Anda di halaman 1dari 5

1.

definisi, etiologi, epidemiologi, faktor risiko, prognosis, komplikasi, diagnosis, diagnosis


banding, tata laksana pada skizofrenia --> cantika, desti

2. definisi, etiologi, epidemiologi, faktor risiko, prognosis, komplikasi, diagnosis, diagnosis


banding, tata laksana pada bipolar --> irmi, fitri

jawab :

- Etiologi
etiologi terjadinya gangguan bipolar masih belum diketahui secara pasti, namun ada teori
yaitu teori dysregulation dijelaskan bahwa kemungkianan terjadinya bipolar
dikarenakankegagalan komponen homeostasis yang menyebabkan ekspresi mood melebihi
batas yang diidentifikasi sebagai fase mania dan depresi.

- Faktor resiko
 Genetik
Berdasarkan studi ditemukan bahwa gangguan bipolar diturunkan
 Kejadian traumatis
 Kecanduan minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang

- diagnosis
berdasarkan DSM-5 gangguan bipolar dikelompokan menjadi gangguan bipolar I dan
gangguan bipolar II, kriteriannya

 GB I
Kriteria diagnosisnya :
Untuk mendiagnosis GB I, kriteria episode mania harus dipenuhi. Episode mania
dapat didahului atau diikuti oleh episode hipomania atau episode depresi mayor.

A. Episode mania
- Pada periode tertenti terdapat peningkatan aktivitas atau peningkatan
energi yang terjadi paling sedikit satu minggu.
- Selama periode mania harus terdapat 3 simptom dibawah ini :
 Meningkatnya kepercayaan diri
 Berkurangnya kebutuhan tidur
 Bicara lebih banyak dari biasanya
 Distraktibilitas (perhatian mudah teralih)
 Meningkatnya aktivitas ataupun energi
 Keterlibatan yang berlebihan dalam aktivitas yang berpotensi
tinggi merugikan (ex: berbelanja yang tak terbatas)
- Episode yang terjadi tidak disebabkan oleh efek fisiologik suatu zat.

B. Episode hipomania
- Dalam periode tertentu terdapat peningkatan aktivitas ataupun energi
yang berlangsung paling sedikit selama 4 hari berturut-turut.
- Selama periode harus terdapat minimal 3 gejala berikut :
 Meningkatnya kepercayaan diri
 Berkurangnya kebutuhan tidur
 Distraktibilitas ( perhatian mudah teralih)
 Meningkatnya aktivitas ataupun energi
 Keterlibatan yang berlebihan dalam aktivitas yang berpotensi
tinggi merugikan (ex: berbelanja yang tak terbatas)
- Episode yang terjadi tidak disebabkan oleh efek fisiologik suatu zat.

C. Episode depresi mayor


- Terdapat 5 atau lebih gejala berikut yang terjadi paling sedikit dalam
dua minggu
 Mood depresi terjadi hampir sepanjang hari (terlihat
menagis, merasa sedih, murung)
 Berkurangnya miat pada semua aktivitas
 Penurunan berat badan yang bermakna
 Insomnia ataupun hipersomnia setiap hari
 Tidak bertenaga setiap hari
 Rasa tidak berharga ataupun rasa bersalah yang berlebihan
 Berkurnagnya kemampuan untuk berpikir
 Berulangnya pikiran tentang kematian, berulangnya ide
bunuh diri ataupun tindakan bunuh diri
- Gejala tidak disebakan oleh efek fisiologik suatu zat tertentu.

Diagnosis GB I

1. Kriteria paling sedikit satu episode manik (kriteria A-D dari episode manik)
2. Adanya episode manik dan episode depresif mayor

 GB II
Untuk mendiagnosis GB II kriteria episode hipomanik dan kriteria episode depresif
harus terpenuhi.

A.) Episode hipomania


- Dalam periode tertentu terdapat peningkatan aktivitas ataupun energi
yang berlangsung paling sedikit selama 4 hari berturut-turut.
- Selama periode harus terdapat minimal 3 gejala berikut :
 Meningkatnya kepercayaan diri
 Berkurangnya kebutuhan tidur
 Distraktibilitas ( perhatian mudah teralih)
 Meningkatnya aktivitas ataupun energi
 Keterlibatan yang berlebihan dalam aktivitas yang berpotensi
tinggi merugikan (ex: berbelanja yang tak terbatas)
- Episode yang terjadi tidak disebabkan oleh efek fisiologik suatu zat.

B.) Episode depresi mayor


- Terdapat 5 atau lebih gejala berikut yang terjadi paling sedikit dalam
dua minggu
 Mood depresi terjadi hampir sepanjang hari (terlihat
menagis, merasa sedih, murung)
 Berkurangnya miat pada semua aktivitas
 Penurunan berat badan yang bermakna
 Insomnia ataupun hipersomnia setiap hari
 Tidak bertenaga setiap hari
 Rasa tidak berharga ataupun rasa bersalah yang berlebihan
 Berkurnagnya kemampuan untuk berpikir
 Berulangnya pikiran tentang kematian, berulangnya ide
bunuh diri ataupun tindakan bunuh diri
- Gejala tidak disebakan oleh efek fisiologik suatu zat tertentu.

Diagnosis GB II
- Paling sedikit harus memenuhi episode hipomanik dan depresi
mayor
- Tidak pernah mengalami episode manik
 Tata laksana

a. Farmakoterapi

Setelah diagnosis gangguan bipolar ditegakan, terapi farmakologi harus segera diberikan. Tujuan dari
terapi farmakologi bipolar adalah tercapainya remisi sempurna simptom mood bukan hanya
pengurangan gejala.

Pada publikasi terdapat rekomendasi lini pertama untuk mania akut


- Litium
- Valproat
- Asenapin
- Paliparidon
- Divalproat

Terdapat 4 jenis obat yang digolongkat sebagai stabilitator mood untuk mengatasi episode mood yang
terjadi yaitu :
- Litium  untuk fase mania akut
- Valproat
- Lamotrigin  untuk episode depresi
- Karbamazepin
b. Non farmakologi

- Psikoedukasi
- Pendekatan terapi yang berfokus pada keluarga
- Cognitive behaviour therapy (CBT)
- Interpersonal and social rhythm theraphy (IPSRT)

 Komplikasi
Gangguan bipolar jika tidak diobati dapat menyebabkan perubahan suasana hati
yang lebih lama dan lebih parah. Misalnya, episode depresi terkait bipolar dapat
bertahan hingga 6 bulan, sedangkan episode mania dapat bertahan hingga 4 bulan.
Pengidap bipolar juga lebih berisiko untuk mengalami hal-hal berikut:

 Penyalahgunaan zat (misalnya, alkohol atau obat-obatan).


 Kecemasan.
 Berat badan yang tidak sehat (seperti obesitas).
 Pikiran untuk bunuh diri.

3. perbedaan gangguan skizofrenia, bipolar, dan depresi --> erli, ade

4. patofisiologi skizofrenia, depresi, bipolar --> pebri, ka zaki


5. hasil wawancara psikiatri dan interpretasi data --> gagah, shafa

7. IMDB mengenai pandangan islam kepada orang dengan gangguan jiwa --> semuaaaaaaa

Anda mungkin juga menyukai