Anda di halaman 1dari 31

Aspek Pembaharuan

Dalam Islam
Kelompok 5
Nama Anggota

1. Muhammad Ilham Mulya Sawang (047)


2. Annisa Zalianty Maharani (063)
3. Shafa Izzati El Rahmah (074)
4. Lavona Ardisa (070)
5. Tsamara Ali Zahra (060)
6. Alifah Marwa Syaharani (078)
01
pengertian
You can enter a subtitle here if you need it
Dalam tradisi khajanah intelektual Islam, istilah pembaruan (dalam
konteks ini. pembaruan Islam) dianggap sebagai terjemahan dari kata
Arab tajdid,' dan juga modernism dalam terminologi Barat.

Menurut Harun Nasution, pembaruan Islam adalah segala usaha


umat Islam, baik berupa fikiran maupun gerakan, untuk merubah dan
menyesuaikan faham-faham atau pemikiran keagamaan Islam
dengan perkembangan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern Barat.,
Pertama, pembaruan dalam Islam menunjuk pada usaha melakukan perubahan. Usaha
ini dilakukan setelah adanya kesadaran dan keprihatinan umat Islam atas kondisi
internal kemunduran yang dialaminya. Kedua, ajaran agama Islam, khususnya hasil
ijtihad dan pemikiran para ulama terdahulu, adalah merupakan sasaran pembaruan
Islam. Dengan lain kata, sesungguhnya pembaharuan Islam sama sekali tidaklah
berpretensi memperbarui atau melakukan perubahan terhadap al-Qur'an dan as
Sunnah, karena kebenarannya mutlak shalih likulli zaman wa makan (benar untuk
setiap waktu dan tempat). Ketiga, subjek pembaruan dalam Islam adalah para pembaru
dari kalangan insider (internal) umat Islam, bukan dari kalangan outsider (eksternal,
non-Muslim),
Pengertian serta Persamaan dan
Perbedaan Reformasi, Reaktualisasi,
Revitalisasi, Reinterpretasi, dan
Westernisasi
REFORMASI
Reformasi secara umum berarti perubahan terhadap suatu sistem yang telah ada pada suatu masa. (KBBI)

Reformasi merupakan upaya dari pemerintah maupun individu untuk melakukan perubahan terhadap suatu badan atau lembaga yang
berada di suatu lingkungan, dengan melihat fenomena yang telah terjadi sebelumnya, dan dirasakan tidak memberikan dampak secara
signifikan terhadap perbaikan kesejahteraan anggota melalui sistem pemerintahan maupun pengorganisasian yang baik. Reformasi bisa
dilakukan di semua aspek kehidupan, tanpa terkecuali di bidang agama, berdasarkan pada dinamika-dinamika kehidupan yang keliru yang
diterapkan selama ini, sehingga membutuhkan perbaikan dan pelurusan tujuan melalui visi dan misi yang jelas.

Reaktualisasi
Reaktualisasi adalah: proses, cara, perbuatan mengaktualisasikan kembali; penyegaran dan pembaruan nilai-nilai kehidupan masyarakat.
(KBBI)

Revitalisasi
Revitalisasi adalah proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali. (KBBI)

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga
revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan untuk menjadi vital, sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau sangat
diperlukan sekali untuk kehidupan dan sebagainya.

Reinterpretasi
Reinterpretasi penafsirkan kembali (ulang); proses, cara, perbuatan menafsirkan kembali terhadap interpretasi yang sudah ada. (KBBI)

Westernisasi
Westernisasi adalah pemujaan thd Barat yang berlebihan; pembaratan. (KBBI)
Westernisasi atau pembaratan, juga oksidentalisasi, adalah sebuah proses dimana pola kehidupan masyarakat meniru gaya budaya Barat
seperti gaya berpakaian, tingkah laku, maupun kebudayaan. Di Indonesia, tidak jelas berawal kapan westernisasi telah terjadi.
Latar
02
02 belakang
Runtuhnya daulat Abbasiyah pada akhir periode 635 H/ 1258 M secara politis
telah menyebabkan Islam kehilangan pengaruhnya di dunia. Meskipun pasca
tumbangnya Bani Abbasiyah masih berdiri beberapa kekhalifahan baik berupa
dinasti ataupun kerajaan-kerajaan, seperti; kerajaan Mughal di India, kerajaan
Safawi di Persia dan kerajaan Usmani di Turki. Namun, berdirinya dinasti dan
kerajaan tersebut tidak banyak membantu karena hanya bergerak internal di
bidang pengembangan ilmu. Nyatanya juga kemunculan dinasti-dinasti tersebut
hanya memperlebar disintegrasi politik dalam dunia Islam. Tidak dipungkiri pada
fase kemunduran kekhalifahan Islam terakhir, yakni sejak kekhalifahan Turki
Usmani berubah menjadi Negara sekuler yang dipelopori oleh Mustafa Kemal.
Kemunduran Islam semakin kronis, di lain pihak Eropa (Dunia Barat) mengalami
revolusi peradaban seperti renaissance aufklarung, dan rasionalisme yang
memberikan ekses terjadinya revolusi industri di Eropa. Artikel ini akan mengkaji
tentang isu-isu pembaharuan di dunia Islam perspektif historis.
Pada fase kebangkitan Barat, umat islam semakin terpojok menyaksikan
kemajuan Barat di berbagai bidang. Hal ini ditambah dengan ekspansi
besar-besaran yang dilakukan Barat terhadap dunia Islam. Dengan mengusung
kolonialisme yang didukung oleh fasilitas yang mumpuni kala itu, Barat dapat
menguasai dengan mudah wilayah-wilayah yang dikuasai Islam. Kolonialisme
barat terhadap dunia islam inilah menjadi salah satu faktor yang memperlemah
Islam saat ini. Di beberapa wilayah yang mayoritas Muslim seperti di Asia dan
Afrika semuanya hampir pasti terjajah. Pada abad 19 muncul kesadaran dari umat
Islam akan ketertinggalan di berbagai bidang yang dialami kaum muslimin.
Keniscayaan perubahan merupakan konsep awal yang diusung kala itu, ide
pembaruan menjadi motivasi yang diangkat.
Gerakan modernisme Islam merupakan jawaban yang ditujukan terhadap krisis
yang dihadapi umat Islam pada masanya. Kemunduran kerajaan Usmani yang
merupakan pemangku khalifah Islam, setelah abad ke 17, telah melahirkan
kebangkitan Islam di kalangan warga arab pinggiran imperium itu (Yatim, 2002:
257). Ekspektasi itu semakin tinggi ketika beberapa Negara muslim di Asia dan
Afrika perlahan mulai bangkit melawan penjajahan sehingga dapat merdeka dan
berdiri sendiri. Akan tetapi tetap saja ekses kolonialisme tetap hadir dan
mempengaruhi gerak langkah umat Islam di penjuru wilayah.

Pembaruan sendiri merupakan terjemahan dari bahasa Barat “modernisasi”, atau


bahasa Arab al-tajdid, mempunyai pengertian pikiran, gerakan untuk
menyesuaikan paham-paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru
yang ditimbulkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
modern. Dengan jalan itu pemimpin-pemimpin Islam modern mengharap akan
dapat melepaskan umat Islam dari suasana kemunduran kepada kemajuan
(Nasution, 1975: 1).
Kondisi umat Islam Pra-modern
Islam pada fase ini seperti macam yang tidak memiliki taring. Sama seperti yang diramalkan Nabi, umat
islam nantinya akan seperti buih di lautan, terombang-ambing tidak mempunyai kekuatan. Jika dahulu
faktor eksternal mendominasi runtuhnya daulat Islamiyah, maka kemunduran Islam sebelum pra
modern lebih disebabkan oleh faktor intern (Thohir, 2004: 154-155), beberapa hal diantaranya:

● Perpecahan dan tidak Adanya Kesatuan Politik


● Rasa Puas Diri dan Kejumudan Berpikir
● Membudayakan Pola Hidup mewah

Dibidang pendidikan mayoritas umat Islam hanya mendapatkan pendidikan informal, memang ada
pendidikan berupa madrasah-madrasah tetapi sistem pengajaran yang kaku. Umat Islam saat itu
bersikap kukuh mempertahankan sesuatu yang mereka sendiri tidak mengetahui apa yang
dipertahankannya. Artinya, pemahaman taqlid begitu mendominasi paradigma umat Islam kala itu.
Abad ke 18 bagi dunia Islam merupakan abad kejatuhan dan keterpurukan. Saat
itu banyak teritori dunia Islam yang jatuh ke tangan colonial Eropa. Tahun 1774, di
bawah perjanjian Kuchuk kainarja, Daulah Utsmaniyah terpaksa melepaskan
beberapa teritorinya kepada Rusia dan keadaan menjadi parah ketika Napoleon
berhasil melakukan invasi militer ke Mesir pada tahun 1798 (Susanti, 2010).
Dampak Renaissance Eropa melahirkan perubahan-perubahan besar dalam
sejarah dunia. Abad ke-16 dan 17 M merupakan abad yang paling penting bagi
Eropa, sementara pada akhir abad ke- 17 dunia Islam mulai mengalami
kemunduran. Dengan lahirnya renaissance, Eropa bangkit kembali untuk
mengejar ketertinggalan mereka pada masa kebodohan dan kegelapan
(al-Nadwi, 1988: 220).
Pengaruh renaissance melahirkan berbagai penemuan penting di berbagai bidang ilmu
pengetahuan.Seperti mesin uap yang memberikan dampak revolusi besar-besaran di
Eropa, sehingga memberikan “jalan” Eropa untuk memproduksi banyak model
teknologi mutakhir seperti teknologi perkapalan dan teknologi militer. Dari hasil
penemuan-penemuan tersebut membuat para penjelajah seperti: Christoper
Colombus pada tahun 1492 M dapat menemukan benua Amerika dan Vasco da Gama
tahun 1498 M dapat menemukan jalan ke timur melalui Tanjung Harapan. Selain itu
dari hasil penemuan daerah-daerah strategis tersebut Eropa memperoleh kemajuan
dalam dunia perdagangan, karena mereka tidak bergantung lagi kepada jalur lama yang
dikuasai Islam (Yatim, 2002: 170).

Harus diakui kemajuan sains dan teknologi Barat menjadi problem tersendiri bagi dunia
Islam, betapa tidak dengan kemajuan-kemajuan yang dicapai tersebut membuat Barat
dengan mudah menguasai berbagai bidang strategis di dunia. Ekspansi Islam yang
sempat terhenti lama, dilanjutkan kembali oleh Barat dengan melakukan
pelayaran-pelayaran ke dunia jauh. Hegemoni barat diperlihatkan dengan menguasai
berbagai ilmu pengetahuan berupa penemuan-penemuan teknologi mutakhir, aspek
ini turut memperlemah perkembangan Islam.
Sama halnya dengan cerita Muslim di Asia Selatan yaitu yang ingin mempertahankan
atau mendefinisikan identitas muslim untuk menghadapi kebudayaan mayoritas yang
telah mapan yaitu Hinduisme. Akomodasi dan konfrontasi jarang dipedulikan
menandai hubungan sejarah Islam dan Hinduisme.Hal ini merupakan obsesi utama dari
Asia Selatan sehingga masa kini, dan ini merefleksikan konfrontasi antara India dan
Pakistan (Ahmed, 2002: 191).

Tak pelak proses Islamisasi India berjalan di tempat, paling tidak menurut Al-Birun
(dalam Ainslie T. Embree (Ed), 1971: 3-8). Setidaknya ada lima konfrontasi Islam dengan
masyarakat India yaitu bahasa, agama, tradisi, kebencian terhadap orang asing,
fanatisme dan keangkuhan budaya. Runtuhnya Baghdad juga berakibat pada geopolitik
umat Islam yang terpecah belah kedalam imperium-imperium kecil. Mereka hanya
dijadikan kantong-kantong pranata sosial untuk kekuatan politik tertentu. Akan tetapi
meskipun mengalami kemunduran tetap dampak positif yang ditimbulkan yakni
masing-masing kawasan dari daulat-daulat kecil tersebut dapat menampilkan berbagai
potensi peradaban yang dimilikinya, sejalan dengan kelebihan dan kekurangannya
dalam mengaktualisasikan ajaran Islam.
03 Tokoh
Tokoh Pembaharu dalam Islam dan corak
pemikirannya
1. Muhammad Abduh
Muhammad Abduh yang memiliki nama lengkap Muhammad bin Abduh bin
Hasan Khairullah merupakan salah seorang tokoh pemikir, pembaharu Islam pada awal
abad 19 M.
Modern Trends in Islam, menyebutkan empat agenda pembaharuan Muhammad
Abduh. Keempat agenda itu adalah pemurnian Islam dari berbagai pengaruh ajaran dan
amalan yang tidak benar. Yaitu :

a. Purifikasi
Purifikasi atau pemurnian ajaran Islam telah mendapat tekanan serius dari
Muhammad Abduh berkaitan dengan munculnya bid`ah dan khurafah yang masuk
dalam kehidupan beragama kaum muslim. Kaum muslim tak perlu mempercayai
adanyah karamah yang dimiliki para wali atau kemampuan mereka sebagai perantara
(wasilah) kepada Allah. Dalam pandangan Muhmmad Abduh, seorang muslim
diwajibkan mengindarkan diri dari perbuatan dari perbuatan Syirik
b. Reformasi
Muhammad Abduh menyatakan bahwa kewajiban belajar itu tidak hanya mempelajari
buku-buku klasik berbahasa Arab yang berisi dogma ilmu kalam untuk membela Islam.
Akan tetapi, kewajiban belajar juga terletak pada mempelajari sain-sain modern, serta
sejarah dan agama Eropa, agar diketahui sebaba-sebab kemajuan yang telah mereka
capai.11 Usaha awal reformasi Muhammad Abduh adalah memperjuangan mata kuliah
filsafat agar diajarkan di Al-Azhar. Dengan belajar filsafat, semangat intelektualisme
Islam yang padam diharapkan dapat dihiduipkan kembali

c. Pembelaan Islam
Muhammad Abduh lewat Risalah Al-Tauhidny tetap mempertahankan potret diri
Islam. Hasratnya untuk menghilangkan unsur-unsur asing merupakan bukti bahwa dia
tetap yakin dengan kemandirian Islam. Muhammad Abduh terlihat tidak pernah
menaruh perhatian terhadap paham-paham filsafat anti agama yang marak di Eropa.
Dia lebih tertarik memperhatikan serangan-serangan terhadap agama Islam dari sudut
keilmuan. Muhammad Abduh berusaha mempertahankan potret Islam dengan
menegaskan bahwa jika pikiran dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Hasil yang
dicapainya otomatis akan selaras dengan kebenaran illahi yang dipelajari melalui agama
b. Reformasi
Muhammad Abduh menyatakan bahwa kewajiban belajar itu tidak hanya mempelajari
buku-buku klasik berbahasa Arab yang berisi dogma ilmu kalam untuk membela Islam.
Akan tetapi, kewajiban belajar juga terletak pada mempelajari sain-sain modern, serta
sejarah dan agama Eropa, agar diketahui sebaba-sebab kemajuan yang telah mereka
capai.11 Usaha awal reformasi Muhammad Abduh adalah memperjuangan mata kuliah
filsafat agar diajarkan di Al-Azhar. Dengan belajar filsafat, semangat intelektualisme
Islam yang padam diharapkan dapat dihiduipkan kembali

c. Pembelaan Islam
Muhammad Abduh lewat Risalah Al-Tauhidny tetap mempertahankan potret diri
Islam. Hasratnya untuk menghilangkan unsur-unsur asing merupakan bukti bahwa dia
tetap yakin dengan kemandirian Islam. Muhammad Abduh terlihat tidak pernah
menaruh perhatian terhadap paham-paham filsafat anti agama yang marak di Eropa.
Dia lebih tertarik memperhatikan serangan-serangan terhadap agama Islam dari sudut
keilmuan. Muhammad Abduh berusaha mempertahankan potret Islam dengan
menegaskan bahwa jika pikiran dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Hasil yang
dicapainya otomatis akan selaras dengan kebenaran illahi yang dipelajari melalui agama
d. Reformulasi
Agenda reformulasi tersebut dilasanakan Muhmmad Abduh dengan cara
membuka kembali pintu ijtihadd. Menurutnya, kemunduran kaum muslim disebabkan
oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal. Muhammad Abduh dengan refomulasinya
menegaskan bahwa Islam telah membangkitkan akal pikiran manusia dari tidur
panjangnya. Manusia tercipta dalam keadaan dalam keadaan tidak terkekang.
2. Sayyid Muhammad Rasyid Ridha
Sayyid Muhammad Rasyid Ridha, lahir di Qalmun pada 27 Jumadil Awal 1282 H.
Beliau adalah bangsawan Arab yang memiliki garis keturunan langsung dari Sayyidina
Husen, putera Ali bin Abu Thalib dan Fatimah puteri Rasulullah Saw
Muhammad Rasyid Ridha mulai mencoba menjalankan ide-ide pembaharuannya
sejak ia masih berada di Suria. Tetapi usaha-usahanya mendapat tantangan dari dari
pihak kerajaan Utsmani. Kemudian ia pindah ke Mesir dan tiba di sana pada bulan januari
1898 M.

1. Pemikiran dalam bidang teologi


a. Akal dan Wahyu
Menurut Rasyid Ridha, dalam masalah ketuhanan menghendaki agar urusan
keyakinan mengikuti petunjuk dari wahyu. Sungguhpun demikian, akal tetap diperlukan
untuk memberikan penjelasan dan argumentasi terutama kepada mereka yang masih
ragu-ragu.
b. Sifat Tuhan
Dalam menilai sifat Tuhan, di kalangan pakar teologi Islam terjadi perbedaan
pendapat yang sangat signifikan, terutama dari kalangan Mu’tazilah dan Asy’ariyah.
Mengenai masalah ini, Rasyid Ridha berpandangan sebagaimana pandangan kaum
Salaf, menerima adanya sifat-sifat Tuhan seperti yang dinyatakan oleh nash, tanpa
memberikan tafsiran maupun takwil.

c. Konsep Iman
Rasyid Ridha mempunyai dasar pemikiran bahwa kemunduran umat Islam
disebabkan keyakinan dan amal perbuatan mereka yang telah menyimpang dari ajaran
Islam. Oleh karena itu, upaya pembahasan yang dilaksanakannya dititik beratkan kepada
usaha untuk mengembalikan keberagamaan ummat kepada ajaran Islam yang
sebenarnya.
2. Dalam Bidang Pendidikan

Di antara aktivitas beliau dalam bidang pendidikan antara lain membentuk


lembaga pendidikan yang bernama “al-Dakwah Wal Irsyad” pada tahun 1912 di Kairo.
Mulamula beliau mendirikan madrasah tersebut di Konstantinopel terutama meminta
bantuan pemerintah setempat akan tetapi gagal, karena adanya keluhan-keluhan dari
negeri-negeri Islam, di antaranya Indonesia, tentang aktivitas misi Kristen di negeri
negeri mereka. Untuk mengimbangi sekolah tersebut dipandang perlu mengadakan
sekolah misi Islam.
Muhammad Rasyid Ridha juga merasa perlu dilaksanakannya ide pembaharuan
dalam bidang pendidikan. untuk itu ia melihat perlu ditambahkan ke dalam kurikulum
mata-mata pelajaran berikut: teologi, pendidikan moral, sosiologi, ilmu bumi, sejarah,
ekonomi, ilmu hitung, ilmu kesehatan, bahasa-bahasa asing dan ilmu mengatur
rumah tangga (kesejahteraan keluarga), yaitu disamping fiqh, tafsir, hadits dan
lain-lain yang biasa diberikan di Madrasah-madrasah tradisional.
3. Terhadap Ijtihad

Rasyid Ridha dalam beristimbat terlebih dahulu melihat nash, bila tidak
ditemukan di dalam nash di dalam nash, ia mencari pendapat sahabat, bila terdapat
pertentangan ia memilih pendapat yang paling dekat dengan dengan Al-Qur’an dan
Sunnah dan bila tidak ditemukan, ia berijtihad atas dasar Al-Qur’an dan Sunnah.
Dalam hal ini, Rasyid Ridha melihat perlu diadakah tafsir modern dari AlQur’an
yaitu tafsiran yang sesuai dengan ide-ide yang dicetuskan gurunya, Muhammad
Abduh. Ia menganjurkan kepada Muhammad Abduh supaya menulis tafsir modern
Kuliah-kuliah tafsir itu dimulai pada tahun 1899 dan keterangan-keterangan yang
diberikan oleh Muhammad Abduh dalam kuliahnya inilah yang kemudian dikenal
dengan tafsir al-Manar.
04
Isu-isu utama yang dibahas
dalam pembaharuan dalam
islam
Pembaharuan di Arab
Salah satu pelopor pembaharuuan Islam di Arab adalah aliran
Wahabiyah yang sangat berpengaruh di abad ke-19. Pelopornya
adalah Muhammad ibn Abdul Wahab (1703-1787) yang berasal dari
Nejd, Saudi Arabia. Pemikirannya adalah upaya untuk memperbaiki
keadaan umat Islam dan merupakan reaksi dari paham tauhid
yang terdapat dikalangan umat Islam saat itu. Dimana
paham-paham tauhid mereka telah tercampur dengan
ajaran-ajaran lain sejak abad ke-13. Wahabi adalah sebuah
gerakan reformis puritanis (salafiyah). Masalah tauhid merupakan
ajaran yang paling dasar dalam Islam.

Gerakan Wahabi inilah dalam perjalanannya mempengaruhi


gerakan umat Islam diberbagai wilayah peradaban lainnya.
Gerakan ini menjadi jembatan ke arah pembaharuan Islam pada
abad ke-20 yang lebih bersifat intelektual.
Pembaharuan Islam di Mesir
Katalisator gerakan modern adalah Jamaluddin al-Afghani. Tujuan utama yang
ingin dicapai oleh adalah menggerakkan perlawanan terhadap kekuatan
Eropa.Ia menginginkan pemulihan zaman keemasan Islam di masa silam.

Dalam pandangan Afghani, perjuangan untuk mencapai kemerdekaan


memerlukan solidaritas dan kekuatan. Selain itu, kaum Muslim harus menjadi
masyarakat ilmiah modern dan cakap secara teknik.

Lebih lanjut menurut al-Afghani, reformasi Islam penting karena merupakan


basis moral bagi pencapaian teknik dan ilmiah, bahkan bagi solidaritas politik
dan kekuasaan. Menurutnya, pada intinya Islam sangat tepat dijadikan
sebagai landasan bagi seluruh masyarakat modern. Islam adalah agama akal
dan membebaskan penggunaan akal pikiran. Ia berdalih, bahwasannya al
Quran harus ditafsirkan dengan akal dan mestilah dibuka kesempatan bagi
penafsiran ulang (reinterpretasi) oleh individu dalam setiap zaman.
Pembaharuan Islam di Turki

Pembaharuan di Turki dilakukan oleh Mustafa Kamal, ia sebanarnya seorang


nasionalis pengagum barat, yang ingin Islam maju, sebab itu perlu diadakan
pembaruan dalam soal agama untuk disesuaikan dengan bumi Turki. Islam
adalah agama rasional dan perlu bagi manusia, tetapi agama rasional ini telah
dirusak oleh ulama-ulama. Oleh karena itu, usaha sekularitasinya berpusat
pada menghilangkan kekuasaan golongan ulama dalam soal Negara dan politik.
Negara harus dipisahkan dari agama (yang dimaksud kekuasaan ulama yang
menguasai syariat yang dapat menentukan masalah sosial ekonomi, hukum,
politik, dan pendidikan)
Pembaharuan Islam di India

Fase ini dimulai ditandai dengan berdirinya akademi pendidikan di Algarh.Nama


inipun memberikan kesan perpaduan yang ada dalam pemikiran Sir
Sayyed-Mohammadan Anglo-Oriental College (kemudian meningkat menjadi
sebuah universitas). Aligarh menjadi sebuah jawaban Muslim terhadap
modernisasi; suatu respon Muslim universal dalam waktu yang berubah
walaupun tidak semua muridnya muslim. Aligarh memberikan kaum Muslim suatu
perasaan tentang arah dan kepercayaan diri Sir Muhammad Iqbal (Punjab
1837-1938).

Dasar peradaban baru ini ialah ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
pondasi kokoh bagi kemajuan dan kekuatan orang Barat modern yang berasal
dari hasil pemikiran manusia
Fase modern memunculkan beberapa
gerakan-gerakan dalam dunia Islam; dari
yang bersifat keagamaan, sosial, dan
politik
Terima
Kasih!

Anda mungkin juga menyukai