Dalam Islam
Kelompok 5
Nama Anggota
Reformasi merupakan upaya dari pemerintah maupun individu untuk melakukan perubahan terhadap suatu badan atau lembaga yang
berada di suatu lingkungan, dengan melihat fenomena yang telah terjadi sebelumnya, dan dirasakan tidak memberikan dampak secara
signifikan terhadap perbaikan kesejahteraan anggota melalui sistem pemerintahan maupun pengorganisasian yang baik. Reformasi bisa
dilakukan di semua aspek kehidupan, tanpa terkecuali di bidang agama, berdasarkan pada dinamika-dinamika kehidupan yang keliru yang
diterapkan selama ini, sehingga membutuhkan perbaikan dan pelurusan tujuan melalui visi dan misi yang jelas.
Reaktualisasi
Reaktualisasi adalah: proses, cara, perbuatan mengaktualisasikan kembali; penyegaran dan pembaruan nilai-nilai kehidupan masyarakat.
(KBBI)
Revitalisasi
Revitalisasi adalah proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali. (KBBI)
Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga
revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk menjadi vital, sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau sangat
diperlukan sekali untuk kehidupan dan sebagainya.
Reinterpretasi
Reinterpretasi penafsirkan kembali (ulang); proses, cara, perbuatan menafsirkan kembali terhadap interpretasi yang sudah ada. (KBBI)
Westernisasi
Westernisasi adalah pemujaan thd Barat yang berlebihan; pembaratan. (KBBI)
Westernisasi atau pembaratan, juga oksidentalisasi, adalah sebuah proses dimana pola kehidupan masyarakat meniru gaya budaya Barat
seperti gaya berpakaian, tingkah laku, maupun kebudayaan. Di Indonesia, tidak jelas berawal kapan westernisasi telah terjadi.
Latar
02
02 belakang
Runtuhnya daulat Abbasiyah pada akhir periode 635 H/ 1258 M secara politis
telah menyebabkan Islam kehilangan pengaruhnya di dunia. Meskipun pasca
tumbangnya Bani Abbasiyah masih berdiri beberapa kekhalifahan baik berupa
dinasti ataupun kerajaan-kerajaan, seperti; kerajaan Mughal di India, kerajaan
Safawi di Persia dan kerajaan Usmani di Turki. Namun, berdirinya dinasti dan
kerajaan tersebut tidak banyak membantu karena hanya bergerak internal di
bidang pengembangan ilmu. Nyatanya juga kemunculan dinasti-dinasti tersebut
hanya memperlebar disintegrasi politik dalam dunia Islam. Tidak dipungkiri pada
fase kemunduran kekhalifahan Islam terakhir, yakni sejak kekhalifahan Turki
Usmani berubah menjadi Negara sekuler yang dipelopori oleh Mustafa Kemal.
Kemunduran Islam semakin kronis, di lain pihak Eropa (Dunia Barat) mengalami
revolusi peradaban seperti renaissance aufklarung, dan rasionalisme yang
memberikan ekses terjadinya revolusi industri di Eropa. Artikel ini akan mengkaji
tentang isu-isu pembaharuan di dunia Islam perspektif historis.
Pada fase kebangkitan Barat, umat islam semakin terpojok menyaksikan
kemajuan Barat di berbagai bidang. Hal ini ditambah dengan ekspansi
besar-besaran yang dilakukan Barat terhadap dunia Islam. Dengan mengusung
kolonialisme yang didukung oleh fasilitas yang mumpuni kala itu, Barat dapat
menguasai dengan mudah wilayah-wilayah yang dikuasai Islam. Kolonialisme
barat terhadap dunia islam inilah menjadi salah satu faktor yang memperlemah
Islam saat ini. Di beberapa wilayah yang mayoritas Muslim seperti di Asia dan
Afrika semuanya hampir pasti terjajah. Pada abad 19 muncul kesadaran dari umat
Islam akan ketertinggalan di berbagai bidang yang dialami kaum muslimin.
Keniscayaan perubahan merupakan konsep awal yang diusung kala itu, ide
pembaruan menjadi motivasi yang diangkat.
Gerakan modernisme Islam merupakan jawaban yang ditujukan terhadap krisis
yang dihadapi umat Islam pada masanya. Kemunduran kerajaan Usmani yang
merupakan pemangku khalifah Islam, setelah abad ke 17, telah melahirkan
kebangkitan Islam di kalangan warga arab pinggiran imperium itu (Yatim, 2002:
257). Ekspektasi itu semakin tinggi ketika beberapa Negara muslim di Asia dan
Afrika perlahan mulai bangkit melawan penjajahan sehingga dapat merdeka dan
berdiri sendiri. Akan tetapi tetap saja ekses kolonialisme tetap hadir dan
mempengaruhi gerak langkah umat Islam di penjuru wilayah.
Dibidang pendidikan mayoritas umat Islam hanya mendapatkan pendidikan informal, memang ada
pendidikan berupa madrasah-madrasah tetapi sistem pengajaran yang kaku. Umat Islam saat itu
bersikap kukuh mempertahankan sesuatu yang mereka sendiri tidak mengetahui apa yang
dipertahankannya. Artinya, pemahaman taqlid begitu mendominasi paradigma umat Islam kala itu.
Abad ke 18 bagi dunia Islam merupakan abad kejatuhan dan keterpurukan. Saat
itu banyak teritori dunia Islam yang jatuh ke tangan colonial Eropa. Tahun 1774, di
bawah perjanjian Kuchuk kainarja, Daulah Utsmaniyah terpaksa melepaskan
beberapa teritorinya kepada Rusia dan keadaan menjadi parah ketika Napoleon
berhasil melakukan invasi militer ke Mesir pada tahun 1798 (Susanti, 2010).
Dampak Renaissance Eropa melahirkan perubahan-perubahan besar dalam
sejarah dunia. Abad ke-16 dan 17 M merupakan abad yang paling penting bagi
Eropa, sementara pada akhir abad ke- 17 dunia Islam mulai mengalami
kemunduran. Dengan lahirnya renaissance, Eropa bangkit kembali untuk
mengejar ketertinggalan mereka pada masa kebodohan dan kegelapan
(al-Nadwi, 1988: 220).
Pengaruh renaissance melahirkan berbagai penemuan penting di berbagai bidang ilmu
pengetahuan.Seperti mesin uap yang memberikan dampak revolusi besar-besaran di
Eropa, sehingga memberikan “jalan” Eropa untuk memproduksi banyak model
teknologi mutakhir seperti teknologi perkapalan dan teknologi militer. Dari hasil
penemuan-penemuan tersebut membuat para penjelajah seperti: Christoper
Colombus pada tahun 1492 M dapat menemukan benua Amerika dan Vasco da Gama
tahun 1498 M dapat menemukan jalan ke timur melalui Tanjung Harapan. Selain itu
dari hasil penemuan daerah-daerah strategis tersebut Eropa memperoleh kemajuan
dalam dunia perdagangan, karena mereka tidak bergantung lagi kepada jalur lama yang
dikuasai Islam (Yatim, 2002: 170).
Harus diakui kemajuan sains dan teknologi Barat menjadi problem tersendiri bagi dunia
Islam, betapa tidak dengan kemajuan-kemajuan yang dicapai tersebut membuat Barat
dengan mudah menguasai berbagai bidang strategis di dunia. Ekspansi Islam yang
sempat terhenti lama, dilanjutkan kembali oleh Barat dengan melakukan
pelayaran-pelayaran ke dunia jauh. Hegemoni barat diperlihatkan dengan menguasai
berbagai ilmu pengetahuan berupa penemuan-penemuan teknologi mutakhir, aspek
ini turut memperlemah perkembangan Islam.
Sama halnya dengan cerita Muslim di Asia Selatan yaitu yang ingin mempertahankan
atau mendefinisikan identitas muslim untuk menghadapi kebudayaan mayoritas yang
telah mapan yaitu Hinduisme. Akomodasi dan konfrontasi jarang dipedulikan
menandai hubungan sejarah Islam dan Hinduisme.Hal ini merupakan obsesi utama dari
Asia Selatan sehingga masa kini, dan ini merefleksikan konfrontasi antara India dan
Pakistan (Ahmed, 2002: 191).
Tak pelak proses Islamisasi India berjalan di tempat, paling tidak menurut Al-Birun
(dalam Ainslie T. Embree (Ed), 1971: 3-8). Setidaknya ada lima konfrontasi Islam dengan
masyarakat India yaitu bahasa, agama, tradisi, kebencian terhadap orang asing,
fanatisme dan keangkuhan budaya. Runtuhnya Baghdad juga berakibat pada geopolitik
umat Islam yang terpecah belah kedalam imperium-imperium kecil. Mereka hanya
dijadikan kantong-kantong pranata sosial untuk kekuatan politik tertentu. Akan tetapi
meskipun mengalami kemunduran tetap dampak positif yang ditimbulkan yakni
masing-masing kawasan dari daulat-daulat kecil tersebut dapat menampilkan berbagai
potensi peradaban yang dimilikinya, sejalan dengan kelebihan dan kekurangannya
dalam mengaktualisasikan ajaran Islam.
03 Tokoh
Tokoh Pembaharu dalam Islam dan corak
pemikirannya
1. Muhammad Abduh
Muhammad Abduh yang memiliki nama lengkap Muhammad bin Abduh bin
Hasan Khairullah merupakan salah seorang tokoh pemikir, pembaharu Islam pada awal
abad 19 M.
Modern Trends in Islam, menyebutkan empat agenda pembaharuan Muhammad
Abduh. Keempat agenda itu adalah pemurnian Islam dari berbagai pengaruh ajaran dan
amalan yang tidak benar. Yaitu :
a. Purifikasi
Purifikasi atau pemurnian ajaran Islam telah mendapat tekanan serius dari
Muhammad Abduh berkaitan dengan munculnya bid`ah dan khurafah yang masuk
dalam kehidupan beragama kaum muslim. Kaum muslim tak perlu mempercayai
adanyah karamah yang dimiliki para wali atau kemampuan mereka sebagai perantara
(wasilah) kepada Allah. Dalam pandangan Muhmmad Abduh, seorang muslim
diwajibkan mengindarkan diri dari perbuatan dari perbuatan Syirik
b. Reformasi
Muhammad Abduh menyatakan bahwa kewajiban belajar itu tidak hanya mempelajari
buku-buku klasik berbahasa Arab yang berisi dogma ilmu kalam untuk membela Islam.
Akan tetapi, kewajiban belajar juga terletak pada mempelajari sain-sain modern, serta
sejarah dan agama Eropa, agar diketahui sebaba-sebab kemajuan yang telah mereka
capai.11 Usaha awal reformasi Muhammad Abduh adalah memperjuangan mata kuliah
filsafat agar diajarkan di Al-Azhar. Dengan belajar filsafat, semangat intelektualisme
Islam yang padam diharapkan dapat dihiduipkan kembali
c. Pembelaan Islam
Muhammad Abduh lewat Risalah Al-Tauhidny tetap mempertahankan potret diri
Islam. Hasratnya untuk menghilangkan unsur-unsur asing merupakan bukti bahwa dia
tetap yakin dengan kemandirian Islam. Muhammad Abduh terlihat tidak pernah
menaruh perhatian terhadap paham-paham filsafat anti agama yang marak di Eropa.
Dia lebih tertarik memperhatikan serangan-serangan terhadap agama Islam dari sudut
keilmuan. Muhammad Abduh berusaha mempertahankan potret Islam dengan
menegaskan bahwa jika pikiran dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Hasil yang
dicapainya otomatis akan selaras dengan kebenaran illahi yang dipelajari melalui agama
b. Reformasi
Muhammad Abduh menyatakan bahwa kewajiban belajar itu tidak hanya mempelajari
buku-buku klasik berbahasa Arab yang berisi dogma ilmu kalam untuk membela Islam.
Akan tetapi, kewajiban belajar juga terletak pada mempelajari sain-sain modern, serta
sejarah dan agama Eropa, agar diketahui sebaba-sebab kemajuan yang telah mereka
capai.11 Usaha awal reformasi Muhammad Abduh adalah memperjuangan mata kuliah
filsafat agar diajarkan di Al-Azhar. Dengan belajar filsafat, semangat intelektualisme
Islam yang padam diharapkan dapat dihiduipkan kembali
c. Pembelaan Islam
Muhammad Abduh lewat Risalah Al-Tauhidny tetap mempertahankan potret diri
Islam. Hasratnya untuk menghilangkan unsur-unsur asing merupakan bukti bahwa dia
tetap yakin dengan kemandirian Islam. Muhammad Abduh terlihat tidak pernah
menaruh perhatian terhadap paham-paham filsafat anti agama yang marak di Eropa.
Dia lebih tertarik memperhatikan serangan-serangan terhadap agama Islam dari sudut
keilmuan. Muhammad Abduh berusaha mempertahankan potret Islam dengan
menegaskan bahwa jika pikiran dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Hasil yang
dicapainya otomatis akan selaras dengan kebenaran illahi yang dipelajari melalui agama
d. Reformulasi
Agenda reformulasi tersebut dilasanakan Muhmmad Abduh dengan cara
membuka kembali pintu ijtihadd. Menurutnya, kemunduran kaum muslim disebabkan
oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal. Muhammad Abduh dengan refomulasinya
menegaskan bahwa Islam telah membangkitkan akal pikiran manusia dari tidur
panjangnya. Manusia tercipta dalam keadaan dalam keadaan tidak terkekang.
2. Sayyid Muhammad Rasyid Ridha
Sayyid Muhammad Rasyid Ridha, lahir di Qalmun pada 27 Jumadil Awal 1282 H.
Beliau adalah bangsawan Arab yang memiliki garis keturunan langsung dari Sayyidina
Husen, putera Ali bin Abu Thalib dan Fatimah puteri Rasulullah Saw
Muhammad Rasyid Ridha mulai mencoba menjalankan ide-ide pembaharuannya
sejak ia masih berada di Suria. Tetapi usaha-usahanya mendapat tantangan dari dari
pihak kerajaan Utsmani. Kemudian ia pindah ke Mesir dan tiba di sana pada bulan januari
1898 M.
c. Konsep Iman
Rasyid Ridha mempunyai dasar pemikiran bahwa kemunduran umat Islam
disebabkan keyakinan dan amal perbuatan mereka yang telah menyimpang dari ajaran
Islam. Oleh karena itu, upaya pembahasan yang dilaksanakannya dititik beratkan kepada
usaha untuk mengembalikan keberagamaan ummat kepada ajaran Islam yang
sebenarnya.
2. Dalam Bidang Pendidikan
Rasyid Ridha dalam beristimbat terlebih dahulu melihat nash, bila tidak
ditemukan di dalam nash di dalam nash, ia mencari pendapat sahabat, bila terdapat
pertentangan ia memilih pendapat yang paling dekat dengan dengan Al-Qur’an dan
Sunnah dan bila tidak ditemukan, ia berijtihad atas dasar Al-Qur’an dan Sunnah.
Dalam hal ini, Rasyid Ridha melihat perlu diadakah tafsir modern dari AlQur’an
yaitu tafsiran yang sesuai dengan ide-ide yang dicetuskan gurunya, Muhammad
Abduh. Ia menganjurkan kepada Muhammad Abduh supaya menulis tafsir modern
Kuliah-kuliah tafsir itu dimulai pada tahun 1899 dan keterangan-keterangan yang
diberikan oleh Muhammad Abduh dalam kuliahnya inilah yang kemudian dikenal
dengan tafsir al-Manar.
04
Isu-isu utama yang dibahas
dalam pembaharuan dalam
islam
Pembaharuan di Arab
Salah satu pelopor pembaharuuan Islam di Arab adalah aliran
Wahabiyah yang sangat berpengaruh di abad ke-19. Pelopornya
adalah Muhammad ibn Abdul Wahab (1703-1787) yang berasal dari
Nejd, Saudi Arabia. Pemikirannya adalah upaya untuk memperbaiki
keadaan umat Islam dan merupakan reaksi dari paham tauhid
yang terdapat dikalangan umat Islam saat itu. Dimana
paham-paham tauhid mereka telah tercampur dengan
ajaran-ajaran lain sejak abad ke-13. Wahabi adalah sebuah
gerakan reformis puritanis (salafiyah). Masalah tauhid merupakan
ajaran yang paling dasar dalam Islam.
Dasar peradaban baru ini ialah ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
pondasi kokoh bagi kemajuan dan kekuatan orang Barat modern yang berasal
dari hasil pemikiran manusia
Fase modern memunculkan beberapa
gerakan-gerakan dalam dunia Islam; dari
yang bersifat keagamaan, sosial, dan
politik
Terima
Kasih!