Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1
Merry Pricilia Limen
2
Ora Palandeng
2
Ronny Tumbel
1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Ilmu Kedokteran THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: prizilia_ei@yahoo.com
Abstract: Epistaxis is bleeding from the nose. Epistaxis may be caused by local or systemic
factors. Local factors can be caused by chronic sinusitis, foreign bodies, irritants, and trauma.
Systemic factors can be caused by hypertension, leukemia, liver cirrhosis, or drugs (Anti
Inflammatory Drugs). There are two sources of bleeding in epistaxis, anterior part sourced from
Kiesselbach plexus, posterior part sourced from sphenopalatine artery and posterior ethmoidal
artery. This study is a descriptive observational study. The purpose of this study was to
determine epistaxis in Department of Otolaryngology Prof. DR. R.D. Kandou General Hospital
of Manado. The result of this study found 1048 cases of epistaxis from 12.981 visitors during
January 2010 – December 2012. The incidence of patients with epistaxis 8,07%. The incidence
in male is higher than female. Patients with epistaxis more common in the age groop 25-44
years. The most common cause of epistaxis is by systemic cause (58,49%).
Keywords: epistaxis.
Abstrak: Epistaksis adalah keluarnya darah dari hidung yang penyebabnya bisa lokal atau
sistemik. Penyebab lokal dapat diakibatkan oleh sinusitis kronis, benda asing, iritan, dan trauma.
Penyebab sistemiknya dapat disebabkan oleh hipertensi, leukemia, sirosis hati, ataupun obat-
obatan (Anti Inflammatory Drugs). Terdapat dua sumber perdarahan pada epistaksis yaitu pada
bagian anterior, beRSUPmber dari pleksus Kiesselbach (little area) dan pada bagian posterior
yang berasal dari arteri sfenopalatina dan arteri etmoid posterior. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui epistaksis di poliklinik THT-KL RSUPP Prof. DR. R.D. Kandou
Manado periode Januari 2010 – Desember 2012. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
observasional. Hasil penelitian ini diperoleh 1048 kasus dari jumlah pengunjung 12.981 selama
periode Januari 2010 – Desember 2012. Insiden penderita epistaksis 8,07%. Angka kejadian
pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Penderita epistaksis lebih banyak
ditemukan pada kelompok umur 25-44 tahun. Penyebab tersering epistaksis adalah penyebab
sistemik (58,49%).
Kata kunci: epistaksis.
Epistaksis banyak dijumpai sehari-hari baik Epistaksis adalah masalah medis umum,
pada anak maupun usia lanjut. Epistaksis dimana sekitar 60% penduduk akan meng-
seringkali merupakan gejala atau manifes- alami setidaknya satu kali episode epistaksis
tasi penyakit lain. Kebanyakan ringan dan seumur hidup dan diantaranya hanya 6%
dapat berhenti tanpa bantuan medis, tetapi dari penderita epistaksis yang mencari
epistaksis yang berat, walaupun jarang, bantuan medis.
merupakan masalah kedarutan yang dapat Prevalensi epistaksis pada pria dan
berakibat fatal bila tidak segera ditangani. wanita umumnya adalah sama, dan
478
Limen, Palandeng, Tumbel; Epistaksis di Poliklinik THT... 479
16,00
14,00
12,00
10,00
8,00
6,00
4,00
2,00
0,00
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des
2010 7,78 7,78 7,78 7,78 7,78 7,78 7,78 7,78 7,78 7,78 7,78 7,78
2011 6,47 5,49 6,40 8,49 11,93 11,60 8,96 8,35 11,75 13,74 8,99 8,28
2012 9,21 6,19 8,16 8,58 8,72 6,45 8,14 6,62 6,62 9,87 3,30 2,98
Pada tahun 2011, angka kejadian referensi menyebutkan tekanan darah pria
tertinggi pada bulan Oktober 50 kasus lebih tinggi dibandingkan wanita, dan
(13,74%) dan yang terendah pada bulan hipertensi merupakan suatu penyebab epis-
Februari 20 kasus (5,49%). taksis yang paling sering yakni epistaksis
Pada tahun 2012, angka kejadian ter- dengan penyebab sistemik. Selain itu juga
tinggi untuk jumlah penderita epistaksis epistaksis lebih banyak ditemukan pada pria
terjadi pada bulan Oktober 37 kasus (9,87%) bisa dihubungkan dengan pola hidup.
dan terendah pada bulan Desember 11 kasus
(2,98%).
Distribusi berdasarkan jenis kelamin 51,77
yang didapatkan pada penelitian ini adalah 2010 2011
50,68
penderita laki-laki lebih banyak dibanding- 50,17
kan penderita perempuan, walaupun tidak 49,83
49,32
ada perbedaan yang terlalu jauh antara
jumlah penderita laki-laki dan perempuan. 48,23
533 pasien laki-laki dengan persentasi
50,86% dan perempuan 515 pasien dengan
persentasi 49,14% dari total 1048 penderita
selama periode Januari 2010-Desember 2012.
Hasil diatas menunjukkan bahwa Laki-laki Perempuan
jumlah penderita epistaksis lebih banyak
ditemukan pada laki-laki bisa dihubungkan Gambar 2. Distribusi frekuensi berdasarakan
dengan penyebab hipertensi, dimana suatu jenis kelamin.
Limen, Palandeng, Tumbel; Epistaksis di Poliklinik THT... 481
40,00
30,00
2010
20,00 2011
2012
10,00
0,00
<1 1-4 5 - 14 15 - 24 25 - 44 45 - 64 > 65
Suatu literatur mengemukakan bahwa pasien 381 penderita (36,35%). Hal ini dikarenakan
yang mengkonsumsi alkohol tinggi secara pada penderita epistaksis pada kelompok
teratur meningkatkan resiko terjadinya umur <20 tahun, umumnya spontan dan
epistaksis, dan kebanyakan kebiasaan dapat berhenti sendiri, sehingga pasien
mengkonsumsi alkohol lebih banyak pada dengan kelompok umur tersebut jarang
pria dibanding-kan wanita. dibawa ke rumah sakit, sedangkan pada
Epistaksis dapat mengenai semua penderita episksis dengan kelompok umur
golongan umur. Berdasarkan tabel distribusi dewasa tua, umumnya lebih berat dan jarang
penderita epistaksis menurut umur dengan berhenti sendiri, sehingga penderita akan
jumlah 1048 penderita, kelompok umur mencari bantuan medis.
yang paling banyak persentasinya yaitu Pada penelitian ini distribusi
kelompok umur 25-44 tahun dengan jumlah berdasarkan penyebab epistaksis yang
482 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 478-483