Anda di halaman 1dari 63

Referat Gangguan Bipolar

Oleh:
Meidalena Anggresia Bahen 11.2013.231
Pembimbing:
dr. Elly Ingkiriwang, Sp.KJ
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa
Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1
Juli 2014

Definisi
Gangguan bipolar (GB) merupakan
gangguan jiwa yang bersifat episodik dan
ditandai oleh gejala-gejala manic,
hipomanik, depresi, dan campuran,
biasanya rekuren serta dapat berlangsung
seumur hidup. Setiap episode dipisahkan
sekurangnya dua bulan tanpa gejala
penting mania atau hipomania.

Epidemiologi

Prevalensi GB I selama kehidupan


mencapai 2,4%, GB II berkisar antara
0,3-4,8%, siklotimia antara 0,5-6,3%, dan
hipomania antara 2,6-7,8%. Total
prevalensi spectrum bipolar, selama
kehidupan, yaitu antara 2,6-7,8%.

Etiologi

Gejala Klinis

Episode Manic
Episode Campuran
Siklus Cepat
Siklus Ultra Cepat
Sindrom Psikotik

Kriteria
Berdasarkan DSM-IV, Gangguan Bipolar
digolongkan menjadi 4 kriteria:
Gangguan Bipolar 1
Gangguan Bipolar II
Siklotimia
Gangguan Bipolar YTT

Diagnosis
Pembagian menurut DSM-IV:
Gangguan Mood Bipolar I
Gangguan Mood bipolar I, episode manic
tunggal
Gangguan Mood Bipolar I, episode manic
sekarang ini
Gangguan Mood Bipolar I, episode campuran
saat ini

lanjutan
Gangguan Mood Bipolar I, episode
hipomanik saat ini
Gangguan Mood Bipolar I, episode depresi
saat ini
Gangguan Mood Bipolar I, episode yang
tidak dapat diklasifikasikan saat ini
Gangguan Mood Bipolar II
Gangguan Siklotimia

Pembagian menurut PPDGJ III


o F31 Gangguan Afektif bipolar
o F31.0 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini
Hipomanik
o F31.1 Gangguan afektif Bipolar, Episode kini
Manik Tanpa Gejala Psikotik
o F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini
Manik dengan gejala psikotik
o F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini
Depresif Ringan atau Sedang

o F31.4 gangguan afektif bipolar, episode kini


depresif berat tanpa gejala psikotik
o F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini
Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
o F31.6 Gangguan Afektif Bipolar Campuran
o F31.7 Gangguan Afektif Bipolar, kini dalam
Remisi
o F31.8 Gangguan Afektif Bipolar Lainnya
o F31.9 Gangguan Afektif Bipolar YTT

Manifestasi klinik :
F 30.0
Hipomania
Peningkatan
suasana perasaan ringan
yang menetap sekurang-kurangnya
beberapa hari berturut-turut dan
menonjol.
Individu
mengalami
peningkatan
energi dan aktivitas, biasanya
perasaan sejahtera yang mencolok
dan efisiensi baik fisik maupun
mental.
Lebih sering eforik namun kadang
mudah marah, terkesan sombong,
serta perilaku yang tidak sopan dan
mengesalkan.
Tidak disertai halusinasi dan waham.
Konsentrasi
dan
perhatiannya

Kriteria episode hipomanik menurut DSM IV-TR


A.

Mood elasi , ekspansi, iritabel, menetap paling sedikit 4 hari,


mood jelas terlihat berbeda dengan mood biasa atau ketika tidak
sedang depresi

B.

Selama periode gangguan mood, tiga (atau lebih) gejala berikut


menetap (empat bila mood hanya iritabel), dngan derajat berat
cukup bermakna :

F 30.0 Hipomania

1.

Grandiositas atau meningkatnya kepercayaan diri

2.

Berkurangnya kebutuhan tidur (merasa segar dengan hanya


tidur tiga jam)

3.

Bicara lebih banyak dari biasanya atau adanya desakan untuk


tetap berbicara

4.

Loncatan gagasan atau pengalaman subjektif adanya pikiran


yang berlomba

5.

Distraktibilitas

6.

Meningkatnya aktivitas yang bertujuan atau agitasi psikomotor

7.

Keterlibatan
yang
berlebihan
dalam
menyenangkan yang berpotensi merugikan

aktivitas

yang

C.

Episode yang terjadi dikaitkan dengan perubahan yang jelas dalam


fungsi yang tidak khas

D.

Perubahan mood dan fungsi tersebut dapat terlihat oleh orang lain

E.

Episode yang terjadi tidak cukup berat untuk menyebabkan

Episode Manik
Euforia yang signifikan, ekspansif, atau
iritabilitas disertai dengan paling sedikit
3 gejala tambahan (4 bila mood hanya
iritabel), berlangsung paling sedikit 1
minggu
Gejala tambahan: kepercayaan diri ,
banyak bicara, berkurangnya kebutuhan tidur,
loncat gagasan, distraktibilitas.
Sering ditemukan waham dan halusinasi

Kriteria episode manik menurut DSM IV-TR


A. Mood elasi, ekspansi atau iritabel menetap secara abnormal selama periode tertentu berlangsung
paling sedikit 1 minggu (atau waktunya bisa kurang dari 1 minggu bila dirawat inap)
B. Selama periode gangguan mood tersebut tiga atau lebih gejala dibawah ini menetap dengan
derajat berat yang signifikan :
1.

Grandiositas atau meningkatnya kepercayaan diri

2.

Berkurangnya kebutuhan tidur (merasa segar dengan hanya tidur tiga jam)

3.

Bicara lebih banyak dari biasanya atau adanya desakan untuk tetap berbicara

4.

Loncatan gagasan atau pengalaman subjektif adanya pikiran yang berlomba

5.

Distraktibilitas

6.

Meningkatnya aktivitas yang bertujuan atau agitasi psikomotor

7.

Keterlibatan yang berlebihan dalam aktivitas yang menyenangkan yang berpotensi merugikan

c. Gejala-gejala tidak memenuhi kriteria episode campuran


d. Gangguan mood sangat berat sehingga menyebabkan hendaya yang jelas dalam fungsi pekerjaan,
aktivitas sosial yang biasa dilakukan, hubungan dengan orang lain, atau memerlukan perawatan
untuk menghindari melukaindiri sendiri atau orang lain atau dengan gambaran psikotik
e. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung penggunaan zat atau kondisi medik
umum

Manifestasi klinis :
Mood : meninggi, bervariasi antara
F 30.1
Mania tanpa
psikotik
keriangan
sampaigejala
eksitasi
yang: tidak
terkendali,
tidak
sesuai
dengan
keadaan individu. Terkadang muncul
rasa curiga dan mudah tersinggung.
Energi
meningkat
:
aktivitas
berlebihan, percepatan dan banyak
bicara, kebutuhan tidur berkurang.
Perhatian : mudah teralih.

Harga diri : meningkat, pemikiran


serba hebat (rencana tidak praktis
dan boros, bersifat cinta kasih,
berkelakar dalam situasi yang
tidak
tepat),
optimis
dan
dinyatakan dengan bebas.

F 30.1 Mania tanpa gejala psikotik :

Pedoman diagnostik :
Berlangsung sekurangnya satu minggu,
cukup berat sehingga mengganggu
seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial.
Perubahan mood seharusnya disertai
energi yang meninggi dan beberapa
gejala lain yang disebutkan di atas.

F 30.2, Mania dengan gejala psikotik :


Manifestasi klinis :
Gambaran klinis lebih berat dari pada mania
tanpa gejala psikotik.
Iritabilitas dan kecurigaan waham kejar,
waham kebesaran atau religius.
Waham dan halusinasi bisa serasi atau tidak
dengan suasana alam perasaan.
Peningkatan aktivitas dan eksitasi fisik yang
hebat dan terus- menerus agresi dan
kekerasan, pengabaian keselamatan dan
kesehatan diri.

F30.8 episode manik lainnya


F30.9 episode manik YTT

F 31, Gangguan Afektif Bipolar


Manifestasi klinis :
Ditandai
dengan
episode
berulang
sekurangnya dua episode, yang satu
menunjukkan peningkatan mood, energi,
dan aktivitas yang jelas terganggu
(mania/ hipomania), dan yang lain penurunan
mood, energi, aktivitas (depresi) dengan
masa remisi sempurna diantaranya.
Episode manik mulai dengan tiba-tiba,
berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5
bulan (+ 4 bulan).
Episode depresi berlangsung lebih lama,
rata-rata 6 bulan.

F 31.0, Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini


Hipomanik

Pedoman diagnostik, pasti :


a. Episode sekarang harus memenuhi
kriteria hipomania (F 30.0), dan
b. Harus ada sekurangnya satu episode
afektif
lain
(hipomanik,
manik,
depresif, atau campuran di masa
lampau).

F 31.1, Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik


tanpa Gejala Psikotik

Pedoman diagnostik, pasti :


a. Episode sekarang harus memenuhi
kriteria mania tanpa gejala psikotik (F
30.1), dan
b. Harus ada sekurangnya satu episode
afektif lain (hipomanik, manik, depresif,
atau campuran di masa lampau).

F 31.2, Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik


dengan Gejala Psikotik

Pedoman diagnostik, pasti :


a. Episode sekarang harus memenuhi kriteria
mania dengan gejala psikotik (F 30.2), waham
atau halusinasi dapat ditentukan sebagai
serasi atau tidak serasi dengan mood, dan
b. Harus ada sekurangnya satu episode afektif
lain (hipomanik, manik, depresif, atau
campuran di masa lampau).

F 31.3, Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresi


Ringan atau Sedang

Pedoman diagnostik pasti :


a. Episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk
episode depresif ringan (F 32.0) atau sedang (F
32.1), dan
b. Harus ada sekurangnya satu episode afektif
hipomanik, manik, atau campuran di masa lampau.
F 31.30, tanpa gejala somatik
F 31.31, dengan gejala somatik

F 31.4, Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresi


Berat tanpa Gejala Psikotik

Pedoman diagnostik, pasti :


a. Episode sekarang harus memenuhi
kriteria untuk episode depresif
berat tanpa gejala psikotik (F
32.2), dan
b. Harus ada sekurangnya satu
episode afektif hipomanik, manik,
atau campuran di masa lampau.

F 31.5, Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresi


Berat dengan Gejala Psikotik

Pedoman diagnostik, pasti :


a. Episode sekarang harus memenuhi
kriteria untuk episode depresif
berat dengan gejala psikotik (F
32.3), dan
b. Harus ada sekurangnya satu
episode afektif hipomanik, manik,

F 31.6, Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campuran

Manifestasi Klinis :
Pernah mengalami sekurangnya satu
episode afektif manik, hipomanik, atau
campuran di masa lampau, sekarang
sedang
menunjukkan
gejala-gejala
manik, hipomanik, dan depresif yang
tercampur atau bergantian dengan
cepat.

F 31.6, Gangguan Afektif Bipolar,


Episode Kini Campuran (lanjutan)
Pedoman diagnostik :
Khas gangguan bipolar, tetapi
a. Mood depresif :
Selama beberapa hari atau beberapa minggu disertai
aktivitas berlebihan dan kegesitan bicara, atau mood
yang manik dan grandiositas disertai agitasi dan
kehilangan energi/ libido.
Gejala depresif dan gejala mania/ hipomania
bergantian dengan cepat dari hari ke hari atau dari
jam ke jam.
b. Tiap episode sama-sama mencolok selama sekurangnya
dua minggu

F 31.7, Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini dalam


Remisi

Manifestasi Klinis :
Pernah mengalami sekurangnya satu
episode afektif manik, hipomanik, atau
campuran di masa lampau, ditambah
lagi satu episode afektif manik,
hipomanik, depresif, atau campuran,
tetapi sekarang tidak menderita suatu
gangguan afektif yang nyata dan juga
tidak menderitanya selama beberapa
bulan terakhir. Bisa saja sedang
mendapat
pengobatan
untuk

F 31.8, Gangguan Afektif


Bipolar Lainnya
F 31.9, Gangguan Afektif
Bipolar YTT

Episode

Episode depresif

Episode depresif ringan


1. Pedoman diagnostik
. Mood yang depresif kehilangan minat dan kesenangan, dan mudah menjadi
lelah
. Sekurang-kurangnya dua dari gejala diatas ditambah sekurang-kurangnya dua
gejala lain harus ada untuk menegakkan diagnosis pasti.
. Gejala lainnya :
.Konsetrasi dan perhatian berkurang
.Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
.Gagasan tentang perasaan bersalah dn tidak berguna
.Pandangan masa depan suram dan pesimistis
.Gagasan atau perbuatan membahayakan diri
.Tidur terganggu
.Napsu makan berkurang
. Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
. lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu

Episode depresif sedang


Pedoman diagnostik
Sekurang-kurangnya harus ada dua dari tiga gejala
paling khas yang ditentukan untuk episode depresif
ringan ditambah sekurang-kurangnya tida (sebaiknya
empat) gejala lainnya
Lama seluruh episode berlangsung minimal sekitar 2
minggu
Individu biasanya menghadapai kesulitan nyata untuk
meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan
rumah tangga

Episode depresif berat


1. Penderita biasanya menunjukkan ketegangan atua kegelisahan yang
amat nyata
2. Kehilangan harga diri dan perasaan dirinya tidak berguna
3. Bunuh diri
4. Pedoman diagnostik tanpa gejala psikotik :
. Tiga gejala khas untuk episode ringan dan sedanga ditambah sekurangkurangnya empat gejala lain dan beberapa diantaranya harus
berintensitas berat
. Episode depresif seharunya berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu
tapi bila gejala amat berat dan osnet sangat cepat dibenarkan untuk
menegakkan diagnosis dalam waktu kurang dari 2 minggu.
5. Pedoman diagnostik dengan gejala psikotik :
. Episode depresif berat yang memenuhi kriteria F 32.2
. Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif

Episode Campuran
Terpenuhi kriteria episode manik dann depresi mayor
paling sedikit 1 minggu
Konsep :
sindrom yang tercampur
Siklus ultra cepat
Keadaan transisi
Mania berat
Kriteria episode campuran menurut DSM IV-TR
1. Memenuhi kriteria episode manik dan depresi mayor
(kecuali untuk durasi) hampir setiap hari selama paling
sedikit satu minggu
2. Gangguan mood cukup berat sehingga menyebabkan
handaya nyata dalam fungsi pekerjaan atau aktivitas
sosial yang biasa dilakukan atau hubungan dengan orang
lain, atau memerlukan perawatan untuk mencegah
melukai diri sendiri atau orang lain, atau terdapat
gambaran psikotik
3. Gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik
langsung penggunaan zat (misalnya penyalahgunaan zat,
atau obat, ataau terapi lainnya) atau kondisi medik

Berdasarkan DSM-IV-TR klasifikasi gangguan bipolar adalah sebagai


berikut:

Jenis-jenis gangguan bipolar

1. Gangguan bipolar I.

Ditandai oleh satu atau lebih episode manik atau campuran yang
biasanya disertai oleh episode-episode depresi mayor
Kriteria diagnostik GB I, sesuai dengan DSM IV-TR :
A. Gangguan mood bipolar I, episode manik tunggal
. Hanya mengalami satu kali episode manik dan tidak ada riwayat
episode mayor sebelumnya
. Episode manik yang terjadi bukanlah skizoafektif dan tidak
bertumpang tindaih dengan skizofreania, skizofreniform, gangyuan
waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat
diklasifikasikan
B. Gangguan mood bipolar I, episode manik saat ini
. Saat ini dalam episode manik
. Sebelumnya paling sedikit pernah mengalami satu kali episode manik,
depresi atau campuran
. Episode mood pada kriteria A dan B bukanlah skizoafektif dan tidak
bertumpang tindaih dengan skizofreania, skizofreniform, gangyuan
waham, atau dengan gangguan psikotik yang tidak dapat

. Saat ini dalam episode campuran


. Sebelumnya paling sedikit pernah mengalami satu kali
episode manik, depresi atau campuran
. Episode mood pada kriteria A dan B bukanlah skizoafektif
dan tidak bertumpang tindaih dengan skizofreania,
skizofreniform, gangyuan waham, atau dengan gangguan
psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan
D. Gangguan mood bipolar I, episode yang tidak dapat
diklasifikasikan saat ini
. Kriteria kecuali durasi saat ini, memenuhi kriteria untuk
manik, hipomanik, campuran, atau episode depresi
. Sebelumnya paling sedikit pernah mengamai episode manik
atau campuran
. Gejala mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik
cukup bermakna atau menimbulkan hendaya dalam sosial,
pekerjaan, atau aspek fungsi lainnya
. Episode mood pada kriteria A dan B bukanlah skizoafektif
dan tidak bertumpang tindih dengan skizofreania,
skizofreniform, gangyuan waham, atau dengan gangguan
psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan

2. Gangguan bipolar II
Gambaran utama ditandai oleh terjadinya satu atau lebih episode depresi mayor yang
disertai oleh paling sedikit satu episode hipomanik;
3. Siklotimia
. GB ringan yang awitannya berangsur-angsur, biasanya sebelum usia 21 tahun
. Ditandai dengan depresi subsindrom dan hipomania yang siklusnya pendek
. Terdapat pergantiaan mood, kognisi, dan aktivitas
. Kriteria diagnostik gangguan siklotimia :
A. Paling sedikit selama 2 tahun, terdapat beberapa periode dengan gejala-gejala
hipomania dan beberapa periode dengan gejala-gejala depresi yang tidak memenuhi
kriteria mayor
B. Selama periode 2 tahun diatas penderita tidak pernah bebas dari gejala-gejala
kriteria A
C. Tidak ada episode depresi mayor, episode manik, episode campuran selama 2 tahun
gangguan tersebut
D. Gejala-gejala pada kriteria A bukan skizoafektif dan tidak tumpang tindih dengan
skizofreania, skizofreniform, gangyuan waham, atau dengan gangguan psikotik yang
tidak dapat diklasifikasikan
E. Gejala-gejala diatas menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup bermakna
atau menimbulkan hendaya dalam sosial, pekerjaan, atau aspek fungsi lainnya

4. Gangguan mood bipolar, siklus cepat


. Terjadi paling sedikit empat episode depresi dan hipomania atau mania
dalam satu tahun
. Jarang mengalami bebas gejala dan biasanya terdapat hendaya berat dalam
hubungan interpersonal maupun pekerjaan
5. Gangguan mood bipolar, siklus ultracepat
. Hipomania, mania, dan episode depresi bergantian dengan sangat cepat
dalam beberapa hari
. Gejala lebih berat dibandingkan dengan siklotimia
. Siklus ultracepat merupakan intermediet antara siklotimia dan siklus cepat
yang sedang akut
6. Hipomania singkat berulang
. Bentuk lain dari bipolaritas ringan
. Cenderung serupa dengan depresi siklotimia yang hipomanianya pendek.
(kurang dari 4 hari)

Tatalaksana
Gangguan bipolar (GB) sering tidak atau salah terdiagnosis menjadi beban
keluaga, disabilitas psikososial jangka panjang, dan tingginya risko bunuh diri
64% klinikus menyatakan bahwa mereka menggunakan Tuntunan
Tatalaksanan dalam mengambil keputususan untuk pemilihan obat
Tahun 2009 : Tahun Tuntunan Bipolar
International society for bipolar disorder (ISBD) 2008, perubahan di DSMV dan ICD-11 mengenai mania, depresi bipolar, GB II, spektrum bipolar,
siklus cepat, GB pada anak, dan gangguan skizoafektif.
European college of neuropsychopharmacology (ECNP) 2008, konsensus
tentang depresi bipolar dan penggunaan kombinasi terapi
dengan
antipsikotika pada berbagai gangguan psikiatrik termasuk GB
The american psychiatric (APA) 2009, mempublikasikan tuntunan
pengobatan GB versi baru
The world federation of societies of bipolar psychiatry (WFSP) 2009,
membentuk kelompok kerja da menyusun tuntunan terapi GB

Tatalaksana

1. Agitasi mania akut


. Pasien dengan mania akut dapat mengalami agitasi , agresif,
dan melakukan tindakan kekerasan
. Hospitalisasi sering diperlukan untuk mengurangi risiko pasien
melukai dirinya sendiri dan orang lain
. Pasien sering tidak patuh terhadap pengobatan karena
tilikannya buruk terhadap penyakitnya
. Sebagian besar pasien menolak menggunakan preparat oral
karena mereka merasa dirinya tidak sakit
. Episode manik ditandai dengan mood iritabel, elasi, dan
ekspansi, gangguan tidur, hiperaktif motorik, agitasi dan
melakukan perbuatan yang merugikan dirinya
. Pada keadaan mania derajat berat, pasien sering berhalusinasi
dan berwaham
. Biasanya pasien yang mengalami mania akut, selalu
membutuhkan perawatan

Rekomendasi obat injeksi untuk agitasi akut pada GB

Rekomendasi terapi pada mania


akut GB
Lini I

Litium, divalproat, olanzapin,


risperidoe, quetiapin, Quetiapin
XR, aripiprazol
Litium / divalproat + risperidon
Litium / divalproat + quetiapin
Litium / divalproat + olanzapin
Litium / divalproat +
aripiprazol

