Anda di halaman 1dari 73

GANGGUAN MOOD

Dr. dr. Saidah Syamsuddin, Sp.KJ


PENDAHULUAN
• Mood adalah suasana perasaan yang pervasif dan
menetap, dihayati secara internal dan
mempengaruhi perilaku individu yang
bersangkutan serta persepsinya tentang dunia
luar.
• Afek adalah ekspresi eksternal mood
PENDAHULUAN
• Mood bisa normal, meningkat atau
depresif/menurun.
• Orang normal mempunyai rentang pengalaman
emosi yang luas dan terkendali, demikian juga
ekspresi afektifnya.
• Pada gangguan mood, masalah utama terjadi
pada emosi penderita, berbeda dengan
skizofrenia yang masalah utamanya adalah pada
pikiran.
Gangguan Mood

Gg. Mood Gg. Mood


Gg. Depresi Gg. Bipolar
akibat KMU Diinduksi zat

1. Gg. Bipolar I
1. Gangguan Depresi Mayor
2. Gg. Bipolar II
2. Gangguan Distimia
3. Gg. Siklotimia
3. Gangguan Depresi NOS
4. Gg. Bipolar NOS
Saturday, April 17, 2021 GB Episode Campuran 4
DEPRESI (PPDGJ III)
Gejala Utama (Trias Depresi)
• Mood dan afek depresif (perasaan sedih, kosong, tidak ada harapan)
sepanjang hari, hampir setiap hari.
• Kehilangan minat atau kesenangan akan hal-hal yang menjadi kebiasaannya
• Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa
lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas

Gejala tambahan lainnya


• Konsentrasi dan perhatian berkurang
• Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
• Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
• Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
• Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
• Tidur terganggu
• Nafsu makan terganggu
KATEGORI DEPRESI (PPDGJ III)

Depresi Ringan Depresi Sedang


• 2 dari 3 gejala utama • 2 dari 3 gejala utama
• 2 gejala tambahan lainnya • 3 gejala tambahan lainnya

Depresi Berat Depresi Berat dengan


• Semua 3 gejala utama gejala psikotik
• Minimal 4 gejala tambahan • Memenuhi = depresi berat
lainnya • Disertai waham, halusinasi,
atau stupor depresif.
MANIA

Trias Mania

• 1. Afek dan mood meningkat, meluap-luap, atau


irritable
• 2. Peningkatan energi, peningkatan jumlah dan
kecepatan aktivitas fisik
• 3. Flight of ideas atau perasaan subyektif bahwa
pikiran seperti berlomba
MANIA

Gejala tambahan lainnya


• Meningkatnya kepercayaan diri atau ide kebesaran
• Berkurangnya kebutuhan untuk tidur
• Jadi lebih banyak bicara atau tekanan untuk terus bicara
• Distraktibilitas (perhatian terbagi2bingung))
• Peningkatan aktivitas
• Keterlibatan berlebihan pada aktivitas menyenangkan
yang miliki potensi besar untuk timbulkan konsekuensi
menyakitkan

Terdapat hendaya sehingga mengacaukan


aktivitas sosial dan pekerjaan sehari-hari
Hipomania

• Mirip dengan mania dengan derajat gejala lebih ringan,


masih bisa beraktivitas seperti biasa (bisa terdapat
hendaya sosial maupun pekerjaan tetapi derajatnya
lebih ringan).

Elasi

• Suasana hati atau perasaan yang meningkat, tanpa ide-


ide kebesaran.
• Masih dapat beraktivitas seperti biasa.
• Bentuk peningkatan mood yang paling ringan.
Gambaran Klinis Bipolar
GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR

Gangguan Bipolar merupakan


gangguan jiwa yang bersifat
episodik dan ditandai dengan gejala-
gejala manik, depresi dan
campuran. Biasanya kronis, rekuren
serta dapat berlangsung seumur
hidup
Gangguan bipolar sering salah atau tidak
terdiagnosis, karena itu pengobatan
gangguan bipolar sering tidak efektif

Menjadi beban keluarga, disabilitas


psikososial jangka panjang, tingginya
resiko bunuh diri
Morbiditas dan Mortilitas

Angka
morbiditas dan
dan
Seringnya terjadi komorbiditas
mortilitasnya antara gangguan bipolar dengan
cukup tinggi, penyakit fisik seperti Diabetes
Mellitus , penyakit jantung Koroner
penyebabnya : dan Kanker.

