Bipolar
Pembimbing :
dr. Jonli Indra, Sp.KJ
Disusun Oleh :
Fitria Apriliani (110.2009.117)
Definisi
Berdasarkan PPDGJ III, gangguan afektif bipolar adalah
gangguan yang tersifat oleh episode berulang (yaitu sekurangkurangnya dua) yang menunjukkan suasana perasaan (mood)
pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, dan gangguan
ini pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana
perasaan (mood) serta peningkatan energi dan aktivitas
(mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa
penurunan suasana perasaan (mood) serta pengurangan
energi dan aktivitas (depresi).
Khas: biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode.
Epidemiologi
Prevalensi gangguan ini berkisar antara 2-25%. Gangguan
afektif bipolar merupakan peringkat kedua terbanyak sebagai
penyebab disabilitas. Sebanyak 4% dari populasi menderita
gangguan bipolar.
Populasi diperkirakan antara 10-15 per 100.000 diantara
manusia.
Prevalensi pria = wanita pada semua kelompok budaya dan
etnis.
Etiologi
Hingga saat ini belum diketahui etiologi yang pasti. Bisa terjadi
karena berbagai faktor seperti faktor genetika dan psikososial.
Bipolar terjadi secara biologis berupa gangguan di
neurotransmitter otak yang berfungsi mengatur
keseimbangan. Faktor genetika dianggap sebagai mekanisme
gen yang saling bergantungan, sedangkan aktivitas dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar merupakan faktor
dari segi psikososial biasanya mendahului episode awal dari
gangguan bipolar.
Gejala
Terdapat dua pola gejala dasar pada Gangguan bipolar yaitu, episode
depresi dan episode mania.
Episode manik/mania
Paling sedikit satu minggu (bisa kurang, bila dirawat) pasien mengalami
mood yang elasi, ekspansif, atau iritabel. Pasien memiliki, secara
menetap, tiga atau lebih gejala berikut (empat atau lebih bila hanya
mood iritabel) yaitu : 1,2,3
Episode Depresi
Pada semua tiga variasi dari episode depresif khas yang tercantum di
bawah ini : ringan, sedang, dan berat, individu biasanya menderita
suasana perasaan (mood) yang depresif, kehilangan minat dan
kegembiraan, dan berkurangnya enersi yang menuju meningkatnya
keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktivitas. Biasanya ada rasa
lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja. Gejala lazim lainnya
adalah :1,3
Konsentrasi dan perhatian berkurang;
Harga diri dan kepercayaan diri berkurang;
Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna (bahkan pada
episode tipe ringan sekali pun);
Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis;
Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri;
Tidur terganggu;
Nafsu makan berkurang.
Episode Campuran
Paling sedikit satu minggu pasien mengalami episode mania
dan depresi yang terjadi secara bersamaan. Misalnya, mood
tereksitasi (lebih sering mood disforik), iritabel, marah,
serangan panic, pembicaraan cepat, agitasi, menangis, ide
bunuh diri, insomnia derajat berat, grandiositas,
hiperseksualitas, waham kejar dan kadang-kadang bingung.
Kadang-kadang gejala cukup berat sehingga memerlukan
perawatan untuk melindungi pasien atau orang lain, dapat
disertai gambaran psikotik, dan mengganggu fungsi personal,
social dan pekerjaan.1,3
Kriteria Diagnostik
Berdasarkan Diagnostic and Stastitical Manual (DSM) IV,
gangguan bipolar dibedakan menjadi dua bagian meliputi (1)
gangguan bipolar I dan (2) bipolar II. Gangguan bipolar I
ditandai adanya dua episode yang berbeda yaitu episode
manik dan depresi sedangkan gangguan bipolar II ditandai
dengan hipomanik dan depresi. Pembagian PPDGJ III membagi
dengan klasifikasi yang berbeda meliputi episode saat ini yang
dialami penderita.
DSM-IV
Berdasarkan DSM-IV, Gangguan bipolar digolongkan menjadi 4 kriteria :
Gangguan bipolar
Terdapat satu atau lebih episode manik. Episode depresi dan hipomanik
tidak diperlukan untuk diagnosis tetapi episode tersebut sering terjadi.
Gangguan bipolar II
Terdapat satu atau lebih episode hipomanik atau episode depresif
mayor tanpa episode manik.
Siklotimia
Adalah bentuk ringan dari Gangguan bipolar. Terdapat episode
hipomania dan depresi yang ringan yang tidak memenuhi kriteria
episode depresif mayor.