Lini II

Karbamazepin, TKL, litium +


divalproat, paliperidon

Lini III

Haloperidol, klorpromazin, litium


atau divalproat haloperidol,
litium + karbamazepin. klozapin

Tidak direkomendasikan

Gabapentin, topiramat,
lamotrigin, risperidon +
karbamazepin, olanzapin +

Depresi bipolar sering tidak terdiagnosis atau terdiagnosis


sebagai depresi unipolar
Sebelumnya, klinikus mengobati gelaja depresi dengan
antidepresan tanpa menghiraukan gejala tersebut adalah
depresi unipolar atau depresi bipolar
Saat ini, sudah tersedia obat untuk depresi bipolar
(antidepresan monoterapi)
Ada beberapa pendapat tentang depresi bipolar yang tidak
didukung oleh data penelitian :

Tatalaksana

1. Gangguan bipolar bukan penyakit yang berlangsung selama


hidup sehingga diperlukan pengobatan hanya pada episode
akut
2. Antidepresan monoterapi merupakan pengobatan lini
pertama , penambahahan dengan stabilitator mood bila
terlihat gejala manik
3. Onset kerja obat lebih cepat pada kombinasi antidepresan
dengan stabilitator mood dari pada hanya stabilitator mood
4. Frekuensi episode tidak penting dalam pemilihan terapi

Antidepresan, baik monoterapi maupun dalam bentuk kombinasi


dengan litium dapat menginduksi mania atau siklus cepat,
memperburuk perjalanan penyakit
Beberapa tuntunan tatalaksana depresi bipolar merekomendasikan
untuk tidak menggunakan antidepresan monoterapi
Klinikus lebih nyaman menggunakan antidepresan karena obat
tersebut sudah lama dikenal dan tersedia dipasaran,
juga mempunyai
alasan
tersendiri
tentangXR,
kenyamanan
Lini I Pasien
Litium.
Lamotrigin,
quetiapin,
quetiaapin
litium atau
menggunakan antidepresan
divalproat + SSRI, olanzapin + SSRI, litium + divalproat
rekomendasi terapibiologik pada episode depresi akut, GB
Lini II I
Quetiapin + SSRI, divalproat, litium, atau divalproat +
lamotrigin
Lini III

Karbamazepin, olanzapin, litium + karbamazepin, litium atau


divalproat + vanlafaksin, litium + MAOI, TKI, litium atau
divalproat atau AA + TCA, litium atau divalproat atau
karbamazepin + SSRI +lamotrigin, penambahan topiramat

Tidak

Gabapentin monoterapi, aripiprazol monoterapi

Rekomendasi terapi rumatan pada GB


I
Lini I

Litium, lamotrigin monoterapi, divalproat, olanzapin,


quetiapin, litium atau divalproat + quetiapin, risperideon
injeksi jangka panjang (RIJP), penambahan RIJP,
aripirazol

Lini II

Karbamazepin, litium + divalproat, litium +


karbamazepin, litium atau divalproat + olanzapin, litium
+ risperidon, litium + lamotrigin, olanzapin + fluoksetin

Lini III

Penambahan fenitoin, penambahan olanzapin,


penambahan ECT, penambahan topiramat, penambahan
asam lemak omega-3, penambahan okskarbazepin

Tidak
Gabapentin, topiramat atau antidepresan monoterapi
direkomend
asikan

Rekomendasi terapi depresi akut, GB II


Lini I

Quetiapin

Lini II Litium, lamotrigin, divalproat, litium atau divalproat +


antidepresan, litium + divalproat , antipsikotika atipik + anti
depresan
Lini
III

Antidepresan monoterapi ( terutama untuk pasien yang jarang


mengalami hipomania

Rekomendasi terapi rumatan GB


II
Lini I

Litium, lamotrigin

Lini II

Divalproat, litium atau divalproat antipsikotika atipik +


antidepresan, kombinasi dua hari : litium, lamotrigin,
divalproat, atau antipsikotika atipik

Lini III

Karbamazepin, antipsikotika atipik, ECT

Tidak
direkomend
asikan

Gabapentin

Differential Diagnosis
Terdapat beberapa gangguan mental
lainnya yang memiliki gejala yang sama
dengan gangguan bipolar seperti
skizofrenia, skizoafektif, intoksikasi
obat, gangguan skizofreniform, dan
gangguan kepribadian ambang.

Penatalaksanaan Kedaruratan Agitasi


Akut Pada Gangguan Bipolar

Lini 1
Injeksi IM aripiprazol efektif untuk
pengobatan agitasi pada pasien dengan
episode mania atau campuran akut.
Injeksi IM olanzapin efektif untuk
agitasi pada pasien dengan episode mania
atau campuran akut. Dosis 10 mg/injeksi.
Dosis maksimum adalah 30 mg/hari.

Lini II
Injeksi IM Haloperidol yaitu 5 mg/kali
injeksi. Dapat diulang setelah 30 menit.
Dosis maksimum adalah 15 mg/hari.
Injeksi IM Diazepam yaitu 10 mg/kali
injeksi. Dapat diberikan bersamaan
dengan injeksi haloperidol IM. Jangan
dicampur dalam satu jarum suntik.


Penatalaksanaan Terapi Farmakologi Pada Mania Akut

Lini I
Litium, divalproat, olanzapin, risperidon,
quetiapin, quetiapin XR, aripiprazol, litium
atau divalproat + risperidon, litium atau
divalproat + quetiapin, litium atau
divalproat + olanzapin, litium atau
divalproat + aripiprazol.

Lini II
Karbamazepin, Terapi Kejang Listrik
(TKL), litium + divalproat, paripalidon
Lini III
Haloperidol, klorpromazin, litium atau
divalproat haloperidol, litium
+karbamazepin, klozapin

Penatalaksanaan Episode
Depresi Akut pada Gangguan
Bipolar 1
Lini 1
Litium, lamotrigin, quetiapin, quetiapin XR,
litium atau divalproat + SSRI, Olanzapin +
SSRI, litium + divalproat.
Lini 2
Quetiapin + SSRI, divalproat, litium atau
divalproat + lamotrigin

Lini 3
Karbamazepin, olanzapin, litium +
karbamazepin, litium atau divalproat +
venlafaksin, litium + MAOI, TKL, Litium atau
divalproat atau AA + TCA, litium atau
divalproat atau karbamazepin + SSRI +
Lamotrigin, penambahan topiramat.
Obat-obat yang tida direkomendasikan
Gabapentin monoterapi, aripiprazol mono
terapi

Rekomendasi terapi rumatan pada


gangguan bipolar 1

Lini 1
Litium, lamotrigin monoterapi, divalproat,
olanzapin, quetiapin, litium atau divalproat +
quetiapin, risperidon injeksi jangka panjang
(RIJP), penambahan RIJP, aripiprazol
Lini 2
Karbamazepin, litium +divalproat, litium +
karbamazepine, litium + divalproat + olanzapin,
litium + risperidon, litium + lamotrigin, olanzapin
+ fluoksetin

Lini 3
Penambahan fenitoin, penambahan
olanzapin, penambahan ECT,
penambahan topiramat, penambahan
asam lemak omega-3, penambahan
okskarbazepin

Penatalaksanaan Depresi akut pada


Gangguan Bipolar II

Lini 1
Quetiapin
Lini 2
Litium, lamotrigin, divalproat, litium atau
divalproat + antidepresan, litium + divalproat,
antipsikotika atipik + antidepresan.
Lini 3
Antidepresan mono terapi (terutama untuk
pasien yang jarang mengalami hipomania)

Rekomendasi Terapi Rumatan pada


Gangguan Bipolar II

Lini 1
Litium, lamotrigin
Lini 2
Divalproat, litium atau divalproat atau
antipsikotika atipik + antidepresan,
kombinasi dua dari: litium, lamotrigin,
divalproat, atau antipsikotika atipik.
Lini 3
Karbamazepin, antipsikotika atipik, ECT

Psikoterapi

Cognitive behavioral therapy (CBT)


Family Focused therapy
Interpersonal and social rhytm therapy
Pyscoeducation

Prognosis
Prognosis pasien gangguan bipolar I lebih
buruk dibandingkan dengan pasien dengan
gangguan depresif berat. Kira-kira 40%50% pasien gangguan bipolar I memiliki
episode manik Kedua dalam waktu dua tahun
setelah episode pertama. Kira-kira 7% dari
semua pasien gangguan bipolar I tidak
menderita gejala rekurensi, 45% menderita
lebih dari satu episode, dan 40% menderita
gangguan kronis.

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai