STEP 2
Afek
Afek yang sesuai (appropriate affect): suatu kondisi dimana irama emosional adalah
harmonis dengan gagasan, pikiran, atau pembicaraan yang menyertai
Afek yang tidak sesuai (inappropriate affect): ketidakharmonisan antara irama perasaan
emosional dengan gagasan, pikiran, atau pembicaraan yang menyertainya
Afek yang tumpul (blunted affect): gangguan pada afek yang dimanifestasikan oleh
penurunan berat pada intensitas irama perasaan yang diungkapkan ke luar
Afek yang terbatas (restricted or constricted affect): penurunan intensitas irama perasaan
yang kurang parah daripada afek yang tumpul
Afek yang datar (flat affect): tidak adanya atau hamper tidak adanya tanda ekspresi afek;
suara yang monoton, wajah yang tidak bergerak
Afek yang labil (labile affect): perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba, yang tidak
berhubungan dengan stimuli eksternal
Kaplan & Saddock, Harlock 1, Kaplan MD, Benjamin D, Saddock.” Sinopsis Psikiatri, Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis”
F. 30 EPISODE MANIK
F30.0 Hipomania:
- Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania (F30.1),afek yang meninggi atau
berubah disertai peningkatan aktivitas menetap selama sekurang-kurangnya
beberapa hari berturut-turut ,pada suatu derajat intensitas dan bertahan melebihi
siklotimia (F34.00 ,serta tidak ada halusinasi atau waham.
- Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas social memang sesuai
dengan diagnosis hipomania,akan tetapi bila kekacauan itu berat atau
menyeluruh ,maka diagnosis mania (F30.1 atau F30.2) harus ditegakkan.
F30.1 Mania tanpa gejala psikotik
- Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu dan cukup berat sampai
mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas social yang
biasa dilakukan.
- Perubahan afek harus disertai energy yang bertambah , sehingga terjadi aktivitas
berlebihan,percepatan dan kebanyakan bicara,kebutuhan tidur berkurang, ide-
ide perihal kebesaran, dan terlalu optimistik.
F30.2 Mania dengan gejala psikotik
- Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari mania tanpa
gejala psikotik
- Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang
menjadi waham kebesaran (delusion of persecution),iritabilitas dan kecurigaan
menjadi waham kejar (delusion of persecution) .Waham dan halusinasi sesuai
dengan keadaan afek tersebut (mood-congruent).
F30.8 Episode Manik Lainnya
F30.9 Episode Manik YTT
Mania dengan Gejala psikotik Gmbrn klinisnya > berat dari mania tanpa gjala psikotik
Harga diri yang membumbung dan gagasan
kebesaranwaham kebesaran
Iritabilitas & kecurigaan waham kejar (delusion of
persecution)
Waham & halusinasi sesuai dengan keadaan afek tersebut
(mood-congruent)
EPISODE DEPRESIF GJALA KHAS/MENCOLOK
BERAT tanpa Gjala Psikotik Semua 3 gjala utama depresi harus ada
Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari
gjala lainnya, dan beberapa
diantaranya harus berintensitas berat
berlangsung minimal 2 minggu atau
< bila gjala amat berat dan beronset
sangat ceoat
Sangat tdk mungkin pasient
mampu meneruskan kegiatan
social,pekerjaan/urusan rumah
tangga kcuali pd taraf yg
sangat terbatas
SUMBER : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ – III, dr.
Rusdi Maslim
F31.1 Gangguan afektif bipolar episode kini manik tanpa gejala psikotik
episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala
psikotik, dan
F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik
episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala psikotik.
F31.3 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang
episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan
ataupun sedang dan
F31.4 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik
episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat
tanpa gejala psikotik
F31.5 Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala psikotik
episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode deperesif berat
dengan gejala psikotik
sekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan
terakhir ini,tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif
hipomanik, manik, atau campuran di masa lampau dan ditambah sekurang-
kurangnya satu episode afektif lain.
SUMBER : Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ – III, dr.
Rusdi Maslim
2. Apa hubungan keluhan pasien saat ini dengan keluhan 6 bulan yang lalu?
- Pasien dalam kondisi episode manik. Biasaya pada episode manik :
•Mania adalah kesenangan yg berlebihan dan merupakan periode yang berbeda dari mood yang
abnormal dan terus menerus meningkat, ekspansif yang berlangsung setidaknya 1 minggu atau kurang
jika seorang pasien harus dirawat di rumah sakit (Sadock et al., 2015). Episode mania mengalami
peningkatan level euforia dan harga diri diiringi perasaan suka cita. Tingkat energi sangat meningkat
bahkan ketika kekurangan tidur. Namun, peningkatan energi tidak mengarah pada rencana dan
pemikiran yang terorganisasi (Mc Cance, 2014). Trias Mania: euphoria, flight of ideas, leugorhea (bicara
cepat dan tdk bs dihentikan)
• Hipomania
Episode hipomania berlangsung setidaknya 4 hari dan mirip dengan episode mania tetapi tidak
cukup parah untuk menyebabkan kerusakan dalam fungsi sosial atau pekerjaan, dan tidak ada fitur
psikotik yang hadir. Baik mania dan hypomania dikaitkan dengan harga diri yang meningkat,
kebutuhan tidur yang menurun, aktivitas fisik dan mental yang hebat, dan banyak terlibat dalam
perilaku yang menyenangkan (Sadock, et al., et al., 2015). Tidak ada kelainan yang berarti dalam
fungsi sosial atau pekerjaan, tidak ada delusi, dan tidak ada halusinasi. Beberapa pasien mungkin
lebih produktif dari biasanya, tetapi 5% hingga 15% pasien dapat dengan cepat beralih ke episode
mania (Wells et al., 2015).
Kaplan & Saddock, Harlock 1, Kaplan MD, Benjamin D, Saddock.” Sinopsis Psikiatri, Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis”.
Penelitian anak pra pubertas dengan gangguan depresif berat dan remaja-
remaja dengan gangguan mood telah menemukan kelainan biologi.
Anak pra pubertas dalam suatu episode gangguan depresif berat mensekresikan
hormon pertumbuhan yang secara bermakna lebih banyak selama tidur dibandingkan
dengan anak normal dan anak dengan gangguan mental nondepresi.
Studi Keluarga
Data keluarga menunjukkan bahwa jika salah satu orang tua memiliki gangguan mood,
seorang anak akan memiliki risiko antara 10 dan 25 persen untuk gangguan mood. Jika
kedua orang tuanya terpengaruh, risiko ini akan meningkat dua kali lipat. Semakin banyak
anggota keluarga yang terpengaruh, semakin besar risikonya bagi seorang anak. Risikonya
lebih besar jika anggota keluarga yang terkena adalah kerabat tingkat pertama daripada
kerabat yang jauh (Sadock et al., 2015).
Studi Adopsi
Studi adopsi memberikan alternatif untuk memisahkan faktor genetik dan lingkungan
keluarga dalam penularan. Satu penelitian besar menemukan peningkatan tiga kali lipat
dalam tingkat gangguan bipolar dan peningkatan dua kali lipat pada gangguan unipolar pada
keluarga biologis dari pengguna bipolar (Sadock et al., 2015).
Studi Kembar
Studi kembar memberikan pendekatan yang paling kuat untuk memisahkan genetik dari
faktor lingkungan. Data kembar memberikan bukti yang meyakinkan bahwa gen hanya
menjelaskan 50 hingga 70 persen etiologi gangguan suasana hati. Lingkungan atau faktor
lain merupakan sisanya. Studi ini menemukan tingkat konkordansi untuk gangguan mood
pada kembar monozigotik (MZ) dari 70 hingga 90 persen dibandingkan dengan kembar yang
sama-seks dizigotik (DZ) 16 hingga 35 persen (Sadock et al., 2015).
Faktor Psikososial
Faktor Psikososial
Teori Kognitif
Aaron Beck mempostulatkan tiga kognitif depresi yang terdiri dari (1) pandangan diri sendiri
tentang suatu ajaran diri yang negatif, (2) tentang kecenderungan yang menginginkan dunia
untuk bermusuhan, dan (3) tentang harapan penderitaan serta kegagalan masa depan (Sadock
et al., 2015).
Teori Ketidakberdayaan
Teori ketidakberdayaan yang dipelajari dari depresi menghubungkan fenomena depresif
dengan pengalaman peristiwa yang tak dapat dikendalikan. Behavioris menekankan bahwa
peningkatan depresi bergantung pada pembelajaran pasien, rasa kontrol dan penguasaan
lingkungan (Sadock et al., 2015).
a. Secara umum
Manik: flight of ideas, minat berlebihan, gairah atau energi berlebihan/ hiperaktif
tidak diimbangi makan yang cukup sehingga mengalami penurunan berat badan.
Cemas, ketergantungan dengan alkohol dan napza, waham dan putus asa. Waham
yang sering terjadi adalah waham kebesaran, pada episode yang parah bisa
mengalami episode mood yang bisa membahayakan orang lain.
Berdasarkan keparahannya, ada 3:
Hipomania : suka humor , bicara banyak dan sukar dihentikan, suka bekerja
tapi tingkah laku kacau. Penderita mengalami perasaan yang meningkat atau
elasi, adanya keinginan untuk keluar rumah, mudah marah berlangsung selama 4
hari, sedikitnya terdapat 3 gejala: perasaan kebesaran, gangguan tidur, nada
suara tinggi, menghilangnya kekacauan dalam bicara, bukan disebabkan oleh
penyalahgunaan zat atau gangguan medis lain.
Mania akut : tidak ada sopan santun, cepat marah, ada waham, aktivitas
meningkat dan berubah ubah.
Mania deliria : inkoherensia, waham dan halusinasi.
Episode manic :
Biasanya paling sedikit belangsung selama satu minggu, afeknya meningkat, lebih gembira,
mudah tersinggung atau membumbung tinggi. Ditambah dengan :
rasa percaya harga diri yang meningkat (merasa hebat/megalomania)
kebutuhan akan tidur berkurang
lebih banyak bicara
flight of ideas (loncat gagasan)
agitasi psikomotor, ingin segera memenuhi keinginannya
boros, banyak belanja, banyak telepon
perhatian mudah beralih
banyak melakukan hal-hal yang menghibur (menari, menyanyi dll)
banyak melakukan transaksi tanpa perhitungan masak yang merugikan
Kaplan & Saddock: Concise textbook of Clinical Psychiatry, second edition, Lippincott William
& Wilkins, 2004.
Episode depresi :
Gejala Utama :
Afek depresi
Kehilangan minat dan kegembiraan
Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan yg mudah lelah ( rasa
lelah yg nyata sesudah kerja sedikit saja ) dan menurunnya aktivitas
Gejala Tambahan :
Konsentrasi dan perhatian berkurang
Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
Gagasan atau perbuatan membahayankan diri atau bunuh diri
Tidur terganggu
Nafsu makan menurun
Dr. Rusdi Maslim, PPDGJ III
5. Apa Macam macam gangguan mood afektif beserta gejalanya?(cari menurut dsm
dan ppdgj)
F. 30 EPISODE MANIK
F30.0 Hipomania
- Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania (F30.1),afek yang meninggi
atau berubah disertai peningkatan aktivitas menetap selama sekurang-
kurangnya beberapa hari berturut-turut ,pada suatu derajat intensitas dan
bertahan melebihi siklotimia (F34.00 ,serta tidak ada halusinasi atau waham.
- Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas social memang
sesuai dengan diagnosis hipomania,akan tetapi bila kekacauan itu berat atau
menyeluruh ,maka diagnosis mania (F30.1 atau F30.2) harus ditegakkan.
F30.1 Mania tanpa gejala psikotik
- Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu dan cukup berat
sampai mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas
social yang biasa dilakukan.
- Perubahan afek harus disertai energy yang bertambah, sehingga terjadi
aktivitas berlebihan,percepatan dan kebanyakan bicara,kebutuhan tidur
berkurang, ide-ide perihal kebesaran, dan terlalu optimistik.
F30.2 Mania dengan gejala psikotik
- Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari mania tanpa
gejala psikotik
- Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang
menjadi waham kebesaran (delusion of persecution), iritabilitas dan
kecurigaan menjadi waham kejar (delusion of persecution). Waham dan
halusinasi sesuai dengan keadaan afektersebut (mood-congruent).
F30.8 Episode Manik Lainnya
F30.9 Episode Manik YTT
F. 32 EPISODE DEPRESI
F.32.0 Episode depresi ringan
- Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama gangguan depresif
seperti tersebut di atas
- Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya
- Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
- Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu
- Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang
dilakukannya
F 32.1 Episode depresi sedang
- Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama gangguan depresif
seperti tersebut diatas
- Ditambah sekurang-kurangnya 3 gejala lainnya sebaiknya 4
- Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya
- Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu
- Menghadapi kesulitan nyata dalam meneruskan kegiatan dan kegiatan sosial
F32.2 Episode Depresif berat tanpa gejala psikotik
Pedoman Diagnostik
- Semua 3 gejala utama gangguan depresif harus ada
- Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, dan beberapa
diantaranya harus berintensitas berat
- Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikometer) yang
mencolok, maka penderita mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk
melaporkan banyak gejalanya secara rinci.
- Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh terhadap episode
gangguan depresif berat masih dapat dibenarkan
- Episode depresi biasanya harus berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu,
akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih
dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2
minggu sangat tidak mungkin penderita akan mampu meneruskan kegiatan
sosial, pekerjaan atau rumah tangga kecuali pada tarif yang sangat terbatas.
F32.3 EPISODE DEPRESI BERAT DENGAN GEJALA PSIKOTIK
Pedoman Diagnostik
- Episode depresi berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 tersebut
diatas
- Disertai waham, halusinasi atau stupor. Waham biasanya melibatkan ide
tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan penderita
merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfatorik
biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh, atau bau kotoran atau
daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada
stupor
Jika diperlukan, waham atau halusisnasi dapat ditentukan sebagai serasi
atau tidak serasi dengan afek (mood congruent).
F32.8 Episode Depresif Lainnya
F 32.9 Episode Depresif YTT
B. F34.0 Siklotimia
Ciri esensial ialah ketidak-stabilan menetap dari afek (suasana perasaan),
meliputi banyak periode depresi ringan dan hipomania ringan, diantaranya
tidak ada yang cukup parah atau cukup lama untuk memenuhi kriteria
gangguan afektif bipolar (F31.-) atau gangguan depresi berulang (F33.-)
Setiap episode alunan afektif (mood swings) tidak memenuhi kriteria untuk
kategori mana pun yang disebut dalam episode manik (F30.-) atau episode
depresi (F32.-)
Diagnosis banding : Gangguan afektif bipolar (F31.-)
Gangguan depresi berulang (F33.-)
C. F34.1 Distimia
Ciri esensial ialah afek depresi yang berlangsung sangat lama yang tidak
pernah atau jarang sekali cukup parah untuk memenuhi kriteria gangguan
depresif berulang ringan atau sedang (F33.0 atau F33.1)
Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung sekurang-
kurangnya beberapa tahun, kadang-kadang untuk jangka waktu tidak terbatas.
Jika onsetnya pada usia lebih lanjut, gangguan ini seringkali merupakan
kelanjutan suatu episode depresif tersendiri (f32.) dan berhubungan dengan masa
berkabung atau stres lain yang tampak jelas.
Diagnosis Banding : Gangguan campuran anxietas-depresi (F41.2)
Reaksi depresi berkepanjangan (F43.21)
Skizofrenia residual (F20.5)
Penelitian anak pra pubertas dengan gangguan depresif berat dan remaja-
remaja dengan gangguan mood telah menemukan kelainan biologi.
Anak pra pubertas dalam suatu episode gangguan depresif berat mensekresikan
hormon pertumbuhan yang secara bermakna lebih banyak selama tidur dibandingkan
dengan anak normal dan anak dengan gangguan mental nondepresi.
Studi Keluarga
Data keluarga menunjukkan bahwa jika salah satu orang tua memiliki gangguan mood,
seorang anak akan memiliki risiko antara 10 dan 25 persen untuk gangguan mood. Jika
kedua orang tuanya terpengaruh, risiko ini akan meningkat dua kali lipat. Semakin banyak
anggota keluarga yang terpengaruh, semakin besar risikonya bagi seorang anak. Risikonya
lebih besar jika anggota keluarga yang terkena adalah kerabat tingkat pertama daripada
kerabat yang jauh (Sadock et al., 2015).
Studi Adopsi
Studi adopsi memberikan alternatif untuk memisahkan faktor genetik dan lingkungan
keluarga dalam penularan. Satu penelitian besar menemukan peningkatan tiga kali lipat
dalam tingkat gangguan bipolar dan peningkatan dua kali lipat pada gangguan unipolar pada
keluarga biologis dari pengguna bipolar (Sadock et al., 2015).
Studi Kembar
Studi kembar memberikan pendekatan yang paling kuat untuk memisahkan genetik dari
faktor lingkungan. Data kembar memberikan bukti yang meyakinkan bahwa gen hanya
menjelaskan 50 hingga 70 persen etiologi gangguan suasana hati. Lingkungan atau faktor
lain merupakan sisanya. Studi ini menemukan tingkat konkordansi untuk gangguan mood
pada kembar monozigotik (MZ) dari 70 hingga 90 persen dibandingkan dengan kembar yang
sama-seks dizigotik (DZ) 16 hingga 35 persen (Sadock et al., 2015).
3) Faktor Psikososial
Faktor Psikososial
Teori Kognitif
Aaron Beck mempostulatkan tiga kognitif depresi yang terdiri dari (1) pandangan diri sendiri
tentang suatu ajaran diri yang negatif, (2) tentang kecenderungan yang menginginkan dunia
untuk bermusuhan, dan (3) tentang harapan penderitaan serta kegagalan masa depan (Sadock
et al., 2015).
Teori Ketidakberdayaan
Teori ketidakberdayaan yang dipelajari dari depresi menghubungkan fenomena depresif
dengan pengalaman peristiwa yang tak dapat dikendalikan. Behavioris menekankan bahwa
peningkatan depresi bergantung pada pembelajaran pasien, rasa kontrol dan penguasaan
lingkungan (Sadock et al., 2015).
Klasifikasi
Dokter biasanya mendiagnosa gangguan jiwa dengan menggunakan Panduan Diagnosa
dan Statistik Gangguan Jiwa (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, DSM).
Menurut DSM, ada empat tipe gangguan bipolar.
Gangguan bipolar tipe I, ditentukan oleh episode manik atau campuran yang
berlangsung setidaknya selama tujuh hari, atau oleh episode manik yang
sedemikian parah yang membuat orang tersebut membutuhkan perawatan di
rumah sakit. Biasanya, orang tersebut juga memiliki episode depresi, biasanya
berlangsung selama dua minggu.
Gangguan bipolar tipe II ditentukan oleh pola episode depresi yang berlangsung
bolak-balik dengan gangguan hipomanik, akan tetapi bukan merupakan mania
penuh atau episode campuran.
Gangguan bipolar tidak terbedakan (Bipolar Disorder Not Otherwise Specified, BP-
NOS) disandangkan sebagai sebuah diagnosa saat seseorang memiliki gejala
penyakit yang tidak memenuhi kriteria baik untuk bipolar tipe I atau II. Gejala-
gejalanya mungkin tidak berlangsung cukup lama, atau orang tersebut memiliki
terlalu sedikit gejala untuk didiagnosa dengan bipolar I atau II. Gejalagejalanya
nyata-nyata berbeda dengan rentang perilaku normal orang tersebut.
Siklotimia atau gangguan siklotimik adalah gangguan yang lebih ringan dari bipolar.
Orang yang mengalami siklotimia memiliki episode hipomania yang bolak-balik
dengan depresi ringan selama dua tahun. Gejala-gejalanya tidak memenuhi kriteria
diagnostik untuk tipe bipolar manapun.
Beberapa orang memiliki diagnosa dengan gangguan bipolar siklus cepat, yaitu
gangguan dengan empat episode atau lebih yang mencakup depresi mayor, mania,
hipomania, atau gejala campuran dalam kurun waktu setahun.
Mengenal gangguan bipolar diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Dinarti, S.Kp, MAP & Anta Samsara, Nasional
institute of health Mental
Kapplan saddock psikologi klinis.
Indikasi:
Untuk Sindroma Depresi
Kontraindikasi:
Penyakit jantung koroner, MCI, khususnya pada usia lanjut
Glaukoma, Retensi Urin, Hipertrofi Prostat, gangguan fungsi hati, Epilepsi
Pada penggunaan obat Lithium, kelainan fungsi jantung, ginjal dan kelenjar thyroid
Wanita hamil dan menyusui tidak dianjuran menggunaan TCA, resiko teratogenik
besar (khususnya trimester 1) dan TCA diekskresi melalui ASI
Mekanisme Kerja:
Menghambat “re-uptake aminergik neurotransmitter” (Noradrenalin, serotonin, dopamin)
dan menghambat penghancuran oleh enzim MAO (Monoamine Oxidase) sehingga terjadi
peningkatan jumlah aminergik neurotrasmitter pada sinaps neuron di SSP.
Dosis:
Yang perlu dipertimbangkan:
Onset efek primer: sekitar 2 – 4 minggu
Onset efek sekunder: sekitar 12 – 24 jam
Waktu paruh: 12 – 48 jam ( pemberian 1 – 2x / hari )
Ada 5 proses dalam pengaturan dosis:
Initiating Dosage (Test dose) untuk mencapai dosis anjuran selama mgg I
Titrating Dosage (Optimal dose) mulai dosis anjuran sampai mencapai dosis
efektif dosis optimal
Stabilizing Dosage (Stabilizing dose) dosis optimal dipertahankan selama 2 – 3
bulan
Maintaining Dosage (Maintaining dose) selama 3 – 6 bulan. Biasanya dosis
pemeliharaan: ½ dosis optimal
Tapering Dosage (Tapering dose) selama 1 bulan. Kebalikan dari proses “Initiating
Dosage”
Efek Samping:
Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun,
kemampuan kognitif menurun, dll)
Efek Antikolinergik (mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi, sinus
tekikardia, dll)
Efek Anti-adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi)
Efek Neurotoksis (tremor halus, gelisah, agitasi, insomnia)
Cara mengatasinya:
Gastric lavage (hemodialisis tdk bermanfaat oleh karena obat Trisiklik bersifat
“protein binding” forced diuresis juga tdk bermanfaat oleh karena “renal excretion
of free drug” rendah)
Diazepam 10 mg (im) untuk mengatasi konvulsi
Prostigmine 0,5 – 1,0 mg (im) untuk mengatasi efek anti-kolinergik (dapat diulangi
sampai gejala mereda)
Monitoring EKG untuk deteksi kelainan jantung
Maslim, Rusdi, Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik, 2001, Edisi ke-3
Terapi Fisik
Litium efektif dalam membuat remisi gangguan bipolar, mania dan mungkin
bermanfaat dalam pengobatan depresi bipolar akut dan beberapa depresi unipolar.
Antikonvulsan juga sama baik dengan litium untuk mengobati kondisi akut, meskipun
kurang efektif untuk rumatan. Antidepresan dan litium dapat dimulai bersama –
sama dan litium diteruskan setelah remisi.
Antipsikotik di perlukan bagi pasien psikotik, paranoid, atau pasien yang sangat
agitasi, tunggal atau bersama-sama dengan antidepresan, litium, atau ECT-anti
depresan yang baru juga terlihat efektif.
ECT mungkin merupakan terapi terpilih:
- Bila obat tidak berhasil setelah satu atau lebih dari 6 minggu pengobatan.
- Bila kondisi pasien menuntut remisi segera (misal, bunuh diri yang akut).
- Pada beberapa depresi psikotik.
- Pada pasien yang tak dapat mentoleransi obat (misal, pasien tua yang
berpenyakit jantung). Lebih dari 90% pasien memberikan respons.
David A. Tomb, Buku Saku Psikiatri Ed. 6, EGC
10. Apa yang bisa dilakukan oleh orang terdekat terhadap pasien?
*pendekatan seperti curhat tentang apa yang dikeluhkannya selama ini
*memberi semangat ,motivasi dalam hidupnya