25 % penderita gangguan Bipolar


pernah melakukan percobaan bunuh
diri
• Prevalensi gangguan
bipolar I selama
kehidupan mencapai
2,4 %, Gangguan
bipolar II berkisar
Prevalensi antara 0,3 % sampai
7,8%
Etiologi
Gangguan Bipolar dihubungkan dengan
berbagai gangguan otak seperti
gangguan struktur , fungsi, neurokimia,
neuroendokrin dan transduksi sinyal otak

Tidak terlokalisir pada bagian otak


tertentu saja
Bipolar brain

Pada pasien Gangguan


Afektif Bipolar Terjadi
Peningkatan Aktivitas pada
Pusat pengaturan emosi
Jenis-jenis Gangguan Bipolar

Gangguan Mood Bipolar I


• Biasanya mulai pada masa remaja
atau dewasa muda
• Episode pertamanya dapat berupa
manik, depresi atau campuran
• Beberapa episode depresi dapat
terjadi sebelum episode manik
pertama muncul
Kriteria Diagnostik Gangguan Bipolar I
menurut DSM V

Gangguan Mood Bipolar I,


Episode Manik Tunggal

• Hanya mengalami satu kali episode manik


dan tidak ada riwayat episode depresi
mayor sebelumnya
• Episode manik yang terjadi bukanlah
Skizoafektif dan tidak bertumpang tindih
dengan Skizofrenia, Skizofreniform,
gangguan Waham atau dengan gangguan
Psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan
Gangguan Mood Bipolar I, Episode Manik Saat Ini

• Saat ini dalam episode manik


A

• Sebelumnya paling sedikit pernah mengalami satu kali


episode manik, depresif atau campuran
B
• Episode Mood pada kriteria A dan B bukan Skizoafektif dan
tidak bertumpang tindih dengan Skizofrenia,
Skizofreniform, gangguan Waham atau dengan gangguan
C Psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan
Gangguan Mood Bipolar I
Episode Campuran Saat Ini

• Saat ini dalam episode campuran


A

• Sebelumnya paling sedikit pernah mengalami satu kali


episode manik, depresif atau campuran
B
• Episode Mood pada kriteria A dan B bukan Skizoafektif dan
tidak bertumpang tindih dengan Skizofrenia,
Skizofreniform, gangguan Waham atau dengan gangguan
C Psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan
Gangguan Bipolar I
Episode Hipomanik Saat ini
• Saat ini dalam Episode Hipomanik
A

• Sebelumnya paling sedikit pernah mengalami satu kali episode manik


atau campuran
B
• Gejala Mood menyebabkan penderitaan yang secara klinik cukup
bermakna atau hendaya dalam sosial, pekerjaan atau aspek fungsi
C penting lainnya.

• Episode Mood pada kriteria A dan B bukan Skizoafektif dan tidak


bertumpang tindih dengan Skizofrenia, Skizofreniform, gangguan Waham
D atau dengan gangguan Psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan
Gangguan Mood Bipolar, Episode Depresi saat ini

• Saat ini dalam episode depresi mayor


A

• Sebelumnya paling sedikit pernah mengalami satu kali


episode manik atau campuran
B
• Episode Mood pada kriteria A dan B bukan Skizoafektif dan
tidak bertumpang tindih dengan Skizofrenia,
Skizofreniform, gangguan Waham atau dengan gangguan
C Psikotik yang tidak dapat diklasifikasikan
Gangguan Mood Bipolar II
Gangguan mood Bipolar II sebenarnya cukup sering
ditemukan

Ditandai dengan episode berulang sindrom depresi


mayor dan episode hipomanik

Prevalensi GB II sepanjang kehidupan adalah 0,5%

Sekitar 50 % pasien dengan gangguan depresi


mayor sebenarnya adalah GB II
Episode Depresi

Episode depresi dapat terjadi pada gangguan depresif mayor dan


gangguan Bipolar 1. Mood depresi dan hilangnya minat atau
kesenangan merupakan gejala utama depresi

Pada depresi mayor unipolar lebih sering terlihat insomnia


Episode Manik

Periode yang jelas dan persisten dari mood


yang naik, meluap-luap atau irritable,
minimal 1 minggu. Dalam periode ini ada 3
atau lebih simtom berikut (atau 4 gejala
jika mood hanya irritable)
Gejala-Gejala Episode manik
Meningkatnya kepercayaan diri atau ide kebesaran

Berkurangnya kebutuhan untuk tidur

Jadi lebih banyak bicara atau tekanan untuk terus bicara

Flight of ideas atau perasaan subyektif bahwa pikiran seperti


berlomba

Distraktibilitas

Peningkatan aktivitas

Keterlibatan berlebihan pada aktivitas menyenangkan yang memiliki


potensi besar untuk timbulkan konsekuensi menyakitkan
Episode campuran
Minimal 1 minggu terpenuhi kriteria baik untuk episode
manik maupun depresi, terjadi hampir setiap hari. Penderita
alami perubahan mood yang sangat cepat yang disertai
simtom dari episode manik maupun depresi.

Gangguan ini sangat berat  timbulkan masalah nyata dalam


fungsi sosial dan pekerjaan, mungkin muncul ciri-ciri psikotik
atau perlu hospitalisasi

Onset rata-rata usia 20-an, seimbang pria & wanita (wanita


lebih umum episode depresif, pria sebaliknya)
Episode Hipomanik
Hampir sama dengan episode Manik dengan
perbedaan penting yaitu derajat gejalanya tidak
berat, tidak ada gejala psikotik, tidak
memerlukan perawatan dan hendaya tidak
berat

Ditandai dengan peningkatan mood ringan ,


pikiran lebih tajam, peningkatan energi dan
aktivitas , berlangsung beberapa hari pada
periode tertentu tanpa adanya hendaya
Episode Hipomanik

Tilikan relatif baik

Durasi minimal 4 hari

Kadang dapat diinduksi oleh


penggunaan antidepresan
Gangguan Mood Bipolar siklus cepat

Bila terjadi paling sedikit 4


episode depresi dan hipomania
atau mania dalam satu tahun

Jarang mengalami bebas gejala


dan biasanya terdapat hendaya
berat dalam hubungan
interpersonal atau pekerjaan
Penggolongan Diagnosis Gangguan Afektif Bipolar
Berdasarkan PPDGJ III

1. Pedoman Umum
• Sekurang2nya dua episode ggn afektif (minimal satu episode adalah
mania/hipomania)
• Penggolongan tipe tergantung pada jenis afektif pada episode saat
ini.
2. Berbagai tipe Gangguan Afektif Bipolar

a. Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Hipomania


• Episode saat ini sesuai dengan Hipomania. Episode sebelumnya bisa
depresi, mania/hipomania atau campuran
b. Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Tanpa Gejala Psikotik
• Episode saat ini memenuhi kriteria mania tanpa gejala psikotik.
Episode sebelumnya bisa depresi, mania/hipomania atau campuran
Diagnosis Gangguan Afektif Bipolar Berdasarkan
PPDGJ III

c. Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala


Psikotik
• Episode saat ini memenuhi kriteria mania dengan gejala psikotik. Episode
sebelumnya bisa depresi, mania/hipomania atau campuran

d. Gangguan Bipolar, Episode Kini Depresi Ringan atau Sedang


• Episode saat ini harus memenuhi kriteria untuk episode depresi ringan atau
sedang. Episode sebelumnya bisa mania/hipomania atau campuran

e. Gangguan Bipolar, Episode Kini Depresi Berat tanpa Gejala


Psikotik
• Episode saat ini harus memenuhi kriteria untuk episode depresi berat tanpa
gejala psikotik. Episode sebelumnya bisa mania/hipomania atau campuran
Diagnosis Gangguan Afektif Bipolar Berdasarkan
PPDGJ III

f. Gangguan Bipolar, Episode Kini Depresi Berat dengan Psikotik


• Episode saat ini harus memenuhi kriteria untuk episode depresi berat dengan
gejala psikotik.
• Episode sebelumnya bisa mania/hipomania atau campuran

g. Gangguan Bipolar, Episode Kini Campuran


• Episode saat ini menunjukkan gejala manik, hipomanik, dan depresif yang
tercampur atau bergantian dengan cepat serta telah berlangsung sekurang-
kurangnya dua minggu.
• Episode sebelumnya bisa depresi, mania/hipomania atau campuran

h. Gangguan Bipolar, Episode Kini dalam Remisi


• Sekurang-kurangnya pernah mengalami dua episode afektif dan saat ini tidak
terdapat gejala afektif yang nyata
Penatalaksanaan
Agitasi mania Akut

• Pada pasien dengan mania akut dapat


mengalami agitasi, agresif dan melakukan
tindak kekerasan
• Hospitalisasi sering diperlukan untuk
mengurangi resiko pasien melukai dirinya atau
orang lain
• Pasien sering tidak patuh terhadap pengobatan
karena tilikannya yang buruk terhadap penyakit
• Menolak oral  berikan preparat injeksi
Rekomendasi injeksi untuk
agitasi akut

Lini I
Lini II
Injeksi IM Aripiprazol
Injeksi IM Haloperidol
Injeksi IM Olanzapin
Injeksi IM Diazepam
Injeksi IM Lorazepam
Rekomendasi Terapi pada Mania Akut Gangguan Bipolar

Lini I Lithium, Divalproat, Olanzapin, risperidon, quetiapin,


Aripiprazol, Lithium atau Divarproat + risperidon ,
Litium atau Divarproat + Quetiapin, Litium atau
Divarproat + olanzapin, Litium atau Divarproat +
Aripiprazole

Lini II Karbamazepin, Litium + Divalproate

Lini III Haloperidol, Chlorpromazin, Litium atau Divalproat +


Haloperidol, Clozapin

Tidak Gabapentin, Lamotrigin, Risperidon + Karbamazepin,


Direkomendasikan olanzapin + karbamazepin
Rekomendasi Terapi pada episode depresi akut,
Gangguan Bipolar

Lini I Lithium, Lamotrigin, Quetiapin, Litium + SSRI,


Olanzapin +SSRI

Lini II Quetiapin + SSRI, Litium atau Divalproate +


Lamotrigin

Lini III Karbamazepin, Olanzapin,

Tidak Gabapentin Monoterapi, Aripiprazol


Direkomendasikan Monoterapi
Rekomendasi Terapi Rumatan Pada GB I

Lini I Litium, Divalproate, Olanzapin, Quetiapin,


Litium atau divalproate + Quetiapin,
Risperidon injeksi jangka panjang
Lini II Karbamazepin, Litium atau divalproate +
Olanzapin, litium + risperidon

Lini III penambahan asam lemak omega 3, olanzapin


+ fluoksetin

Tidak Gabapentin, antidepressan monoterapi


Direkomendasikan
Rekomendasi terapi depresi akut, GB II

Lini I Quetiapin

Lini II Litium, lamotrigin, divalproat, litium atau


divalproate + antidepresan, Antipsikotik
Atipik + Antidepresan
Lini III Antidepresan Monoterapi ( terutama
untuk pasien yang jarang mengalami
hipomania)
Rekomendasi Terapi Rumatan GB II

Lini I Liitium, Lamotrigin


Lini II Divalproate, Litium atau divalproate atau
antipsikotik atipikal+ antidepresan
Lini III Karbamazepin, antipsikotika atipikal
Gangguan Distimik
Gangguan distimik adalah suatu gangguan
kronis yang ditandai dengan mood
terdepresi ( atau mudah marah pada
anak-anak dan remaja) yang berlangsung
hampir sepanjang hari dan ditemukan
hampir pada sebagian besar hari.
Sebelum tahun 1980
Istilah “ Distimia” yang Sebagian besar pasien yang
berarti humor yang buruk, sekarang diklasifikasikan
diperkenalkan pada tahun menderita gangguan
1980 distimik, diklasifikasikan
menderita neurosis depresif
Epidemiologi
Gangguan Distimik adalah gangguan yang sering
ditemukan pada populasi umum, yang mengenai 3 sampai
5 % dari semua orang

Gangguan distimik lebih sering ditemukan diantara orang


yang tidak menikah , orang muda dan pada orang dengan
penghasilan rendah

Gangguan distimik seringkali ada bersama-sama dengan


gangguan mental lain, khususnya gangguan depresif
berat, gangguan kecemasan (khususnya gangguan panik),
penyalahgunaan zat dan kemungkinan gangguan
kepribadian ambang
Etiologi

Faktor Biologi

• Hipotesis: dasar biologis untuk gejala


gangguan distimik dan gangguan depresif
berat adalah serupa
• Penurunan latensi tidur REM dan
meningkatnya densitas REM adalah dua
petanda keadaan depresif pada
gangguan depresif berat yang ditemukan
pada gangguan distimik
2. Faktor psikososial

• Teori Psikodinamika: gangguan


perkembangan kepribadian dan ego 
memuncak dalam kesulitan pada masa
adaptasi remaja dan dewasa muda
• Teori kognitif : teori kognitif tentang depresi
juga berlaku pada gangguan distimik
teori ini menyatakan bahwa ketidaksesuaian
antara situasi nyata dan situasi yang
dikhayalkan menyebabkan menurunnya
harga diri dan rasa putus asa
Diagnosis Berdasarkan DSM V

Mood terdepresi untuk sebagian besar


hari, lebih banyak hari mood menurun
dibandingkan tidak, ditunjukkan oleh
keterangan subyektif atau pengamatan
orang lain, selama sekurangnya 2
tahun, catatan : pada anak-anak dan
remaja, mood dapat mudah
tersinggung (iritable) dan lama harus
sekurangnya 1 tahun
Diagnosis Berdasarkan DSM V

Selama periode 2 tahun ( 1 tahun untuk anak dan remaja)


gangguan

Tidak pernah ada episode depresif berat selama 2 tahun


pertama gangguan

Tidak pernah terdapat episode manik , episode campuran,


atau episode hipomanik , dan tidak pernah memenuhi
kriteria untuk gangguan siklotimik
Diagnosis Berdasarkan DSM V

Gejala tidak merupakan efek fisiologis langsung


dari suatu zat ( misalnya, obat yang
disalahgunakan, suatu medikasi) atau suatu
kondisi medis umum ( misalnya hipotiroidisme)

Gejala menyebabkan penderitaan yang cukup


bermakna secara klinis atau gangguan dalam
fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting
lainnya.
Diagnosis Berdasarkan DSM V
Adanya, saat terdepresi, dua atau
lebih berikut:
• Nafsu makan yang buruk atau makan
berlebihan
• Insomnia atau hipersomnia
• Energi lemah atau lelah
• Harga diri yang rendah
• Konsentrasi buruk atau sulit mengambil
keputusan
• Perasaan putus asa
Gambaran Klinis

Gangguan Kronis dan adanya gejala menetap

Gejala serupa dengan depresi dan adanya mood depresi 


ditandai dengan perasaan muram, murung, kesedihan atau
berkurangnya dan tidak adanya minat pada aktivitas
biasanya
Keparahan gejala distimik biasanya lebih ringan daripada
gangguan depresif, tetapi tidak adanya episode yang terpisah
adalah hal yang paling mengarahkan ke gangguan distimik
Gejala Penyerta
• perubahan nafsu makan dan pola
tidur, harga diri rendah, penurunan
dorongan seksual dan preokupasi
obsesif pada masalah kesehatan
Gangguan Sosial
• Adanya gangguan dalam fungsi sosial merupakan
alasan untuk mendapatkan pengobatan
• Perceraian, pengangguran dan masalah sosial
sering ditemukan pada pasien gangguan distimik
• Mengeluh konsentrasi menurun, prestasi di
sekolah dan kantor menurun
Diagnosis Banding
1.Gangguan Depresif ringan

• Perbedaan terutama pada sifat episodik gejala


pada gangguan depresif ringan ( diantara episode
terdapat episode eutimik). Gangguan distimik
tidak memiliki periode eutimik

2. Gangguan depresif singkat rekuren

• Ditandai oleh periode singkat ( kurang dari dua


minggu), memiliki episode dan keparahan gejala
lebih besar
Terapi
• Teknik dimana pasien diajarkan cara berpikir dan
berkelakuan baru untuk menggantikan sikap negatif
yang salah terhadap dirinya sendiri, dunia dan masa
Terapi depan. Diarahkan pada masalah saat ini dan
Kognitif pemecahannya

• Mengganti perilaku pribadi terdepresi dipercaya


merupakan cara efektif untuk mengubah pikiran dan
Terapi perasaan terdepresi
perilaku
• Pengalaman interpersonal pasien sekarang ini dan cara
mereka mengatasi stress dinilai untuk menurunkan gejala
Terapi depresif dan meningkatkan harga diri
Interpersonal

• Terapi keluarga membantu pasien dan keluarganya untuk


menghadapi gejala gangguan. Terapi kelompok dapat
Terapi membantu pasien yang menarik diri untuk mempelajari
keluarga dan cara baru megatasi masalah interpersonalnya di dalam
kelompok situasi sosial

• SSRI ditoleransi dengan baik


Farmako-
terapi
Gangguan
Siklotimik
Secara simptomatik adalah suatu
bentuk ringan dari gangguan
bipolar II

Ditandai dengan episode


hipomania dan episode depresi
ringan
Epidemiologi

Prevalensi seumur hidup gangguan


siklotimik diperkirakan sekitar 1 %

Rasio wanita terhadap laki-laki kira-kira 3 :


2

50 %-75 % dari semua pasien memiliki


onset antara usia 15-25 tahun
Etiologi
• Data genetik merupakan
pendukung paling kuat untuk
hipotesis bahwa gangguan
Siklotimik adalah suatu
gangguan Mood
Faktor • 30 % dari semua pasien
gangguan siklotimik memiliki

Biologi riwayat keluarga yang positif


untuk gangguan Bipolar
• Sebagian teori psikodinamika
mendalilkan bahwa perkembangan
gangguan siklotimik terletak pada
trauma dan fiksasi selama stadium
oral dalam perkembangan bayi

Faktor • Freud mendalilkan bahwa keadaan


siklotimik adalah usaha ego untuk
mengatasi superego yang kuat dan
Psikososial suka menghukum
Diagnosis berdasarkan DSM V

Selama sekurangnya 2 tahun , adanya banyak


periode dengan gejala hipomanik dan banyak
periode dengan gejala depresif yang tidak memenuhi
kriteria untuk depresi yang berat, catatan : pada anak
dan remaja , lama harus sekurangnya 1 tahun

Selama periode 2 tahun diatas tidak pernah tanpa


gejala selama lebih dari 2 bulan
Diagnosis berdasarkan DSM V

Tidak boleh ada episode


depresif berat, episode
manik atau episode
campuran yang
ditemukan selama 2
tahun pertama
Diagnosis berdasarkan DSM V

Gejala bukan karena efek fisiologis langsung


dari suatu zat ( misalnya obat yang
disalahgunakan, medikasi) atau suatu kondisi
medis umum (misalnya hipertiroidisme)

Gejala menyebabkan penderitaan yang cukup


bermakna secara klinis atau gangguan dalam
fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting
lainnya
Diagnosis Banding

Gangguan Kepribadian : Ambang,


Antisosial, Histrionik, Narsisitik.

Gangguan Bipolar II

Gangguan Defisit atensi / hiperaktivitas


pada remaja
Perjalanan penyakit dan prognosis
• Onset gejala yang jelas gangguan siklotimik
seringkali terjadi secara samar-samar dalam
usia belasan tahun dan awal usia 20-an tahun
• Mengganggu prestasi dan kemampuannya
mendapatkan persahabatan dari teman
sebaya
• Kira-kira sepertiga dari semua pasien
gangguan siklotimik berkembang menjadi
gangguan depresif berat, paling sering
gangguan bipolar II
Terapi

1. Terapi Biologis
• Obat antimania merupakan lini pertama :
litium, carbamazepine,valproate
• Pengobatan pasien gangguan siklotimik
yang mengalami depresif dengan
antidepresan harus dilakukan hati-hati
karena peningkatan kepekaannya terhadap
episode hipomanik atau manik akibat
antidepresan
2. Terapi Psikososial
• Seringkali memerlukan terapi seumur hidup
• Psikoterapi pasien gangguan siklotimik paling
baik diarahkan kepada peningkatan kesadaran
pasien tentang kondisinya dan membantu
mereka mengatasi pergeseran mood-nya
• Terapi keluarga dan kelompok dapat berupa
supportif, edukasional dan terapeutik untuk
pasien dan mereka yang terlibat dalam hidup
pasien
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai