ideologi agama dalam partai.
 AK Parti mencoba untuk membuka diri untuk semua kalangan yang ada di Turki
untuk terlibat dalam politik Turki untuk menyampaikan aspirasi mereka. Mereka
berupaya melampaui sekat-sekat yang selama ini tabu untuk dilakukan.

1
Vis a vis biasa diterjemahkan sebagai face to face yang mempunyai arti suatu kondisi di mana para pihak
ditempatkan pada kondisi yang saling berhadap-hadapan (tidak saling memihak).
 Dalam urusan jilbab sendiri, banyak polemik yang terjadi dalam mengangkat kasus
ini. Utamanya adalah seringnya terjadi kendala Ketika Presiden memberikan hak veto
usulan pembebasan berpakaian karena dianggap bertentangan dengan ideologi negara.
 Pada tahun 2004, Presiden Ahmet Necdet Sezer memveto usulan parlemen mengenai
pembebasan Wanita mengenakan jilbab. Veto itu sempat mendapat kritik keras dari
sejumlah media barat, seperti New York Times yang menerbitkan editorial berjudul,
“Mosque and State in Turkey”. Dalam editorial tersebut, menyatakan bahwa Presiden
tidak memiliki itikad baik dalam menjaga demokrasi. Demokrasi seyogyanya
membolehkan setiap individu menjalankan keyakinannya tanpa ada kontrol
berlebihan sebagaimana dilakukan oleh elite Kemalis. Apalagi hal itu menyangkut
urusan hak mendapatkan pendidikan yang setara dan layak bagi setiap warga negara
Turki.
 Pada Februari 2008, sejumlah demonstran dari kubu sekuler yang menentang rencana
pemerintah untuk memperbolehkan Wanita mengenakan jilbab di ruang publik,
seperti di kantor2 pemerintah, universitas2 dan sekolah2 non agama. Larangan jilbab
setidaknya telah berlangsung selama dua dasawarsa sejak pelarangan ketat tahun
1980-an.
 Parlemen Turki yang mayoritas diisi oleh kader AK Parti telah menyepakati dua
amandemen konstitusi yang memungkinkan kaum Wanita diperkenankan
mengenakan jilbab di universitas. Pemerintah mengatakan, larangan jilbab telah
menghalangi ribuan Wanita menjalani perguruan Tinggi. -FYI, dulu Wanita yang
berpegang teguh pada keyakinannya, cenderung memilih kuliah di luar negeri
daripada melepas jilbab mereka di perguruan tinggi-. Meski terdapat banyak pendemo
penentang di Ankara, namun banyak pihak yang mendukung amandemen ini. Para
pendukung mencoba meyakinkan rakyat Turki bahwa jilbab semata-mata dipakai
untuk menjalankan keyakinan agama, bukan terkait isu politik yang selama ini selalu
distigmatisasi oleh kaum sekuler.

d) Konfigurasi Politik Turki Pasca Kelahiran AK Parti


 Kehadiran AK Parti di puncak kekuasaan menjadi episode baru dalam politik Turki.
Sebab, untuk pertama kalinya partai yang memiliki basis massa islam menguasai
parlemen dan berhasil membentuk pemerintahan. Menjadi partai berkuasa tanpa perlu
berkoalisi merupakan keuntungan tersendiri bagi AK Parti untuk menyalurkan
aspirasi para konstituennya.
 Mereka berhasil meyakinkan para pemilih sekuler dan liberal untuk memilih mereka.
Selanjutnya yang menjadi tantangan terberat baginya adalah ketika
mengimplimentasikan kebijakan di pemerintahan serta mengawal legislasi2 strategis.
 Kehadiran AK Parti telah mengubah konfigurasi politik domestic, juga mengubah
peta politik Kawasan. Sebab, Turki di bawah AK Parti menjadi buah bibir di
parlemen2 Eropa.
 Sosok Reccep Tayyip Erdogan yang fenomenal begitu diperhitungkan oleh para
pemimpin Barat maupun Timur. Ia hadir dengan kebijakan politik luar negeri yang
aktif terkadang tak terduga. Baik ke Kawasan Timur maupun Barat. Turki hadir
sebagai actor baru yang hendak berbuat lebih besar dari kemampuan yang mereka
miliki.
 Di level domestik, komposisi pemilih Turki dibagi menjadi 3 lapisan, meliputi Kubu
Islamis, Sekularis, dan Sentralis. Bagi Kaum Islamis, AK Parti adalah harapan. Bagi
Kaum Sekularis, AK Parti adalah ancaman. Bagi Kaum Sentralis, tidak ada bedanya
antara kaum sekuler maupun islamis yang mengisi Lembaga eksekutif, mereka
cenderung pasif.
 Dalam melaksanakan prokernya, AK Parti jarang terlihat mengedepankan simbolisasi
Islam di ruang publik. Para elitenya justru sering menggunakan terminologi
Universal.
 Sebagai contoh, ketika Erdogan menjadi wali kota Istanbul, ia mengeluarkan
Peraturan Daerah (Perda) yang melarang meminum minuman keras dengan alasan
sangat berbahaya bagi Kesehatan.
 Untuk isu jilbab, elite AK Parti tidak menyatakan alasan bahwa jilbab adalah
keharusan bagi umat islam sebagaimana diatur dalam syariat. Ia justru mengatakan
bahwa pendidikan adalah hak bagi semua warga dan negara menjamin setiap warga
untuk memeluk dan menjalankan keyakinan yang diyakininya.
 Sehingga pendekatan universal semacam ini bisa diterima dengan baik oleh berbagai
kalangan, baik yang pro maupun oposisi.

BAB 5: PENUTUP

 Dari penelitian penulis, terdapat beberapa poin penting yanh harus digaris bawahi
terkait politik Turki kontemporer setelah rezim AK Parti berkuasa.
o Pertama, secara garis besar, Muslim Turki dapat dicitrakan sebagai
masyarakat yang mengalami proses modernisasi cukup panjang. Setidaknya
pasca deklarasi republik pada 1924. Proses panjang ini memiliki proyeksi dan
harapan besar untuk melahirkan generasi baru yang dekat dengan karakter
barat, sebagaimana mimpi Mustafa Kemal Ataturk
o Kedua, berdirinya AK Parti merupakan proses dialektis antar partai politik
yang sebenarnya memiliki akar yang sama, namun dengan ijtihad yang
berbeda. Mereka cenderung lebih akomodatif jika dibandingkan dengan partai
lain atau partai pendahulunya yang berbasis islam.
o Ketiga, Kemenangan yang diraih oleh AK Parti pada pemilu tahun 2002 dan
2007 menunjukkan sebuah perubahan drastis dalam konfigurasi politik Turki.
Ini adalah fenomena menarik karena partai itu baru berusia setahun sebelum
pemilu dilangsungkan. Mereka berhasil memanfaatkan citra buruk partai
sebelumnya seperti, Korupsi dan buruk dalam diplomasi luar negeri. Mereka
manfaatkan citra ini untuk melakukan manuver politik secara elegan dengan
menawarkan program masa depan yang menjanjikan.

Anda mungkin juga menyukai