Anda di halaman 1dari 37

Dr.

ALTIN WALUYATI SpKJ


KOLONEL PURN
JABATAN TERAKHIR : KADEP KESWA
RSPAD GS DITKESAD
STATUS : MENIKAH
ANAK : DUA ORANG
GANGGUAN AFEKTIF

OLEH : Dr. ALTIN WALUYATI SpKJ


GANGGUAN AFEKTIF
 KELAINAN DASAR DARI KELOMPOK GANGGUAN INI ADALAH PERUBAHAN
SUASANA PERASAAN (MOOD) ATAU AFEK
 BISA DEPRESI (DENGAN ATAU TANPA ANXIETAS YANG MENYERTAINYA),
ATAU
 ELASI (SUASANA PERASAAN YANG MENINGKAT)
 BIASANYA DISERTAI DENGAN SUATU PERUBAHAN PADA KESELURUH
TINGKAT AKTIVITAS, EMOSI DAN EKSPRESI.
 GEJALA LAINNYA ADALAH SEKUNDER TERHADAP PERUBAHAN ITU, ATAU
MUDAH DIPAHAMI HUBUNGANNYA
DENGAN PERUBAHAN TERSEBUT.
MOOD atau AFEK
 MOOD : EMOSI YG PERVASIVE DIBARENGI DG EMOSI
PERASAANNYA YG SESUAI PERSEPSINYA TTG
LINGKUNGANNYA
 SEBERAPA DALAM, INTENSITAS, LAMANYA, FLUKTUASI
 PENJELASAN : DEPRESI, PUTUS ASA, IRRITABEL, PENCEMAS,
MARAH, EKSPANSIF (SUKA CURHAT), HAMPA, MERASA
BERSALAH, KOSONG, MERENDAHKAN DIRI, KACAU,
MENAKUTKAN, LABILE.
MOOD atau AFEK
 AFEK : RESPONS EMOSI PASIEN PD SAAT ITU
 DILIHAT DARI EKSPRESI
 BISA SESUAI ATAU TIDAK DENGAN MOOD
 DIJELASKAN DENGAN : NORMAL. MENINGKAT, MENURUN
ATAU DEPRESI, TERBATAS, TUMPUL, MENDATAR
MOOD atau AFEK
 DIJELASKAN DENGAN : NORMAL. MENINGKAT, MENURUN ATAU DEPRESI,
TERBATAS, TUMPUL, MENDATAR
 NORMAL : RANGE LUAS, MEMP KEMAMPUAN
EKSPRESI YG LUAS. MAMPU MENGKONTROL
EMOSI, MOOD DAN AFEK, NADA BICARA, BAHASA TUBUH.
 TERBATAS, TUMPUL, MENDATAR : EKSPRESI TERBATAS, BICARA MONOTON,
GERAK TERBATAS
 MENINGKAT : EKSPANSIF, FLIGHT OF IDEA, TDK INGIN TIDUR. SANGAT PD, IDE-
IDE KEBESARAN, FUNGSI SOS DAN PEK TGG.

 MENURUN ATAU DEPRESI : KURANG ENERJI DAN MINAT, MERASA BERSALAH,


SULIT KONSENTRASI, KURANG NAFSU MAKAN , IDE-IDE BUNUH DIRI,
AKTIFITAS DAN KOGNITIF , FUNGSI SOS DAN PEK TGG
GANGGUAN AFEKTIF
GG DEPRESI
GG AFEKTIF
MAYOR GG BIPOLAR I
DSM IV
GG AFEKTIF
MINOR
GANGGUAN SUASANA PERASAAN
(MOOD/AFEKTIF)

 EPISODE MANIK
 GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR
 EPISODE DEPRESIF
 GANGGUAN DEPRESIF BERULANG
 GANGGUAN SUASANA PERASAAN (
MOOD / AFEKTIF ) MENETAP
 GANGGUAN SUASANA PERASAAN (
MOOD / AFEKTIF) LAIN NYA
EPISODE MANIK
1. Hipomania
2. Mania tanpa gejala psikotik
3. Mania dengan gejala psikotik
4. Episode manik lainnya
5. Episode manik YTT
Hipomania

• Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania


(F30.1), afek yang meninggi atau berubah disertai
peningkatan aktivitas, menetap selama sekurang-
kurangnya beberapa hari berturut-turut, pada suatu
derajat intensitas dan yang bertahan melebihi apa
yang digambarkan bagi siklotimia (F34.0), dan tidak
disertai halusinasi atau waham.
• Pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan
aktivitas sosial memang sesuai dengan diagnosis
hipomania, akan tetapi bila kekacauan i t u berat
atau menyeluruh, maka | diagnosis mania (F30.1 atau
F30.2) harus ditegakkan.
Mania tanpa gejala
psikotik
 Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu,
dan cukup berat sampai mengacaukan seluruh atau hampir
seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa dilakukan.
 Perubahan afek harus disertai dengan energi yang
bertambah sehingga terjadi aktivitas berlebihan,
percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan
tidur yang berkurang, ide-ide perihal kebesaran
/"grandiose ideas" dan terlalu optimistik.
Mania dengan gejala
psikotik
 Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat
dari P30.1 (mania tanpa gejala psikotik).
 Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat
berkembang menjadi waham kebesaran (delusion of
grandeur), iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham kejar
(delusion of persecution). Waham dan halusinasi “sesuai"
dengan keadaan afek tersebut (mood-congruent).
GANGGUAN AFEKTIF
BIPOLAR
Gangguan ini tersifat oleh episode berulang (sekurang-kurangnya
Dua episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas
terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek
disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania),
pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan
energi dan aktivitas (depresi).
Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempuma
antar episode. Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba
dan berlangsung antara 2 minggu sampai 4 - 5 bulan, episode
depresi cenderung berlangsung lebih lama (rata-rata sekitar 6
Bulan) meskipun jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia
Lanjut. Kedua macam episode i t u seringkali terjadi setelah
peristiwa hidup yang penuh stres atau trauma mental lain (adanya
stres tidak esensial untuk penegakkan diagnosis).
Termasuk : Gangguan atau psikosis manik-depresif
Tidak termasuk : Gangguan bipolar , episode manik tunggal
GANGGUAN AFEKTIF
BIPOLAR
1. Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik
2. Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa
gejala psikotik
3. Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan
gejala psikotik
4. Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif rinfaf
atau sedang
* Tanpa gejala somatik
* Dengan gejala somatik
GANGGUAN AFEKTIF
BIPOLAR
5. Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif
Berat tanpa gejala psikotik
6. Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif
berat dengan gejala psikotik
7. Gangguan afektif bipolar, episode kini campuran
8. Gangguan afektif bipolar, kini dalam remisi
9. Gangguan afektif bipolar lainnya
10. Gangguan afektif bipolar YTT
EPISODE DEPRESIF
1. Episode depresif ringan
* Tanpa gejala somatik
* Dengan gejala somatik
2. Episode depresif sedang
* Tanpa gejala somatik
* Dengan gejala somatik
3. Episode depresif berat tanpa gejala psikotik
4. Episode depresif berat dengan gejala psikotik
5. Episode depresif lainnya
6. Episode depresif YTT
gangguan DEPRESIF
berulang
1. Gangguan depresif berulang, episode kini ringan
* Tanpa gejala somatik
* Dengan gejala somatik
2. Gangguan depresif berulang, episode kini sedang
* Tanpa gejala somatik
* Dengan gejala somatik
gangguan DEPRESIF
berulang
3. Gangguan depresif berulang, episode kini berat tan;
gejala psikotik
4. Gangguan depresif berulang, episode kini berat den
gejala psikotik
5. Gangguan depresif berulang, kini dalam remisi
6. Gangguan depresif berulang lainnya
7. Gangguan depresif berulang YTT
gangguan suasana
perasaan (mood/afektif)
menetap
1. Siklotimia
2. Distimia
mood
3. Gangguan suasana perasaan (mood /afektif)
menetap lainnya
4. Gangguan suasana perasaan (mood /afektif) menetap YTT
GANGGUAN SUASANA PERASAAN
( M O O D / A F E K T I F)
LAINNYA
1. Gangguan suasana perasaan (mood [afektif])
tunggal lainnya
EPI
- Episode afektif campuran
2. Gangguan suasana perasaan (mood [afektifl)
berulang lainnya
- Gangguan depresif singkat berulang
3. Gangguan suasana perasaan (mood [afektif])
lainnya YDT
GANGGUAN AFEKTIF
BIPOLAR
 FAKTOR BIOLOGI : NE, SEROTONIN

 FAKTOR GENETIK

 FAKTOR PSIKOSOSIAL
TERAPI
 TUJUAN : KESELAMATAN PASIEN, UTK DIAGNOSIS,
MENURUNKAN STRESOR
 FARMAKOTERAPI, TERAPI PSIKOSOSIAL, TERAPI KOGNITIF.
 HIPNOTERAPI
 PSIKOTERAPI
 FAMILY TERAPI
TERIMAKASIH
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF

 Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila


gejala-gejala defmitif adanya skizofrenia dan gangguan
afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan
(simultaneously), atau dalam beberapa hari yang satu sesudah
yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan
bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak
memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode manik
atau depresif.
 Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan
gejala skizofrenia dan gangguan afektif tetapi dalam
episode penyakit yang berbeda.
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF

 Bila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif


setelah mengalami suatu episode psikotik, diberi kode
diagnosis F20.4 (Depresi Pasca-skizofrenia).
Beberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif berulang,
baik berjenis manik (F25.0) maupun depresif (F25.1) atau
campuran dari keduanya (F25.2).
Pasien lain mengalami satu atau dua episode skizoafektif terselip
diantara episode manik atau depresif (F30-F33).
SKIZOFRENIA
Harus ada sedikitnya satu gejala berikuti ini yang
amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila
gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas) :
(a) - "thought echo" = isi pikiran dirinya sendiri yang
berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak
keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda; atau
(b) - "thought insertion or withdrawal" = isi pikiran
yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya
(insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
(c) - "thought broadcasting" = isi pikirannya tersiar
keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya
SKIZOFrEnia

(b) - "delusion' of control" = waham tentang dirinya


dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari
luar; atau
- "delusion of influence" = waham tentang dirinya
dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari
luar; atau
- "delusion of passivity" = waham tentang dirinya
tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu
kekuatan dari luar;
SKIZOFrEnia
(tentang "dirinya" = secara jelas merujuk ke
pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran,
tindakan, atau penginderaan khusus);
- "delusional perception" = pengalaman inderawi
yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi
dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;
(c) halusinasi auditorik :
- suara halusinasi yang berkomentar secara terus
menerus terhadap perilaku pasien, atau
- mendiskusikan perihal pasien di antara mereka
sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara),
atau
- jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah
satu bagian tubuh
SKIZOFrEnia

(d) waham-waham menetap jenis lainnya, yang


menurut
budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu
yang mustahU, misalnya perihal keyakinan agama
atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan
di atas manusia biasa (misalnya mampu
mengendalikan
cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing
dari dunia lain).
• Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang
harus
selalu ada secara jelas :
SKIZOFrEnia
(e) halusinasi yang menetap dari panca-indera apa
saja, apabila disertai baik oleh waham yang
mengambang maupun yang setengah berbentuk
tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun
disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas)
yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari
selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan
terus menerus;
(f) arus pikiran yang terputus (break) atau yang
mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat
inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan,
atau neologisme;
SKIZOFrEnia
(g) perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah
(excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau
fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;
(h) gejala-gejala "negatif, seperti sikap sangat apatis,
bicara yang jarang, dan respons emosional yang
menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial
dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas
bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
depresi atau medikasi neuroleptika;
SKIZOFrEnia
 Adanya gejala-gejala khas' tersebut diatas telah
berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau
lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal);
 Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan
bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality)
dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya
minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu,
sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed
attitude), dan penarikan diri secara sosial.
gangguan SKIZOafektif
tipe manik
• Kategori ini digunakan baik untuk episode
skizoafektif tipe manik yang tunggal maupun untuk
gangguan berulang dengan sebagaian besar episode
skizoafektif tipe manik.
• Afek harus meningkat secara menonjol atau ada
peningkatan afek yang tak begitu menonjol
dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan
yang memuncak.
• Dalam episode yang sama harus jelas ada
sedikitnya satu atau lebih baik lagi dua, gejala
skizofrenia yang khas
(sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia, F20.-
pedoman diagnostik (a) sampai dengan (d)
gangguan SKIZOafektif
tipe depresif
Kategori ini harus dipakai baik untuk episode
skizoafektif tipe depresif yang tunggal, dan untuk
gangguan berulang dimana sebagian besar episode
didominasi oleh skizoafektif tipe depresif.
Afek Depresif harus menonjol, disertai oleh
sedikitnya dua gejala khas, baik depresif maupun
kelainan perilaku terkait seperti tercantum dalam
uraian untuk episode depresif (F32);
Dalam episode yang sama, sedikitnya harus jelas ada
satu, dan sebaiknya ada dua, gejala khas skizofrenia
(sebagaimana ditetapkan dalam pedoman diagnostik
skizofrenia, F20.-, (a) sampai (d)).
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai