Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semenjak Turki mengalami keruntuhan akibat kekalahan dalam

perang melawan Eropa, banyak sekali perubahan-perubahan yang muncul.

Kekalahan dalam peperangan di berbagai wilayah yang dikuasainya seperti di

wilayah Mesir yang kemudian dikuasai oleh Napoleon Bonaparte dan

membawa seperangkat peradaban dari Barat menimbulkan keterkejutan bagi

umat Islam. Keterkejutan itulah menyadarkan umat Islam bahwa mereka

mengalami kelemahan bila dibandingkan dengan dunia barat yang modern

dalam peradaban dan tinggi dalam penguasaan ilmu pengetahuan. Selain

mengalami kemunduran dalam hal ilmu pengetahuan, uma Islam utamnya

Turki mengalami perubahan-perubahan dalam hal politik yakni dari

pemerintahan yang bersifat monarkhi menjadi republik yang sekuler akibat

adanya gerakan-gerakan yang mewakili modernisasi.

Menurut Black gerakan modernisme di Turki terjadi pada masa awal

dinasti Otoman. Ia menganggap bahwa gerakan modernisme Turki merupakan

bagian dari reformisme barat, yang pada akhirnya menjadi jembatan antara

kekuasaan sistem pemerintahan tradisional menuju sistem pemerintahan yang

bersifat modern.1 Selama proses perubahan sistem pemerintahan, banyak

gerakan-gerakan yang berdiri seperti gerakan yang dilakukan oleh Sultan

Mahmud II sampai dengan Turki yang bermetamorfosis menjadi negara


1
Antony Black, The History of Islamic Political Thought From the Prophet to the Present (Edinburg:
Edinburg University Press, 2011), 282.

1
sekuler akibat tekanan dari penjajahan Inggris. Kelompok HTI (Hizbut Tahrir

Indonesia) menuding metamorfosis negara Turki yang berbentuk khilafah

menjadi sekuler adalah akibat campur tangan Inggris yang menjajah kala itu.

Salah satu orang yang dituding oleh kelompok HTI dan dianggap paling

bertanggung jawab dalam perubahan bentuk pemerintahan itu adalah Curzon,

sehingga menurut mereka metamorfosis tersebut merupakan sebuah peristiwa

yang amat menyakitkan.

Pertanyaannya apa yang membedakan antara sekulerisme dan

sekuerisasi? Sekulerisme dalam kamus besar bahasa Indonesa ialah suatu

paham atau kepercayaan yang berpendirian bahwa pa-ham agama tidak

dimasukan dalam urusan politik, negara, atau institusi publik.2

Konsep sekulerisasi dalam pandangan al-Attas ialah sebuah

pembebasan yang pertama kali dilakukan oleh seseorang baik dalam hal

agama dan kemudian mendapatkan kontrol lebih secara metafisik baik

alasannya maupun bahasanya.3 Lain halnya dengan Nurcholis Madjid yang

berpandangan bahwa sekularisasi tidaklah dimaksudkan sebagai penerapan

sekularisme dan mengubah kaum muslimin menjadi sekularis. Sekularisasi

dimaksudkan untuk mewujudkan nilai-nilai yang sudah semestinya bersifat

duniawi, dan melepaskan umat Islam dari kecenderungan untuk

mengukhrawikannya. 4

2
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 1287.
3
Syed Muhammad Naquib Al-Attas, Islam and Secularism (Kuala Lumpur: International Institute of
Islamic Thought And Civization, 1995), 17.
4
Hamdani Hamid, Pemikiran Modern Dalam Islam (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam,
2012), 300.
2
Tidak hanya di Turki gelombang pemikiran pun juga terjadi di

Indonesia semenjak era penjajahan Belanda hingga era saat ini. Akan tetapi

pemikiran sekulerisme di Indonesia lahir setelah proklamasi kemerdekaan di

kumandangkan oleh Soekarno-Hatta di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses terjadinya gelombang pemikiran modernisme di Turki

dan Indonesia?

2. Gerakan apa sajakah yang mewarnai situasi politik Turki dan Indonesia?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan dan Pertumbuhan Negara Turki dan Indonesia

Bangsa Turki berasal dari sebuah rumpun yang sering disebut dengan

Ural Altaic. Corak masyarakatnya berkulit kuning dan tinggal di wilayah kaki

gunung Altaic yang berada di wilayah padang rumput Mongolia. 5 Secara

geografis Turki merupakan sebuah kawasan yang diapit oleh tiga benua yakni

asia, dan eropa. Disebelah utara berbatasan dengan dengan benua Eropa, di

sebelah selatan berbatasan dengan benua Afrika, dan disebelah timur

berbatasan dengan kawasan Asia barat. Dengan luas wilayah sekitar 814.578

km2, 97% atau sekitar 790.200 km2 wilayahnya terletak di benua Asia dan

sisanya sekitar 3% atau sekitar 24.378 km2 terletak di benua Eropa.6

5
Syafiq A. Mughni, Sejarah Kebudayaan Islam di Kawasan Turki (Ciputat: Logos Wacana Ilmu,
1997), 5.
6
Ali Rif’an, “Dinasti Turki dan Sekulerisasi Turki”, Majelis Penulis on line,
majelispenulis.blogspot.com/2012/06/dinasti-turki-utsmani-dan-sekularisasi.html, diakses tanggal 30
Oktober 2014
3
Letak inilah yang menyebabkan Turki lebih dekat dengan Eropa

apalagi salah satu ibukotanya yakni Istanbul yang berada di kawasan Eropa.

Ada beberapa stigma yang menyatakan bahwa Turki memiliki dua ibu kota

yakni Ankara yang berada di kawasan Asia, dan Istanbul yang berada di

kawasan Eropa. Dalam sejarahnya Turki mengalami berbagai macam

perkembangan-perkembangan terutama dalam hal roda pemerintahan dan

gerakan yang melingkupinya.

Lain halnya dengan Indonesia yang pernah menjadi tanah jajahan

Belanda selama 350 tahun. Dalam kurun waktu tersebut hampir-hampir

mengalami kesulitan dalam berusaha untuk membuat sebua gerakan. Baru

pada paruh zaman pergerakan Nasional telah mulai ada gerakan-gerakan

seperti sarekat dagang Islam, Masyumi, Muhammadiyah, NU, Indisce Partij,

dan gerakan-gerakan yang lain. Oleh karena itu dalam makalah ini akan

dibahas bebeapa gerakan yang dianggap sebagai wakil dari berbagai

kelompok atau gerakan yang ada pada masa itu hingga bergulirnya reformasi.

B. Gerakan-Gerakan Modernisme dan Sekulerisme Turki

Modernisme Turki muncul setelah berdiri berbagai macam gerakan-

gerakan diantaranya ialah gerakan yang dilakukan oleh sultan Mahmud II,

Gerakan Tanzimat, Gerakan Utsmani Muda, Gerakan Turki Muda, serta

gerakan westernism, Islamism, dan nasionalism sekuler. Berikut ini akan kita

bahas masing-masing gerakan tersebut untuk mengetahui proses pemikiran

modernisme di Turki:

4
1. Gerakan Sultan Mahmud II

Sultan Mahmud II yang lahir pada 1785 disebut-sebut sebagai tokoh

yang memelopori pembaruan kerajaan Turki Usmani. Mahmud II berhasil

menggulingkan sultan Salim IV setelah melakukan kudeta terhadap sultan

Salim IV dan mendapat dukungan kelompok Yeniseri. Selama

perkembangannya sultan Mahmud II memperbaiki sistem militer Turki yang

pernah ada pada masa pemerintahan sultan Salim IV. Dalam pemerintahan itu

Mahmut menyebut tentaranya dengan istilah yeniseri. Selama

pemerintahannya juga ia meletakkan kesatuan pasukan pemegang meriam dan

garnisun untuk melindungi wilayah Bosporus.7

Taufiqurrahman dalam tulisannya mengatakan bahwa pada saat itu

sultan Mahmud II dihadapkan dengan berbagai permasalahan diantaranya

ialah:

1. Kekacauan politik dengan munculnya dua kelompok yang

menolak dan menerima pembentukan tentara baru dan

pengangkatan Bayrakdar Mustafa sebagai sadrayam.

2. Surat sultan Salim IV kepada Yeniseri agar mengambil kembali

kekuasaan dari sultan Mahmud telah diketahui dan dianggap

sebagai fitnah.

3. Adanya peperangan dengan tentara Rusia yang semakin

memperkecil wilayah kekuasaan wilayah Turki Usmani.

7
Standford J. Shaw dan Ezel Kural Shaw, History of The Ottoman Empire and Modern Turkey
(Cambridge: University Cambridge Press, 2005), 20.
5
Kekacauan politik yang mendera wilayah Turki pada saat itulah yang

mendorong bagi sultan Mahmud agar mempertahankan kekuasaan dengan

fokus melakukan pembaruan terhadap kekuatan militer.

Selain melakukan pembaruan dalam bidang militer, sultan Mahmud

melakukan juga pembaruan yang lain terutama di bidang pendidikan.

Mahmud II memasukkan ilmu pengetahuan umum kedalam madrasah karena

ia beranggapan bahwa selama ini madrasah hanya memfokuskan pada

pengkajian ilmu agama saja. Diantara lembaga pendidikan yang didirikanya

ialah pendidikan sastra, pendidikan hukum dan peradilan, pendidikan

kedokteran, dan pendidikan teknik.

2. Gerakan Tanzimat

Gerakan ini muncul di kalangan birokat Turki Usmani yang bertujuan

untuk membuat undang-undang, hukum, dan aministrasi dengan menjadikan

Eropa sebagai ukurannya. Diantara para tokoh yang bergerak dalam gerakan

ini ialah Mustafa Rasyid Pasha, Mehmed Ali Pasha, dan Mehmed Sadik Rifat

Pasha. Dalam perjalanan politiknya gerakan ini berusaha untuk melakukan

perombakan total terhadap birokrasi yang ada. Dengan cara mengganti

peraturan lama dengan peraturan baru dan menjadikan barat atau Eropa

sebagai takarannya diantara pembaran yang dilakukan oleh gerakan ini ialah:

a. Administrasi negara, yaitu mengurus semua urusan kenegaraan

dan kerakyatan sultan Mahmud II ditingkatka menjadi

Kementrian.

6
b. Dalam hal hukum gerakan ini berusaha megadopsi hukum dari

Eropa, karena sistem kapitalisasi memberikan jaminan bagi

warganya yang tinggal di kerajaan Uthmani dengan hukum

sendiri.

c. Mendirikan sekolah guru sebagai alternatif untuk mengatasi

kekurangan pengajar baik pendidikan dasar, menengah, maupun

wajib belajar sampai usia 12 tahun dan sekolah Galatasaray yang

menjadikan bahasa Perancis sebagai bahasa pengantar.

d. Dalam bidang ekonomi dan keuangan berusaha untuk

memberlakukan sistem pajak yang berdasarkan pada syariat,

membuat anggaran yang efisien, bahkan mendirikan Bank

diberbagai desa dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan

umum.

3. Gerakan Uthmani Muda

Gerakan ini berdiri akibat adanya kekecewaan terhadap gerakan

Tanzimat yang dituding telah banyak mengambil budaya Barat. Tujuan

gerkan ini hampir sama dengan gerakan Tanzimat yaitu membatasi kekuasaan

sultan hanya saja gerakan ini berusaha untuk memelihara karakter Islam dan

keislaman kerajaan Usmani. Gerakan ini dipelopori oleh Ibrahim Sinasi, Ziya

Pasha, dan Midhat Pasha. Menurut Ziya Pasha berpandangan bahwa negara

akan lebih maju apabila memberlakukan konstitusi dan meniadakan

pemerintahan absolut seperti yang dilakukan oleh masyarakat Eropa. Namik

kemal mengatakan bahwa Turki usmani menjadi hancur dalam hal politik dan

7
ekonomi akibat sistem pemerintahan yang bersifat absolut akan tetapi ia juga

berpandangan bahwa sebuah negara akan menjadi maju apabila sistem

pemerintahan yang ada di ganti menjadi pemerintahan konstitusional yang

menjunjung tinggi hak-hak rakyat dan terciptanya demokrasi.

Midhat Pasha berpandangan yang sama dengan Namik Kemal yang

untuk menjadikan Turki sebagai negara demokratis konstitusional perlu dibuat

sebuah konstitusi dan dewan perwakilan. Dengan cara yang demikian maka

kekuasaan sultan dapat berpindah ke tangan rakyat dengan cara menjadikan

Islam sebaga term dalam konstitusinya agar dapat mengakomidir tradisi Islam

yang telah mengakar dalam kultur masyaraat Turki yang beagama Islam.

4. Gerakan Turki Muda

Gerakan ini berdiri bertujuan untuk melanjutkan gerakan tanzimat

dan usmani muda yang telah berhasil mengurangi keabsolutan sultan Usmani.

Kasus keabsolutan dan sikap otoriter yang di tunjukkan oleh raja dalam

memimpin menimbulkan kebencian dan ketidak senangan masyarakat

terhadap kekuasaan sultan. Dampaknya adalah muncul keresahan dan ketidak

puasan kelompok intelektual baik diluar maupun di dalam negeri. Gerakan ini

dipelopori oleh Ahmed Riza, Mehmed Murad, dan Pangeran Sabahuddin.

Ahmed Riza adalah putra dari Injilis Ali yang merupakan seorang

anggota parlemen pertama Turki. Semenjak kecil ia melihat kemiskinan yang

dialami oleh petani ketika ia berkunjung desa. Oleh karena itu ia kemudian

melanjutkan pendidikannya ke Perancis dengan mengambil fakultas pertanian.

Sekembalinya dari Perancis ia bekerja di kementerian pertanian sehingga ia

8
mampu mewujudkan harapan dan keinginannya yakni mensejahterakan dan

mengangkat nasib petani. Namun pada akhirnya ia pindah ke kementrian

pendidikan sehingga ia berpandangan bahwa kebodohanlan yang menjadi

penghambat bagi petani sehingga menjadi penting baginya untuk

meningkatkan pengusaan teknologi pertanian. Dalam pemokirannya yang ia

tulis dalam sebuah memorandum ia menyatakan bahwa rakyat hanya

menginginkan konstitusi yang dijalankan secara konsisten dan diwujudkan

dalam suatu negara yang berbentuk repiblik

Mehmed Murad berasal dari Kaukasus yang belajar di Moskow

setelah menjadi utusan dari sultan Usmani. Pandangannya dalam bidnag

politik terpecah dalam dua:

1. Kekuasaan yang bersifat absolut harus di batasi dengan

berdasakan kepada musyawarah dibawah naungan syariat Islam.

2. Kekuasaan sultan yang bersifat absolut yang menjadi akibat

campur tangan Eropa menyebabkan adanya ketidak percayaan

diantara wilayah kekuasaan Usmani sehingga harus dipulihkan.

Pangeran Sabahuddin merupakan cucu dari sultan Mahmud II dan

merupakan keponakan sultan Abdul Hamid II yang lari bersama dengan ayah

dan ibunya ke Perancis. Di Perancis ia terpengaruh oleh pemikiran politik

Edmond Demolies yang menganut aliran sosiologi Frederic de Play. Dalam

pemikirannya ia menyatakan bahwa keterbelakangan Turki tidak disebabkan

oleh kekuasaan sultan akan tetapi sikap masyarakat yang harus dirubah

9
sehingga untuk mencapai kemajuan yang dirubah adalah perilaku

masyararakatnya dan bukan dengan menuntut penguasa.

5. Westernism, Islamisme, dan Nasionalism sekuler

Gagasan westernisme dibawa oleh Teufik Fikret dan Abdullah

Cevdet. Westernism dalam kelompok ini bahwa memandang transformasi

mental dan moral secara menyeluruh melalui proses meninggalkan sistem

lama dan menggantinya dengan sistem barat. Dalam pemikiran ini ada

beberapa hal yang menjadi indikator sikap kelomok ini yang lebih concern

dengan Barat diantaranya ialah:

1. Sikap bangsa Turki yang pemikirannya cenderung bersifat Asiatis

mulai dari cara berfikir, moralnya, dan tradisi yang lemah.

Kelemahan itu muncl akibat syariat yang menjadi penguasa bagi

seluruh bangsa kehidupan bangsa Turki sehingga yang menjadi

penawar adalah peradaban Barat.

2. Pembaruan keagamaan yakni dengan cara menentang sikap

fanatik terhadap Ulama Turki yang bersifat tradisional karena

sikap ini menjadi penyebab kemunduran Turki. Oleh karena itu

gerakan ini berusaha untuk memasukkan ilmu modern dalam

rangka untuk mencetak Ulama yang modern.

3. Pembaruan Ekonomi yakni menjadikan ekonomi barat sebagai

ekonomi bagi bangsa Turki. Mengapa demikian? Karena

ekonomi Turki dianggap berpegang teguh kepada tradisi yang

10
bersifat fatalisme. Oleh karena itu dalam ekonomi barat prinsip

yang digunakan ialah hedonisme, kapitalistik, dan individualistik.

4. Pembaruan lembaga negara yang bersifat sekuler yakni engan

cara memisahkan ajaran agama dengan politik.

5. Pembaruan keluarga yakni engan mengangkat harkat dan

martabat wanita. Dalam pmikirannya bangsa Turki telah

mengalami kemunduran akibat tidak adanya pemberdayaan

teradap kaum wanita dan kedudukan mereka sangat rendah.

Dalam gerakan ini mereka berusaha untuk meninggikan derajat

wanita dengan pria.

6. Pembaruan pendidikan yakni dengan cara mengganti semua

kurikulum lama dengan kurikulum baru dedngan memasukkan

ilmu pengetahuan di segala jens pendidikan dan pengajaran

agama diajuhkan dari gaya takhayul, serta lebih menekankan

aspek keduniawian.

Gaya berfikir yang demikian kemudian mendapatkan reaksi yang

keras dari gerakan Islam (baca: gerakan Islamisme) yang tokohnya ialah

Mehmed Akif dan Musa al-Kazim. Diantara pemikiran yang digagas oleh para

toloh diatas ialah:

1. Kemunduran Turki disebabkan bukan karena sikap tunduk

terhadap syariat Islam akan sikap sultan yang tidak menerapkan

syariat Islam itu sendiri sehingga obat dari penyakit ini adalah

menjalankan syariat yang mencakup seluruh kehidupan rakyat.

11
2. Pembaruan dalam bidang agama tidak terihat karena mereka lebih

menginginkan menerapkan syariat Islam sesempurna mungkin

dan tetap mempertahankan institusi yang ada.

3. Mereka setuju dengan pembanguan Ekonomi dengan tujuan untk

mencapai kesejahteraan. Akan tetap mereka menentang

sekulerism, liberalisme, individualisme, dan kapitalisme.

4. Dalam bernegara mereka tidak puas dengan konstitusi tahn 1876

yang dianggap tidak menerapkan secara penuh hukum Islam

meskipun dasar negaranya adalah negara Islam.

5. Mereka menentang pandangan barat tentang persoalan wanita.

Mereka beranggapan bahwa seorang wanita yang melepas jilbab

bukanlah sebuah indikator pengangkatan derajat akan tetapi

malah dianggap sebagai sebuah pelecehan terhadap dan menjadi

penyebab dekadensi moral.

6. Dalam bidang pendidikan mereka setuju apabila memasukkan

ilmu pengatahuan yang modern akan tetapi mereka tetap

menentang sekulerisme. Dalam hal ini madarasah diberikan porsi

penuh untuk mengajarkan pendidikan agama.

Selain gerakan westernism masih ada gerakan yang lain yaitu

gerakan Nasionalisme yang digagas oleh Ziya Gokalp. Ide nasionalisme ini

muncul dari pemikiran Yusuf Ackire yang kemudian memberi nama

Turkisme. Dalam pemikiran ini Yusuf memiliki keinginan untuk

menayatukan masyarakat atau umat Islam dengan bahasa Turki baik yang

12
tinggal di Turki maupun yang tinggal di luar Turki (Rusia). Selan mereka juga

berusaha untuk menyatukan gaya pemikiran Westernisme dan Islamisme akan

tetapi ide yang digagas oleh Yusuf ini dianggap tidak praktis oleh Ziya

Golkalp. Dalam pemikirannya yang kemudian dipertegas oleh Hilide Edib,

Ahmad Agaoglu, dan Fuad Koprulu ia mengatakan bahwa Nasionalism

bangsa Turki terbatas bagi masyarakat Turki yang daerah geografisnya

terbatas dengan daerah geografisnya Turki yang sekarang. Pandangan

pembaruan tersebut diantaranya ialah:

1. Kemunduran Turki disebakan karena ketidak mauan mereka

menerima perubahan dan melakukan interpretasi baru ajaran

Islam yang sesuai dengan kondisi sosialnya. Obat penawar dari

model ini ialah menghilangkan konstitusi Islam yang usang dan

menggantinya dengan peradaban yang sesuai dengan peradaban

Islam.

2. Dalam beragama mereka berusaha untuk memisahkan anatara

diniyet dan muamilet. Urusan ibadah (diniyet) diserahkan kepada

ulama sedangkan muamalah diserahkan kepada negara.

3. Dalam bidang ekonomi kelompok ini menyerang kelompo Islam

yang menyamakan antara bunga bank dengan riba. Bagi mereka

bunga adalah hasil transaksi sewa.

4. Dalam urusan politik mereka cenderung concern dengan dengan

pendapat barat yang memisahkan urusan agama dengan

kekuasaan politik.

13
5. Tentang wanita mereka lebih mengusulkan status wanita dan pria

dalam pendidikan, perkawinan, waris dan penghapusna poligami.

6. Dalam bidang pendidikan kelompok ini setuju dengan pemikiran

Islamisme yang memandang bahwa kemerosotan moral

disebabkan oleh melemahnya pengaruh-pengaruh agama.

Dampak yang muncul dari pertentangan diantara ketiga kelompok ini ialah

lahirnya negara Turki yang bersifat sekuler yang dimenangkan oleh kelompok

nasioanalis. Turki berubah menjadi negara republik yang sekuler setelah

dipimpin oleh Mustafa Kemal Attartuk yang diproklamirkan pada tanggal 29

Oktober 1923. Pembentukan negara Turki inilah yang kemudian menghapus

institusi khilafah dan mengakhiri dominsai ulama dalam dan berbah menjadi

negara sekuler dengan undang-undang 1937.8

C. Gerakan Modernisme dan Sekulerisme Indonesia

Modernisme dan seulrisme tidak hanya terjadi wilayah Turki saja,

akan tetapi juga terjadi wilayah NKRI. Diantara para pendobrak gerakan

sekulerisme di Indonesia ialah sebagai berikut:

A. Soekarno

Gagasan sekulernya muncul setelah tertarik dengan pemikiran

Must}afa Kemal Attartuk yang telah berhasil merubah ideologi Turki dari

Khilafah menjadi Republik sekuler. Meskipun demikian pemikiran yang

diusung oleh Soekarno ini pada akhirnya di tolak oleh Natsir yang menjabat

sebagai menteri penerangan pada masa itu. Dalam perdebatan dengan

8
Taufiqurrahman, Pemikiran dan Gerakan Pembaruan Dalam Islam (Surabaya: Pustaka Islamika,
2014), 56-70.
14
Soekarno pada awal 1940-an, Natsir mengecam kecenderungan liberal

Soekarno dalam menafsirkan teks-teks klasik Islam. Baginya, kebebasan

berpikir tidak bisa diterapkan dalam pembacaan teks-teks Islam klasik.

Menurut Natsir, ada batas di mana rasionalitas kita tidak bisa dipakai sebagai

patokan.9

Meski pemikiran Soekarno di tentang oleh Natsir, Soekarno pada

akhirnya mulai memarginalisasi Islam politik, mengapa demikian? Soekarno

melakukan hal yang demikian ini karena Islam politik dinilai telah

mengancam kekuasaannya. Jalan satu-satunya yang dialkukan ialah dengan

cara ia melarang Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi) karena telah

menolak sikap Soekarno yang menginginkan sistem pemerintahan yang

disebutnya “Demokrasi Terpimpin”. Pelarangan terhadap aktifitas politik

Masyumi ini terjadi pada tahun 1960. Meskipun Masyumi menolak,

pemikiran Soekaro mendapat dukungan dari berbagai kalangan seperti halnya

dari PNI, PKI, dan Nahdlatul ‘Ulama’.10

B. Nurcholis Madjid

Sekulerisme di Indonesia muncul akibat sikap keprihatinan cak Nur

terhadap sikap politik umat islam. Dalam pemikirannya tu ia mengajak kepada

segenap umat islam agr berfikir secara realistis sehingga pandangannya itu

disebut dengan utopis. Mengapa demikian? Karena pada masa itu partai

Islam (Masyumi) mengalami kekalahan ketika berlawanan dengan rivalnya

9
Luthfi Asyaukani, Ideoolgi Islam dan Utopianisme: Tiga Model Negara Demokrasi di Indonesia
(Jakarta: Freedom Institute, 2011), 29.
10
Julie Chernov Hwang, Umat Bergerak: Mobilisasi Damai Kaum Islamis di Indonesia, Malaysia, dan
Turki, terj. Samsudin Berlian (Jakarta: Freedom Institute), 70
15
yakni PNI dan PKI. Dampaknya ialah kekuatan umat Islam tidak sebanding

dengan kekuatan kedua partai tersebut bahkan yang lebih mengenaskan lagi

ialah disaat PKI berhasil ditumpas pada tahun 1966, tetap saja umat Islam

tidak dapat menduduki posisi-posisi strategis yang kemudian cak nur

menyebutnya creative destructive. Oleh karena itu cak Nur tidak memaksakan

umat Islam ketika hendak memasuki posisi-posisi strategis.

Nurcholis madjid juga berpandangan bahwa sebuah kekuasaan yang

dibangun tanpa landasan pancasila maka kekuasaan itu tidak sah. Dalam

peemikirannya yang lain ia juga berpandangan bahwa pancasila tidak boleh

terpasung oleh penafsiran dan kekakuan. Tidak hanya itu cak nur juga

memandang bahwa pancasila merupakan common value dan common

consesus yang sejatinya bukanlah hasil dari kekuatan mistis dan statis

melainkan lahir dari naturalisasi terhadap dialektika masyarakat Indonesia

yang plural secara ideologi, suku, dan agama.11

C. Gus Dur

D. Ulil Abshar Abdallah

11
Budiman Sujatmiko, “Politik Aliran Dalam Pancasila: Keniscayaan Sejarah dan Antitesis
Fundamentalisme”, dalam Politik Indentitas dan Masa Depan Pluralisme Kita, ed. Husni Mubarok
(Jakarta: Democracy Project, 2012), 80-81.
16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pergerakan politik di Turki dari khilafah menjadi republik sekuler

disebabkan oleh adanya perbedaaan pandangan diantara gerakan-gerakan

yang telah muncul dimasa itu. Diantara gerakan terebut ialah gerakan uthmani

17
Muda, gerakan Turki Muda, gerakan yang dilakukan oleh sultan Mahmud II,

gerakan tanzimat, dan tiga gerakan yang lain yakni westernisme, Islamisme,

dan gerakan gerakan nasionalisme. Akan tetapi meskipun pada masa itu telah

banyak gerakan yang telah berdiri namun tetap saja kemenangan berada di

pihak nasionalisme setelah adanya pergeseran pandangan yang terkesan alot

dan berbuah perseteruan-perserteruan diantara para modernis dan sekuleris.

Berbeda dengan Indonesia pada masa-masa menuju modernisme dan

sekulerisme negara kita ini masih berada dibawah naungan penjajah Belanda

sehingga belum ada greget untuk bangkit melawan penjajah. Akan tetapi

mulai era orde lama sampai dengan reformasi lahir para tokoh-tokoh yang

dianggap mewakili pemikiran sekulerisme diantranya ialah Soekarno yang

kemudian pemikirannya di tentang Natsir, Nurcholis Madjid, Gus Dur, dan

Ulil Absar Abdallah.

18
DAFTAR PUSTAKA

Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. Islam and Secularism. Kuala Lumpur:


International Institute of Islamic Thought And Civization.

A.Mughni, Syafiq. Sejarah Kebudayaan Islam di Kawasan Turki. Ciputat: Logos


Wacana Ilmu, 1997.

Ali Rif’an, “Dinasti Turki dan Sekulerisasi Turki”, Majelis Penulis on line,
majelispenulis.blogspot.com/2012/06/dinasti-turki-utsmani-dan-
sekularisasi.html, diakses tanggal 30 Oktober 2014.

Arifin Baderi, Muhammad. Jaringan Islam Liberal: Sebuah Doktrin Usang. t.tp: t.p,
t.t.

Black, Anthony. The History of Islamic Political Thought From the Prophet to the
Present. Edinburg: Edinburg University Press, 2011.
Djoened Poesponegoro, Marwati, dan Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1993.

el-Guiyanie, Gugun. Resolusi Jihad Paling Syar’i. Yogjakarta: Lkis, 2010.

Hamid, Hamdani. Pemikiran Modern Dalam Islam. Jakarta: Direktorat Jendral


Pendidikan Islam.

J. Shaw, Standford dan Ezel Kural Shaw. History of The Ottoman Empire and
Modern Turkey Cambridge: University Cambridge Press, 2005.

Munawwar Rachman, Budhy. Ensiklopedia Nurcholis Madjid ed, Ahmad Gaus, et.al.
Jakarta: Demokrasi Project, 2012.

Ricklef, M.C. A History of Modern Indonesia Since c.1200. Macmillan: Palgrave,


2001.

Rusli, Ris’an. Pembaharuan Pemikiran Modern Dalam Islam. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2013.

19
Taufiqurrahman, Pemikiran dan Gerakan Pembaruan Dalam Islam. Surabaya:
Pustaka Islamika, 2014.

Von Mises, Ludwig. Menemukan Kembali Liberaisme terj. Laela E. Madijah. Jakarta:
Fredom Isntitute, 2011.
Wahid, Abdurrahman. Islamku, Islam Anda, dan Islam Kita: Agama Masyarakat
Negara Demokrasi Jakarta: Digital Project, 2011.

20
21

Anda mungkin juga menyukai