Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 9 (Sembilan)

- Angga randika yulanda (210105054)


- Muhammad ridho ramadhan (210105081)
- Isni salsabila (210105110)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Periode modern merupakan zaman kebangkitan Islam. Pada periode


pertengahan umat Islam mengalami kemunduran baik bidang pendidikan,
pengetahuan, sosial maupun bidang-bidang yang terkait dengan politik, budaya
dan teknologi. Periode modern ini dikenal dengan zaman pembaharuan. Kata
“pembaharuan” seakan-akan identik dengan modernisasi yang lahir di dunia
Barat.

Modernisasi diambil dari kata dasar “modern” yang artinya terbaru, cara
baru, mutakhir atau sikap dan cara berpikir serta bertindak sesuai dengan
tuntunan zaman.Sedangkan modernisasi adalah proses pergeseran sikap dan
mentalitas sebagai masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan tuntunan hidup
masa kini. Artinya cara berfikir, aliran gerakan dan usaha untuk merubah
faham, adat-istiadat dan sebagainya, untuk disesuaikan dengan suasana baru
yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Pembaharuan dalam Islam muncul karena mempunyai tujuan yaitu untuk


membawa umat Islam kepada kemajuan. Sebab pada periode pertengahan umat
Islam sudah sedemikian tertinggal jauh dibelakang peradaban Barat. Salah satu
indikatornya adalah koekspedisi Napoleon Bonaparte di Mesir yang berakhir
tahun 1801 M membuka mata dunia Islam. Kaum muslim di Turki (saat jadi
pusat khalifah) dan Mesir terasa akan kemunduran dan kelemahan umat Islam,
di samping kemajuan dan kekuatan Barat. Mesir sendiri merupakan salah satu
tempat lahirnya peradaban manusia, jauh sebelum orang mengenal sejarah
tertulis. Peradaban tersebut berkembang sekitar 5000 hingga 3100 SM.
Meskipun hanya dalam waktu tiga tahun mulai dari tahun 1798-1801 M,
Napoleon menguasai Mesir dan pengaruh yang ditinggalkan sangat besar dalam
kehidupan bangsa Mesir. Seperti dua set alat percetakan ( alat cetak Bahasa
Arab dan Bahasa Latin ). Disamping itu pula 600 orang sipil yang diantaranya
terdapat 167 pakar ilmuan-ilmuan yang ahli dalam berbagai disiplin ilmu.

Dibangunnya sebuah lembaga pendidikan yaitu Institut de Egypte yang di


dalamnya terdapat empat bidang pengetahuan yaitu, ilmu pasti, ilmu alam,
ekonomi, politik dan seni sastra. Institut de Egypte juga boleh dikunjungi oleh
mayarakat Mesir yang ingin menimba ilmu. Dari Institut inilah terjadi
persentuhan budaya atau peradaban dan agama. Dimana secara langsung,
masyarakat Mesir khususnya umat Islam pertama kalinya dapat berkontak
langsung dengan orang Eropa. Institut de Egypte juga memiliki peralatan
modern yang canggih seperti mikroskop, teleskop atau alat percobaan lainnya
serta ketekunan dan kesungguhan kerja orang Perancis, merupakan hal yang
asing dan menakjubkan bagi masyarakat Mesir kala itu.

BAB II

PEMBAHASAN

Pembaharuan dalam Islam merupakan suatu keharusan yang terjadi dalam


siklus kehidupan dengan tujuan memperbaiki segala persoalan sosial
keagamaan yang sangat dibutuhkan masyarakat pada saat itu sebagai akumulasi
dari sebab akibat yang terjadi di masyarakat, sehingga melahirkan tokoh-tokoh
pembaharuan yang mengadakan perubahan terhadap keadaan yang sedang
berlangsung walaupun harus berlawanan dengan faham dan pemikiran yang
ada. Karakteristik pembaharuan Islam yang terjadi di Mesir dan Turki ada
keragaman yang menjadi acuan serta latar belakang tokohnya. Pembaharuan di
Mesir lebih banyak berangkat dan digerakan pembaharuan pemikiran akademis
baik itu dari lulusan Al-Azhar sebagai tempat khazanah ilmu atau perguruan
tinggi lainnya. Begitu pula latar belakang kehidupan dan pengalaman seorang
tokoh pembaharu akan mewarnai gerakan pembaharuan yang dilakukannya,
seperti adanya perbedaan gerakan pembaharuan Jamaludin al-Afghani dengan
Muhammad Abduh. Sedangkan pembaharuan di Turki lebih terpokus kepada
tokoh kepemimpinan atau kelompok yang menyokong kekuasaan pada saat itu
dengan melihat Barat sebagai acuannya. Di Mesir tokoh pembaharuan
berhadapan dengan keadaan pola pendidikan, politik dan sosial keagamaan
masyarakat yang sedang mengalami penjajahan dari bangsa Barat, sementara di
Turki melihat Barat sebagai negara yang telah mengalahkan mereka di kancah
perpolitikan dunia dengan cara mengimbangi atau lebih banyak belajar kepada
Barat dalam segala halnya. Sehingga segala sesuatu yang akan menghalangi
tujuan tersebut akan dilawan dengan cara revolusioner seperti yang dilakukan
Mustafa Kemal yang menghapuskan kekhilafahan Turki Usmani menjadi
Republik Turki.Pemikiran pembaharuan atau modernisasi Islam di Indonesia
timbul terutama sebagai hasil kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat.
Dengan adanya kontak itu, umat Islam sadar bahwa mereka telah mengalami
kemunduran dibandingan dengan Barat. Kesadaran itu membuat umat Islam
berusaha mengejar ketertinggalan serta memulihkan kembali kekuatan Islam
seperti sebelumnya. Ide gerakan modernisasi Islam masuk ke Indonesia melalui
berbagai saluran, antaranya lewat kontak para intelektual muslim Indonesia
dengan intelektual muslim Timur Tengah, dan kontak jemaah haji Indonesia
dengan jemaah luar. Bentuk-bentuk pembaharuan Islam di Indonesia yaitu;
gerakan puritanisme, gerakan reformisme, gerakan radikalisme dan gerakan
neo-sufisme. Tujuan akhir dari pembaharuan yang dilakukan oleh tokoh
pembaharuan bagaimana Islam dapat menjawab segala persoalan yang terjadi di
masyarakat dan tetap sesuai di segala zaman, serta ajaran Islam memberikan
kontribusi yang positif dalam setiap perkembangan zaman.

Anda mungkin juga menyukai