Anda di halaman 1dari 33

STEP 1

 Gangguan mood afektif : gangguan suasana perasaan ada gangguan mood(perasaan


yang menetap dan dilaporkan oleh pasien. Bersifat subyektif.) dan afek(ekspresi emosi
yang tampak dan dilihat dari ekspresi pasien). Ditandai oleh hilangnya kontrol emosi dan
pengendalian diri (tbtb sedih, normal, seneng).

STEP 2

1. Apa definisi dan jenis mood dan afek?


2. Apa hubungan keluhan pasien saat ini dengan keluhan 6 bulan yang lalu?
3. Apa hubungan pasien diPHK dengan keluhan saat ini?
4. Mengapa pasien merasa ingin bunuh diri?
5. Apa Macam macam gangguan mood afektif beserta gejalanya?
6. Apa saja etiologi dan factor resiko dari scenario?
7. Bagaimana cara mendiagnosis kasus dari scenario?
8. Apa diagnosis dan diagnosis banding dari scenario?
9. Apa tatalaksana dari scenario?
10. Apa yang bisa dilakukan oleh orang terdekat terhadap pasien?
STEP 3

1. Apa macam macam mood dan afek?


Mood
 Mood disforik: mood yang tidak menyenangkan
 Mood eutimik: mood dalam rentang normal
 Mood yang meluap-luap (expansive mood): ekspresi perasaan seseorang tanpa pembatasan,
seringkali dengan penilaian yang berlebihan terhadap kepentingan atau makna seseorang
 Mood yang iritabel (irritable mood): mudah diganggu atau dibuat marah
 Pergeseran mood (mood yang labil): osilasi antara euphoria dan depresi atau kecemasan
 Elevated mood: suasana mood yang meninggi
 Euphoria: elasi yang kuat dengan perasaan kebesaran
 Kegembiraan yang luar biasa (ecstasy): perasaan kegairahan yang kuat
 Depresi: perasaan kesedihan yang psikopatologis
 Anhedonia: hilangnya minat terhadap dan menarik diri dari semua aktivitas rutin dan
menyenangkan, sering kali disertai dengan depresi
 Dukacita atau berkabung: kesedihan yang sesuai dengan kehilangan yang nyata
 Aleksitimia: ketidakmampuan atau kesulitan dalam menggambarkan atau menyadari emosi
atau mood seseorang

Afek
 Afek yang sesuai (appropriate affect): suatu kondisi dimana irama emosional adalah
harmonis dengan gagasan, pikiran, atau pembicaraan yang menyertai
 Afek yang tidak sesuai (inappropriate affect): ketidakharmonisan antara irama perasaan
emosional dengan gagasan, pikiran, atau pembicaraan yang menyertainya
 Afek yang tumpul (blunted affect): gangguan pada afek yang dimanifestasikan oleh
penurunan berat pada intensitas irama perasaan yang diungkapkan ke luar
 Afek yang terbatas (restricted or constricted affect): penurunan intensitas irama perasaan
yang kurang parah daripada afek yang tumpul
 Afek yang datar (flat affect): tidak adanya atau hamper tidak adanya tanda ekspresi afek;
suara yang monoton, wajah yang tidak bergerak
 Afek yang labil (labile affect): perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba, yang tidak
berhubungan dengan stimuli eksternal

Kaplan & Saddock, Harlock 1, Kaplan MD, Benjamin D, Saddock.” Sinopsis Psikiatri, Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis”

Gangguan mood afektif :


Menurut PPDGJ III:
 F30: Episode Manik
Saat ini dalam keadaan mania, sebelum dan sesudahnya tidak ada
 F31: gangguan afektif bipolar
Sebelumnya sudah menglami ggg afektif dulu
 F32: episode depresif
Pasien menglami suasana perasaan yang sangat depresif, kehilangan
minat dan kegembiraan
 F33: gangguan depresif berulang
Episode berulang dari depresi, biasanya ada jeda antara 2 serangan
 F34: gangguan suasana perasaan (mood/afektif) menetap
Gangguan suasana perasaan yang berfluktuasi dan menetap
 F38: gangguan suasana perasaan (mood/afektif) lainnya
 F39: gangguan suasana perasaan (mood/afektif) YTT

F. 30 EPISODE MANIK

 F30.0 Hipomania:
- Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania (F30.1),afek yang meninggi atau
berubah disertai peningkatan aktivitas menetap selama sekurang-kurangnya
beberapa hari berturut-turut ,pada suatu derajat intensitas dan bertahan melebihi
siklotimia (F34.00 ,serta tidak ada halusinasi atau waham.
- Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas social memang sesuai
dengan diagnosis hipomania,akan tetapi bila kekacauan itu berat atau
menyeluruh ,maka diagnosis mania (F30.1 atau F30.2) harus ditegakkan.
 F30.1 Mania tanpa gejala psikotik
- Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu dan cukup berat sampai
mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas social yang
biasa dilakukan.
- Perubahan afek harus disertai energy yang bertambah , sehingga terjadi aktivitas
berlebihan,percepatan dan kebanyakan bicara,kebutuhan tidur berkurang, ide-
ide perihal kebesaran, dan terlalu optimistik.
 F30.2 Mania dengan gejala psikotik
- Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari mania tanpa
gejala psikotik
- Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang
menjadi waham kebesaran (delusion of persecution),iritabilitas dan kecurigaan
menjadi waham kejar (delusion of persecution) .Waham dan halusinasi sesuai
dengan keadaan afek tersebut (mood-congruent).
 F30.8 Episode Manik Lainnya
 F30.9 Episode Manik YTT

EPISODE MANIK GEJALA KHAS/MENONJOL

Hipomania  Afek yang meninggi/berubah disertai


peningkatan aktifitas , menetap selama
sekurang-kurangnya beberapa hari berturut-
turut

Mania tanpa gejala psikotik  Episode berlangsung sekurang-kurangnya 1


minggu
 Cukup berat sampai mengacaukan seluruh
pekerjaan atau hampir seluruh aktifitas social
yang biasa dilakukan
 Aktifitas yang berlebihan,percepatan &
kbanyakan bicara,keb tdr yang berkurang,
Ide-ide perihal kebesaran/grandiose ideas
dan terlalu optimistic

Mania dengan Gejala psikotik  Gmbrn klinisnya > berat dari mania tanpa gjala psikotik
 Harga diri yang membumbung dan gagasan
kebesaranwaham kebesaran
 Iritabilitas & kecurigaan waham kejar (delusion of
persecution)
 Waham & halusinasi sesuai dengan keadaan afek tersebut
(mood-congruent)
EPISODE DEPRESIF GJALA KHAS/MENCOLOK

RINGAN  Sekurang-kurangnya ada 2 dari 3 gjala utama


depresi
 Ditambah sekurang-kurangnya 2 gjala lainnya
tdk ada yg berat diantaranya
minimal berlangsung 2 minggu
 Hanya sedikit kesulitan dlm pekerjaan dan
kegiatan social yang biasa dilakukan

SEDANG  Sekurang-kurangnya ada 2 dari 3 gjala


utama depresi
 Ditambah sekurang-kurangnya 3 (&
sebaiknya 4)dari gejala lainnya
minimal berlangsung 2 minggu
 Menghadapi kesulitan nyata untuk
meneruskan keg.sosial,pekerjaan dan
urusan rumah tangga

BERAT tanpa Gjala Psikotik  Semua 3 gjala utama depresi harus ada
 Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari
gjala lainnya, dan beberapa
diantaranya harus berintensitas berat
berlangsung minimal 2 minggu atau
< bila gjala amat berat dan beronset
sangat ceoat
 Sangat tdk mungkin pasient
mampu meneruskan kegiatan
social,pekerjaan/urusan rumah
tangga kcuali pd taraf yg
sangat terbatas

BERAT dengan gjala Psikotik  Sama sperti pd episode


depresif berat tanpa gjala
psikotik tapi disertai waham,
halusinasi atau stupor depresif
waham biasnyamelibatkan
ide ttg
dosa,kemiskinan/malapetaka
yg mengancam dan pasien
merasa bertanggung jwb atas
itu smua.
halusinasi
auditorik/olfactorik berupa
suara yg
menghina/menuduh/bau
kotoran/daging membusuk

SUMBER : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ – III, dr.
Rusdi Maslim

F. 31 GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR

F31.0 Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik

 episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania


 harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain
(hipomanik,manik,depresif,atau campuran)di masa lampau

F31.1 Gangguan afektif bipolar episode kini manik tanpa gejala psikotik

 episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala
psikotik, dan

 harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif


lain(hipomanik,manik,depresif,atau campuran)di masa lampau

F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik

 episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala psikotik.

 harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain


(hipomanik,manik,depresif,atau campuran)di masa lampau

F31.3 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang

 episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan
ataupun sedang dan

 harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik,manik,atau


campuran dimasa lampau

F31.4 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik

 episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat
tanpa gejala psikotik

 harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik,manik,atau


campuran dimasa lampau.

F31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala psikotik

 episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode deperesif berat
dengan gejala psikotik

 harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik,manik,atau campuran


dimasa lampau.

F31.6 Gangguan afektif bipolar episode kini campuran

 episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik,hipomanik,dan depresif


yang tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala mania/hipomania dan
depresi sama-sama mencolok selama masa terbesar dari episode penyakit yang
sekarang, dan telah berlangsung sekurang-kurangnya 2minggu)

 harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik,manik,atau


campuran di masa lampau.

F31.7 Gangguan afektif bipolar, kini dalam remisi

sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan
terakhir ini,tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif
hipomanik, manik, atau campuran di masa lampau dan ditambah sekurang-
kurangnya satu episode afektif lain.

F31.8 Gangguan afektif bipolar lainnya

F31.9 Gangguan afektif bipolar yang tidak tergolongkan

SUMBER : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ – III, dr.
Rusdi Maslim

2. Apa hubungan keluhan pasien saat ini dengan keluhan 6 bulan yang lalu?
- Pasien dalam kondisi episode manik. Biasaya pada episode manik :

o rasa percaya harga diri yang meningkat (merasa hebat/megalomania)

o kebutuhan akan tidur berkurang

o lebih banyak bicara

o flight of ideas (loncat gagasan)

o agitasi psikomotor, ingin segera memenuhi keinginannya

o boros, banyak belanja, banyak telepon

o perhatian mudah beralih

o banyak melakukan hal-hal yang menghibur (menari, menyanyi dll)

o banyak melakukan transaksi tanpa perhitungan masak yang merugikan


- Kaplan & Saddock: Concise textbook of Clinical Psychiatry, second edition, Lippincott
William & Wilkins, 2004.

•Mania adalah kesenangan yg berlebihan dan merupakan periode yang berbeda dari mood yang
abnormal dan terus menerus meningkat, ekspansif yang berlangsung setidaknya 1 minggu atau kurang
jika seorang pasien harus dirawat di rumah sakit (Sadock et al., 2015). Episode mania mengalami
peningkatan level euforia dan harga diri diiringi perasaan suka cita. Tingkat energi sangat meningkat
bahkan ketika kekurangan tidur. Namun, peningkatan energi tidak mengarah pada rencana dan
pemikiran yang terorganisasi (Mc Cance, 2014). Trias Mania: euphoria, flight of ideas, leugorhea (bicara
cepat dan tdk bs dihentikan)
• Hipomania
Episode hipomania berlangsung setidaknya 4 hari dan mirip dengan episode mania tetapi tidak
cukup parah untuk menyebabkan kerusakan dalam fungsi sosial atau pekerjaan, dan tidak ada fitur
psikotik yang hadir. Baik mania dan hypomania dikaitkan dengan harga diri yang meningkat,
kebutuhan tidur yang menurun, aktivitas fisik dan mental yang hebat, dan banyak terlibat dalam
perilaku yang menyenangkan (Sadock, et al., et al., 2015). Tidak ada kelainan yang berarti dalam
fungsi sosial atau pekerjaan, tidak ada delusi, dan tidak ada halusinasi. Beberapa pasien mungkin
lebih produktif dari biasanya, tetapi 5% hingga 15% pasien dapat dengan cepat beralih ke episode
mania (Wells et al., 2015).
Kaplan & Saddock, Harlock 1, Kaplan MD, Benjamin D, Saddock.” Sinopsis Psikiatri, Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis”.

3. Apa hubungan pasien diPHK dengan keluhan saat ini?


 Faktor Biologis
Data yang dilaporkan paling konsisten dengan hipotesis bahwa gangguan
depresi berat berhubungan dengan disregulasi heterogen pada amin biogenic
(norepinefrin dan serotonin). Penurunan serotonin dapat encetuskan depresi, dan pada
beberapa pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolik serotonin di dalam
cairan serebrospinal yang rendah serta konsentrasi tempat ambilan serotonin yang
rendah di trombosit. Faktor neurokimia lain seperti adenilate cyclase, phsphotidyl
inositol, dan regulasi kalsium mungkin juga memiliki relevansi penyebab.

Penelitian anak pra pubertas dengan gangguan depresif berat dan remaja-
remaja dengan gangguan mood telah menemukan kelainan biologi.

Anak pra pubertas dalam suatu episode gangguan depresif berat mensekresikan
hormon pertumbuhan yang secara bermakna lebih banyak selama tidur dibandingkan
dengan anak normal dan anak dengan gangguan mental nondepresi.

• Amin biogenik. neuroutransmiter amin biogenik adalah: norepinefrin, serotonin,


dopamin, GABA dan neuroendokren.
• NOREPINEFRIN.
reseptor adrenergik-alfa2, teraktivasi => ↓ norepinefrin yg di lepaskan.
reseptor adrenergik-alfa2 juga berlokasi pada neuron serotonergik dan mengatur
jumlan serotonin yang dilepaskan.
 SEROTONIN.
penurunan serotonin => depresi, pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi
metabolit serotonin dlm cairan serebrospinalis rendah dan konsentrasi tempat
ambilan serotonin yang rendah di trombosit,
 DOPAMIN.
Aktivitas dopamin ↓ pada depresi dan↑ pada mania. Penelitian: hubungan
dopamin dan gangguan mood.
bahwa jalur dopamin mesolimbik: disfungsi pada depresi dan reseptor dopamin tipe
1 (D1): hipoaktif pada depresi.
 FAKTOR NEUROKIMIAWI LAIN.
Neurotransmiter asam amino, khususnya gamma-aminobutyric acid (GABA) dan
peptida neuroaktif (khususnya vasopresin & opiat endogen) => patofisiologi
gangguan mood.
Beberapa peneliti telah menyatakan bahwa sistem pembawa kedua (second-
messenger), seperti: adenylate cyclase, phosphotidylinositol, dan regulasi kalsium—
juga memiliki relevansi penyebab ggn mood
 REGULASI NEUROENDOKRIN.
Hipotalamus sebagai pusat regulasi sumbu neurohormonal dan hipotalamus
menerima banyak masukan (input) neuronal yang menggunakan neurotransmiter
amin biogenik.
Sumbu neuroendokrin utama ggn mood adalah: sumbu adrenal, tiroid, dan hormon
pertumbuhan.
Kelainan neuroendakrin lainnya adalah:
↓ sekresi nokturnal melantonin, ↓ pelepasan prolaktin terhadap pemberian
tryptophan, ↓ kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone
(LH), dan ↓ testosteron pada laki-laki
 Faktor Genetika
Memiliki satu orang tua yang terdepresi kemungkinan meningkatkan resiko dua
kali untuk keturunan, memiliki kedua orang tua terdepresi kemungkinan meningkatkan
resiko empat kali bagi keturunan untuk terkena gangguan depresi sebelum usia 18
tahun.
Dari faktor bawaan atau keturunan menerangkan apabila salah seorang kembar
menderita depresi, maka kemungkinan saudara kembarnya menderita pula sebesar 70
%. Kemungkinan menderita depresi sebesar 15 % pada anak, orang tua, dan kakak-adik
dari penderita depresi. Apabila anak yang orangtuanya pernah menderita depresi, sejak
lahir diadopsi oleh keluarga yang tidak pernah menderita depresi, ternyata
kemungkinan untuk menderita depresi 3 kali lebih besar dibandingkan anak - anak
kandung keluarga yang mengadopsi
Faktor Genetik

 Studi Keluarga
Data keluarga menunjukkan bahwa jika salah satu orang tua memiliki gangguan mood,
seorang anak akan memiliki risiko antara 10 dan 25 persen untuk gangguan mood. Jika
kedua orang tuanya terpengaruh, risiko ini akan meningkat dua kali lipat. Semakin banyak
anggota keluarga yang terpengaruh, semakin besar risikonya bagi seorang anak. Risikonya
lebih besar jika anggota keluarga yang terkena adalah kerabat tingkat pertama daripada
kerabat yang jauh (Sadock et al., 2015).
 Studi Adopsi
Studi adopsi memberikan alternatif untuk memisahkan faktor genetik dan lingkungan
keluarga dalam penularan. Satu penelitian besar menemukan peningkatan tiga kali lipat
dalam tingkat gangguan bipolar dan peningkatan dua kali lipat pada gangguan unipolar pada
keluarga biologis dari pengguna bipolar (Sadock et al., 2015).
 Studi Kembar
Studi kembar memberikan pendekatan yang paling kuat untuk memisahkan genetik dari
faktor lingkungan. Data kembar memberikan bukti yang meyakinkan bahwa gen hanya
menjelaskan 50 hingga 70 persen etiologi gangguan suasana hati. Lingkungan atau faktor
lain merupakan sisanya. Studi ini menemukan tingkat konkordansi untuk gangguan mood
pada kembar monozigotik (MZ) dari 70 hingga 90 persen dibandingkan dengan kembar yang
sama-seks dizigotik (DZ) 16 hingga 35 persen (Sadock et al., 2015).
Faktor Psikososial
 Faktor Psikososial

 Riwayat Hidup dan Stres Lingkungan


Observasi klinis menemukan bahwa peristiwa kehidupan yang penuh stres lebih sering
mengalami episode pertama gangguan mood. Sebuah teori menjelaskan bahwa stres yang
menyertai episode pertama menghasilkan perubahan-perubahan 14 jangka panjang dalam
biologi otak. Perubahan-perubahan yang tahan lama ini dapat mengubah keadaan fungsional
dari berbagai neurotransmitter dan sistem sinyal intraneuronal, perubahan yang bahkan
mungkin termasuk hilangnya neuron dan pengurangan berlebihan pada kontak sinaptik.
Akibatnya, seseorang memiliki risiko tinggi mengalami episode gangguan mood berikutnya,
bahkan tanpa stressor eksternal (Sadock et al., 2015).
 Faktor Psikodinamik dalam Mania
Sebagian besar teori mania memandang episode mania sebagai pertahanan terhadap depresi
yang mendasarinya. Lewin menganggap ego pasien mania itu diliputi oleh dorongan yang
menyenangkan, seperti seks, atau oleh impuls yang ditakuti, seperti agresi. Klein juga
melihat mania sebagai reaksi defensif terhadap depresi, menggunakan pertahanan manik
seperti kemahakuasaan, di mana orang mengembangkan delusi keagungan (Sadock et al.,
2015).

Teori Depresi Lainnya

 Teori Kognitif
Aaron Beck mempostulatkan tiga kognitif depresi yang terdiri dari (1) pandangan diri sendiri
tentang suatu ajaran diri yang negatif, (2) tentang kecenderungan yang menginginkan dunia
untuk bermusuhan, dan (3) tentang harapan penderitaan serta kegagalan masa depan (Sadock
et al., 2015).
 Teori Ketidakberdayaan
Teori ketidakberdayaan yang dipelajari dari depresi menghubungkan fenomena depresif
dengan pengalaman peristiwa yang tak dapat dikendalikan. Behavioris menekankan bahwa
peningkatan depresi bergantung pada pembelajaran pasien, rasa kontrol dan penguasaan
lingkungan (Sadock et al., 2015).

Peristiwa kehidupan dengan stressful sering mendahului episode pertama,


dibandingkan episode berikutnya. Ada teori yangmengemukakan adanya stres sebelum
episode pertama menyebabkan perubahan biologi otak yang bertahan lama. Perubahan
ini menyebabkan perubahan berbagai neurotransmiter dan sistem sinyal intraneuron.
Termasuk hilangnya beberapa neuron dan penurunan kontak sinaps. Dampaknya,
seorang individu berisiko tinggi mengalami episode berulang gangguan mood, sekalipun
tanpa stressor dari luar
(Sumber : Kaplan, Sadock, Sinopsis Psikiatri, Jilid VII, edisi Ketujuh, Binarupa Aksara, Jakarta, 2007

4. Mengapa pasien merasa ingin bunuh diri?


Teori tentang bunuh diri, faktor mempengaruhi
GEJALA
Manifestasi klinis gangguan mood
 Mania: mood meluap-luap, peningkatan harga diri, gagasan meloncat-loncat (flight
of ideas), gagasan kebesaran, hiperaktif, kurang tidur
 Depresi: kurang/hilang energi dan minat, nafsu makan, perasaan bersalah, sulit
konsentrasi, pikiran kematian/bunuh diri
Pd gangguan mood dapat terjadi perubahan :
 aktivitas, kognisi dan pembicaraan.
 fungsi vegetatif (nafsu makan, tidur)
 aktivitas seksual dan irama biologis lainnya
 fungsi interpersonal, sosial dan pekerjaan
Sinopsis Psikiatri, Kaplan & Sadock ed. 7 jilid satu

a. Secara umum
 Manik: flight of ideas, minat berlebihan, gairah atau energi berlebihan/ hiperaktif
tidak diimbangi makan yang cukup sehingga mengalami penurunan berat badan.
Cemas, ketergantungan dengan alkohol dan napza, waham dan putus asa. Waham
yang sering terjadi adalah waham kebesaran, pada episode yang parah bisa
mengalami episode mood yang bisa membahayakan orang lain.
Berdasarkan keparahannya, ada 3:
 Hipomania : suka humor , bicara banyak dan sukar dihentikan, suka bekerja
tapi tingkah laku kacau. Penderita mengalami perasaan yang meningkat atau
elasi, adanya keinginan untuk keluar rumah, mudah marah berlangsung selama 4
hari, sedikitnya terdapat 3 gejala: perasaan kebesaran, gangguan tidur, nada
suara tinggi, menghilangnya kekacauan dalam bicara, bukan disebabkan oleh
penyalahgunaan zat atau gangguan medis lain.
 Mania akut : tidak ada sopan santun, cepat marah, ada waham, aktivitas
meningkat dan berubah ubah.
 Mania deliria : inkoherensia, waham dan halusinasi.

 Depresi : kepercayaan diri berkurang, konsentrasi berkurang, pesimistik, tidak


mengganggu orang di sekitarnya.
Afek depresi yang dapat menyebabkan perubahan tingkat afektif keseluruhan.
Disertai waham bersalah/ berdosa.
- Afek : tidak sanggup menunjukkan rasa gembira, merasa sedih
dan penampakan lebih tua dari usia yang sebenarnya.
- Kognitif : merasa tidak berguna, merasa gagal.
- Psikomotor : aktifitas menurun dan lambat, pembicaraan monoton.
Ilmu Kedokteran Jiwa W.M. Roan

Episode manic :
Biasanya paling sedikit belangsung selama satu minggu, afeknya meningkat, lebih gembira,
mudah tersinggung atau membumbung tinggi. Ditambah dengan :
 rasa percaya harga diri yang meningkat (merasa hebat/megalomania)
 kebutuhan akan tidur berkurang
 lebih banyak bicara
 flight of ideas (loncat gagasan)
 agitasi psikomotor, ingin segera memenuhi keinginannya
 boros, banyak belanja, banyak telepon
 perhatian mudah beralih
 banyak melakukan hal-hal yang menghibur (menari, menyanyi dll)
 banyak melakukan transaksi tanpa perhitungan masak yang merugikan
Kaplan & Saddock: Concise textbook of Clinical Psychiatry, second edition, Lippincott William
& Wilkins, 2004.

Episode depresi :
Gejala Utama :
 Afek depresi
 Kehilangan minat dan kegembiraan
 Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan yg mudah lelah ( rasa
lelah yg nyata sesudah kerja sedikit saja ) dan menurunnya aktivitas

Gejala Tambahan :
 Konsentrasi dan perhatian berkurang
 Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
 Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
 Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
 Gagasan atau perbuatan membahayankan diri atau bunuh diri
 Tidur terganggu
 Nafsu makan menurun
Dr. Rusdi Maslim, PPDGJ III

5. Apa Macam macam gangguan mood afektif beserta gejalanya?(cari menurut dsm
dan ppdgj)

F. 30 EPISODE MANIK
 F30.0 Hipomania
- Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania (F30.1),afek yang meninggi
atau berubah disertai peningkatan aktivitas menetap selama sekurang-
kurangnya beberapa hari berturut-turut ,pada suatu derajat intensitas dan
bertahan melebihi siklotimia (F34.00 ,serta tidak ada halusinasi atau waham.
- Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas social memang
sesuai dengan diagnosis hipomania,akan tetapi bila kekacauan itu berat atau
menyeluruh ,maka diagnosis mania (F30.1 atau F30.2) harus ditegakkan.
 F30.1 Mania tanpa gejala psikotik
- Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu dan cukup berat
sampai mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas
social yang biasa dilakukan.
- Perubahan afek harus disertai energy yang bertambah, sehingga terjadi
aktivitas berlebihan,percepatan dan kebanyakan bicara,kebutuhan tidur
berkurang, ide-ide perihal kebesaran, dan terlalu optimistik.
 F30.2 Mania dengan gejala psikotik
- Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari mania tanpa
gejala psikotik
- Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang
menjadi waham kebesaran (delusion of persecution), iritabilitas dan
kecurigaan menjadi waham kejar (delusion of persecution). Waham dan
halusinasi sesuai dengan keadaan afektersebut (mood-congruent).
 F30.8 Episode Manik Lainnya
 F30.9 Episode Manik YTT

EPISODE MANIK GEJALA KHAS/MENONJOL


Hipomania  Afek yang meninggi / berubah disertai peningkatan
aktifitas, menetap selama sekurang-kurangnya
beberapa hari berturut-turut
Mania tanpa Gejala  Episode berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu
Psikotik  Cukup berat sampai mengacaukan seluruh pekerjaan
atau hampir seluruh aktifitas social yang biasa
dilakukan
 Aktifitas yang berlebihan,percepatan & kbanyakan
bicara,keb tdr yang berkurang, Ide-ide perihal
kebesaran/grandiose ideas dan terlaluoptimistic
Mania dengan Gejala  Gmbrn klinisnya > berat dari mania tanpa gjala
Psikotik psikotik
 Harga diri yang membumbung dan gagasan
kebesaran waham kebesaran
 Iritabilitas & kecurigaan  waham kejar (delusion of
persecution)
 Waham & halusinasi sesuai dengan keadaan afek
tersebut (mood-congruent)
EPISODE DEPRESIF GJALA KHAS/MENCOLOK
RINGAN  Sekurang-kurangnya ada 2 dari 3 gejala utama depresi
 Ditambah sekurang-kurangnya 2 gejala lainnya
-  tidak ada yang berat diantaranya
-  minimal berlangsung 2 minggu
 Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan
social yang biasa dilakukan
SEDANG  Sekurang-kurangnya ada 2 dari 3 gjala utama depresi
 Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4)
dari gejala lainnya
-  minimal berlangsung 2 minggu
 Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan
kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga
BERAT tanpa Gejala  Semua 3 gjala utama depresi harus ada
Psikotik  Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gjala lainnya,
dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat
-  berlangsung minimal 2 minggu atau < bila
gejala amat berat dan beronset sangat cepat
 Sangat tidak mungkin pasien mampu meneruskan
kegiatan social, pekerjaan/urusan rumah tangga
kcuali pada taraf yang sangat terbatas
BERAT dengan Gejala  Sama sperti pada episode depresif berat tanpa gjala
Psikotik psikotik tapi disertai waham, halusinasi atau stupor
depresif
 waham biasnyamelibatkan ide ttg
dosa,kemiskinan/malapetaka yg mengancam dan
pasien merasa bertanggung jwb atas itu smua.
 halusinasi auditorik/olfactorik berupa suara yg
menghina/menuduh/bau kotoran/daging membusuk

F. 31 GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR


 F31.0 Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania harus ada
sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif, atau
campuran) di masa lampau
 F31.1 Gangguan afektif bipolar episode kini manik tanpa gejala psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala psikotik,
dan harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran) di masa lampau
 F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik
Episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala psikotik
harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif,
atau campuran) di masa lampau
 F31.3 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan
ataupun sedang dan harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif
hipomanik,manik,atau campuran dimasa lampau
 F31.4 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa
gejala psikotik harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif
hipomanik,manik,atau campuran dimasa lampau.
 F31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala psikotik
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode deperesif berat
dengan gejala psikotik harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif
hipomanik,manik,atau campuran dimasa lampau.
 F31.6 Gangguan afektif bipolar episode kini campuran
Episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik, hipomanik, dan depresif
yang tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala mania/hipomania dan depresi
sama-sama mencolok selama masa terbesar dari episode penyakit yang sekarang,
dan telah berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu) harus ada sekurang-
kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran di masa lampau.
 F31.7 Gangguan afektif bipolar, kini dalam remisi
Sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan
terakhir ini,tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif
hipomanik, manik, atau campuran di masa lampau dan ditambah sekurang-
kurangnya satu episode afektif lain.
 F31.8 Gangguan afektif bipolar lainnya
 F31.9 Gangguan afektif bipolar yang tidak tergolongkan

F. 32 EPISODE DEPRESI
 F.32.0 Episode depresi ringan
- Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama gangguan depresif
seperti tersebut di atas
- Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya
- Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
- Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu
- Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang
dilakukannya
 F 32.1 Episode depresi sedang
- Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama gangguan depresif
seperti tersebut diatas
- Ditambah sekurang-kurangnya 3 gejala lainnya sebaiknya 4
- Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
- Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu
- Menghadapi kesulitan nyata dalam meneruskan kegiatan dan kegiatan sosial
 F32.2 Episode Depresif berat tanpa gejala psikotik
Pedoman Diagnostik
- Semua 3 gejala utama gangguan depresif harus ada
- Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa
diantaranya harus berintensitas berat
- Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikometer) yang
mencolok, maka penderita mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk
melaporkan banyak gejalanya secara rinci.
- Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode
gangguan depresif berat masih dapat dibenarkan
- Episode depresi biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu,
akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih
dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2
minggu sangat tidak mungkin penderita akan mampu meneruskan kegiatan
sosial, pekerjaan atau rumah tangga kecuali pada tarif yang sangat terbatas.
 F32.3 EPISODE DEPRESI BERAT DENGAN GEJALA PSIKOTIK
Pedoman Diagnostik
- Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 tersebut
diatas
- Disertai waham, halusinasi atau stupor. Waham biasanya melibatkan ide
tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan penderita
merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfatorik
biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau
daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada
stupor
Jika diperlukan, waham atau halusisnasi dapat ditentukan sebagai serasi
atau tidak serasi dengan afek (mood congruent).
 F32.8 Episode Depresif Lainnya
 F 32.9 Episode Depresif YTT

F. 33 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG


 F.33 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG
Pedoman Diagnostik
- Gangguan ini bersifat dengan episode berulang dari :
Episode depresif ringan (F32.0)
Episode depresif sedang (F32.1
Episode depresif berat(F32.2 dan F32.3)
Episode masing-masing rata-rata lamanya sekitar 6 bulan akan tetapi
frekuensinya lebih jarang dibandingkan dengan gangguan bipolar
- Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dari peninggian afek dan
hiperaktivitas yang memenuhi kriteria mania (F30.1 dan F30.2) Namun
kategori ini tetap harus digunakan jika ternyata ada episode singkat dari
peninggian afek dan hiperaktivitas ringan yang memenuhi kriteria hipomania
(F30.0) segera sesudah suatu episode depresi (kadang-kadang tampaknya
dicetuskan oleh tindakan pengobatan depresi)
- Pemulihan keadaan biasanya sempurna di antara episode, namun sebagian
kecil penderita mungkin mendapat depresi yang akhirnya menetap,
terutama pada lanjut usia (untuk keadaan ini, kategori ini harus tetap
digunakan)
- Episode masing-masing, dalam berbagai tingkat keparahan, seringkali
dicetuskan oleh peristiwa kehidupan yang penuh stres atau trauma mental
lain (adanya stres tidak esensial untuk penegakkan diagnosis)
 F33.0 GANGGUAN GANGGUAN DEPRESIF BERULANG, EPISODE KINI RINGAN
Untuk Diagnosis pasti:
- Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33) harus dipenuhi dan episode
sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresi ringan (F32.0), dan
- sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama
minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif
yang bermakna.
 F.33.00 = Tanpa gejala somatik
 F.33.01 = Dengan gejala somatik
 F33.1 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG, EPISODE KINI SEDANG
Pedoman Diagnostik
Untuk Diagnosis pasti:
- Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33) harus dipenuhi dan episode
sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresi sedang (F32.1) ,
dan
- Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama
minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif
yang bermakna
 F33.2 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG, EPISODE KINI BERAT TANPA GEJALA
PSIKOTIK
Pedoman Diagnostik
Untuk Diagnosis pasti:
- Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33) harus dipenuhi dan episode
sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresi berat tanpa gejala
psikotik (F32.2 ) dan
- Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama
minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif
yang bermakna.
 F33.3 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG, EPISODE KINI BERAT DENGAN GEJALA
PSIKOTIK
Pedoman Diagnostik
Untuk Diagnosis pasti:
- Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33) harus dipenuhi dan episode
sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan
gejala psikotik (F32.3) dan
- Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama
minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif
yang bermakna.
 F33.4 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG, KINI DALAM REMISI
Pedoman Diagnostik
Untuk Diagnosis pasti :
- Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33,-) harus dipenuhi dan
episode sekarang seharusnya tidak memenuhi kriteria untuk episode depresi
dengan derajat keparahan apapun atau gangguan lain apapun dalam F30 –
F39. dan
- Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama
minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif
yang bermakna.
 F33.8 Gangguan depresif berulang lainnya
 F33.9 Gangguan depresif berulang YTT

F. 34 GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD [AFEKTIF]) MENETAP


 F34.0 Siklotimia
- Ciri esensial ialah ketidak-stabilan menetap dari afek (suasana perasaan),
meliputi banyak periode depresi ringan dan hipomania ringan, diantaranya
tidak ada yang cukup parah atau cukup lama untuk memenuhi kriteria
gangguan afektif bipolar (F31.-) atau gangguan depresi berulang (F33.-)
- Setiap episode alunan afektif (mood swings) tidak memenuhi kriteria untuk
kategori mana pun yang disebut dalam episode manik (F30.-) atau episode
depresi (F32.-)
- Diagnosis banding: Gangguan afektif bipolar (F31.-), Gangguan depresi
berulang (F33.-)
 F34.1 Distimia
- Ciri esensial ialah afek depresi yang berlangsung sangat lama yang tidak
pernah atau jarang sekali cukup parah untuk memenuhi kriteria gangguan
depresif berulang ringan atau sedang (F33.0 atau F33.1)
- Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung sekurang-
kurangnya beberapa tahun, kadang-kadang untuk jangka waktu tidak
terbatas. Jika onsetnya pada usia lebih lanjut, gangguan ini seringkali
merupakan kelanjutan suatu episode depresif tersendiri (f32.) dan
berhubungan dengan masa berkabung atau stres lain yang tampak jelas.
- Diagnosis Banding: Gangguan campuran anxietas-depresi (F41.2), Reaksi
depresi berkepanjangan (F43.21), Skizofrenia residual (F20.5)
 F34.8 Gangguan Afektif Menetap Lainnya
 Kategori sisa untuk gangguan afektif menetap yang tidak cukup parah atau
berlangsung cukup lama untuk memenuhi kriteria siklotimia (34.0) atau
distimia (34.1), namun secara klinis bermakna.
 F34.9 Gangguan Afektif Menetap YTT
F. 38 GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD [AFEKTIF]) LAINNYA
 F38.0 Gangguan Afektif Tunggal Lainnya
- F38.00 = Episode afektif campuran
Episode afektif yang berlangsung sekurang-kurangnya selama 2 minggu yang
bersifat campuran atau pergantian cepat (biasanya dalam beberapa jam)
antara gejala hipomanik, manik, dan depresif.
 F38.1 Gangguan Afektif Berulang Lainnya
- F38.10 = Gangguan depresif singkat berulang
Episode depresif singkat yang berulang, muncul kira-kira sekali sebulan
selama satu tahun yang lampau.
Semua episode depresif masing-masing berlangsung kurang dari 2 minggu
(yang khas ialah 2-3 hari, dengan pemulihan sempurna) tetapi memenuhi
kriteria simtomatik untuk episode depreasif ringan, sedang, atau berat
(F32.0, F32.1, F32.2)
Diagnosis Banding: Distimia (F34.1), Episode depresif berkaitan dengan
menstruasi (F38.8)
 F.38.8 Gangguan Afektif Lainnya YDT
- Merupakan kategori sisa utuk gangguan afektif yang tidak memenuhi kriteria
untuk kategori mana pun dari F.30 – F38.1
 F38.9 Gangguan Afektif YTT
- Untuk dipakai hanya sebagai langkah terakhir, jika tak ada istilah lain yang
dapat digunakan
- Termasuk: psikosis afektif YTT

F. 39 GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD [AFEKTIF]) YTT


EPISODE DEPRESIF GJALA KHAS/MENCOLOK
RINGAN  Sekurang-kurangnya ada 2 dari 3 gejala utama
depresi
 Ditambah sekurang-kurangnya 2 gejala lainnya
 tidak ada yang berat diantaranya
 minimal berlangsung 2 minggu
 Hanya sedikit kesulitan dlm pekerjaan dan kegiatan
social yang biasa dilakukan
SEDANG  Sekurang-kurangnya ada 2 dari 3 gejala utama
depresi
 Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4)
dari gejala lainnya
 minimal berlangsung 2 minggu
 Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan
kegiatan sosial,pekerjaan dan urusan rumah tangga
BERAT tanpa Gjala  Semua 3 gjala utama depresi harus ada
Psikotik  Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gjala lainnya,
dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat
 berlangsung minimal 2 minggu atau < bila gjala
amat berat dan beronset sangat cepat
 Sangat tidak mungkin pasient mampu meneruskan
kegiatan social, pekerjaan/urusan rumah tangga
kcuali pada taraf yang sangat terbatas
BERAT dengan gjala  Sama sperti pd episode depresif berat tanpa gjala
Psikotik psikotik tapi disertai waham, halusinasi atau stupor
depresif
 waham biasnyamelibatkan ide tentang dosa,
kemiskinan/malapetaka yang mengancam dan pasien
merasa bertanggung jawab atas itu smua.
 halusinasi auditorik/olfactorik berupa suara yang
menghina/menuduh/bau kotoran/daging membusuk
Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ – III, dr. Rusdi Maslim

Macam-macam gangguan AFEK :


a. Keadaan Afek yang cenderung meninggi ( Hyperthymia ) :
 Euphoria : perasaan gembira yang berlebihan
 Elasi : seperti euphoria tapi disertai tingkah laku motorik yang agak berlebihan, labil dan
menjurus mudah tersinggung
 Eksaltasi : peninggian kehidupan afektif yang sangat menonjol disertai perbuatan dan
pikiran yang serba meninggi dan berlebihan, tidak dapat tinggal diam untuk jangka pendek
 Ekstasi : seringkali berkaitan dengan hal – hal religius dan identifikasi dengan kekuatan
kosmik.
b. Keadaan Afek yang cenderung merendah ( Hypothymia ) :
 Depresi : menggambarkan segala bentuk keadaan sedih atau murung. Biasanya disertai
hambatan di bidang aktifitas baik pikiran, perbuatan maupun perasaan.
 Dukacita ( Grief ) : merupakan episode kesedihan yang mendalam yang harus dibedakan
dengan depresi.
 Gangguan Afektif lain :
- Dysthimia : perasaan tidak menyenangkan
- Poikilothymia : perasaan yang berubah-ubah
Simptomatologi FK Undip

. 31 GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR

F31.0 Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik


 episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania
 harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain
(hipomanik,manik,depresif,atau campuran)di masa lampau
F31.1 Gangguan afektif bipolar episode kini manik tanpa gejala psikotik
 episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala
psikotik, dan
 harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif
lain(hipomanik,manik,depresif,atau campuran)di masa lampau
F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik
 episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala psikotik.
 harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain
(hipomanik,manik,depresif,atau campuran)di masa lampau
F31.3 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang
 episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan
ataupun sedang dan
 harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik,manik,atau
campuran dimasa lampau
F31.4 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
 episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat
tanpa gejala psikotik
 harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik,manik,atau
campuran dimasa lampau.
F31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala psikotik
 episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode deperesif berat
dengan gejala psikotik
 harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik,manik,atau
campuran dimasa lampau.
F31.6 Gangguan afektif bipolar episode kini campuran
 episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik,hipomanik,dan depresif
yang tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala mania/hipomania dan
depresi sama-sama mencolok selama masa terbesar dari episode penyakit yang
sekarang, dan telah berlangsung sekurang-kurangnya 2minggu)
 harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik,manik,atau
campuran di masa lampau.
F31.7 Gangguan afektif bipolar, kini dalam remisi
sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan terakhir
ini,tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik,
manik, atau campuran di masa lampau dan ditambah sekurang-kurangnya satu
episode afektif lain.
F31.8 Gangguan afektif bipolar lainnya
F31.9 Gangguan afektif bipolar yang tidak tergolongkan
SUMBER : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ – III, dr. Rusdi
Maslim
F. 34 GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD [AFEKTIF]) MENETAP

B. F34.0 Siklotimia
 Ciri esensial ialah ketidak-stabilan menetap dari afek (suasana perasaan),
meliputi banyak periode depresi ringan dan hipomania ringan, diantaranya
tidak ada yang cukup parah atau cukup lama untuk memenuhi kriteria
gangguan afektif bipolar (F31.-) atau gangguan depresi berulang (F33.-)
 Setiap episode alunan afektif (mood swings) tidak memenuhi kriteria untuk
kategori mana pun yang disebut dalam episode manik (F30.-) atau episode
depresi (F32.-)
 Diagnosis banding : Gangguan afektif bipolar (F31.-)
Gangguan depresi berulang (F33.-)

C. F34.1 Distimia
 Ciri esensial ialah afek depresi yang berlangsung sangat lama yang tidak
pernah atau jarang sekali cukup parah untuk memenuhi kriteria gangguan
depresif berulang ringan atau sedang (F33.0 atau F33.1)
 Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung sekurang-
kurangnya beberapa tahun, kadang-kadang untuk jangka waktu tidak terbatas.
Jika onsetnya pada usia lebih lanjut, gangguan ini seringkali merupakan
kelanjutan suatu episode depresif tersendiri (f32.) dan berhubungan dengan masa
berkabung atau stres lain yang tampak jelas.
 Diagnosis Banding : Gangguan campuran anxietas-depresi (F41.2)
Reaksi depresi berkepanjangan (F43.21)
Skizofrenia residual (F20.5)

D. F34.8 Gangguan Afektif Menetap Lainnya


 Kategori sisa untuk gangguan afektif menetap yang tidak cukup parah atau
berlangsung cukup lama untuk memenuhi kriteria siklotimia (34.0) atau distimia
(34.1), namun secara klinis bermakna.

E. F34.9 Gangguan Afektif Menetap YTT


SUMBER : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ – III, dr.
Rusdi Maslim

6. Apa saja etiologi dan factor resiko dari scenario?


 Etiologi
1) Faktor Biologis
Data yang dilaporkan paling konsisten dengan hipotesis bahwa gangguan
depresi berat berhubungan dengan disregulasi heterogen pada amin biogenic
(norepinefrin dan serotonin). Penurunan serotonin dapat encetuskan depresi, dan pada
beberapa pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi metabolik serotonin di dalam
cairan serebrospinal yang rendah serta konsentrasi tempat ambilan serotonin yang
rendah di trombosit. Faktor neurokimia lain seperti adenilate cyclase, phsphotidyl
inositol, dan regulasi kalsium mungkin juga memiliki relevansi penyebab.

Penelitian anak pra pubertas dengan gangguan depresif berat dan remaja-
remaja dengan gangguan mood telah menemukan kelainan biologi.

Anak pra pubertas dalam suatu episode gangguan depresif berat mensekresikan
hormon pertumbuhan yang secara bermakna lebih banyak selama tidur dibandingkan
dengan anak normal dan anak dengan gangguan mental nondepresi.

• Amin biogenik. neuroutransmiter amin biogenik adalah: norepinefrin, serotonin,


dopamin, GABA dan neuroendokren.
• NOREPINEFRIN.
reseptor adrenergik-alfa2, teraktivasi => ↓ norepinefrin yg di lepaskan.
reseptor adrenergik-alfa2 juga berlokasi pada neuron serotonergik dan mengatur
jumlan serotonin yang dilepaskan.
 SEROTONIN.
penurunan serotonin => depresi, pasien yang bunuh diri memiliki konsentrasi
metabolit serotonin dlm cairan serebrospinalis rendah dan konsentrasi tempat
ambilan serotonin yang rendah di trombosit,
 DOPAMIN.
Aktivitas dopamin ↓ pada depresi dan↑ pada mania. Penelitian: hubungan
dopamin dan gangguan mood.
bahwa jalur dopamin mesolimbik: disfungsi pada depresi dan reseptor dopamin tipe
1 (D1): hipoaktif pada depresi.
 FAKTOR NEUROKIMIAWI LAIN.
Neurotransmiter asam amino, khususnya gamma-aminobutyric acid (GABA) dan
peptida neuroaktif (khususnya vasopresin & opiat endogen) => patofisiologi
gangguan mood.
Beberapa peneliti telah menyatakan bahwa sistem pembawa kedua (second-
messenger), seperti: adenylate cyclase, phosphotidylinositol, dan regulasi kalsium—
juga memiliki relevansi penyebab ggn mood
 REGULASI NEUROENDOKRIN.
Hipotalamus sebagai pusat regulasi sumbu neurohormonal dan hipotalamus
menerima banyak masukan (input) neuronal yang menggunakan neurotransmiter
amin biogenik.
Sumbu neuroendokrin utama ggn mood adalah: sumbu adrenal, tiroid, dan hormon
pertumbuhan.
Kelainan neuroendakrin lainnya adalah:
↓ sekresi nokturnal melantonin, ↓ pelepasan prolaktin terhadap pemberian
tryptophan, ↓ kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone
(LH), dan ↓ testosteron pada laki-laki
2) Faktor Genetika
Memiliki satu orang tua yang terdepresi kemungkinan meningkatkan resiko dua
kali untuk keturunan, memiliki kedua orang tua terdepresi kemungkinan meningkatkan
resiko empat kali bagi keturunan untuk terkena gangguan depresi sebelum usia 18
tahun.
Dari faktor bawaan atau keturunan menerangkan apabila salah seorang kembar
menderita depresi, maka kemungkinan saudara kembarnya menderita pula sebesar 70
%. Kemungkinan menderita depresi sebesar 15 % pada anak, orang tua, dan kakak-adik
dari penderita depresi. Apabila anak yang orangtuanya pernah menderita depresi, sejak
lahir diadopsi oleh keluarga yang tidak pernah menderita depresi, ternyata
kemungkinan untuk menderita depresi 3 kali lebih besar dibandingkan anak - anak
kandung keluarga yang mengadopsi
Faktor Genetik

 Studi Keluarga
Data keluarga menunjukkan bahwa jika salah satu orang tua memiliki gangguan mood,
seorang anak akan memiliki risiko antara 10 dan 25 persen untuk gangguan mood. Jika
kedua orang tuanya terpengaruh, risiko ini akan meningkat dua kali lipat. Semakin banyak
anggota keluarga yang terpengaruh, semakin besar risikonya bagi seorang anak. Risikonya
lebih besar jika anggota keluarga yang terkena adalah kerabat tingkat pertama daripada
kerabat yang jauh (Sadock et al., 2015).
 Studi Adopsi
Studi adopsi memberikan alternatif untuk memisahkan faktor genetik dan lingkungan
keluarga dalam penularan. Satu penelitian besar menemukan peningkatan tiga kali lipat
dalam tingkat gangguan bipolar dan peningkatan dua kali lipat pada gangguan unipolar pada
keluarga biologis dari pengguna bipolar (Sadock et al., 2015).
 Studi Kembar
Studi kembar memberikan pendekatan yang paling kuat untuk memisahkan genetik dari
faktor lingkungan. Data kembar memberikan bukti yang meyakinkan bahwa gen hanya
menjelaskan 50 hingga 70 persen etiologi gangguan suasana hati. Lingkungan atau faktor
lain merupakan sisanya. Studi ini menemukan tingkat konkordansi untuk gangguan mood
pada kembar monozigotik (MZ) dari 70 hingga 90 persen dibandingkan dengan kembar yang
sama-seks dizigotik (DZ) 16 hingga 35 persen (Sadock et al., 2015).

3) Faktor Psikososial
Faktor Psikososial

 Riwayat Hidup dan Stres Lingkungan


Observasi klinis menemukan bahwa peristiwa kehidupan yang penuh stres lebih sering
mengalami episode pertama gangguan mood. Sebuah teori menjelaskan bahwa stres yang
menyertai episode pertama menghasilkan perubahan-perubahan 14 jangka panjang dalam
biologi otak. Perubahan-perubahan yang tahan lama ini dapat mengubah keadaan fungsional
dari berbagai neurotransmitter dan sistem sinyal intraneuronal, perubahan yang bahkan
mungkin termasuk hilangnya neuron dan pengurangan berlebihan pada kontak sinaptik.
Akibatnya, seseorang memiliki risiko tinggi mengalami episode gangguan mood berikutnya,
bahkan tanpa stressor eksternal (Sadock et al., 2015).
 Faktor Psikodinamik dalam Mania
Sebagian besar teori mania memandang episode mania sebagai pertahanan terhadap depresi
yang mendasarinya. Lewin menganggap ego pasien mania itu diliputi oleh dorongan yang
menyenangkan, seperti seks, atau oleh impuls yang ditakuti, seperti agresi. Klein juga
melihat mania sebagai reaksi defensif terhadap depresi, menggunakan pertahanan manik
seperti kemahakuasaan, di mana orang mengembangkan delusi keagungan (Sadock et al.,
2015).

Teori Depresi Lainnya

 Teori Kognitif
Aaron Beck mempostulatkan tiga kognitif depresi yang terdiri dari (1) pandangan diri sendiri
tentang suatu ajaran diri yang negatif, (2) tentang kecenderungan yang menginginkan dunia
untuk bermusuhan, dan (3) tentang harapan penderitaan serta kegagalan masa depan (Sadock
et al., 2015).
 Teori Ketidakberdayaan
Teori ketidakberdayaan yang dipelajari dari depresi menghubungkan fenomena depresif
dengan pengalaman peristiwa yang tak dapat dikendalikan. Behavioris menekankan bahwa
peningkatan depresi bergantung pada pembelajaran pasien, rasa kontrol dan penguasaan
lingkungan (Sadock et al., 2015).

Peristiwa kehidupan dengan stressful sering mendahului episode pertama,


dibandingkan episode berikutnya. Ada teori yangmengemukakan adanya stres sebelum
episode pertama menyebabkan perubahan biologi otak yang bertahan lama. Perubahan
ini menyebabkan perubahan berbagai neurotransmiter dan sistem sinyal intraneuron.
Termasuk hilangnya beberapa neuron dan penurunan kontak sinaps. Dampaknya,
seorang individu berisiko tinggi mengalami episode berulang gangguan mood, sekalipun
tanpa stressor dari luar
(Sumber : Kaplan, Sadock, Sinopsis Psikiatri, Jilid VII, edisi Ketujuh, Binarupa Aksara, Jakarta, 2007)
 Factor risiko
1) Usia
Rata-rata onset untuk gangguan jiwa depresi berat adalah kira-kira 40 tahun dan 50%
memiliki onset antara 20-50 tahun.
2) Jenis kelamin
Terdapat prevalensi gangguan depresif yang 2x lebih besar pada wanita dibandingkan
laki-laki, karena redahnya kesehatan maternal.
3) Status pernikahan
Gangguan depresi berat terjadi paling sering pada orang yang tidak memiliki
hubungan interpersonal yang erat/yang tercerai/berpisah.

(Jurnal : Gangguan Mood Episode Depresi sedang-berat, zelfi)

7. Bagaimana cara mendiagnosis kasus dari scenario?


8. Apa diagnosis dan diagnosis banding dari scenario?

Dx : ggn bipolar episode kini depresif berattanpa psikotik

Depresi dan mania

Klasifikasi
Dokter biasanya mendiagnosa gangguan jiwa dengan menggunakan Panduan Diagnosa
dan Statistik Gangguan Jiwa (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, DSM).
Menurut DSM, ada empat tipe gangguan bipolar.
 Gangguan bipolar tipe I, ditentukan oleh episode manik atau campuran yang
berlangsung setidaknya selama tujuh hari, atau oleh episode manik yang
sedemikian parah yang membuat orang tersebut membutuhkan perawatan di
rumah sakit. Biasanya, orang tersebut juga memiliki episode depresi, biasanya
berlangsung selama dua minggu.
 Gangguan bipolar tipe II ditentukan oleh pola episode depresi yang berlangsung
bolak-balik dengan gangguan hipomanik, akan tetapi bukan merupakan mania
penuh atau episode campuran.
 Gangguan bipolar tidak terbedakan (Bipolar Disorder Not Otherwise Specified, BP-
NOS) disandangkan sebagai sebuah diagnosa saat seseorang memiliki gejala
penyakit yang tidak memenuhi kriteria baik untuk bipolar tipe I atau II. Gejala-
gejalanya mungkin tidak berlangsung cukup lama, atau orang tersebut memiliki
terlalu sedikit gejala untuk didiagnosa dengan bipolar I atau II. Gejalagejalanya
nyata-nyata berbeda dengan rentang perilaku normal orang tersebut.
 Siklotimia atau gangguan siklotimik adalah gangguan yang lebih ringan dari bipolar.
Orang yang mengalami siklotimia memiliki episode hipomania yang bolak-balik
dengan depresi ringan selama dua tahun. Gejala-gejalanya tidak memenuhi kriteria
diagnostik untuk tipe bipolar manapun.
Beberapa orang memiliki diagnosa dengan gangguan bipolar siklus cepat, yaitu
gangguan dengan empat episode atau lebih yang mencakup depresi mayor, mania,
hipomania, atau gejala campuran dalam kurun waktu setahun.
Mengenal gangguan bipolar diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Dinarti, S.Kp, MAP & Anta Samsara, Nasional
institute of health Mental
Kapplan saddock psikologi klinis.

9. Apa tatalaksana dari scenario?


Obat Anti-Depresi
Penggolongan:
 Obat Anti-Depresi Trisiklik: Amitriptyline, Imipramine, Clomipramine, Tianeptine,
Opipramol
 Obat Anti-Depresi Tetrasiklik: Maprotiline, Mianserin, Amoxapine
 Obat Anti-Depresi MAOI-Reversible (Monoamine Oxydase Inhibitor): Moclobemide
 Obat Anti-Depresi Atypical: Trazodone, Tianeptine, Miertazapine
 Obat Anti-Depresi SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor): Sertraline,
Paroxetine, Fluvoxamine, Fluoxetine, Citalopram

Indikasi:
Untuk Sindroma Depresi

Kontraindikasi:
 Penyakit jantung koroner, MCI, khususnya pada usia lanjut
 Glaukoma, Retensi Urin, Hipertrofi Prostat, gangguan fungsi hati, Epilepsi
 Pada penggunaan obat Lithium, kelainan fungsi jantung, ginjal dan kelenjar thyroid
 Wanita hamil dan menyusui tidak dianjuran menggunaan TCA, resiko teratogenik
besar (khususnya trimester 1) dan TCA diekskresi melalui ASI

Mekanisme Kerja:
Menghambat “re-uptake aminergik neurotransmitter” (Noradrenalin, serotonin, dopamin)
dan menghambat penghancuran oleh enzim MAO (Monoamine Oxidase) sehingga terjadi
peningkatan jumlah aminergik neurotrasmitter pada sinaps neuron di SSP.

Dosis:
Yang perlu dipertimbangkan:
 Onset efek primer: sekitar 2 – 4 minggu
 Onset efek sekunder: sekitar 12 – 24 jam
 Waktu paruh: 12 – 48 jam ( pemberian 1 – 2x / hari )
Ada 5 proses dalam pengaturan dosis:
 Initiating Dosage (Test dose)  untuk mencapai dosis anjuran selama mgg I
 Titrating Dosage (Optimal dose)  mulai dosis anjuran sampai mencapai dosis
efektif  dosis optimal
 Stabilizing Dosage (Stabilizing dose)  dosis optimal dipertahankan selama 2 – 3
bulan
 Maintaining Dosage (Maintaining dose)  selama 3 – 6 bulan. Biasanya dosis
pemeliharaan: ½ dosis optimal
 Tapering Dosage (Tapering dose)  selama 1 bulan. Kebalikan dari proses “Initiating
Dosage”

Efek Samping:
 Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun,
kemampuan kognitif menurun, dll)
 Efek Antikolinergik (mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi, sinus
tekikardia, dll)
 Efek Anti-adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi)
 Efek Neurotoksis (tremor halus, gelisah, agitasi, insomnia)

Cara mengatasinya:
 Gastric lavage (hemodialisis tdk bermanfaat oleh karena obat Trisiklik bersifat
“protein binding” forced diuresis juga tdk bermanfaat oleh karena “renal excretion
of free drug” rendah)
 Diazepam 10 mg (im) untuk mengatasi konvulsi
 Prostigmine 0,5 – 1,0 mg (im) untuk mengatasi efek anti-kolinergik (dapat diulangi
sampai gejala mereda)
 Monitoring EKG untuk deteksi kelainan jantung
Maslim, Rusdi, Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, 2001, Edisi ke-3

Terapi Fisik
 Litium efektif dalam membuat remisi gangguan bipolar, mania dan mungkin
bermanfaat dalam pengobatan depresi bipolar akut dan beberapa depresi unipolar.
 Antikonvulsan juga sama baik dengan litium untuk mengobati kondisi akut, meskipun
kurang efektif untuk rumatan. Antidepresan dan litium dapat dimulai bersama –
sama dan litium diteruskan setelah remisi.
 Antipsikotik di perlukan bagi pasien psikotik, paranoid, atau pasien yang sangat
agitasi, tunggal atau bersama-sama dengan antidepresan, litium, atau ECT-anti
depresan yang baru juga terlihat efektif.
ECT mungkin merupakan terapi terpilih:
- Bila obat tidak berhasil setelah satu atau lebih dari 6 minggu pengobatan.
- Bila kondisi pasien menuntut remisi segera (misal, bunuh diri yang akut).
- Pada beberapa depresi psikotik.
- Pada pasien yang tak dapat mentoleransi obat (misal, pasien tua yang
berpenyakit jantung). Lebih dari 90% pasien memberikan respons.
David A. Tomb, Buku Saku Psikiatri Ed. 6, EGC

10. Apa yang bisa dilakukan oleh orang terdekat terhadap pasien?
*pendekatan seperti curhat tentang apa yang dikeluhkannya selama ini
*memberi semangat ,motivasi dalam hidupnya

Anda mungkin juga menyukai