Gangguan bipolar Yang Tidak Tergolongkan
Gejala-gejala yang dialami penderita tidak memenuhi kriteria Gangguan
bipolar I dan II. Gejala-gejala tersebut berlangsung tidak lama atau
gejala terlalu sedikit sehingga tidak dapat didiagnosa Gangguan bipolar I
dan II.
PPDGJ-III
F31 Gangguan Afektif Bipolar
F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Hipomanik
F31.1 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Tanpa
Gejala Psikotik
F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Dengan
Gejala Psikotik
Gambaran Klinik
Episode Manik
Peningkatan aktivitas atau agitasi
Peningkatan pembicaraan (presure of speech)
Lompatan gagasan, atau individu secara subyektif merasakan
percepatan pikiran
Hilangnya batasan normal sosial, yang berakibat pada perilaku yang
tidak sesuai dalam lingkungannya.
Penurunan kebutuhan tidur
Peningkatan self-esteem atau rasa kebesaran
Perubahan terus-menerus dari aktivitas atau rencana
Perilaku yang tidak bijaksana dan tidak hati-hati
Peningkatan energi seksual atau tidak hati-hati secara seksual
F30.0 Hipomania
Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania (F30.1), afek yang
meninggi atau berubah disertai peningkatan aktivitas, menetap
selama sekurang-kurangnya beberapa hari berturut-turut, pada
suatu derajat intensitas dan yang bertahan melebihi apa yang
digambarkan bagi siklotimia (F34.0), dan tidak disertai halusinasi
atau waham.
Biasanya perasaan sejahtera yang mencolok, efisiensi baik fisik
maupun mental, peningkatan kemampuan untuk bergaul,
bercakap, keakraban yang berlebihan, dan pengurangan waktu
tidur; namun tidak sampai menjurus pada kekacauan berat pada
pekerjaan atau penolakan oleh masyarakat.
Episode Depresif
F32 Episode Depresif
Gejala utama ( pada derajat ringan, sedang, dan berat ):
Afek depresif
Kehilangan minat dan kegembiraan, dan
Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
(rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya
aktivitas
Gejala lainnya :
Diagnosa Banding
F30 EPISODE MANIK
F30.1 Mania Tanpa Gejala Psikotik
F30.2 Mania Dengan Gejala Psikotik
Terapi
Lithium carbonate merupakan obat pilihan utama untuk
meredakan sindrom mania akut atau profilaksis terhadap
serangan sindrom mania yang kambuhan. Pada gangguan
afektif bipolar efek anti mania dari lithium disebabkan
kemampuannya mengurangi dopamine receptor
supersensitivity
harus disertai dengan pemeriksaan darah rutin karena
pengunaan litihium pada jangka panjang bisa menyebabkan
kegagalan ginjal dan masalah tiroid.
Obat anti-mania
Nama generik
Nama dagang
Sediaan
Dosis anjuran
Lithium carbonate
Frimania (mersilama)
Tab 200-300-400-500 mg
250-500 mg/h
Haloperidol
Haloperidol (indofarma)
Tab 0,5-1,5-5 mg
4,5-15 mg/h
Haldol (janssen)
Serenance (searle)
Tab 0,5-2-5 mg
Tab 0,5-1,5-5
Liq. 2 mg/ml
Amp 5 mg/cc
Carbamezapin
Tergetol (novartis)
Tab 200 mg
400-600 mg/h
2-3 x perhari
Bamgetol (mersifarma)
Caplet 200 mg
Valproic acid
Depakene (abbott)
3 x 250 mg/h
Dilproat Na
Depakote (abbott)
Tab 250 mg
3 x 250 mg/h
Anti mania :
Lithium carbonate tablet extended release 300mg/hari (dosis
max 500mg/hari).
Asam valproate, tablet 250mg 3x1
Anti psikotik :
Haloperidol
Psikoterapi
Cognitive behavioral therapy (CBT)
Family-focused therapy
Psychoeducation mengajarkan pada penderita gangguan bipolar
mengenai penyakit yang mereka derita beserta dengan
penatalaksanaannya.
Interpersonal and social rhythm therapy
Prognosis
Prognosis tergantung pada penggunaan obat-obatan dengan
dosis yang tepat, pengetahuan komprehensif mengenai penyakit
ini dan efeknya, hubungan positif dengan dokter dan therapist,
kesehatan fisik. Semua faktor ini merujuk ke prognosis bagus.